27
Laporan Pendahuluan Persalinan Normal LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN PERSALINAN NORMAL I. PENGERTIAN Persalinan normal adalah proses kelahiran bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Atau persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.(Rustam Mochtar, 1998) II. SEBAB-SEBAB YANG MENIMBULKAN PERSALINAN Penyebab persalinan belum diketahui dengan pasti, namun beberapa teori menghubungkan dengan factor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi. a. Teori Penurunan Hormon 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormon progesteron dan estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun. b. Teori Plasenta Menjadi Tua Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan konstraksi rahim. c. Teori Distensi Rahim Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot- otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter. d. Teori Iritasi Mekanik Di belakang servik terletak ganglion servikale (Fleksus Frankenhausen).Bila ganglion ini di geser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul konstraksi uterus. III. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan 1. Lightening/Setting/Dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. 2. Perut kelihatan lebihmelebar, fundus uteri turun

Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

LAPORAN PENDAHULUANPADA PASIEN DENGAN PERSALINAN NORMAL

I. PENGERTIANPersalinan normal adalah proses kelahiran bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Atau persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.(Rustam Mochtar, 1998)

II. SEBAB-SEBAB YANG MENIMBULKAN PERSALINANPenyebab persalinan belum diketahui dengan pasti, namun beberapa teori menghubungkan dengan factor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.a. Teori Penurunan Hormon1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormon progesteron dan estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.b. Teori Plasenta Menjadi TuaTurunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan konstraksi rahim.c. Teori Distensi RahimRahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.d. Teori Iritasi MekanikDi belakang servik terletak ganglion servikale (Fleksus Frankenhausen).Bila ganglion ini di geser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul konstraksi uterus.

III. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan1. Lightening/Setting/Dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida.2. Perut kelihatan lebihmelebar, fundus uteri turun3. Perasaan sering atau susah kencing karena tertekan olehbagian terbawah janin.4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya konstraksi-konstraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “Fase Labor Pains “5. Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa berecampur darah (bloody show)

IV. PATOFISIOLOGIS

Rsk Krskn PROGESTERONP’tukaran gas Konstraksi Face MakerKonstraksi dalam keluarHiperventilasiServik tertarik dan membuka

Page 2: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

Pertukaran O2 b’ Ө Distensi korpus uteri

Rangsangan saraf sensori Perub. COHipoksia JaninSSP

Rsk Gwt Janin Mediator Nyeri Metabolisme

Rasa SakitPanasKoping indiv. tak efektif Gang. Rasa nyaman

Kebut. Tidak terpenuhi KeringatRsk Ө cairanENERGI

Kelelahan

Persalinan dgn tind Rsk Partus lama/kasep Rsk AsfiksiaRsk Infeksi NeonatusRsk ggn integritas kulit Anak Lahir

Rsk fisio stlh melahirkan Rsk Infeksi MaternalPe+an anggota keluargaNyeri akut b/d episiotomiTrauma JaringanKetakutan b’gerakPerdarahan Krisis situasiInvolusi t’gnggu (Perub. Peran & T. Jwb)

ATONIA UTERI

V. TANDA-TANDA IN PARTU1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian servik.3. Kadang-kadang ketuban pecah4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar

IV. FISIOLOGIS PERSALINAN NORMAL

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

Page 3: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

1. Kala I (kala pembukaan)In partu (partu mulai) ditandai dengan keuarnya lender bercampur darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase : Fase laten : Pembukaan servik brlangsung lambat, sampai pembukaan berangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm. Fase aktif : Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :1. periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.2. periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.3. periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.

2. Kala II (pengeluaran janin )His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepaa janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada oto-otot darsar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.

3. Kala III (pengeluaran plasenta)Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

4. Kala IVPengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir, mengamati keadaan ibi terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.

VII. ASUHAN KEPERAWATAN

KALA I- fase latenPengkajian1. Integritas egoKlien tampak senang atau cemas2. Nyeri atau ketidaknyamananKontraksi regular : terjadi peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan3. Seksualitas

Page 4: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri dari flak lendir.

Prioritas keperawatan :1. Mungkin kesiapan emosi dan fiosik klien/ pasangan thd persalinan2. Meningkatkan dan mempermudah kemajuan persalinan normal

3. Mendukung kemampuan koping klien / pasangan

4. Mencegah koplikasi mayernal / janin

Diagnosa Keperawatan1. Risiko tinggi terhadap ansietas berhubungan dengan krisis situasi, kebeutuhan tidak terpenuhi2. Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan, ketersediaan pilihan berhubungan dengan kurang mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi3. Risiko tinggi terhadap infeksi maternal berhubungan dengan pemeriksaan vagina berulang dan kontaminasi fekal4. Risiko tinggi terhadap kekuranggan voume cairan berhubungan dengan penurunan masukan dan peningkatan kehilangan cairan melalui pernapasan mulut5. Risiko tinggi terhadap koping individu tak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan system pendukung6. Risiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan hipoksia jaringan atau hiperkapnia atau infeksi

Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1• Orientasikan klien pada lingkungan, staf dan prosedur• Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis pada persalinan• Kaji tingkat dan penyebab ansietas• Pantau tekanan darah dan nadi sesuai indikasi• Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya

Diagnosa 2• Kaji persiapan,tingkat pengetahuan dan harapan klien• Beri informasi dan kemajuan persalinan normal• Demonstrasikan teknik pernapasan atau relaksasi dengfan tepat untuk setiap fase persalinan

Diagnosa 3• Pantau masukan dan haluaran• Pantau suhu setiap 4 jam / lebih sering bila suhu tinggi, pantau tanda vital, DJJ sesuai indikasi• Kaji produksi mucus dan turgor kulit• Kolaborasi pemberian cairan parenteral• Pantau kadar hematokrit.

Diagnosa 4• Kaji latar belakang budaya klien• Tekankan pentingnya mencuci tangan yang baik

Page 5: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

• Gunakan teknik aseptic saat pemeriksaan vagina• Lakukan perawatan perineal setelah eliminasi• Kaji sekresi vagina pantau tanda vital

Diagnosa 5• Lakukan maneuver Leopold untuk memantau posisi janin berbaring• Pantau DJJ secara manual• Catat kemajuan persalinan• Berikan perawatan perineal, ganti pembalut bila basah• Kolaborasi pemberian O2 melalui masker wajah, Bantu klien sesuai kebutuhan, siapkan untuk intervensi bedah.

KALA I ( Fase aktif)Pengkajian1. Aktivitas istirahat : klien tampak kelelahan2. Integritas EgoKlien tampak serius dan tampak terhanyut dalam proses persalinan ketakutan teentang kemampuan mengendalikan pernapasan3. Nyeri atau ketidaknyamananKontraksi sedang, terjadi 2.5-5 menit dan berakhir 30-40 detik4. KeamananIrama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi verteks5. SeksualitasDilatasi servik dari 4-8 cm (1,5 cm/ jam pada multipara dan 1,2 cm/ jam pada primi para)Prioritas Keperawatan1. meningkatkan dan memudahkan kemajuan normal dari persalinan2. mendukung kemampuan koping klien / pasangan3. meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin

Diagnosa & Intervensi Keperawatan1. Nyeri akut b/d dilatasi jaringan atau hipoksiaIntervensi :• Kaji derajat ketidaknyamanan secara verbal dan nonverbal• Bantu penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi• Bantu tindakan kenyamanan spt. Gosok punggung, kaki• Anjurkan pasien berkemih 1-2 jam• Berikan informasi tentang keterseduaan analgesic• Dukung keputusan klien menggunakan obat-obatan/tidak

2. Perubahan eliminasi urine b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung kemih.Intervensi :• Palpasi diatas simpisis pubis• Catat dan bandingkan masukan dan haluaran• Anjurkan upaya berkemih, sedikitnya 1-2 jam• Posisikan klien tegak dan cucurkan air hangat diatas perineum• Ukur suhu dan nadi, kaji adanya peningkatan

Page 6: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

• Kaji kekeringan kulit dan membrane mukosa

3. Resiko tinggi terhadap koping individu tak efektif b/d krisis situasiIntervensi :• Tentukan pemahaman dan harapan terhadap proses persalinan• Anjurkan mengungkapkan perasaan• Beri anjuran kuat thd mekanisme koping positif dan Bantu relaksasi

4. Resiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan motilitas gastricIntervensi :• pantau aktifitas uterus secara manual• lakukan tirah baring saat persalinan menjadi intensif• Hindari meninggalkan klien tanpa perhatian• Tempatkan klien pada posisi tegak, miring kekiri• Berikan perawatan perineal selama 4 jam• Pantau suhu dan nadi• Kolaborasi pemberian antibiotik (IV)

5. Resiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplai O2 dan aliran darahIntervensi :• Kaji adanya kondisi yang menurunkan sirkulasi utera plasenta• Pantau DJJ dengan segera bila pecah ketuban• Intruksikan untuk tirah baring bila presentasi tidak masuk pelvis• Pantau turunnya janin pada jalan lahir• Kaji perubahan DJJ selama kontraksi

KALA I Fase DeselerasiA.Pengkajian1. SirkulasiTekanan darah meningkat 5-10 mmHg, nadi meningkat2. Integritas egoPerilaku peka, mengalami kesulitan mempertahankan kontrol memerlukan pengingat tentang pernapasan3. Makan/cairanMual/muntah dapat terjadi4. Nyeri atau ketidaknyamananKontraksi uterus kuat, terjadi setiap 2-3 menit. Ketidaknyamanan hebat pada masa area abdomen dan sakral klien sangat gelisah karena nyeri dan ketakutan, memar kaki dapat terjadi.5. KeamananIrama jantung janin dapat terdengar tepat diatas simpisis pubis6. SeksualitasDi atas servik 8-10 cm, tampilan darah dalam jumlah berlebihan

Prioritas Keperawatan :1. Meningkatkan kesejahteraan janin dan maternal2. Memberi dukungan fisik kepada maternal

Page 7: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

B.Diagnosa dan Intervensi keperawatan1. Nyeri akut b/d tekanan mekanik dari bagian presentasiIntervensi :• Kaji tingkat kenyamanan• Pantau frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi uterus• Berikan lingkungan yang tenang• Pantau dilatasi servik• Anjurkan klien untuk berkemih• Pantau tanda vital dan DJJ

2. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d penurunan aliran darah venaIntervensi :• Kaji tekanan darah dan nadi diantara kontraksi• Perhatikan ada dan luasnya edema• Catat masukan parenteral dan oral dan haluaran• Pantau tanda vital

3. Resiko tinggi terhadap kehilangan volume cairan b/d kehilangan cairan/hemoragi berlebihan.Intervesi :• Pantau tekanan darah dan nadi setiap 15 menit• Kaji tingkat ansietas klien• Ukur suhu tiap 4 jam• Catat masukan dan haluaran• Ukur jumlah dan karakter embisis• Lepaskan pakaian yang berlebihan• Kaji jumlah dan lokasi edem, kadar hematokrit dan perubahan perilaku• Kolaborasi pemberian cairan IV

4. Keletihan b/d ketidaknyamanan atau nyeri ditandai dengan pengungkapan kemampuan berkonsentrasi terganggu, emosi labil, perubahan kemampuan kopingIntervensi :• Kaji derajat keletihan• Sediakan lingkungan yang redup dan tidak membingungkan klien• Pertahankan supaya klien tetap mendapatkan informasi tentang kemajuan persalinan.

KALA II (Pengeluaran)A.Pengkajian1. Aktivitas/istirahat• Melaporkan kelelahan• Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/teknik relaksasi• Lingkaran hitam dibawah mata2. SirkulasiTekanan darah meningkat 5-10 mmHg

3. Integritas ego

Page 8: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

Dapat merasa kehilangan kontrol/sebaliknya4. EliminasiKeinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih5. Nyeri/ketidaknyamanan• Dapat merintih/menangis selama kontraksi• Melaporkan rasa terbakar/meregang pada perineum• Kaki dapat gemetar selama upaya pendorong• Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit6. PernapasanPeningkatan frewkuensi pernapasan7. Seksualitas• Servik dilatasi penuh(10 cm)• Peningkatan perdarahan pervagina• Membran mungkin ruptur, bila masih utuh• Peningkatan pengeuaran cairan amnion selama kontraksi

B.Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi ditandai dengan pengungkapan, perilaku distraksi (gelisah), wajah menahan nyeriIntervensi :• Identifikasi derajat ketidaknyamanan• Berikan tanda/tindakan kenyamanan seperti perawatan kulit, mulut, perineal dan alat-alat tenun yang kering• Bantu klien memilih posisi optimal untuk mengedan• Pantau tanda vital ibu dan DJJ• Kolaborasi pemasangan kateter dan anastesi2. Perubahan curah jantung b/d fluktuasi pada aliran balik vena ditandai dengan variasi tekanan darah, perubahan frekuensi nadi, penurunan haluaran urine, bradikardia janin.Intervensi :• Pantau tekanan darah dan nadi tiap 5-15 menit• Anjurkan klien untuk inhalasi dan ekhalasi selama upaya mengeda• Pantau DJJ setiap kontraksi• Anjurkan klien/pasangan memilih posisi persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi3. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pola interaksi hipertonikIntervensi :• Bantu klien dan pasangan pada posisi tepat• Bantu klie sesuai kebutuhan• Kolaborasi episiotomi garis tengah natau medio lateral• Kolaborasi terhadap pemantauan kandung kemih dan kateterisasi

KALA III : Pengeluaran PlasentaA. Pengkajian1. Aktivitas atau istirahat.Klien tampak senang dan keletihan.

Page 9: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

2. Sirkulasi. Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal dengan cepat. Hipotensi akibat analgesik dan anastesi. Nadi melambat.3. Makan dan cairanKehilangan darah normal 250 – 300 ml.4. Nyeri atau ketidaknyamanan.Dapat mengeluh tremor kaki atau menggigil.5. Seksualitas. Darah berwarna hitam dari vagina terjadi pada saat plasenta lepas. Tali pusat mamanjang pada muara vagina.

B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan.

1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang pembatasan masukan oral , muntah.Intervensi :

Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi. Kaji tanda vital setelah pemberian oksitosin.

Palpasi uterus.

Kaji tanda dan gejala shock.

Massase uterus dengan perlahan setelah pengeluaran plasenta.

Kolaborasi pemberian cairan parenteral.

2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan posisi selama persalinan.Intervensi :

Palpasi fundus uteri dan massase dengan perlahan. Kaji irama pernafasan.

Bersihkan vulva dan perineum dengan air dan larutan anti septic.

Kaji perilaku klien dan perubahan system saraf pusat.

Dapatkan sample darah tali pusat , kirim ke laboratorium untuk menentukan golongan darah bayi.

Kolaborasi pemberian cairan parenteral.

3. Resiko tinggi terhadap perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadi transisi ( perubahan anggota keluarga ).Intervensi :

Fasilitasi interaksi antara klien atau pasangan dengan bayi baru lahir. Beri klien dan ayah kesempatan untuk menggendong bayi.

Diskusi proses normal dari persalinan tahap III.

Page 10: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

Diskusikan rutinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama.

4. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan setelah melahirkan ditandai dengan penggunaan pengungkapan , perubahan tonus otot dan gelisah.Intervensi :

Bantu penggunaan teknik pernafasan . Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.

Ganti pakaian dan linen basah.

Berikan selimut penghangat .

Kolaborasi perbaikan episiotomi.

KALA IVA. Pengkajian1. AktivitasDapat tampak berenergi atau kelelahan2. SirkulasiNadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria3. Integritas egoKecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia4. EliminasiHemoroid, kandung kemih teraba diatas simpisis pubis5. Makanan/cairanMengeluh haus, lapar atau mual6. NeurosensoriSensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anaestesia spinal7. Nyeri/ketidaknyamananMelaporkan nyeri, misalnya oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor8. KeamananPeningkatan suhu tubuh9. SeksualitasFundus keras terkontraksi, pada garis tengah terletak setinggi umbilikus, perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis atau rabas. Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara

B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Perubahan ikatan proses keluarg b/d transisi/peningkatan anggota leluargaIntervensi :

Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh bayi Anjurkan ayah untuk menggendong bayi

Page 11: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

Observasi dan catat interaksi bayi

Anjurkan dan Bantu pemberian asi, tergantung pada pilihan klien

2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan miometri dari mekanisme homeostatic missal : efek HKKIntervensi:

Tempatkan klien pada posisi rekumben Kaji hal yang memperberat kejadian intraportal

Perhatikan jenis jenis persalinan dan anastesi, kehilangan darah pada persalinan

Kaji TD dan nadi setiap 15 menit

Dengan perlahan masase fundus bila lunak

Kaji jumlah, warna dan sifat aliran lokea

3. Nyeri akut b/d efek hormone, trauma mekanis/edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietasIntervensi :

Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan Beri informasi yang tepat tentang perawatan selama periode pasca partum

Inspeksi perbaikan episiotomi atau luka

Lakukan tindakan kenyamanan

Anjurkan penggunan teknik relaksasi

Beri analgesik sesuai kebutuhan

Page 12: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

Just another WordPress.com site Beranda About

jurnal primary care

leaflet

laporan pendahuluan nifasMaret 9, 2011

oleh nieeana

 

A.      Pengertian1. Periode post partum (puerperium) atau juga sering disebut masa nifas adalah masa sejak ibu

melahirkan bayi (bayi lahir) sampai 6 minggu (42 hari) kemudian. Kadang juga disebut masa trimester IV (Piliteri, 1998).

2. Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan wktu sekitar 6 minggu (Farrer, 2001).

3. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil, berlangsung kira-kira 6 minggu (Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002).

 

B.      Tujuan Perawatan Masa Nifas1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis2. Melaksanakan skrinning yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila

terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya, dan perawatan bayi sehat.

4. Memberikan pelayanan KB.

 

Page 13: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

1. C.      Perubahan Fisiologis

Selama masa nifas ibu akan mengalami beberapa perubahan dalam tubuhnya, yaitu:

1. 1.       Retrogresif

Yaitu perubahan sistem reproduksi (involusi/pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil) dan sistemik.

1. Uterus

Pada kala tiga TFU setinggi umbilikus dan beratnya 1000 gram. Selama 7-10 hari pertama mengalami involusi dengan cepat. Post natal 12 hari sudah tidak dapat diraba melalui abdomen, setelah 6 minggu ukuran seperti sebelum hamil setinggi 8 cm dengan berat 50 gram. Involusi disebabkan oleh:

1)       Kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terus-menerus sehingga terjadi kompresi pembuluh darah yang menyebabkan anemia setempat dan akhirnya menjadi iskemia.

2)       Otolisis

Sitoplasma sel yang berlebihan akan tercerna sendiri sehingga tinggal jaringan fibro-elastik.

3)       Atrofi

Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen kemudian mengalami atrofi akibat penghentian produksi estrogen.

1. Lokia

Yaitu pengeluaran darah dan jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Jenisnya:

1)       Rubra (hari 1-4) jumlahnya sedang, berwarna merah, terutama lendir dan darah.

2)       Sanguinolenta berwarna coklat, terdiri dari cairan bercampur darah.

3)       Serosa (hari 4-8) jumlah berkurang dan berwarna merah muda.

4)       Alba (8-14) jumlahnya sedikit, berwarna putih atau hampir tidak berwarna.

1. Serviks

Setelah persalinan ostium eksterna dapat dimasuki 2-3 jari tangan, setelah 6 mingu serviks menutup.

1. Vulva dan vagina

Page 14: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

Dalam beberapa hari setelah persalian dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu kembali dalam keadaan tidak hamil, rugae berangasur-angsur muncul kembali dan labia lebih menonjol. Himen mengalami ruptur dan yang tersisa hanya kulit (karunkulae mirtiformis).

1. Perineum

Pada post natal hari ke-5 sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya.

1. Payudara

Menjadi lebih besar, lebih kencang, mula-mula nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi.

1. Traktus urinarius

Buang air kecil sulit selama 24 jam pertama. Terdapat spasme spingter dan edema leher buli-buli. Urin dalam jumlah besar dihasilkan dalam waktu 12-36 jam post partum. Ureter akan kembali normal dalam waktu 6 mingu.

1. Sistem Gastrointestinal

Diperlukannya waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Asupan makanan berkurang, gerak tubuh berkurang, usus bagian bawah sering kosong.

1. Sistem Kardiovaskuler

Jumlah sel darah merah dan Hb kembali normal setelah hari ke-5.

1. Hormonal

1)       Prolaktin: diproduksi hipofise anterior untuk memproduksi ASI, meningkat saat putting dirangsang oleh penghisapan bayi, menyebabkan amenorea.

2)       Oksitosin: merangsang kontraksi myoepitel sehingga terjadi ejeksi dan ASI keluar, menyebabkan kontraksi uterus yang membantu involusi dan mencegah perdarahan post partum.

1. 2.       Progresif

Berupa laktasi (pembentukan air susu ibu) dan kembalinya menstruasi.

Pembentukan ASI dipacu oleh hormon prolaktin (dihambat oleh estrogen yang dihasilkan plasenta). Dimulai pada hari 3-4 post partum dengan hormon oksitosin yang berperan dalam ejakulasinya.

D.      Komplikasi1. Perdarahan.

Page 15: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

2. Infeksi.

3. Gangguan psikologis: depresi.

4. Gangguan involusi uterus.

 

E.       Manajemen pada Pasien Masa Nifas NormalTindakan

Deskripsi dan Keterangan

Kebersihan diri © Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Menganjurkan ibu tentang bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.

©      Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali dalam sehari.

©      Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air  sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

©      Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu menghindari menyentuh daerah luka.

Istirahat ù Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan.

ù        Sarankan untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristirahat saat bayinya tidur

ù        Apabila kurang istirahat dapat mempengaruhi: Jumlah produksi ASI,  memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan,  menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya.

Latihan © Diskusikan tentang pentingnya latihan beberapa menit setiap hari akan sangat membantu. Dengan tidur terlentang lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi sampai 10 kali.

©      Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan Kegel.

©      Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan  otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai hitungan 5, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.

Gizi ù Ibu menyusui harus:

C       Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari.

Page 16: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

C       Diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vit yang cukup.

C       Minum sedikitnya 3 liter/hari.

C       Tablet zat besi setidaknya selama 40 hari post partum.

C       Kapsul vitamin A (200.000 Ui) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

Perawatan payudara

© Menjaga payudara tetap bersih dan kering

©      Memakai BH yang benar-benar menyokong  buah dada, tidak boleh terlalu ketat atau kendor.

©      Apabila putting susu lecet oleskan colostrom atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali menyusui.

©      Apabila lecet lebih parah dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan memakai sendok.

©      Untuk menghilangkan nyeri minum Paracetamol 1 tablet setiap 4 – 6 jam.

©      Apabila payudara bengkak lakukan:

C       Kompres payudara dengan kain basah dan hangat kira-kira  5 menit

C       Urut payudara (seperti  Breast Care).

C       Keluarkan ASI sebagian di bagian depan payudara.

C       Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali.

C       Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

C       Payudara dikeringkan.Hubungan perkawinan atau rumah tangga

ù Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat menilai dengan memasukkan 1-2 jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.

ù         Tetapi ada tradisi dan aturan agama tertentu baru boleh  melakukan hubungan seksual setelah 40  hari.

Keluarga Berencana

© KB dilakukan sebelum haid pertama setelah persalinan. Penjelasan tentang

Page 17: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

KB adalah sebagai berikut:

C       Bagaimana metode KB dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya.

C       Kelebihan dan keuntungan KB

C       Efek samping

C       Bagaimana memakai metode yang benar

C       Kapan metode itu dapat dimulai dipakai untuk wanita post partum.

 

1. Frekuensi Kunjungan pada Masa Nifas

Kjgn Waktu Tujuan1 6-8 jam post

partum© Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

©  Mendetaksi dan merawat penyebab lain perdarahan, Rujuk bila perdarahan berlanjut.

©  Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga. bagaimana mencegah perdarahan karena atonia uteri.

©  Pemberian ASI awal.

©  Membina hubungan antara ibu dan bayinya.

©  Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.2 6 hari post

partumù Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah pusat, tak ada perdarahan abnormal, tak ada bau.

ù     Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

ù     Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan cukup istirahat.

ù     Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

Page 18: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

ù     Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3 2 minggu post partum

© Sama seperti di atas ( 6 hari post partum)

4 6 minggu post partum

ù Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami pada ibu maupun pada bayinya.

ù     Menberikan konseling untuk KB.

 

G.      Tindakan Pada Bayi Persalinan NormalTindakan

Deskripsi dan Keterangan

Kebersihan © Basuh bayi dengan kain/ busa setiap hari.

©  Bayi yang baru lahir tidak boleh dimandikan sepenuhnya  sampai tali pusatnya kering dan  pangkalnya telah sembuh.

©  Setiap kali bayi BAB atau BAK  bersihkan bagian perianal dengan air dan sabun serta kering dengan baik.

Menyusui ù Menyusui dilakukan dalam 2 jam pertama.

ù     Bayi disusui ASI selama 4 bulan.

ù     ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.Tidur © Baringkan bayi ke samping atau terlentang ( jangan pakai bantal).

Ujung tali pusat ù Ujung talu pusat dijaga bersih dan kering.

ù     Mencuci sekitar tali pusat setiap hari

ù     Mengompres alkohol 70%  1-2 kali sehari.

ù     Bila  telah pulang di rumah, anjurkan agar ibu melaporkan ke petugas kesehatan bila tali pusat berbau, ada kemerahan di sekitarnya atau mengeluarkan cairan.

Imunisasi © Dalam waktu 1 minggu pertama berikan imunisasi BCG, vaksin Polio oral dan Hepatitis B.

Page 19: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

 

H.      Asuhan Keperawatan1. 1.       Pengkajian

1. Pengkajian Fisik

1)       Riwayat kesehatan sebelumnya

2)       Tanda-tanda Vital

3)       Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara, management engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.

4)       Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.

5)       Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.

6)       Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.

7)       Rektum: hemoroid, dll.

8)       Aktivitas sehari-hari.

1. Pengkajian Psikologis

1)       Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan.

2)       Spesifik: depresi postpartum.

3)       Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan libido.

2.       Diagnosa Keperawatan

a.       Pada Ibu

1)       Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).

2)       Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan.

3)       Gangguan pola tidur b.d. Kelemahan.

4)       Defisit perawatan diri: Mandi/Kebersihan diri, makan, toileting b.d. Kelelahan postpartum.

5)       Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d Kurangnya pegetahuan tentang kebutuhan nutrisi postpartum.

Page 20: Laporan Pendahuluan Persalinan Normal

6)       Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses menyusui.

7)       Kurang pengetahuan: Perawatan post partum b.d. Kurangnya informasi tentang penanganan postpartum.

8)       PK: Perdarahan.

b.       Pada Bayi

1)       Menyusui tidak efektif b.d. Lemahnya refleks menghisap bayi.

2)       Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Imaturitas imun.

3)       Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. Obstruksi jalan nafas.

4)       Hipotermi b.d. Imaturitas hipotalamus.

5)       PK: Distress pernapasan

1. 3.       Rencana Keperawatan   

Terlampir

DAFTAR PUSTAKA

 

Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta

Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC. Jakarta

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta

http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions

NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia

Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta