28
LAPORAN KINERJA 2019 Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Ujung Pandang No.1, Kompleks Fort Rotterdam, Makassar

LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

LAPORAN KINERJA 2019

Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jalan Ujung Pandang No.1, Kompleks Fort Rotterdam, Makassar

Page 2: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana
Page 3: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. GAMBARAN UMUM .................................................................................. 1

B. DASAR HUKUM .......................................................................................... 5

C. TUGAS DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI .................... 5

D. ISU-ISU STRATEGIS/PERMASALAHAN ................................................ 6

BAB II. PERENCANAAN KINERJA .............................................................................. 7

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................... 11

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ........................................................... 11

B. REALISASI ANGGARAN ........................................................................... 18

BAB IV. PENUTUP ......................................................................................................... 20

LAMPIRAN Dokumen Perjanjian Kinerja Dokumen Pengukuran Kinerja

DAFTAR ISI

Page 4: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

iii

Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019,

menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana diterapkan dalam

Perjanjian Kinerja tahun 2019, tingkat ketercapaian indikator kinerja lebih detail diuraikan pada

BAB III.

Secara umum capaian kinerjanya adalah sebagai berikut:

Beberapa permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target antara lain:

1. Kompetensi ASN BPCB Sulawesi Selatan masih minim, terutama dalam hal pengadaan

barang dan jasa sehingga hasil kerja tidak maksimal;

2. Kondisi geografis wilayah kerja yang luas;

3. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan teknis lapangan masih minim.

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan/kendala yang muncul antara lain :

1. Peningkatan kompetensi ASN melalui Pendidikan dan Pelatihan, Magang dan

diikutsertakan dalam kegiatan sesuai dengan jabatannya serta pengusulan pegawai menjadi

tenaga fungsional tertentu;

2. Melaksanakan kegiatan pendahuluan dalam rangka survey kondisi geografis di daerah

rencana kegiatan;

3. Mengadakan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan kegiatan.

0 0 13 13 11

6032 30

46 52107 9

15 14

0

50

100

2015 2016 2017 2018 2019

TRENDCAPAIANKINERJA

JumlahNaskahHasilKajianPelestarianCagarBudaya

Jumlahcagarbudayayangdilestarikan(termasukdidalamnyaCagarBudayayangDilindungi,dikembangkandandimanfaatkan)

JumlahEventInternalisasiCagarBudaya

IKHTISAREKSEKUTIF

90.23 %

Page 5: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

Balai Pelestarian Cagar Budaya sebagai salah satu unit pelaksana teknis di

lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memiliki tugas fungsi

malaksanakan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya di wilayah

kerjanya. Salah satunya yaitu Balai Pelestarian Cagar Budaya yang berkedudukan di Kota

Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan dengan wilayah kerja Propinsi Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal Kebudayaan maka

kehadiran Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan tidak terlepas dari upaya

penanganan kepurbakalaan di Indonesia yang dimulai sejak masa Penjajahan Belanda

dengan pembentukan suatu Komisi non pemerintah yang bernama “Commisie in

Nederlanddsch Indie Voor Oedheikundig Onderzoek Op Java en Madura“ Komisi ini

masih bersifat sementara dirintis pada tahun 1901 dipimpin oleh Dr. J.L.A Branders,

berkedudhukan di Jakarta dengan wilayah kerja Jawa dan Madura.Pada tahun 1910

kedudukan J.L.A Branders digantikan oleh Dr. N.J.Krom. Melihat kompleksnya masalah

kepurbakalaan di wilayah india Belanda sehingga N.J. Krom berusaha merintis

pembentukan lembaga purbakala secara resmi. Komisi sementara yang ada dianggap

tidak mampu lagi menangani masalah kepurbakalaan yang memelukan peneltiian,

pemeliharaan dan perlindungan secara kontinyu dan berkesinambungan. Komisi itu

menuntut penanganan kepurbakalaan yang didasari oleh ilmu tersendiri.

Usaha yang dirintis oleh N.J. Krom sejak tahun 1910 itu, berhasil dengan terbitnya

Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 62 tanggal 14 Juni 1913.Surat

keputusan ini menyatakan resmi didirikan suatu lembaga khusus menangani masalah

kepurbakalaan yang bernama “Oudheidkundige Dients in Nederlandsch Indie”. Lembaga

itu biasa disingkat O.D. Berdasarkan surat keputusan itulah, sampai sekarang diperingati

sebagai hari Purbakala di Indonesia.

Sejak berdirinya lembaga khusus keperbukalaan tahun 1913, penyelidikan dan

penelitian peninggalan purbakala di nusantara (wilayah Hindia Belanda waktu itu), mulai

dilaksanakan secara menyeluruh. Sasaran para ahli-ahlipurbakala masa itu, bukan saja di

Page 6: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

2

wilayah Jawa dan Madura, akan tetapi meliputi wilayah Sumatra, Kalimantan dan bagian

Timur wilayah Hindia Belanda. Penyelidikan dan penelitian kepurbukalaan semakin

ditingkatkan pada periode-periode selanjutnya seperti pada masa Dr. F.D.K. Bosch dan

Dr. WT Stutterheim

Melihat semakin kompleks dan semakin banyaknya pelanggaran-pelanggaran

terhadap upaya perlindungan dan pemeliharaan kepurbakalaan, berupa penggalian-

penggalian dan pengerusakanpeninggalan-peninggalan purbakala, maka perlu didukung

oleh aturan sebagai payung hukum dalam penanganannya. Pada masa kepemimpinan Dr.

F.D.K. Bosch, beliau mengusulkan kepada pemerintah Hindia Belanda agar dibentuk

suatu undang-undang mengenai kepurbakalaan. Upaya itu berhasil dengan terbitnya Surat

Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tanggal 13 Juni 1931 No.31 berupa

Monumenten Ordonantie (Staatsblad 1931 No. 238). Peraturan mengenai peninggalan

keperbukalaan ini berlangsung hingga tahun 1934 dengan terbitnya Monumenten

Ordonantie No.21 tahun 1934 (Staatsblad 1934 No. 515) sebagai perubahannya. Undang-

undang kepurbukalaan itulah yang menjadi dasar penelitian, pemeliharaan. Perlindungan

terhadap peninggalan-peninggalan kepurbukalaan di tanah air sampai pada tahun 1992.

Pada tahun 1992 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan suatu Undang-

Undang yang mengatur tentang Benda Cagar Budaya, yaitu Undang-Undang No. 5 tahun

1992. Undang-Undang itu lahir karena Monumenten Ordonantie No. 19 tahun 1931

(Staatsblad 1931 No. 238 ) dan perubahannya Monumenten Ordonantie No. 21 tahun

1934 (Staatsblad tahun 1934 No. 515) dianggap tidak sesuai lagi dengan upaya

perlindungan, pemeliharaan, dan pelestarian benda cagar budaya. Undang-Undang No. 5

tahun 1992, tersebut merupakan produk hukum di bidang keperbukalan yang disusun

oleh Bangsa Indonesia.

Sejak masa penyerahan kedaulatan pada tahun 1949/1950 dari pemerintah Belanda

kepada Indonesia yang melahirkan negara Republik Indonesia Serikat (RIS), Jawatan

Barang-barang purbakala di ubah. Menjadi Jawatan Purbakala Republik Indonesia

selanjutnya pada tahun 1951 Jawatan Purbakala diubah lagi menjadi Dinas Purbakala

yang secara administratif berada dibawah naungan jawatan Kebudayaan Departemen

Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (P.P.dan K.).

Pada tahun 1956, Dinas Purbakala diubah lagi menjadi Lembaga Purbakala dan

Peninggalan Nasional (LPPN), selanjutnya pada tahun 1973 LPPN yang berada dibawah

Page 7: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

3

naungan Direktorat ‘ Jenderal Kebudayaan Departemen P dan K hanya terdiri dari kantor

cabang PrambananJawa Tengah, Mojokerto Jawa Timur, Gianyar Bali dan Ujung

Pandang Sulawesi. Mengenai Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional di Sulawesi

Selatan. Pada awalnya disebut LPPN Cabang IV Ujung Pandang. LPPN Cabang IV

Ujung Pandang masa itu, wilayah kerjanya meliputi seluruh Sulawesi. LPPN Cabang IV

itu dibentuk pada tanggal 20 Maret 1971.

Pada awal pembentukan LPPN Cabang IV Ujung Pandang, berada dibawah

pengawasan Asisten Kepala Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sulawesi Selatan. Dengan struktur seperti itu, penanganan pelestarian peninggalan

purbakala belum dapat dilaksanakan dengan baik dan maksimal. LPPN Cabang IV

Sulawesi yang berkedudukan di Ujung Pandang. Pertama kali dipimpin oleh Drs,

Hadimulyono. Pengangkatan itu, berdasarkan Surat keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia No. 335/C/2/1973 tanggal 23 Januari 1973. Bersamaan

dengan pembentukan LPPN Cabang IV, dibentuk pula 3 (tiga) buah LPPN lainnya.

Masing-masing LPPN Cabang I Prambanan Jogyakarta, LPPN Cabang II Gianyar Bali

dan LPPN Cabang III Mojokerto Jawa Timur.

Berdasarkan Keputusan Presiden tentang perubahan struktur departemen-

departemen, No. 44/45 tahun 1974, maka Menteri P dan K menindak lanjuti dengan Surat

Keputusan No. 079/0/75 dan No.094/0/75 tentang pembagian Lembaga Purbakala dan

Peninggalan Nasional menjadi dua yakni; Pertama, Pusat Penelitian Purbakala dan

Peninggalan Nasional yang sekarang bernama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Untuk cabang-cabang di daerah diberi nama Balai Arkeologi. Kedua, Direktorat Sejarah

dan Purbakala, pada tingkat daerah sekarang disebut Suaka Peninggalan Sejarah dan

Purbakala kedua lembaga diatas berada dibawah naungan Direktorat Jederal Kebudayaan

Departemen P dan K.

Perubahan bentuk organisasi LPPN menjadi Suaka Peninggalan Sejarah dan

Purbakala, dilakukan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

No. 079/0/I/1975 tanggal April 1975. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, LPPN

Cabang IV Ujung Pandang dengan wilayah kerja Sulawesi, berubah menjadi Suaka

Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, sampai

tahun 2002. Pada tahun 2002 Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala diubah namanya,

menjadi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, dengan wilayah kerja

Page 8: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

4

Propinsi Sulawesi Selatan, Tenggara dan Sulawesi Tengah. Lembaga Purbakala sampai

tahun 2012 tersebut, dipindahkan kedudukannya dari Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan ke Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Pada tahun 2008 wilayah kerja Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar,

yakni meliputi wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara,

berubah dengan dibentuknya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Gorontalo, yang

wilayah kerjanya meliputi Propinsi Gorontalo,Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

Sejak itu juga wilayah kerja Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, meliputi

Sulawesi Selatan, Tenggara dan Sulawesi Barat.

Pada tahun 2012, kembali berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan berdasarkan Surat Keputusan No. 1 Tahun 2012 sekaligus diubah namanya

menjadi Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar dengan wilayah kerja meliputi

Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, dengan tetap

berkantor di kompleks Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) Makassar sejak

pembentukannya 1973. Dan sejak tahun 2015 berdasarkan Permendikbud Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya nomor 30, maka Balai

Pelestarian Cagar Budaya Makassar berubah menjadi Balai Pelestarian Cagar Budaya

Sulawesi Selatan dan sejak Januari 2016 dipimpin oleh Drs Laode Muhammad Aksa,

M.Hum. dengan Jumlah SDM Sebanyak 365 Pegawai.

Cagar Budaya yang menjadi fokus utama dalam kegiatan Pelestarian yang

dilaksanakan oleh satker Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan, hingga saat

ini yang berupa struktur, bangunan dan situs dapat dilihat pada tabel berikut:

No Wilayah Kerja/ Provinsi Jumlah Cagar Budaya

1 Sulawesi Selatan 821 Cagar Budaya

2 Sulawesi Barat 78 Cagar Budaya

3 Sulawesi Tenggara 197 Cagar Budaya

Total cagar budaya selain benda cagar budaya sebanyak 1.096 Cagar Budaya, Sedangkan

Cagar budaya berupa benda yang terdaftar berjumlah 2.222 Benda Cagar Budaya yang

Page 9: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

5

terdiri atas arca, batu landasan, jirat, keramik, keranjang, lesung, lumping, nisan, patung,

peti mati, tembaga dan mummi.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum yang menjadi acuan antara lain adalah :

1. Undang-undang No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya

2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah;

3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

4. PemenPAN danRB Nomor 53 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja;

5. Permendikbud Nomor 9 tahun 2016 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di

Lingkungan Kemendikbud.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 30 tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 31 tahun 2016 tentang Rincian

Tugas Balai Pelestarian Cagar Budaya.

C. Tugas dan Fungsi Serta Struktur Organisasi

Tugas Pokok dan Fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan

mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya. Balai Pelestarian

Cagar Budaya mempunyai tugas “melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan

pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya yang berada di wilayah

kerjanya”. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPCB menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan penyelamatan dan pengamanan cagar budaya dan yang diduga cagar

budaya;

b. Pelaksanaan zonasi cagar budaya dan yang diduga cagar budaya;

c. Pelaksanaan pemeliharaan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya;

d. Pelaksanaan pengembangan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya;

Page 10: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

6

e. Pelaksanaan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya;

f. Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi cagar budaya dan yang diduga cagar budaya;

g. Pelaksanaan kemitraan di bidang pelestarian cagar budaya dan diduga cagar budaya;

h. Pelaksanaan Urusan Ketatausahaan BPCB

D. Isu Strategis/Permasalahan Utama

Beberapa permasalahan/isu Strategis yang menjadi perhatian antara lain:

1. Belum terbentuknya secara menyeluruh opini pelestarian dan apresiasi terhadap cagar

budaya dari masyarakat, termasuk kalangan pemerintah di daerah;

2. Data inventarisasi cagar budaya yang dimiliki oleh pemerintah daerah, yang belum

tersinkronisasi dengan data inventaris Balai Pelestarian Cagar Budaya;

3. Cagar budaya yang belum dilengkapi dengan bukti status hukum (belum ditetapkan

sebagai cagar budaya).

4. Usaha-usaha pemeliharaan yang telah dilakukan belum mampu menjangkau seluruh

objek cagar budaya yang berada di wilayah kerja Satker.

Page 11: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

7

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Penentuan Visi dan Misi dalam suatu perencanaan sama halnya dalam membangun

rumah yang kokoh harus didasari dengan pondasi yang kuat. Visi dan Misi adalah suatu

konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang direncanakan

untuk mencapai suatu tujuan.

Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan karakteristik yang ingin

dicapai oleh suatu lembaga pada masa yang akan datang. Sementara misi adalah pernyataan

tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Dalam hal

ini, BPCB Sulawesi Selatan, memiliki visi dan misi sebagai berikut:

2.1. Visi

Lestarinya cagar budaya, baikm di darat maupun di bawah air untuk mewujudkan rasa

bangga dan bermanfaat bagi sejarah kebudayaan, ilmu pengetahuan dan ekonomi, dapat

dimaknai bahwa cagar budaya yang berada baik di darat maupun di bawah air dapat

memberikan nilai lebih dan nilai manfaat melalui kegiatan pelindungan memberikan

kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga memberikan dampak

ekonomi yang berakibat meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

2.2. Misi

KODE MISI

M1 Mendokumentir, melindungi dan memelihara seluruh cagar budaya di wilayah kerja

M2 Memberikan informasi yang bermutu tentang cagar budaya kepada masyarakat.

M3 Meningkatkan pemanfaatan cagar budaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk berbagai kepentingan

“Lestarinya cagar budaya, baik di darat maupun di bawah air untuk

mewujudkan rasa bangga dan bermanfaat bagi sejarah, kebudayaan, ilmu

pengetahuan dan ekonomi”

Page 12: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

8

Misi Rencana Strategis BPCB Sulawesi Selatan 2015 – 2019, dimaknai sebagai

berikut:

1. Mendokumentir, melindungi dan memelihara seluruh cagar budaya di wilayah kerja

adalah melaksanakan kegiatan Pendokumentasian seluruh cagar budaya dan yang

diduga cagar budaya yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara dan Sulawesi Barat, melalui kegiatan-kegiatan pelestarian cagar budaya.

2. Memberikan informasi yang bermutu tentang cagar budaya kepada masyarakat adalah

mengoptimalkan kegiatan publikasi melalui event-event dengan melibatkan seluruh

pemangku kepentingan, serta membuka pelayanan terkait kebutuhan data-data cagar

budaya, serta membina kerjasama dengan komunitas-komunitas pencinta cagar budaya

serta pemerintah daerah.

3. Meningkatkan pemanfaatan cagar budaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

untuk berbagai kepentingan adalah dengan memberi pelayanan pada seluruh

pemangku kepentingan dalam rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan terkait

cagar budaya melalui pemberian izin-izin kegiatan di lokasi cagar budaya yang ada di

wilayah kerja Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.

2.3. Tujuan Strategis

Rumusan tentang tujuan dan sasaran strategis adalah untuk menggambarkan

ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya misi. Tujuan strategis Balai

Pelestarian Cagar Budaya Sualwesi Selatan tahun 2015-2019 adalah :

KODE TUJUAN STRATEGIS

T1 Lestarinya cagar budaya yang kondusif untuk kepentingan bersama demi

memperkokoh persatuan bangsa

Tujuan strategis ini merupakan penjabaran dari apa yang tercantum dalam visi

lestarinya cagar budaya untuk mewujudkan rasa bangga dan bermanfaat bagi sejarah

kebudayaan, ilmu pengetahuan dan ekonomi, yang bermakna, cagar budaya merupakan

kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia

yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan,

dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Page 13: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

9

2.4. Sasaran Strategis

Mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis pembangunan kebudayaan di

bidang cagar budaya, maka diperlukan sasaran strategis yang menggambarkan kondisi

yang akan dicapai, selanjutnya ditetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)

untuk mengukur apakah sasaran strategis dapat mengkonfirmasi tujuan strategis yang

akan di capai pada masa depan (tahun 2019). Sasaran strategis untuk tingkat ketercapaian

tujuan strategis adalah sebagai berikut:

KODE Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS1 Pelindungan,

Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya

Jumlah Event Internalisasi Cagar Budaya Jumlah Cagar Budaya yang dilestarikan (termasuk didalamnya Cagar budaya yang dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan) Jumlah Naskah Hasil Kajian Pelestarian Cagar Budaya

Sasaran strategis ini berorientasi pada kegiatan yang berwujud pada pelestarian cagar

budaya. Pengukuran ketercapaian sasaran strategis ini diantaranya melalui event

internalisasi, pelestarian dan penyusunan naskah hasil kajian pelestarian cagar budaya.

Dalam rangka mencapai tujuan strategis, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi

Selatan menetapkan target tahunan yang akan dicapai, yaitu melalui perjanjian kinerja

tahun 2019.

Berikut ringkasan Perjanjian Kinerja Balai pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan

Tahun 2019

Sasaran Srategis

Indikator Kinerja Output

Target Kinerja

Anggaran Semula

Anggaran Menjadi

Pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya

Event Internalisasi Cagar Budaya / jumlah Event Internalisasi Cagar Budaya

11 Event 1.110.952.000 1.110.952.000

Naskah Pelestarian Cagar Budaya / Jumlah Naskah Pelestarian Cagar Budaya

14 Naskah 986.460.000 986.460.000

Cagar Budaya Yang Dilestarikan/ Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan

52 Cagar Budaya

16.986.144.000 15.930.876.000

Page 14: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

10

Jumlah Alokasi Anggaran Program Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan

Tahun Anggaran 2019, Sebesar Rp.46.860.880.000,- (Empat puluh enam milyar delapan

ratus enam puluh juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah). Dalam perjalanan

pelaksanaan anggaran, terjadi revisi pengurangan pagu anggaran Selama kurun waktu

tahun 2019, yang menyebabkan pagu menjadi Rp. 45.883.756.000,- (Empat puluh lima

milyar delapan ratus delapan puluh tiga juta tujuh ratus lima puluh enam ribu rupiah)

namun tidak mengubah target kinerja Satuan Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya

Sulawesi Selatan tahun 2019.

Page 15: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan

Sesuai perjanjian kinerja tahun 2019, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi

Selatan menetapkan 1 sasaran strategis dengan 3 indikator kinerja untuk dicapai sebagai

bagian tugas fungsinya. Berikut tingkat ketercapaian satu sasaran strategis BPCB

Sulawesi Selatan kurun waktu 2019.

Sasaran : Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya

Meningkatnya kualitas pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya

yang berada di wilayah provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat

yang sampai akhir tahun 2019 jumlah situs yang ada dalam pantauan BPCB Sulawesi

Selatan berjumlah 1096 Situs cagar budaya yang tidak bergerak dan 2.222 buah cagar

budaya yang bergerak ( berupa benda).

INDIKATOR KINERJA Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah Event Internalisasi Cagar Budaya

1025 Peserta

1100 Peserta

13 Event 13 event 11 Event

Jumlah cagar budaya yang dilestarikan (termasuk didalamnya Cagar Budaya yang Di lindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan)

60 Cagar Budaya

32 Cagar Budaya

30 Cagar Budaya

46 Cagar Budaya

52 Cagar Budaya

Jumlah Naskah Hasil Kajian Pelestarian Cagar Budaya

10 Naskah

7 Dokumen

9 Naskah

15 Naskah

14 Naskah

0 0 13 13 11

6032 30

46 52107 9

15 14

0

50

100

2015 2016 2017 2018 2019

TRENDCAPAIANKINERJA

JumlahNaskahHasilKajianPelestarianCagarBudaya

Jumlahcagarbudayayangdilestarikan(termasukdidalamnyaCagarBudayayangDilindungi,dikembangkandandimanfaatkan)

JumlahEventInternalisasiCagarBudaya

Page 16: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

12

Dari gambaran tabel ini menunjukkan bahwa sasaran Pelindungan,

Pengembangan dan Pemanfaatan cagar budaya terdiri dari 3 indikator kinerja yang

menjadi konsentrasi dalam hal pencapaian tugas dan fungsi satker, pada

perkembangannua salah satu indikator yang mengalami perubahan satuan kinerja

yaitu pada indikator kinerja Event Internalisasi Cagar Budaya terjadi perubahan

satuan yang sebelumnya peserta menjadi event..

IKK.1 Jumlah Event internalisasi cagar budaya

Dari tiga tahun terakhir, pada akhir renstra yaitu tahun 2019, jumlah kegiatan

event internalisasi cagar budaya dapat dilaksanakan sebanyak 11 event, hal ini jauh

dari target renstra di tahun 2019, yaitu 15 event, sehingga capaian realisasi terhadap

target akhir renstra tahun 2019 sebesar 73.33%.

Realisasi Tahun 2019 Target Akhir

Renstra

% Capaian Realisasi Terhadap Target Akhir

Renstra 2019

2018 Target Realisasi % 2019 2019

13 11 11 100 15 73.33

Ketercapaian kinerja indikator ini dikarenakan karena dukungan

program/kegiatan sebagai berikut :

1. Pameran Cagar budaya

2. Publikasi Cagar Buday via Bioskop Keliling dan

3. Sosialisasi Pelestarian Cagar Budaya

0 0

13 1311

0

10

20

2015 2016 2017 2018 2019

TRENDCAPAIANKINERJAEVENTINTERNALISASICAGARBUDAYA

JumlahEventInternalisasiCagarBudaya

Page 17: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

13

Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian

target antara lain:

1. Faktor lokasi kegiatan memerlukan tempat yang representatif untuk dapat

melakukan kegiatan sehingga penyampaian bahan dan data terkait cagar budaya

dapat tersampaikan secara baik dan utuh

2. Faktor waktu pelaksanaan yang memerlukan persiapan yang matang.

3. Factor sarana dan prasarana yang pada saat kegiatan masih perlu pengadaan

lebih lanjut

Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat

tercapai antara lain:

1. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan pihak yang berwenang terkait

lokasi kegiatan

2. Terkait waktu pelaksanaan dengan cara menyusun ulang langkah-langkah

pelaksanaan kegiatan

3. Terkait sarana dan prasarana melaksankan koordinasi dengan urusan umum serta

mencari sumber referensi terkait sarana dan prasarana yang akan dipakai dalam

pelaksanaan kegiatan.

Adapun dokumentasi-dokumentasi kegiatan dalam pencapaian indikator kinerja

kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Kegiatan rapat-rapat persiapan

pelaksanaan kegiatan pameran dalam

rangka menyambut Hardiknas, rapat

yang dihadiri seluruh satker di bawah

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan yang berlokasi di

Provinsi Sulawesi Selatan, Khususnya

Makassar.

Page 18: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

14

Pelaksanaan event ini dihadiri oleh oleh

Inspektur Jenderal Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Bapak

Prof. DR. H. Muchlis, R. Luddin, MA

sekaligus membuka kegiatan. Kegiatan

ini diharapkan dapat menumbuhkan

nilai-nilai karakter yang baik dari

sejarah masa lalu melalui benda-benda cagar budaya yang masih lestari hingga saat

ini.

IKK.2 Jumlah Cagar Budaya Yang Dilestarikan

Realisasi Tahun 2019 Target Akhir

Renstra

% Capaian Realisasi Terhadap Target Akhir

Renstra 2019

2018 Target Realisasi % 2019 2019

46 52 52 100 46 113.04

Ketercapaian kinerja indikator ini dikarenakan karena dukungan kegiatan

sebagai berikut :

1. Penyelamatan Cagar Budaya

2. Pengamanan Cagar Budaya

3. Pemeliharaan Cagar Budaya

4. Revitalisasi Cagar Budaya dan

5. Monitoring Cagar Budaya

6032 30 46 52

0

50

100

2015 2016 2017 2018 2019

TRENDCAPAIANKINERJACAGARBUDAYAYANGDILESTARIKAN

Jumlahcagarbudayayangdilestarikan(termasukdidalamnyaCagarBudayayangDilindungi,dikembangkandandimanfaatkan)

Page 19: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

15

Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian

target antara lain:

1. Faktor waktu pelaksanaan yang memerlukan persiapan yang matang

dikarenakan membutuhkan banyak sumber daya manusia, namun untuk satker

BPCB Sulawesi Selatan yang memiliki SDM yang mumpuni masih sedikit,

sehingga pelaksanaan kegiatan memerlukan pengaturan jadwal kegiatan yang

baik sehingga pelaksana kegiatan dapat mengikuti kegiatan yang memang

mampu dan menguasai kegiatan tersebut.

2. Faktor sarana dan prasarana yang pada saat kegiatan masih minim hal ini

dikarenakan pengadaan saran dan prasaran terlambat di adakan yaitu mendekati

akhir tahun anggaran

3. Adanya proses pelelangan yang mengalami kendala dikarenakan waktu

pelelangan yang sudah menjelang akhir tahun serta adanya paket pelelangan

yang mana penawaran yang masuk tidak sesuai dengan spesifikai pekerjaan

sehingga terjadi gagal lelang.

Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat

tercapai antara lain:

1. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan Atasan langsung dengan

pegawai atau personil yang mampu melaksanakan kegiatan, dengan cara

mengatur jadwal kegiatan bersama-sama

2. Dikarenakan proses pengadaan yang terlambat maka dilaksanakan dengan

penyewaan sarana dan prasaran pendukung dalam proses kegiatan yang akan

dilaksanakan

3. Terkait adanya proses lelang yang gagal lelang, maka dilakukan evaluasi, dan

melaksanakan pengurangan pagu anggaran satker dan diserahkan ke Unit Eselon

I untuk dipergunakan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Adapun beberapa dokumentasi-dokumentasi kegiatan dalam pencapaian

indikator kinerja kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Kegiatan Pembersihan secara mekanis, dengan

mengolesi bahan anti rayap di Situs Rumah Adat

Malige, Kota Bau-bau Provinsi Sualwesi Tenggara

Page 20: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

16

Penyelamatan Cagar Budaya dengan

melaksanakan kegiatan pemagaran situs

cagar budaya di Kompleks Makam Raja-

raja Lamuru, Kab Bone Provinsi

Sulawesi Selatan. Salah satu bentuk

kegiatan pelestarian cagar budaya

melalui pengamanan cagar budaya, yang

diharapkan mampu menjaga dan meminimalisir pengrusakan-pengrusakan yang ada

di dalam situs cagar budaya.

IKK.3 Jumlah Naskah Hasil Kajian Pelestarian Cagar Budaya.

Realisasi Tahun 2019 Target Akhir

Renstra

% Capaian Realisasi Terhadap Target Akhir

Renstra 2019

2018 Target Realisasi % 2019 2019

15 14 14 100 10 140.00

Ketercapaian kinerja indikator ini dikarenakan karena dukungan kegiatan

sebagai berikut :

1. Penyusunan Bahan Publikasi Cagar Budaya

2. Kajian Pelestarian Cagar Budaya dan

3. Pendokumentasian Cagar Budaya

Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian

target antara lain:

1. Faktor waktu pelaksanaan yang memerlukan persiapan yang panjang terutama

pada penyusunan bahan publikasi cagar budaya, yang membutuhkan masukan

10 7 915 14

0

10

20

2015 2016 2017 2018 2019

TRENDCAPAIANKINERJANASKAHHASILKAJIANPELESTARIANCAGARBUDAYA

JumlahNaskahHasilKajianPelestarianCagarBudaya

Page 21: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

17

dari para penulis artikel, serta jangka waktu dalam proses pengolahan data-data

yang diperoleh di lapangan, yang memerlukan analisa-analisa data.

2. Faktor Sumber daya manusia yang dimiliki masih terbatas terutama para

pengkaji untuk melaksanakan analisis data.

Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat

tercapai antara lain:

1. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan Atasan langsung terkait jadwal

tahapan pelaksanaan kegiatan dan melakukan langkah strategis yang bisa

diambil agar bekerja lebih fokus.

2. Menggunakan personil atau sumber daya manusia yang dianggap mampu untuk

membantu dalam penyelesaian kajian atau analisis data lapangan.

Adapun beberapa dokumentasi-dokumentasi kegiatan dalam pencapaian

indikator kinerja kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Foto penggunaan alat untuk mengukur arah angin. dan alat untuk mengukur

kecepatan angina, sebagai bahan atau data untuk dilakukan analisis, dengan kegiatan

pengambilan data ini diharapkan dapat menghasilkan hasil kajian dalam rangka

pelestarian cagar budaya yang akurat dan bermanfaat.

Page 22: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

18

Pengukuran Kinerja didasarkan pada target dan realisasi dengan satuan

pengukuran dalam bentuk prosentase, indek, rata-rata, angka dan jumlah. Prosentase

pencapaian rencana tingkat capaian, dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi

realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik.

Penghitungan prosentase pencapaian rencana tingkat capaian (Formulir

Pengukuran Kinerja), perlu memperhatikan karakteristik komponen realisasi, dalam

kondisi Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin

baik, maka digunakan rumus :

Rencana Tingkat Capaian = Persentase Pencapaian x100%

Rencana

B. Realisasi Anggaran

Pagu anggaran Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan tahun 2019

sebesar Rp 46.860.880.000.- yang merupakan pagu awal, sedangkan pagu Revisi sebesar

Rp. 45.883.756.000,-. Dari pagu anggaran tersebut berhasil di realisasikan sebesar

Rp. 41.400.395.128,- dengan persentase daya serap sebesar 90,23 %. Realisasi anggaran

tersebut tidak memenuhi target yang direncanakan sebesar 95.73%.

Pagu sebesar tersebut digunakan untuk membiayai pencapaian satu sasaran dengan

tiga indikator kinerja, Berikut rincian penyerapan anggaran pada masing-masing

indikator kinerja

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran Realisasi

% Daya Serap

Pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya

Jumlah Event Internalisasi Cagar Budaya

1,110,952,000 1,073,100,480 96,59%

Jumlah cagar budaya yang dilestarikan (termasuk didalamnya Cagar Budaya yang Di lindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan)

15,930,876,000 11,700,702,141 73,45%

Jumlah Naskah Hasil Kajian Pelestarian Cagar Budaya

986,460,000 952,207,848 96.53%

Page 23: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

19

Efisiensi Anggaran

Pada tahun 2019, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan, berhasil

melakukan efisiensi anggaran sebesar Rp.4.483.360.872,- atau sekitar 9,77 %

(sumber: monev.anggaran.kemenkeu.go.id/), hasil efisiensi tersebut diperoleh dari sisa

Belanja Pegawai, Barang dan Modal.

Page 24: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lakip.2019.BPCBSulawesiSelatan

20

BAB IV PENUTUP

Selama tahun 2019, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan berhasil melaksanakan seluruh kegiatan untuk mendukung pencapaian target yang ditetapkan. Berikut ringkasan pencapaian indikator kinerja dan kinerja keuangan.

Capaian Indikator Kinerja Capaian Kinerja Keuangan

Dari hasil evaluasi kinerja, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain:

1. Kompetensi ASN BPCB Sulawesi Selatan masih minim, terutama dalam hal pengadaan

barang dan jasa sehingga hasil kerja tidak maksimal;

2. Kondisi geografis wilayah kerja yang luas;

3. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan teknis lapangan masih minim.

Untuk meningkatkan kinerja organisasi, beberapa fokus perbaikan yang akan dilakukan ke

depan antara lain :

1. Peningkatan kompetensi ASN melalui Pendidikan dan Pelatihan, Magang dan

diikutsertakan dalam kegiatan sesuai dengan jabatannya serta pengusulan pegawai

menjadi tenaga fungsional tertentu;

2. Melaksanakan kegiatan pendahuluan terutama studi pustaka dalam rangka survey kondisi

geografis di lokus rencana kegiatan;

3. Mengadakan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan kegiatan di awal tahun

anggaran.

0

10

20

30

40

50

60

11Event

52 CagarBudaya

14Naskah

Capaian201945.883.756.000

41.400.395.128

PAGU REALISASI

90,23%

Page 25: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Lampiran-Lampiran

a. Dokumen Pengukuran Kinerja 2019 b. Dokumen Perjanjian Kinerja 2019

Page 26: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Unit Kerja : Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi SelatanTahun : 2019

% Anggaran %

(1) (2) (3) (3) (4) (4) (6) (7) (8)Jumlah Event Internalisasi Cagar Budaya

11 Event 11 Event 1,110,952,000 1,110,952,000 11 Event 100.00% 1,073,100,480 96.59%

5181.005 . Event Pelestarian Cagar Budaya

11 Event 11 Event 1,110,952,000 1,110,952,000 11 Event 100.00% 1,073,100,480 96.59%

Jumlah cagar budaya yang dilestarikan (termasuk didalamnya Cagar Budaya yang Di lindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan)

52 Cagar Budaya

52 Cagar Budaya

16,986,144,000 15,930,876,000 52 Cagar Budaya

100.00% 11,700,702,141 73.45%

5181.015 . Cagar Budaya Yang Dilestarikan

52 Cagar Budaya

52 Cagar Budaya

16,986,144,000 15,930,876,000 52 Cagar Budaya

100.00% 11,700,702,141 73.45%

Jumlah Naskah Hasil Kajian Pelestarian Cagar Budaya

14 Naskah 14 Naskah 986,460,000 986,460,000 14 Naskah 100.00% 952,207,848 96.53%

5181.006 . Naskah Pelestarian Cagar Budaya

14 Naskah 14 Naskah 986,460,000 986,460,000 14 Naskah 100.00% 952,207,848 96.53%

Target

(5)

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA

Pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya

Sasaran Strategis Indikator Kineerja Target MenjadiAnggaran Menjadi

RealisasiAnggaran Semula

Target Semula

Page 27: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Perjanjian KinerjaTahun 2019 Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan

Dengan Direktur Jenderal Kebudayaan

A. TUGAS Melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan Cagar Budaya di Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.

B. FUNGSI DAN TARGET CAPAIAN 2019 P Pit' d P II p· I I I I P bk I - - - -

Sasaran lndikator Taq~ct

Fungsi Sratcgis

Kincrja Kincrja Angganm Output

1. Pelaksanaan penyelamatan Pelindungan, Event 11 Event 1.110.952.000 dan pengamanan cagar Dengembangan Intemalisasi budaya dan yang diduga [Jan Cagar cagar budaya; Demanfaatan Budaya /

2. Pelaksanaan zonasi cagar cagar budaya jumlah Event budaya dan yang diduga Intemalisasi cagar budaya; Cagar

3. Pelaksanaan pemeliharaan Buda ya dan pemugaran cagar budaya Naskah 14 986.460.000 dan yang diduga cagar Pelestarian Naskah budaya; Cagar

4. Pelaksanaan pengembangan Budaya / cagar budaya dan yang Jumlah diduga cagar budaya; Naskah

5. Pelaksanaan pemanfaatan Pelestarian cagar budaya dan yang Cagar diduga cagar budaya; Buda ya

6. Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi cagar budaya dan yang diduga cagar budaya; Cagar 52 16.986.144.000

7. Pelaksanaan kemitraan di Budaya Yang Cagar bidang pelestarian cagar Dilestarikan/ Buda ya budaya dan yang diduga Jumlah Cagar cagar budaya; Budaya yang

8. Pelaksanaan urusan Dilestarikan ketatausahaan BPCB.

Page 28: LAPORAN KINERJA 2019...Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019, menyajikan pencapaian satu sasaran dengan 3 indikator kinerja sebagaimana

Komponen

penyerapan Kumulatif (000)

Penyerapan Per

bulan (000)

%Kumulatif

Jumlah Alokasi anggaran program Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 46.860.880.000,- (Empat puluh enam milyar delapan ratus enam puluh ribu delapan ratus delapan puluh ribu rupiah).

C. Rencana Penyerapan Anggaran Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan.

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%

Jan Feb

Rencana Penyerapan Anggaran Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi

Se Iatan

Mar

Tahun 2019

59. 47 .

7,000,000,000

6,.,900,000,000 91 29% 95.737o

69., 77.819% 83.313% . ::~~~:~~~::~ 3,000,000,000

I 2,000,000,000

1,000,000,000

- Penyerapan Per bulan ......, Persentase Kumulatif

Apr Mei Jun Jul A gust Sept Okt Nop Des

1,638,958 3,948,247 7,048,552 12,845,374 17,103,320 22 ,471 ,026 27 ,975,570 32,452,080 36,499,674 39,048,197 42,779,3 18 44,860,871

1,638,958 2,309,289 3, !00,305 5,796,822 4,257,946 5,367,706 5,504,544 4,476,510 4,047,594 2,548,523 3,731,12 1 2,08 1,553

3.50% 8.43% 15.04% 27.41% 36.50% 47 .95% 59.70% 69.25% 77.89% 83.33% 91.29%

EVALUASI Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan berlaku

Jakarta, Februari 2019

Direktur Jenderal Kebudayaan Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Se tan

Hilmar Farid

95.73%