Upload
revita-thios
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 refarat alzheimer2
1/17
I. PENDAHULUAN
Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiatri
dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang wanita berumur
51 tahun yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali
ketempat tinggalnya sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan anggota
gerakkoordinasi dan re!lek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang di!us
dan simetri dan se"ara mikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis pla#ue
dan degenerasi neuro!ibrillary.1$
%e"ara epidemiologi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup pada berbagai
populasi maka ¨ah orang berusia lan&ut akan semakin meningkat. 'ilain pihak akan
menimbulkan masalah serius dalam bidang sosial ekonomi dan kesehatan sehingga aka
semakin banyak yang berkonsultasi dengan seorang neurolog karena orang tua tersebut yang
tadinya sehat akan mulai kehilangan kemampuannya se"ara e!ekti! sebagai peker&a atau
sebagai anggota keluarga. (al ini menun&ukkan mun"ulnya penyakit degenerati! otak tumor
multiple stroke subdural hematoma atau penyakit depresi yang merupakan penyebab utama
demensia.$
Istilah demensia digunakan untuk menggambarkan sindroma klinis dengan ge&ala
menurunnya daya ingat dan hilangnya !ungsi intelek lainnya. 'e!enisi demensia menurut )nit
*eurobehavior pada +oston ,eterans Administration -edi"al enter /+,A- adalah
kelainan !ungsi intelek yang didapat dan bersi!at menetap dengan adanya gangguan paling
sedikit dari 5 komponen !ungsi luhur yaitu gangguan bahasa memori visuospasial emosi
dan kognisi.$
Penyebab pertama penderita demensia adalah penyakit alzheimer /502 304 dan kedua
oleh "erebrovaskuler /$04. 'iperkirakan penderita demensia terutama penderita alzheimer
pada abad terakhir ini semakin meningkat ¨ah kasusnya sehingga akan mungkin men&adi
epidemi seperti di Amerika dengan insidensi demensia 17 populasi 6100.0006tahun dan
penderita alzheimer 1$6100.0006tahun serta penyebab kematian keempat atau kelima.
II. INSIDENSI
Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegenerati! yang se"ara epidemiologi
terbagi $ kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 5 tahun disebut
sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 5 tahun disebut
sebagai late onset.1
1
8/19/2019 refarat alzheimer2
2/17
Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur 934 kasus di&umpai setelah berusia
0 tahun keatas. %"hoenburg dan oleangus /197 melaporkan insidensi berdasarkan umur8
61000.000 pada usia 0250 tahun 956100.000 pada usia 0 tahun. Angka prevalensi
penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 00 pada kelompok usia 30239 tahun $00 pada
kelompok usia 70279 tahun dan 10.00 pada usia 0 tahun. 'iperkirakan pada tahun $000
terdapat $ &uta penduduk penderita penyakit alzheimer. %edangkan di Indonesia diperkirakan
¨ah usia lan&t berkisar 15 &uta orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit
alzheimer belum diketahui dengan pasti.
+erdasarkan &enis kelamin prevalensi wanita lebih banyak tiga kali dibandingkan laki2
laki. (al ini mungkin re!leksi dari usia harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan laki2
laki. 'ari beberapa penelitian tidak ada perbedaan terhadap &enis kelamin.
III. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui. +eberapa alternati! penyebab yang telah
dihipotesis adalah intoksikasi logam gangguan !ungsi imunitas in!eksi virus polusi
udara6industri trauma neurotransmiter de!isit !ormasi sel2sel !ilament presdiposisi heriditer.
'asar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal kematian daerah
spesi!ik åan otak yang mengakibatkan gangguan !ungsi kogniti! dengan penurunan daya
ingat se"ara progresi!.5
Adanya de!isiensi !aktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam kematian
selekti! neuron. :emungkinan sel2sel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh
adanya peningkatan "alsium intraseluler kegagalan metabolisme energi adanya !ormasi
radikal bebas atau terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesi!ik.5
Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika tetapi beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa peran !aktor genetika tetapi beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa peran !aktor non2genetika /lingkungan &uga ikut terlibat dimana !aktor lingkungan
hanya sebagai pen"etus !aktor genetika.53
%e¨ah etiologi penyakit alzheimer yaitu8 6,7,8
1. Faktor genetik
+eberapa peneliti mengungkapkan 504 prevalensi kasus alzheimer ini diturunkan
melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garis pertama pada keluarga penderita
alzheimer mempunyai resiko menderita demensia 3 kali lebih besar dibandingkan kelompok
kontrol normal.
Pemeriksaan genetika '*A pada penderita alzheimer dengan !amilial early onset
terdapat kelainan lokus pada kromosom $1 diregio pro;imal log arm sedangkan pada !amilial
2
8/19/2019 refarat alzheimer2
3/17
late onset didapatkan kelainan lokus pada kromosom 19. +egitu pula pada penderita down
syndrome mempunyai kelainan gen kromosom $1 setelah berumur 0 tahun terdapat
neuro!ibrillary tangles /*
8/19/2019 refarat alzheimer2
4/17
danmenyebabkan kerusakan metabolisma energi seluler dengan akibat kerusakan dan
kematian neuron.
$. Faktor i%#no"ogi
+ehan dan
8/19/2019 refarat alzheimer2
5/17
'. Nora(rena"in
:adar metabolisma norepine!rin dan dopimin didapatkan menurun pada åan otak
penderita alzheimer. (ilangnya neuron bagian dorsal lokus seruleus yang merupakan tempat
yang utama noradrenalin pada korteks serebri berkorelasi dengan de!isit kortikal
noradrenergik.
+owen et al /19 melaporkan hasil biopsi dan otopsi åan otak penderita
alzheimer menun&ukkan adanya de!isit noradrenalin pada presinaptik neokorteks. Palmer et
al/197 einikanen /19 melaporkan konsentrasi noradrenalin menurun baik pada post
dan ante2mortem penderita alzheimer.
). Do*a%in
%parks et al /19 melakukan pengukuran terhadap aktivitas neurottansmiter regiohipothalamus dimana tidak adanya gangguan perubahan aktivitas dopamin pada penderita
alzheimer. (asil ini masih kontroversial kemungkinan disebabkan karena potongan
histopatologi regio hipothalamus setia penelitian berbeda2beda.
(. Serotonin
'idapatkan penurunan kadar serotonin dan hasil metabolisme 5 hidro;i2indola"etil a"id
pada biopsi korteks serebri penderita alzheimer. Penurunan &uga didapatkan pada nukleus
basalis dari meynert. Penurunan serotonin pada subregio hipotalamus sangat bervariasi
pengurangan maksimal pada anterior hipotalamus sedangkan pada posterior peraventrikuler
hipotalamus berkurang sangat minimal. Perubahan kortikal serotonergik ini berhubungan
dengan hilangnya neuron2neuron dan diisi oleh !ormasi *
8/19/2019 refarat alzheimer2
6/17
I. PATOFISIOLOGI/,0./1
%indroma Alzheimer ditandai dengan perubahan C perubahan yang bersi!at degenerati!
pada se¨ah system neurotransmitter termasuk perubahan !ungsi pada system neural
monoaminergik yang melepaskan asam glutamate, noradrenalin, serotonin dan serangkaian
system yang dikendalikan oleh neurotransmitter. Perubahan degenerati! &uga ter&adi pada
beberapa area di otak seperti lobus temporalis dan lobus parietal dan beberapa bagian di
dalam korteks !rontal dan girus singulat menyusul dengan hilangnya sel sara! dan sinapsis.
Sekretase β dan presenilin – 1 merupakan enzim yang ber!ungsi untuk mengiris domain
terminus C pada molekul AAP dan melepaskan enzim kinesin dari gugus tersebut. Apoptosis
ter&adi pada sel sara! yang tertutup plak amyloid yang masih mengandung molekul terminus
C dan tidak ter&adi &ika molekul tersebut telah teriris. (al ini disimpulkan oleh tim Howard Hughes Institute bahwa terminus C membawa sinyal apoptosis bagi neuron. %inyal apoptosis
bisa diekspresikan oleh proNG yang tidak teriris saat terikat pada pen"erap neurotro!in
p!"N#$, dan distimulasi hormon sortilin.
Penumpukan plak ditengarai karena induksi apolipoprotein ? yang bertindak sebagai
protein kaperon de!isiensi vitamin +1 yang mengendalikan metabolisme glukosa serebral dan
kurangnya enzim yang terbentuk dari senyawa tiamina seperti kompleks ketoglutarat
dehydrogenase al%a, kompleks piru&at dehydrogenase, transketolase, '(Gl)NA) trans%erase,
protein %os%atase *A, dan +eta(N(asetilglukosaminidase. (al ini berakibat pada peningkatan
tekanan alir serebrospinal menurunnya rasio hormon C$H, dan terpi"unya %indroma
hipoglikemia di dalam otak walaupun tubuh mengalami hiperglikemia.
%elain dis!ungsi presenilin – 1 yang memi"u sindroma ataksia masih terdapat enzim
Cdk" dan GS-+eta yang menyebabkan hiper!os!orilasi protein tau, hingga terbentuk
tumpukan PH . (iper!os!orilasi &uga men&adi penghalang terbentuknya ligase antara protein
+eta S1..+eta dan tau, menyebabkan distro!i neurita meskipun kelainan metabolism seng
&uga dapat menghalangi ligase ini.
%indroma hiperinsulinemia dan hiperglikemia &uga menginduksi hiper!os!orilasi protein
tau dan oligomerasi amyloid beta yang berakibat pada penumpukan plak amyloid. *amun
meski insulin menginduksi oligomerasi amyloid beta insulin &uga menghambat enzim
aktivitas en/im kaspase – 0 dan kaspase – - yang &uga membawa sinyal apoptosis dan
menstimulasi sekresi Hsp!. oleh sel ANS untuk mengaktivasi program pertahanan sel.
=erdapat kontroversi minor dugaan bahwa hiper!os!orilasi tersebut disebabkan oleh
in!eksi laten oleh virus "ampak atau borelia. =u&uh dari 10 kasus Alzheimer yang diteliti oleh
2)ean Hospital 3rain 3ank o% Har&ard 4ni&ersity menun&ukkan in!eksi sema"am ini.
6
8/19/2019 refarat alzheimer2
7/17
. FATO3 3ISIO
•
8/19/2019 refarat alzheimer2
8/17
I. GE4ALA LINI
Awitan dari perubahan mental penderita alzheimer sangat perlahan2 lahan sehingga
pasien dan keluarganya tidak mengetahui se"ara pasti kapan penyakit ini mulai mun"ul.
=erdapat beberapa stadium perkembangan penyakit alzheimer yaitu810111$
a.Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)
• -emori 8 ingatan terganggu
• :epribadian 8 ketidakpedulian lekas marah sesekali
• -otor sistem 8 normal
• ??E 8 normal
• =6-I 8 normal
• P?= 8 hipometabolisme posterior bilateral
b.Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun)
• -emori 8 ingatan terakhir sangat terganggu
• :epribadian 8 ketidakpedulian lekas marah sesekali
• -otor sistem 8 gelisah mondar2mandir
• ??E 8 latar belakang irama lambat
• =6-I 8 normal
• P?= 8 hipometabolisme !rontal dan parietal bilateral
c.Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun)
•
8/19/2019 refarat alzheimer2
9/17
o 'emensia ditegakkan dengan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan status mini mental
atau beberapa pemeriksaan serupa serta dikon!irmasikan dengan test neuropsikologik
o 'idapatkan gangguan de!isit !ungsi kognisi $
o =idak ada gangguan tingkat kesadaran
o Awitan antara umur 0290 tahun atau sering 35 tahun
o =idak ada kelainan sistematik atau penyakit otak lainnya
2. Diagnoi terangka *en5akit a"ei%er (it#n9ang o"e
o Perburukan progresi! !ungsi kognisi spesi!ik seperti berbahasa ketrampilan motorik
dan persepsi
o A'@ terganggu dan perubahan pola tingkah laku
o Adanya riwayat keluarga khususnya kalau dikon!irmasikan dengan neuropatologio Pada gambaran ??E memberikan gambaran normal atau perubahan non spesi!ik seperti
peningkatan aktivitas gelombang lambat
o Pada pemeriksaan = S)an didapatkan atropi serebri
!. Ga%'aran "ain terangka (iagnoi *en5akit a"ei%er ete"a
(ike"#arkan *en5e'a' (e%enia "ainn5a ter(iri (ari
o Ee&ala yang berhubungan dengan depresi insomnia inkontinentia delusi halusinasi
emosi kelainan seksual berat badan menurun
o :elainan neurologi lain pada beberapa pasien khususnya penyakit pada stadium lan&ut
dan termasuk tanda2tanda motorik seperti peningkatan tonus otot mioklonus atau
gangguan ber&alan
o =erdapat bangkitan pada stadium lan&ut
$. Ga%'aran (iagnoi terangka *en5akit a"ei%er 5ang ti(ak 9e"a
ter(iri (ari
o Awitan mendadak
o 'iketemukan ge&ala neurologik !okal seperti hemiparese hipestesia de!isit lapang
pandang dan gangguan koordinasi
o =erdapat bangkitan atau gangguan ber&alan pada saat awitan
&. Diagnoi k"inik ke%#ngkinan *en5akit a"ei%er a(a"a
o %indroma demensia tidak ada ge&ala neurologik lain ge&ala psikiatri atau kelainan
sistemik yang menyebabkan demensia
9
8/19/2019 refarat alzheimer2
10/17
o Adanya kelainan sistemik sekunder atau kelainan otak yang menyebabkan demensia
de!isit kognisi berat se"ara gradual progresi! yang diidenti!ikasi tidak ada penyebab
lainnya
6. riteria (iagnoi *ati *en5akit a"ei%er a(a"a ga'#ngan (rikriteria k"inik terangka *en5akit a"ei%er (an (i(a*atkan ga%'aran
ito*ato"ogi (ari 'io*i ata# oto*i.
II. PE+E3ISAAN PENUN4ANG/$,/6,/7
/. Ne#ro*ato"ogi
'iagnosis de!initi! tidak dapat ditegakkan tanpa adanya kon!irmasi neuropatologi.
%e"ara umum didapatkan atropi yang bilateral simetris sering kali berat otaknya berkisar 1000 gr /5021$50 gr.
+eberapa penelitian mengungkapkan atropi lebih menon&ol pada lobus temporoparietal
anterior !rontal sedangkan korteks oksipital korteks motorik primer sistem somatosensorik
tetap utuh />erins 197.
:elainan2kelainan neuropatologi pada penyakit alzheimer terdiri dari8
a. Ne#ro:'ri""ar5 tang"e NFT-
-erupakan sitoplasma neuronal yang terbuat dari !ilamen2!ilamen abnormal yang berisi
protein neuro!ilamen ubi#uine epito#ue. *
8/19/2019 refarat alzheimer2
11/17
). Degenerai ne#ron
Pada pemeriksaan mikroskopik perubahan dan kematian neuron pada penyakit
alzheimer sangat selekti!. :ematian neuron pada neokorteks terutama didapatkan pada neuron
piramidal lobus temporal dan !rontalis. >uga ditemukan pada hipokampus amigdala nukleus
batang otak termasuk lokus serulues raphe nukleus dan substanasia nigra.
:ematian sel neuron kolinergik terutama pada nukleus basalis dari meynert dan sel
noradrenergik terutama pada lokus seruleus serta sel serotogenik pada nukleus raphe dorsalis
nukleus tegmentum dorsalis. =elah ditemukan !aktor pertumbuhan sara! pada neuron
kolinergik yang berdegenerasi pada lesi eksperimental binatang dan ini merupakan harapan
dalam pengobatan penyakit alzheimer.
(. Per#'aan
8/19/2019 refarat alzheimer2
12/17
". -engidenti!ikasi gambaran kelainan neuropsikologik yang diakibatkan oleh demensia
karena berbagai penyebab.
=he onsortium to establish a egistry !or Alzheimer 'isease /?A' menya&ikan
suatu prosedur penilaian neuropsikologis dengan mempergunakan alat batrey yang
bermani!estasi gangguan !ungsi kogniti! dimana pemeriksaannya terdiri dari8
15 6er+al %luen)y animal )ategory
*5 2odi%ied +oston naming test
-5 mini mental state
75 8ord list memory
"5 Constru)tional pra9is
:5 8ord list re)all
!5 8ord list re)ognition=est ini memakn waktu 020 menit dan F$020 menit pada kontrol.
!. CT Scan (an +3I
-erupakan metode non invasi! yang beresolusi tinggi untuk melihat kwanti!ikasi
perubahan volume åan otak pada penderita
alzheimer antemortem. Pemeriksaan ini
berperan dalam menyingkirkan kemungkinan
adanya penyebab demensia lainnya selain
alzheimer seperti multiin!ark dan tumor serebri.
Atropi kortikal menyeluruh danpembesaran
ventrikel keduanya merupakan gambaran
marker dominan yang sangat spesi!ik pada
penyakit ini. =etapi gambaran ini &uga didapatkan
pada demensia lainnya seperti multiin!ark parkinson binswanger
sehingga kita sukar untuk membedakan dengan penyakit alzheimer.
Penipisan substansia alba serebri dan pembesaran ventrikel berkorelasi dengan beratnya
ge&ala klinik dan hasil pemeriksaan status mini mental. Pada -I ditemukan peningkatan
intensitas pada daerah kortikal dan periventrikuler /apping anterior horn pada ventrikel
lateral.
12
8/19/2019 refarat alzheimer2
13/17
apping ini merupakan predileksi untuk demensia awal. %elain didapatkan kelainan di
kortikal gambaran atropi &uga terlihat pada daerah subkortikal seperti adanya atropi
hipokampus amigdala serta pembesaran sisterna basalis dan !issura sylvii.
%eab et al menyatakan -I lebih sensiti! untuk membedakan demensia dari penyakit
alzheimer dengan penyebab lain dengan memperhatikan ukuran /atropi dari hipokampus.
$. EEG
+erguna untuk mengidenti!ikasi akti!itas bangkitan yang suklinis. %edang pada penyakit
alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus !rontalis yang non spesi!ik.
&. PET Poitron E%iion To%ogra*5-
Pada penderita alzheimer hasil P?= ditemukan penurunan aliran darah metabolismaB$ dan glukosa didaerah serebral. )p take I.1$ sangat menurun pada regional parietal hasil
ini sangat berkorelasi dengan kelainan !ungsi kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil
observasi penelitian neuropatologi.
6. SPE>T Sing"e Poton E%iion >o%*#te( To%ogra*5-
Aktivitas I. 1$ terendah pada re!io parieral penderita alzheimer. :elainan ini
berkolerasi dengan tingkat kerusakan !ungsional dan de!isit kogiti!. :edua pemeriksaan ini
/%P?= dan P?= tidak digunakan se"ara rutin.
7. La'oratori#% (ara
=idak ada pemeriksaan laboratorium yang spesi!ik pada penderita alzheimer.
Pemeriksaan laboratorium ini hanya untuk menyingkirkan penyebab penyakit demensia
lainnya seperti pemeriksaan darah rutin +1$ alsium Pos!or +%? !ungsi renal dan hepar
tiroid asam !olat serologi si!ilis skreening antibody yang dilakukan se"ara selekti!.
III. PENATALASANAAN/6,/7
Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan pato!isiologis
masih belun &elas. Pengobatan simptomatik dan suporti! seakan hanya memberikan rasa puas
pada penderita dankeluarga. Pemberian obat stimulan vitamin + dan ? belum mempunyai
e!ek yang menguntungkan.15
13
8/19/2019 refarat alzheimer2
14/17
/. Ini'itor ko"ineterae
+eberapa tahun terakhir ini banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk pengobatan
simptomatik penyakit alzheimer dimana penderita alzheimer didapatkan penurunan kadar
asetilkolin.
)ntuk men"egah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase yang
beker&a se"ara sentral seperti !isostigmin =(A /tetrahydroaminoa"ridine. Pemberian obat ini
dikatakan dapat memperbaiki memori danapraksia selama pemberian berlangsung. +eberapa
peneliti menatakan bahwa obat2obatan anti kolinergik akan memperburuk penampilan
intelektual pada orang normal dan penderita alzheimer.
2. Tia%in
Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita alzheimer didapatkan penurunanthiamin pyrophosphatase dependent enzym yaitu $ ketoglutarate /754 dan transketolase
/54 hal ini disebabkan kerusakan neuronal pada nukleus basalis. Pemberian thiamin
hydro"hlorida dengan dosis gr6hari selama bulan peroral menun&ukkan perbaikan
bermakna terhadap !ungsi kognisi dibandingkan pla"ebo selama periode yang sama.
!. Nootro*ik
*ootropik merupakan obat psikotropik telah dibuktikan dapat memperbaiki !ungsi kognisi
dan proses bela&ar pada per"obaan binatang. =etapi pemberian 000 mg pada penderita
alzheimer tidak menun&ukkan perbaikan klinis yang bermakna.
$. "oni(in
Eangguan !ungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan kerusakan
noradrenergik kortikal. Pemberian klonidin /"atapres yang merupakan noradrenergik al!a $
reseptor agonis dengan dosis maksimal 1$ mg peroral selama minggu didapatkan hasil
yang kurang memuaskan untuk memperbaiki !ungsi kogniti!.
&. Ha"o*erio(o"
Pada penderita alzheimer sering kali ter&adi gangguan psikosis /delusi halusinasi dan
tingkah laku. Pemberian oral (aloperiod 125 mg6hari selama minggu akan memperbaiki
ge&ala tersebut. +ila penderita alzheimer menderita depresi sebaiknya diberikan tri"y"li" anti
depresant /amitryptiline $52100 mg6hari.
14
8/19/2019 refarat alzheimer2
15/17
6. A)et5" L?>arnitine AL>-
-erupakan suatu subtrate endogen yang disintesa didalam miktokomdria dengan
bantuan enzym A@ trans!erase. Penelitian ini menun&ukkan bahwa A@ dapat meningkatkan
aktivitas asetil kolinesterase kolin asetiltrans!erase. Pada pemberian dosis 12$ gr6hari6peroral
selama 1 tahun dalam pengobatan disimpulkan bahwa dapat memperbaiki atau menghambat
progresi!itas kerusakan !ungsi kogniti!.
I@. P3OGNOSIS
'ari pemeriksaan klinis $ penderita probable alzheimer menun&ukkan bahwa nilai
prognostik tergantung pada !aktor yaitu8
1. 'era&at beratnya penyakit
$. ,ariabilitas gambaran klinis. Perbedaan individual seperti usia keluarga demensia dan &enis kelamin.
:etiga !aktor ini diu&i se"ara statistik ternyata !aktor pertama yang paling
mempengaruhi prognostik penderita alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer mempunyai
angka harapan hidup rata2rata 210 tahun sesudah diagnosis dan biasanya meninggal dunia
akibat in!eksi sekunder.
@. ESI+PULAN
Penyakit alzheimer sangat sukar di diagnosis hanya berasarkan ge&ala2 ge&ala klinik
tanpa dikon!irmasikan pemeriksaan lainnya seperti neuropatologi neuropsikologis -I
%P?= P?=. %ampai saat ini penyebab yang pasti belum diketahui tetapi !aktor genetik
sangat menentukan /riwayat keluarga sedangkan !aktor lingkungan hanya sebagai pen"etus
ekspresi genetik. Pengobatan pada saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan hanya
dilakukan se"ara empiris simptomatik dan suporti! untuk menyenagkan penderita atau
keluarganya.1517
15
8/19/2019 refarat alzheimer2
16/17
DAFTA3 PUSTAA
1. Alzheimer asso"iation. $01$. Walk to End Alzheimer's. from
http866www.alz.org6 17 Agustus $01$
$. +lass > et al. Tia%in an( a"ei%er (ieae. Ar"h. *eurol. $005/58 25
. + eed. A"ei%er (ieae age anti'o(i onet an( SPE>T
*attern of regina" )ere'ra" '"oo( o= Ar"hieves o! *eurology $00$/783$23
. ummings -' >e!!rey @. De%entia a )"ini)a" a**roa).2n( e(. +utter
worth8 29
5. '@ %park. Aging an( a"ei%er (ieae a"tere(( )orti)a"
erotogeni) 'in(ing. Ar"h. *eurology $00/38 1215.
3. ?.-ohr. >"oni(ine treat%ent of a"ei%er (ieae. Ar"hive o!
*eurology $003/387327
7. "ini)a" (iagnoi of a"ei%er (ieae an( oter
(e%entia in *o*#"ation #r
8/19/2019 refarat alzheimer2
17/17
13. =homson and -"'onald. A"ei%er (ieae, in (ieaeof ner