Upload
mutia-setyana
View
244
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Praktikum Biokimia 1
Citation preview
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA I
JUDUL PRAKTIKUM : REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO
KELOMPOK : IV (EMPAT)
NAMA : MUMTIKANAH
NIM : 06101381320029
DOSEN PEMBIMBING : Drs. MADE SUKARYAWAN, M.Si.
DESI, S.Pd, M.T
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA I
I. Percobaan Ke : I (Satu)
II. Tanggal Percobaan :
III. Judul Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino
IV. Tujuan Percobaan : Mengamati perubahan yang terjadi
terhadap larutan protein dengan menggunakan uji millon dan uji
ninhidrin
V. Dasar Teori
Asam amino merupakan turunan asam karboksilat yang mengandung gugus
amina. Jadi setiap molekul asam amino sekurang-kurangnya mengandung dua buah
gugus fungsional, yaitu gugus karboksil (-COOH) dan gugus amina (-NH2). Asam
amino dapat diperoleh dari hasil hidrolisis protein.
Struktur asam amino mengandung gugus -NH2 yang
terikat pada atom C alfa (a), yaitu atom C yang terikat pada
gugus karboksil. Struktur asam amino secara umum adalah
satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2),
gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau
disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan
asam amino lainnya.
Sifat-sifat khusus asam amino antara lain, asam amino tidak menyerap cahaya
tampak/visible. Dengan pengecualian asam amino aromatik triptofan, tyrosin, fenil
alanin dan histidin, yang tidak menyerap sinar UV yang mempunyai panjang gelombang
240nm. Sebagian besar yang mempunyai panjang gelombang diatas 240nm penyerapan
UV oleh protein disebabkan kandungan triptofannya (Martin, 1987).
Semua asam amino yang ditemukan pada protein memiliki ciri yang sama, yaitu
gugus karboksil dan amina terikat pada atom karbon yang sama. Perbedaan asam amino
satu sama lain terletak pada rantai sampingnya. Rantai samping yang dilambangkan
dengan R dapat berupa alkil, cincin benzena, alkohol, dan turunannya. Terdapat 2 jenis
asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya, yaitu asam amino
esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang
tidak dapat disintesis didalam tubuh, tetapi diperoleh dari luar misalnya melalui
makanan( lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan
arginin). Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis didalam
tubuh melalui perombakan senyawa lain.
Klasifikasi asam amino dapat dilakukan berdasarkan rantai samping (gugus –R)
dan sifat kelarutannya didalam air. Berdasarkan kelarutan didalam air dibagi atas asam
amino hidrofobik dan hidrofilik (klasifikasi dapat dilihat pada bagian struktur asam
amino). Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
1) Golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik
Gugus R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima asam amino
dengan gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan
lingkaran aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur
(metionin).
2) Golongan dengan gugus R polar tetapi tidak bermuatan
Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik,
dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus
fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin,
serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin.
3) Golongan dengan gugus R bermuatan negatif (asam)
Golongan asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan total negatif
pada pH 7,0. asam amino ini meliputi asam aspartat dan asam glutamat, yang masing-
masing memiliki tambahan gugus karboksil.
4) Golongan dengan gugus R bermuatan positif (basa)
Golongan asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan total positif pada
pH 7,0. asam amino ini meliputi lisin, arginin, dan histidin.
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial
yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina, metionina,
fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai
"setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi
kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial" dan sering
diberikan untuk kepentingan pengobatan. Di antaranya :
a. Isoleusin
Diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal. Perkembangan kecerdasan.
Mempertahankan keseimbangan nitrogen tubuh. Diperlukan untuk pembentukan
asam amino non esensial lainnya. Penting untuk pembentukan haemoglobin dan
menstabilkan kadar gula darah (kekurangan dapat memicu gejala
hypoglycemia).
b. Leusin
Pemacu fungsi otak. Menambah tingkat energi otot. Membantu menurunkan
kadar gula darah yang berlebihan. Membantu penyembuhan tulang, jaringan otot
dan kulit (terutama untuk mempercepat penyembuhan luka post - operative).
c. Lisin
Bahan dasar antibodi darah. Memperkuat sistem sirkulasi. Mempertahankan
pertumbuhan sel-sel normal. Bersama proline dan Vitamin C akan membentuk
jaringan kolagen. Menurunkan kadar triglyserida darah yang berlebih.
Kekurangan menyebabkan mudah lelah, sulit konsentrasi, rambut rontok,
anemia, pertumbuhan terhambat dan kelainan reproduksi.
d. Metionin
Penting untuk metabolisme lemak. Menjaga kesehatan hati, menenangkan syaraf
yang tegang. Mencegah penumpukan lemak di hati dan pembuluh darah arteri
terutama yang mensuplai darah ke otak, jantung dan ginjal. Penting untuk
mencegah alergi, osteoporosis, demam rematik dan toxemia pada kehamilan
serta detoxifikasi zat-zat berbahaya pada saluran cerna.
e. Phenilalanin
Diperlukan oleh kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin yang akan
mencegah penyakit gondok. Dipakai untuk mengatasi depresi juga untuk
mengurangi rasa sakit akibat migrain, menstruasi dan arthritis.
f. Threonin
Meningkatkan kemampuan usus dan proses pencernaan. Mempertahankan
keseimbangan protein. Penting dalam pembentukan kolagen dan elastin.
Membantu hati, jantung, sistem syaraf pusat, otot-otot rangka dengan fungsi
lipotropic. Mencegah serangan epilepsi.
g. Triptofan
Meningkatkan penggunaan dari vitamin B kompleks. Meningkatkan kesehatan
syaraf. Menstabilkan emosi. Meningkatkan rasa ketenangan dan mencegah
insomnia (membantu anak yang hiperaktif). Meningkatkan pelepasan hormon
pertumbuhan yang penting dalam membakar lemak untuk mencegah obesitas
dan baik untuk jantung.
h. Valin
Memacu kemampuan mental. Memacu koordinasi otot. Membantu perbaikan
jaringan yang rusak. Menjaga keseimbangan nitrogen.
Makanan yang mengandung asam amino
Telur Ikan Daging sapi
Ayam Hati Daging merah
Peterseli Rumput laut Labu kuning
Kacang polong Bunga kol Seledri
Bit Kentang Beras merah
Tomat Mangga Ara
Kedelai Pir Persik
Jamur Susu Yogurt
Keju Pepaya Pisang
Apel Semangka Alpukat
Kacang tanah Udang Labu
Gandum Siput Kecambah
Uji Asam Amino
1) Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan
putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini
positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus
hidroksifenil yang berwarna.
2) Uji Ninhidrin
Apabila ninhidrin dipanaskan dengan asam amino, maka akan terbentuk
kompleks warna. Untuk salah satu asam amino dapat ditentukan secara kuantitatif
dengan jalan mengamati intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kosentrasi
asam amino tersebut. Percobaan uji ninhidrin adalah berdasarkan adanya reaksi antara
asam amino dengan pereaksi ninhidrin disertai pemanasan sehingga menghasilkan
senyawa kompleks berwarna biru.
VI. Alat dan Bahan
Alat
- Pipet tetes - Rak tabung reaksi
- Gelas ukur - Pengaduk
- Beker gelas - Kertas Saring
- Neraca analitik - Corong
- Bunsen - Penjepit tabung
- Tabung reaksi
Bahan
- Kuning telur
- Putih telur
- Ikan
- Susu
- Glisin
- Reagen Millon
- Reagen Ninhidrin
- Aquades
VII. Prosedur Percobaan
VIII. Hasil Pengamatan
No Uji Millon Perlakuan Hasil Pengamatan Kesimpulan
1.
2.
3.
Larutan
Tyrosin
Larutan
Glysin
Larutan
Susu
3ml larutan Tyrosin
1% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
12menit
3ml larutan Glysin
1% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
12menit
3ml Larutan Susu
1% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
10 menit
3ml Larutan Susu
% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
10 menit
3ml Larutan Susu 3%
+ 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
10 menit
3ml larutan susu 4%
+ 5 tetes Reagen
Larutan Tyrosin 1% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tidak berwarna
larutan berwarna merah, ada
endapan merah
LarutanGlysin 1% (tidak berwarna)
+ Reagen Millon (tidak berwarna)
larutan tidak berwarna
larutan tidak berwarna.
Larutan Susu 1% (putih) + Reagen
Millon (tidak berwarna) larutan
putih larutan tidak berwarna,
ada endapan merah
Larutan Susu 2% (putih) + Reagen
Millon (tidak berwarna) larutan
putih larutan agak keruh, ada
endapan merah
Larutan Susu 3% (putih) + Reagen
Millon (tidak berwarna) larutan
putih larutan tidak
berwarna, ada endapan merah
larutan susu 4% (putih) + Reagen
Millon (tidak berwarna) larutan
Tyrosin positif
bereaksi
terhadap uji
millon, warna
dan endapan
1%< 2%< 3%<
4%< 5%
Larutan Glysin
negatif bereaksi
terhadap uji
millon
Larutan Susu
bereaksi positif
dengan reagen
millon,menghas
ilkan larutan
tidak berwarna,
ada endapan
merah ,warna
dan endapan
1%< 2%< 3%<
4%< 5%
4. Larutan
Ikan
Millon ; dipanaskan ±
10 menit
3ml larutan susu 5%
+ 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
10 menit
3 ml larutan ikan 1%
+ 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
90 menit
3ml larutan ikan 2% +
5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
90 menit
3ml larutan ikan 3% +
5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
90 menit
3ml larutan ikan 4% +
5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
90 menit
3ml larutan ikan 5% +
5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
90 menit
putih larutan tidak
berwarna, ada endapan merah
larutan susu 5% (putih) + Reagen
Millon (tidak berwarna) larutan
putih larutan tidak
berwarna, ada endapan merah
larutan ikan 1% (tidak berwarna) +
Reagen Millon (tidak berwarna)
larutan putih larutan tidak
berwarna, ada endapan merah
larutan ikan 2% (tidak berwarna) +
Reagen Millon (tidak berwarna)
larutan putih larutan tidak
berwarna, ada endapan merah
larutan ikan 3% (tidak berwarna) +
Reagen Millon (tidak berwarna)
larutan putih larutan tidak
berwarna, ada endapan merah
larutan ikan 4% (tidak berwarna) +
Reagen Millon (tidak berwarna)
larutan putih larutan tidak
berwarna, ada endapan merah
larutan ikan 5% (tidak berwarna) +
Reagen Millon (tidak berwarna)
larutan putih larutan tidak
berwarna, ada endapan merah
Ikan bereaksi
positif terhadap
reagen
millon,mengha
silkan larutan
tidak berwarna,
ada endapan
merah, warna
dan endapan
1%< 2%< 3%<
4%< 5%
5. Larutan
Kuning
Telur
3ml larutan kuning
telur 1% + 5 tetes
Reagen Millon ;
dipanaskan ± 120
menit
3ml larutan kuning
telur 2% + 5 tetes
Reagen Millon ;
dipanaskan ± 120
menit
3ml larutan kuning
telur 3% + 5 tetes
Reagen Millon ;
dipanaskan ± 120
menit
3ml larutan kuning
telur 4% + 5 tetes
Reagen Millon ;
dipanaskan ± 120
menit
3ml larutan kuning
telur 5% + 5 tetes
Reagen Millon ;
dipanaskan ± 120
menit
3ml larutan putih telur
1% + 5 tetes Reagen
larutan kuning telur 1% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tak berwarna
larutan tidak berwarna ada
endapan merah
larutan kuning telur 2% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tak berwarna
larutan tak berwarna, ada
endapan merah
larutan kuning telur 3% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tak berwarna
larutan tak berwarna, ada
endapan merah
larutan kuning telur 4% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tak berwarna
larutan tak berwarna, ada
endapan merah
larutan kuning telur 5% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tak berwarna
larutan tak berwarna, ada
endapan merah
larutan putih telur 1% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
Larutan
Kuning Telur
bereaksi positif
dengan reagen
millon,mengah
asilkan larutan
tidak berwarna
ada endapan
merah, warna
dan endapan
1%< 2%< 3%<
4%< 5%
Larutan Putih
6. Larutan
Putih Telur
Millon ; dipanaskan ±
2menit
3ml larutan putih telur
2% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
2menit
3ml larutan putih telur
3% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
2menit
3ml larutan putih telur
4% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
2menit
3ml larutan putih telur
5% + 5 tetes Reagen
Millon ; dipanaskan ±
2menit
berwarna) larutan tak berwarna
larutan tak berwarna, ada
endapan merah
larutan putih telur 2% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tak berwarna
larutan tidak berwarna, ada
koagulan merah
larutan putih telur 3% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tak berwarna,
larutan tak berwarna, ada
endapan merah
larutan putih telur 4% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tak berwarna
larutan tak berwarna, ada
endapan merah
larutan putih telur 5% (tidak
berwarna) + Reagen Millon (tidak
berwarna) larutan tak berwarna
larutan tak berwarna, ada
endapan merah
telur bereaksi
positif dengan
reagen millon,
mengahasilkan
larutan tidak
berwarna ada
endapan merah,
warna dan
endapan 1%<
2%< 3%< 4%<
5%
NoUji
NinhidrinPerlakuan Hasil Pengamatan
Kesimpulan
1. Larutan
Glysin
3ml larutan glysin 1%
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
glysin 1% (tidak berwarna) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
Larutan uji
positif (+)
2.
3.
Larutan
Putih Telur
Larutan
Kuning
Telur
dipanaskan ± 32 detik
3ml larutan putih
telur 1% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 2 menit
3ml putih telur 2% +
0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 2 menit
3ml larutan putih
telur 3% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 2 menit
3ml larutan putih
telur 4% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 2 menit
3ml larutan putih
telur 5% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 2 menit
3ml susu bubuk 5%
3ml larutan kuning
telur 1% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan putih telur 1% (tidak
berwarna) + R.Ninhidrin (tidak
berwarna) larutan tidak berwarna
larutan berwarna ungu
larutan putih telur 2% (tidak
berwarna) + R.Ninhidrin (tidak
berwarna) larutan tidak berwarna
larutan berwarna ungu
larutan putih telur 3% (tidak
berwarna) + R.Ninhidrin (tidak
berwarna) larutan tidak berwarna
larutan berwarna ungu
larutan putih telur 4% (tidak
berwarna) + R.Ninhidrin (tidak
berwarna) larutan tidak berwarna
larutan berwarna ungu
larutan putih telur 5% (tidak
berwarna) + R.Ninhidrin (tidak
berwarna) larutan tidak berwarna
larutan berwarna ungu
larutan kuning 1% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
ditandai dengan
larutan
berwarna ungu
Larutan uji
positif (+)
ditandai
dengan larutan
berwarna ungu,
warna 1%<
2%< 3%< 4%<
5%
Larutan uji
positif (+)
ditandai
4.
Larutan
Ikan
dipanaskan ± 12
menit
3ml larutan kuning
telur 2% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 12
menit
3ml larutan kuning
telur 3% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 12
menit
3ml larutan kuning
telur 4% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 12
menit
3ml larutan kuning
telur 5% + 0,5ml
R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 12
menit
3ml larutan ikan 1% +
0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 6 menit
3ml larutan ikan 2%
berwarna ungu
larutan kuning 2% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan kuning 3% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan kuning 4% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan kuning 5% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan ikan 1% (tidak berwarna) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan ikan 2% (tidak berwarna) +
dengan larutan
berwarna ungu,
warna 1%<
2%< 3%< 4%<
5%
Larutan uji
positive (+)
ditandai
dengan larutan
berwarna ungu,
warna 1%<
5.
Larutan
Susu
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 6 menit
3ml larutan ikan 3%
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 6 menit
3ml larutan ikan 4%
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 6 menit
3ml larutan ikan 5%
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 6 menit
3ml larutan susu 1% +
0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 10menit
3ml larutan susu 2%
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 10menit
3ml larutan susu 3%
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan ikan 3% (tidak berwarna) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan ikan 4% (tidak berwarna) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan ikan 5% (tidak berwarna) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
larutan tak berwarna larutan
berwarna ungu
larutan susu 1% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
Setelah dipanaskan ( kurang lebih
10 menit) larutan putih larutan
berwarna ungu
larutan susu 2% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
Setelah dipanaskan ( kurang lebih
10 menit) larutan putih larutan
berwarna ungu
larutan susu 3% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
2%< 3%< 4%<
5%
larutan uji
positif (+)
ditandai dengan
larutan
berwarna ungu,
warna 1%<
2%< 3%< 4%<
5%
dipanaskan ± 10menit
3ml larutan susu 4%
+ 0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 10menit
3ml larutan susu 5% +
0,5ml R.Ninhidrin ;
dipanaskan ± 10menit
Setelah dipanaskan ( kurang lebih
10 menit) larutan putih larutan
berwarna ungu
larutan susu 4% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
Setelah dipanaskan ( kurang lebih
10 menit) larutan putih larutan
berwarna ungu
larutan susu 5% (putih) +
R.Ninhidrin (tidak berwarna)
Setelah dipanaskan ( kurang lebih
10 menit) larutan putih larutan
berwarna ungu
IX. Persamaan Reaksi :
1) Uji Millon
2) Uji Ninhidrin
X. Analisa Data
XI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan uji positif dan negatif asam
amino terhadap reagen millon dan ninhidrin. Percobaan pertama yaitu uji millon, uji ini
positif terhadap asam amino yang mengandung gugus fenol. Selain itu akan
menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah bata karena
pemanasan. Reagen millon terbuat dari Mercuri yang dilarutkan ke dalam asam nitrat
pekat.
Berdasarkan hasil pengamatan asam amino yang memiliki hasil positif terhadap
reagen millon adalah yang di inkubasi selama 15 menit, tyrosin yang di inkubasi dan
dipanaskan dengan bunsen, kemudian putih dan kuning telur. Adanya perubahan warna
menjadi merah bata pada putih dan kuning telur menunjukkan bahwa keduanya
memiliki asam amino, yaitu tryrosin. Hal ini dikarena reagen millon bereaksi paling
positif dengan gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi
millon.
Kemudian pada kuning telur dan putih telur warna merah bata yang terbentuk
tidak begitu pekat seperti pada tyrosin, sehingga dapat dinyatakan bahwa pada kuning
telur dan putih telur sedikit mengandung tyrosin selain itu ada kemungkinan di dalam
kuning telur dan putih telur banyak mengandung asam amino negatif terhadap uji
Millon.
Pada uji pertama yaitu uji millon, saya melakukan uji tehadap asam amino
alanin dengan menggunakan reagen millon. Seperti pada teorinya dikatakan positif
apabila terjadinya perubahan pada larutan, perubahan itu ditunjukkan dengan adanya
endapan merah bata pada terhadap asam amino yang diuji. Pereaksi Millon adalah
larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, bila direaksikan dengan senyawa
yang mengandung gugus fenol akan membentuk endapan merah dengan pemanasan
Pada alanin saya mencoba dengan kosentrasi 1 - 2%, pada saat percampuran maupun
setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan pada larutan, warna larutan tetap bening atau
tidak berwarna. Selanjutnya pada glisin dengan konsentrasi 1 - 2%, sama saperti alanin
tidak terjadi perubahan, larutan tidak berwarna baik setelah dilakukan pemanasan.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa baik alanin maupun glisin memberikan uji
negatif karena larutan tersebut tidak berwarna.
Uji terakhir uji ninhidrin, disini saya melakukan uji terhadap larutan susu
dengan konsentrasi 4 – 5 %. Apabila ninhidrin dipanaskan bersama asam amino, maka
akan terbentuk larutan yang berwarna ungu. Seperti yang diketahui larutan susu
mengandung asam – asam amino esensial dan terbukti bahwa larutan susu ini
memberikan uji positif karena setelah dipanaskan larutan berubah warna menjadi ungu.
XII. Kesimpulan
a. Pada uji Millon positif terhadap asam amino tyrosin, karena tyrosin
memiliki gugus fenol. Selain itu positif juga terhadap protein arginin,
putih dan kuning telur.
b. Uji millon akan menghasilkan endapan berwarna putih dan berubah
menjadi merah bata karena pemanasan.
XIII. Daftar Pustaka
Poedjadi, Ana dan Titin Supriyanti. 2006. Dasar Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia
Syahdu, Maryam. 2012. Struktur Asam Amino. (Online)
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/07/struktur-asam-amino-dan-zwitter-
ion.html Diakses pada tanggal 27 September 2015
Zeki, Muhammad. 2012. Asam Amino. (Online)
http://static.schoolrack.com/files/14204/34774/6 - asam_amino.doc
Diakses pada tanggal 27 September 2015
XIV. Lampiran