2
(halaman)O® [(OMPAS e(UNPAD ) ex NON UNPAD ) ~OCD ( ) Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 @ 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OJan OPeb OMar OApr .Me; OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes EKSPEDISI KHATULlSTIWA 2012 Jadi Optimistis dengan Indonesia ... P ekatnya cahaya matahari ditapis kanopi hutan Ka- limantan hingga menyisa- kan udara segar di bawahnya Langkah 47 prajurit TNI yang tergabung dalam Tim Khusus Ekspedisi Khatulistiwa 2012 ter- lihat ringan walau ransel di punggung mereka bisa berbobot puluhan kilogram. "Ini sih jalan tol," kata Praka Tanjung, anggota tim tersebut, Jumat (4/5), dalam perjalanan di hutan Kalimantan. Sambil berjalan, Praka Tan- jung sibuk menyingkapkan akar yang merintang tanah berlapis humus di kawasan Desa Sei Te- kam, Kecamatan Entikong, Ka- bupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Perjalanan yang diikuti Kompas dari patok G 411 hingga 481 itu melalui hutan sekunder dan perkebunan 'kelapa sawit. Praka Tanjung adalah satu dari 47 anggota Tim Khusus Ek- spedisi Khatulistiwa 2012. Tim khusus yang terdiri dari Kopas- sus dan Raider TNI AD, Marinir TNI AL, dan Paskhas TNI AU itu sejak awal Aprillalu telah berjalan kaki menyusuri patok perbatasan RI-Malaysia dari pa- tok AI di Tanjung Dato, Kali- mantan Barat, Jalur mereka hingga ke patok terakhir di Se- batik pada pertengahan Juli nanti. "Semuanya berjarak 2.004 ki- lometer dan ada 19.328 patok," kata Kepala Bagian Operasi Let- Kliping Humas Unpad 20 t '1 kol Inf Iwan Setiawan. Kenyataannya, jarak 2.004 km tersebut belum terhitung bukit, gunung, lembah, dan ra- wa Untuk menuju satu patok, segala asa harus dikerahkan, se- perti ketika menuju patok C 18 di Sajingan Besar, Kabupaten Sambas. Tim Khusus harus naik gunung selama dua setengah hari dan turun gunung dua hari. Bekal air habis. Tidur pun di lereng hutan, bergantungan di pohon. Komandan Tim Khusus Lettu Taufik Arifianto bercerita, saat . itu kemiringan jalan yang dilalui bisa 70-80 derajat. Kalau sehari biasanya mereka bisa menem- puh 10 km dari pukul 07.00 hingga pukull7.00, hari itu me- reka hanya bisa menempuh 2 km. ''Waktu naik, tumit teman ada di depan mata, waktu turun kami merosot saja," cerita Tan- jung, Dalam kondisi alam seperti itu, menu sehari-hari mereka adalah makanan yang gampang dimasak. Menu spesial mereka adalah lontong dengan "spag- hetti" alias mi instan rebus. Syu- kur-syukur kalau menemukan daun yang bisa dimakan, me- reka bisa mendapatkan alterna- tif makanan. Walau melelahkan, ada ba- nyak cara menikmati perjalan- an, yaitu dengan kelakar. Setiap berhenti, mereka saling mema- merkan minuman, air putih yang dicampur bubuk sari buah. ''Warnakah (air minum berwar- na sesuai warna bubuk sari bu- ah)?" begitu sapaan setiap is- tirahat. Ada juga yang unik seperti Letda Mar Sobhirin yang ke ma- na-mana membawa anak tupai yang dipanggil Si Boy. Saat su- dah lelah, ada saja cara untuk memompa semangat dengan sa- ling meneriakkan yel-yel. "Mana semangatmu!" yang dijawab, ''Wahwahwah!'' Taufik mengatakan, tugas pa- ling berat sebagai komandan adalah menjaga moril anggota tim, terutama saat-saat berat se- perti melewati tanjakan. uD:tuk itu, ia biasanya mendatangi satu persatu anggota dan mengajak ngobrol. "Saat paling berkesan kalau ada perwira yang jalan bersama kami. ltu bikin anak-anak semangat," cerita Ta- ufik. Misi ekspedisi Penelusuran patok hanya se- bagian dari Ekspedisi Khatulis- tiwa Masih ada penyusuran ra- wa, sungai, dan pantai di se- keliling Kalimantan dengan ja- rak tempuh sekitar 6.000 km. Masih ada juga tim peneliti bu- daya, biologi, dan geologi yang tujuannya menguak hal-hal yang selama ini tidak terkuak di Ka- limantan. Untuk itu, rniliter tidak bisa bekerja sendiri. Dari total1.3~

OJan OPeb OMar OApr .Me; OJun OJul - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/kompas-20120514-jadiop...dan perkebunan 'kelapa sawit. ... daun yang bisa dimakan,

Embed Size (px)

Citation preview

(halaman)O® [(OMPAS e(UNPAD )ex NON UNPAD )

~OCD ( )• Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 @ 15 1617 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OJan OPeb OMar OApr .Me; OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes

EKSPEDISI KHATULlSTIWA 2012

Jadi Optimistis dengan Indonesia ...

Pekatnya cahaya matahariditapis kanopi hutan Ka-limantan hingga menyisa-

kan udara segar di bawahnyaLangkah 47 prajurit TNI yangtergabung dalam Tim KhususEkspedisi Khatulistiwa 2012 ter-lihat ringan walau ransel dipunggung mereka bisa berbobotpuluhan kilogram.

"Ini sih jalan tol," kata PrakaTanjung, anggota tim tersebut,Jumat (4/5), dalam perjalanandi hutan Kalimantan.

Sambil berjalan, Praka Tan-jung sibuk menyingkapkan akaryang merintang tanah berlapishumus di kawasan Desa Sei Te-kam, Kecamatan Entikong, Ka-bupaten Sanggau, KalimantanBarat. Perjalanan yang diikutiKompas dari patok G 411 hingga481 itu melalui hutan sekunderdan perkebunan 'kelapa sawit.

Praka Tanjung adalah satudari 47 anggota Tim Khusus Ek-spedisi Khatulistiwa 2012. Timkhusus yang terdiri dari Kopas-sus dan Raider TNI AD, MarinirTNI AL, dan Paskhas TNI AUitu sejak awal Aprillalu telahberjalan kaki menyusuri patokperbatasan RI-Malaysia dari pa-tok AI di Tanjung Dato, Kali-mantan Barat, Jalur merekahingga ke patok terakhir di Se-batik pada pertengahan Julinanti.

"Semuanya berjarak 2.004 ki-lometer dan ada 19.328 patok,"kata Kepala Bagian Operasi Let-

Kliping Humas Unpad 20 t '1

kol Inf Iwan Setiawan.Kenyataannya, jarak 2.004

km tersebut belum terhitungbukit, gunung, lembah, dan ra-wa Untuk menuju satu patok,segala asa harus dikerahkan, se-perti ketika menuju patok C 18di Sajingan Besar, KabupatenSambas. Tim Khusus harus naikgunung selama dua setengahhari dan turun gunung dua hari.Bekal air habis. Tidur pun dilereng hutan, bergantungan dipohon.

Komandan Tim Khusus LettuTaufik Arifianto bercerita, saat .itu kemiringan jalan yang dilaluibisa 70-80 derajat. Kalau seharibiasanya mereka bisa menem-puh 10 km dari pukul 07.00hingga pukull7.00, hari itu me-reka hanya bisa menempuh 2km. ''Waktu naik, tumit temanada di depan mata, waktu turunkami merosot saja," cerita Tan-jung,

Dalam kondisi alam sepertiitu, menu sehari-hari merekaadalah makanan yang gampangdimasak. Menu spesial merekaadalah lontong dengan "spag-hetti" alias mi instan rebus. Syu-kur-syukur kalau menemukandaun yang bisa dimakan, me-reka bisa mendapatkan alterna-tif makanan.

Walau melelahkan, ada ba-nyak cara menikmati perjalan-an, yaitu dengan kelakar. Setiapberhenti, mereka saling mema-merkan minuman, air putih

yang dicampur bubuk sari buah.''Warnakah (air minum berwar-na sesuai warna bubuk sari bu-ah)?" begitu sapaan setiap is-tirahat.

Ada juga yang unik sepertiLetda Mar Sobhirin yang ke ma-na-mana membawa anak tupaiyang dipanggil Si Boy. Saat su-dah lelah, ada saja cara untukmemompa semangat dengan sa-ling meneriakkan yel-yel. "Manasemangatmu!" yang dijawab,''Wahwahwah!''

Taufik mengatakan, tugas pa-ling berat sebagai komandanadalah menjaga moril anggotatim, terutama saat-saat berat se-perti melewati tanjakan. uD:tukitu, ia biasanya mendatangi satupersatu anggota dan mengajakngobrol. "Saat paling berkesankalau ada perwira yang jalanbersama kami. ltu bikinanak-anak semangat," cerita Ta-ufik.

Misi ekspedisiPenelusuran patok hanya se-

bagian dari Ekspedisi Khatulis-tiwa Masih ada penyusuran ra-wa, sungai, dan pantai di se-keliling Kalimantan dengan ja-rak tempuh sekitar 6.000 km.Masih ada juga tim peneliti bu-daya, biologi, dan geologi yangtujuannya menguak hal-hal yangselama ini tidak terkuak di Ka-limantan.

Untuk itu, rniliter tidak bisabekerja sendiri. Dari total1.3~

peserta, banyak mahasiswa danpeneliti yang ikut serta di bawahKomandan Ekspedisi Khatulis-tiwa 2012 Mayor Jenderal Wis-nu Bawa Tenaya yang juga Dan-jen Kopassus itu.

Di sini terlihat cant dan ke-biasaan yang berbeda dalam in-teraksi sipil-rniliter, Namun,mereka tetap berusaha bekerjabersama demi warga perbatasan,dan bahkan demi keilmuan itusendiri, Tentu saja, masing-ma-sing peserta mendapat penga-laman berharga.

Miftahul Huda, mahasiswaFakultas Biologi, UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta, mi-salnya, ikut ekspedisi sekaligusmengerjakan proyek skripsinya

tentang terumbu karang, Ditengah ekspedisi dia malah me-nemukan spesies Rafflesia miniyang diameter bunganya 34 cm.Bunga itu kemudian clikirim keUGM untuk diteliti lebih lanjut,yaitu rnenguji dugaan bahwabunga itu adalah spesies yangbaru. Demikian-juga dari 20 je-nis tanaman anggrek hutanyang ditemuinya dalam ekspe-disi tersebut akan clikirim con-tohnya ke kampus untuk diuji.

Huda juga bercerita tentangmasyarakat di Dusun Meludin,Camar Bulan, yang kesulitanmencukupi kebutuhan listrikmereka. Setiap hari, agar bisamenyalakan listrik pada pukul18.00-24.00, masyarakat mem-

beli 3-4 liter bensin.Dia mengatakan, ada turbin

bantuan dari pemerintah. Na-mun, karena hanya tersisa satudari tiga turbin, akhirnya semuadirnatikan agar tidak menimbul-kan rebutan antarmasyarakat.

"Kami ke mana-mana dite-mani tentara Selain aman, jugamereka bisa ambil sampel-sam-pel di tempat yang sulit," ceritaHuda

Kalau Huda memaparkan efi-siensi kerja dengan militer, SriRahayu, mahasiswa Ilmu Peme-rintahan, Universitas Padjadjar-an, mengeluhkan tim tentaranyayangkaku.

Ceritanya, Sri beserta seorangtemannya dan empat tentara

membuat kuesioner untuk me-ngetahui profil masyarakat. Ma-salahnya, ketika mereka berte-mu masyarakat, Sri melakukanpendekatan dahulu dengan ber-basa-basi, baru bertanya.

"Eh, tentaranya tanya lang-sung saja, serba cepat, pertanya-an yang harusnya dijawab pan-jang jadi cuma iya-tidak," ceritaSri tertawa.

Ubah persepsiBagi Sri, bekerja sama dengan

militer menjadi pengalamanunik. Pasalnya, sehari-hari dikampusnya di Jatinangor, ia ke-rap melihat tentara yang diis-tilahkannya "seenak udel, kalaunaik bis maunya gratis, men-tang-mentang tentara". Apalagi,belakangan ini iajuga meman-tau lewat Twitter bagaimana he-bohnya cerita "koboy Palme-rah",

Namun, bekerja bersama mi-liter telah mengubah persepsi-nya tentang "tentara", Sri yangtadinya apatis menjadi tergeraksaat melihat tentara yang se-dang lari-lari tiba-tiba berhentidan memberi hormat saat ben-dera Merah Putih berkibar.

Mahasiswa angkatan 2008 inidengan antusias bercerita ten-tang teman-temannya, baik sipilmaupun militer, yang bekerjakeras bersama

"Saya jadi optimistis denganIndonesia," katanya.

(EDNA C PATTISINA)

'1KOMPAS/EDNA CAROLlNE PATTISINA

Tim Khusus Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang bertugas menyusuri patok dalam rentang 2.004kilometer dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Tirnurmenerima pengarahan sebelummelanjutkan perjalanan, Sabtu (5/5), di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.