13
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Barfoed) I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Percobaan Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energy. Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid (Poedjiadi, 1994). Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan dalam senyawa- senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa C n H 2n O n atau mendekati C n (H 2 O) n yaitu karbon yang mengalami hidratasi. Terdapat beberapa uji untuk mengenali dan mengetahui adanya karbohidrat pada makanan (sampel) seperti uji molish, uji barfoed, uji benedict, dan uji selliwanof.

Laporan Uji Barfoed

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Karbohidrat 1

Citation preview

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Barfoed)

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

1.1 Latar Belakang PercobaanDalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energy. Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid (Poedjiadi, 1994).Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan dalam senyawa-senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidratasi.Terdapat beberapa uji untuk mengenali dan mengetahui adanya karbohidrat pada makanan (sampel) seperti uji molish, uji barfoed, uji benedict, dan uji selliwanof.Uji Barfoed adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed mengandung senyawa tembaga asetat (Razuna, 2010).

1.2 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan uji barfoed adalah untuk menguji adanya gula monosakarida pereduksi dalam bahan pangan.

1.3 Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan uji barfoed adalah berdasarkan karbonil bebas dari karbohidrat dengan larutan barfoed (Cu2+) dalam suasana asam yang direaksikan menjadi Cu2O membentuk suatu endapan merah bata.1.4 Reaksi Percobaan

Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Barfoed

II METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.

2.1 Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan dalam Uji Barfoed adalah sampel dan pereaksi barfoed.

2.2 Pereaksi yang DigunakanPereaksi yang digunakan dalam Uji Barfoed adalah larutan barfoed yang terdiri dari 13,3 gram Cu-asetat dalam 200 ml air ditambah 1,9 ml asam asetat glacial.

2.3 Alat yang DigunakanAlat yang digunakan dalam Uji Barfoed adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas kimia, kompor (water bath), penangas air.

2.4 Metode Percobaan

Gambar 2. Metode Percobaan Uji Barfoed

III HASIL PENGAMATAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan, (2) Pembahasan.

3.1. Hasil Pengamatan

BahanPereaksiWarnaHasil Keterangan

JLarutan BarfoedHijau Tosca-Tidak terdapat endapan merah bata

ABiru Tosca+Terdapat endapan merah bata

BHijau Kehitaman+Terdapat endapan merah bata

FBiru-Tidak terdapat endapan merah bata

KHijau-Tidak terdapat endapan merah bata

Sumber : Hasil I : Nadia dan Nurrul, Kelompok G, Meja 05, 2014.Keterangan : (+) Terdapat endapan merah bata(-) Tidak terdapat endapan merah bata

Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Barfoed

3.2. Pembahasan Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil, pada sampel A dan B positif mengandung gula monosakarida pereduksi ditandai dengan adanya endapan merah bata.Larutan Barfoed terdiri dari 13,3 gram CuAs dalam 200 ml air ditambah dengan 1,9 ml CH3COOH glasial. Uji barfoed merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui adanya gula monosakarida pereduksi dalam sampel atau bahan. Hasil percobaan uji barfoed dapat diketahui bahwa dalam coca cola, marie, teh tawar, dan fatigon hydro mengandung gula monosakarida pereduksi. Hal ini dapat dilihat dari terbentuknya endapan merah bata.Larutan barfoed (campuran kupri asetat dan asam asetat) akan bereaksi dengan gula reduksi (monosakarida) sehingga dihasilkan endapan merah bata kuprooksida. Dalam suasana asam ini gula reduksi yang termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat dengan larutan barfoed sehingga tidak memberikan endapan merah kecuali pada waktu percobaan yang diperlama (Sudarmadji, 2007).Pada percobaan uji Barfoed, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara monosakarida, oligosakarida/disakarida, dan polisakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida. Disakarida juga akan memberikan hasil positif pada larutan memberikan warna biru dan bagian bawah terdapat endapan kemerahan bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis (Razuna, 2010).Uji Barfoed direaksikan berbagai macam larutan karbohidrat seperti : laktosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, arabinosa, glukosa, sukrosa, amilum. Reagen Barfoed memiliki bentuk larutan dan berwarna biru sedangkan macam-macam larutan karbohidrat berwarna putih bening (Razuna, 2010).Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktosa akan menjadi asam glukonat. Kesalahan pada uji berfoed ini biasanya disebabkan karena terlalu lama pada saat pemanasan (Poedjiadi, 1994).Pemanasan dilakukan agar apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktosa akan menjadi asam glukonat (Poedjiadi,1994).Dalam suasana asam ini gula reduksi yang termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat dengan larutan Barfoed sehingga tidak memberikan endapan merah kecuali pada waktu percobaan yang diperlama (Sudarmadji, 2003).

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

4.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, untuk mengatahui kadar karbohidrat dalam bahan pangan melalui uji Barfoed, dapat disimpulkan bahwa sampel A dan B positif mengandung monosakarida. Dapat terlihat dari indikator positif yang terbentuk (terbentuk endapan merah bata).

4.2. Saran Dalam melakukan percobaan, diharapkan praktikan dapat menjaga kebersihan, mengerjakan tepat waktu, perhatikan pada proses pemanasan harus lebih teliti mengenai waktu pemanasan dan penetesan sampel.

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.Razuna, (2010). Karbohidrat. http://nikku92.wordpress.com/2010/11/19/uji-identifikasi-karbohidrat/. Akses 19 maret 2014.Sudarmadji, Slamet. Dkk. (2003). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta.