23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akuntansi merupakan suatu sistem dan prosedur untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan suatu tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi. 1 | Page Created By : DARYANTI

Makalah Final Ak Keperilakuan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Final Ak Keperilakuan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akuntansi merupakan suatu sistem dan prosedur untuk menghasilkan informasi keuangan

yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Pihak pemakai laporan

keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan

pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk

melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian

perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi.

Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan

keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan tehnologi komputer akuntansi yang

memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun prosedur

akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan

suatu tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih

tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas

bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan

berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian

akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan

informasi akuntansi.  

Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa

tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari

segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di

dalam organisasi. Berbagai pelanggaran tentang perilaku dari orang-orang yang berwenang

dalam mengelola dan menghasilkan informasi keuangan guna memudahkan dalam

pengambilan keputusan semakin marak terjadi sekarang ini. Pelanggaran ini diakibatkan

karena kurangnya kesadaran akan perilaku etis dalam organisasi. Dampak kerugiannya bukan

hanya di dalam perusahaan saja (intern) tapi berdampak pula pada pihak ekstern dan

pemerintah serta masyarakat.

1 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 2: Makalah Final Ak Keperilakuan

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini permasalahan yang akan dibahas pada Bab II, yakni :

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan akuntansi keperilakuan ?

2. Apa pengertian, konsep dan ruang lingkup akuntansi keperilakuan ?

3. Mengapa perlu mempertimbangkan akuntansi keperilakuan dalam suatu

organisasi ?

4. Bagaimana pelaporan keuangan berpengaruh terhadap perilaku akuntansi ?

5. Pelanggaran apa sajakah yang terjadi akibat dari perilaku yang kurang etis

dibidang akuntansi ?

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari makalah

ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sejarah dan perkembangan akuntansi keperilakuan.

2. Mengetahui pengertian, konsep dan ruang lingkup dalam akuntansi keperilakuan.

3. Memahami perlunya mempertimbangkan perilaku akuntan dalam suatu organisasi.

4. Memahami penyajian dalam pelaporan keuangan akan mempengaruhi perilaku

seorang akuntan.

5. Mengetahui pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akibat dari perilaku yang

kurang etis dibidang akuntansi agar menjadi pelajaran bagi generasi penerus

kedepannya untuk tidak melakukan hal yang sama.

2 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 3: Makalah Final Ak Keperilakuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas

berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang

berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan

atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan

(Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang

berhubungan dengan:

1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.

2. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,

karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,

manajer, investor, maupun Wajib Pajak.

3. Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan

pertimbangan dalam pembuatan keputusan

Akuntansi Keperilakuan mulai berkembang sejak Profesor Schuyler Dean Hollet dan

Profesor Chris Argyris melakukan suatu penelitian di tahun 1951 tentang “Pengaruh

Anggaran pada Orang” (The Impact of Budget on People). Penelitian tersebut disponsori oleh

Controllership Foundation of America. Sejak penelitian tersebut, topik-topik penelitian yang

mengkaitkan akuntansi dan manusia berkembang pesat. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan

dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran

dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu

disempurnakan.

Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah

menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen analog.

Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper (1965) yang

memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-

riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973),

Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-

studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran

3 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 4: Makalah Final Ak Keperilakuan

dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat

keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby

(1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas

internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.

Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan

semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi keperilakuan,

sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan

keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip

akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai muncul dan

berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-

aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.

Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior

science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku

manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu

sendiri tidak diragukan lagi.

Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif

Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih

sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok

produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas

dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban,

dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat

normatif. Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset

akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha

untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan

perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih

bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.

Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi

Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic

approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978). Tetapi, karena

pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang

selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi

4 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 5: Makalah Final Ak Keperilakuan

(contingency approach). Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan

dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi

perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai

variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor

eksternal lainnya.

2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti proses

produksi, produk masal, dan lainnya.

3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio

konsentrasi, dan ukuran perusahaan.

4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau

keunikan.

5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,

sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya

Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi ketidakpastian

lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur organisasi dan

persepsi atas manfaat sistem akuntansi.

2.2 TINJAUAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Pengertian dan konsep Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) merupakan bagian dari disiplin

akuntansi yang mempelajari tentang hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi,

serta dimensi sosial dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi tersebut berada.

Jadi, terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu: perilaku manusia, akuntansi,

dan organisasi. Untuk itulah maka sering dikatakan pula bahwa Akuntansi Keperilakuan

merupakan bidang studi yang mempelajari aspek manusia dari akuntansi (human factors of

accounting). Dalam perkembangan selanjutnya bahkan diperluas lagi bagaimana akuntasi dan

masyarakat saling mempengaruhi, sehingga aspek sosial dari Akuntansi (social aspect of

accounting) juga sering dimasukkan sebagai bagian dari Akuntansi Keperilakuan.

5 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 6: Makalah Final Ak Keperilakuan

Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam

lima aliran (school) , yaitu :

1. Pengendalian manajemen (management control)

2. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)

3. Desain sistem informasi (information system design)

4. Riset audit (audit research)

5. Sosiologi organisasional (organizational sociology)

Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena

akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh. Akuntansi

keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi

gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi

keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka

yang disusun berdasarkan teknik berikut ini :

1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan

kinerja perusahaan

2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap

perencanaan strategis

3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan

implementasi kebijakan perusahaan

Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam akuntansi keperilakuan, antara lain :

Reaksi manusia terhadap format dan isi dari pelaporan keuangan.

Bagaimana informasi diproses untuk keperluan pengambilan keputusan

Pengembangan teknik-teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan data kepada

penggunanya.

Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, inspirasi, dan

tujuan orang-orang yang menjalankan organisasi.

Dan hal-hal lain yang mengaitkan akuntansi, manusia, organisasi, dan masyarakat.

Hal-hal yang dipelajari dalam Akuntansi Keperilakuan tersebut apabila diringkas, pada

dasarnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

6 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 7: Makalah Final Ak Keperilakuan

Pengaruh perilaku manusia didalam perancangan, penyusunan dan penggunaan sistem

akuntansi

Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia

Metoda-metoda untuk memprediksi dan strategi-strategi untuk mengubah perilaku

manusia.

Secara lebih terperinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi:

Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan

penggunaan sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi, yang

berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat

pengendalian akuntansi dan desain organisasi; apakah desain sistem pengendalian

akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak.

Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang

berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,

pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.

Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk

mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk

mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul istilah

freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan). Contohnya perubahan sistem.

Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk sampai

pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada resistensi di situ.

2.3 PERLUNYA MEMPERTIMBANGKAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN DALAM

SUATU ORGANISASI

Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan

pekembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang

dibutuhkan oleh penggunanya (Khomsiah dalam Arfan & Ishak, 2005). Berdasarkan

pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain dalam aspek-aspek

operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Dan para akuntan belum pernah

mengoperasikan akuntansi pada sesuatu yang fakum. Para akuntan secara berkelanjutan

membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi,

bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan

7 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 8: Makalah Final Ak Keperilakuan

bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi

organisasi.

Penjelasan di atas menunjukan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak

pelaksana (penyusun informasi) maupun dari pihak pemakai informasi akuntansi. Pihak

pelaksana (penyusun informasi akuntansi) adalah seseorang atau kumpulan orang yang

mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan.

Pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam menopang

kegiatan organisasi. Dikatakan penting  sebab hasil kerjanya dapat memberikan manfaat bagi

kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud

penetapan standar-standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem

akuntansi. Dapat diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana sistem informasi

akuntansi tidak memahami dan memiliki kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang

dihasilkan tidak handal dalam pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi untuk

menjadi bias dalam memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi.

Untuk itu motivasi dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu sistem

informasi akuntansi. Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu: pihak intern (manajemen) dan pihak ekstern (pemerintah, investor/calon

investor, kreditur/calon kreditur, dan lain sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi

akan digunakan untuk motivasi dan penilaian kinerja. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan

digunakan untuk penilaian kinerja sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan

bisnis. Di samping itu pihak ekstern, juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan

informasi yang disediakan sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang dapat

mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan bisnisnya. Sehubungan dengan hal tersebut,

beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting untuk

memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi.Sejak meningkatnya orang yang sudah

memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi, terdapat suatu

kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih

subtansial. Perspektif perilaku menurut pandagan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga

membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para

manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada

puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai

yang ada. Tetapi, pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas

8 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 9: Makalah Final Ak Keperilakuan

akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan perspektif dalam mendekati

beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada

organisasi.

2.4 PENGARUH AKUNTANSI KEPERILAKUAN TERHADAP PELAPORAN

KEUANGAN

Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratkan untuk melaporkan

informasi kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan

untuk siapa harus bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai ”persyaratan”

pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Intisari dari

proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau

manajemen. Karena pengumpulan atau pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya,

biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara suka rela kecuali pembuat informasi yakin

bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan

oleh pelapor/pembuat. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa

cara, diantaranya adalah:

1. Antisipasi penggunaan informasi.  Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan

mempengaruhi perilaku pembuat ketika informasi yang dilaporkan merupakan

deskripsi mengenai perilaku pembuat itu sendiri, atau untuk mana pembuat tersebut

akan bertanggung jawab. Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu

yang dapat dikendalikan oleh pembuat, maka akan semakin besar kemungkinan

bahwa perilku pembuat akan dimodifikasi. Pembuat dapat merasa cukup pasti bahwa

perubahan dalam perilaku akan mengarah pada perubahan yang diinginkan dalam

informasi yang dilaporkan.

2. Prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi.  Kadang kala penerima

menyatakan secara jelas bagaimana mereka menginginkan pembuat laporan

berperilaku, meskipun sulit untuk dicapai secara simultan seperti: laba jangka pendek

yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang, atau citra publik yang baik. Apabila

pembuat laporan bertanggung jawab kepada penerima maka ia akan berperilaku dalam

cara-cara yang menyenangkan mengenai apa yang harus dilaporkan, mengenai

tindakan dan hasil  yang manakah yang  penting bagi penerima.      Namun ketika

orang tidak merasa pasti mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan,

maka pembuat laporan memiliki pekerjaan sulit untuk memprediksi kapan dan

9 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 10: Makalah Final Ak Keperilakuan

bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Kemungkinan besar akan mendasarkan

pada prediksi sesuai dalam situasi yang serupa dalam pengalamannya atau bagaimana

mereka akan menggunkannya jika berada pada penerima informasi tersebut.  

3. Insentif/sanksi.   Kekuatan dan sifat dari penerima terhadap pembut laporan adalah

penentu yang penting dalam mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada

untuk memberikan penghargaan atau sanksi semakin hati-hati pembuat laporan akan

bertindak dan memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima. Misalnya

saja, mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut

dikumpulkan dan diberi nilai dibandingka jika tidak, meskipun manfaat pembelajaran

dalam kedua kasus tersebut adalah sama.

4. Penentuan waktu.  Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah

persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporan

atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilakunya,

ia harus mengetahui persyaratan tersebut sebelum ia bertindak. Sehingga jika

persyaratan plaporan yang sebelumya dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan,

maka akan dapat diketahui pada pembuatan laporan berikutnya.

5. Pengarahan perhatian. Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat

mengubah perilakunya. Hal itu kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk

mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya, yang dapat

mengarah pada perubahan perilaku.

Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua bidang akuntansi:

keuangan, perpajakan, akuntansi manajerial dan akuntansi sosial. Secara terperinci dampak

tersebut dapat dijelaskan di bawah ini.

Akuntansi keuangan.   Terdapat beberapa prinsip akuntansi yag diterapkan setelah

diperdebatkan terlebih dahulu mengenai dampak mengenai yang ditimbulkannya.

Beberapa hal yang kontraversial dari pernyataan standar akuntansi tersebut

merupakan contoh mengenai bagaimana prinsip akuntansi mempengaruhi

perilaku. Contoh-contoh tersebut meliputi: ”Bagaimana perlakuan atas kerugian

akibat melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar?” dan ”bagaimana

perlakuan atas kelebihan nilai pembayaran kontrak utang dalam mata uang

asing?”. Setelah mengalami proses perdebatan dari berbagai kelompok

(pemerintah, praktisi bisnis, akademisi) melahirkan ISAK (Interpretasi Standar

10 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 11: Makalah Final Ak Keperilakuan

Akuntansi Keuangan) No. 4 yang menginterpretasikan PSAK (Peryataan Standar

Akuntansi Keuangan) No. 10 mengenai transaksi dalam mata uang asing. Dalam

interpretasi tersebut dinyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh tigkat

inflasi yang luar biasa (di atas 133%) dan melibatkan transaksi operasi dalam mata

uang dolar dapat dikapitalisasi oleh organisasi/perusahaan. Prinsip akuntansi yang

kontraversial lainnya termasuk perlakuan atas biaya penelitian dan

pengembangan, serta persyaratan pelaporan akuntansi atas inflasi yang

mengharuskan dibuatnya penyesuaian dalam laporan keuangan. Demikian pula

halnya dengan akuntansi untuk minyak dan gas bumi.

Akuntansi perpajakan. Umumnya persyaratan pelaporan akuntansi perpajakan

dipandang rumit dan sulit bagi banyak pembayar  pajak. Beberapa persyaratan

telah dikenakan tidak hanya kepada pembayar pajak, tetapi juga pada pihak lain

seperti karyawan dengan maksud untuk membuat hukum pajak lebih dipatuhi.

Suatu keharusan catatan yang rinci atas pengurangan beban bisnis merupakan

contoh yang paling baru dan kontraversial mengenai dampak perilaku dari

persyaratan pelaporan pajak. Yang dalam faktanya, catatan rinci tersebut tidak

perlu dilaporkan tetapi pembayar pajak dan penyusun pajak diharuskan untuk

melaporkan bahwa catatan itu disimpan dan tersedia untuk diperiksa.

Akuntansi manajerial.  Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan

internal apapun yang diinginkannya kepada bawahan. Pos-pos yang dilaporkan

dapat bersifat keuangan, operasional, sosial atau suatu kombinasi. Tetapi hanya

terdapat sedikit data akuntansi manajemen yang tersedia bagi publik karena data

tersebut jarang dilaporkan diluar organisasi. Disamping itu sangat sulit untuk

digeneralisasi karena setiap organsasi memiliki sistem akuntansi manajemen yang

berbeda-beda. 

Akuntansi sosial.  Masih terdapat relatif sedikit mengenai dampak dari akuntansi

sosial bagi publik karena akuntansi sosial adalah bidang perhatian yang masih

relatif baru. Salah satu bidang pembahasan dari akuntansi sosial adalah delima

penyusunan laporan, polusi dan keamanan produk.

2.5 PELANGGARAN ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI

11 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 12: Makalah Final Ak Keperilakuan

Transparansi serta kejujuran dalam pengelolaan lembaga yang merupakan salah satu

derivasi amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh salah satu badan

usaha milik negara, yakni PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan kinerja keuangan tahunan

yang diterbitkannya pada tahun 2005, ia mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90

milyar telah diraihnya. Padahal, apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan menderita

kerugian sebesar Rp. 63 milyar. Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah

tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak ketiga. Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak

pihak ketiga dinyatakan sebagai pendapatan. Padahal, berdasarkan standar akuntansi

keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau asset. Dengan

demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi atau perubahan keuangan telah terjadi di

sini.

Di lain pihak, PT Kereta Api Indonesia memandang bahwa kekeliruan pencatatan

tersebut hanya terjadi karena perbedaan persepsi mengenai pencatatan piutang yang tidak

tertagih. Terdapat pihak yang menilai bahwa piutang pada pihak ketiga yang tidak tertagih itu

bukan pendapatan. Sehingga, sebagai konsekuensinya PT Kereta Api Indonesia seharusnya

mengakui menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar. Sebaliknya, ada pula pihak lain yang

berpendapat bahwa piutang yang tidak tertagih tetap dapat dimasukkan sebagai pendapatan

PT Kereta Api Indonesia sehingga keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar dapat diraih pada

tahun tersebut. Diduga, manipulasi laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia telah terjadi

pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, akumulasi permasalahan terjadi disini.

Kasus KAP Anderson dan Enron

Kasus KAP Anderson dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya

ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang perusahaan

yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang

dalam jumlah yang sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap, KAP Anderson

mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan

dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron

menyatakan bahwa periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan

mendapatkan laba bersih sebesar $ 393 juta, padahal pada periode tersebut perusahaan

mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron.

12 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 13: Makalah Final Ak Keperilakuan

Kasus Mulyana W Kusuma.

Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota KPU

diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan

dengan pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak suara,

surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan,

badan dan BPK meminta dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan

penyempurnaan laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik daripada

sebelumnya, kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan

akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya. Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan

tersebut belum selesai dan disepakati pemberian waktu tambahan. Di saat inilah terdengar

kabar penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap karena dituduh hendak

melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman Khairiansyah.

Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK bekerja sama dengan auditor BPK.

Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan

oleh saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan

mereka. Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor

yang bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan pihak lain

berpendapat bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena hal

tersebut telah melanggar kode etik akuntan.

13 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 14: Makalah Final Ak Keperilakuan

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) merupakan bagian dari disiplin

akuntansi yang mempelajari tentang hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi,

serta dimensi sosial dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi tersebut berada.

Jadi, terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu: perilaku manusia, akuntansi,

dan organisasi. Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan

karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh.

Akuntansi keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk

melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang

mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka.

Akuntansi Keperilakuan mulai berkembang sejak Profesor Schuyler Dean Hollet dan

Profesor Chris Argyris melakukan suatu penelitian di tahun 1951 tentang “Pengaruh

Anggaran pada Orang” (The Impact of Budget on People). Persyaratan pelaporan dapat

mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara, diantaranya adalah: Antisipasi penggunaan

informasi, prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi, Insentif/sanksi, Penentuan

waktu, Pengarahan perhatian. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua

bidang akuntansi: keuangan, perpajakan, akuntansi manajerial dan akuntansi sosial.

Pelanggaran-pelanggaran dibidang akuntansi yang terjadi sangat merugikan baik bagi profesi

akuntansinya, pemerintah maupun masyarakat. Akibat adanya pelanggaran tersebut

kepercayaan masyarakat akan berkurang terhadap akuntan. Oleh sebab itu, perilaku seorang

akuntan sangat berdampak terhadap tugas dan pekerjaannya serta pandangan masyarakat

terhadapnya. Dengan adanya ilmu akuntansi keperilakuan yang diimplementasikan maka

keberhasilan dalam suatu organisasi akan diraih dengan mudah tanpa perlu melakukan

kecurangan yang menyebabkan kerugian baik untuk pihak internal maupun eksternal.

14 | P a g eCreated By : DARYANTI

Page 15: Makalah Final Ak Keperilakuan

DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Ataina, 2002, "Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan Berbagai Teori dan

Pendekatan yang Melandasi," JAAI, Vol. 6 No.2, Desember.

Arfan, Ikhsan Lubis. “Akuntansi Keperilakuan.” Jakarta : Salemba Empat, 2005.

http://mulydelavega.blogspot.com/2009/06/pentingnya-laporan-kinerja-keuangan.html

http://www.scribd.com/doc/40228705/KASUS-ENRON

http://tulisan-amalia.blogspot.com/2011/11/contoh-kasus-prinsip-etika-

http://keuanganlsm.com/article/artikel-akuntansi

15 | P a g eCreated By : DARYANTI