37

Presentasi Field Study

Embed Size (px)

DESCRIPTION

field study

Citation preview

Kelompok D-2Kelompok D-2

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Banyaknya kasus kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit akibat hubungan kerja (PAHK) di Indonesia masih tinggi.

Penyebab kecelakaan kerja itu dapat dipicu oleh faktor manusia seperti kurangnya kemampuan dan motivasi, stress serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan pekerja dan faktor lingkungan itu diakibatkan kurangnya standar kerja, alat, dan pengawasannya.

Berdasarkan data Depnakertrans, angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi . Hasil penelitian yang diadakan ILO mengenai standar kecelakaan kerja, Indonesia menempati urutan ke- 152 dari 153 negara yang diteliti (Depnakertrans, 2010).

Data kecelakaan kerja selama tahun Data kecelakaan kerja selama tahun 2008 – 2011 di indonesia 2008 – 2011 di indonesia

Profil PerusahaanProfil Perusahaan

PT. Indokarlo Perkasa

Tempat : Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 47

Cibinong, Bogor 16912

Jumlah pegawai :

420 karyawan tetap

Jam kerja :

Pukul 08.00–12.00 dan 13.00–16.00. Istirahat pukul 12.00–13.00

Sistem Shift:

Ada sistem shift.

Klinik perusahaan :

Poli klinik

Rumah sakit partner :

31 klinik sekitar

Pemeriksaan kesehatan :

Dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja di PT. INDOKARLO, kemudian Medical Check- Up dilaksanakan setiap 1 kali/ tahun

Asuransi dan pelayanan kesehatan :

Pekerja dan keluarganya (keluarga inti) mendapatkan asuransi JAMSOSTEK.

Dokter perusahaan :

Terdapat satu dokter perusahaan yang selalu stand by pada jam kerja, terdapat 8 orang petugas K3.

Alat Pemadam Kebakaran :

Terdapat alat pemadam kebakaran yang tersebar di setiap sisi ruangan.

Mobil Ambulans :

Memiliki satu mobil ambulans

Peraturan :

Pemakaian masker.

Dilarang merokok dibeberapa area.

Peraturan untuk membudayakan 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat dan Rajin).

Pemakaian sarung tangan.

Pemakaian pelindung kepala.

Peraturan ditulis disetiap departemen.

Peraturan diketahui oleh karyawan.

Peraturan dilaksanakan oleh setiap karyawan.

Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat KerjaKerja

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan dan tidak diharapkan

Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu kejadian tidak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur.

kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni:

a). kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan

b). kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.

Penyebab terjadinya kecelakaan

- Penyebab langsung : dikarenakan tindakan yang tidak standard dan kondisi-kondisi yang tidak standard.

- Penyebab dasar : dikarenakan faktor manusia yang minim dan faktor lingkungan yang tidak menunjang.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang penyebabnya berhubungan dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan hazard di tempat kerja.

Penyebab timbulnya PAK

- Faktor lingkungan : debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan timah.

- Faktor manusia itu sendiri.

Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK). Menurut Komite Ahli WHO (1973) Penyakit Akibat Hubungan Kerja adalah penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja.

Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat, mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit.

PAK dan PAHK Timbul karena PAK dan PAHK Timbul karena MultifactorialMultifactorial

Factor-faktor tersebut ialah:

Factor fisika Suhu: Terlalu panas, terlalu dingin Getaran: Whole Body Vibration, Hand-Arm Vibration Radiasi: Ion dan Non-ion Partikel di udara (debu) Kebisingan

Factor kimia

Factor biologi

Factor ergonomic

Factor psikososial Kondisi umum lingkungan yang tidak aman Hubungan interpersonal tidak harmonis Tekanan fisik dan mental Faktor lain (kondisi pernikahan, masalah keluarga, dll)

Peraturan Perundangan Sehubungan Peraturan Perundangan Sehubungan Dengan Penyakit Akibat KerjaDengan Penyakit Akibat Kerja

Pearaturan menteri tenaga kerja dan transmigirasi No.02/MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja

Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigarasi No.01/MEN/1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja

Peraturan mentri tenaa kerja RI No.per.05/02/1988 tentang petunjik teknis pendaftaran pesertaan, pembayaran iuran, pembayaran iuran dan pelatyanan jaminan sosial tenaga kerja.

Keputusan menteri tenaga kerja RI. NO.KPTS.333/’MEN /1989 tentang diagnosa dan pelaporan penyakit akibat kerja

Kepres RI No.22/1993 tentang penyakit yang ditimbulkan karena hubungan kerja.

Kesehatan dan Keselamatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Kerja (K3)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Tujuan Penerapan Kesehatan dan Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan KerjaKeselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.

Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.

Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.

Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.

Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Pelaksanaan Penelitian :

Hari/Tanggal : Kamis, 14 Juni 2012

Tempat : Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 47

Cibinong, Bogor 16912

Sasaran : Karyawan PT. Indokarlo Perkasa

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui hubungan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan angka kecelakaan kerja pada PT bulan Juni 2012.

Tujuan Khusus

Mengidentifikasi alur produksi dan bahaya potensial yang mungkin terjadi di tiap-tiap alur produksi.

Mengidentifikasi program-program yang dilakukan perusahaan untuk mencegah bahaya potensial yang mungkin terjadi.

Mengetahui evidence base pada tiap alur produksi, jumlah pekerja yang mengalami PAK dan KAK.

Mengidentifikasi kekhawatiran dan harapan tentang kesehatan para pekerja dan hal alain yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja.

ANALISIS MASALAHANALISIS MASALAHSegi CHOP

Identifikasi alur produksi produksi di perusahaan dan bahaya potensial yang mungkin terjadi di tiap-tiap alur produksi.

Mengidentifikasi dan mengetahui factor resiko (factor risiko fisik, biologi, sosial dan ergonomic) pada tiap alur / proses produksi.

Mengetahui dan menganalaisis upaya pencegahan masalah ergonomic (ubah posisi/ modifikasi alat/ tata letak tempat kerja)

Mengetahui jenis kecelakaan kerja pada tiap produksi.

Mengidentifikasi usaha yang sudah dilakukan oleh perusahaan dalam kaitan dengan K3 (alat , lingkungan, kebisingan , peraturan, APD)

area storageArea

Penimbangan ruber & Area Timbang obat

SO

Area mixing

Area CuttingArea PressingArea Finishing

Area PackingArea Gudang

Metal

Area Assembling PENGIRIMAN

Alur ProduksiAlur Produksi

Bahaya potensial pada setiap alur Bahaya potensial pada setiap alur produksi:produksi:Penimbangan

- Faktor fisika yaitu suhu, pada area penimbangan ini 32-33C, untuk mengatasi masalah ini dilakukan pemasangan ventilasi.

- Faktor kimia, karena bahan kandungannya mengandung chloroform . APD yang dinjurkan adalah penggunaan masker. Kecelakaan akibat kerja pada proses ini hampir terjadi.

Penggabungan (area mixing)

- Faktor fisika yaitu kebisingan yang dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran,kejiwaan, perasaan berdebar. Pada perusahaan ini belum ada APD berupa pelindung telinga, tetapi untuk mengetahui apakah terdapat masalah pendengaran pada pekerja, dilakukan pemeriksaan setiap 1x/bulan.

Pressing

- Faktor fisika yaitu suhu panas. APD yang digunakan berupa manset dan sarung tangan untuk melindungi tangan pekerja dari suhu panas.

Tahap penggabungan

Disini terjadi proses penggabungan bahan-bahan baku karet. Factor kecelakaan atau resiko yang dapat terjadi pada tahap ini adalah saat pekerja lalai atau kurang berkonsentrasi bisa saja tangan pekerja ikut masuk kedalam alat penggabung lalu ikut terjepit.

Tahap cooling

Pada tahap pendinginan ini pekerja harus memantau bahan yang masuk untuk didinginkan, kalau pekerja kurang berhati-hati tangan pekerja bias tersangkut di mesinnya.

Tahap pemotongan

Dilakukan pemotongan bahan agar ukurannya sesuai, oleh karena itu pekerjaan ini harus dilakukan secara hati-hati, kalau tidak berkonsentrasi tangan atau jari bisa ikut terpotong dan penting juga untuk menggunakan APD untuk lebih melindungi tangan dari alat yang tajam.

Tahap finishing

Produk yang hampir jadi dirapihkan, pada tahap ini konsentrasi dn ketelitian sangat dibutuhkan, karena pekerja harus menggunting bagian yang masih kurang rapih, kalau tidak kosentrasi pada tahap ini bisa saja tangan pekerja terkena gunting.

Pengiriman

Produk yang sudah jadi siap. Produk-produk yang akan dikirim disimpan digudang. Pengangkatan barang dari gudang dilakukan dengan mesin pengangkut dan tenaga para pekerja. Dianjurkan agar melakukan tatacara pengangkutan barang secara benar.

Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan

Pengendalian Pengendalian KesehatanKesehatan

Segi Bioetic and Humanoiora Program (BHP)

Setiap pekerjaan pasti selalu ada saja resiko kerja yang dimana menyebabkan penyakit kerja ataupun kecelakaan akibat kerja , maka diharuskan dari setiap pekerja memakai APD(alat pelindung diri) yang berfungsi sebagai proteksi diri dan disediakan oleh tempat pekerja bernaung

Ada beberapa kriteria penyebab dari lalainya para pekerja memakai alat pelindung diri seperti:

- Kurang pedulinnya tentang kesehatan diri sendiri

- Rendahnya sumber daya manusia nya sehingga lalai terhadap diri sendiri

- Menyepelekan peraturan yang ada

- Kurangya sosialisasi secara menyeluruh terhadap para pekerja

- Tidak tegasnya hukuman bagi yang melanggar peraturan

- Tidak lengkapnya Alat pelindung diri yang lengkap dan memadai

Segi CRP

Dari data yang kami dapatkan, PT. X ini sudah menerapkan program K3 dan memiliki system penunjang lainnya untuk mencegah kecelakaan dan timbulnya penyakit akibat kerja. Namun masih terdapat beberapa kasus kecelakaan di beberapa area, misalnya saja di area pressing.

Kecelakaan yang terjadi sedikit, karena dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2011 hanya terdapat 18 kasus kecelakaan tanpa ada korban meninggal, hanya sedikit cedera.

Dengan data seperti dibawah ini:

Sedangkan berdasarkan area pekerjaan, ada beberapa Sedangkan berdasarkan area pekerjaan, ada beberapa area yang sering terdapat kecelakaan.area yang sering terdapat kecelakaan.

Dengan data pada grafik berikut :Dengan data pada grafik berikut :

Selain itu lamanya bekerja mempengaruhi angka Selain itu lamanya bekerja mempengaruhi angka kecelakaankecelakaan

Tabel angka kecelakaan berdasarkan lama kerja :

< 3tahun

> 3 tahun

16 2

88% 12%

Grafik kecelakaan berdasrkan lama kerja :

Segi Clinical Skill Program (CSP)

Komunikasi yang digunakan verbal dan nonverbal dengan para staff di PT. X, baik para atasan maupun karyawan yang langsung bekerja di lapangan. Ketika kita melakukan survey langsung ke lapangan, yang dibimbing oleh salah satu staff bernama Pak Awaluddin, dia melakukan komunikasi yang baik dan pertanyaan terbuka dan tertutup.

Kesimpulan

Program K3 penting dilaksanakan oleh setiap perusahaan. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan adanya kecelakaan yang mungkin akan terjadi. Seperti halnya di PT ini yang telah menerapkan program K3 untuk pekerja, alat dan lingkungan memiliki angka kecelakaan yang relatif rendah.

Angka kecelakaan juga dipengaruhi oleh beban alat dan pekerjaan serta lamanya karyawan tersebut bekerja. Semakin berat beban alat dan pekerjaan semakin rentan terjadinya kecelakaan. Dan semakin lama dia bekerja dan mengetahui pekerjaan dan bahayanya maka angka kecelakaannya juga rendah dibanding pekerja baru yang belum terlalu mengetahuinya.

.

Saran

Bagi perusahaan

Perusahaan dapat lebih memperhatikan kepatuhan pekerja untuk memakai APD, dan peraturan yang berlaku, serta dapat mengurangi intensitas kebisingan suara dan suhu.

Bagi Institusi

Memberikan arahan yang lebih baik tentang dokter perusahaan dan pentingnya K3 dengan memberikan fasilitas serta data yang lengkap untuk diolah