Upload
truongkiet
View
227
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA
Paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
8 Februari 2016
Kerangka Strategis Mendikbud
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Kerangka Strategis Mendikbud 2015-2019Terbentuknya insan serta ekosistem Pendidikan dan Kebudayaanyang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong-royong.
§ Menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orangtua dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan.
§ Memberdayakan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
§ Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian.
STRATEGI 1
Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan
§ Meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian Wajib Belajar 12 tahun.
§ Meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang terpinggirkan.
§ Fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, penguatan praktik baik dan inovasi.
STRATEGI 2
Peningkatan mutu dan akses
§ Melibatkan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan dengan berbasis data, riset dan bukti lapangan.
§ Membantu penguatan kapasitas tata kelola pada birokrasi pendidikan di daerah.
§ Mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional.
§ Fokus kebijakan dimulai dari mewujudkan birokrasi Kemdikbud RI yang menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif dan efisien serta melibatkan publik.
STRATEGI 3
Pengembangan efektivitas birokrasi melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Terbentuknya insan dan ekosistempendidikan dan kebudayaanyang berkarakter dandilandasi semangatgotong royong.
Foto: Leonitem Photowork 2010 – leonitem.blogspot.com
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Penguatan Pelaku Pendidikan dan KebudayaanSTRATEGI 1
§ Menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orangtua dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan.
§ Memberdayakan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
§ Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian.
foto: 9 Summers 10 Autumns
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Peningkatan Mutu dan AksesSTRATEGI 2
§ Meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian Wajib Belajar 12 tahun.
§ Meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang terpinggirkan.
§ Fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, penguatan praktik baik dan inovasi.
foto
: e
xpa
t.o
r.id
-A
NZA
foto
: p
usa
ka.o
r.id
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pengembangan Efektivitas BirokrasiMelalui Tata Kelola dan Pelibatan Publik
STRATEGI 3
§ Melibatkan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan dengan berbasis data, riset dan bukti lapangan.
§ Membantu penguatan kapasitas tata kelola pada birokrasi pendidikan di daerah
§ Mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional,
§ Fokus kebijakan dimulai dari mewujudkan birokrasi Kemdikbud RI yang menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif dan efisien serta melibatkan publik.
foto
: Sa
ve S
tre
et
Ch
ild S
ura
ba
ya
Kurikulum
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pemanfaatan dan Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013
Permasalahan§ Ketidakselarasan antara KI-KD dengan silabus, pedoman mata pelajaran, dan buku.§ Kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.§ Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan sebaran taksonomi antar jenjang.
Hasil Perbaikan§ Penyelarasan antara KI-KD dengan silabus, pedoman mata pelajaran, dan buku.§ Penataan kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada mata pelajaran selain Pendidikan
Agama-Budi Pekerti dan Mata Pelajaran PPKn, termasuk perbaikan sistem penilaian.§ Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi berdasarkan jenjang
pendidikan.
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Contoh Masalah KI-KD dalam Kurikulum 2013 Pra Revisi
Kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaituketeladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik matapelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2. 1 Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaan wujud dan sifat benda melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.
2.2 Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.
2.3 Memiliki perilaku santun dan sikap kasih sayang melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.
2.4 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab merawat tubuh agar sehat dan bugar melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.
2.5 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam hal kegiatan dan bermain di lingkungan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.
HASIL REVISI:
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Penilaian KompetensiTidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi berdasarkan jenjang pendidikan.
Mengingat
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Mengevaluasi
Mencipta
Mengingat
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Mengevaluasi
Mencipta
SD
SMP
SMA/SMK
Kerangka Penyusunan KD Lama Kerangka Penyusunan KD Revisi
SD, SMP, danSMA/SMK
Jenis Pengetahuan Jenis Pengetahuan
Pros
es B
erpi
kir
Ujian Nasional & Indeks Integritas Ujian Nasional
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Catatan Penting Perubahan Ujian Nasional1. Hasil UN tidak digunakan untuk
penentuan kelulusan peserta didik darisatuan pendidikan.
2. Kelulusan peserta didik dari satuanpendidikan ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan.
3. Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian Pendidikan Kesetaraan untuk semua mata pelajaran ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
4. Tidak ada nilai minimal UN yang harus dicapai untuk mendaftar ke SNMPTN.
5. Indeks integritas sekolah dalam melaksanakan UN akan diberikan kepada Sekolah dan Pemda, serta khusus untuk SMA Sederajat disampaikan ke PTN.
6. Sekolah yang memperoleh indeks integritas tertinggi akan memperoleh apresiasi dari Pemerintah.
7. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan kesetaraan ditetapkan Dinas Pendidikan Kab/Kota melalui rapat pleno dengan melibatkan perwakilan dari satuan pendidikan nonformal.
8. Setiap peserta didik wajib mengikutiUN MINIMAL satu kali.
9. Peserta didik dapat [tidak wajib] mengulang UN.
10. Setiap peserta UN menerima Sertifikat Hasil Ujian Nasional [SHUN].
11. Kelulusan siswa ditetapkan setelahsatuan pendidikan menerima hasil UN siswa yang bersangkutan.
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Matriks Pemetaan Nilai UN dan Indeks Integritas UN
1
43
2 IIUN tinggiAngka UN tinggi
IIUN rendahAngka UN tinggi
IIUN rendahAngka UN rendah
IIUN tinggiAngka UN rendah
Rerata UN
Indeks Integritas Ujian Nasional
80
55
IIUN (Indeks Integritas Ujian Nasional) tingkat sekolah: tingkat persentase jawaban siswa yang tidak menunjukkan pola kecurangan. Kecurangan yang diukur adalah gabungan persentase contekmencontek antar siswa (kecurangan antar individu) dan persentasekeseragaman pola jawaban soal Ujian Nasional (kecurangan sistemik/terorganisir) dalam suatu sekolah.
IIUN tingkat kabupaten/kota: menunjukkan rata-rata IIUN tingkat sekolah di kabupaten/kota tersebut.IIUN dilaporkan dalam rentang indeks 0 sampai dengan 100; Indeks 0 menunjukkan integritas pelaksanaan UN yang paling rendah, dan 100
menunjukkan integritas pelaksanaan UN yang paling tinggi.
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Hasil SMA/MA – IPA
Nilai UN Rendah
Integritas Tinggi
Integritas Rendah
23%32%14%25%
17%26%22%26%
10%7%5 %10%
50%35%58%39%
Integritas Tinggi
Integritas Rendah
15%21%9 %19%
23%37%25%34%
16%11%12%13%
46%31%54%35%
Nilai UN Tinggi
Integritas Tinggi
Integritas Rendah
25%28%-- --
11%15%-- --
16%23%-- --
41%41%-- --
SM Negeri SM Swasta
MA Negeri MA Swasta
Legenda:
Hasil SMA/MA – IPS Hasil SMK
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Ilustrasi Perbandingan dalam Satu Propinsi
Kota Malang
Kab Malang
Kota Batu
Nilai UN Rendah
Integritas Tinggi
Integritas Rendah
Nilai UN Tinggi
Integritas Tinggi
Integritas Rendah
Rerata sekolahRerata Kabupaten/Kota
Penumbuhan Budi Pekerti
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Penumbuhan Budi PekertiPelaksanaan serangkaian kegiatan non kurikuler di sekolah yang bertujuan untuk menciptakaniklim sekolah menyenangkan bagi seluruh warga sekolah dan menumbuhkan budi pekerti anak bangsa.
IntraKurikuler01
NonKurikuler03
EkstraKurikuler02
Kegiatan & pembiasaan baik, pembentukan budaya sekolah.
Seringkali terlewat direncanakan secaraawas dan sengaja.
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Diajarkan
Dibiasakan
Dilatih konsisten
Menjadi kebiasaan
Menjadi karakter
Menjadi budaya
Diajarkan tentang cara hidup bersih dan bahaya hidup kotor.
Dibiasakan membersihkan yang kotor dan membuang sampah pada tempatnya.
Diarahkan bila tidak dikerjakan, ditegur jika dilanggar.
Menjadi kebiasaan [tanpa disadari] membersihkan dan membuang sampah pada tempatnya.
Suka akan kebersihan dan merasa tidak nyaman melihat sampah tidak pada tempatnya.
Masyarakat yang berbudaya hidup bersih.
Alur PembudayaanContoh: hidup bersih
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Referensi:Permendikbud 23/2015
Sekolah Aman[Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan]
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
84%siswa pernah
mengalami kekerasan di sekolah
45%siswa laki-laki
menyebutkan bahwa guru atau petugas
sekolah merupakan pelaku kekerasan
40%siswa usia 13-15 th melaporkan pernah
mengalami kekerasan fisik oleh teman sebaya
75%siswa mengakui pernah melakukan kekerasan
di sekolah
22%siswa perempuan
menyebutkan bahwa guru atau petugas
sekolah merupakan pelaku kekerasan
50%anak melaporkan
mengalami perundungan (bullying)
di sekolah
FAKTA
ICRW, 2015
ICRW, 2015
ICRW, 2015
ICRW, 2015
UNICEF, 2014
UNICEF, 2015Sumber: Ikhtisar Eksekutif Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak 2016-2020 oleh Kemen-PPPA
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Nawacita dan Arahan Presiden:Negara harus hadir memberi perlindunganpada anak, serta melakukan intervensiterhadap kekerasan.Selama ini belum ada intervensi khusus dari negara terhadap kejadian tindak kekerasan di lingkungan sekolah.§ Belum ada regulasi secara khusus dan tegas yang
mewajibkan negara hadir dalam mengatasi tindak kekerasan di lingkungan sekolah.
§ Belum ada kanal pelaporan dan perlindungan khusus bagi anak yang mengalami tindak kekerasan di lingkungan sekolah.
§ Belum ada usaha koordinasi antar pelaku dalam ekosistem pendidikan untuk saling mendukung dalam pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan sekolah.
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Regulasi yang dibuat dengantegas mencantumkan sanksiuntuk pelaku tindak kekerasanatau pelaku pembiaran/ pengabaian tindak kekerasan.
Pemberian SanksiMengharuskan sekolah, guru, dan pemerintah daerah untuksecara sigap dan tertatamelakukan segala langkahpenanggulangan terhadaptindak kekerasan yang telahdan sedang terjadi.
PenanggulanganMengharuskan sekolah, guru, dan pemerintah daerah untukmenyusun langkah-langkahpencegahan tindak kekerasan, termasuk penyusunanprosedur anti kekerasan danpembuatan kanal pelaporan, berdasarkan pedoman yang diberikan oleh Kemdikbud..
Pencegahan
Komponen Pendekatan Penanganan Kekerasan
Selama ini penanganan dilakukan secara kasuistik, tidak terstuktur dan langsung masuk ke ranah hukum,tidak dipandang sebagai masalah pendidikan.Mengingat telah gentingnya masalah kekerasan di lingkungan pendidikan, maka urutan pendekatandimulai dari penanggulangan terlebih dahulu, lalu pemberian sanksi, baru pencegahan.
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PENANGGULANGAN[baik di sekolah maupun dalam kegiatan luar yang dilakukan oleh sekolah]
• Melaporkan kepada orang tua/walisiswa setiap terjadi kekerasan, sertamelapor kepada dinas pendidikandan aparat penegak hukum dalam halyang mengakibatkan luka fisikberat/cacat/kematian;
• Melakukan identifikasi fakta kejadiandan menindaklanjuti kasus secaraproporsional sesuai tingkat kekerasan;
• Menjamin hak siswa tetapmendapatkan pendidikan.
• Memfasilitasi siswa mendapatkanperlindungan hukum atau pemulihan.
SEKOLAH
• Wajib membentuk tim adhocpenanggulangan yang independenuntuk melakukan tindakan awalpenanggulangan, juga berkoordinasidengan aparat penegak hukum. Tim inimelibatkan tokoh masyarakat, pemerhati pendidikan, dan/ataupsikolog;
• Wajib memantau dan membantu upayapenanggulangan tindak kekerasan olehsekolah;
• Menjamin terlaksananya pemberianhak siswa untuk mendapatkanperlindungan hukum, hakpendidikan, dan pemulihan yang dilakukan sekolah.
PEMERINTAH DAERAH
• Membentuk tim penanggulanganindependen terhadap kasus yang menimbulkan luka berat/cacatfisik/kematian atau yang menarikperhatian masyarakat
• Mengawasi dan mengevaluasipelaksanaan penanggulangan olehsekolah dan pemerintah daerah;
• Memastikan sekolah menindaklanjutihasil pengawasan dan evaluasi.
KEMENDIKBUD
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SANKSI[jika guru/kepala sekolah terbukti menjadi pelaku, atau lalai, atau melakukan pembiaransehingga terjadi tindak kekerasan]
• Sanksi kepada Siswa: teguranlisan/tertulis (yang menjadi aspekpenilaian sikap di rapor danmenentukan kelulusan atau kenaikankelas), dan tindakan lain yang bersifatedukatif (seperti konselingpsikolog/guru BK).
• Sanksi kepada Guru dan TenagaKependidikannya: teguranlisan/tertulis (jika ringan), penguranganhak, pembebasan tugas, pemberhentian sementara/tetap darijabatan atau pemutusan hubungankerja (jika kejadian berulang/lukaberat/cacat fisik/kematian)
SEKOLAH
• Sanksi dari Pemda kepada Guru danTenaga Kependidikan (SekolahNegeri): teguran lisan/tertulis (jikaringan), penundaan ataupengurangan hak, pembebasantugas, pemberhentiansementara/tetap dari jabatan (jikakejadian berulang/luka berat/cacatfisik/kematian).
• Sanksi dari Pemda kepada Sekolah: pemberhentian bantuan, penggabungan (untuk sekolah negeri), penutupan sekolah.
PEMERINTAH DAERAH
• Merekomendasikan penurunan level akreditasi sekolah;
• Pemberhentian bantuan(pengurangan tunjangan profesi guru, tunjangan kinerja, dll) à kepada kepalasekolah, guru;
• Merekomendasikan pemberhentianguru, kepala sekolah, kepada Pemdaatau yayasan;
• Merekomendasikan kepada Pemdauntuk melakukan langkah-langkah tegasterhadap permasalahan berulang(misal: penutupan sekolah, relokasi, penggabungan, dll)
KEMENDIKBUD
Catatan: berbagai sanksi di atas tidak menghapus sanksi pada peraturan perundang-undangan.
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PENCEGAHAN[baik di sekolah maupun dalam kegiatan luar yang dilakukan oleh sekolah]
• Wajib memasang PAPAN INFORMASI tindak kekerasan di serambi sekolah yang mudah dilihat dan memuat informasi untuk pelaporan serta permintaan bantuan.
• Guru/kepsek wajib segera melaporkan kepada orangtua/wali jika ada dugaan/gejala kekerasan;
• Menyusun, mengumumkan dan menerapkan Prosedur Operasi Standar (POS) à berisi langkah-langkah wajib warga sekolah untuk mencegah tindak kekerasan;
• Membentuk tim pencegahan kekerasan: dari unsur guru, siswa dan orangtua;
• Bekerjasama dengan lembaga psikologi, pakar pendidikan dan organisasi keagamaan untuk kegiatan yang bersifat edukatif.
SEKOLAH
• Membentuk Gugus Pencegahan Tindak Kekerasan (permanen) yang terdiri dari: guru, tenaga kependidikan, perwakilan komite sekolah, organisasi profesi psikolog, perangkat daerah pemda setempat, tokoh masyarakat/agama;
• Mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan tugas gugus pencegahan.
• Bekerjasama dengan aparat keamanan dalam melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan;
• Melakukan pemantauan setiap enam bulan terhadap upaya sekolah dalam mencegah dan menanggulangi tindak kekerasan, serta mengumumkan secara terbuka hasil pemantauan.
PEMERINTAH DAERAH
• Membuat kanal informasi dan pengaduan melalui sekolahaman.kemdikbud.go.id yang berisi informasi terkait tindak kekerasan yang terjadi di sekolah-sekolah, juga layanan pengaduan.
• Menetapkan panduan untuk gugus tugas pencegahan, panduan penyusunan POS untuk sekolah.
• Memastikan sekolah dan pemerintah daerah telah melakukan upaya pencegahan.
KEMENDIKBUD
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
HAL LAIN YANG DIATUR• KEMDIKBUD MEMBUKA KANAL INFORMASI DAN PENGADUAN:
website http://sekolahaman.kemdikbud.go.id, email ke [email protected], telp/sms/fax. Di dalam situs tersebut, Kemdikbud juga menyediakan dashboard untuk informasikepada masyarakat tentang data tindak kekerasan terhadap siswa.
• PERLINDUNGAN TERHADAP PELAPOR:Sekolah tidak dapat menuntut secara hukum atau memberikan sanksi kepada pelapor tindakkekerasan, kecuali laporan tersebut tidak benar berdasarkan hasil penilaian oleh guguspencegahan/tim penanggulangan.
• PENGALOKASIAN ANGGARAN OLEH PEMDA:untuk pelaksanaan gugus pencegahan dan tim penanggulangan.
• KEANGGOTAAN TIM PENANGGULANGAN:terdiri dari unsur tokoh masyarakat, pemerhati pendidikan, dan/atau psikolog yang dapatberasal dari luar daerah untuk menjaga independensi.
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Kawal sekolah aman!SMAN 8 Tangerang Selatan
Kontak pelaporan dan permintaan bantuan:• Telp SMAN 8 Tangerang Selatan: 021-7445375• Telepon Dinas Pendidikan Kota Tangsel: 021-75875168• Telepon Polsek Kec. Ciputat: 021-7492187• Telepon Polres Kota Tangsel: 021-__________• Laman pengaduan http://sekolahaman.kemdikbud.go.id• SMS Kemdikbud : 0811-976-929• Telepon Kemdikbud: 021-5790-3020 atau 021-570-3303• Email Kemdikbud: [email protected]
Jangan diamkan aksi kekerasan seperti penganiayaan, pelecehan, perpeloncoan, perundungan, pemerasan, dan tindak kekerasan lainnya, terjadi dan mencemari sekolah kita.
Contoh papan informasi sekolah aman diletakkan di serambi sekolah
80 cm
120 cm
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Panduan bagi Orangtua dan Guru untukBicara pada Anak/Siswa tentang Kejahatan Terorisme
Neraca Pendidikan Daerah
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Contoh Neraca Pendidikan Daerah – Provinsi
44,51
45,12
46,79
46,82
46,97
47,58
47,75
47,80
48,26
48,35
48,57
48,77
48,83
48,90
48,95
49,06
49,83
50,41
50,53
51,55
51,93
52,20
52,38
53,15
54,68
54,72
55,06
55,13
56,13
56,73
58,44
59,10
62,58
Maluku
Aceh
Sultra
Sulbar
NTT
Papua Barat
Sulteng
Papua
Sulut
Kalteng
Sumsel
Jambi
Gorontalo
NTB
Sumut
Sulsel
Lampung
Kalbar
Bengkulu
Riau
Kaltara
Banten
Kaltim
Kalsel
Sumbar
Kepri
Jabar
Babel
Bali
Jatim
DKI
Jateng
DIY
10,62
7,63 7,15 6,945,78 5,50 5,11
4,43 4,43 4,423,28 3,18 2,95
2,36 2,31 2,20 2,09 2,03 2,02 1,93 1,87 1,86 1,78 1,72 1,61 1,50 1,50 1,28 1,09 0,97 0,70 0,50 0,45
56,75
61,28
68,06
76,81
78,39
Papua
Papua Barat
Bengkulu
DIY
DKI
T
Pembiayaan Pendidikan
Alokasi untuk Pendidikandalam APBD (Persentase)
Alokasi APBD untuk PendidikanPer Siswa/Tahun
Perbandingan Sumber : PDSPK 2015
Sumber : Ditjen GTK 2015
Guru
Jumlah Siswa
Sumber : PDSPK 2015
Sumber : BPKLN 2015
Satuan Pendidikan
Sumber : BAN – S/M 2015Sumber : PDSPK 2015
Anggaran Pendidikan
Rerata Uji Kompetensi Guru 2015Guru Berijasah D4/S1 Dan Guru Bersertifikasi
NERACA PENDIDIKAN DAERAHPROVINSI BENGKULU
2015
Rerata Indeks IntegritasUjian Nasional 2015
Rerata Ujian Nasional 2015Total APBD
/siswa/tahun
Kondisi Sarana dan Prasarana
dari Total APBD
Persentase Penduduk Tuna Aksara Tahun 2014
Neraca Pendidikan Daerah (NPD) ini disusun oleh Kementerian Pendidikandan Kebudayaan untuk memberikan gambaran mutakhir tentang kondisipendidikan pada suatu daerah. Diharapkan agar NPD ini dapatdimanfaatkan oleh para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan,baik di pusat maupun di daerah, sebagai acuan dalam menentukan prioritaspembangunan pendidikan. Selain itu, NPD dapat dimanfaatkan masyarakatluas untuk berkontribusi penuh dalam memberikan solusi atas berbagaipersoalan pendidikan demi mewujudkan pendidikan yang bermutu,terjangkau, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Selamatberkarya untuk masa depan yang lebih baik.
Salam hangat,Anies Baswedan
Sumber : Ditjen PAUD Dikmas 2015
Sumber : PDSPK 2015
Sumber : Ditjen GTK 2015
Diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, Telepon 021-5711144
Januari 2016
Nasional3,7%
Sumber : Puspendik 2015
APBD
APBN
guru
sekolah
TerakreditasiA =
orang
Sekolah
M
Rata-Rata Lama Sekolah
Harapan Lama Sekolah
Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2014
Nasional68.90
Urutan ke dari 34 Provinsi
Sumber : BPS 2015
Tahun
Tahun
M
Persentase Angka Partisipasi Murni 2015
Orang
Rerata Uji Kompetensi Guru Per Jenjang 2015
Nasional53,02
UKG
siswa anak usia7-18 tahun
TerakreditasiA =
TerakreditasiA =
TerakreditasiA =
Guru : Siswa
Kelas : Siswa
Akreditasi
57,1
55,0
59,2
63,0
56,3
TK SD SMP SMA SMK
61,865,3
57,862,2
50,057,0
44,451,8
SMP SMA IPA SMA IPS SMKNasional Bengkulu
63,28
73,69
Nasional Bengkulu
96,0%
79,4%
62,5%
4,0%
20,6%
37,5%
SD SMP SM
Persentase Anak Bersekolah Berdasarkan APM
1.752 230 643 160
545 156 447 69
6.297 647 2.119 458
966 246
596 92
839 67 244 75 85 27
15 4
Ruang Kelas RuangPendukung
Ruang Kelas RuangPendukung
Ruang Kelas RuangPendukung
Ruang Kelas RuangPendukung
SD SMP SMA SMK
Rusak Berat
Rusak Ringan
Baik
A
5,8%
B
34,8%
C
39,1%
Belum
20,3%
SD
A
13,9%
B
30,7%
C
30,2%
Belum
25,2%
SMP
A
5,8%
B
30,2%
C
22,1%
Belum
41,9%
SMK
A
37,5%
B
35,9%
C
17,2%
Belum
9,4%
SMA
161
267
27.720
27.720
426.674
426.674
1.989
1.989
7,15% Rp378.422
26.391 2,20 %
50,53
20
12,01
7,05
410.140
5,8% 13,9%
37,5% 5,8%
1.358 417
128 86
50%39% 35%
25%
28% 47% 60%68%
23%14%
5% 7%
SD SMP SMA SMK
Sertifikasi Kualifikasi Belum Kualifikasi
1.369.889 621.011 447.030
SD SMP SMA SMK
1 : 14 1 : 11 1 : 11 1 : 9
1 : 31 1 : 40 1 : 30 1 : 24
2,26
0,84%
1,31%
1,56%
1,57%
1,69%
1,82%
1,85%
2,56%
2,58%
3,20%
3,26%
3,45%
3,50%
3,69%
4,01%
4,35%
5,41%
6,71%
6,73%
6,79%
7,00%
7,15%
7,70%
8,12%
8,33%
Papua
Papua Barat
NTT
NTB
Jabar
Jatim
Jateng
Kaltara
Sumut
Sulut
Sumsel
Kaltim
Sultra
Banten
Bali
Sulteng
Malut
Lampung
Gorontalo
DIY
Maluku
Bengkulu
Jambi
Kepri
Kalsel
36.700
41.500
44.800
49.500
59.300
64.500
121.900
123.700
135.600
164.800
165.400
182.600
188.800
315.300
358.600
361.900
377.100
378.400
393.400
405.200
432.300
445.100
500.700
551.800
782.800
NTT
NTB
Jabar
Jateng
Jatim
Sumut
Sumsel
Sultra
Banten
Sulut
Papua
Sulteng
Lampung
Malut
Maluku
Jambi
Gorontalo
Bengkulu
Papua Barat
DIY
Kaltim
Kaltara
Bali
Kalsel
Kepri
47,18
51,53
52,76
52,88
53,08
53,4
54,94
55,27
55,86
56,12
Kab. Kaur
Kab. Seluma
Kab. Bengkulu Tengah
Kab. Rejang Lebong
Kab. Muko-Muko
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Kepahiang
Kab. Lebong
Kab. Bengkulu Utara
Kota Bengkulu
PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
M
Pembiayaan Pendidikan
Alokasi untuk Pendidikandalam APBD (Persentase)
Alokasi APBD untuk PendidikanPer Siswa/Tahun
Perbandingan Sumber : PDSPK 2015 (dalam verifikasi)
Sumber : Ditjen GTK 2015
Guru
Jumlah Siswa
Sumber : PDSPK 2015 (dalam verifikasi)
Sumber : BPKLN 2015
Satuan Pendidikan
Sumber : BAN – S/M 2015
Anggaran Pendidikan
Rerata Uji Kompetensi Guru 2015
Guru Berijasah D4/S1 Dan Guru Bersertifikasi
NERACA PENDIDIKAN DAERAH
2015
Rerata Indeks IntegritasUjian Nasional 2015
Rerata Ujian Nasional 2015Total APBD
/siswa/tahun
Kondisi Sarana dan Prasarana
dari Total APBD
Persentase Penduduk Tuna Aksara Tahun 2014
Neraca Pendidikan Daerah (NPD) ini disusun oleh Kementerian Pendidikandan Kebudayaan untuk memberikan gambaran mutakhir tentang kondisipendidikan pada suatu daerah. Diharapkan agar NPD ini dapatdimanfaatkan oleh para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan,baik di pusat maupun di daerah, sebagai acuan dalam menentukan prioritaspembangunan pendidikan. Selain itu, NPD dapat dimanfaatkan masyarakatluas untuk berkontribusi penuh dalam memberikan solusi atas berbagaipersoalan pendidikan demi mewujudkan pendidikan yang bermutu,terjangkau, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Selamatberkarya untuk masa depan yang lebih baik.
Salam hangat,Anies Baswedan
Sumber : Ditjen PAUD Dikmas 2015
Sumber : PDSPK 2015 (dalam verifikasi)
Sumber : Ditjen GTK 2015
Diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, Telepon 021-5711144
Januari 2016
Nasional3,7%
Sumber : Puspendik 2015
APBD
APBN
guru
sekolah
Terakreditasi
A =
orang
Sekolah
M
Rata-Rata Lama Sekolah
Harapan LamaSekolah
Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2014
Nasional
68,90
Urutan ke dari 10 Kab/Kota
Sumber : BPS 2015
Tahun
Tahun
M
Persentase Angka Partisipasi Murni 2015
Orang
Rerata Uji Kompetensi Guru Per Jenjang 2015
UKG
siswa anak usia7-18 tahun
Terakreditasi
A =
Terakreditasi
A =
Terakreditasi
A =
Guru : Siswa
Kelas : Siswa
Akreditasi
Sumber : PDSPK 2015 (dalam verifikasi)
Provinsi
Nasional53,02
KAB. BENGKULU UTARA
973
44,3
287
4.330
62.274 57.399
50,53
318
0,10%
1,36%
2,70%
3,80%
4,01%
4,07%
4,55%
Kab. Rejang Lebong
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Seluma
Kota Bengkulu
Kab. Bengkulu Tengah
Kab. Muko-muko
Kab. Bengkulu Utara
4,6% 16.000
299.000
503.700
510.100
698.600
711.000
1.049.900
Kab. Rejang Lebong
Kab. Bengkulu Selatan
Kota Bengkulu
Kab. Seluma
Kab. Muko-muko
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Bengkulu Tengah
Rp711.000
3,52 3,082,45 2,31 2,22 2,01 1,94 1,48
1,020,33
Kab. BengkuluUtara
Kab. BengkuluTengah
Kab. Kepahiang Kab. Seluma Kab. Muko-muko
Kab. RejangLebong
Kab. Lebong Kab. BengkuluSelatan
Kab. Kaur Kota Bengkulu
3.877 3,5 %
4.330
42% 33% 29% 30%
39% 56% 67% 63%
20% 11% 4% 7%
SD SMP SMA SMKSertifikasi Kualifikasi Belum Kualifikasi
55,9
50,851,7
56,1
51,5
TK SD SMP SMA SMK
62.274
95,5% 89,1%
59,5%
4,5% 10,9%
40,5%
SD SMP SM
Persentase Anak Bersekolah Berdasarkan APM36.838 14.333 11.103
61,8 65,357,8 62,2
50,057,0
44,4 51,850,4
55,1 51,2 54,8
SMP SMA IPA SMA IPS SMK
Nasional Bengkulu Kab. Bengkulu Utara
63,28
73,69 70,46
Nasional Bengkulu Kab. BengkuluUtara
318
23331 98
16
72 1764
7
105686 283
70
107 2574
16
141 13 62 15 17 610 0
RuangKelas
RuangPendukung
RuangKelas
RuangPendukung
RuangKelas
RuangPendukung
RuangKelas
RuangPendukung
SD SMP SMA SMK
Rusak Berat
Rusak Ringan
Baik
62,9463,75
67,2768,28
76,49
Kab. Seluma
Kab. Kaur
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Bengkulu Selatan
Kota Bengkulu
3
12,78
7,8
47,31
47,5
49,69
49,75
50,38
50,54
50,6
51,21
51,28
53,39
Kab. Seluma
Kab. Kaur
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Bengkulu Tengah
Kab. Muko-Muko
Kab. Lebong
Kab. Rejang Lebong
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Kepahiang
Kota Bengkulu
51,21
SD SMP SMA SMK
1 : 13 1 : 10 1 : 11 1 : 9
1 : 31 1 : 42 1 : 32 1 : 30
4,0% 14,7%
53,3% 9,1%
A4,0%
B38,8%
C42,0%
Belum15,2%
SD
A14,7%
B33,8%C
29,4%
Belum22,1%
SMP
A53,3%B
33,3%
C13,3%
SMA
A9,1% B
9,1%
C27,3%
Belum54,5%
SMK
224 68
15 11
Contoh Neraca Pendidikan Daerah – Kabupaten/Kota
Terima Kasih