50
PERLAKUAN AKUNTANSI PROVISI, KOMISI DAN PENDAPATAN BUNGA PADA LPD DESA CANGGU KECAMATAN KUTA UTARA BADUNG A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan memainkan peranan penting dalam perekonomian. Lembaga keuangan bertindak sebagai perantara antara unit yang surplus dengan unit yang defisit. Lembaga keuangan juga berfungsi untuk meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya dalam ekonomi moderen. Liberalisasi keuangan dan revolusi teknologi juga telah meningkatkan tekanan kompetitif di antara lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan diberi fleksibilitas untuk mengembangkan strategi mereka sendiri agar tetap kompetitif. Kemajuan dalam teknologi telah memungkinkan mereka untuk mengembangkan cara baru dan pengolahan yang lebih efisien serta menciptakan produk dan model pelayanan baru yang lebih inovatif. Krisis yang melanda bangsa Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan terutama 1

Proposal Akuntansi Revisi 2

  • Upload
    atik

  • View
    80

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Akuntansi Revisi 2

PERLAKUAN AKUNTANSI PROVISI, KOMISI DAN PENDAPATAN BUNGA

PADA LPD DESA CANGGU KECAMATAN KUTA UTARA

BADUNG

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan memainkan peranan penting dalam perekonomian.

Lembaga keuangan bertindak sebagai perantara antara unit yang surplus dengan

unit yang defisit. Lembaga keuangan juga berfungsi untuk meningkatkan efisiensi

alokasi sumber daya dalam ekonomi moderen. Liberalisasi keuangan dan revolusi

teknologi juga telah meningkatkan tekanan kompetitif di antara lembaga

keuangan. Lembaga-lembaga keuangan diberi fleksibilitas untuk mengembangkan

strategi mereka sendiri agar tetap kompetitif. Kemajuan dalam teknologi telah

memungkinkan mereka untuk mengembangkan cara baru dan pengolahan yang

lebih efisien serta menciptakan produk dan model pelayanan baru yang lebih

inovatif.

Krisis yang melanda bangsa Indonesia sangat berpengaruh terhadap

perkembangan pembangunan terutama dalam bidang ekonomi. Krisis tersebut

membuat keadaan ekonomi semakin terpuruk. Hal ini sangat dirasakan oleh

masyarakat pedesaan yang mata pencahariannya sebagian besar sebagai petani,

sehingga masyarakat sebagian besar memiliki tingkat pendapatan yang rendah

karena pertumbuhan dan perkembangan pertanian sangat tergolong rendah.

Daerah pedesaan adalah salah satu tujuan dari pembangunan nasional.

Pembangunan di bidang ekonomi dapat di mulai dari masyarakat pedesaan,

pertumbuhan ekonomi nasional tergantung pada setiap kondisi ekonomi pedesaan

yang terkandung pada suatu negara. Sebagaimana telah diketahui masalah yang

1

Page 2: Proposal Akuntansi Revisi 2

sangat umum dihadapi oleh masyarakat pedesaan adalah mereka tidak memiliki

modal untuk dapat mengembangkan usaha mereka.

Pemerintah Provinsi Bali pada akhirnya mengeluarkan Peraturan Daerah No.

8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa yang merupakan badan usaha

keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa. LPD

merupakan lembaga keuangan non bank yang berfungsi sebagai penghimpun,

penyalur dananya ke masyarakat. Kegiatan utama LPD yaitu sebagai penghimpun

dana dari masyarakat yang dilakukan dengan menerima simpanan dalam bentuk

tabungan, deposito maupun simpanan berjangka. Fungsi LPD sebagai penyalur

dana, hal ini diaplikasikan oleh LPD dalam bentuk pemberian kredit kepada

masyarakat. Dengan pemberian kredit tersebut diharapkan kegiatan usaha dapat

berjalan lancar dan berkembang. Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan yang

sangat penting bagi suatu LPD, karena dari kredit tersebut pihak LPD memperoleh

pendapatan (bunga, provisi dan komisi, serta beban atas pinjaman yang

diberikan). Pinjaman yang diberikan kepada masyarakat mempunyai peranan yang

cukup tinggi, dari pinjaman diperoleh pendapatan bunga. Pendapatan LPD terdiri

dari pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan

operasional antara lain pendapatan bunga kredit dari lembaga keuangan.

Sedangkan pendapatan non operasional antara lain terdiri dari semua pendapatan

yang benar-benar telah diterima dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha

lembaga keuangan.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Bali, sampai dengan saat ini jumlah

LPD di seluruh Bali ± 1.418 unit. Khususnya di Kecamatan Kuta Utara jumlah

LPD sebanyak 52 unit.

2

Page 3: Proposal Akuntansi Revisi 2

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Canggu yang bertujuan untuk

membantu masyarakat desa dalam pemupukan modal untuk dikembangkan guna

meningkatkan usaha ekonomi mereka. Di samping itu, LPD Desa Canggu

bertujuan untuk melestarikan keberadaan desa adat di Provinsi Bali. Untuk dapat

mencapai hal tersebut, maka kegiatan utama dari LPD Desa Canggu adalah

sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat. Fungsi penghimpun

dana dari masyarakat yang dilakukan dengan menerima simpanan dalam bentuk

tabungan maupun deposito. Sedangkan fungsi penyalur dana masyarakat dengan

menyalurkan kredit kepada masyarakat.

Perlakuan akuntansi adalah standar yang memberikan landasan untuk

menentukan perlakuan akuntansi yang berpengaruh terhadap laporan keuangan.

Adapun tahapan perlakuan akuntansi yang diatur dalam Standar Akuntansi

Keuangan (IAI, 2009), yaitu (1) Pengakuan/Pencatatan merupakan proses

pembentukan suatu pos yang memenuhi suatu definisi unsur serta kriteria

pengakuan yang dikemukakan dalam neraca dan laporan laba rugi, (2)

Pengukuran/Penilaian merupakan proses pencatatan jumlah uang untuk mengakui

dan memasukan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba

rugi, (3) Penyajian/Pengungkapan dimaksudkan laporan keuangan harus

menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas

dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai

pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam pencatatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di LPD Desa Canggu

Kecamatan Kuta Utara Badung, diperoleh permasalahan mengenai laporan

keuangan. Terdapat beberapa ketidaksesuaian dengan PSAK yaitu pada

pendapatan provisi, komisi dan pendapatan bunga langsung di catat tanpa

3

Page 4: Proposal Akuntansi Revisi 2

diamortisasi (ditangguhkan) terlebih dahulu. Dalam laporan pencatatan kredit

yang diberikan oleh LPD, tidak terdapat besarnya bunga kredit, sehingga hal

tersebut tidak sesuai dengan PSAK No. 31 Tahun 2009.

Kepercayaan masyarakat memang perlu dijaga, maka dari itu LPD Canggu

membuat informasi yang berguna bagi nasabah. Dengan adanya informasi

tersebut, masyarakat bisa memberikan kepercayaan pada LPD Canggu karena

keberhasilan dan kegagalannya sangat tergantung pada kepercayaan terhadap

pengembangan LPD Canggu. Penyajian dalam informasi keuangan harus

disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Dalam hal ini, LPD Canggu

diwajibkan untuk membuat dan melaporkan keuangannya agar para nasabah

sebagai pemilik dana pada LPD Canggu tersebut mengetahui perkembangan dan

keadaan keuangan sehingga menumbuhkan dan menjaga kepercayaan masyarakat

khususnya para nasabah LPD Canggu.

Konsep dasar dalam penyusunan laporan keuangan, yaitu metode accrual

basis dan cash basis. Metode accrual basis yaitu pencatatan transaksi dan

peristiwa lain diakui pada saat kejadian, bukan pada saat kas atau setara kas

diterima atau dibayar dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam

laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Sedangkan cash basis

merupakan sistem pengakuan pendapatan pada saat uang diterima.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian dilaksanakan dengan judul “Perlakuan

Akuntansi Provisi, Komisi dan Pendapatan Bunga Pada LPD Desa Canggu

Kecamatan Kuta Utara Badung”. Seperti penelitian sebelumnya yang pernah

dilakukan oleh Ni Made Suariasih (2013) dengan judul “Perlakuan Akuntansi

Pendapatan Bunga, Provisi dan Komisi, Beban Bunga Serta Pengaruhnya

Terhadap Laporan Keuangan Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat

4

Page 5: Proposal Akuntansi Revisi 2

Kaba-kaba di Tabanan”. Hal ini dibuktikan dengan menerapkan perlakuan

akuntansi diketahui bahwa penyajian/pengungkapan belum sesuai dengan PSAK.

Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Eka Cahyani

(2013) dengan judul “Perlakuan Akuntansi Perbankan Pada Lembaga Perkreditan

Desa (LPD) Kesiman di Denpasar”. Hal ini dibuktikan dengan menerapkan

perlakuan akuntansi penyajian/pengungkapan belum sesuai dengan PSAK,

terdapat perubahan pada pos-pos dalam laporan keuangan. Adapun perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian terdahulu memiliki

lokasi penelitian di LPD Desa Adat Kaba-kaba dan LPD Desa Kesiman,

sedangkan penelitian sekarang berlokasi di LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta

Utara Badung.

Berikut ini disajikan laporan keuangan neraca, laba rugi, dan data kredit

pada LPD Desa Canggu pada tahun 2013.

5

Page 6: Proposal Akuntansi Revisi 2

Tabel 1NERACA BULANAN

Nama LPD : Desa Canggu-BadungLaporan Akhir Bulan : Desember 2013AktivaNo. Pos-pos Jumlah

(dalam ribuan)1. Kas 739,3972. Antar Bank Aktiva:

a. Tabungan 19,985,841b. Deposito 7,500.000

3. Pinjaman:a. Pinjaman yang diberikan 62,231,406b. Cadangan piutang ragu-ragu (-) 1,460,015

4. Aktiva tetap dan inventaris:a. Harga perolehan 1,799,442b. Akumulasi penyusutan (-) 1,465,205

5. Rupa-rupa aktiva

Jumlah aktiva 89,330,866

PasivaNo. Pos-pos Jumlah

(dalam ribuan)1. Tabungan 49,605,7142. Simpanan berjangka 26,923,1503. Antar bank pasiva4. Pinjaman yang diterima5. Rupa-rupa pasiva 173,5486. Modal disetor: Modal dasar 18,0217. Cadangan umum

8. Laba/Rugia. Laba tahun berjalan 4,007,751b. Rugi tahun berjalan

Jumlah pasiva 89,330,866Sumber: LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara, Badung

6

Page 7: Proposal Akuntansi Revisi 2

Tabel 2Daftar Perincian Laba Rugi

Nama LPD : Desa Canggu-BadungLaporan Akhir Bulan : Desember 2013

No. Rekening-rekening Jumlah(dalam ribuan)

A Pendapatan Operasional 11,533,0621. Hasil Bunga

a. Dari bank-bank lain: (1) Giro (2) Simpanan berjangka 281,833 (3) Pinjaman yang diberikan (4) Lainnya 902,452b. Dari pihak ketiga bukan bank (1) Pinjaman yang diberikan 8,772,698 (2) Lainnya 1,126,363

2. Pendapatan Operasional Lainnya 449,716

B Biaya Operasional 7,525,3111. Biaya Bunga

a. Kepada bank-bank lain (1) Simpanan berjangka (2) Pinjaman yang diterima (3) Lainnyab. Kepada pihak ketiga bukan bank (1) Simpanan berjangka 1,862,603 (2) Tabungan 2,301,254 (3) Lainnya 56,248

2. Biaya Tenaga Kerja 2,116,1993. Pemeliharaan dan Perbaikan 51,8564. Penyusutan

a. Aktiva Tetap dan Inventaris 280,000b. Piutang 279,821

5. Barang dan Jasa dari Pihak Ketiga 203,0946. Biaya Operasional Lainnya 374,236

C 1. Laba Operasional 4,007,7512. Rugi Operasional

D Pendapatan Non OperasionalE Biaya Non OperasionalF 1. Laba Non Operasional

2. Rugi Non OperasionalG 1. Laba Tahun Berjalan 4,007,751

2. Rugi Tahun BerjalanH 1. Laba Tahun Berlalu

2. Rugi Tahun LaluI Pajak Penghasilan

J 1. Jumlah Laba 4,007,7512. Jumlah Rugi

Sumber: LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara, Badung

7

Page 8: Proposal Akuntansi Revisi 2

Tabel 3Realisasi Kredit

Nama LPD : Desa Canggu-BadungLaporan Akhir Bulan : Desember 2013

Bulan Jumlah Kredit (Rp)Januari 9,242,593,000Pebruari 9,304,294,000Maret 8,416,362,000April 5,516,665,000Mei 6,994,333,000Juni 3,954,278,000Juli 4,871,604,000Agustus 5,955,748,000September 4,014,350,000Oktober 4,350,537,000Nopember 2,108,019,000Desember 3,392,963,000

JumlahSumber: LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara, Badung

B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut.

“Bagaimanakah perlakuan akuntansi provisi, komisi dan pendapatan bunga pada

LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Badung”?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Dari latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.

“Untuk mengetahui perlakuan akuntansi provisi, komisi dan pendapatan bunga

pada LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Badung”.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, diharapkan dapat memperoleh pemecahan masalah dalam

penelitian ini sehingga dapat mengetahui perlakuan akuntansi provisi, komisi

8

Page 9: Proposal Akuntansi Revisi 2

dan pendapatan bunga pada LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara

Badung.

2. Bagi LPD, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran kepada pihak LPD yang mungkin dapat diterima dan digunakan

sebaagi bahan pertimbangan dalam melaksanakan kebijaksanaan selanjutnya.

3. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memanfaatkan keberadaan LPD guna

meningkatkan perekonomian masyarakat.

4. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebaagi bahan

penambahan perpustakaan serta refrensi bagi mahasiswa yang akan meneliti

masalah yang sejenis.

D. Landasan Teori

1. Definisi Akuntansi

Menurut Ismail (2010: 2) akuntansi dapat diartikan sebagai seni dalam

melakukan pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran yang hasil akhirnya

tercipta sebuah informasi seluruh aktivitas keuangan perusahaan. Sedangkan,

Kartikahadi (2012: 3) menyatakan akuntansi adalah suatu sistem informasi

keuangan yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang

relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi

adalah sebagai alat ukur yang memberikan informasi umumnya dalam ukuran

uang mengenai suatu badan ekonomi yang berguna bagi pihak-pihak intern

maupun ekstern perusahaan dalam mengambil keputusan.

Sebagaimaan kelaziman suatu sistem, akuntansi mempunyai suatu tujuan

yang akan dicapai, yakni menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan.

Sebagai suatu sistem informasi keuangan, jelas informasi yang diproses dan

9

Page 10: Proposal Akuntansi Revisi 2

dilaporkan adalah yang bersifat keuangan. Sedangkan sifat dari informasinya

adalah relevan. Pengertian relevan harus dikaitkan dengan penerima laporan

(siapa), tujuannya (apa), tempat (di mana), dan waktu (bilamana). Relevansi

informasi berkaitan erat dengan kepentingan penerima laporan (Kartikahadi,

2012: 3).

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dibuat oleh IAI selalu mengikuti

perkembangan International Accounting Standards Committee (IASC). Selain

mengikuti IAS, SAK juga mempertimbangkan berbagai faktor lingkungan usaha

yang ada di Indonesia sehingga diharapkan SAK yang diterbitkan dapat sesuai

dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha di Indonesia juga sejalan dengan

Standar Akuntansi Internasional.

Perlakuan akuntansi merupakan standar atau pedoman proses pengakuan,

pencatatan, pengukuran, penilaian dan penyajian data-data keuangan suatu

perusahaan menurut akuntansi yang berterima umum. Menurut Ikatan Akuntansi

Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan mengatur hal pokok yang

menjadi pedoman dalam perlakuan akuntansi, yaitu (Suariasih, 2013):

a. Pengakuan dan Pencatatan

Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dilakukan dengan menyatakan

pos tersebut ke dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan

mencantumkannya ke dalam neraca maupun laba rugi. Pencatatan

merupakan proses yang digunakan untuk menentukan suatu transaksi

keuangan dalam penyusunan laporan keuangan dan di catat dalam jurnal.

10

Page 11: Proposal Akuntansi Revisi 2

b. Pengukuran dan Penilaian

Pengukuran merupakan proses penetapan jumlah uang untuk mengakui

dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan

laba rugi. Penilaian adalah proses penentuan jumlah rupiah suatu objek

untuk menentukan makna ekonominya di masa lalu, sekarang dan

mendatang.

c. Pengungkapan dan Penyajian

Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari

pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah

akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk

statemen keuangan. Penyajian merupakan penetapan tentang cara-cara

melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat statemen keuangan agar

elemen atau pos tersebut cukup informatif.

Untuk dapat menyediakan data seperti yang dimaksud dalam definisi

akuntansi, maka setiap transaksi perlu dicatat, digolongkan, diringkas, dan

kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Mulai dari kegiatan pencatatan

sampai dengan penyajian disebut proses akuntansi, dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 1Proses Akuntansi

11

Buku Jurnal NeracaLaporan laba rugiLaporan laba tidak dibagiLaporan perubahanPosisi keuangan

Bukti-bukti Pembukuan

Buku Besar

Buku Pembantu

Page 12: Proposal Akuntansi Revisi 2

Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal setiap terjadi transaksi

secara kronologis. Tembusan bukti-bukti pembukuan dilakukan ke dalam

buku pembantu setiap terjadi transaksi. Setiap bulan atau periode yang lain,

buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke rekening-rekening dalam buku besar.

Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan keuangan yang terdiri

dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba tidak dibagi, dan laporan

perubahan posisi keuangan. Agar proses akuntansi dapat berjalan, diperlukan

suatu sistem akuntansi yang baik di dalamnya termasuk:

a. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap

transaksi dan digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.

b. Buku-buku jurnal, sering disebut dengan buku catatan pertama.

Merupakan buku yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi urut

tanggal terjadinya, sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti

pembukuan. Apabila suatu transaksi yang sama sering terjadi, biasanya

dibuatkan buku jurnal spesial yang khusus digunakan untuk mencatat

suatu jenis transaksi tertentu seperti jurnal pembelian, penjualan,

pengeluaran uang, penerimaan uang, dan lain-lain.

c. Rekening-rekening dan buku besar, catatan yang ada dalam buku jurnal

akan dipindahkan ke dalam rekening-rekening yang sesuai. Rekening-

rekening ini disusun menurut suatu susunan yang akan memudahkan

penyusunan laporan keuangan.

2. Provisi dan Komisi

Pendapatan merupakan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktifitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk

itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

12

Page 13: Proposal Akuntansi Revisi 2

penanaman modal (IAI, 2009). Pengertian lainnya, pendapatan adalah aliran

masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang

dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.

Pendapatan provisi dan komisi merupakan salah satu unsur dari

pendapatan operasional dari suatu bank, provisi kredit merupakan sumber

pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat

kredit yang disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan

oleh nasabah yang bersangkutan. Sedangkan komisi merupakan beban yang

diperhitungkan kepada nasabah bank yang mempergunakan jasa bank.

Komisi adalah imbalan atau jasa perantara yang diterima atau dibayar

atas suatu transaksi atau aktivitas yang mendasar. Sedangkan provisi

merupakana imbalan yang diterima atau dibayar sehubungan dengan fasilitas

yang diberikan.

Provisi dan komisi berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan

diperlukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan akan

diamortisasi secara sistematis selama jangka waktu komitmen kredit. Apabila

komitmen tersebut sebelum jangka waktunya, maka sisa komisi dan provisi

diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat penyelesaian komitmen

tersebut.

1. Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga yaitu pendapatan yang diterima bank dari kredit yang

dikeluarkan dan merupakan pendapatan utama yang diukur langsung pada saat

pencairan kredit dan untuk menentukan profitabiitas suatu lembaga keuangan.

Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau

harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada lembaga keuangan,

13

Page 14: Proposal Akuntansi Revisi 2

misalnya bunga kredit. Adapun komponen-komponen dalam menentukan

bunga kredit (Sudirman, 2013: 173), yaitu:

1) Total Biaya Dana (Cost Of Fund)

Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh

dana simpanan baik dalam bentuk giro, tabungan maupun deposito.

2) Biaya Operasi

Dalam melakukan kgiatan, setiap bank membutuhkan berbagai sarana baik

berupa manusia maupun alat.

3) Cadangan Resiko Kredit Macet

Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan. Hal

ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko

tidak dibayarkan.

4) Laba Yang Diinginkan

Setiap kali melakukan transaksi, bank selalu ingin memperoleh laba yang

maksimal.

3. Kredit

Dalam bahasa latin, kredit disebut “credere” yang artinya percaya.

Pengertian kredit menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu.

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara lembaga

keuangan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir,

2011: 102).

Pemberian kredit tanpa analisis akan sangat membahayakan. Jika salah

menganalisis, maka kredit yang diberikan sulit ditagih atau macet. Adapun

14

Page 15: Proposal Akuntansi Revisi 2

unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit sebagai

berikut (Kasmir, 2011: 103).

1) Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang

diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima

kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

2) Kesepakatan, yaitu suatu perjanjian yang masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3) Jangka waktu, yaitu mencakup masa pengembalian kredit yang telah

diepakati baik berbentuk jangka pendek, jangka menengah maupun

jangka panjang.

4) Resiko, yaitu suatu akibat tertagihnya atau macetnya pemberian kredit

karena adanya suatu tenggang waktu. Semakin panjang suatu kredit,

maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.

5) Balas jasa, yaitu merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit

atau jasa tersebut yang dikenal dengan nama bunga.

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin

bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut

diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan.

Biasanya kriteria penialain yang harus dilakukan oleh lembaga keuangan

untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan

dengan analisa 5C dan 4P. Adapun penjelasan untuk analisa 5C dan 4P kredit

(Sudirman, 2013: 50), yaitu:

1) Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari

orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat

dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat

15

Page 16: Proposal Akuntansi Revisi 2

dilihat dari latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang

pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya

hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari

sifat dan watak ini, dapat dijadikan suatu ukuran tentang “kemauan”

nasabah membayar.

1) Capacity merupakan analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah

dalam membayar kredit. Dari penilaian itu terlihat kemampuan

nasabah dalam mengelola bisnis. kemampuan ini dihubungkan

dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini

dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya”

dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering juga

disebut dengan Capability.

2) Capital untuk melihat penggunaan modal, apakah efektif atau tidak,

dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca atau laporan laba rugi)

yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi

likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.

Analisa capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal

yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal yang digunakan

untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri

dan berapa modal pinjaman.

3) Condition, dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi

ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di

masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha

yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik,

sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

16

Page 17: Proposal Akuntansi Revisi 2

4) Colleteral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah

kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan

kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan

yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5) Purpose, penggunaan kredit yang diterima oleh debitur atau peminjam

merupakan penggunaan kredit untuk tujuan pembangunan ekonomi

sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Kredit tersebut

dapat digunakan debitur untuk investasi, modal kerja, dan konsumsi.

Penggunaan kredit oleh debitur merupakan dasar untuk melakukan

pemantauan oleh lembaga keuangan sehingga kelancaran angsuran

dan pelunasan dapat ditingkatkan.

6) Payment, pembayaran angsuran atau pelunasan kredit yang sesuai

dengan kemampuan debitur, ditulis oleh lembaga keuangan dalam

perjanjian kredit berdasarkan analisis yang matang sehingga bagi

bank tergambar suatu jumlah dan jangka waktu kredit yang tepat dan

kemudian dapat dilunasi oleh debitur. Pembayaran yang dilakukan

oleh debitur, mencakup jumlah angsuran pokok dan bunga, frekuensi

angsuran, sumber angsuran, dan cara penyetoran.

7) Profitability, debitur akan memperoleh manfaat atas kredit yang

diterimanya dari bank berupa nilai kredit atau dana untuk

meningkatkan usaha sehingga volume produksinya dapat

ditingkatkan yang pada akhirnya pengusaha memperoleh tambahan

keuntungan jika dibanding dengan sebelum memperoleh kredit.

17

Page 18: Proposal Akuntansi Revisi 2

Demikian juga lembaga keuangan akan memperoleh manfaat berupa

bunga kredit sebagai pendapatan.

8) Protection, keyakinan lembaga keuangan terhadap terkumpulnya

kembali kredit yang telah diberikan pada debitur sesuai dengan

perjanjian kredit dalam segala situasi karena adanya suatu

perlindungan dari pihak asuransi debitur, asuransi agunan, adanya

penjaminan, dan penanggung kredit. Untuk itu, lembaga keuangan

sangat mementingkan perlindungan karena memerlukan keamanan

dana yang diberikan pada debitur dan kemudian dana yang diterima

oleh debitur dapat kembali lagi ke lembaga keuangan sesuai dengan

perjanjian kredit.

5. Akuntansi Pendapatan dan Beban (PSAK No. 31 Tahun 2009)

a. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga

Dasar yang digunakan dalam pengakuan pendapatan dan beban

merupakan hal yang fundamental dalam hubungannya dengan

pengukuran tingkat rentabilitas. Kegiatan utamanya adalah memupuk

dana yang pada umumnya adalah berbunga (interest bearing) dan

menanamkannya dalam aktiva produktif (earning assets). Seperti pada

industri lainnya, selalu terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara

perolehan pendapatan dan terjadinya beban atas penggunaan sumber

daya untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual (accrual basis)

kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lainnya yang

non perfomiing. Pendapatan dari aktiva yang non perfomiing hanya

boleh diakui apabila pendapatan tersebut benar-benar telah diterima.

18

Page 19: Proposal Akuntansi Revisi 2

Pendapatan dari aktiva produktif non perfomiing yang belum diterima

tidak dapat diakui sebagai pendapatan dalam periode laporan dan harus

dilaporkan dalam komitmen dan kontijensi. Pendapatan bunga terdiri

atas pendapatan bunga dan pendapatan lain yang berkaitan langsung

dengan pemberian kredit, seperti provisi dan komisi.

b. Pengakuan Pendapatan dan Beban Atas Komisi dan Provisi

Komisi dan provisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan

diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan

diamortisasikan secara sistematis selama jangka waktu komitmen kredit.

Apabila komitmen tersebut diselesaikan sebelum jangka waktu, maka

sisa komisi dan provisi diakui sebagai pendapatan dan beban pada saat

penyelesaian komitemn tersebut. Diperlakukan sebagai pendapatan atau

beban yang ditangguhkan dan diamortisasikan secara sistematis selama

jangka waktu tertentu. Komisi dan provisi yang tidak berkaitan langsung

dengan kegiatan perkreditan, namun terkait dengan jangka waktu.

6. Laporan Keuangan

Dalam praktiknya, laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara

serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar

yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan

dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi

manajemen dan pemilik perusahaan (Kasmir, 2012: 6).

Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan,

merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber

informasi yang penting disamping informasi lain, seperti informasi industri,

19

Page 20: Proposal Akuntansi Revisi 2

kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan

lainnya. Dikenal beberapa macam laporan keuangan (IAI, 2009), seperti:

a. Neraca, bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca

berdasarkan karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan

likuiditasnya.

b. Laporan laba rugi menyajikan secara terperinci unsur pendapatan dan

beban serta membedakan antara unsur-unsur pendapatan dan beban yang

berasal dari kegiatan operasional dan non operasional. Laporan laba rugi

minimal mencakup pos-pos berikut.

1) Pendapatan

2) Laba rugi usaha

3) Beban pinjaman

4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang

diperlukan menggunakan metode ekuitas

5) Beban pajak

6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan

7) Pos luar biasa

8) Hak minoritas

9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan

a. Laporan perubahan ekuitas, menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva

bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip

pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan

keuangan.

b. Laporan arus kas, melaporkan arus kas selama periode tertentu dan

diklasifikasi menurut operasi, investasi, dan pendanaan.

20

Page 21: Proposal Akuntansi Revisi 2

c. Catatan atas laporan keuangan, disajikan secara sistematis, setiap pos dalam

neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang perlu penjelasan

haruslah didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas

laporan keuangan tersebut.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubaahn posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi. Kasmir (2012: 10) menyatakan beberapa tujuan laporan

keuangan, yaitu:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh

pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

h. Informasi keuangan lainnya.

Dalam penyusunan laporan keuangan, didasarkan pada sifat laporan

keuangan itu sendiri. Laporan keuangan bersifat historis, artinya bahwa laporan

21

Page 22: Proposal Akuntansi Revisi 2

keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat

hingga masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data

satu aatu dua tahun atau beberapa tahun ke belakang. Kemudian, bersifat

menyeluruh maksudnya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi

dalam laporan keuangan berguna bagi pemakaiannya. Terdapat empat

karakteristik kualitatif pokok, yaitu:

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud

ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemaun untuk mempelajari

informasi kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan

tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi

tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa

depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas

andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan

22

Page 23: Proposal Akuntansi Revisi 2

dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari

yang seharusnya atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat dibandingkan

Pemakaian harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara

perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan

posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian

dampak keuangan dari transaksi dan peritiwa lain yang serupa harus

dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode

perusahaan yang sama untuk perusahaan yang berbeda.

Asumsi dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah

(Kartikahadi, 2012: 48) :

a. Dasar Akrual

Dasar akrual berarti sesuatu transaksi atau kejadian yang dibukukan

dan dilaporkan pada saat terjadinya dan mempunyai dampak atas sumber

daya dan kewajiban suatu entitas dan tidak semata-mata berdasarkan saat

terjadinya penerimaan atau pengeluaran kas atau setara kas. Laporan

keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada

kas, tetapi termasuk juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta

sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa

depan. Suatu pembelian kredit harus segera dibukukan dan tidak

menunggu saat pelunasan. Begitu juga dengan penjualan kredit harus

segera dibukukan terjadinya penjualan tersebut dan hak atas piutang usaha

yang ditimbulkan. Dengan diaplikasikannya dasar akrual ini, maka neraca

23

Page 24: Proposal Akuntansi Revisi 2

dan laporan keuangan laba-rugi lebih akurat menggambarkan posisi

keuangan dan hasil usaha suatu entitas.

b. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan

usaha entitas dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Atas dasar

asumsi kelangsungan usaha, maka dalam keadaan normal suatu aset tetap

lazimnya dilaporkan di neraca berdasarkan nilai buku, yaitu harga historis

dikurangi akumulasi penyusutan dan tidak dilaporkan berdasarkan nilai

pasar yang lebih tinggi pada tanggal laporan. Asumsi kelangsungan usaha

sangat penting mendasari penyajian wajar suatu laporan keuangan agar

tidak menyesatkan pengguna informasi tersaji, maka bagi penyusun

laporan keuangan maupun auditor harus selalu sadar dan waspada tentang

kelangsungan usaha suatu entitas, khususnya bila terjadi gejolak ekonomi

moneter, timbul fenomena atau kejadian yang mengancam industri tertentu

atau bahkan timbul indikator yang khusus mengancam entitas.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, laporan keuangan disusun

berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk kepentingan

pemilik dan menajemen perusahaan, dan memberikan informasi kepada

berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap perusahaan. Artinya

pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi

kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun pihak ektern perusahaan.

Pihak yang paling berkepentingan tentunya pemilik usaha dan menajemen itu

sendiri. Sementara itu, pihak luar adalah mereka yang memiliki hubungan, baik

langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Masing-masing pihak

memiliki kepentingan tersendiri tergantung dari sudut mana kita

24

Page 25: Proposal Akuntansi Revisi 2

memandangnya. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

adalah (Kasmir, 2012: 25):

a. Pemilik, guna melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan serta

dividen yang diperolehnya.

b. Manajemen, untuk menilai kinerjanya selama periode tertentu.

c. Kreditor, untuk menilai kelayakan perusahaan dalam memperoleh

pinjaman dan kemampuan membayar pinjaman.

d. Pemerintah, untuk menilai kepatuhan perusahaan untuk membayar

kewajibannya kepada pemerintah.

e. Investor, untuk menilai prospek usaha tersebut ke depan, apakah mampu

memberikan dividen dan nilai saham seperti yang diinginkan.

7. LPD (Lembaga Perkreditan Desa)

LPD (Lembaga Perkreditan Desa) adalah salah satu lembaga desa yang

merupakan unit operasional serta berfungsi sebagai wadah kekayaan desa

berupa uang atau surat-surat berharga lainnya. Tujuan dari didirikannya LPD di

dalam melaksanakan aktivitas usahanya untuk mencapai tujuan adalah (Perda

Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007, pasal 7) :

a. Mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui tabungan

yang terarah serta penyaluran modal efektif.

b. Menerima simpanan dari warga masyarakat desanya dalam bentuk

tabungan dan deposito/simpanan berjangka.

c. Memberikan pinjaman-pinjaman untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat

produktif pada sektor pertanian, industri, perdagangan, dan usaha-usaha

lain yang dianggap perlu.

25

Page 26: Proposal Akuntansi Revisi 2

d. Meningkatkan daya beli dan melancarkan lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang di desa.

e. Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan lainnya.

E. Publikasi Penelitian Terdahulu

Tabel 4Hasil Penelitian Terdahulu

Keterangan Ni Putu Eka Cahyani Ni Made Suariasih I Gede Adi Miarta Wijaya

Tahun 2013 2013 2014

Judul Perlakuan Akuntansi Perbankan Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kesiman di Denpasar

Perlakuan Akuntansi Pendapatan Bunga, Provisi dan Komisi, Beban Bunga Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Kaba-kaba di Tabanan

Perlakuan Akuntansi Provisi, Komisi dan pendapatan Bunga Pada LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Badung

Variabel Penelitian

- Laporan keuangan

- Kredit- Pendapatan

bunga

- Perlakuan akuntansi pendapatan bunga

- Perlakuan akuntansi pendapatan provisi dan komisi

- Perlakuan akuntansi beban bunga

- Laporan keuangan

- Perlakuan akuntansi

- Provisi dan komisi serta pendapatan bunga

- Laporan keuangan pada LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Badung

Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif deskriptif

Analisis data deskriptif komparatif

Analisis data kualitatif deskriptif komparatif

Hasil Penelitian

- Perlakuan akuntansi pengakuan dan pengukuran/penilaian sudah

- Perlakuan akuntansi pengakuan belum sesuai dengan PSAK No. 31 Tahun 2007 karena

Masih diteliti

26

Page 27: Proposal Akuntansi Revisi 2

sesuai dengan PSAK No. 31 Tahun 2009. Perlakuan akuntansi penyajian dan pengungkapan belum sesuai dengan PSAK No. 31 tahun 2009. terdapat perubahan dalam pos-pos dalam laporan keuangan.

belum mengakui pendapatan bunga.

- Perlakuan akuntansi penyajian/pengungkapan belum sesuai dengan PSAK No. 31 Tahun 2007, karena belum mengungkapkan pendapatan bunga yang harus diterima serta pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan.

- Untuk beban bunga yang disajikan di LPD Desa Adat Kaba-kaba sudah sesuai dengan PSAK No. 31 Tahun 2007.

27

Page 28: Proposal Akuntansi Revisi 2

F. Kerangka Berpikir

Gambar 2Perlakuan Akuntansi Provisi, Komisi dan Pendapatan Bunga

Pada LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Badung

Sumber: Data diolah

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan yang

merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun

buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang dibuat oleh pihak menajemen

dapat digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan

dan sebagai alat untuk mengendalikan jalannya perusahaan dan sebagai alat

28

Laporan Keuangan

Perlakuan Akuntansi Provisi, Komisi dan Pendapatan Bunga menurut SAK (PSAK No. 31 Tahun 2009)

Perlakuan Akuntansi Provisi, Komisi dan Pendapatan Bunga:- Pengakaun dan pencatatan- Pengukuran dan penilaian- Pengungkapan dan penyajian

Perlakuan Akuntansi Perbankan menurut LPD Desa Canggu Kecamatan kuta Utara Badung

Tidak sesuai SAK Sesuai SAK

DilanjutkanDikoreksi

Page 29: Proposal Akuntansi Revisi 2

laporaan keuangan dapat juga digunakan sebagai informasi kepada pihak-pihak

diluar perusahaan untuk tujuan yang berbeda-beda.

G. Metode Penelitian

1. Tempat dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara

Badung yang beralamat di Jalan Pantai Nelayan, Canggu. Objek penelitian

yang digunakan adalah laporan keuangan LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta

Utara Badung.

2. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perlakuan akuntansi.

b. Provisi dan komisi serta pendapatan bunga.

c. Laporan keuangan pada LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara

Badung.

3. Definisi Operasional Variabel

a. Perlakuan akuntansi provisi, komisi dan pendapatan bunga merupakan

suatu pedoman atau langkah-langkah yang dikenakan terhadap proses

akuntansi yang meliputi pencatatan (pengakuan), pengukuran, dan

penyajian pada LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Badung.

b. Perlakuan pendapatan provisi dan komisi. Provisi adalah

penerimaan/pendapatan yang dipungut terhadap pinjaman dalam jangka

waktu tertentu. Sedangkan komisi adalah pembukuan atas penerimaan

pendapatan yang dipungut atau dibebankan kepada nasabah berkenaan

dengan jasa yang diberikan kepadanya.

29

Page 30: Proposal Akuntansi Revisi 2

c. Pendapatan bunga merupakan pendapatan yang diterima oleh LPD dari

kredit yang dikeluarkan kepada debitur yang diukur dan dinilai perbulan

menetap dari jumlah kreditnya.

d. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha

suatu perusahaan pada saat tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang

lazim dikenal adalah neraca, laporan rugi-laba, laporan arus kas, dan

laporan perubahan posisi keuangan.

e. LPD (Lembaga Perkreditan Desa) adalah salah satu lembaga desa yang

merupakan unit operasional serta berfungsi sebagai wadah kekayaan desa

berupa uang atau surat-surat berharga lainnya.

2. Jenis Data

Jenis data berdasarkan sifatnya:

a. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka dan memerlukan

perhitungan lebih lanjut, seperti neraca, laporan SHU, harga perolehan

aktiva tetap dan perhitungan.

b. Data kualitatif adalah data yang berupa uraian-uraian atau keterangan-

keterangan mengenai akuntansi aktiva tetap yang tidak dapat dihitung

tetapi dapat melengkapi hasil penelitian, seperti sejarah perusahaan,

struktur organisasi yang berasal dari LPD Desa Canggu Kecamatan Kuta

Utara Badung.

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan adalah data sekunder yang

diperoleh dari pencatatan yang telah dilakukan oleh LPD Desa Canggu

Kecamatan Kuta Utara Badung terlebih dahulu dan data tersebut ada

hubungannya dengan penelitian ini, seperti laporan keuangan, sejarah

30

Page 31: Proposal Akuntansi Revisi 2

berdirinya LPD, dan struktur organisasi yang dimiliki LPD Desa Canggu

Kecamatan Kuta Utara Badung.

3. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan untuk memperoleh, menganalisis, dan

menguji data yang dapat mendukung penelitian ialah:

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian supaya data-data penelitian tersebut dapat

diamati oleh peneliti.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara

pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan

atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Metode pengupulan data dengan metode dokumenter adalah dengan

menelusuri data-data historis yang dimiliki oleh sebuah organisasi tertentu.

Sebagian besar data yang tersedia berupa surat, catatan harian, laporan dan

sebagainya.

5. Teknik Analisis Data

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka penulis akan

menganalisa data dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif dengan

pendekatan kualitatif agar penulis dapat memberikan gambaran mengenai

penerapan akuntansi provisi, komisi dan pendapatan bunga yang dimiliki

31

Page 32: Proposal Akuntansi Revisi 2

perusahaan dan penyajiannya dalam laporan keuangan pada LPD Desa

Canggu Kecamatan Kuta Utara Badung.

32