Upload
satriadi
View
52
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pkl pltu
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi disusul dengan kenaikan
harga BBM (khususnya minyak HSD/solar) dan semakin meningkatnya
kebutuhan energi listrik bagi masyarakat. Mendorong PT. PLN (Persero) untuk
membangun pembangkit listrik yang ekonomis dengan energi primer yang
melimpah. Ada beragam cara untuk membangkitkan energi Listrik dengan
memanfaatkan sumber daya bahan bakar yang bervariasi. Salah satunya adalah
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dengan energi primer yang digunakan
adalah batu bara.
Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran
atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari
standar yang digunakan dari akurasi tertentu. Kalibrasi adalah pemastian
kebenaran nilai-nilai yang ditunjukan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran
atau nilai-nilai yang diabadikan pada suatu bahan dengan cara membandingkan
dengan nilai konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki
kemampuan telusur ke standar nasional maupun internasional. Kalibrasi
bermanfaat untuk menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap
sesuai dengan spesifiaksinya dan dapat mengetahui seberapa jauh perbedaan
(penyimpangan) antara nilai yang sebenarnya dengan nilai yang ditunjukan oleh
alat ukur.
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya merupakan salah satu
Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang berada di Nagan Raya Meulaboh. PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya menghasilkan listrik melalui: PLTU
220 MW; PLTD 86,71 MW; dan Beli Energi 242 MW.
Kegiatan yang akan kami lakukan adalah kegiatan kerja praktek, sebagai
salah satu syarat kelulusan.
1.2. Tujuan
1
Adapun tujuan kerja praktik :
1. Bagi Mahasiswa
a) Sebagai kewajiban dari tugas perkuliahan yang sebagaimana telah
dilaksanakan untuk nilai semester.
b) Untuk mendapatkan pengalaman secara langsung didunia kerja.
c) Untuk Dapat mengenal dan mempelajari lebih dalam tentang system
kerja PLTU.
d) Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah kami pelajari di
perkuliah
e) Untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan yang lebih luas didunia
industri guna mempersiapkan diri untuk penyelesaian tugas akhir
nantinya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a) Menjalin kerja sama antara perguruan tinggi dengan dunia industri.
b) Mendapatkan bahan masukan tentang sistem pengajaran yang lebih
sesuai dengan lingkungan kerja.
3. Bagi Perusahaan
Membina hubungan baik dengan pihak institusi perguruan tinggi dan mahasiswa
1.3. Manfaat
Kegiatan kerja praktik di PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan Nagan
Raya dapat memberikan berbagai manfaat. Manfaat-manfaat yang didapat dari
kegiatan kerja praktik dibagian electrical PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan
Nagan Raya adalah sebagai berikut:
Penulis dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan kerja pabrik, serta
memperoleh suatu pengalaman kerja nyata yang berbeda dengan ruang
kuliah, sehingga memperoleh suatu pengalaman yang luar biasa yang
mungkin tidak pernah didapat sebelumnya.
Penulis dapat mempelajari bagaimana proses atau kegiatan Kalibrasi pada
alat-alat ukur seperti Pressure Transmitter Dan Differential Pressure
Transmitter Rosemount 3051.
2
Penulis dapat mempelajari metode penggunaan instrumen serta
pemeliharaannya, dan memahami kebutuhan instalasi industri akan
peralatan penunjang pekerjaan lainnya
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkit Nagan Raya
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara disingkat
KITSBU, dibentuk pada tahun 2004 sebagai hasil reorganisasi PT PLN (Persero)
Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang didirikan pada tahun
1997. Saat ini KITSBU memiliki berbagai jenis mesin pembangkit tenaga listrik
berkapasitas daya terpasang 1.772 MW dengan 69 unit pembangkit dan daya
mampu sebesar 1.616 MW.
Tujuan pembentukan KITSBU sesuai Keputusan Direksi Nomor
178.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004 adalah untuk meningkatkan
efektifitas pembangkitan di wilayah Sumatera Bagian Utara serta mengantisipasi
perkembangan sistem penyaluran ketenagalistrikan Sumatera sebagai upaya
peningkatan pelayanan, mutu dan keandalan tenaga listrik di Sumatera.
Seperti halnya unit PLN lain, tata nilai yang dikembangkan di lingkungan
KITSBU adalah: Saling Percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar.
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya merupakan salah satu
unit pelaksana PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang
bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik dengan wilayah kerja meliputi
sub unit pelaksana PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Lueng Bata, PT. PLN
(Persero) Pusat Listrik Pulo Pisang, dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Sewa
tersebar di beberapa kabupaten dan kotamadya Provinsi Aceh. Energi listrik
disalurkan kepada masyarakat luas melalui PT. PLN (Persero) Penyaluran dan
Pusat Pengatur Beban Sumatera dan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh. Dalam
kegiatan operasional, PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya
membutuhkan persediaan yang sangat memadai dalam usaha penyediaan tenaga
listrik.
3
2.2 Visi dan Misi
1. Visi :
diakui sebagai Organisasi kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani
2. Misi :
a) Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisien, andal, dan
berwawasan lingkungan.
b) Menerapkan tata kelola pembangkit kelas dunia yang didukung oleh SDM
berpengalaman dan berpengetahuan.
c) Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntunan di dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab.
d) Menjalankan usaha-usaha lain yang menunjang bidang ketenagalistrikan.
3. Tujuan
Tujuan pembentukan KITSBU sesuai Keputusan Direksi Nomor
178.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004 adalah untuk meningkatkan
efektifitas pembangkitan di wilayah Sumatera Bagian Utara serta mengantisipasi
perkembangan sistem penyaluran ketenagalistrikan Sumatera sebagai upaya
peningkatan pelayanan, mutu dan keandalan tenaga listrik di Sumatera.
2.3 Lokasi Perusahaan
PLTU Sektor Nagan Raya pembangkitan Sumatra Utara berlokasi dikota
Meulaboh, Kabupaten Nagan Raya, Propinsi Aceh Barat. Sekitar 245 km dari
Banda Aceh (5 jam perjalanan). dibangun diatas area seluas 78 Ha, berkapasitas 2
x 110 MW .
4
Gambar 2.1 Lokasi PLTU Nagan Raya
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara
umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara
skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta
tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan semula.
Struktur organisasi yang terdapat di PT PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Nagan Raya adalah sebagai berikut:
(Sumber : SK. 261.K/DIR/2012 Tanggal 30 Mei 2012)
5
2.5 Tugas Pokok Organisasi
1. Manajer Sektor
Tugas pokok Manajer Sektor adalah bertanggung jawab atas
pencapaian produksi tenaga listrik secara efisien dengan mutu dan
keandalan yang baik dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan
pelanggan, mencapai kinerja perusahaan yang sesuai dengan Key
Performance Indicator serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan
pemeliharaan seluruh aset perusahaan yang menjadi tanggung jawab
unitnya.
2. Asisten Manajer Enjiniring
Tugas pokok Asisten Manajer Enjiniring adalah merencanakan dan
mengevaluasi pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan target
kinerja dan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, mengevaluasi
pelaksanaan keselamatan ketenagalistrikan dan pengelolaan lingkungan
serta membina sumber daya manusia di bagian Enjiniring. Untuk
melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer Enjiniring dibantu oleh
staf yang terdiri dari jabatan fungsional.
3. Asisten Manajer Operasi
Tugas pokok Asisten Manajer Operasi adalah bertanggung jawab
terhadap pengoperasian dan produksi sistem pembangkitan tenaga listrik,
pengelolaan persediaan dan pemakaian bahan bakar dan pelumas,
mengawasi pengelolaan serta membina sumber daya manusia di bagian
Operasi. Untuk melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer Operasi
dibantu oleh staf yang terdiri dari:
a) Supervisor Operasi
Tugas pokok Supervisor Operasi adalah melaksanakan, mengevaluasi
dan mengkoordinasikan kegiatan pengoperasian unit pembangkit serta
gangguan-gangguan yang terjadi pada mesin-mesin pembangkit dan
melakukan penormalan unit-unit pembangkit pasca gangguan dan
melaksanakan kegiatan pencapaian kinerja produksi listrik. Untuk
6
melaksanakan tugas pokoknya tersebut Supervisor Operasi dibantu oleh
staf yang terdiri dari jabatan fungsional.
b) Supervisor Analisa Kimia
Tugas pokok Supervisor Analisa Kimia adalah mengelola dan
mengevaluasi, merencanakan dan monitoring kebutuhan bahan kimia dan
peralatan laboratorium serta mengecek kualitas bahan bakar. Untuk
melaksanakan tugas pokoknya tersebut Supervisor Analisa Kimia dibantu
oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.
4. Asisten Manajer Pemeliharaan
Tugas pokok Asisten Manajer Pemeliharaan adalah bertanggung
jawab terhadap pemeliharaan sistem pembangkitan serta keandalan tenaga
listrik dan menyusun rancangan anggaran biaya pemeliharaan
pembangkita serta membina sumber daya manusia di bagian Pemeliharaan.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut Asisten Manajer
Pemeliharaan dibantu oleh staf yang terdiri dari:
a) Supervisor Pemeliharaan Turbin
Tugas pokok Supervisor Pemeliharaan Turbin adalah mengevaluasi
dan merancang teknik pemecahan masalah-masalah pemeliharaan turbin,
mengusahakan agar pelaksanaan rencana pemeliharaan benar-benar sesuai
dengan anggaran pemeliharaan turbin yang diusulkan dari jadwal yang
telah ditentukan, serta mengawasi pekerjaan pemeliharaan turbin
pembangkit. Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut Supervisor
Pemeliharaan Turbin dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.
b) Supervisor Pemeliharaan Boiler
Tugas pokok Supervisor Pemeliharaan Boiler adalah mengevaluasi
dan merancang teknik pemecahan masalah-masalah pemeliharaan boiler,
mengusahakan agar pelaksanaan rencana pemeliharaan benar-benar sesuai
dengan anggaran pemeliharaan boiler yang diusulkan dari jadwal yang
telah ditentukan, serta mengawasi pekerjaan pemeliharaan boiler
pembangkit. Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut Supervisor
Pemeliharaan Boiler dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.
7
c) Supervisor Pemeliharaan Listrik
Tugas pokok Supervisor Pemeliharaan Listrik adalah mengevaluasi
dan merancang teknik pemecahan masalah-masalah pemeliharaan listrik,
mengusahakan agar pelaksanaan rencana pemeliharaan benar-benar sesuai
dengan anggaran pemeliharaan listrik yang diusulkan dari jadwal yang
telah ditentukan, serta mengawasi pekerjaan pemeliharaan listrik
pembangkit. Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut Supervisor
Pemeliharaan Listrik dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.
d) Supervisor Pemeliharaan Kontrol Dan Instrumen
Tugas pokok Supervisor Pemeliharaan Kontrol dan Instrumen adalah
mengevaluasi dan merancang teknik pemecahan masalah-masalah
pemeliharaan kontrol instrumen, mengusahakan agar pelaksanaan rencana
pemeliharaan benar-benar sesuai dengan anggaran pemeliharaan kontrol
instrumen yang diusulkan dari jadwal yang telah ditentukan serta
mengawasi pekerjaan pemeliharaan kontrol instrumen serta membuat
laporan secara periodik. Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut
Supervisor Pemeliharaan Kontrol dan Instrumen dibantu oleh staf yang
terdiri dari jabatan fungsional.
5. Asisten Manajer SDM & Keuangan
Tugas pokok Asisten Manajer SDM & Keuangan adalah bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan dan pembinaan kegiatan kesekretariatan dan
rumah tangga kantor, pelaksanaan pembinaan dan administrasi sumber
daya manusia, pengelolaan sistem manajemen unjuk kerja pegawai,
merencanakan pendidikan dan pelatihan pegawai, mengendalikan
anggaran dan pendanaan serta analisis penyerapannya, analisis
neraca/laporan laba rugi, mengelola perbekalan dan pergudangan. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer Keuangan, SDM, dan
Administrasi dibantu oleh:
a) Supervisor K3 Dan Umum
Tugas pokok Supervisor K3 dan Umum adalah mengelola dan
mengawasi pelaksanaan administrasi K3 dan keamanan, serta pembinaan
tentang K3 dan keamanan di lingkungan karyawan, mitra kerja sesuai
8
dengan target yang telah diterapkan. Mengelola administrasi SDM dan
kesejahteraan pegawai serta pengelolaan emolumen pegawai termasuk
membantu penyusunan anggaran biayanya, mengidentifikasi potensi
pengembangan pegawai di unit, merencanakan kebutuhan diklat bagi
pegawai untuk menunjang kinerja perusahaan. Mengelola administrasi
kesekretariatan dan rumah tangga kantor, pemeliharaan kendaraan dinas
dan pengadaan fasilitas atau sarana kantor serta pemeliharaannya serta
pelaksanaan kehumasan. Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut
Supervisor K3 dan Umum dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan
fungsional.
b) Supervisor Keuangan
Tugas pokok Supervisor Keuangan adalah mengelola dan
mengendalikan kas kecil, administrasi perpajakan, dan tagihan pihak
ketiga. Melaksanakan kegiatan akuntansi meliputi akuntansi umum,
akuntansi biaya, akuntansi persediaan, akuntansi pekerjaan dalam
pelaksanaan dan akuntansi aktiva tetap serta menganalisa dan membuat
neraca, laba rugi, dan laporan keuangan secara periodik. Untuk
melaksanakan tugas pokoknya tersebut Supervisor Keuangan dibantu oleh
staf yang terdiri dari jabatan fungsional.
c) Supervisor Logistik
Tugas pokok Supervisor Logistik adalah mengelola permintaan
pengadaan barang dan jasa, memonitor rencana anggaran biaya dan harga
pokok satuan yang telah disahkan oleh Manajer Sektor, memeriksa
kontrak-kontrak pengadaan barang dan jasa, mengelola persediaan serta
administrasi pergudangan. Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut
Supervisor logistik dibantu oleh staf yang terdiri dari jabatan fungsional.
6. Manajer Pusat Listrik
Tugas pokok Manajer Pusat Listrik adalah bertanggung jawab atas
pengoperasian dan pemeliharaan unit pembangkit agar sesuai dengan
target kinerja perusahaan, membantu pencapaian produksi tenaga listrik
secata efisien dengan mutu dan keandalan yang baik serta menjaga seluruh
aset perusahaan yang menjadi tanggung jawab unitnya. Untuk
9
melaksanakan tugas pokoknya, Manajer Pusat Listrik dibantu oleh staf
yang terdiri dari jabatan struktural dan fungsional.
Setiap perusahaan pada umumnya membuat struktur organisasi dengan
maksud tertentu karena tanpa adanya struktur tersebut tujuan dari perusahaan
tidak akan tercapai. Organisasi merupakan kumpulan dari individu-individu yang
saling bekerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini berarti bahwa
suatu perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang tersusun dengan baik
agar masing-masing individu yang berada dalam organisasi tersebut dapat
mengetahui dengan jelas mengenai tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan
perusahaan.
10
BAB III
JADWAL DAN METODE KEGIATAN
3.1 Tempat Kegiatan
KKP ini dilaksanakan pada PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan Nagan
Raya yang beralamat di jalan Meulaboh-Medan. Adapun kegiatan ini
dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 11 Januari
sampai 11Febuari dengan 2016. Rincian KKP dapat dilihat pada lampiran (Kartu
Kendali Kuliah Kerja Praktikum).
3.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 1 Rencana jadwal kegiatan KKP PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan
Nagan Raya
No KegiatanJadwal
KeteranganDesember Januari Februari Maret
1 Pembimbingan di Program Studi
2 Pengajuan berkas di Program Studi
3 Persetujuan di Program Studi
4 Persetujuan di Fakultas
5 Pengajuan surat ke instansi
6 Proses persetujuan di Instansi
7 Surat Persetujuan dari Instansi
8 Pelaksanaan KKP
9 Pembimbingan di instansi
10 Penyusunan Laporan KKP
11 Seminar Hasil KKP
12 Revisi Laporan KKP
13 Pengumpulan Laporan KKP
11
3.3 Metode Kerja Praktek
3.3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Kuliah Kerja Praktik (KKP) ini di
tunjukkan pada tabel dibawah ini
Tabel 3.2 Alat dan Bahan
No Keterangan Nama Alat jumlah
1 Perlengkapan safety Helm Pengaman 1 buah
Sepatu 1 buah
Penutup Telinga 1 pasang
Masker 1 buah
2 Kalibras PRESSURE
TRANSMITTER
Dan
DIFFERENTIAL
PRESSURE
TRANSMITTER
ROSEMOUNT 3051
Hart Communicator 1 buah
Obeng +/- 1 buah
Kunci pas 1 buah
3.2.2 Metode Dan Proses Kerja
Melaksanakan pekerjaan bersama petugas industri atau pembimbing lapagan yang
di tugaskan oleh Supervisor control instrument untuk
Melakukan kalibrasi deffrensial transmitter bersama pembimbing lapagan
Melakukan konsultasi laporan pada pembimbing lapagan
12
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBELAJARAN
4.1. Kegiatan pada minggu pertama
Pada minggu pertama, penulis menjumpai Kepala Bagian Safety untuk
mendapat pengarahan tentang safety (perlengkapan keamanan) selama di PT. PLN
(Persero) PLTU Nagan Raya. Hal ini menjadi tolak ukur bagi penulis sebagai
mahasiswa D3 Teknik Elektronika untuk senantiasa turut dan patuh pada
peraturan-peraturan yang diterapkan pada PT. PLN (Persero) PLTU Nagan Raya.
Selama pengarahan safety penulis diberi penjelasan tentang keamanan dan
kesehatan dalam melakukan pekerjaan. Setiap karyawan harus menggunakan
perlengkapan Safety termasuk mahasiswa yang sedang KKP di PT. PLN
(Persero) PLTU Nagan Raya. Pengarahan Sefety diberikan selama satu hari pada
hari pertama melakukan KKP di PT. PLN (Persero) PLTU Nagan Raya.
Selanjutnya setelah pengarahan safety penulis diberikan perlengkapan safety.
Gambar 4.1 Perlengkapan Safety (keamanan)
1. Kaca Mata
Kaca mata digunakan untuk menghindari debu.
2. Baju
Baju yang digunakan sesuai dengan biadang di instrumes pada. PT. PLN
(Persero) PLTU Nagan Raya.
13
3. Sepatu
Sepatu digunakan untuk melindungi kaki dan dilengkapi dengan besi
pengaman dibagian depan sepatu
4. Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan pada saat bekerja
5. Helm
Helm digunakan untuk melindungi kepala dari benda-benda keras
6. Penutup Telinga
Penutup telinga digunakan pada saat bekerja ditempat yang bising.
Setelah mendapatkan perlengkapan safety, penulis memasuki ruang Kontrol
dan Instrument untuk diperkenalkan dengan kepala bagian control dan Instrument.
Kemudian kepala bagian memperkenalkan penulis dengan karyawan bagian
control dan instrument. Pada minggu pertama penulis juga mendapatkan badge
dari kantor.
Gambar 4.2 Badge PKL
4.2 Kegiatan pada minggu kedua
Pada kegiatan di minggu kedua, penulis sering mendapat masukan dari
pembimbing lapangan pada saat mempelajari Kegiatan atau cara kalibrasi alat
ukur. Disamping itu penulis tetap harus memperkaya pengetahuan dari segi
praktik maupun segi teori yang dikondisikan pada saat pembimbing lapangan
melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada alat-alat ukur. Disamping itu penulis
14
dan pembimbing membahas suatu masalah yang ditimbulkan oleh alat-alat ukur,
hal ini akan menunjang keingintahuan penulis dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang kerap timbul pada saat pemeliharaan dan perbaikan alat-alat ukur,
mendapat penjelasan beserta masukan dalam tahap penyelesaian perkara tersebut
4.3 Kegiatan pada minggu ketiga
Pada minggu ketiga, penulis ke lapangan (ke bagian pressure deffrensial
transmitter) bersama pembimbing untuk melakukan kegiatan Kalibrasi, pada saat
itu pembimbing menjelaskan bagaimana proses kegiatan kalibrasi alat-alat ukur.
Kegiatan kalibrasi pada alat-alat ukur sangat penting untuk menjaga kinerja dari
alat alat ukur untuk mampu telusur ke standar yang lebih tinggi. Dengan adanya
kegiatan kalibrasi diharapkan kerugian kerugian yang ditimbulkan akibat salah
penunjukan hasil pengukuran dapat dihilangkan atau dapat dihindari.
Gambar 4.3 Proses kalibrasi pressure transmitter
4.4 Kegiatan pada minggu keempat
Pada minggu keempat, penulis melakukan konsultasi pada pembimbing
lapangan, dilakukan konsultasi untuk kemudahan dalam perancangan laporan
bersama dengan pembimbing lapangan, disamping itu juga penulis membaca-baca
15
kembali referensi yang perlu disisipkan selama berada di PT PT. PLN (Persero)
PLTU Nagan Raya.
Hal ini perlu dibahas karena tahapan - tahapan saling bersangkutan dalam
penyusunan laporan sehingga bisa menjadi karangan utuh dan penyempurnaan
terhadap teori yang diperoleh oleh penulis yang bersangkutan. Salah satu kegiatan
karyawan bagian control dan instrument adalah malakukan kegiatan pengamatan,
pemeliharaan, dan kalibrasi terhadap pressure transmitter serta peralatan yang
berbungan dengan instrumentasi.
4.5 Hasil Pembelajaran
4.5.1.Pengenalan Diffrential Pressure Transmitter dan Pressure Transmitter
Rosemount 3051
A. Diffrential Pressure Transmitter
Differential Pressure Transmitter adalah salah satu peralatan
pengukur aliran fluida maupun uap yang dipergunakan untuk mengukur
besarnya jumlah fluida yang mengalir dalam pipa, dan Differential
Pressure Transmitter juga berfungsi sebagai alat untuk penghasil
keluaran dari pengukuran dan perantara penghubung antara yang ada
dilapangan dengan ruang kontrol.
Differential Pressure Transmitter ini berfungsi untuk mengirimkan
data yang diukur dilapangan ke unit penerima pada ruang kontrol
(Control Room). Transmitter ini menggunakan sistem dua kabel
transmisi, dimana kabel tersebut berfungsi sebagai pengiriman sinyal
dan sebagai sumber tenaga, Differential Pressure Transmitter ini
mengukur sinyal proses (input) yang dikirim dari lapangan
kemudian diubah menjadi sinyal instrument dengan range 4mA s/d
20mA, dengan indikasi sebanding dengan 0% s/d 100%.
16
Gambar 4.4 Bentuk fisik Diffrential Pressure Transmitter
Differential Pressure Transmitter merupakan peralatan yang
digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan yang terjadi pada bagian
hulu dan hilir pelat orifis secara fisis dan dihubungkan dengan masing-
masing sistem membrane selanjutnya dihubungkan dengan Amplifier
Board dan kemudian diterjemahkan atau diubah keluarannya menjadi
sinyal standar 4-20 mA DC. Terdapat ZERO dan SPAN untuk menadjust
(menambah atau mengurangi) jika mengalami peubahan besaran angka
yang dibandingkan dengan hasil besaran listrik yang dikeluarkan oleh
Multimeter pada saat kalibrasi. Ada fasilitas mengubah range atau
kemampuan dari transmitter akan lebih rendah atau lebih tinggi, namun
tidak boleh lebih dari batasan (range) spesifikasi yang ditentukan oleh
pabrik yang tertera pada peralatan tersebut.
B. Pressure Transmitter
Pressure Transmitter adalah instrument atau alat yang berfungsi
mengubah besaran ukur (dalam hal ini tekanan) menjadi besaran lain
sesuai dengan besaran standard instrumentasi. (besaran ini bisa berupa
pressure : KPA, electronic : 4 - 20 mA, dll) dan prinsip dasarnya
pressure/tekanan adalah sebentuk gaya/force yang dibutuhkan untuk
menahan gas atau fluida keluar, biasanya ditetapkan sebagai besarnya
gaya per unit area,sensor pressure digunakan untuk mengukur tekanan
17
tersebut dan mengirimkannya berupa signal yang biasanya berupa
electrical signal (bisa juga optical signal, visual signal, atau auditory
signal).sensor pressure digunakan untuk mengukur tekanan itu sendiri,
flow, level, altitude.
Pressure Transmitter merupakan Peralatan yang digunakan untuk mengukur
tekanan alir gas dengan sistem membrane dan dihubungkan dengan
Amplifier Board yang selanjutnya mengubah satuan tekanan menjadi sinyal
output berupa sinyal standar 4-20 mA DC. Terdapat ZERO dan SPAN
untuk menadjust (menambah atau mengurangi) jika mengalami peubahan
besaran angka yang dibandingkan dengan hasil besaran listrik yang
dikeluarkan oleh Multimeter pada saat kalibrasi. Ada fasilitas mengubah
range atau kemampuan dari transmitter akan lebih rendah atau lebih tinggi,
namun tidak boleh lebih dari batasan (range) spesifikasi yang ditentukan
oleh pabrik yang tertera pada peralatan tersebut.
4.5.2. Pembahasan Khusus Kalibrasi
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan nilai-nilai yang ditunjukan
oleh instrumen ukur/sistem pengukuran atau nilai-nilai yang diabadikan pada
suatu bahan dengan cara membandingkan nilai yang sebenarnya (Konvensional)
yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki kemampuan telusur ke standar
Nasinal atau Internasional. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary
of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk
hubungan antara nilai yang ditnjukan oleh instrumen ukur/sistem pengukuran,
atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui
berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain :
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran Konvensional nilai
penunjukan alat ukur.
Kalibrasi sangat penting dalam dunia perindustrian, setiap perindustrian
kewajibannya untuk menjaga dan meningkatkan mutu alat ukur untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, faktor umur bisa mempengaruhi kinerja dari alat
ukur, kinerja dari alat ukur yang sudah lama menjadi kurang maksimal,
kekurangan (drift) yang terjadi pada alat ukur tidak bisa dihilangkan tetapi bisa
18
dipulihkan dengan kalibrasi. Kalibrasi dilakukan untuk menjamin nilai yang
ditunjukan oleh alat ukur karena setiap alat ukur mngandung kesalahan tidak ada
satupun alat ukur yang tidak mengandung kesalahan sebelum alat ukur dikalibrasi
nilai atau penunjukan alat ukur harus dianggap salah. Kalibrasi merupakan istilah
yang telah dibakukan dalam bahasa Indonesia sebagai terjemahan dari istilah
Calibration dalam bahasa inggris. Dengan kalibrasi ini diharapkan kerugian-
kerugian yang terjadi akibat salah indikasi atau penyimpangan penunjukan dan
pembacaan pada alat ukur dapat dihindari. Mengingat kebenaran penunjukan alat
ukur mempunyai arti yang sangat penting dalam hampir semua kegiatan manusia
maka pelaksanaan kalibrasi harus mengikuti cara-cara yang telah dibakukan
prosedurnya, baik mengikuti aturan standar maupun rekomendasi dari pabrikan
pembuat alat tersebut. Kalibrasi suatu alat ukur dilakuakan dengan cara
membandingkan penunjukan alat ukur yang dikalibrasi dengan alat ukur standar
yang lebih tinggi dan telah diketahui kesalahan ukurnya. Dengan melakukan
kalibrasi pada setiap alat ukur, dapat ditentukan penyimpangan atau deviasi
penunjukan alat ukur tersebut, sehingga ketelitian atau akurasi alat yang telah
dikalibrasi terhadap alat ukur standar dapat dijamin. Alat alat ukur yang perlu
dikalibrasi adalah alat ukur untuk besaran-besaran dasar dan turunan.
Dalam metrologi dikenal adanya metrologi legal dan metrologi teknis.
Semua jenis alat ukur yang digunakan untuk transaksi menyangkut kuantitas suatu
komoditas (seperi timbangan, literan dan sebagainya) termasuk metrology legal.
Sedang semua pengukuran diluar ketentuan masuk dalam alat ukurnya, untuk
kategori legal, pelaksanaan dan periode kalibrasinya ditentukan oleh peraturan
yang berlaku di suatu negara secara nasional.
Semua alat ukur untuk metrologi legal sebelum dijual wajib ditera. Kalibrasi
untuk metrologi teknis bersifat anjuran, pelaksanaan dan periode kalibrasinya
tergantung pada keperluan dan tingkat frekuensi penggunaannya. Dapat juga
disesuaikan dengan rekomendasi dari masing-masing pabrikan pembuat alat
tersebut. Makin tinggi ketelitian yang dipersyaratkan pada pembacaan atau
penunjukan suatu alat ukur, terutama apabila alat itu berfungsi sebagai alat
kontrol, maka periode pelaksanaan kalibrasinya akan lebih pendek atau lebih
ketat. Bila dianggap perlu, missal penunjukannya diragukan, alat ini harus
19
dikalibrasi ulang upaya melakukan tindakan korektif. Hasil pengukuran suatu
besaran harus tepat, benar, dan dapat dipecaya.
4.5.3 Pengamatan dilapangan
Sebelum melakuakan Kalibrasi pada perangkat Differential Pressure
Transmitter dan Pressure Transmitter, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pembersihan pada area Differential Pressure Transmitter dan
Pressure Transmitter.
2. Melakukan pemeriksaan koneksi dan kondisi pada Differential Pressure
Transmitter dan Pressure Transmitter. Untuk memastikan masih bekerja
dengan baik. Atau sudah eror
3 Membukan pada level low
4 Membukan pada level hight
5 Membuka bagian baot nya
6 Membuka bagian belakangnya
7 Pemasagan kabel kawat vabriasi
Setelah siap melakukan pemeliharaan pada alat ukur baru proses atau
kegiatan kalibrasi dilakukan,langkah-langkah melakukan kalibrasi sebagai
berikut:
Catat tipe/model pressure transmitter, range dari pressure
transmitter, span pressure transmitter, dan batas maksimum
pressure kerja dari pressure transmitter (MWP) di software SI
DETIK.
Buat koneksi seperti gambar di bawah ini.
20
Gambar 4.5 Skema rangkaian Kalibrasi
Gambar 4.6 Differential pressure transmitter dan HART communicator
Pastikan nilai batas bawah pressure kerja dari pressure
transmitter (LRV) dan batas bawah span (4 mA) melalui
HART communicator sudah sesuai.
Pastikan nilai batas atas pressure kerja dari pressure transmitter
(URV) dan batas atas span (20 mA) melalui HART
communicator sudah sesuai
Lakukan pengujian dengan lima titik pengujian, yaitu 0%,
25%, 50%, 75%, dan 100% dari input span (4-20 mA) atau
range pressure kerja dari pressure transmitter. Besarnya output
harus sama dengan input, yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, dan
100% dari output span (4-20 mA) atau range pressure kerja
dari pressure transmitter dengan tingkat akurasi 0.2 %. Kurva
hubungan antara input dan output ditunjukkan pada gambar di
bawah ini
21
Gambar 4.7 Hubungan kurva antara input dan ouput
Catat hasil pengujian di software SI DETIK sebagai as found.
Jika pada saat pengujian terdapat error pada LRV dan URV
yang melebihi batas akurasi, maka perlu dilakukan adjustment
pada pressure transmitter. Jika pada saat pengujian tidak
terdapat error pada LRV dan URV yang melebihi batas
akurasi, maka pressure transmitter dapat dinyatakan baik.
Lakukan pengujian dengan besarnya sama dengan batas bawah
pressure kerja (LRV) atau dengan cara buka venting pada
pressure transmitter
Tekan tombol CLEAR (ZERO) sampai penunjukkan sama
dengan 4 mA atau batas bawah pressure kerja (LRV) dengan
akurasi 0.2 %.
Lakukan pengujian dengan besarnya sama dengan batas atas
pressure kerja (URV).
Tekan tombol SPAN sampai penunjukkan sama dengan 20 mA
atau batas atas pressure kerja (URV) dengan akurasi 0.2 %.
Lakukan pengujian pressure transmitter seperti langkah 3.5
Catat hasil pengujian di software SI DETIK sebagai as left.
Proses kalibrasi pressure transmitter
22
4.5.4 Poses Kalibrasi Dilapagan
Pada umumnya untuk mengkalibrasi instrumen dibutuhkan pemeriksaan
spesifikasi dari peralatan itu sendiri, jadi sebelum melakukan kalibrasi perlu
dibuat sebuah data-data dari alat yang dikalibrasi misalnya outputnya, input atau
range antara keduanya.
Langkah langkah kalibrasi sebagai berikut
Melihat batas ukur yang digunakan di deffrensial transmitter
Membukan port bagian low pada deffrensial transmitter yang berfungsi
untuk membuang udara atau tekanan yang ada di dalam deffrensial
transmitter
Gambar 4.8 Membukan port bagian low pada deffrensial
transmitter
Membukan port bagian hight pada deffrensial transmitter yang berfungsi
untuk membuang udara atau tekanan yang ada di dalam deffrensial
transmitter
Membukan port bagian tengah pada deffrensial transmitter yang berfungsi
untuk membuang udara atau tekanan yang ada di dalam deffrensial
transmitter
23
Gambar 4.9 Membukan port bagian tengah pada deffrensial
transmitter
Membukan port bagian belakang pada deffrensial transmitte yang
berfungsi untuk pemasagan kabel kawat vabriasi
Gambar 4.10 Pemasagan kabel variasi pada deffrensial
transmitter
Seteleh selasai pemasagan kabel kawat variasi pada deffrensial transmitter
baru kita nyalakan alat ukur hart communicator
24
Gambar 4.11 Hart communicator
Tunggu sampai hart communicator di baca di lcd nya
Seteleh proses pembacaan nya selesai baru kita pilih HART,akan muncul
beberapa tampilan gambar seperti dibawah ini
Gambar 4.12 Beberapa tampilan hart communicator
Setelah proses tampilan seperti gambar di atas selanjut nya tekan tombol
kanan ,Maka akan muncul beberapa tampilan di laya lcd hart
communicator sebelum di lakukan kalibrasi seperti nilai analog ouput nya
dan batas lower range value nya seperti gambar dibawah ini
25
Gambar 4.13 Hart communicator sebelum di lakukan kalibrasi
Setelah proses tampilan gambar sepertidi atas selanjut tekan tombol
kanan,maka akan muncul beberapa pilihan.setelah muncul pilihan baru
kita memilih service tools Seperti gambar di bawah ini
Gambar 4.14 Memilih service tools
26
Setelah proses tampilan gambar seperti di atas selanjut tekan tombol
kanan,maka akan muncul beberapa pilihan.setelah muncul pilihan baru
kita memilih maintenance Seperti gambar di bawah ini
Gambar 4.15 Memilih Maintenance
Setelah proses tampilan gambar seperti di atas selanjut tekan tombol
kanan,maka akan muncul beberapa pilihan.setelah muncul pilihan baru
kita memilih pressure calibration Seperti gambar di bawah ini
Gambar 4.16 memilih pressure calibration
27
Setelah proses tampilan gambar seperti di atas selanjut tekan tombol
kanan,maka akan muncul beberapa pilihan.setelah muncul pilihan baru
kita memilih zero Seperti gambar di bawah ini
Gambar 4.17 Memilih zero
Setelah proses tampilan gambar seperti di atas selanjut nya tekan tombol
kanan,maka akan mencul peringatan seperti ini warning –this will affect
sensor calibration di layar lcd hart communicator ,sesudah peringatan nya
keluar di layar lcd maka pilih OK.
Setelah kita selesai memilih tombol ok maka akan muncul peringatannya
seperti ini di layar lcd Apply 0 input to sensor ,dan pilih lah ok maka akan
muncul peringatan di layar lcd ,Note-loop may be returned to automatic
control maka pilih lah ok
Maka proses kalibrasi pun selesai seperti gambar dibawah ini
28
Gambar 4.18 proses kalibrasi selesai
4.5.5 Pinsip Kerja Diffrensial pressure transmitter
Prinsip kerja Differensial Pressure Transmitter merupakan Transmitter
yang menggunakan perbandingan tekanan. Yaitu perbandingan tekanan rendah
dan tekanan yang tinggi. Perbandingan tekanan inilah yang akan diubah menjadi
arus 4-20 mA agar sinyal pembacaan dapat terbaca oleh kontrolle
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk menjaga alat ukur agar tetap bekerja sesuai standar nasional maupun
internasional, alat ukur harus dikalabrasi, karena setiap alat ukur mengandung
kesalahan tidak ada satupun alat ukur yang tidak mengandung kesalahan, setiap
penggunaan alat ukur yang belum dikalibrasi hasil pengukurannya harus dianggap
salah atau eror. Kalibrasi dilakukan agar Diffrential Pressure Transmitter dan
Pressure Transmitter Rosemount 3051 yang ada dilapangan sama dengan yang
ada pada monitor CCR operator dan untuk mengetahui kondisi eror atau tidak
nya. Dengan adanya kalibrasi diharapkan kerugian-kerugian yang terjadi akibat
salah penunjukan alat ukur dapat dihindari.
Selama penulis melaksanakan KKP di PT. PLN Persero Sektor
Pembangkitan Nagan Raya penulis banyak mendapatkan pengetahuan khususnya
dibidang instrumen tentantang kalibrasi. Setiap karyawan atau mahasiswa yang
melakukan KKP harus melaksanakan peraturan yang sudah ditetapkan di PT. PLN
Persero Sektor Pembangkitan Nagan Raya. Bagi penulis kinerja karyawan PT.
PLN Persero Sektor Pembangkitan Nagan Raya sangat disiplin, salah satunya
pada bagian keamanan dan kesehatan (Safety). Kegiatan kerja praktik di PT. PLN
Persero Sektor Pembangkitan Nagan Raya dapat memberikan berbagai manfaat.
Manfaat-manfaat yang didapat dari kegiatan kerja praktik di PT. PLN Persero
Sektor Pembangkitan Nagan Raya. Penulis bisa memperoleh suatu pengalaman
kerja nyata yang berbeda dengan ruang kuliah, Penulis juga dapat mempelajari
metode penggunaan instrumen, pemeliharaannya serta dapat mempelajari
bagaimana proses atau kegiatan Kalibrasi pada alat-alat ukur seperti Pressure
Transmitter dan Differential Pressure Transmitter Rosemount 3051.
5.2 Saran
Jagalah peralatan instrument ukur dengan sebaik baiknya
30