Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    1/21

    1

    REFERAT

    PEMFIGUS VULGARIS

    Oleh :

    Rizky Ananda Prawira Marpaung

    NIM:1112103000011

    Pembimbing :

    dr. Retno Sawitri, SpKK

    dr. Shinta JBTR, SpKK

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

    RSUD KOTA BEKASI

    PERIODE 4 JANUARI- 30 JANUARI 2016

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2016

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    2/21

    ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

    Nama : Rizky Ananda Prawira Marpaung

    NIM : 1112103000011

    Judul Referat : Pemfigus Vulgaris

    Telah menyelesaikan tugas referat dalam kegiatan Kepaniteraan Klinik di

    bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Bekasi, Januari 2016

    Pembimbing I Pembimbing II

    dr. Retno Sawitri, SpKK dr. Shinta JBTR, SpKK

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    3/21

    iii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim.

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat,terutama nikmat islam, iman, dan ikhsan sehingga penulis dapat

    menyelesaikan referat yang berjudul “Pemfigus Vulgaris” ini tepat pada

    waktunya.

    Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing, guru kami dr.

    Retno Sawitri, Sp.KK dan dr. Shinta J. B. T. R.,Sp.KK yang senantiasa

    memberikan bimbingan dan ilmu dalam menyelesaikan referat ini. Penulis

    menyadari dalam referat ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.

    Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan dari

    semua pihak dalam menyempurnakan referat ini. Demikianlah referat ini

    dibuat, semoga dapat bermanfaat dan menjadi pelajaran untuk kita semua.

    Bekasi, Januari 2016

    Penulis

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    4/21

    iv

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL............................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii

    KATA PENGANTAR......................................................................................... iii

    DAFTAR ISI........................................................................................................iv

    DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi

    BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................2

    2.1. Definisi.........................................................................................................2

    2.2. Epidemiologi................................................................................................2

    2.3. Etiologi.........................................................................................................2

    2.4. Patogenesis...................................................................................................3

    2.5. Manifestasi Klinis ........................................................................................4

    2.6. Diagnosis......................................................................................................5

    2.6.1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.......................................................6

    2.6.2. Biopsi dan Histopatologi......................................................................6

    2.6.3. Immunopatologi ...................................................................................7

    2.7. Diagnosis Banding .......................................................................................8

    2.7.1. Dermatitis Herpetiformis .....................................................................8

    2.7.2. Pemfigoid Bulosa.................................................................................9

    2.8. Penatalaksanaan ...........................................................................................11

    2.8.1. Pengobatan Sistemik ............................................................................11

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    5/21

    v

    2.8.2 Pengobatan Topikal...............................................................................12

    2.9. Prognosis......................................................................................................13

    BAB III KESIMPULAN....................................................................................14

    DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    6/21

    vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1.Desmoglein 3 pemfigus vulgaris.......................................................4

    Gambar 2.2. Gambaran Klinis Pemfigus vulgaris ................................................5

    Gambar 2.3. Histopatologi Pemfigus Vulgaris .....................................................7

    Gambar 2.4. Dermatitis Herpetiformis..................................................................8

    Gambar 2.5. Pemfigoid Bulosa .............................................................................9

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    7/21

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pemvigus vulgaris merupakan bentuk penyakit autoimun berbula kronik 

    yang paling sering dijumpai, sekitar 80% dari semua kasus.1

    Penyakit ini

    menyerang kulit dan lapisan membran mukosa yang secara histologik ditandai

    dengan bula intraepidermal akibat proses akantolisis (hilangnya daya kohesi antar

    sel-sel epidermis) dan secara imunopatologik akan ditemukan antibodi terhadap

    komponen desmosom pada permukaan keratinosit.1

    Pemvigus vulgaris tersebar diseluruh dunia dan dapat mengenai semua

    bangsa dan ras. Didapatkan frekuensi yang tidak jauh berbeda antara laki-laki dan

    perempuan.1

    Angka kejadian pemvigus vulgaris bervariasi 0,5-3,2 kasus per

    100.000 populasi. Pemvigus vulgaris merupakan penyakit bula autoimun yang

    sering terjadi di negara-negara timur seperti India, Malaysia, China dan Timur

    tengah.2

    Penyebab pasti penyakit pemfigus vulgaris belum diketahui. Kemungkinan

    yang masih relevan adalah pengaruh genetik dan lebih sering menyerang pasien

    yang telah memiliki penyakit autoimun lainnya sebelumnya.2

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    8/21

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi

    Pemfigus merupakan kumpulan penyakit kulit autoimun berbula kronik 

    yang menyerang kulit dan lapisan membran mukosa.1

    Secara histologik 

    akan ditemukan autoantibodi terhadap sel-sel keratinosit yang secara

    langsung akan merusak kohesi epidermis atau akantolisis.3

    Pemfigus vulgaris adalah bentuk pemfigus yang paling sering dijumpai

    ( 80% dari semua kasus).1

    penyakit ini merupakan jenis penyakit autoimun

    dengan manifestasi berupa lepuhan pada permukaan kulit dan atau

    membran mukosa.2

    2.2. Epidemiologi

    Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan dapat mengenai semua

    bangsa dan ras. Angka kejadian pada kedua jenis kelamin pada umumnya

    sama, didapatkan frekuensi kejadian pada wanita sedikit lebih tinggi yaitu

    1:2. Pemfigus vulgaris biasanya mengenai usia pertengahan (dekade ke-4

    dan ke-5), tetapi juga dapat mengenai semua umur termasuk anak.1,3

    Pada kurun waktu 8 tahun, jumlah pasien pemfigus yang dirawat di

    RSU Sanglah Bali berjumlah 33 pasien (5,8% dari jumlah pasien rawat).

    Terdiri dari 20 pasien wanita dan 14 pasien laki-laki. Pemfigus yang

    terbanyak ditemukan adalah pemfigus vulgaris sebanyak 26 pasien

    (78,78%).4

    2.3. Etiologi

    Pemfigus merupakan penyakit autoimun, karena pada serum penderita

    ditemukan antibodi, juga disebabkan oleh obat (drug induced pemphigud),

    misalnya D-penisilamin dan kaptopri. Pemfigus yang diinduksi oleh obat

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    9/21

    3

    dapat berbentuk pemfigus foiaseus atau pemfigus vulgaris. Pemfigus dapat

    ditemukan bersamaan dengan penyakit autoimun yang lainnya seperti

    lupus eritematosus sistemik, pemfigoid bulosa, miastenia gravis dan

    anemia pernisiosa.1

    2.4. Patogenesis

    Lesi yang terjadi pada pemfigus vulgaris terjadi karena reaksi autoimun

    terhadap antigen pemfigus vulgaris. Antigen ini merupakan transmembran

    glikoprotein dengan berat molekul 130 kD yang terdapat pada permukaan

    sel keratinosit. Target antigen pada pemfigus vulgaris yang hanya dengan

    lesi oral adalah desmoglein 3, sedangkan yang dengan lesi oral dan kulit

    ialah desmoglein 1 dan 3. Desmoglein adalah salah satu komponen

    desmosom. Fungsi desmosom adalah meningkatkan kekuatan mekanik 

    epitel gepeng berlapis yang terdapat pada kulit dan mukosa. Pada

    pemfigus vulgaris. Autoantibodi yang menyerang desmoglein pada

    permukaan keratinosit membuktikan bahwa autoantibodi tersebut bersifat

    patogenik.1,5,6

    Antigen pemvigus vullgaris yang dikenali sebagai desmoglein 3,

    merupakan desmosomal kaderin yang terlibat dalam perlekatan

    interseluler pada epidermis. Antibodi yang berikatan dengan rantai amino

    pada desmogelin 3 ini mempunyai efek langsung terhadap fungsi kaderin.

    Desmoglein 3 dapat ditemukan pada desmosom dan pada membran

    keratinosit. Desmoglein 3 ini dapat dideteksi pada setiap deferensiasi

    keratinosit terutamanya pada epidermis bawah dan lebih padat pada

    mukosa bukal dan kulit kepala. Hal ini berbeda dengan antigen pemfigus

    foliaseus yaitu desmoglein 1, yang dapat ditemukan pada epidermis dan

    lebih padat pada epidermis atas (Gambar.2.1). Tanda utama pada PV

    adalah dengan mencari autoantibodi IgG pada permukaan keratinosit.Hal

    ini merupakan fungsi patogenik primer dalam mengurangi perlekatan

    antara sel-sel keratinosit yang menyebabkan terbentuknya bula-bula, erosi

    dan ulser yang merupakan gambaran pada penyakit pemfigus vulgaris.5,6

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    10/21

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    11/21

    5

    dapat menjadi hemoragik bahkan seropurulen. Bula-bula ini mudah pecah,

    dan secara cepat akan pecah sehingga terbentuk erosi. Erosi ini sering

    berukuran besar dan dapat menjadi generalisata.Kemudian erosi akan

    tertutup krusta bila lesi ini sembuh sering berupa hiperpigmentasi tanpa

    pembentukan jaringan parut. Tanda Nikolskiy positif disebabkan oleh

    adanya akantolisis. Cara mengetahui tanda tersebut ada dua, pertama

    dengan menekan dan menggeser kulit diantara dua bula dan kulit tersebut

    akan terkelupas. Cara kedua dengan menekan bula, maka bula akan

    meluas karena cairan yang didalamnya mengalami tekanan. Pruritus tidak 

    biasanya dikeluhkan oleh penderita pemfigus vulgaris, tetapi pasien sering

    mengeluh nyeri pada kulit yang terkelupas. Epitelisasi terjadi setelah

    penyembuhan dengan meninggalkan hipopigmentasi dan hiperpigmentasi

    dan biasanya tanpa jaringan parut.1,7

    Gambar 2.2. Gambaran Klinis Pemfigus vulgaris

    (Sumber: Fitzpatrick’s Edisi 7)

    2.6. Diagnosis

    Penyakit autoimun kulit yang menyebabkan kerusakan pada perlekatan

    antar sel telah banyak ditemukan dan sukar untuk dibedakan karena

    memiliki manifestasi klinis yang mirip. Ciri klinis seperti tanda Nikolsky

    tidaklah spesifik untuk penyakit ini saja. Karena itu ,selain dari anamnesis

    yang baik dan pemeriksaan fisik lesi yang muncul, pemeriksaan biopsi,

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    12/21

    6

    histopatologi dan immunologi yang baik merupakan hal yang perlu

    diindikasikan.

    2.6.1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik 

    Anamnesis pasien berupa keluhan yang membawa pasien datang

    untuk berobat. Biasanya keadaan umum pasien tampak buruk. Anamnesis

    dilengkapi dengan mengetahui perjalanan penyakit pasien. Kemudian

    pemeriksaan fisik terhadap lesi yang timbul dimulai dari awal timbulnya

    lesi berupa eroosi dan krusta hingga terdapat bula generalisata.

    Pemeriksaan awal biasanya dilakukan pada tempat yang sering muncul di

    awal perjalanan penyakit yaitu di kulit kepala yang berambut dan di

    rongga mulut. Tanda khas penyait ini berupa tanda nikolskiy yang positif 

    yang disebabkan adanya akantolisis.8

    2.6.2. Biopsi dan histopatologi

    Metode biopsi dilakukan dengan cara sampel diambil pada daerah

    erosi atau bula setelah kulit atau mukosa dianastesi dengan injeksi anastesi

    lokal. Sampel kemudiannya diperiksa secara histologis dibawah

    mikroskop untuk melihat adakah sel terpisah antara satu sama lain. Pada

    gambaran histopatologik didapatkan bula intraepidermal suprabasal dan

    sel-sel epitel yang mengalami akantolisis pada dasar bula yang

    menyebabkan terbentuknya bula di suprabasal dan membuat percobaan

    Tzanck positif. Percobaan ini berguna untuk menentukan adanya sel-sel

    akantolitik, tetapi bukan diagnostik pasti untuk penyakit pemfigus.8

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    13/21

    7

    Gambar 2.3. Histopatologi Pemfigus Vulgaris. Satu dari sel epitel terlihat berjauhan

    antara satu sama lain dan membuat cairan dalam lepuhan

    (Sumber: Repository USU,2008)

    2.6.3. Immunopatologi

    A. Immunoflourescen langsung

    Pada pemeriksaan immunoflourescen langsung didapatkan

    antibodi interselular tipe IgG dan C3 di subtansi interselluler

    epidermis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mencampurkan

    spesimen jaringan mukosa yang dibiopsi dengan beberapa siri

    immunoglobulin. Immunoglobulin ini telah ditandai dengan bahan

    fluoresense ( fluorochrome) yang digunakan untuk menunjukkan

    kehadiran autoantibodi yang melekat pada sel jaringan pasien.9,10

    B. Immunoflourescen tidak langsung

    Test ini dilakukan dengan mengukur jumlah autoantibodi

    di dalam darah. Pada test ini biasanya ditemukan antibodi pemfigus

    tipe IgG interselluler, terdapat pada 80-90% penderita.9,10

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    14/21

    8

    2.7. Diagnosis Banding

    2.7.1. Dermatitis herpetiformis

    Dermatitis herpetiformis ialah penyakit yang menahun dan residif.

    Penyakit ini dapat mengenai anak dan dewasa, keadaan umumnya baik,

    keluhannya sangat gatal, ruam polimorf, dinding vesikel/bula tegang dan

    berkelompok. Tempat presdileksinya ialah di punggung, daerah sakrum,

    bokong, daerah ekstensor di lenggan atas, sekitar siku dan lutut. Ruam

    berupa eritema, papulo-vesikel, dan vesikel/bula yang berkelompok dan

    sistemik.5,10

    Pada pemfigus vulgaris keadaan umumnya bururk, tidak gatal, kelainan

    utamanya ialah bula yang berdinding kendur, generalisata dan eritema bisa

    terdapat atau tidak. Pada gambaran histopatologik dermatitis

    herpetiformis, letak vesikel/bula di subepidermal sedangkan pada

    pemfigus vulgaris terletak di intraepidermal dan terdapat akantolisis.5,10

    Gambar 2.4. Dermatitis Herpetiformis

    (Sumber: Fitzpatrick’s Edisi 7)

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    15/21

    9

    2.7.2. Pemfigoid Bulosa

    Pemfigoid bulosa adalah penyakit autoimun kronik yang ditandai oleh

    adanya bula subepidermal yang besar dan berdinding tegang dan padapemeriksaan imonupatologik ditemukan C3 (komponen komplemen ke-3)

    pada epidermal basement membrane zone. Keadaan umum pasien baik,

    dijumpai pada semua umur terutama pada orang tua. Kelainan kulit

    terutama terdiri atas bula dapat bercampur dengan vesikel, berdinding

    tergangm sering disertai eritema, tempat predileksinya ialah di ketiak,

    lengan bagian fleksor dan lipat paha. Jika bula-bula pecah terdapat daerah

    erosif yang luas, tetapi tidak bertambah seperti pada pemfigus vulgaris.5,10

    Gambar 2.5. Pemfigoid Bulosa

    (Sumber: Fitzpatrick’s Edisi 7)

    Perbedaan antara pemfigus vulgaris, dermatitis herpetiformis dan

    pemfigoid bulosa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    16/21

    10

    Tabel.1 Perbedaan pemfigus vulgaaris, pemfigoid bulosa dan dermatitis

    herpetiformis

    NO Pemfigusvulgaris

    Pemfigoidbulosa

    Dermatitisherpetiformis

    1 Etiologi Autoimun Autoimun Belum jelas

    2 Usia 30-60 tahun Biasanya usia

    tua

    Anak atau

    dewasa

    3 Keluhan Biasanya tidak  

    gatal

    Biasanya

    tidak gatal

    Sangat gatal

    4 Kelainan kulit Bula berdinding

    kendur, krusta

    bertahan lama

    Bula

    berdinding

    tegang

    Vesikel

    berkelompok 

    berdinding

    tegang

    5 Tanda nikolski + - -

    6 Tempat predileksi Biasanya

    generalisata

    Perut, lengan

    fleksor, lipat

    paha, tungkai

    medial

    Simetrik:

    tengkuk, bahu,

    lipat ketiak,

    posterior,

    lengan

    ekstensor,

    daerah sakrum,

    bokong

    7 Kelainan mukosa

    mulut

    60% 10-40% Jarang

    8 Histopatologi Bula intradermal,

    akantolisis

    Celah di taut

    dermal-

    epidermal,

    bula di

    subepidermal,

    terutama

    eosinofil

    Celah

    subepidermal,

    terutama

    neutrofil

    9 Imunofluoresensi IgG dan

    komplemen di

    epidermis

    IgG seperti

    pita di

    membran

    IgA granular di

    papila dermis

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    17/21

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    18/21

    12

    direkomendasikan adalah azatiporin karena cukup bermanfaat dan tidak 

    begitu toksik. Dosis azatiporin 50-150 mg sehari atau 1-3 mg per kgBB.

    Efek terapeutik azatiporin baru terjadi setelah 2-4 minggu. Obat-obat

    sitostatik diberikan jika dosis prednison mencapai 60 mg sehari untuk 

    mencegah sepsis dan bronkopneumonia. Jika telah tampak perbaikan dosis

    prednison diturunkan lebih dahulu, kemudian dosis azatiporin diturunkan

    secara bertahap. Obat sitostatik yang lainnya adalah siklofosfamid,

    metroteksat, dan mikofenolat mofetil.11

    2.8.2. Pengobatan topikal

    Pada pasien dengan lesi ringan hiingga sedang dan didapatkan

    sebatas pada permukaan mukosa bisa menggunakan terapi steroid topikal

    saja. Pada pemfigus oral, penggunaan sikat gigi yang lembut sangat

    disarankan untuk mengurangi trauma lokal. Analgesik dan anastesi topikal

    seperti benzydamine hydrochloride 0,15% bisa digunakan untuk 

    menghilangkan nyeri pada lesi oral, terutama sebelum membersihkan

    mulut dan gigi. Kebersihan rongga mulut penderita pemfiggus vulgaris

    harus dijaga untuk mencegah lesi yang lebih luas. Saat menyikat gigisebisanya untuk menggunakan larutan kumur antiseptik seperti

    chlorhexidine glukonat 0,2%. Untuk erosi oral yang banyak, digunakan

    obat kumur seperti larutan betamethasone sodium phosphate 0,5 mg tablet

    dicampurkan dalam 10 ml air dan dapat digunakan 4 kali sehari selama 5

    menit setiap pemakaian. Pada daerah lesi yang erosif dapat juga diberikan

    silver sulfadiazine, yang berfungsi sebagai antiseptik dan astringen. Pada

    lesi pemfigus yang sedikit dapat diberikan kortikosteroid secaraintradermal dengan triamsinolon asetonid 0,1%.

    11

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    19/21

    13

    2.9. Prognosis

    Angka kematian pasien pemfigus vulgaris mencapai 75% sebelum

    digunakannya kortikosteroid dalam pengobatannya. Setelah dimulainyapenggunaan kortikosteroid pada pemfigus, angka kematian menurun

    menjadi 30% dengan angka kekambuhan sekitar 13-21%. Penyebab

    kematian yang sering terjadi ialah sepsis, kakeksia dan ketidakseimbangan

    elektrolit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan pengobatan

    menggunakan kortikosteroid sesuai prosedur yang telah ditentukan maka

    prognosis pasien pemfigus vulgaris akan lebih baik.11

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    20/21

  • 8/15/2019 Referat Pemfigus Vulgaris-Rizky Ananda Prawira Mrp

    21/21