Makalah Virginia Henderson

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah teori model keperawatan

Citation preview

KATA PENGANTAR

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan. Model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Makalah ini menjelaskan salah satu teori model keperawatan Virginia Handerson yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep teori model keperawatan Virginia Handerson ?2. Bagaimana paradigma keperawatan menurut teori model keperawatan Virginia Handerson ?3. Bagaimana cara mengaplikasikan asuhan keperawatan menurut teori model keperawatan Virginia Handerson ?C. Tujuan

Tujuan Umum

Agar mahasiswa mampu menghubungkan antara konsep / ilmu dengan segala pemikiran dan tingkah lakunya dalam merancang atau menyusun suatu rencana asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga sesuai kasus secara teori dengan benar.

Tujuan Khusus1. Mahasiswa mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori model keperawatan2. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan konsep dasar teori model keperawatan Virginia Handerson3. Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan dan mampu menyusun asuhan keperawatan berdasarkan teori model keperawatan Virginia HandersonBAB II

PEMBAHASANA. Biografi HendersonVirginia Henderson lahir tahun 1897, anak ke lima dari 8 bersaudara di keluarganya. Ia asli dari Kansas city, Mo. Henderson menghabiskan masa pertumbuhannya di Virginia karena ayahnya membuka praktik hukum di Washington D,C.Selama Perang Dunia I Henderson tertarik dengan ilmu perawatan. Maka tahun 1918 ia memasuki Sekolah Perawat Militer di Washington D.C. Henderson lulus tahun 1921 dan menempati posisi sebagai staf perawat di Henry Street Visiting Nurse Service di New York. Di tahun 1922 Henderson mulai mengajar ilmu perawatan di Norfolk Prostetan Hospital di Virginia. Lima tahun kemudian ia memasuki Teachers college di Universitas Colombia di mana ia berturt-turut meraih gelar B.S dan M.A bidang pendidikan perawatan. Di tahun 1929 Henderson menjadi supervisor pengajaran pada klinik Strong Memorial Hospital di Rochester, New York. Ia kembali ke Teachers college di tahun 1930 sebagai pengajar, memberikan pelatihan proses analitis perawatan dan praktik klinik hingga tahun 1948.Henderson menikmati karirnya yang panjang sebagai seorang penulis dan peneliti. Sementara mengajar di Teachers college ia menulis ulang edisi ke empat tulisan Bertha Harmer Textbook of the Principles and Practice of Nursing and practice of Nursing setelah kematian penulisnya. Edisi ini diterbitkan tahun 1939. edisi kelima buku tersebut di terbitkan tahun 1955 dan memuat definisi ilmu perawatan karya Henderson. Hnderson bergabung dengan universitas Yale sejak awal tahun 1950-an dan telah berbuat banyak bagi riset perawatan lebih jauh lewat perkumpulan ini. Mulai tahun 1959 hingga 1971. henderson mengepalai Nursing Studies Indeks Project yang di sponsori Yale. Nursing Studies Indeks ke dalam empat jilid di lengkapi dengan indeks biografi perawatan, analisis, dan literatur sejarah sejak tahun 1900 hingga 1959.Di tahun 1980-an Henderson masih aktif sebagai Research Associate Emeritus di Yale. Prestasi Henderson dan pengaruhnya dalam profesi keperawatan telah memberikan lebih dari tujuh gelar doctoral dan Christiane Reimann Award pertama kali untuknya.B. Konsep Utama Teori Model Keperawatan HendersonDalam tulisanVirginia Hendersonedisi ke-6 dengan judul'The Principles and Practice of Nursing', ia mengutip beberapa definisi dari sumber termasuk satu dari piagam WHO. Dia memandang kesehatan dalam kaitan demgan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan pasien.

14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :

1. Bernafas dengan normal

Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu agar klien dapat bernafas secara normal dan kekmampuan mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.

2. Kebutuhan akan nutrisi

Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan tidak lupa memperhatikan latar belakang dan social klien.

3. Kebutuhan eliminasi

Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.

4. Gerak dan keseimbangan tubuh

Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring, dan bersandar.

5. Kebutuhan isthirahat dan tidur

Perawat harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik, dan juga mengajarkan bagaimana cara mengontrol emosi yang baik.

6. Kebutuhan berpakaian

Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.

7. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi

Perawat harus mengetahui fisiologi panas dan bisa mendorong kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature, kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya.

8. Kebutuhan akan personal hygiene

Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standar kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya.

9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul yang mungkin banyak faktor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan aman.

10. Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, keinginan, rasa takut dan pendapat.

Perawat menjadi penerjemah dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.

11. Kebutuhan spiritual

Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.

12. Kebutuhan bekerja

Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja.

13. Kebutuhan bermain dan rekreasi

Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur, kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan penyakitnya.

14. Kebutuhan belajar.

Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan

Bagan Teori Model Keperawatan Virginia Henderson :

1. Hubungan Perawat dengan Pasien

Ada tiga tingkat hubungan antara perawat dengan pasien yang diindetifikasioleh Henderson dari hubungan ketergantungan sampai ketidaktergantungan.

Hubungan tersebut meliputi :

a. Perawat sebagai pengganti pasien(substitute)

Pada saat sakit perawat menggantikan kebutuhan pasien yang diakibatkan oleh karena kehilangan kekuatan fisik, ketidakmauan dan kurangnya pengetahuan. Henderson mengungkapkan hal ini statmennya bahwa 'Perawat, kesadaran bagi ketidaksadaran, kehidupan dari kematian, tangan dari orang yang teramputasi, mata bagi orang buta, pemberi kehangatan bagi bayi, juru bicara bagi orang bisu, dan sebagainya.

b. Perawat sebagai pembantu pasien(helper)

Selama kondisi tidak sadar, perawat membantu pasien menemukan kemandiriannya. Henderson mengatakan 'Kemandirian adalah suatu hal yang relative, tidak satupun kita tidak bergantung pada orang lain, tetapi kita mencoba memberi kemandirian dalam kesehatan, bukan ketergantungan dalam kesakitan.

c. Perawat sebagai teman pasien(partner)

Sebagai partner, pasien dan perawat bersama-sama memformulasikan rencana keperawatan kebutuhan dasar yang didiagnosis. Juga dimodifikasi sesuai kondisi, usia, temperamen, emosi, status sosial, kebudayaan, dan kapasitas intelektual pasien.Perawat juga harus dapat mengatur lingkungan sekitar bila diperlukan. Henderson percaya Perawat yang tahu reaksi fisiologis dan patologis dari perubahan temperature, pencahayaan, tekanan gas, bau, kebisingan, bau zat kimia, dan organisme akan mengorganisasikan lingkungan dan memaksimalkan fungsi fasilitas yang ada,'Perawat dan pasien harus selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan, baik dalam mencapai kemandirian atau kematian yang tenang. Salah satu tujuan perawat adalah menjaga aktifitas sehari-hari pasien senormal mungkin. Peningkatan status kesehatan adl tujuan penting dari perawatan. Menurut Henderson, lebih penting membantu seseorang bagaimana menjadi sehat daripada mengobati ketika sakit.

2. Hubungan perawat dengan dokterHenderson menyatakan bahwa perawat mempunyai fungsi yang unik, berbeda dengan dokter, dimana keperawatan, diatur oleh perawat dan pasien bersama-sama saling mendukung dengan rencana atau program therapy dokter. Henderson menekankan, Perawat tidak hanya mengikuti perintah dokter. Suatu pertanyaan 'Mengapa dokter selalu memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lain?. Bahkan perawat mampu membantu pasien ketika dokter tidak ada. Henderson juga menyatakan bahwa perawat ataupun dokter sangat melebihi batas.

3. Perawat sebagai anggota Team KesehatanPerawat bekerja saling bergantung pada tenaga kesehatan yang lain. Perawat dan tenaga kesehatan lain membantu menjalankan seluruh program perawatan pasien. Henderson mengingatkan bahwa diantara team kesehatan mempunyai sumbangsih yang sama dalam perawatan pasien. Tak ada yang lebih besar, masing-masing mempunyai fungsi unik sendiri- sendiri.

C. Paradigma Keperawatan Menurut Virginia Henderson

1. ManusiaTeori Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care). Pemahaman konsep teori keperawatan dari Virginia Handerson didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya diantaranya : Manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan. Dalam melaksankan aktifitas sehari hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan. Dalam melaksanakan aktifitas sehari hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum dapat melaksanakan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas.Ansumsi utama tentang manusia : Pasien perlu bantuan untuk meraih kemandirian Pikiran dan tubuh tidak terpisahkan Pasien dan keluarga dipandang sebagai satu kesatuan Pasien harus memelihara keseimbangan fisiologis dan emosional Kebutuhan pasien meliputi 14 komponen penanganan keperawatan 2. Kesehatan Dipandang sebagai kemampuan individu untuk melakukan 14 komponen asuhan keperawatan tanpa bantuan (misal bernapas secara normal). Kesehatan adalah kualitas kehidupan dasar untuk berfungsi dan memerlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Jadi lebih kepada kualitas kehidupan daripada kehidupan itu sendiri yang memungkinkan manusia bekerja secara efektif dan mencapai atau mempertahankan kesehatan bila mereka mempunyai kekuatan, keinginan atau pengetahuan yang diperlukan. Jadi kualitas kesehatan lebih bernilai dari kehidupan itu sendiri.tidak terbatas pada kesehatan mental dan kekuatan fisik. Asumsi utama tentang kesehatan : Sehat adalah kualitas hidup Sehat merupakan dasar bagi tugas kemanusiaan Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan apabila mereka memiliki kekuatan,kehendak serta pengetahuan yang cukup.3. PerawatDalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan. Perawat dapat melakukan beberapa hal yang dapat membantu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien, diantaranya : Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien. Berusaha mengerti maksud klien Berusaha untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal Berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. Berusaha mengenal dan menghargai klien. Asumsi utama tentang perawat,yaitu:

Perawat memiliki tugas untuk membantu individu yang sakit maupun sehat Tugas perawat sebagai anggota tim medis Tugas perawat tidak tergantung dokter, tetapi mengajukan suatu perencanaan Perawat harus banyak tahu mengenai biologi maupun sosial Perawat dapat menilai kebutuhan dasar manusia 14 komponen penanganan perawatan meliputi semua kemungkinan tugas perawatan4. KeperawatanKeperawatan menurut Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. (fundamental of nursing, perry & potter).

Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia handerson adalah makanan, perumahan, pakaian, kasih saying, dan pujian, perasaan dibutuhkan, dan perasaan saling membantu sesamanya. Semua orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, tetapi perlu disadari bahwa kebutuhannya itu dipenuhi dengan berbagai macam cara, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Artinya betapapun arif dan bijaksananya atau bagaimanapun kerasnya usaha perawat, ia tidak mungkin pernah bisa sepenuhnya menyelami atau memenuhi segala sesuatu yang diperlukan klien dalam mencapai kebutuhan hidupnya. Hal itu disebabkan kesanggupan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang lain adalah sangat terbatas sekali.D. Proses Perawatan Menurut Henderson1. Pengkajian KeperawatanTerdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian nyata terhadap 14 komponen perawatan mendasar tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi, perpaduan, dan penggunaannya. Walaupun definisi dan penjelasan Henderson mengenai keperawatan tidak secara langsung sesuai dengan langkah - langkah dalam proses perawatan, tetapi terdapat hubungan antara kedua hal tersebut. Menurut Henderson, perawat harus memiliki pengetahuan mengenai apa yang disebut normal dalam kesehatan dan adanya penyakit. Berdasarkan pengetahuan ilmiah ini, perawat dapat mengambil kesimpulan dari data-data yang ada. Henderson menyatakan, bahwa, keperawatan dibutuhkan oleh individu yang dipengaruhi oleh usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional,dan kapasitas fisik, serta intelektualnya. Semua ini akan dipertimbangkan dalam mengevaluasi hasil perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.2. Diagnosa KeperawatanAnalisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa tersebut dipergunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.Henderson tidak secara spesifik membahas mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang akan membuat diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar diagnosa tersebut. Diagnosa Keperawatan berhubungan dengan Bagaimana mengidentifikasi kemampuan individu untuk menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan yang turut memperhitungkan kemampuan, keinginan, dan pemgetahuan. Berdasarkan pada data - data yang tersedia, dan analisa terhadap data tersebut, perawat dapat mengidentifikasi secara aktual berbagai masalah, seperti pernafasan yang tidak normal. Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah potensial lainnya dapat teridentifikasi.3. Perencanaan KeperawatanSetelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan menyusun rencana perawatan. Berdasarkan rencana perawatan ini, Henderson menyatakan: dengan rencana perawatan ini, maka perawatan yang efektif dapat direncanakan lebih baik. Suatu rencana yang tertulis akan mendorong munculnya ide-ide tentang kebutuhan individu, kecuali jika terdapat aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh individu tersebut secara rutin.Tidak terlaksananya perencanaan dapat dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya.

Selanjutnya suatu rencana perawatan membutuhkan modifikasi secara berkesinambungan yang didasarkan pada kebutuhan individu. Henderson menyarankan penulisan rencana perawatan dapat diikuti dengan kebutuhan perawatan secara bertahap. Dia menekankan bahwa perawatan harus selalu disusun sesuai dengan kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter. Henderson menggaris-bawahi tahap-tahap perencanaan sebagai jalan untuk membuat rencana bagi pemenuhan kebutuhan individu. Perencanaan yang selalu diperbaharui harus didasarkan pada kebutuhan kebutuhan individu tersebut, lebih dispesifikan, dan dapat diimplementasikan, menjadikannya sebagai asip, serta disesuaikan dengan adanya terapi medis dari dokter. Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah hasil dari identifikasi kebutuhan perawatan dari individu. Walaupun Henderson tidak menggunakan istilah-istilah seperti saat ini, tetapi intinya adalah sama.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan Membantu individu yang sehat maupun yang sakit dalam menampilkan aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan yang dapat meningkatkan kesehatan, pulih dari penyakit atau membantu meninggal dalam kedamaian. Implementasi didasarkan pada prinsif psikologi, usia, latar belakang budaya, control emosi, kemampuan fisik dan intelektual. Memberi resep yang telah ditentukan oleh dokter. Evaluasi Keperawata Menerapkan definisi keperawatan yang telah diterima dan menghu -bungkan standar yang tepat dengan praktek keperawatan. Kualitas pelayanan secara drastis dipengaruhi oleh ketersediaan dan kemampuan yang dimiliki oleh personel keperawatan dibandingkan dengan jumlah waktu perawatan. Hasil yang baik dari proses keperawatan didasarkan pada cepat lambatnya seorang pasien menunjukan kemampuan secara mandiri dalam melakukan aktivitas pemenuhan kebutuha sehari hari.

Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi Henderson, implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Sebagai contoh: dalam membantu individu terhadap kebutuhan istirahat dan tidur, perawat akan mencoba untuk lebih mengetahui metoda-metoda dalam membujuk pasien untuk beristirahat dan tidur sebelum diberikan obat-obatan. Henderson menyimpulkan: Saya memandang keperawatan terutama adalah sebagai pelengkap dalam memenuhi kebutuhan pasien melalui pengetahuan, keinginan, dan kekuatan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, serta untuk melakukan berbagai tindakan / perlakuan terhadap pasien tersebut sesuai dengan terapi medik. Dia juga menyatakan, bahwa fungsi utama dari perawat ini tentu saja harus dilakukan untuk mendukung rencana terapi medis, sehingga perawat perlu melakukan tidakan tindakanyang disarankan medis dalam perawatan. Aspek implementasi penting lainnya dalam pembahasan Henderson adalah hubungan antara perawat dan pasien . Perawat harus menjadi pihak luar yang memahami kebutuhan pasien dan memberikan ukuran-ukuran bagi pemenuhan ukuran tersebut . Henderson juga berbicara mengenai kualitas dari keperawatan; perawat yang berkompeten akan menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi selama memberikan perawatan .5. Evaluasi KeperawatanHenderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada kecepatan atau derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara independent kembali seperti hari-hari normal. Hal ini disebutkan dalam definisi dan fungsi yang unik dari perawat. Untuk tujuan evaluasi, perubahan pada level fungsi kebutuhan individu juga harus diamati dan diperhitungkan . Sebuah data perbandingan mengenai kemampuan fungsional individu dilakukan sebelum dan sesudah proses perwatan . Semua perubahan akan dicatat untuk dievalusi. E. Kelemahan dan Kekurangan Teori Model Keperawatan Virginia Henderson

1. Kekuatan

Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang pertama yang mencari fungsi unik dari profesi perawat. Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karir keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata. Henderson mendefinisika profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter. Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian dengan riset ilmuan dibidang yang lain seperti konsep Maslow.

2. Kelemahan

Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien. Teori kurang pragmatis.

BAB III

PEMBAHASANA. Studi Kasus Diare Kronik

I. Identitas Pasien

Nama

: Tn.Y

Umur

: 29 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku Bangsa

: Jawa, Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Buruh bangungan

Status

: Belum menikah

Pendidikan

: SMA

Alamat

: Pedurungan lor, Semarang

Tanggal Masuk : 02-06-2014

No.Register

: 28.38.81

Diagnosa Medis : Diare kronik

Tanggal Perkajian : 03-06-2010

II. Riwayat Kesehatan1. Keluhan UtamaKlien mengatakan Tn. Y BAB 7 kali perhari, BAB cair dengan warna kecoklatan dan lemas sehabis muntah.2. Riwayat Penyakit SekarangKlien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit 4 hari mencret dan dalam satu hari Tn. Y mencret lebih dari 7 kali perhari dengan BAB cair dan muntah. Sudah pergi berobat ke puskesmas tidak ada perubahan lalu keluarga membawa Tn. Y ke RSMH tanggal 02-06-2010, diperiksa oleh dokter dan disarankan untuk rawat inap.3. Riwayat Perawatan dan Kesehatan DahuluKlien mengatakan tidak menderita menderita diare selama 3 bulan terakhir4. Riwayat Kesehatan KeluargaSaat pengkajian diperoleh data bahwa anggota kleuarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit diare ataupun masalah saluran pencernaan lainnya.III. Mengkaji 14 komponen kebutuhan dasar manusia, meliputi :1. Bernafas dengan normalDi rumah : Selama di rumah pasien bernafas menggunakan hidungnya dan bernafas secara normal, tidak menggunakan alat bantu pernafasan.

Di RS

: Selama MRS pasien bernafas menggunakan hidungnya dan bernafas secara normal, tidak menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada pernafasan cuping hidung, ronkhi/whezing (-), RR 16 x/menit.

2. Kebutuhan akan nutrisi

Di rumah: Pasien mengatakan makan 1-2 kali sehari, dengan komposisi : nasi, sayur, lauk. Porsi makan tidak dihabiskan, minum 5 gelas perhari. Pasien mengeluh lemas sehabis muntahDi RS

: Pasien mengatakan dapat makan 2-3 kali sehari, dengan komposisi: nasi, sayur, lauk, buah (sesuai dengan diet diare kronis). Pasien makan habis 5 sendok dikarenakan perut terasa penuh dan mual serta badan lemas. BB 65 kg, TB 155cm. Pasien diberi infus dan cairan oral sesuai kebutuhan untuk homeostasis tubuh akibat pengeluaran cairan berlebihan karena penyakit diare kronik3. Kebutuhan eliminasi

Di rumah: pasien mengatakan BAB > 7 kali perhari, konsistensi cair, warana kecoklatan, bau khas, BAK lebih sering pada malam hari.

Di RS

: Pasien BAK menggunakan kateter konsistensi kuning jernih dan cair. BAB 4-5 kali per hari, warna kuning kecoklatan, Bakteri E.coli (+) konsistensi cair hingga lembek, Pasien menggunakan pempers atau pispot.

4. Gerakan dan Keseimbangan Tubuh

Di Rumah: Pasien mengatakan lemas dan tidak bertenaga, tidak dapat menggerkan tubuh karena tidak ada energi, aktivitas fisik bergantung pada keluarga.

Di RS

: Pasien mengatakan selama dirawat di RS dapat miring kanan, miring kiri, memutar leher, namun untuk duduk dan berjalan masih dibantu perawat dan keluarga.

5. Kebutuhan istirahat dan tidurDi rumah: Pasien mengatakan tidak dapat beristirahat karena intensitas BAB yang sering yaitu sekitar 7 kali perhari dan harus mengganti pakaian dalamnya setiap habis BAB. Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena rasa nyeri dan mulas didaerah perut.

Di RS

: Pasien mengatakan selama di RS bisa beristirahat selama 1 jam pada siang hari dan dapat tidur malam walaupun hanya beberapa jam karena keinginn BAB tetapi intensitasnya mulai berkurang. Pasien mengatakan sangat terbantu karena ada keluarga dan perawat yang membantu mengurusnya sehingga Ia tidak cemas.

6. Kebutuhan berpakaian; pasien memilih dan memakai pakaiannya sendiri.Di Rumah: Pasien mengatakan kebutuhan berpakaian dibantu penuh dengan keluarga, dalam pemilihan maupun pemakaian.

Di RS

: Pasien mengatakan merasa nyaman dengan baju yang dikenakan karena dasarnya dingin dan longgar, pasien dapat mengancing baju sendiri.

7. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi Di Rumah: Pasien merasa suhu udara selama di rumah terasa panas, ventilasi tidak memadai sehingga pasien merasa semakin lemas karena keringat keluar berlebihan.Di RS

: kondisi ruangan dan kelembapan normal yaitu 25C sehingga tidak mengganggu kondisi pasien karena sesuai dengan suhu kamar.

8. Kebutuhan akan personal hygieneDi rumah: Pasien mandi atau diseka keluarganya jika pasien sudah merasa tidak nyaman, mandi, gosok gigi sekali sehari.Di RS

: Pasien mengatakan 2 kali sehari diseka dan mandi 2 hari sekali dibantu dengan keluarga dan perawat, sikat gigi 2 kali sehari.

9. Kebutuhan rasa aman dan nyamanDi rumah: Pasien merasa tidak aman karena cemas akan penyakitnya, pasien merasa tidak nyaman karena lingkungan di rumah yang panasDi RS

: Pasien merasa aman karena ada petugas kesehatan yang membantu menangani masalah penyakitnya, pasien merasa nyaman karena lingkungannya kondusif

10. Berkomunikasi

Di rumah: Pasien mengatakan dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan siapa saja.

Di RS

: Pasien mengatakan dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan siapa saja.

11. Kebutuhan SpiritualDi rumah: pasien mengatakan selalu beribadah sesuai dengan keyakinan agamanya yaitu melaksanakan shalat 5 waktu

Di RS

: pasien mengatakan selalu beribadah sesuai dengan keyakinan agamanya yaitu melaksanakan shalat 5 waktu walaupun di infus.12. Kebutuhan bekerja

Di rumah : Pasien mengatakan tidak bisa melakukan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari

Di RS

: Pasien mengatakan belum bisa melakukan pekerjaan untuk mencari nafkah dan aktivitas sehari-hari karena masih lemas akibat penyakit diare kronik

13. Kebutuhan bermain dan rekreasiDi rumah: Pasien mengatakan tidak bisa melakukan apapun, hanya rtidur di ranjang dan merasa jenuh dengan keadaan penyakit diare kronik yang membuatnya tidak berdaya

Di RS

: Pasien mengatakan senang karena perawat membuatkan jadwal aktifitas yang cocok sesuai dengan keinginan dan kondisi, serta keadaan penyakitnya dengan berjalan-jalan sore di taman rumah sakit14. Kebutuhan belajar

Di rumah: Pasien mengatakan tidak ada yang bisa dipelajari karena penyakit membatasi aktivitasnya.

Di RS

: pasien mengatakan banyak mendapat pengetahuan baru untuk merawat dirinya sendiri mengingat penyakit diarenya selalu berulang. Perawat membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan.Seandainya pasien tidak tertolong karena perjalan penyakitnya yang kronik maka peran perawat haruslah dapat menghantarkan pasien meninggal dengan damai dengan kriteria telah dipenuhi seluruhnya kebutuhan dasar manusianya.BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Ide dasar dari pelayanan keperawatan Henderson adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dan aspek fisik, serta emosional dari individu.Konsep umum holistik dari tubuh manusia tidak secara nyata muncul pada tulisannya.Bagaimanapun kita harus berfikir bahwa Henderson telah menuliskan pemikirannya sebelum konsep holistik muncul.Keempat belas komponen adalah hal yang menjadi prioritas, hubungan antara komponen tersebut tidak jelas. Pada dasarnya Henderson telah membagi beberapa keyakinan penerapan holistik daloam keperawatan.Hendersn menjelaskan bahwa perawat harus mempertimbangkan beberapa hal misalnya usia, temparemen, status sosial atau budaya, kemampuan fisik dan intelektual dalam penggunaan komponen, hal itu diterapkan pada setiap individu yang berbeda. Kenyataan dari Henderson, usahanya untuk mendefinisikan perkembangan keperawatan sebelum pembahasan dari teori untuk munculnya profesi, walaupun demikian sedikitnya teori dalam pengertian dasar. Semangatnya untuk membawa kemajuan dalam profesi dan pertanggung jawaban, serta kepadsa masyarakat.Menyoroti saat Henderson menerbitkan buku yang berisi tentang Pengertian Keperawatan, dia mendapatkan keuntungan sebagai pelopor dalam pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan izin praktik keperawatan. Hasil karyanya dipertimbangkan sebagai awal bangkitnya dunia keperawatan dan pendorong keperawatan menuju jenjang pendidikan tinggi.

B. Saran Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjalankan praktik keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokterran ECG.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik keperawatan. New York:Macmillan.

Lyn Basfort & Oliver Slevin, Teori dan Praktek Keoerawatan: pendekatan Integral pada asuhan pasien, EGC, Jakarta 2006Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Pengantar Konsep Dasar Keperawatan : A. Aziz Alimul Hidayat, Penerbit Salemba MedikaSi Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Perawat

Dokter

Pasien

Hubungan Perawat, pasien dan dokter

1