3 LAPORAN KKP

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    1/22

    BAB 1PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Permasalahan kesehatan yang semakin kompleks seiring dengan

    perkembangan teknologi transportasi menyebabkan kecepatan waktu tempuh

    perjalanan antar Negara melebihi masa inkubasi penyakit. Hal ini memperbesar

    risiko masuk dan keluar penyakit menular (newemerging infectious diseases)

    dimana ketika pelaku perjalanan memasuki pintu masuk negara gejala klinis

    penyakit belum tampak. Disamping kemajuan teknologi di berbagai bidang

    lainnya yang menyebabkan pergeseran epidemiologi penyakit, ditandai dengan

    pergerakan kejadian penyakit dari satu benua ke benua lainnya, baik pergerakan

    secara alamiah maupun pergerakan melalui komoditas barang di era perdagangan

    bebas dunia yang dapat menyebabkan peningkatan faktor risiko.Melihat peningkatan faktor risiko di atas, maka Badan esehatan Dunia

    !"H#$ mengantisipasi untuk terjadinya penyakit yang menimbulkan masalah

    kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia Public Health Emergency of

    International Concern !PH%&'$ dengan membentuk International Health

    Regulation !&H($ yang berlaku bagi seluruh negara, dimana setiap negara wajib

    melindungi rakyatnya dengan mencegah terjadinya penyakit yang masuk dan

    keluar dari negaranya.antor esehatan Pelabuhan yang selanjutnya disebut P adalah unit

    pelaksana teknis di lingkungan ementerian esehatan yang berada di bawah dan

    bertanggung jawab kepada Direktorat )enderal Pengendalian Penyakit dan

    Penyehatan *ingkungan. P dipimpin oleh seorang epala dan dalam

    melaksanakan tugas secara administratif dibina oleh +ekretariat Direktorat

    )enderal dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktorat di lingkungan

    Direktorat )enderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan *ingkungan. antor

    esehatan Pelabuhan ! P$ diklasifikasikan ke dalam kelas yaitu P kelas &,

    P kelas &&, P kelas &&& dan P kelas &-. lasifikasi tersebut di dasarkan

    pada beban kerja di bandara, pelabuhan dan lintas batas darat Negara.Pada sarana dan prasarana yang dimiliki oleh P idealnya memenuhi

    standardisasi sebagaimana klasifikasi dari P dengan prinsip

    1

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    2/22

    . emanfaatan, keselamatan, keseimbangan sertakeserasianlkeselarasan

    bangunan gedung dengan lingkungannya./. Hemat, tidak berlebihan, efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan

    dan ketentuan teknis yang disyaratkan .0. 1erarah dan terkendali sesuai rencana, program satuan kerja serta fungsi

    setiap penggunaan .. +emaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan

    memperhatikan kemampuanlpotensi nasional

    lasifikasi antor esehatan Pelabuhan ditetapkan berdasarkan kriteria

    yang berupa penentuan nilai terhadap seluruh komponen yang berpengaruh

    terhadap beban kerja. riteria penentuan nilai sebagaimana dimaksud terdiri atas

    unsur utama dan unsur penunjang. 2nsur utama terdiri atas3

    . ekarantinaan kesehatan yaitu upaya mencegah dan menyangkal keluar atau

    masuknya penyakit dan4atau faktor risiko kesehatan yang berpotensi

    menimbulkan kedaruratan masyarakat./. +ur5eilans kesehatan, yaitu upaya untuk memperoleh gambaran tentang

    penyakit potensial wabah dan faktor risiko melalui pengumpulan dan

    pengolahan data secara terus6menerus terhadap lalu lintas alat angkut, penyakit potensial wabah, faktor risiko, guna menghasilkan informasi yang

    cepat dan akurat dalam proses pengambilan keputusan untuk respon cepat.0. Pengendalian faktor risiko lingkungan, yaitu upaya pencegahan penyakit

    dan4atau gangguan kesehatan akibat faktor risiko lingkungan.Pelayanan

    kesehatan, yaitu kegiatan pelayanan kesehatan promotif, pre5entif, dan kuratif

    secara terbatas di lingkungan pelabuhan, bandara, dan lintas batas darat.. +umber daya manusia teknis, yaitu jumlah pejabat fungsional yang

    melaksanakan tugas dan fungsi teknis antor esehatan Pelabuhan, termasuk

    pegawai paruh waktu

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal /, P

    menyelenggarakan 7 !enam belas$ fungsi !Pasal 0 Peraturan Menteri esehatan

    (epublik &ndonesia Nomor 0874M%N %+4 P%(4&-4/99: 1entang #rganisasi Dan

    1ata erja antor esehatan Pelabuhan$3

    . Pelaksanaan kekarantinaan

    2

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    3/22

    /. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;0. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas

    batas darat Negara;. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru,

    dan Penyakit yang muncul kembali;8. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan nonpengion, biologi dan kimia;7. Pelaksanaan sentra4simpul jejaring sur5eilans epidemiologi sesuai penyakit

    yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;lat esehatan, dan Bahan >diktif!#M >B>$, jejaring kerja, dan

    kemitraan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

    3

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    4/22

    Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan

    bahan perencanaan, pemantauan, e5aluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi

    pengendalian 5ektor dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi

    lingkungan, kesehatan terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan haji,

    perpindahan penduduk, penanggulangan bencana, 5aksinasi internasional, jejaring

    kerja, kemitraan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

    Upa a Kese!atan dan Lintas "ila a! mernpunyai tugas melaksanakan

    perencanaan dan e5aluasi serta penyusunan laporan di bidang pelayanan

    kesehatan terbatas, kesehatan haji, kesehatan kerja, kesehatan matra, 5aksinasi

    internasional, pengembangan jejaring kerja, kemitraan, kajian dan teknologi, serta

    pendidikan dan pelatihan bidang upaya kesehatan pelabuhan di wilayah kerja

    bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

    Berkaitan hal tersebut di atas yang merupakan masalah darurat yang

    menjadi perhatian dunia disebabkan oleh lalu lintas alat angkut yang masuk

    melalui pelabuhan, maka antor esehatan Pelabuhan dituntut mampu

    menangkal risiko kesehatan yang masuk melalui orang, barang dan alat angkut

    kapal dengan melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk mencegah

    terjadinya risiko penularan penyakit. Melihat ancaman penyakit global, penulis

    melakukan sur5ei tentang tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan pada penyakit

    1B Paru pada pekerja > B41 BM di Pelabuhan (akyat, Pelabuhan Nusantara

    dan Pelabuhan ontainer ota endari.

    B. #u$uan

    1ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambara tingkat

    pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap penyakit 1B Paru pada pekerja

    >B 41 BM di Pelabuhan (akyat, Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan "awonii

    ota endari tahun /9 7.

    %. &an'aat. +ebagai bahan masukan bagi antor esehatan Pelabuhan endari dalam

    mengambil kebijakan terhadap gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan

    tindakan pada penyakit 1B paru.

    4

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    5/22

    /. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

    yang berkaitan dengan penyakit 1B paru pada >B dan 1 BM di kapal.

    5

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    6/22

    BAB ((#(N)AUAN PUS#AKA

    A. De'inisi

    Tuberkulosis !#B% atau #B $ adalah suatu penyakit infeksi yang

    disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa . Penyebab penyakit ini adalah

    bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis . Mycobacteria termasuk dalam

    famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo >ctinomycetales. kompleks

    Mycobacterium tuberculosis meliputi M tuberculosis , M bo!is, M africanum , M

    microti , dan M canettii . Dari beberapa kompleks tersebut, M tuberculosis

    merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. Bakteri ini

    merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk

    mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru6paru !=9?$

    dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

    B. Epidemiologi1uberkulosis !1B$ merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal

    dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia.

    Pre5alensi 1B di &ndonesia dan negaranegara sedang berkembang lainnya cukup

    tinggi. Pada tahun /997, kasus baru di &ndonesia berjumlah @799.999 dan

    sebagian besar diderita oleh masyarakat yang berada dalam usia produktif ! 8A88

    tahun$. >ngka kematian karena infeksi 1B berjumlah sekitar 099 orang per hari

    dan terjadi @ 99.999 kematian per tahun. Hal tersebut merupakan tantangan bagi

    semua pihak untuk terus berupaya mengendalikan infeksi ini. +alah satu upaya

    penting untuk menekan penularan 1B di masyarakat adalah dengan melakukan

    diagnosis dini yang definitif."H# menyatakan bahwa dari sekitar ,= milyar manusia, sepertiga

    penduduk dunia ini telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis. Pada tahun ==0

    "H# juga menyatakan bahwa 1B sebagai reemerging disease >ngka penderita

    1B paru di negara berkembang cukup tinggi, di >sia jumlah penderita 1B paru

    berkisar 9 orang penderita baru per 99.999 penduduk.

    %. Pen e*a*

    6

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    7/22

    Penyebab tuberkulosis paru adalah kuman Mycobacterium tuberculosa ,

    yang berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam

    pada pewarnaan. #leh karena itu disebut pula sebagai Basil 1ahan >sam !B1>$.

    uman 1B' cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan

    hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab. #leh karena itu dalam jaringan

    tubuh kuman ini dapat dorman !tidur$ " tertidur lama selama beberapa tahun. M

    tuberculosis merupakan kuman berbentuk batang, berukuran panjang 8 dan lebar

    0 , tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob, pada pewarnaan gram

    maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. #leh karena itu M

    tuberculosis disebut sebagai Basil 1ahan >sam atau B1>. Pada dinding sel M

    Tuberculosis lapisan lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan

    peptidoglikan yang ada dibawahnya, hal ini menurunkan permeabilitas dinding

    sel, sehingga mengurangi efekti5itas dari antibiotik. *ipoarabinomannan, yaitu

    suatu molekul lain dalam dinding sel M tuberculosis , yang berperan dalam

    interaksi antara inang dan patogen, sehingga M tuberculosis dapat bertahan hidup

    di dalam makrofag.

    omponen antigen ditemukan di dinding sel dan sitoplasma yaitukomponen lipid, polisakarida dan protein. arakteristik antigen M tuberculosis

    dapat diidentifikasi dengan menggunakan antibody monoklonal . +aat ini telah

    dikenal #urified antigens dengan berat molekul kDa !kiloDalton$, = kDa, 0:

    kDa, 78 kDa yang memberikan sensiti5iti dan spesifisiti yang ber5ariasi dalam

    mendiagnosis 1B. >da juga yang menggolongkan antigen M tuberculosis dalam

    kelompok antigen yang disekresi dan yang tidak disekresi !somatik$. >ntigen

    yang disekresi hanya dihasilkan oleh basil yang hidup, contohnya antigen 09.999a, protein M1P 9 dan lain lain.

    D. Pen e*aran>dapun penyebaran kuman 1B adalah 3

    7

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    8/22

    . 1B tersebar lewat udara bila orang yang mengidap 1B di paru6paru atau

    tenggorokan batuk, bersin atau berbicara dan Cmengirimnya ke udara. alau

    kuman ini terhirup orang lain, dia bisa terkena infeksi./. Mendapatnya kebanyakan dari pergaulan yang sering dan lama, seperti

    dengan anggota keluarga atau teman.0. 1B tidak tersebar dari alat rumah tangga, misalnya sendok garpu, piring

    mangkuk, gelas, seprai, pakaian atau telepon 6 jadi tidak perlu memakai alat

    rumah tangga masing6masing.

    E. Patogenesis

    Menurut Depkes (& !/99/$ riwayat terjadinya 1B paru ada dua yaituinfeksi primer dan pasca primer. &nfeksi primer terjadi saat seseorang terpapar

    pertama kali dengan kuman 1B. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya,

    sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berjalan

    sehingga sampai di al5eolus dan menetap di sana. &nfeksi dimulai saat kuman 1B

    berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru. +aluran limfe

    akan membawa kuman 1B ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut

    sebagai kompleks primer. "aktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan

    komplek primer adalah sekitar 67 minggu. >danya infeksi dapat dibuktikan

    dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif .

    elanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk

    dan besarnya respon daya tahan tubuh !imunitas seluler$. Pada umumnya reaksi

    daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman 1B.

    Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman #ersister

    atau dormant !tidur$. adang6kadang daya tahan tubuh tidak mampu

    menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang

    bersangkutan akan menjadi penderita 1B'. Masa inkubasi, yaitu waktu yang

    diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 7 bulan.

    edua tuberkulosis paska primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau

    tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat

    terinfeksi H&- atau status giEi yang buruk. 'iri khas dari tuberkulosis paska

    primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya ka5itas atau efusi

    pleura.

    8

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    9/22

    +. Klasi'ikasi

    . lasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena3a. 1uberkulosis paru

    1uberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan

    !parenkim$ paru. tidak termasuk pleura !selaput paru$ dan kelenjar pada

    hilus. b. 1uberkulosis ekstra paru

    1uberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya

    pleura, selaput otak, selaput jantung !pericardium$, kelenjar limfe, tulang,

    persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain6lain./. lasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada 1b

    Paru3a. 1uberkulosis paru B1> positif

    $ +ekurang6kurangnya / dari 0 spesimen dahak +P+ hasilnya B1>

    positif./$ spesimen dahak +P+ hasilnya B1> positif dan fototoraks dada

    menunjukkan gambaran tuberkulosis.0$ spesimen dahak +P+ hasilnya B1> positif dan biakan kuman 1b

    positif.$ atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 0 spesimen dahak

    +P+ pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya B1> negatif dan tidak

    ada perbaikan setelah8$ Pemberian antibiotika non #>1.

    b. 1uberkulosis paru B1> negati5eriteria diagnostik 1b paru B1> negatif harus meliputi3$ Paling tidak 0 spesimen dahak +P+ hasilnya B1> negatif.

    /$ Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.0$ 1idak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non#>1.

    $ Ditentukan !dipertimbangkan$ oleh dokter untuk diberi pengobatan.0. lasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan

    sebelumnya. >da beberapa tipe pasien yaitu3a. asus baru

    >dalah pasien yang belum pernah diobati dengan #>1 atau sudah pernah

    menelan #>1 kurang dari satu bulan ! minggu$. b. asus kambuh !relaps$

    >dalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan

    tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh tetapi kambuh lagi.c. asus setelah putus berobat !default $

    9

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    10/22

    >dalah pasien yang telah berobat dan putus berobat / bulan atau lebih

    dengan B1> positif.d. asus setelah gagal !failure$

    >dalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali

    menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.e. asus lain

    >dalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, dalam

    kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil

    pemeriksaan masih B1> positif setelah selesai pengobatan ulangan.

    ,. DiagnosaDiagnosis tuberkulosis paru ditegakkan melalui pemeriksaan gejala klinis,

    mikrobiologi, radiologi, dan patologi klinik. Pada program tuberkulosis nasional,

    penemuan B1> melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis

    utama. Pemeriksaan lain seperti radiologi, biakan dan uji kepekaan dapat

    digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.

    1idak dibenarkan mendiagnosis tuberkulosis hanya berdasarkan pemeriksaan foto

    toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada 1B

    paru, sehingga sering terjadi o5erdiagnosis. Gejala

    a. +istemik $ Penurunan nafsu makan dan berat badan.

    /$ Perasaan tidak enak !malaise$, lemah.0$ Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan

    malam hari disertai keringat malam. adang6kadang serangan demam

    seperti influenEa dan bersifat hilang timbul. b. husus

    $ Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus !saluran yang menuju ke paru6

    paru$ akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan

    menimbulkan suara mengi , suara nafas melemah yang disertai sesak./$ )ika ada cairan dirongga pleura !pembungkus paru6paru$0$ Disertai dengan keluhan sakit dada.1anda6tanda yang di temukan pada pemeriksaan fisik tergantung luas dan

    kelainan struktural paru. Pada lesi minimal, pemeriksaan fisis dapat normal

    atau dapat ditemukan tanda konsolidasi paru utamanya apeks paru. 1anda

    pemeriksaan fisik paru tersebut dapat berupa3 fokal fremitus meingkat, perkusi

    redup, bunyi napas bronko5esikuler atau adanya ronkhi terutama di apeks paru.

    10

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    11/22

    Pada lesi luas dapat pula ditemukan tanda6tanda seperti 3 de5iasi trakea ke

    sisi paru yang terinfeksi, tanda konsolidasi, suara napas amporik pada ca5itas

    atau tanda adanya penebalan pleura./. Pemeriksaan dahak mikroskopis

    Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai

    keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan

    dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 0

    spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan

    sewaktu6pagi6sewaktu !+P+$.a. + !sewaktu$3 Dahak dikumpulkan pada saat suspek tuberculosis datang

    berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot

    dahak untuk mengumpulkan dahak pada pagihari kedua b. P !pagi$3 Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah

    bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas.c. +!sewaktu$3 Dahak dikumpulkan pada hari kedua, saat menyerahkan dahak

    pagi hari.Pemeriksaan mikroskopisnya dapat dibagi menjadi dua yaitu

    pemeriksaan mikroskopis biasa di mana pewarnaannya dilakukan dengan Iiehl

    Nielsen dan pemeriksaan mikroskopis fluoresens di mana pewarnaannya

    dilakukan dengan auramin6rhodamin !khususnya untuk penapisan$.

    #a*el 1. &ntepretasi hasil pemeriksaan 1B paruHasil pemeriksaan (nterpretasi

    Bila 0 kali positif atau/ kali positif, kali negatif B1> J

    Bila kali positif, / kali negatif 2langi B1> 0 kaliBila 0 kali negati5e B1> 6

    &nterpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala &2>1*D!&nternational 2nion >gainst 1uberculosis and *ung 1uberculosis$ yang

    merupakan rekomendasi dari "H#.#a*el -. &nterpretasi pemeriksaan mikroskopis 1B paru skala 2>1*D

    Hasil pemeriksaan (nterpretasi1idak ditemukan B1> dalam 99 lapang

    pandang Negatif

    Ditemukan 6= B1> dalam 99 lapang pandang Ditulis dalam jumlahkuman yang ditemukan

    Ditemukan 96== B1> dalam lapang pandang J ! J$

    11

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    12/22

    Ditemukan 6 9 B1> dalam lapang pandang JJ !/J$Ditemukan @ 9 B1> dalam lapang pandang JJJ !0J$

    0. Pemeriksaan BactecDasar teknik pemeriksaan biakan dengan B>'1%' ini adalah metode

    radiometrik. Mycobacterium tuberculosa memetabolisme asam lemak yang

    kemudian menghasilkan '#/ yang akan dideteksi growth indeKnya oleh mesin

    ini. +istem ini dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan secara

    cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan.

    Bentuk lain teknik ini adalah dengan memakai Mycobacteria Growth &ndicator

    1ube !MG&1$.. Pemeriksaan Darah

    Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukan indikator yang

    spesifik untuk 1b paru. *aju %ndap Darah ! *%D $ jam pertama dan jam kedua

    dibutuhkan. Data ini dapat di pakai sebagai indikator tingkat kestabilan

    keadaan nilai keseimbangan penderita, sehingga dapat digunakan untuk salah

    satu respon terhadap pengobatan penderita serta kemungkinan sebagai

    predeteksi tingkat penyembuhan penderita. Demikian pula kadar limfosit dapat

    menggambarkan daya tahan tubuh penderita. *%D sering meningkat pada

    proses aktif, tetapi *%D yang normal juga tidak menyingkirkan diagnosa 1B'.8. Pemeriksaan radiologis

    Pemeriksaan standar adalah foto toraks P>. Pemeriksaan lain atas

    indikasi ialah foto lateral, top lordotik, oblik, '16+can. Pada kasus dimana

    pada pemeriksaan sputum +P+ positif, foto toraks tidak diperlukan lagi. Pada

    beberapa kasus dengan hapusan positif perlu dilakukan foto toraks bila 'uriga

    adanya komplikasi !misal 3 efusi pleura, pneumotoraks$, Hemoptisis berulang

    atau berat, Didapatkan hanya spesimen B1> J.Pemeriksaan foto toraks memberi gambaran bermacam6macam bentuk.

    a. Gambaran radiologi yang dicurigai lesi 1b paru aktif Bayangan berawan4nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas

    dan segmen superior lobus bawah paru. a5iti terutama lebih dari satu,

    dikelilingi bayangan opak berawan atau nodular. Bayangan bercak milier.

    %fusi Pleura b. Gambaran radiologi yang dicurigai 1b paru inaktif

    12

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    13/22

    Fibrotik, terutama pada segmen apical dan atau posterior lobus atas

    dan atau segmen superior lobus bawah. alsifikasi. Penebalan pleura.

    H. PenatalaksanaanPengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhkan pasien,

    mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan

    mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap #>1. Mikobakteri merupakan

    kuman tahan asam yang sifatnya berbeda dengan kuman lain karena tumbuhnya

    sangat lambat dan cepat sekali timbul resistensi bila terpajan dengan satu obat.

    2mumnya antibiotika bekerja lebih aktif terhadap kuman yang cepat membelah

    dibandingkan dengan kuman yang lambat membelah. +ifat lambat membelah

    yang dimiliki mikobakteri merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

    perkembangan penemuan obat antimikobakteri baru jauh lebih sulit dan lambat

    dibandingkan antibakteri lain 3. )enis obat utama !lini $ yang digunakan adalah3 &NH, (ifampisin,

    +treptomisin, %tambutol./. )enis obat tambahan lainnya !lini /$3 anamisin , >mikasin, uinolon.

    #a*el . )enis dan /*at /A#

    #batDosis

    !mg4kgBB4hari$

    Dosis yang dianjurkan Dosis

    Maks!mg$

    Dosis !mg$ 4 berat badan !kg$

    Harian !mg4kgBB4hari$

    &ntermitten !mg4kgBB4hari$ L 9 9679 @79

    ( 96 8 9 9 7999 099 89 79H 86 9 8 9 099 89 099 89I 86/9 /8 08

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    14/22

    Diberikan kepada 3a. Penderita kambuh.

    b. Penderita gagal terapi.c. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

    0. ategori 0 3 /H(I4 H0(0Diberikan kepada penderita B1> !J$ dan rontgen paru mendukung aktif.

    . ategori 3 (HI%+ategori Diberikan pada kasus 1b kronik.

    (. Komplikasi1B paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan

    komplikasi. omplikasi6komplikasi yang terjadi pada penderita 1b parudibedakan menjadi dua, yaitu

    a. omplikasi dini3 komplikasi dini 3 pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis,

    usus. b. omplikasi pada stadium lanjut3

    $ Hemoptisis masif !pendarahan dari saluran nafas bawah$ yang dapat

    mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan nafas atau syok

    hipo5olemik./$ olaps lobus akibat sumbatan duktus

    0$ Bronkietaksis !pelebaran bronkus setempat$ dan fibrosis !pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif$ pada paru

    $ Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena bula4blep yang pecah8$ Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan

    sebagainya

    14

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    15/22

    BAB (((

    &E#/D/L/,( PENEL(#(ANGambaran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan penyakit 1B Paru pada

    pekerja 1 BM4>B di pelabuhan rakyat, pelabuhan nusantara dan pelabuhan

    wawonii dilakukan melalui proses pembagian kuisoner dan wawancara terpimpin.

    Berikut ini diuraikan bagaimana berlangsungnya kegiatan di pelabuhan rakyat,

    pelabuhan nusantara dan pelabuhan wawonii.

    A. Ran0angan Penelitian+ur5ei ini adalah metode sur5ei deskriptif yang bertujuan untuk

    mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan penyakit 1BParu pada pekerja 1 BM4>B di pelabuhan rakyat, pelabuhan nusantara

    dan pelabuhan wawonii dilakukan melalui proses pembagian kuisoner dan

    wawancara terpimpin ota endari tanggal / )anuari /9 7.

    B. Lokasi dan "aktu Survei Lokasi Survei

    +ur5ei dilaksanakan di Pelabuhan (akyat, Pelabuhan Nusantara dan

    Pelabuhan "awonii.• "aktu Survei

    +ur5ei ini dilakukan pada hari selasa tanggal / )anuari /9 7.

    %. Populasi dan Sampel Survei Populasi Survei

    Populasi dalam sur5ei ini adalah 1 BM4>B , yaitu sebanyak orang.• Sampel Survei

    1eknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sam#ling dengan

    studi deskriptif. ang dimaksud total sam#ling adalah semua yang menjadi

    populasi dijadikan sampel sur5ei. )umlah sampel adalah orang.

    D. De'inisi /perasional1enaga kerja bongkar muat !1 BM$ adalah semua tenaga kerja yang

    terdaftar pada pelabuhan setempat yang melakukan pekerjaan bongkar muat

    di pelabuhan yang telah mengisi kuisoner dan wawancara terpimpin tentang

    gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan penyakit 1B paru.>nak Buah apal !>B $ adalah adalah semua tenaga kerja yang

    terdaftar pada pelabuhan setempat sebagai anak buah kapal di pelabuhan yang

    15

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    16/22

    telah mengisi kuisoner dan wawancara terpimpin tentang gambaran tingkat

    pengetahuan, sikap dan tindakan penyakit 1B paru.

    E. &etode Pengumpulan DataData yang dikumpulkan berasal dari data primer. Data primer adalah

    data yang diperoleh langsung dari responden yaitu dari hasil pembagian

    kuisoner dan wawancara terpimpin kemudian hasil tersebut diolah dan

    dianalisis.

    16

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    17/22

    BAB (HAS(L DAN PE&BAHASAN

    A. Hasil dan Pem*a!asan Survei1. Distri*usi menurut peker$aan responden

    #a*el 2. Distribusi menurut pekerjaan responden di Pelabuhan (akyat,Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan "awonii ota endari)anuari /9 7

    Peker$aan )umla! 3N4 51 BM /7 70,> B 8 07,7

    #otal 21 166$umber % &ata Primer ' *

    Berdasarkan tabel . dari responden pada sur5ei ini /7 responden

    !70, ?$ bekerja sebagai 1 BM dan sebanyak 8 responden !07,7?$ bekerja

    sebagai > B.

    -. Distri*usi menurut pendidikan responden#a*el 7. Distribusi menurut pendidikan responden di Pelabuhan (akyat,

    Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan "awonii ota endari

    )anuari /9 7Pendidikan )umla! 3N4 ?+D =,:+MP : =,8+M> /8 7 ,9>kademi4+arjana =,:

    #otal 21 166$umber % &ata Primer ' *

    Berdasarkan tabel 8. dari responden pada sur5ei ini yang memiliki

    tingkat pendidikan +D sebanyak responden !=,: ?$, tingkat pendidikan

    +MP sebanyak : responden ! =,8?$, tingkat pendidikan +M> sebanyak /8responden !7 ,9?$ dan sebanyak responden !=,:?$ yang memiliki tingkat

    pendidikan >kademi4+arjana.

    . ,am*aran tingkat pengeta!uan responden tentang pen akit #B paru#a*el 8. Gambaran tingkat pengetahuan responden tentang penyakit 1B paru

    yang dikelompokkan berdasarkan pekerjaan di Pelabuhan (akyat,

    17

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    18/22

    Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan "awonii ota endari )anuari/9 7

    Peker$aan

    #ingkat pengeta!uan #otalurang +edang Baik n ? n ? n ? n 5

    1 BM : =,8 : 0,= 9 9 -8 8 92> B 9 9 0 0 ,< / ,= 17 898

    #otal : 1;97 1 B terdapat responden yang memiliki sikap tidak baik

    terhadap penyakit 1B paru sebanyak 0 responden !

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    19/22

    Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan "awonii ota endari)anuari /9 7

    Peker$aan#indakan #otalurang 'ukup

    n ? n ? n 51 BM 7 ,7 /9 :,: -8 8 92>B 0

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    20/22

    BAB KES(&PULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan. +ur5ei ini dilakukan dengan menggunakan metode sur5ei deskriptif dimana

    sampel diambil dengan menggunakan metode total sam#ling/. +ur5ei ini menggunakan teknik wawancara terpimpin.0. Berdasarkan hasil sur5ei didapatkan responden pada sur5ei ini /7

    responden !70, ?$ bekerja sebagai 1 BM dan sebanyak 8 responden

    !07,7?$ bekerja sebagai > B.. Berdasarkan hasil sur5ey didapatkan dari /7 responden !70, ?$ 1 BM

    didapatkan : responden ! =,8?$ dengan tingkat pengetahuan kurang, :

    responden ! 0.=?$ dengan tingkat pengetahuan sedang, dan tidak terdapat

    responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik. +edangkan dari 8

    resonden !07,7?$ >B yang terdiri dari 0 responden !0 ,

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    21/22

    /. Diharapkan teknik pelaksanaan sur5ei lebih tersistematisasi.0. Diharapkan lebih banyak waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel

    penelitian

    21

  • 8/19/2019 3 LAPORAN KKP

    22/22

    DA+#AR PUS#AKA

    >mirudin, (ifai. /99jar &lmu

    Penyakit Dalam %disi )ilid . )akarta3 F 2&

    >nonim. /9 . Pedoman &iagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di

    Indonesia . PDP&

    >nonim. /997. 1uberculosis. )akarta 3 NswHealth.

    Bahar >, Iulkifli >min. /99jar &lmu Penyakit Dalam %disi )ilid /. )akarta3 F 2&

    Brooks, G.F, Butel, G.+ and Morse, +.>. /99 . Mikrobiologi edokteran Buku

    %disi . )akarta3 F 2nair

    Peraturan Menteri esehatan (epublik &ndonesia Nomor /0 :4

    M%N %+4P%(4 &4/9 . 1entang #rganisasi dan 1ata erja antor

    kesehatan pelabuhan.

    Peraturan Menteri esehatan (& Nomor 0874M%N %+4P%(4&-4/99: 1entang

    #rganisasi dan 1ata erja antor esehatan Pelabuhan.

    Price, +yl5ia >, "ilson, *orraine M. /998. Patofisiologi onsep linis3 Proses6

    proses Penyakit %disi 7 -olume . )akarta3 %G'

    +aptawati *, Mardiastuti, urniawati >,dkk. /9 / E!aluasi Metode

    +ast#la,uetb -ntuk Mendeteksi Mycobacterium Tuberculosis Pada $#utum

    &i .ebera#a -nit Pelayanan /esehatan &i 0akarta1Indonesi )akarta 3 PP1&

    2mar F, Basri ', (atih N, dkk. /998. Pharmaceutical Care untuk Penyakit

    Tuberkulosis . Bina efarmasian dan >lat esehatan Dept. esehatan (&.

    22