26
BAB I KASUS A. IDENTITAS PASIEN - Nama Pasien : Ny. EN - Usia : 29 tahun - Pekerjaan : Swasta - Pendidikan terakhir : SMA - Alamat : Salatiga - Agama : Islam - Masuk RS :12 Desember 2013 pukul 20.00 wib B. ANAMNESIS Keluhan utama : G3P1A1 Hamil 40 minggu +2 hari datang dengan air ketuban sedikit dan lewat dari HPL. Pasien merasakan kencang – kencang (+) namun jarang dan tidak teratur. Belum ada rembesan air ketuban (-) HPHT : 04 Maret 2013. HPL : 11 Desember 2013 Umur kehamilan: 40 + 2 minggu 1

Presus Pm

  • Upload
    pauline

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obs

Citation preview

Page 1: Presus Pm

BAB I

KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

- Nama Pasien : Ny. EN

- Usia : 29 tahun

- Pekerjaan : Swasta

- Pendidikan terakhir : SMA

- Alamat : Salatiga

- Agama : Islam

- Masuk RS :12 Desember 2013 pukul 20.00 wib

B. ANAMNESIS

Keluhan utama : G3P1A1 Hamil 40 minggu +2 hari datang dengan air

ketuban sedikit dan lewat dari HPL. Pasien merasakan kencang – kencang

(+) namun jarang dan tidak teratur. Belum ada rembesan air ketuban (-)

HPHT : 04 Maret 2013.

HPL : 11 Desember 2013

Umur kehamilan: 40+2 minggu

Riwayat pijat perut (-), riwayat hubungan suami istri (-), riwayat trauma

(-), BAB (+) normal, BAK normal, anyang-anyangan (+), warna BAK

kekuningan jernih (+), nyeri punggung belakang (-), demam (-), nyeri

perut bawah (-).

RPD: Hipertensi (-), DM (-), alergi (-), asma (-)

RPK: Hipertensi (-), DM (-), alergi (-), asma (-)

1

Page 2: Presus Pm

Riw. Obstetri: hamil ketiga, melahirkan satu kali, pernah keguguran satu

kali.

Riw.Ginekologi: keputihan (+), kista ovarium (-), myoma uteri (-), operasi

kandungan (-).

Riw. KB: (+) suntik 3 bulan.

Riw.menarkhe: usia 13 tahun, teratur, siklus 28 hari, lamanya 7 hari, 2-3x

ganti pembalut/hari, dismenore (-).

C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Vital Sign : T : 120/80 mmHg

RR : 16 x/menit

N : 72 x/menit, reguler.

S : 36,5 O C

Status Gizi : Cukup

1. Kulit : Hiperpigmentasi (-), Ikterik (-), turgor baik

2. Pemeriksaan Kepala

- Bentuk Kepala : Bentuk dalam batas normal,

simetris.

- Rambut : Warna hitam, distribusi merata,

tidak rontok

2

Page 3: Presus Pm

- Nyeri Tekan : (-)

3. Pemeriksaan Mata

- Palpebra : Edema (-/-), ptosis (-/-)

- Konjunctiva : Anemis (-/-)

- Sklera : Ikterik (-/-)

- Pupil : Reflek cahaya (+/+)

4. Pemeriksaan Telinga : nyeri tekan (-/-), discharge (-)

5. Pemeriksaan Hidung : Nafas cuping hidung (-/-),

epistaksis (-), deviasi septum (-)

6. Pemeriksaan Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, epistaksis

posterior (-)

7. Pemeriksaan Leher

- Trakea : Deviasi trakea (-)

- Kelenjar Tiroid : Membesar (-)

- Kelenjar lnn : Tidak membesar, nyeri (-)

- JVP : Tidak meningkat

8. Pemeriksaan Dada : simetris, spider naevi (-), pembesaran

kelenjar limfe aksila (-), payudara

simetris, areola hiperpigmentasi, tidak

terdapat benjolan di payudara, tidak

ada retraksi, papilla mamae menonjol.

3

Page 4: Presus Pm

Paru-paru Dx/sn:

inspeksi: simetris (+), sikatrik (-), ketinggalan gerak (-), retraksi dada

(-).

Palpasi: Nyeri tekan (-), massa (-), krepitasi (-), suara paru dx=sn.

Perkusi: sonor +/+

Auskultasi: vesikuler +/+, wheezing -/-, ronki -/-

Jantung: S1-S2 reguler, bising jantung (-), gallop (-)

9. Pemeriksaan Abdomen

- DBN

10. Pemeriksaan Ekstremitas

Superior Inferior

Edema - / - - / -

Clubing finger - / - - / -

Eritem palmaris - / - - / -

Sianosis - / - - / -

Akral Hangat Hangat

4

Page 5: Presus Pm

D. PEMERIKSAAN OBSTETRI

- Leopod 1 : TFU 3 jari di bawah proc. xypoideus, 32 cm, bagian teratas

teraba bokong.

- Leopod 2 : janin tunggal, memanjang, teraba tahanan memanjang di sebelah

kiri kesan PUKI.

- Leopod 3 : presentasi kepala

- Leopod 4 : divergen

- DJJ : 134x/menit HIS: Jarang.

- TBJ : 3255 gram

- VT: vulva/uretra tenang, dinding vagina licin, portio tebal lunak, posisi di

depan, pembukaan 1 cm, kulit ketuban (+), air ketuban (+), STLD (-).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- USG: janin tunggal memanjang. Preskep, DJJ (+), gerakan (+), placenta di

fundus, air ketuban kurang.

- Lab:

- - Hasil - - hasil

- AL - 10,0 - AT - 255

- AE - 4,05 - MCV - 83,0

- HB - 11,9 - MCH - 29,4

- HMT - 33,6 - MCHC - 35,5

- HbsAg (-)

- Golongan darah A

- Protein urin (-)

5

Page 6: Presus Pm

F. DIAGNOSIS

G3P1A1 Hamil 40+2 minggu BDP

G. PENATALAKSANAAN

Tanggal 13/12/13

Pukul 21.00 WIB

Pasang Balon Kateter (+)

Tanggal 14/12/13

Pukul 08.00 WIB

VT = pembukaan serviks 4cm, portio lunak, KK (+), kepala masih diatas, STLD (+)

Dilakukan induksi piton pertama (+)

Pukul 12.00 WIB

Dilakukan induksi piton kedua (+) Kencang – kencang tidak bertambah, DJJ = 145x/menit, gerak janin (+)

Pukul 17.00 WIB

Dilakukan induksi piton ketiga + gastrul ¼ tab pervaginam (+)

Tanggal 15/12/13

Pukul 11.30 WIB

Dilakukan induksi piton keempat (+)

Pukul 15.00 WIB

Tidak ada kemajuan pembukaan 3 – 4 cm. Dilakukan SC

6

Page 7: Presus Pm

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Partus Tak Maju

Partus tak maju yaitu persalinan yang ditandai tidak adanya pembukaan

serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam. Partus tak

maju (persalinan macet) berarti meskipun kontraksi uterus kuat, janin tidak dapat

turun karena faktor mekanis. Kemacetan persalinan biasanya terjadi pada pintu

atas panggul, tetapi dapat juga terjadi pada rongga panggul atau pintu bawah

panggul.

Partus tak maju yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak

menunjukan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar paksi

selama 2 jam terakhir.

B. Penyebab Partus Tak Maju

Penyebab partus tak maju yaitu :

a. Disproporsi sefalopelvik (pelvis sempit atau janin besar)

Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan

persalinan, tetapi yang penting ialah hubungan antara kepala janin dengan

panggul ibu. Besarnya kepala janin dalam perbandingan luasnya panggul

ibu menentukan apakah ada disproporsi sefalopelvik atau tidak.

Disproporsi sefalopelvik adalah ketidakmampuan janin untuk

melewati panggul. Panggul yang sedikit sempit dapat diatasi dengan

kontraksi uterus yang efisien, letak, presentasi, kedudukan janin yang

7

Page 8: Presus Pm

menguntungkan dan kemampuan kepala janin untuk mengadakan molase.

Sebaliknya kontraksi uterus yang jelek, kedudukan abnormal,

ketidakmampuan kepala untuk mengadakan molase dapat menyebabkan

persalinan normal tidak mungkin. Kehamilan pada ibu dengan tinggi badan

< 145 cm dapat terjadi disproporsi sefalopelvik, kondisi luas panggul ibu

tidak sebanding dengan kepala bayi, sehingga pembukaannya berjalan

lambat dan akan menimbulkan komplikasi obstetri.

Disproporsi sefalopelvik terjadi jika kepala janin lebih besar dari

pelvis, hal ini akan menimbulkan kesulitan atau janin tidak mungkin

melewati pelvis dengan selamat. Bisa juga terjadi akibat pelvis sempit

dengan ukuran kepala janin normal, atau pelvis normal dengan janin besar

atau kombinasi antara bayi besar dan pelvis sempit. Disproporsi

sefalopelvik tidak dapat didiagnosis sebelum usia kehamilan 37 minggu

karena sebelum usia kehamilan tersebut kepala belum mencapai ukuran

lahir normal.

Disproporsi sefalopelvik dapat terjadi :

a. Marginal (ini berarti bahwa masalah bisa diatasi

selama persalinan, relaksasi sendi-sendi pelvis dan

molase kranium kepala janin dapat memungkinkan

berlangsungnya kelahiran pervaginam).

b. Moderat (sekitar setengah dari pasien-pasien pada

kelompok lanjutan ini memerlukan kelahiran dengan

tindakan operasi).

8

Page 9: Presus Pm

c. Definit (ini berarti pelvis sempit, bentuk kepala

abnormal atau janin mempunyai ukuran besar yang

abnormal, misalnya hidrosefalus, operasi diperlukan

pada kelahiran ini).

b. Presentasi yang abnormal

Hal ini bisa terjadi pada dahi, bahu, muka dengan dagu posterior

dan kepala yang sulit lahir pada presentasi bokong.

1. Presentasi Dahi

Presentasi Dahi adalah keadaan dimana kepala janin ditengah

antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi

merupakan bagian terendah. Presentasi dahi terjadi karena

ketidakseimbangan kepala dengan panggul, saat persalinan

kepala janin tidak dapat turun ke dalam rongga panggul

sehingga persalinan menjadi lambat dan sulit.

Presentasi dahi tidak dapat dilahirkan dengan kondisi normal

kecuali bila bayi kecil atau pelvis luas, persalinan dilakukan

dengan tindakan caesarea. IR presentasi dahi 0,2% kelahiran

pervaginam, lebih sering pada primigravida.

2. Presentasi Bahu

Bahu merupakan bagian terbawah janin dan abdomen

cenderung melebar dari satu sisi kesisi yang lain sehingga

tidak teraba bagian terbawah anak pada pintu atas panggul

menjelang persalinan. Bila pasien berada pada persalinan

9

Page 10: Presus Pm

lanjut setelah ketuban pecah, bahu dapat terjepit kuat di

bagian atas pelvis dengan satu tangan atau lengan keluar dari

vagina.

Presentasi bahu terjadi bila poros yang panjang dari janin

tegak lurus atau pada sudut akut panjangnya poros ibu,

sebagaimana yang terjadi pada letak melintang. Presentasi

bahu disebabkan paritas tinggi dengan dinding abdomen dan

otot uterus kendur, prematuritas, obstruksi panggul.

3. Presentasi Muka

Pada presentasi muka, kepala mengalami hiperekstensi

sehingga oksiput menempel pada punggung janin dan dagu

merupakan bagian terendah. Presentasi muka terjadi karena

ekstensi pada kepala, bila pelvis sempit atau janin sangat

besar. Pada wanita multipara, terjadinya presentasi muka

karena abdomen yang menggantung yang menyebabkan

punggung janin menggantung ke depan atau ke lateral,

seringkali mengarah kearah oksiput. Presentasi muka tidak

ada faktor penyebab yang dapat dikenal, mungkin terkait

dengan paritas tinggi tetapi 34% presentasi muka terjadi pada

primigravida.

c. Abnormalitas pada janin

10

Page 11: Presus Pm

Hal ini sering terjadi bila ada kelainan pada janin misalnya :

Hidrosefalus, pertumbuhan janin lebih besar dari 4.000 gram, bahu

yang lebar dan kembar siam.

d. Abnormalitas sistem reproduksi

Abnormalitas sistem reproduksi misalnya tumor pelvis, stenosis

vagina kongenital, perineum kaku dan tumor vagina.

C. Komplikasi Persalinan yang Terjadi Pada Partus Tak Maju

1. Ketuban pecah dini

Apabila pada panggul sempit, pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna

oleh janin ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil. Bila kepala tertahan pada

pintu atas panggul, seluruh tenaga dari uterus diarahkan ke bagian membran yang

menyentuh os internal, akibatnya ketuban pecah dini lebih mudah terjadi.

2. Pembukaan serviks yang abnormal

Pembukaan serviks terjadi perlahan-lahan atau tidak sama sekali karena

kepala janin tidak dapat turun dan menekan serviks. Pada saat yang sama, dapat

terjadi edema serviks sehingga kala satu persalinan menjadi lama. Namun

demikian kala satu dapat juga normal atau singkat, jika kemacetan persalinan

terjadi hanya pada pintu bawah panggul. Dalam kasus ini hanya kala dua yang

menjadi lama. Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami ketoasidosis

dan dehidrasi.

Seksio caesarea perlu dilakukan jika serviks tidak berdilatasi. Sebaliknya,

jika serviks berdilatasi secara memuaskan, maka ini biasanya menunjukan bahwa

11

Page 12: Presus Pm

kemacetan persalinan telah teratasi dan kelahiran pervaginam mungkin bisa

dilaksanakan (bila tidak ada kemacetan pada pintu bawah panggul).

3. Bahaya ruptur uterus

Ruptur uterus, terjadinya disrupsi dinding uterus, merupakan salah satu

dari kedaruratan obstetrik yang berbahaya dan hasil akhir dari partus tak maju

yang tidak dilakukan intervensi. Ruptur uterus menyebabkan angka kematian ibu

berkisar 3-15% dan angka kematian bayi berkisar 50%.

Bila membran amnion pecah dan cairan amnion mengalir keluar, janin

akan didorong ke segmen bawah rahim melalui kontraksi. Jika kontraksi berlanjut,

segmen bawah rahim akan merengang sehingga menjadi berbahaya menipis dan

mudah ruptur. Namun demikian kelelahan uterus dapat terjadi sebelum segmen

bawah rahim meregang, yang menyebabkan kontraksi menjadi lemah atau

berhenti sehingga ruptur uterus berkurang.

Ruptur uterus lebih sering terjadi pada multipara jarang terjadi, pada

nulipara terutama jika uterus melemah karena jaringan parut akibat riwayat seksio

caesarea. Ruptur uterus menyebabkan hemoragi dan syok, bila tidak dilakukan

penanganan dapat berakibat fatal.

4. Fistula

Jika kepala janin terhambat cukup lama dalam pelvis maka sebagian

kandung kemih, serviks, vagina, rektum terperangkap diantara kepala janin dan

tulang-tulang pelvis mendapat tekanan yang berlebihan. Akibat kerusakan

sirkulasi, oksigenisasi pada jaringan-jaringan ini menjadi tidak adekuat sehingga

terjadi nekrosis, yang dalam beberapa hari diikuti dengan pembentukan fistula.

12

Page 13: Presus Pm

Fistula dapat berubah vesiko-vaginal (diantara kandung kemih dan vagina),

vesiko-servikal (diantara kandung kemih dan serviks) atau rekto-vaginal (berada

diantara rektum dan vagina). Fistula umumnya terbentuk setelah kala II persalinan

yang sangat lama dan biasanya terjadi pada nulipara, terutama di negara-negara

yang kehamilan para wanitanya dimulai pada usia dini.

5. Sepsis puerferalis

Sepsis puerferalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang dapat terjadi

setiap saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42

hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapat gejala-gejala : nyeri pelvis,

demam 38,50c atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja cairan vagina yang

abnormal, berbau busuk dan keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran

uterus.

Infeksi merupakan bagian serius lain bagi ibu dan janinya pada kasus

partus lama dan partu tak maju terutama karena selaput ketuban pecah dini.

Bahaya infeksi akan meningkat karena pemeriksaan vagina yang berulang-ulang.

Pengaruh Partus tak maju Pada Bayi

1. Perubahan-perubahan tulang-tulang kranium dan kulit kepala

Akibat tekanan dari tulang-tulang pelvis, kaput suksedaneum yang besar

atau pembengkakan kulit kepala sering kali terbentuk pada bagian kepala yang

paling dependen dan molase (tumpang tindih tulang-tulang kranium) pada

kranium janin mengakibatkan perubahan pada bentuk kepala.10 Selain itu dapat

13

Page 14: Presus Pm

terjadi sefalhematoma atau penggumpalan darah di bawah batas tulang kranium,

terjadi setelah lahir dan dapat membesar setelah lahir.

2. Kematian Janin

Jika partus tak maju dibiarkan berlangsung lebih dari 24 jam maka dapat

mengakibatkan kematian janin yang disebabkan oleh tekanan yang berlebihan

pada plasenta dan korda umbilikus.

Janin yang mati, belum keluar dari rahim selama 4-5 minggu

mengakibatkan pembusukan sehingga dapat mencetuskan terjadinya koagulasi

intravaskuler diseminata (KID) keadaan ini dapat mengakibatkan hemoragi, syok

dan kematian pada maternal.

D. Tanda Partus tak maju

Pada kasus persalinan macet/tidak maju akan ditemukan tanda-tanda

kelelahan fisik dan mental yang dapat diobservasi dengan :

a. Dehidrasi dan Ketoasidosis (ketonuria, nadi cepat, mulut kering)

b. Demam

c. Nyeri abdomen

d. Syok (nadi cepat, anuria, ekteremitas dingin, kulit pucat, tekanan darah rendah)

syok dapat disebabkan oleh ruptur uterus atau sepsis.

14

Page 15: Presus Pm

BAB III

PEMBAHASAN

Partus tak maju merupakan suatu persalinan dengan his yang adekuat yang

tidak menunjukan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar

paksi selama 2 jam terakhir. Partus tak maju ditandai tidak adanya pembukaan

serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam.

Penyebab partus tak maju yaitu :

a. Disproporsi sefalopelvik (pelvis sempit atau janin besar)

Disproporsi sefalopelvik adalah ketidakmampuan janin untuk

melewati panggul. Panggul yang sedikit sempit dapat diatasi

dengan kontraksi uterus yang efisien, letak, presentasi, kedudukan

janin yang menguntungkan dan kemampuan kepala janin untuk

mengadakan molase. Sebaliknya kontraksi uterus yang jelek,

kedudukan abnormal, ketidakmampuan kepala untuk mengadakan

molase dapat menyebabkan persalinan normal tidak mungkin.

Kehamilan pada ibu dengan tinggi badan < 145 cm dapat terjadi

disproporsi sefalopelvik, kondisi luas panggul ibu tidak sebanding

dengan kepala bayi, sehingga pembukaannya berjalan lambat dan

akan menimbulkan komplikasi obstetri.

b. Presentasi yang abnormal

Hal ini bisa terjadi pada dahi, bahu, muka dengan dagu posterior

dan kepala yang sulit lahir pada presentasi bokong.

c. Abnormalitas pada janin

15

Page 16: Presus Pm

d. Abnormalitas sistem reproduksi

Komplikasi persalinan yang terjadi pada partus tak maju

1. Ketuban pecah dini

2. Pembukaan serviks yang abnormal

3. Bahaya ruptur uterus

4. Fistula

5. Sepsis puerferalis

Pengaruh partus tak maju pada bayi

1. Perubahan-perubahan tulang-tulang kranium dan kulit kepala

2. Kematian Janin

Tanda partus tak maju

Pada kasus persalinan macet/tidak maju akan ditemukan tanda-tanda

kelelahan fisik dan mental yang dapat diobservasi dengan :

a. Dehidrasi dan Ketoasidosis (ketonuria, nadi cepat, mulut kering)

b. Demam

c. Nyeri abdomen

d. Syok (nadi cepat, anuria, ekteremitas dingin, kulit pucat, tekanan darah rendah)

syok dapat disebabkan oleh ruptur uterus atau sepsis.

16

Page 17: Presus Pm

BAB IV

KESIMPULAN

Partus tak maju merupakan suatu persalinan dengan his yang adekuat yang

tidak menunjukan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar

paksi selama 2 jam terakhir.

Pada kasus persalinan macet/tidak maju akan ditemukan tanda-tanda

kelelahan fisik dan mental yang dapat diobservasi dengan tanda dehidrasi dan

Ketoasidosis (ketonuria, nadi cepat, mulut kering), demam, nyeri abdomen, syok

(nadi cepat, anuria, ekteremitas dingin, kulit pucat, tekanan darah rendah) syok

dapat disebabkan oleh ruptur uterus atau sepsis.

17

Page 18: Presus Pm

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Mose, Johanes. C., Alamsyah, Mohammad. 2011. Persalinan Lama. Jakarta: P.T

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Cunningham, F. Gary. 2005. Obstetric Williams. Jakarta: EGC

18