36

Click here to load reader

Lapkas Vertigo Uffi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hfnbvb

Citation preview

Page 1: Lapkas Vertigo Uffi

Nama : Ufi Aminatun

Pembimbing : dr. Asril Tanjung Sp.S

Kasus : Vertigo + Trauma Kapitis

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Maslaini

Umur : 61 tahun

Alamat :jln. Bintan

Pekerjaan :IRT

Agama :islam

Status Perkawinan :menikah

No. RM :09-97-15

Tanggal Masuk :14-03-16

Ruang/Kelas :III

B. ANAMNESIS ( autoanamnesis/ alloanamnesis atau heteroanamnesis)

Keluhan Utama :

pusing berputar dan terjatuh saat ke kamar mandi

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh pusing berputar, dirasakan sejak 6 hari SMRS. Pusing yang dirasakan

seperti sekitarnya berputar pada saat badan berubah posisi yaitu pada saat berbalik badan,

saat mau berbaring dari duduk atau sebaliknya, dan saat sedang berjalan.

Berdasarkan auto dan alloanamnesis, pasien telah mengalami jatuh saat ke kamar mandi

dan kepala terbentur oleh dinding, kemudian dibawa ke UGD RSUD DUMAI.

Page 2: Lapkas Vertigo Uffi

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Pribadi dan sosial :

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : komposmentis

Tinggi badan : 155

Berat badan : 50

Tanda Vital

- Tekanan darah : 120/70

- Frekuensi nadi : 88 x/i

Page 3: Lapkas Vertigo Uffi

- Frekuensi Pernafasan : 20 x/i

- Suhu : 36,8 C0

Kepala

Rambut :tidak mudah dicabut

Mata : sklera ikterik -/-, konjugtiva anemis -/-, reflek cahaya -/-

Hidung : sekret (-) deviasi septum

Mulut : bibirkering (-)

Telinga : kelainan kongenital (-) keluar cairan dari telinga(-)

Leher : spasme otot-otot leher (-)

Kelenjar Getah Bening

- Leher : tidak ada pembesaran

- Aksila : tidak ada pembesaran

- Inguinal : tidak ada pembesaran

Thoraks

a. Paru-paru

Inspeksi : gerakan dinding dada simtris, bentuk dada normal

Palpasi : gerakan dinding dada simteris

Perkusi : .sonor pada seluruh lapangan paru

Auskultasi : vesikuler -/- , ronkhi -/- , wheezing -/-

b. Jantung

Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat

Palpasi : icus kordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra

Perkusi :

- Batas jantung kanan: SIC IV linea sternalis dekxtra

- Batas jantung kiri : SIC V linea midclavikula sinistra

Auskultasi : bunyi jantung I & II reguler, gallop (-) Murmur (-)

Page 4: Lapkas Vertigo Uffi

Abdomen

Inspeksi : bentuk datar, distensi (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : supel,nyeri tekan (-)

Perkusi : timpani

Ekstremitas

Superior : akral hangat CTR <2 detik, edema -/- kelemahan -/-

Inferior : akral hangat CTR <2 detik, edema -/- kelemahan -/-

2. Status Neurologis

a) Tanda Rangsang Selaput Otak:

Kaku Kuduk : negatif

Brudzinski I : negatif

Brudzinski II : negatif

Kernig Sign : tidak terbatas

Lasegue : tidak terbatas

b) Pemeriksaan Saraf Kranial:

N.I (N. Olfactorius)

Penciuman Kanan Kiri

Sensorik

Subyektif

Normal Normal

Obyektif dengan bahan Normal Normal

N.II (N. Optikus)

Penglihatan Kanan Kiri

Page 5: Lapkas Vertigo Uffi

Sensorik

Tajam penglihatan

Normal Normal

Lapang pandang Normal Normal

Melihat warna Normal Normal

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pupil :

Bentuk

Refleks cahaya

Refleks konvergensi

Normal

Positif

Normal

Normal

Positif

Normal

N.III (N. Okulomotorius)

Kanan Kiri

Motorik

Bola mata

Normal Normal

Ptosis Tidak ada Tidak ada

Strabismus Tidak ada Tidak ada

Nistagmus Tidak ada Tidak ada

Ekso/Endophtalmus Tidak ada Tidak ada

N. IV (N. Trochlearis)

Kanan Kiri

Page 6: Lapkas Vertigo Uffi

Motorik

Gerakan mata ke bawah

Diplopia

N. VI (N. Abduscen)

Kanan Kiri

Motorik

Gerakan mata lateral

Diplopia

N. V (N. Trigeminus)

Kanan Kiri

Motorik :

Membuka mulut

Menggerakkan rahang

Menggigit

Mengunyah

Sensorik :

Divisi Optalmika

- Refleks kornea

- Sensibilitas

Divisi Maksila

- Refleks masseter

- Sensibilitas

Divisi Mandibula

- Sensibilitas

Page 7: Lapkas Vertigo Uffi

N. VII (N. Facialis)

Kanan Kiri

Motorik

Raut wajah

Fisura palpebra

Menggerakkan dahi

Menutup mata

Mencibir/bersiul

Memperlihatkan gigi

Sensorik

Sensasi lidah 2/3 depan

Hiperakusis

N. VIII (N. Vestibulocochlearis)

Kanan Kiri

Sensorik

Suara berbisik

Detik arloji

Renne test

Scwabach test

Webber test :

Memanjang

Page 8: Lapkas Vertigo Uffi

Memendek

Nistagmus :

Pendular

Vertikal

Siklikal

N. IX (N. Glossopharingeus) + N. X (N. Vagus)

Kanan Kiri

Motorik

Arkus faring

Uvula

Menelan

artikulasi

Suara

Nadi

Kanan Kiri

Sensorik

Sensasi lidah 1/3 belakang

Refleks muntah/Gag reflek

N. XI (N. Assesorius)

Page 9: Lapkas Vertigo Uffi

Kanan Kiri

Motorik

Menoleh

Mengangkat bahu

N. XII (N. Hipoglossus)

Kanan Kiri

Motorik

Kedudukan lidah di dalam

Kedudukan lidah dijulurkan

Tremor

Atrofi

Fasikulasi

c) Pemeriksaan Koordinasi

Cara berjalan Tes jari-hidung

Romberg test Tes jari-jari

Tes tumit-lutut Supinasi- pronasi

d) Pemeriksaan Fungsi Motorik

Page 10: Lapkas Vertigo Uffi

A. Berdiri dan

Berjalan

Kanan Kiri

Gerakan spontan

Tremor

Atetosis

Mioklonik

Khorea

Ekstremitas Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan

Kekuatan

Trofi

Tonus

e) Pemeriksaan Sensibilitas

Luar

Sensibilitas taktil Sensibilitas nyeri Sensibilitas suhu

Dalam

Sensibilitas tekan

Sensibilitas posisi

Sensibilitas getar

Page 11: Lapkas Vertigo Uffi

Kortikal

Stereognosis

Sensasi 2 titik

f) Sistem Refleks

Refleks Fisiologis Kanan Kiri

Kornea

Biseps

Triseps

Achilles

Patella

Refleks Patologis Kanan Kiri

Lengan

Hoffman-Tromner

Tungkai

Babinski

Chaddoks

Oppenheim

Gordon

Schaeffer

Page 12: Lapkas Vertigo Uffi

Klonus

Patella

Achiles

3. Fungsi Otonom

Miksi :

Defekasi :

Sekresi keringat :

D. RESUME

Page 13: Lapkas Vertigo Uffi

F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

G. MASALAH

Diagnosis Klinis :

Page 14: Lapkas Vertigo Uffi

Diagnosis Topik :

Diagnosis Etiologi :

Diagnosis Banding :

BAB II

Page 15: Lapkas Vertigo Uffi

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Vertigo adalah suatu istilah yang bersumber dari bahasa latin vertere yang artinya

memutar. Vertigo merupakan keluhan subyektif dalam bentuk rasa berputar dari

tubuh/kepala atau lingkungan disekitarnya. Vertigo dapat merupakan gejala mandiri tanpa

ada gejala lain tetapi dapat juga merupakan kumpulan gejala (sindroma). Sindroma vertigo

biasanya terdiri dari gejala vertigo, mual, muntah, nistagmus dan unsteadiness (rasa goyah)

(Joesoef dan Kusumastuti, 2002).

B. Epidemiologi

Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu dengan prevalensi

sebesar 7 %. Pada sebuah studi mengemukakan vertigo lebih banyak ditemukan pada

wanita di banding pria (2:1),sekitar 88% pasien mengalami episode rekuren.

C. Etiologi

D. Faktor Pencetus

Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada vertigo vestibular

perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan posisi, penyebab yang paling mungkin

adalah BPPV. Infeksi virus yang baru pada saluran pernapasan atas kemungkinan

berhubungan dnegan acute vestibular neutritis atau acute labyrhinti. Faktor yang

mencetuskan migraine dapat menyebabkan vertigo jika pasien vertigo bersamaan dengan

migraine. Vertigo dapat disebabkan oleh fistula perilimfatik Fistula perimfatik dapat

disebabkn oleh trauma baik langsung ataupun barotraumas, mengejan. Bersin atau

gerakan yang mengakibatkan telinga ke bawah akan memprovokasi vertigo pada pasien

dengan fistula perilimfatik. Adanya fenomena Tullio’s (nistagmus dan vertigo yang

disebabkan suara bising pada frekuensi tertentu) mengarah kepada penyebab perifer.

Page 16: Lapkas Vertigo Uffi

E. Stess psikis yang berat dapat menyebabkan vertigo, menanyakan tentang stress psikologis

atau psikiatri terutama pada pasien yang pada anamsesis tidak cocok dengan penyebab

fisik vertigo manapun. 3

F. GEJALA KLINIS

Gejala klinis pasien dengan dizziness dan vertigo dapat berupa gejala primer, sekunder

ataupun gejala non spesifik. Gejala primer diakibatkan oleh gangguan pada sensorium. Gejala

primer berupa vertigo, impulsion, oscilopsia, ataxia, gejala pendengaran. Vertigo, diartikan

sebagai sensasi berputa. Vertigo dapat horizontal, vertical atau rotasi. Vertigo horizontal merupa

tipe yang paling sering, disebabkan oleh disfungsi dari telinga dalam. Jika bersamaan dengan

nistagmus, pasien biasanya merasakan sensasi pergerakan dari sisi yang berlawanan dengan

komponen lambat. Vertigo vertical jarang terjadi, jika sementara biasanya disebabkan oleh

BPPV. Namun jika menetap, biasanya berasal dari sentral dan disertai dengan nistagmus dengan

gerakan ke bawah atau ke atas. Vertigo rotasi merupakan jenis yang paling jarang ditemukan.

Jika sementara biasnaya disebabakan BPPV namun jika menetap disebabakan oleh sentral dan

biasanya disertai dengan rotator nistagmus. 12

Impulsi diartikan sebagai sensasi berpindah, biasanya dideskrepsikan sebagai sensais

didorong atau diangkat. Sensasi impulse mengindikasi disfungsi apparatus otolitik pada telinga

dalam atau proses sentral sinyal otolit 12

Oscilopsia ilusi pergerakan dunia yang dirovokasi dengan pergerakan kepala. Pasien

dengan bilateral vestibular loss akan takut untuk membuka kedua matanya. Sedangkan pasien

dnegan unilateral vestibular loss akan mengeluh dunia seakan berputar ketika pasien menoleh

pada sisi telinga yang mengalami gangguan. 12

Ataksia adalah ketidakstabilan berjalan, biasnaya universal pada pasien dengan vertigo

otologik dan sentral. 12

Gejala pendengaran biasanya berupa tinnitus, pengurangan pendengaran atau distorsi dan

sensasi penuh di telinga.12

Gejala sekunder meliputi mual, gejala otonom, kelelahan, sakit kepala, dan sensiivitas

visual. 12

Page 17: Lapkas Vertigo Uffi

Gejala nonspesifik berupa giddiness dan light headness. Istilah ini tidak terlalu memiliki

makna pada penggunaan biasanya. Jarang dignkan pada pasien dengan disfungsi telinga namun

sering digunakan pada pasien vertigo yang berhubungan dengan problem medic. 12

. Suatu informasi penting yang didapatkna dari anamnesis dapat digunakan untuk

membedakan perifer atau sentral meliputi:2

Karekteristk dizziness

Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah sensasi berputar,

atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau liht headness, atau hanya suatu perasaan

yang berbeda (kebingungan)

Keparahan

Keparahan dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya: pada acute vestibular

neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang dalam beberapa hari kedepan. Pada

Ménière’s disease, pada awalnya keparahan biasanya meningkat dan kemudian berkurang

setelahnya. Sedangakan pasien mengeluh vertigo ynag menetap dan konstan mungkin

memilki penyebab psikologis. 3

onset dan durasi vertigo

Durasi tiap episode memiliki nilai diagnostic yang signifikan, semakin lama durasi

vertigo maka kemungkinan kea rah vertigo sentral menjadi lebih besar. Vertigo perifer

umumnya memilki onset akut dibandingkan vertigo sentral kecuali pada cerebrovascular

attack. Perbedaan onset dan durasi maisng-masing penyebab vertigo dapat dilihat pada

table 4. 2

Vertigo sentral biasanya berkembang bertahap (kecuali pada vertigo sentral yang

berasal dari vascular misalnya CVA). Lesi sentral biasanya menyebabkan tanda

neurologis tambahan selain vertigonya, menyebabkan ketidakseimbnagan yang parah,

nystagmus murni vertical, horizontal atau torsional dan tidak dapat dihambat oleh fiksasi

mata pada objek.

Page 18: Lapkas Vertigo Uffi

G. Klasifikasi

Vertigo dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau otak) atau di

perifer (telinga – dalam, atau saraf vestibular) (Turner B, 2010).

1. Fisiologik : ketinggian, mabuk udara.

Vertigo fisiologik adalah keadaan vertigo yang ditimbulkan oleh stimulasi dari sekitar

penderita, dimana sistem vestibulum, mata, dan somatosensorik berfungsi baik. Yang

termasuk dalam kelompok ini antara lain :

Mabuk gerakan (motion sickness)

Mabuk gerakan ini akan ditekan bila dari pandangan sekitar (visual surround)

berlawanan dengan gerakan tubuh yang sebenarnya. Mabuk gerakan akan sangat

bila sekitar individu bergerak searah dengan gerakan badan. Keadaan yang

memperovokasi antara lain duduk di jok belakang mobil, atau membaca waktu

mobil bergerak.

Mabuk ruang angkasa (space sickness)

Mabuk ruang angkasa adalah fungsi dari keadaan tanpa berat (weightlessness).

Pada keadaan ini terdapat suatu gangguan dari keseimbangan antara kanalis

semisirkularis dan otolit.

Vertigo ketinggian (height vertigo)

Adalah uatu instabilitas subjektif dari keseimbangan postural dan lokomotor oleh

karena induksi visual, disertai rasa takut jatuh, dang gejala-gejala vegetatif.

2. Patologik : - sentral

- perifer

Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi (Lempert T, 2009):

Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak, cerebellum, atau

serebral

Page 19: Lapkas Vertigo Uffi

Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis

vestibulocochlear (N. VIII)

Medical vertigo dapat diakibatkan oleh penurunan tekanan darah , gula darah

yang rendah, atau gangguan metabolic karena pengobatan atau infeksi

sistemik

Ciri-ciri Vertigo perifer Vertigo sentral

Lesi Sistem vestibuler (telinga

dalam, saraf perifer)

Sistem vertebrobasiler dan

gangguan vaskular (otak,

batang otak, serebelum)

Penyebab Vertigo posisional

paroksismal jinak (BPPV),

penyakit maniere, neuronitis

vestibuler, labirintis,

neuroma akustik, trauma

iskemik batang otak,

vertebrobasiler insufisiensi,

neoplasma, migren basiler

Gejala gangguan

SSP

Tidak ada Diantaranya :diplopia,

parestesi, gangguan

sensibilitas dan fungsi

motorik, disartria, gangguan

serebelar

Intensitas

vertigo

Berat Ringan

Telinga

berdenging dan

atau tuli

Kadang-kadang Tidak ada

Page 20: Lapkas Vertigo Uffi

Nistagmus

spontan

+ -

Vertigo Sentral

Penyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan di batang otak atau di

serebelum. Untuk menentukan gangguan di batang otak, apakah terdapat gejala lain yang

khas bagi gangguan di batang otak, misalnya diplopia, parestesia, perubahan sensibilitas dan

fungsi motorik, rasa lemah (Mardjono M dan Sidharta, 2008).

Vertigo Perifer

Lamanya vertigo berlangsung (Kovar M, 2006):

a. Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detik

Paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna. Dapat dicetuskan oleh

perubahan posisi kepala. Berlangsung beberapa detik dan kemudian mereda. Paling sering

penyebabnya idiopatik (tidak diketahui), namun dapat juga diakibatkan oleh trauma di

kepala, pembedahan di telinga atau oleh neuronitis vestibular. Prognosis umumnya baik,

gejala menghilang secara spontan.

b. Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam

Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere

mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus.

c. Serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu

Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke unit darurat. Pada

penyakit ini, mulainya vertigo dan nausea serta muntah yang menyertainya ialah

mendadak, dan gejala ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.

Fungsi pendengaran tidak terganggu pada neuronitis vestibular. Pada pemeriksaan fisik

mungkin dijumpai nistagmus.

Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan

hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut

Page 21: Lapkas Vertigo Uffi

meskipun penderita tidak bergerak sama sekali. Sesuai kejadiannya, vertigo ada beberapa macam

yaitu vertigo spontan, vertigo posisi dan vertigo kalori (Turner B, 2010).

H. Patogenesis / patofisiologi

Secara umum vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang

mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) yang sebenarnya

dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat kesadaran). Susunan aferen yang

terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus

menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan

ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis

dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler,

visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih

dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah

proprioseptik (Kovar M, 2006).

Pada Vertigo post trauma dapat terjadi akibat kerusakan telinga dalam, N.VIII atau

hubungan vertibular sentral atau adanya salah pilih antara input sensoris yang dibutuhkan

untuk keseimbangan yang sempurna. Mekanisme vertigo post trauma kepala adalah trauma

kepala penetrasi seperti luka tembak yang merupakan penyebab utamanya, 40% mengenai

tulang temporal dan pada penderita yang hidup kerusakan labirin dan N. VIII menyebabkan

kerusakan permanen fungsi kohlea dan vertibular ; fraktur tulang tempora peka terhadap

trauma karena ia padat terletak pada dasar tengkorak dan mengandung rongga labyrin;

komosio labyrin yaitu perdarahan mikroskopis kohlea dan labyrin, terjadi paling sering

sesudah trauma oksipital; komosio serebri dimana vertigo disebabkan perubahan otak

mikroskopis yang difus yang menyertai komosio ringan, mekanisme paling sering kerusakan

otak akibat trauma kepala tumpul adalah gerakan dan deformitas otak pada waktu gerakan

kepala yang cepat tiba-tiba dihentikan, bagian viskoelastik otak menyebabkan ia tetap

Page 22: Lapkas Vertigo Uffi

bergerak, dengan rotasi di sekitar sumbu batang otak sehingga dapat menyebabkan

keruskaan saraf cranial, termasuk N.VIII; dan fistula perilympatik sebagai akibat rupture

membrane “oval or round window” (Joesoef dan Kusumastuti, 2002).

I. DIAGNOSIS

J. DIAGNOSIS BANDING

BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV)

adalah salah satu jenis vertigo vestibular tipe perifer yang paling sering dijumpai,

ditandai dengan serangan-serangan yang menghilang spontan. BPPV bukan suatu

penyakit, melainkan suatu sindroma sebagai gejala sisa dari penyakit pada telinga dalam.

Etiologi Idiopatik (50%) dan simtomatik (pasca trauma, pasca-labirintitis virus,

insufisiensi vertebrobasilaris, maniere, pasca-operasi, ototoksisitas, mastoiditis kronik.

Gejala klinis adalah vertigo timbul mendadak pada perubahan posisi, misalnya miring ke

satu sisi pada waktu berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk atau waktu menegakkan

kembali badan, menunduk atau menengadah, serangan berlangsung kurang dari 30 detik,

bisa disertai rasa mual, kadang-kadang muntah (Joesoef dan Kusumastuti, 2002).

VERTIGO OKULAR

timbul sebagai akibat dari ketidakcocokan visual-vestibular oleh karena gangguan

penglihatan pada kelainan refraksi atau paresis okulomotor. Vertigo ocular pada kelainan

refraksi bisa berlangsung lebih lama pada penggunaan kacamata berdioptri tinggi, pasca

operasi katarak untuk mengoreksi gangguan visus yang berat. Pada keadaan ini adaptasi

dengan refleks okulo-vestibular berjalan lambat atau tidak bisa mencukupi terutama pada

Page 23: Lapkas Vertigo Uffi

orang tua. Terapi ocular akibat kelainan refraksi bisa hilang tanpa terapi dan bersifat

sementara, oleh karena adanya kompensasi sentral (Joesoef dan Kusumastuti, 2002).

PENYAKIT MENIERE,

hidrops endolimfatik yang ditandai oleh berbagai kumpulan gejala berupa vertigo yang

episodic; gangguan pendengaran, tinnitus dan rasa penuh atau tertekan di dalam telinga.

Faktor yang dapat menimbulkan penyakit ini adalah gangguan lokal keseimbangan garam

dan air yang menyebabkan edema endolimf, gangguan regulasi otonom sistem endolimf,

alergi local telinga dalam, yang menyebabkan edema dan gangguan control otonom,

gangguan vaskularisasi telinga dalam terutama stria vaskularis. Gangguan duktus atau

sakus endolimfatik yang mengganggu absobrsi endolimf, dll. Gejala dan tanda khas yaitu

serangan pertama sangat berat berupa vertigo yang episodic, gangguan pendengaran yang

berfluktuasi, tinitus, serta rasa penuh dan tertekan di dalam telinga.tes gliserin yang

membuktikan adanya hidrops

K. TERAPI

Prinsip umum terapi Vertigo

Medikasi

Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa sangat

terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan pengobatan

simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus terapi dapat

dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan yang sering digunakan :

ANTIHISTAMIN

Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo. Antihistamin yang

dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin.

Antihistamin yang mempunyai anti vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di

Page 24: Lapkas Vertigo Uffi

susunan saraf pusat. Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya dengan

kemampuannya sebagai obat antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah

sedasi (mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek samping ini memberikan

dampak yang positif.

- Betahistin

Senyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat meningkatkan sirkulasi di

telinga dalam, dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Efek samping

Betahistin ialah gangguan di lambung, rasa enek, dan sesekali “rash” di kulit.

Betahistin Mesylate (Merislon)

Dengan dosis 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3 kali sehari per oral.

Betahistin di Hcl (Betaserc)

Dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet dibagi dalam

beberapa dosis.

- Dimenhidrinat (Dramamine)

Lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral

(suntikan intramuscular dan intravena). Dapat diberikan dengan dosis 25 mg – 50 mg

(1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping ialah mengantuk.

- Difhenhidramin Hcl (Benadryl)

Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50

mg, 4 kali sehari per oral. Obat ini dapat juga diberikan parenteral. Efek samping

mengantuk.

ANTAGONIS KALSIUM

Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis kalsium

Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering digunakan. Merupakan obat

supresan vestibular karena sel rambut vestibular mengandung banyak terowongan

kalsium. Namun, antagonis kalsium sering mempunyai khasiat lain seperti anti

kholinergik dan antihistamin. Sampai dimana sifat yang lain ini berperan dalam

mengatasi vertigo belum diketahui.

Page 25: Lapkas Vertigo Uffi

- Cinnarizine (Stugerone)

Mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular. Dapat mengurangi respons

terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15 – 30 mg, 3 kali sehari

atau 1 x 75 mg sehari. Efek samping ialah rasa mengantuk (sedasi), rasa cape, diare

atau konstipasi, mulut rasa kering dan “rash” di kulit.

FENOTIAZINE

Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti muntah). Namun

tidak semua mempunyai sifat anti vertigo. Khlorpromazine (Largactil) dan

Prokhlorperazine (Stemetil) sangat efektif untuk nausea yang diakibatkan oleh bahan

kimiawi namun kurang berkhasiat terhadap vertigo.

- Promethazine (Phenergan)

Merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif mengobati vertigo. Lama

aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam. Diberikan dengan dosis 12,5 mg – 25 mg (1 draze), 4

kali sehari per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atau intravena). Efek

samping yang sering dijumpai ialah sedasi (mengantuk), sedangkan efek samping

ekstrapiramidal lebih sedikit disbanding obat Fenotiazine lainnya.

- Khlorpromazine (Largactil)

Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan akut. Obat

ini dapat diberikan per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atau intravena).

Dosis yang lazim ialah 25 mg (1 tablet) – 50 mg, 3 – 4 kali sehari. Efek samping ialah

sedasi (mengantuk).

OBAT SIMPATOMIMETIK

Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya obat

simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah efedrin.

- Efedrin

Page 26: Lapkas Vertigo Uffi

Lama aktivitas ialah 4 – 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4 kali sehari.

Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti vertigo lainnya.

Efek samping ialah insomnia, jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi gelisah –

gugup.

OBAT PENENANG MINOR

Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan yang

diderita yang sering menyertai gejala vertigo.efek samping seperti mulut kering dan

penglihatan menjadi kabur.

- Lorazepam

Dosis dapat diberikan 0,5 mg – 1 mg

- Diazepam

Dosis dapat diberikan 2 mg – 5 mg.

OBAT ANTI KHOLINERGIK

Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas sistem vestibular

dan dapat mengurangi gejala vertigo.

- Skopolamin

Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin dan mempunyai

khasiat sinergistik. Dosis skopolamin ialah 0,3 mg – 0,6 mg, 3 – 4 kali sehari.

Page 27: Lapkas Vertigo Uffi

DAFTAR PUSTAKA

1. Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and vestibular

migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338

2. Labuguen, RH. 2006. Initial Evaluation of Vertigo ini Journal American Family Physician

January 15, 2006 ◆ Volume 73, Number 2

3. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008

4. Mark, A. 2008. Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical Assesment and

Diagnosis. British Journal of Hospital Medicine, June 2008, Vol 69, No 6

5. Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006. Diagnosing and Treating: Benign Paroxysmal

Positional Vertigo in Journal Gerontological of Nursing. December:2006