40
BAB I PENDAHULUAN Urolithiasis atau Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan masa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Batu ini terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat, atau sistein. 1 Urolithiasis dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar bersama dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas (ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra) dapat menghambat buang air kecil. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis dapat menyebabkan nyeri 1

Referat Batu Saluran Kemih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat Batu Saluran Kemih

Citation preview

Page 1: Referat Batu Saluran Kemih

BAB I

PENDAHULUAN

Urolithiasis atau Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan masa

keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas

(ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang dapat

menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk

di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).

Batu ini terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat, atau sistein.1

Urolithiasis dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Batu

yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar bersama

dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas (ginjal dan ureter)

menimbulkan kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan

uretra) dapat menghambat buang air kecil. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis

maupun tubulus renalis dapat menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik

yang hebat di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang yang menjalar ke perut juga

daerah kemaluan dan paha sebelah dalam). Hal ini disebabkan karena adanya respon

ureter terhadap batu tersebut, dimana ureter akan berkontraksi yang dapat menimbulkan

rasa nyeri kram yang hebat.1

1

Page 2: Referat Batu Saluran Kemih

BAB II

ISI

S i s t e m K e m ih

Sistem kemih (urinearia) adalah suatu sistem tempat terjadinya proses

penyaringan darah dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat- zat yang

masih di pergunakan oleh tubuh. Zat- zat yang tidak di pergunakan oleh tubuh larut dalam

air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).2 Sistem kemih terdiri atas saluran kemih atas

(sepasang ginjal dan ureter), dan saluran kemih bawah (satu kandung kemih dan uretra).2

Gambar sistem saluran kemih pada manusia dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Sistem Saluran Kemih Pada Manusia

2

Page 3: Referat Batu Saluran Kemih

Saluran Kemih Atas

a. Ginjal

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra

thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan

sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.

Fungsi ginjal

Fungsi ginjal adalah

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,

b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan,

c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

Fascia Renalis terdiri dari:

Fascia renalis terdiri dari

a) fascia (fascia renalis),

b) Jaringan lemak peri renal, dan

c) kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada

permukaan luar ginjal

Struktur Ginjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex

renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang

3

Page 4: Referat Batu Saluran Kemih

berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang

disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang

kecil disebut papilla renalis.3

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh

darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin

yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-

masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri

dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam

setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan

tubulus urinarius.3

Berikut ini adalah gambar anatomi ginjal normal dan ginjal dengan BSK :

Gambar 2. Anatomi Ginjal Normal dan Ginjal dengan BSK

b. Ureter

Ureter merupakan saluran kecil yang menghubungkan antara ginjal dengan kandung

kemih (vesica urinearia), dengan panjang ± 25-30 cm, dengan penampang ±0,5 cm. Saluran ini

4

Page 5: Referat Batu Saluran Kemih

menyempit di tiga tempat yaitu di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di titik saat melewati

pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan kendung kemih. BSK dapat tersangkut

dalam ureter di ketiga tempat tersebut, yang mengakibatkan nyeri (kolik ureter). 2

Lapisan dinding ureter terdiri dari dinding luar berupa jaringan ikat (jaringan fibrosa),

lapisan tengah terdiri dari lapisan otot polos, lapisan sebelah dalam merupakan lapisan

mukosa. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit

sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesica urinearia).

Setiap ureter akan masuk ke dalam kandung kemih melalui suatu sfingter. Sfingter adalah

suatu struktur muskuler (berotot) yang dapat membuka dan menutup sehingga dapat

mengatur kapan air kemih bisa lewat menuju ke dalam kandung kemih. Air kemih yang

secara teratur tersebut mengalir dari ureter akan di tampung dan terkumpul di dalam kandung

kemih.2

Saluran Kemih Bawah

a. Kandung Kemih

Kandung kemih merupakan kantong muscular yang bagian dalamnya dilapisi oleh

membran mukosa dan terletak di depan organ pelvis lainnya sebagai tempat menampung air

kemih yang dibuang dari ginjal melalui ureter yang merupakan hasil buangan penyaringan

darah. Dalam menampung air kemih kandung kemih mempunyai kapasitas maksimal

yaitu untuk volume orang dewasa lebih kurang adalah 30-450 ml.3

5

Page 6: Referat Batu Saluran Kemih

Kandung kemih bersifat elastis, sehingga dapat mengembang dan mengkerut. Ketika

kosong atau setengah terdistensi, kandung kemih terletak pada pelvis dan ketika lebih dari

setengah terdistensi maka kandung kemih akan berada pada abdomen di atas pubis.

Dimana ukurannya secara bertahap membesar ketika sedang menampung jumlah air kemih

yang secara teratur bertambah. Apabila kandung kemih telah penuh, maka akan dikirim

sinyal ke otak dan menyampaikan pesan untuk berkemih. Selama berkemih, sfingter

lainnya yang terletak diantara kandung kemih dan uretra akan membuka dan akan diteruskan

keluar melalui uretra. Pada saat itu, secara bersamaan dinding kandung kemih

berkontrasksi yang menyebabkan terjadinya tekanan sehingga dapat membantu

mendorong air kemih keluar menuju uretra.3

b. Uretra

Saluran kemih (uretra) merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih

yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok

melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang

pubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm. Uretra pada laki- laki terdiri dari uretra prostatika,

uretra membranosa, dan uretra kavernosa. Uretra prostatika merupakan saluran terlebar

dengan panjang 3 cm, dengan bentuk seperti kumparan yang bagian tengahnya lebih luas

dan makin ke bawah makin dangkal kemudian bergabung dengan uretra membranosa.

Uretra membranosa merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal. Uretra

kavernosa merupakan saluran terpanjang dari uretra dengan panjang kira-kira 15 cm.2

Pada wanita, uretra terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit kearah

6

Page 7: Referat Batu Saluran Kemih

atas, panjangnya ± 3-4 cm. Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara

clitoris dan vagina) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi. Uretra wanita jauh lebih

pendek daripada uretra laki-laki.2

P e n y e b ab P e m b e n t u k an B a t u S a l u r an K e m ih

Penyebab pasti pembentukan BSK belum diketahui, oleh karena banyak faktor

yang dilibatkannya, sampai sekarang banyak teori dan faktor yang berpengaruh terhadap

pembentukan BSK yaitu : 1

a. Teori Fisiko Kimiawi

Prinsip dari teori ini adalah terbentuknya BSK karena adanya proses kimia, fisika

maupun gabungan fisiko kimiawi. Dari hal tersebut diketahui bahwa terjadinya batu sangat

dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pembentuk batu di saluran kemih. Berdasarkan faktor

fisiko kimiawi dikenal teori pembentukan batu, yaitu:1

1. Teori Supersaturasi

Supersaturasi air kemih dengan garam-garam pembentuk batu merupakan dasar

terpenting dan merupakan syarat terjadinya pengendapan. Apabila kelarutan

suatu produk tinggi dibandingkan titik endapannya maka terjadi supersaturasi

sehingga menimbulkan terbentuknya kristal dan pada akhirnya akan terbentuk batu.

Supersaturasi dan kristalisasi dapat terjadi apabila ada penambahan suatu

bahan yang dapat mengkristal di dalam air dengan pH dan suhu tertentu yang suatu

saat akan terjadi kejenuhan dan terbentuklah kristal. Tingkat saturasi dalam air kemih

tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah bahan pembentuk BSK yang larut, tetapi

7

Page 8: Referat Batu Saluran Kemih

juga oleh kekuatan ion, pembentukan kompleks dan pH air kemih.

2. Teori Matrik

Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan

mitokondria sel tubulus renalis yang berbentuk laba-laba. Kristal batu oksalat

maupun kalsium fosfat akan menempel pada anyaman tersebut dan berada di sela-sela

anyaman sehingga terbentuk batu. Benang seperti laba- laba terdiri dari protein 65%,

heksana 10%, heksosamin 2-5% sisanya air. Pada benang menempel kristal batu

yang seiring waktu batu akan semakin membesar. Matriks tersebut merupakan

bahan yang merangsang timbulnya batu.

3. Teori Tidak Adanya Inhibitor

Dikenal 2 jenis inhibitor yaitu organik dan anorganik. Pada inhibitor organik

terdapat bahan yang sering terdapat dalam proses penghambat terjadinya batu

yaitu asam sitrat, nefrokalsin, dan tamma-horsefall glikoprotein sedangkan yang

jarang terdapat adalah gliko-samin glikans dan uropontin.

Pada inhibitor anorganik terdapat bahan pirofosfat dan Zinc. Inhibitor yang

paling kuat adalah sitrat, karena sitrat akan bereaksi dengan kalsium membentuk

kalsium sitrat yang dapat larut dalam air. Inhibitor mencegah terbentuknya kristal

kalsium oksalat dan mencegah perlengketan kristal kalsium oksalat pada membaran

tubulus. Sitrat terdapat pada hampir semua buah-buahan tetapi kadar tertinggi pada

jeruk. Hal tersebut yang dapat menjelaskan mengapa pada sebagian individu terjadi

pembentukan BSK, sedangkan pada individu lain tidak, meskipun sama-sama terjadi

supersanturasi.

4. Teori Epitaksi

8

Page 9: Referat Batu Saluran Kemih

Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada kristal lain yang

berbeda sehingga akan cepat membesar dan menjadi batu campuran. Keadaan ini

disebut nukleasi heterogen dan merupakan kasus yang paling sering yaitu kristal

kalsium oksalat yang menempel pada kristal asam urat yang ada.

5. Teori Kombinasi

Banyak ahli berpendapat bahwa BSK terbentuk berdasarkan campuran dari

beberapa teori yang ada.

6. Teori Infeksi

Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya infeksi dari kuman

tertentu. Pengaruh infeksi pada pembentukan BSK adalah teori terbentuknya batu

survit dipengaruhi oleh pH air kemih > 7 dan terjadinya reaksi sintesis ammonium

dengan molekul magnesium dan fosfat sehingga terbentuk magnesium ammonium

fosfat (batu survit) misalnya saja pada bakteri pemecah urea yang menghasilkan

urease. Bakteri yang menghasilkanurease yaitu Proteus spp, Klebsiella, Serratia,

Enterobakter, Pseudomonas, dan Staphiloccocus.

Teori pengaruh infeksi lainnya adalah teori nano bakteria dimana penyebab

pembentukan BSK adalah bakteri berukuran kecil dengan diameter 50-200

nanometer yang hidup dalam darah, ginjal dan air kemih. Bakteri ini tergolong gram

negatif dan sensitif terhadap tetrasiklin. Dimana dinding pada bakteri tersebut

dapat mengeras membentuk cangkang kalsium kristal karbonat apatit dan

membentuk inti batu, kemudian kristal kalsium oksalat akan menempel yang lama

kelamaan akan membesar. Dilaporkan bahwa 90% penderita BSK mengandung

nano bakteria.

9

Page 10: Referat Batu Saluran Kemih

b. Teori Vaskuler 1,4

Pada penderita BSK sering didapat penyakit hipertensi dan kadar kolesterol darah

yang tinggi, maka Stoller mengajukan teori vaskuler untuk terjadinya BSK, yaitu :

1. Hipertensi

Pada penderita hipertensi 83% mempunyai perkapuran ginjal sedangkan

pada orang yang tidak hipertensi yang mempunyai perkapuran ginjal sebanyak 52%. Hal

ini disebabkan aliran darah pada papilla ginjal berbelok 180˚ dan aliran darah berubah

dari aliran laminer menjadi turbulensi. Pada penderita hipertensi aliran turbelen

tersebut berakibat terjadinya pengendapan ion-ion kalsium papilla (Ranall’s plaque)

disebut juga perkapuran ginjal yang dapat berubah menjadi batu.

2. Kolesterol

Adanya kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan disekresi melalui

glomerulus ginjal dan tercampur didalam air kemih. Adanya butiran kolesterol

tersebut akan merangsang agregasi dengan kristal kalsium oksalat dan kalsium

fosfat sehingga terbentuk batu yang bermanifestasi klinis (teori epitaksi).

Menurut Hardjoeno (2006), diduga dua proses yang terlibat dalam BSK yakni

supersaturasi dan nukleasi. Supersaturasi terjadi jika substansi yang menyusun batu

terdapat dalam jumlah yang besar dalam urine, yaitu ketika volume urine dan kimia urine

yang menekan pembentukan menurun. Pada proses nukleasi, natrium hidrogen urat, asam

urat dan kristal hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan oksalat kemudian

merekat (adhesi) di inti untuk membentuk campuran batu. Proses ini dinamakan

nukleasi heterogen. Analisis batu yang memadai akan membantu memahami

mekanisme patogenesis BSK dan merupakan tahap awal dalam penilaian dan awal terapi

10

Page 11: Referat Batu Saluran Kemih

pada penderita BSK.1

Klasifikasi Batu Saluran Kemih

Komposisi kimia yang terkandung dalam batu ginjal dan saluran kemih dapat diketahui

dengan menggunakan analisis kimia khusus untuk mengetahui adanya kalsium,

magnesium, amonium, karbonat, fosfat, asam urat oksalat, dan sistin.

a. Batu kalsium 1,4

Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan BSK yaitu sekitar

70%-80% dari seluruh kasus BSK. Batu ini kadang-kadang di jumpai dalam bentuk murni

atau juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya dengan batu kalsium oksalat, batu kalsium

fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut. Terbentuknya batu tersebut diperkirakan

terkait dengan kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan akibat dari dehidrasi.

Batu kalsium terdiri dari dua tipe yang berbeda, yaitu:

1. Whewellite (monohidrat) yaitu , batu berbentuk padat, warna cokat/ hitam dengan

konsentrasi asam oksalat yang tinggi pada air kemih.

2. Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (dehidrat) yaitu batu berwarna

kuning, mudah hancur daripada whewellite.

b. Batu asam urat1,4

Lebih kurang 5-10% penderita BSK dengan komposisi asam urat. Pasien biasanya

berusia > 60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Kegemukan, peminum

alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit BSK,

karena keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih

11

Page 12: Referat Batu Saluran Kemih

menjadi rendah. Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran

besar sehingga membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah tipe batu yang

dapat dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak 90% akan berhasil dengan terapi kemolisis.

c. Batu struvit (magnesium-amonium fosfat) 1,4,5

Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh

adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah

urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi

bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk pemecah

urea di antaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan

Staphiloccocus. Ditemukan sekitar 15-20% pada penderita BSK.

Batu struvit lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih

terjadi karena tingginya konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. Pada batu struvit

volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan menurunkan

supersaturasi dari fosfat.

d. Batu Sistin 1,4

Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena gangguan ginjal.

Merupakan batu yang paling jarang dijumpai dengan frekuensi kejadian 1-2%. Reabsorbsi

asam amino, sistin, arginin, lysine dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat

bayi. Disebabkan faktor keturunan dan pH urine yang asam. Selain karena urine yang sangat

jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada individu yang memiliki riwayat batu

sebelumnya atau pada individu yang statis karena imobilitas. Memerlukan pengobatan

seumur hidup, diet mungkin menyebabkan pembentukan batu, pengenceran air kemih yang

12

Page 13: Referat Batu Saluran Kemih

rendah dan asupan protein hewani yang tinggi menaikkan ekskresi sistin dalam air

kemih.

E p i d e m io l ogi P e n ya k it B a t u S a l u r an K e m ih

Distribusi dan Frekuensi

Berdasarkan data dari Urologic Disease in America pada tahun 2000, insidens rate

tertinggi kelompok umur berdasarkan letak batu yaitu saluran kemih atas adalah pada

kelompok umur 55-64 tahun 11,2 per-100.000 populasi, tertinggi kedua adalah kelompok

umur 65-74 tahun 10,7 per-100.000 populasi. Insidens rate tertinggi jenis kelamin

berdasarkan letak batu yaitu saluran kemih atas adalah pada jenis kelamin laki-laki 74 per-

100.000 populasi, sedangkan pada perempuan 51 per-100.000 populasi. Insidens rate

tertinggi kelompok umur berdasarkan letak batu yaitu saluran kemih bawah adalah pada

kelompok umur 75-84 tahun 18 per-100.000 populasi, tertinggi kedua adalah kelompok umur

65-74 tahun 11 per-100.000 populasi. Insidens rate tertinggi jenis kelamin berdasarkan letak

batu yaitu saluran kemih bawah adalah jenis kelamin laki-laki 4,6 per-100.000 populasi

sedangkan pada perempuan 0,7 per-100.000 populasi.5

Analisis jenis batu berdasarkan jenis kelamin di Amerika Serikat pada tahun 2005, jenis

kelamin laki-laki dengan batu kalsium 75%, batu asam urat 23,1%, batu struvit 5%, dan batu

cysteine 0,5%, sedangkan pada perempuan jenis batu kalsium 86,2%, batu asam urat 11,3%,

batu struvit 1,3%, dan batu cysteine 1,3%. Analisis jenis batu berdasarkan jenis kelamin di

Australia Selatan pada tahun 2005 yaitu pada jenis kelamin laki-laki jenis batu kalsium

oksalat 73%, batu asam urat 79%, sedangkan pada perempuan jenis batu struvit 58%.

Analisis jenis batu berdasarkan kelompok umur, jenis batu kalsium oksalat 50-60 tahun, batu

13

Page 14: Referat Batu Saluran Kemih

asam urat 60-65 tahun dan batu struvit 20-55 tahun.5

Penelitian yang dilakukan oleh Hardjoeno dkk pada tahun 2002-2004 di RS dr.Wahidin

Sudirohusodo Makasar berdasarkan jenis kelamin proporsi tertinggi adalah jenis kelamin

laki-laki 79,9 % sedangkan wanita 20,1%.12 Di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2007

jumlah pasien rawat inap BSK 113 orang, berdasarkan kelompok umur proporsi tertinggi

adalah kelompok umur 46-60 tahun 39,8%, berdasarkan jenis kelamin proporsi tertinggi

adalah jenis kelamin laki-laki 80,5%, dan berdasarkan jenis batu proporsi yang tertinggi

adalah jenis batu kalsium oksalat 100%, struvite 96,5%, dan Cystine 66,4% .5

Determinan

Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya BSK

pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah faktor intrinsik, yaitu keadaan yang berasal

dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik, yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan

disekitarnya.5

a. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu sendiri.

Termasuk faktor intrinsik adalah umur, jenis kelamin, keturunan, riwayat keluarga.

1. Umur

Umur terbanyak penderita BSK di negara-negara Barat adalah 20-50 tahun, sedangkan

di Indonesia terdapat pada golongan umur 30-60 tahun. Penyebab pastinya belum

diketahui, kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan faktor sosial

14

Page 15: Referat Batu Saluran Kemih

ekonomi, budaya, dan diet.2 Berdasarkan penelitian Latvan, dkk (2005) di

RS.Sedney Australia, proporsi BSK 69% pada kelompok umur 20-49 tahun. Menurut

Basuki (2011), penyakit BSK paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.5

2. Jenis kelamin

Kejadian BSK berbeda antara laki-laki dan wanita. Jumlah pasien laki-laki tiga

kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan. Tingginya kejadian

BSK pada laki-laki disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada laki- laki yang

lebih panjang dibandingkan perempuan, secara alamiah didalam air kemih laki-laki

kadar kalsium lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan pada air kemih perempuan

kadar sitrat (inhibitor) lebih tinggi, laki-laki memiliki hormon testosterone yang

dapat meningkatkan produksi oksalat endogen di hati, serta adanya hormon

estrogen pada perempuan yang mampu mencegah agregasi garam kalsium. 3 Insiden

BSK di Australia pada tahun 2005 pada laki-laki 100-300 per 100.000 populasi

sedangkan pada perempuan 50-100 per 100.000 populasi.5

3. Heriditer/ Keturunan

Faktor keturunan dianggap mempunyai peranan dalam terjadinya penyakit BSK.

Walaupun demikian, bagaimana peranan faktor keturunan tersebut sampai sekarang

belum diketahui secara jelas. Berdasarkan penelitian Latvan, dkk (2005) di RS.

Sedney Australia berdasarkan keturunan proporsi BSK pada laki-laki 16,8% dan

pada perempuan 22,7%.5

15

Page 16: Referat Batu Saluran Kemih

b. Faktor Ekstrinsik 5

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar individu seperti

geografi, iklim, serta gaya hidup seseorang.

1. Geografi

Prevalensi BSK banyak diderita oleh masyarakat yang tinggal di daerah

pegunungan. Hal tersebut disebabkan oleh sumber air bersih yang dikonsumsi oleh

masyarakat dimana sumber air bersih tersebut banyak mengandung mineral seperti

phospor, kalsium, magnesium, dan sebagainya. Letak geografi menyebabkan perbedaan

insiden BSK di suatu tempat dengan tempat lainnya. Faktor geografi mewakili salah

satu aspek lingkungan dan sosial budaya seperti kebiasaan makanannya, temperatur,

dan kelembaban udara yang dapat menjadi predoposisi kejadian BSK.

2. Faktor Iklim dan Cuaca

Faktor iklim dan cuaca tidak berpengaruh langsung, namun kejadiannya banyak

ditemukan di daerah yang bersuhu tinggi. Temperatur yang tinggi akan meningkatkan

jumlah keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih

yang meningkat dapat menyebabkan pembentukan kristal air kemih. Pada orang yang

mempunyai kadar asam urat tinggi akan lebih berisiko menderita penyakit BSK.

3. Jumlah Air yang di Minum

Dua faktor yang berhubungan dengan kejadian BSK adalah jumlah air yang diminum

dan kandungan mineral yang terdapat dalam air minum tersebut. Bila jumlah air yang

diminum sedikit maka akan meningkatkan konsentrasi air kemih, sehingga

mempermudah pembentukan BSK.

4. Diet/Pola makan

16

Page 17: Referat Batu Saluran Kemih

Diperkirakan diet sebagai faktor penyebab terbesar terjadinya BSK. Misalnya saja diet

tinggi purine, kebutuhan akan protein dalam tubuh normalnya adalah 600 mg/kg BB,

dan apabila berlebihan maka akan meningkatkan risiko terbentuknya BSK. Hal

tersebut diakibatkan, protein yang tinggi terutama protein hewani dapat menurunkan

kadar sitrat air kemih, akibatnya kadar asam urat dalam darah akan naik, konsumsi

protein hewani yang tinggi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan memicu

terjadinya hipertensi.

5. Jenis Pekerjaan

Kejadian BSK lebih banyak terjadi pada orang-orang yang banyak duduk dalam

melakukan pekerjaannya.

6. Kebiasaan Menahan Buang Air Kemih

Kebiasaan menahan buang air kemih akan menimbulakan statis air kemih yang

dapat berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang disebabkan

oleh kuman pemecah urea dapat menyebabkan terbentuknya jenis batu struvit.

G e j a l a – G e j a l a B a t u S a l u r an K e m ih

Manisfestasi klinik adanya batu dalam saluran kemih bergantung pada adanya obstruksi,

infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi yang dapat

mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta

ureter proksimal. Infeksi biasanya disertai gejala demam, menggigil, dan dysuria. Namun,

beberapa batu jika ada gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan merusak unit

fungsional (nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa ( kolik).1,4

17

Page 18: Referat Batu Saluran Kemih

Gejala klinis yang dapat dirasakan yaitu : 1,4

a. Rasa Nyeri

Lokasi nyeri tergantung dari letak batu. Rasa nyeri yang berulang (kolik) tergantung

dari lokasi batu. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area

kostovertebratal, tidak jarang disertai mual dan muntah, maka pasien tersebut sedang

mengalami kolik ginjal. Batu yang berada di ureter dapat menyebabkan nyeri yang

luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia. Pasien sering ingin

merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan biasanya air kemih

disertai dengan darah, maka pasien tersebut mengalami kolik ureter.

b. Demam

Demam terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah sehingga

menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal. Gejala ini disertai

jantung berdebar, tekanan darah rendah, dan pelebaran pembuluh darah di kulit.

c. Infeksi

BSK jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi

dan statis di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang terjadi di saluran kemih karena

kuman Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan

Staphiloccocus.

d. Hematuria dan kristaluria

Terdapatnya sel darah merah bersama dengan air kemih (hematuria) dan air kemih

yang berpasir (kristaluria) dapat membantu diagnosis adanya penyakit BSK.

e. Mual dan muntah

Obstruksi saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter) seringkali menyebabkan mual

18

Page 19: Referat Batu Saluran Kemih

dan muntah.

P e n a t a l a k s a n aan B a t u S a l u r an K e m ih

Tujuan dasar penatalaksanaan medis BSK adalah untuk menghilangkan batu, menentukan

jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurang obstruksi

yang terjadi. Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, pengobatan medik selektif

dengan pemberian obat-obatan, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.1,4

a. Medikamentosa

Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu dengan

diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensi medis.

Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang dapat

merupakan bahan utama pembentuk batu ( misalnya kalsium) yang efektif mencegah

pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien

BSK harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.1,4

b. Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan

Analgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat

keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin hidroklorida

atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat diberikan

tergantung pada intensitas nyeri. Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme

ureter. Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan

19

Page 20: Referat Batu Saluran Kemih

batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah batu dikeluarkan, BSK dapat dianalisis untuk

mengetahui komposisi dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau

menghambat pembentukan batu berikutnya.1,4

c. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini digunakan

gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu. Alat ESWL

adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini

dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil

sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL dapat mengurangi keharusan

melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat menurunkan lama rawat inap di rumah sakit.1,4

d. Endourologi

Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang

terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat

yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra

atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah

:1,4

a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu yang

berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke sistem

kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih

dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.

b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat

pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.

c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat ureteroskopi 20

Page 21: Referat Batu Saluran Kemih

per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter

maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi /

ureterorenoskopi ini.

d. Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui

alat keranjang Dormia.

e. Tindakan Operasi

Penanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu secara

spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon

terhadap bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis tindakan pembedahan, nama dari

tindakan pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana batu berada, yaitu : 1,4

Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di

dalam ginjal.

Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di

ureter.

Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di

vesica urinaria.

Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di

uretra

P e n ce ga h an B a t u S a l u r an K e m ih

Pencegahan BSK terdiri dari pencegahan primer atau pencegahan tingkat pertama,

pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua, dan pencegahan tersier atau

pencegahan tingkat ketiga. Tindakan pencegahan tersebut antara lain :

21

Page 22: Referat Batu Saluran Kemih

a. Pencegahan Primer

Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak terjadinya penyakit

BSK dengan cara mengendalikan faktor penyebab dari penyakit BSK. Sasarannya

ditujukan kepada orang-orang yang masih sehat, belum pernah menderita penyakit BSK.

Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, dan

perlindungan kesehatan. Contohnya adalah untuk menghindari terjadinya penyakit BSK,

dianjurkan untuk minum air putih minimal 2 liter per hari. Konsumsi air putih dapat

meningkatkan aliran kemih dan menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih.

Serta olahraga yang cukup terutama bagi individu yang pekerjaannya lebih banyak duduk atau

statis.

b. Pencegahan Sekunder

Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan perkembangan penyakit

agar tidak menyebar dan mencegah terjadinya komplikasi. Sasarannya ditujukan kepada

orang yang telah menderita penyakit BSK. Kegiatan yang dilakukan dengan diagnosis dan

pengobatan sejak dini. Diagnosis Batu Saluran Kemih dapat dilakukan dengan cara

pemeriksaan fisik, laboraturium, dan radiologis.

Hasil pemeriksaan fisik dapat dilihat berdasarkan kelainan fisik pada daerah organ yang

bersangkutan :

Keluhan lain selain nyeri kolik adalah takikardia, keringatan, mual, dan demam

(tidak selalu).

Pada keadaan akut, paling sering ditemukan kelembutan pada daerah pinggul (flank

tenderness), hal ini disebabkan akibat obstruksi sementara yaitu saat batu melewati

22

Page 23: Referat Batu Saluran Kemih

ureter menuju kandung kemih.

Urinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu peningkatan jumlah

leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, dengan adanya kandungan nitrit dalam

urine. Selain itu, nilai pH urine harus diuji karena batu sistin dan asam urat dapat terbentuk

jika nilai pH kurang dari 6,0, sementara batu fosfat dan struvit lebih mudah terbentuk pada

pH urine lebih dari 7,2.23

Diagnosis BSK dapat dilakukan dengan beberapa tindakan radiologis yaitu:

Sinar X abdomen

Untuk melihat batu di daerah ginjal, ureter dan kandung kemih. Dimana dapat menunjukan

ukuran, bentuk, posisi batu dan dapat membedakan klasifikasi batu yaitu dengan

densitas tinggi biasanya menunjukan jenis batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat,

sedangkan dengan densitas rendah menunjukan jenis batu struvit, sistin dan

campuran. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu di dalam ginjal maupun batu

diluar ginjal.

Intravenous Pyelogram (IVP)

Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum dapat

menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal,

sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.

Ultrasonografi (USG)

USG dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan adanya obstruksi. Pemeriksaan

dengan ultrasonografi diperlukan pada wanita hamil dan pasien yang alergi terhadap

kontras radiologi. Keterbatasn pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukan

batu ureter, dan tidak dapat membedakan klasifikasi batu.

23

Page 24: Referat Batu Saluran Kemih

Computed Tomographic (CT) scan

Pemindaian CT akan menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang ukuran dan lokasi

batu.

c. Pencegahan Tersier

Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi

sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif. Sasarannya

ditujukan kepada orang yang sudah menderita penyakit BSK agar penyakitnya tidak

bertambah berat. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan rehabilitasi seperti konseling

kesehatan agar orang tersebut lebih memahami tentang cara menjaga fungsi saluran kemih

terutama ginjal yang telah rusak akibat dari BSK sehingga fungsi organ tersebut dapat

maksimal kembali dan tidak terjadi kekambuhan penyakit BSK , dan dapat memberikan

kualitas hidup sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.

KESIMPULAN

24

Page 25: Referat Batu Saluran Kemih

Urolithiasis atau Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan masa

keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas

(ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang dapat

menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk

di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).

Batu ini terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat, atau sistein.

Manisfestasi klinik adanya batu dalam saluran kemih bergantung pada adanya obstruksi,

infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi yang dapat

mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta

ureter proksimal. Infeksi biasanya disertai gejala demam, menggigil, dan dysuria. Namun,

beberapa batu jika ada gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan merusak unit

fungsional (nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa ( kolik). Tujuan

dasar penatalaksanaan medis BSK adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu,

mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurang obstruksi yang terjadi.

Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, pengobatan medik selektif dengan

pemberian obat-obatan, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

25

Page 26: Referat Batu Saluran Kemih

1. Purnomo, B.B., 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke 3, CV. Sagung Seto, Jakarta.

2. Daniel S Wibowo. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Grasindo Depkes RI. 2008.

Pelajaran Klinik Perihal Urin. Jakarta

3. Evelyn C Pearce. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta :Gramedia

4. American Urologic Association (AUA), 2007. Urologic Disease in America.

http://kidney,niddk.gov/statistic/uda/Urologic_Disease_in_America.pdf. Di akses pada 24

Juni 2011.

5. Peter H, 2007. Kidney Stones Epidemiology.

http://www.cari.org.au/CKD_stones_list_published/Kidneystones_epidemiol ogy_310107.pdf .

Di akses pada 16 Juni 2013.

6. Carlos L.J, dkk., 1997. Histologi Dasar, Edisi ke 8, Penerbit Buku Kedokteran

EGC,Jakarta.

26