Upload
sitinur
View
37
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
askep
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN NON-HODGKIN LYMPHOMA
DI RUANG MELATI 3 RSUD Dr. MOEWARDI
DI SUSUN OLEH :
SITI NUR JANAH
P.17420113071
PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2015
Nama Mahasiswa : Siti Nur Janah
NIM : P.17420113071
Tanggal pengkajian : 3 Agustus 2015
Ruang/RS : Melati 3/ RS dr. Moewardi
A. BIODATA:
1. Biodata Klien :
a. Nama Klien : Tn. R
b. Usia : 70 tahun
c. Suku Bangsa : Jawa
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Kawin
f. Pekerjaan : Buruh
g. Pendidikan Terakhir : SD
h. Alamat : Boyolali
2. Data Penanggung Jawab :
a. Nama Penanggung Jawab : Tn. X
b. Usia : 47 tahun
c. Suku Bangsa : Jawa
d. Agama : Islam
e. Hubungan dengan Klien : Anak
f. Pekerjaan : Swasta
g. Alamat : Boyolali
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri pada bagian paha sebelah kiri.
2. Riwayat Keperawatan Sekarang :
Klien mengatakan sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu klien menemukan benjolan di
paha kiri berukuran sebesar telur ayam, padat kenyal dan makin lama makin membesar,
mula – mula benjolan tidak nyeri tekan, tetapi sejak 2 bulan yang lalu pada benjolan
timbul luka – luka kemerahan bila ditekan terasa nyeri, nyeri dirasakan saat benjolan
ditekan dan tidak menyebar, nyeri tidak timbul bila tidak ditekan. Satu minggu sebelum
MRS pasien mengatakan nyeri tambah hebat di bawa ke dokter tapi tidak sembuh dan
kemudian di bawa ke RSUD dr. Moewardi.
3. Riwayat Keperawatan Dahulu :
klien mengatakan tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Klien amengatakan tidak
pernah mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, atau penyakit
menular seperti TBC atau penyakit lain yang menyebabkan harus Masuk rumah sakit.
4. Riwayat Keperawatan Keluarga :
Keluarga klien tidak pernah menderita penyakit yang sama dengan penyakit yang
diderita klien saat ini.
C. PENGKAJIAN
1. Pola Persepsi Kesehatan
Untuk menjaga kesehatan, klien dan keluarga makan dan tidur teratur. Klien selalu
memeriksakan kesehatannya dipuskesmas. Klien disarankan kontrol atau
memeriksakan diri ke Rumah Sakit kemudian klien disarankan untuk rawat inap.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit klien selalu makan 3x sehari secara teratur dengan makanan yang
mengandung karbohidrat,lemak dan protein. Pasien minum air putih kira-kira 1 liter
perhari dengan ditambah segelas teh dipagi hari. Klien tidak mempunyai pantangan
maupun alergi terhadap suatu makanan.
Setelah sakit klien makan sehari 3 kali tetapi dengan porsi yang berkurang yaitu ½
porsi dari sebelumya. Klien setiap harinya meminum air putih sekitar 800cc/hari.
Antropometri : BB = 50 kg TB= 150cm
Biochemical : Hb : 12,1 g/dL
Clinical Sign : Turgor kulit baik, rambut beruban
IMT : BB= 50= 22,2
(TB)2 2.25
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit klien selalu BAB setiap hari dengan tekstur lunak,berbau khas dan
berwarna kuning kecoklatan. Klien BAK 5-6 kali/hari.
Setelah sakit, Setiap harinya klien BAK selama 3x sehari dengan jumlah ±200cc.
Untuk BAB, klien mengatakan BAB sempat tidak bisa keluar namun beberapa hari
ini sudah dapat BAB dengan konsistensi lunak, bau khas, warna kecoklatan.
4. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur selama ±8 jam. Setelah sakit Klien mengalami gangguan
tidur. Setiap hari klien tidur selama ± 5 jam karena klien merasakan nyeri pada saat
mobilisasi terutama pada bagian ekstremitas bawah.
5. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien setiap harinya bekerja sebagai buruh tani, kegiatan yang
dilakukan selama ini seperti mencangkul, bercocok tanam.
Setelah sakit :
Skrining fungsional
Personal Hygiene (5) Memakai pakaian (10)
Mandi (5) kontrol BAB (10)
Makan (10) kontrol BAK (10)
Toileting (10) Ambulasi/ kursi roda (10)
Menaiki tangga (5) Transfer kursi – tempat tidur (5)
Total skor : 80 (ketergantungan ringan)
6. Pola Peran dan Hubungan
Klien seorang Ayah yang mempunyai 3 orang anak dan seorang istri. Hubungan
klien dengan keluarga sangat baik.
7. Pola Kognitif, Persepsi Sensori
Kognitif : klien sudah mengetahui penyakitnya. Baik klien maupun keluarga
belum mengerti penuh dengan efek samping kemoterapi yang
dilakukan.
Persepsi : klien dapat berorientasi dengan benar tentang waktu, tempat, dan
orang-orang yang disekitarnya. klien meyakini bahwa Ia akan sembuh
dan dapat berkumpul dengan keluarganya.
Sensori : klien masih bisa melihat dengan jelas, mendengar dengan jelas, klien
masih dapat membedakan bau yang berbeda. klien masih dapat
merasakan nyeri.
P : nyeri disebabkan oleh luka dari paha kiri
Q : nyeri seperti tertusuk jarum
R : nyeri didaerah sekitar paha kiri
S : Skala nyeri 4
T : nyeri datang sewaktu-waktu
8. Pola Persepsi Diri
Klien dapat berorientasi dengan benar tentang waktu, tempat, orang disekitarnya.
Klien mengerti tentang keadaan yang dialami saat ini dan mempunyai persepsi klien
dapat sembuh dan dapat beraktivitas kembali seperti semula.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Klien merupakan seorang ayah dan suami dengan 3 orang anak.
10. Pola Mekanisme Koping
Klien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah, termasuk dengan
akan penyakit yang dialami sekarang dan macam-macam pengobatannya.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien memeluk agama Islam dan rajin beribadah. Sebelum sakit klien selalu
mengerjakan sholat 5 waktu tanpa bantuan orang lain. Selama sakit pasien tidak
dapat menjalankan sholat 5 waktu. Walaupun begitu tetap berusaha dan selalu
berdoa agar cepat sembuh.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital:
a. Keadaan Umum : Composmentis
b. Kesadaran (GCS) : 15
c. BB : 50 kg
d. TB : 150 cm
e. Nadi : 80x/menit
f. Pernafasan : 24x/menit
g. TD : 130/90 mm/Hg
h. Suhu :36,60c
2. Kepala :
Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi dan benjolan, rambut rapi, beruban dan tidak
mudah rontok.
Mata : tidak ada edema Palpebra, konjunctiva berwarna merah muda, sclera
tidak ikterik.
Hidung : Simetris, tak ada kotoran didalam lubang hidung, tak ada polip
Mulut : Mukosa bibir normal, mulut bersih, gigi sudah ada yang berlubang,
tidak ada pembengkakan gusi, tidak ada stomatitis
Telinga : Simetris, tak ada serumen, tak ada benjolan
Leher : tak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada peningkatan vena jugularis
3. Dada :
Paru- paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu
ekspirasi dan inspirasi simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi :tidak terdapat bunyi ronchi basah
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak intercosta keIV-V, pada mid clavicula
sedikit 2cm medial sinistra
Palpasi : ictus cordis teraba di intercosta keIV-V, pada mid clavicula
sedikit 2cm medial sinistra
Perkusi : konfiguran jantung dalam batas normal
Auskultasi :bunyi jantung S1 - S2 normal, tidak ada gallop
4. Perut :
Inspeksi :perut klien terlihat datar
Auskultasi :bising usus 8x/menit
Palpasi :perut terasa keras
Perkusi : terdengar suara pekak pada kuadran 1,2,3,4
5. Genetalia
Klien terpasang kateter saat akan dilakukan kemoterapi, setelah kemoterapi kateter
klien dilepas.
6. Ekstremitas
Ekstrimitas atas : akral teraba hangat, tidak terdapat sianosis, tidak ada edema,
terpasang infus pada tangan kanan dan capilarirefil <2 detik.
Ekstrimitas bawah : Simetris, tidak ada edema, tidak terdapat sianosis, terdapat
luka pada paha kiri, capilari refil < 2 detik.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium : 1 Agustus 2015
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HematologiDarah RutinHemoglobinHematokritLeukositTrombositEritrosit
12,13911,44114,45
g/dL%10^3/ ul10^3/ ul
10^6/ ul
12,1-15,633-474,5-11150-4504,5-5,9
Hasil Radiology :
Foto Thorax PA
Cor : CTR<50%
Lengkung aorta panjang
Pulmo : Tidak tampak bercak suram
Lapangan kanan atas bergaris-garis halus
Diafragma : Kanan dan kiri rendah
Sinus Kosta frenikus : Kanan dan kiri tenang
Kasus : Cor normal
Aorta elongasi
F. PROGRAM TERAPI
Injeksi Ceftriaxone 2 gram/ 12 jam
Injeksi Ranitidine 50 gram/ 12 jam
Injeksi Ketorolac 30 gram/ 8 jam
NaCl 0,9 % 20 tpm
Kemoterapi : Leucovorin 50 mg + NaCl 0,9% 100 ml
Cyclophosphamide 800 mg + NaCl 0,9 % 100 ml
Vincristine 2 mg + NaCl 0,9 % 100 ml
G. DAFTAR MASALAH
NO Tanggal/ Data Fokus Diagnosa Tanggal Ttd
Jam Keperawatan Teratasi
1. 3 Agustus
2015 /
14.00
DS : - klien mengatakan nyeri
pada paha kiri
- Klien mengatakan tidak
bisa tidur karena nyeri
yang dirasakan
P : nyeri disebabkan oleh
luka dari paha kiri
Q : nyeri seperti tertusuk
jarum
R : nyeri didaerah sekitar
paha kiri
S : Skala nyeri 4
T : nyeri datang sewaktu-
waktu
DO : Klien tampak lemas,
terlihat gelisah
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 24x/menit
TD : 130/90 mm/Hg
Suhu :36,60c
Nyeri
berhubungan
dengan efek
samping terkait
terapi (post
debridement)
2 3 Agustus
2015/ 14.00
DS : klien mengatakan Klien
mengatakan paha sebelah kiri
sakit jika turun dari tempat
tidur
DO : Klien memakai alat bantu
saat berjalan
Skrining fungsional
Total skor : 80 (ketergantungan
Gangguan
mobilisasi fisik
berhubungan
dengan efek
samping terkait
terapi ( post
debridement)
ringan)
3 3 Agustus
2015 /
14.00
DS : klien mengatakan belum
mengetahui cara merawat luka
dengan baik.
DO :
Kondisi luka dengan diameter
12 cm, tidak terdapat pus/
nanas, warna luka kemerahan.
Leukosit : 11.400 dL
Resiko infeksi
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan luka.
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tanggal/
Jam
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Ttd
1 3 Agustus
2015/ 14.30
Nyeri
berhubungan
dengan efek
samping
terkait terapi
(post
debridement)
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam, nyeri
berkurang dengan
kriteria hasil :
a. Skala nyeri
berkurang dari 4
menjadi 2
b. klien mampu
melaporkan gejala
nyeri terkontrol
c. klien mampu
mengenali factor
yang menyebabkan
nyeri
a. Kaji tingkat nyeri
yang
komprehensif
b. Monitor TTV
c. Monitor skala
nyeri
d. Ajarkan tehnik
relaksasi nafas
dalam
e. Informasikan
kepada klien dan
keluarga tentang
factor yang
menyebabkan
nyeri meningkat
f. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik setiap 8
jam
2 3 Agustus
2015/ 14.30
Gangguan
mobilisasi
fisik
berhubungan
dengan efek
samping
terkait terapi (
post
debridement)
Tujuan: Dalam waktu 3 x
24 jam klien dapat
bermobilisasi dengan
baik denagn kriteria
hasil:
a. Klien mengerti
tujuan dari
peningkatan
mobilitas
b. Klien dapat
melakukan ADL
secara mandiri
a. Kaji kemampuan
klien dalam
mobilisasi
b. Ajarkan dan
dukung pasien
dalam latihan
ROM aktif dan
pasif.
c. Latih klien dalam
pemenuhan
kebutuhan ADL
secara mandiri
sesuai
kemampuan
d. Berikan alat
bantu jika klien
membutuhkan
3 3 Agustus
2015/ 14.30
Resiko infeksi
berhubungan
dengan
kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan
luka
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24, jam tidak
terjadi infeksi,
pengetahuan bertambah
dengan Kriteria Hasil:
a. Klien mengetahui
cara perawatan luka
bagi dirinya
b. Klien bisa
membersihkan
a. Ajarkan
perawatan luka
bagi klien dan
keluarga
b. Anjurkan klien
dan keluarga
mencuci tangan
sebelum
melakukan
perawatan luka
c. Lakukan
lukanya secara
mandiri
c. luka membaik dan
tidak terjadi infeksi
perawatan luka
d. Berikan
pendidikan
kesehatan
mengenai
pentingnya
perawatan luka
dan penggantian
balutan secara
rutin pada klien.
I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Tanggal/
Jam
Tindakan Keperawatan Respon Ttd
Nyeri
berhubungan
dengan efek
samping terkait
terapi ( post
debridement)
3 Agustus/
15.00
16.30
a. Mengkaji tingkat
nyeri yang
komprehensif
b. Memonitor TTV
a. P : nyeri
disebabkan oleh
luka dari paha
kiri
Q : nyeri seperti
tertusuk jarum
R : nyeri
didaerah sekitar
paha kiri
S : Skala nyeri 4
T : nyeri datang
sewaktu-waktu
b. Nadi: 80x/menit
Pernafasan:
24x/menit
TD: 130/90
16.30
16.35
16.35
20.00
c. Memonitor skala
nyeri
d. Mengajarkan tehnik
relaksasi nafas dalam
e. Menginformasikan
kepada klien dan
keluarga tentang
factor yang
menyebabkan nyeri
meningkat
f. Melakukan kolaborasi
pemberian obat
analgetik ( ketorolac
30 gram) setiap 8 jam
mm/Hg
Suhu :36,60c
c. Skala nyeri 4
d. Klien mampu
mendemonstrasi
kan teknik
relaksasi nafas
dalam dengan
bantuan.
e. Klien dan
keluarga
memahami
tentang factor
penyebab nyeri
yang diderita
klien.
f. Obat masuk dan
tidak ada tanda-
tanda alergi
Gangguan
mobilisasi fisik
berhubungan
dengan efek
3 Agustus
2015/ 16.00
a. Kaji kemampuan
klien dalam
mobilisasi
a. Klien
mengatakan
paha sebelah
kiri sakit jika
samping terkait
terapi ( post
debridement) 16.05
16.10
b. Ajarkan dan
dukung pasien
dalam latihan
ROM aktif dan
pasif.
c. Latih klien dalam
pemenuhan
kebutuhan ADL
secara mandiri
sesuai
kemampuan
melakukan
aktivitas
b. Klien mau dan
mampu
melakukan
latihan ROM
aktif dengan
bantuan
c. Klien mampu
melakukan
ADL dengan
bantuan
keluarga
Resiko infeksi
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan luka
3 Agustus
2015/
15. 30
15.35
a. Mengajarkan
perawatan luka
bagi klien dan
keluarga
b. Menganjurkan
klien dan
keluarga mencuci
tangan sebelum
melakukan
perawatan luka
a. Klien dan
keluarga
mampu
menjelaskan
kembali
tahapan cara
perawatan luka
dengan
bantuan
b. Klien dan
keluarga dapat
mempraktekka
n cara cuci
tangan dengan
6 langkah
15.40 c. Memberikan
pendidikan
kesehatan
mengenai
pentingnya
perawatan luka
dan penggantian
balutan secara
rutin pada klien.
c. Klien dan
keluarga
memahami
pentingnya
perawatan luka
bagi
kesembuhan
klien
Nyeri
berhubungan
dengan efek
samping terkait
terapi (post
debridement)
4 Agustus/
15.00
16.00
16.00
a. Mengkaji tingkat
nyeri yang
komprehensif
b. Memonitor TTV
c. Memonitor skala
a. P : nyeri
disebabkan oleh
luka dari paha
kiri
Q : nyeri seperti
tertusuk jarum
R : nyeri
didaerah sekitar
paha kiri
S : Skala nyeri 3
T : nyeri datang
sewaktu-waktu
b. Nadi: 84x/menit
Pernafasan:
20x/menit
TD: 130/80
mm/Hg
Suhu :36,80c
c. Skala nyeri 3
d. Klien mampu
16.10
20.00
nyeri
d. Mengajarkan
tehnik relaksasi
nafas dalam
e. Melakukan
kolaborasi
pemberian obat
analgetik
( ketorolac 30
gram) setiap 8
jam
mendemonstrasi
kan teknik
relaksasi nafas
dalam dengan
bantuan.
e. Obat masuk dan
tidak ada tanda-
tanda alergi
Gangguan
mobilisasi fisik
berhubungan
dengan efek
samping terkait
terapi ( post
debridement)
4 Agustus
2015/ 15.20
15.30
a. Kaji kemampuan
klien dalam
mobilisasi
b. Latih klien dalam
pemenuhan
kebutuhan ADL
secara mandiri
sesuai
kemampuan
a. Klien mengatakan
dapat memenuhi
ADL dibantu oleh
keluarga
b. Klien mampu
melakukan ADL
dengan sedikit
bantuan
Resiko infeksi
berhubungan
4 Agustus
2015/ 16.30
a. Mengajarkan
perawatan luka
a. Klien dan
keluarga
dengan kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan luka
16.35
16.50
bagi klien dan
keluarga
b. Menganjurkan
klien dan
keluarga mencuci
tangan sebelum
melakukan
perawatan luka
c. Memberikan
pendidikan
kesehatan
mengenai
pentingnya
perawatan luka
dan penggantian
balutan secara
rutin pada klien.
mampu
menjelaskan
kembali
tahapan cara
perawatan luka
dengan
bantuan
b. Klien dan
keluarga dapat
mempraktekka
n cara cuci
tangan dengan
6 langkah
c. Klien dan
keluarga
memahami
pentingnya
perawatan luka
bagi
kesembuhan
klien
Nyeri
berhubungan
dengan efek
samping terkait
terapi (post
debridment)
5 Agustus
2015/ 21.00
21.00
a. Mengkaji tingkat
nyeri yang
komprehensif
b. Memonitor skala
nyeri
a. Klien
mengatakan
nyeri berkurang.
b. Skala nyeri 2
21.10 c. Mengajarkan
tehnik relaksasi
nafas dalam
c. Klien mampu
mendemonstrasik
an teknik
relaksasi nafas
dalam dengan
bantuan.
Gangguan
mobilisasi fisik
berhubungan
dengan efek
samping terkait
terapi ( post
debridement)
5 Agustus
2015/ 21.15
a. Mengkaji
kemampuan klien
dalam mobilisasi
a. Klien
mengatakan
mampu
melakukan
ADL secara
mandiri
Resiko infeksi
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan luka
5 Agustus
2015/ 21.30
21.30
a. Menganjurkan
klien dan
keluarga mencuci
tangan sebelum
melakukan
perawatan luka
b. Memberikan
pendidikan
kesehatan
mengenai
pentingnya
perawatan luka
dan penggantian
balutan secara
rutin pada klien
a. Klien dan
keluarga dapat
mempraktekka
n cara cuci
tangan dengan
6 langkah
b. Klien dan
keluarga
memahami
pentingnya
perawatan luka
bagi
kesembuhan
klien
dirumah.
J. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal/ Jam Diagnosa
Keperawatan
Catatan Keperawatan Ttd
5 Agustus 2015/
22.00
Nyeri
berhubungan
dengan efek
samping terkait
terapi (post
debridement)
S : klien mengatakan nyeri berkurang. Skala
nyeri menjadi 2
O : klien tampak segar, klien dapat tidur
dengan nyenyak
A : masalah belum teratasi
P : Pertahankan Intervensi
5 Agustus 2015/
22.00
Gangguan
mobilisasi fisik
berhubungan
dengan efek
samping terkait
terapi ( post
debridement)
S : klien mengatakan dapat melakukan aktivitas
secara mandiri
O : klien dapat berjalan dan memenuhi
ADLnya secara mandiri
A : masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
5 Agustus 2015/
22.00
Resiko tinggi
infeksi
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan luka
S : klien mengatakan sudah memahami cara
merawat luka dirumah.
O : kondisi luka membaik, tidak terdapat
pus/nanah, warna luka kemerahan
A : masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi