3
Ringkasan Eksekutif Strategic Leadership session 10 – Semester III Tahun 2015 1 Ringkasan Eksekutif: Mengelola Perubahan pada Organisasi Rizkydaya Aditya Putra Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis - Universitas Gadjah Mada Jl. Dr. Saharjo No. 83, Jakarta Selatan, Indonesia [email protected] RINGKASAN MATERI Perubahan adalah sesuatu yang pasti dan perlu dilakukan agar perusahaan dapat terus survive dalam dunia yang bergerak dinamis. Tetapi, perubahan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan karena faktanya menunjukkan bahwa 70% upaya perubahan berakhir gagal. Untuk meningkatkan kemungkinan suksesnya perubahan, pemimpin perlu memahami proses dan sifat dari perubahan itu sendiri. Menurut Beer & Nohria (2000), teori perubahan terdiri dari dua model teori yang valid. Teori-teori tersebut sama-sama menuju tujuan manajemen secara implisit maupun eksplisit, tetapi keduanya memiliki biayanya masing-masing. Teori-teori perubahan tersebut yaitu: 1. Teori E Teori E adalah perubahan yang didasari oleh nilai ekonomis. Teori ini biasanya melibatkan pemakaian berbelih terhadap insentif, PHK besar-besaran, perampingan organisasi, dan restrukturisasi organisasi. Nilai pemegang saham adalah satu-satunya ukuran yang valid untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan. 2. Teori O Teori O adalah perubahan yang didasari oleh kapabilitas organisasi. Teori ini digunakan untuk membangun budaya perusahaan seperti perilaku, sikap, kapabilitas, dan komitmen karyawan. Kemampuan perusahaan untuk belajar dari pengalaman merupakan tolok ukur dalam mengukur tingkat keberhasilan perusahaan. Teori E dan Teori O akan mudah diaplikasikan pada organisasi apabila teori tersebut digabungkan. Berikut dipaparkan perbandingan dan penggabungan dari Teori E dan Teori O: Dimensi Perubahan Teori E Teori O Teori E + O Tujuan Maksimalisasi nilai pemegang saham Membangun kapabilitas organisasi Menyatukan paradoks antara nilai ekonomi dan kemampuan organisasi Kepemimpinan Mengelola perubahan Mendorong partisipasi Menetapkan arahan

Mengelola Perubahan Pada Organisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Executive Summary dari paper terkait Change in Organization

Citation preview

Page 1: Mengelola Perubahan Pada Organisasi

Ringkasan Eksekutif Strategic Leadership session 10 – Semester III Tahun 2015 1

Ringkasan Eksekutif: Mengelola Perubahan pada Organisasi

Rizkydaya Aditya Putra

Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis - Universitas Gadjah Mada

Jl. Dr. Saharjo No. 83, Jakarta Selatan, Indonesia [email protected]

RINGKASAN MATERI

Perubahan adalah sesuatu yang pasti dan perlu dilakukan agar perusahaan dapat terus

survive dalam dunia yang bergerak dinamis. Tetapi, perubahan bukanlah sesuatu yang mudah untuk

dilakukan karena faktanya menunjukkan bahwa 70% upaya perubahan berakhir gagal. Untuk

meningkatkan kemungkinan suksesnya perubahan, pemimpin perlu memahami proses dan sifat dari

perubahan itu sendiri.

Menurut Beer & Nohria (2000), teori perubahan terdiri dari dua model teori yang valid.

Teori-teori tersebut sama-sama menuju tujuan manajemen secara implisit maupun eksplisit, tetapi

keduanya memiliki biayanya masing-masing. Teori-teori perubahan tersebut yaitu:

1. Teori E

Teori E adalah perubahan yang didasari oleh nilai ekonomis. Teori ini biasanya melibatkan

pemakaian berbelih terhadap insentif, PHK besar-besaran, perampingan organisasi, dan

restrukturisasi organisasi. Nilai pemegang saham adalah satu-satunya ukuran yang valid

untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan.

2. Teori O

Teori O adalah perubahan yang didasari oleh kapabilitas organisasi. Teori ini digunakan

untuk membangun budaya perusahaan seperti perilaku, sikap, kapabilitas, dan komitmen

karyawan. Kemampuan perusahaan untuk belajar dari pengalaman merupakan tolok ukur

dalam mengukur tingkat keberhasilan perusahaan.

Teori E dan Teori O akan mudah diaplikasikan pada organisasi apabila teori tersebut

digabungkan. Berikut dipaparkan perbandingan dan penggabungan dari Teori E dan Teori O:

Dimensi Perubahan Teori E Teori O Teori E + O Tujuan Maksimalisasi nilai

pemegang saham Membangun kapabilitas organisasi

Menyatukan paradoks antara nilai ekonomi dan kemampuan organisasi

Kepemimpinan Mengelola perubahan Mendorong partisipasi Menetapkan arahan

Page 2: Mengelola Perubahan Pada Organisasi

Ringkasan Eksekutif Strategic Leadership session 10 – Semester III Tahun 2015 2

dari atas ke bawah dari bawah ke atas dari atas dan mendorong dari bawah

Fokus Menekankan pada struktur dan sistem

Membangun kultur perusahaan: perilaku dan sikap karyawan

Fokus pada hard (sistem dan struktur) dan soft (kultur perusahaan)

Proses Merancang dan membentuk program

Bereksperimen dan berubah

Merencanakan untuk spontanitas

Sistem Penghargaan Memotivasi melalui insentif finansial

Memotivasi melalui komitmen

Menggunakan insentif untuk memperkuat perubahan, tetapi tidak untuk memaksanya

Penggunaan Konsultan Konsultan menganalisis masalah dan membuat solusi

Konsultan mendukung manajemen untuk membuat solusi mereka sendiri

Konsultan adalah tenaga ahli untuk memperkuat karyawan

Menurut Garvin & Roberto (2005), agar perubahan dapat terjadi diperlukan usaha dari

pemimpin organisasi untuk merancang dan menjalankan kampanya persuasi yang efektif. Empat

Fase pada Kampanye Persuasi adalah sebagai berikut:

1. Fase 1: Meyakinkan karyawan bahwa dibutuhkan suatu perubahan radikal dan

demonstrasikan mengapa hal itu perlu.

2. Fase 2: Memposisikan dan membuat rencana pendahuluan, mendapatkan umpan balik, dan

mengumumkan rencana akhirnya.

3. Fase 3: Setelah pengumuman rencana perubahan, kelola mood karyawan dengan cara

komunikasi yang konstan.

4. Fase 4: Memperkuat petunjuk berperilaku supaya menghindari terjadinya perubahan ke arah

semula.

Menurut Ram Charan (2006), terdapat beberapa alat untuk mendukung terjadinya

perubahan, yaitu:

1. Metrics: menjelaskan apakah nilai perubahan dan mendefinisikan apa tanggung jawab setiap

orang dalam melakukan perubahan

2. Proses: membuat perubahan bagaimana pekerjaan diselesaikan dan kemudian

mengintegrasikan budaya baru pada perusahaan

3. Program: mendorong terjadinya perubahan dan mendemonstrasikan efektivitas dari budaya

yang baru

4. Struktur: memberikan kerangka kerja bagaimana budaya baru akan tumbuh dan seringkali

dengan mengubah kapan dan bahgaimana keputusan dibuat

Page 3: Mengelola Perubahan Pada Organisasi

Ringkasan Eksekutif Strategic Leadership session 10 – Semester III Tahun 2015 3

Hal-hal berikut dapat membantu organisasi dalam mencapai kinerja yang lebih tinggi, fokus

pelanggan yang lebih baik, dan etika serta sikap yang lebih koheren:

1. Menyocokkan strategi dengan kultur

2. Fokus pada beberapa bagian penting dari perilaku

3. Menghargai kekuatan dari kultur yang telah ada

4. Mengintegrasikan intervensi formal dan informal

5. Mengukur dan mengawasi perubahan kultural

Dalam melakukan proses transformasi, terdapat beberapa kesalahan fatal yang harus

dihindari. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tidak memupuk rasa urgensi yang besar

2. Tidak membuat petunjuk koalisi yang kuat

3. Tidak memiliki visi

4. Tidak menyingkirkan gangguan yang menggaggu visi yang baru

5. Menyatakan kemenangan terlalu cepat dalam melakukan perubahan

Agar lebih mudah untuk diterapkan, perubahan sebaiknya diawali dengan sebuah proyek.

Jika sukses, lalu hasilnya dapat diterapkan pada keseluruhan proses perusahaan. Ketika perubahan

budaya terjadi dalam suatu perusahaan, maka dampaknya pada bisnis pasti akan mengikuti.