20
HEMOROID Yoshanda Krisna Paddiansyah Pembimbing: dr. Hj. Yulinda F, M.Kes

PPT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

HEMOROID

HEMOROIDYoshanda Krisna Paddiansyah

Pembimbing: dr. Hj. Yulinda F, M.KesLAPORAN KASUSNama/Jenis Kelamin/Umur: Tn. W / Laki-laki / 46 tahunPekerjaan orang tua: Karwayan swastaAlamat: RT 24, Kel. Simpang IV SipinStatus: Sudah menikahJumlah anak: -Status ekonomi: MenengahBiaya Kesehatan: BPJSAnamnesisKeluhan Utama: Os mengeluh kedua kakinya sering kesemutan dan gatal-gatal sejak + 1 minggu yang lalu.

Keluhan Tambahan: Sering kencing di malam hari, banyak makan namun berat badan tidak naik, dan sering merasa haus.

Riwayat Perjalanan Penyakit: Os datang dengan keluhan kedua kakinya sering kesemutan dan gatal-gatal sejak + 1 minggu yang lalu. Selain itu Os juga mengeluh sering terbangun untuk kencing di malam hari. Seminggu ini, dalam 1 malam rata-rata sekitar 6 kali terbangun untuk kencing, sehingga Os merasa tidurnya tidak nyenyak. Keluhan tersebut juga disertai dengan rasa haus yang sangat sering dirasakan, sehingga Os banyak minum air putih akhir-akhir ini. Os juga merasa sering lapar sehingga ia makan sampai 5 kali dalam sehari, namun berat badannya tidak naik dalam seminggu ini. AnamnesisRiwayat Penyakit DahuluRiwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)Riwayat hipertensi (-)Riwayat kencing manis (-)Riwayat penyakit gangguan pembekuan darah (-)Riwayat alergi obat atau makanan (-)

Riwayat Penyakit keluarga:Riwayat kencing manis (+), ayahnya menderita DM, sekarang sudah meninggal.Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)Riwayat alergi obat atau makanan dalam keluarga (-)

Pemeriksaan FisikTampak sakit ringanCompos mentisTekanan darah: 130/80Suhu: 36, 5CNadi: 87 x/menitPernafasan: 20 x/menitBerat Badan: 68 kgTinggi Badan: 169 cmHead to ToeKepala: DBNLeher: DBNThorax: DBNAbdomen: DBNGenitalia: DBNAnus: DBNEkstremitas: Edema (-), akral hangat.

PP, Diagnosis Banding dan DiagnosisPemeriksaan PenunjangGDS: 346 mg/dLDiagnosa Banding Diabetes mellitus tipe 2Dermatitis atopiDiagnosis Diabetes mellitus tipe 2.PenatalaksanaanNon farmakologisMengatur pola dan jenis makanan dalam kehidupan sehari-hari.Menjelaskan kepada pasien bahwa DM merupakan penyakit seumur hidup, dan dapat dikontrol.Memeriksakan dan mengontrol status gizi setiap bulan.Memeriksakan dan mengontrol kadar gula darah setiap bulan.Mengikuti kegiatan senam rutin bagi penyandang diabetes mellitus.Menghindari dan mencegah terjadinya luka perdarahan.FarmakologisGlimepirid 1 x 1 mg tabletChlorpheniramin maleat 3 x 1 tabletTINJAUAN PUSTAKADiabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma klinis kelainan metabolik, ditandai oleh adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya.World Health Organization (WHO) memperkirakan, prevalensi global diabetes melitus tipe 2 akan meningkat dari 171 juta orang pada tahun 2000 menjadi 366 juta tahun 2030.KLASIFIKASIDiabetes mellitus tipe 1Diabetes mellitus tipe 2DM GestasionalDiabetes mellitus tipe lainDefek genetik pada fungsi sel betaDefek genetik pada kerja insulinPenyakit eksokrin pankreasEndokrinopatiDiinduksi obat atau zat kimiaInfeksiImunologiFAKTOR RISIKOUsia > 45 tahunBerat badan lebih, IMT > 23 kg/m2 Hipertensi (TD > 140/90 mmHg)Riwayat DM dalam keluargaRiwayat melahirkan bayi > 4 kgRiwayat DM pada kehamilanRiwayat TGT atau GDPTPenderita PJK, TBC, HipertiroidismeKadar lemak abnormal (HDL < 35 mg/dl, kolesterol total > 250 mg/dL)ETIOLOGIDM tipe 1 sekarang banyak dianggap sebagai penyakit autoimun. Etiologi Diabetes Melitus tipe 2Tidak seperti pada DM tipe 1, DM tipe 2 tidak memiliki hubungan dengan aktivitas HLA, virus atau autoimunitas dan biasanya pasien mempunyai sel beta yang masih berfungsi, sering memerlukan insulin tetapi tidak bergantung pada insulin seumur hidup. PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINISHaus yang berlebihan (polidipsia): kadar gula darah yang tinggi menyebabkan tubuh mengirimkan sinyal ke otak dan menimbulkan rangsangan haus. Tubuh mendorong konsumsi lebih banyak air untuk mengencerkan gula darah agar kembali ke tingkat normal.Buang air kecil yang berlebihan (poliuria): Cara lain tubuh mencoba untuk menyingkirkan tambahan gula dalam darah adalah dengan mengeluarkannya dalam urin. Makan berlebihan (polifagia): Jika tubuh mampu, maka akan mengeluarkan lebih banyak insulin dalam rangka untuk mencoba menurunkan kadar gula darah yang berlebihan. Selain itu, tubuh resisten terhadap tindakan insulin pada diabetes tipe 2. Salah satu fungsi insulin adalah untuk merangsang rasa lapar. Oleh karena itu, kadar insulin yang lebih tinggi mengakibatkan peningkatan rasa lapar dan makan.Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Algoritme diagnosis

PENATALAKSANAAN: EDUKASIMengikuti pola makan sehatMeningkatkan kegiatan jasmaniMenggunakan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara aman, teraturMelakukan Pementauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan memanfaatkan data yang adaMelakukan perawatan kaki secara berkalaMemiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi sakit akut dengan tepatMempunyai ketrampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes serta mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan penyandang diabetes.Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.PENATALAKSANAAN: GIZITujuan:Kadar glukosa darah mendekati normalGlukosa puasa berkisar 90-130 mg/dlGlukosa darah 2jam setelah makan 40 mg/dlTrigliserida < 150 mg/dlBerat badan senormal mungkin

PENATALAKSANAAN: AKTIVITASDianjurkan olahraga teratur, 3-4 kali tiap minggu selama setengah jam yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training).Latihan dilakukan terus-menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, selang seling antara gerak cepat dan lambat, berangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu.Latihan yang dianjurkan adalah yang bersifat aerobik, misalnya berjalan kaki, sepeda santai, jogging, dan berenang.PENATALAKSANAAN: OBATOHOINSULIN

PrognosisLatihan dan penurunan berat badan membuat tubuh lebih sensitif terhadap tindakan insulin dan dengan demikian membantu untuk mengontrol kadar glukosa darah. Hasil yang menguntungkan dengan pengaturan kadar glukosa darah yang baik dan sesuai dengan regimen perawatan diri direkomendasikan. Pengembangan komplikasi negatif akan mempengaruhi hasil. Diabetes terkait, kebutaan, penyakit ginjal, dan amputasi dapat mengakibatkan cacat permanen. Meskipun diabetes tipe 2 adalah kondisi, kronis progresif dengan belum bisa disembuhkan, kondisi tersebut dapat secara efektif dikelola dengan pendidikan pasien dan teratur, perawatan medis yang sesuai.TERIMA KASIH