10

Click here to load reader

refrat sinkop

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: refrat sinkop

SINKOP

Definisi

Sinkop adalah kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh yang tiba – tiba dan bersifat sementara, dengan konsekuensi terjadi pemulihan spontan. Kehilangan kesdaran tersebut terjadi akibat penurunan aliran darah ke otak( hipoperfusi serebral).

Otak memiliki beberapa bagian, termasuk dua belahan otak, otak kecil, dan batang otak. Otak membutuhkan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glukosa ke sel-selnya. Agar tubuh tetap sadar, sebuah area yang dikenal sebagai sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus hidup, dan setidaknya satu belahan otak harus berfungsi. Pingsan terjadi bila sistem pengaktif retikuler atau kedua belahan otak kekurangan darah, oksigen, atau glukosa.

Etiologi SinkopKegiatan sebelum sinkop dapat memberikan petunjuk mengenai penyebab gejala.sinkop dapat terjadi pada saat istirahat, dengan perubahan postur, pada saat menggunakan tenaga, setelah latihan,atau dengan situasi tertentu seperti batuk, atau berdiri lama. secara garis besar,penyebab sinkop dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok yaitu kardiak, vasovagal, neurologi, dan sinkop yang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab jantung termasuk iskemia dan aritmia. Vasovagal disebabkan ortostatik, obat – obatan, sinkop bauk, sinkop berkemih, dan situasional sinkop. Neurologis termasuk sinkop karena stroke, transien iskemia atttact, dan kejang.

Page 2: refrat sinkop
Page 3: refrat sinkop

Dengan mengetahui evaluasi sinkop di unit gawat darurat atau mengobservasi dapat mengetahui kebutuhan yang berisiko untuk prognosis buruk dan mengurangi tingkat masuk kerumah sakit.Dalam mengevaluasi sinkop, adanya penyakit jantung (penyakit arteri koronner, gagal jantung kongestif, kelainan katup, dan kongenital) sebagai faktor yang penting untuk prediksi resiko kematian.

Penegakan Diagnostik

Mengetahui penyebb pasti dari sinkop sering kali merupakan sesuatu keadaan yang sulit yang menantang. Hal ini disebabkan oleh karena kejadian sinkop terjadi secara sporadis dan jarang.

Anamnesa

Penting sekali diketahui riwayat kejadian disaat – saat sebelum terjadinya sinkop tersebut untuk menentukan penyebab sinkopserta menyingkirkan diagnosa banding yang ada. Selain itu dapat menjadi petunjuk dalam mengevaluasi pasien.Gambaran klinis yang muncul pada tiap pasien sangat penting untuk mengetahui faktoryang dapat merupakan faktor predisposisi terjadinya sinkop beserta akibatnya..

Pertanyaan – pertanyaan pada anamnesis pasien dengan sinkopPERTANYAAN SEPUAR KEADAAN SAAT SEBELUM SERANGAN

Posisi (duduk, terlentang, berdiri) Aktivitas ( istirahat, perubahan posisi, sedang atau habis melakukan latihan fisik,

sedang atau sesaat setelah berkemih, buang air besar, bauk, atau menelan) Faktor – faktor predisposisi ( misalnya empat ramai atau panas, berdiri dalam

waktu lama, saat setelah makan) dan faktor yang memberatkan ( misalnya ketakutan, nyeri hebat, pergerakan leher).

PERTANYAAN MENGENAI SAAT TERJADINYA SERANGAN Mual, muntah, rasa tidak enak di perut, rasa dingin berkeringat, aura, nyeri pada

leher atau bahu, penglihatan kaburPERTANYAAN MENGENAI SERANGAN YANG TERJADI ( SAKSI MATA)

Bagaimana seseorang itu jatuh ( merosot atau berlutut) Warna kulit ( pucat, sianosis, kemerahan), lamanya hilang kesadaran Jenis pernafasan (mengorok), pergerakan ( tonik, klonik, tonik- klonik ata minimal

mioklonus, otomatisasi) dan lama terjadinya. Jarak antara imbulnya pergerakan – pergerakan tersebut dengan kejadian jatuh,

lidah tergigit.PERTANYAAN MENGENAI LATARBELAKANG

Riwayat keluarga dengan kematia mendadak, penyakit jantung aritmogenik kongenital, atau pingsan.

Riwayat penyakit jantung sebelumnya Riwayat kelainan neurologis (parkinsonisme, epilepsi, narkolepsi) Gangguan metabolik ( dabetes melitus) Obat – obatan ( antihipertensi, antiangina, anidepresan, antiaritmia, diuretika, dan

obat – obatan yang membuat QT memanjang) (bila terjadi sinkop berulang) keterangan mengenai berulangnya sinkop misalnya

waktu dari saat episode sinkop pertama dan jumlah rekurensi yang terjadi.

Page 4: refrat sinkop

Beberapa penyebab terjadinya kehilangan kesadaran yang paling sering ditemukan antara lain:

1. Serangan stokes – adam misalnya, keadaan asisitol sementara atau fibrilasi ventrikel pada blok atrioventrikular.

2. Aritmia jantun lain3. Kejang (petit mal pada epilepsi)

Kemungkinan hal – hal tersebut diatas erupakan penyebabnya harus dipikirkan apabila kehilagan kesadaran tersebut terjadi tiba – tiba dan lamanya berkisar antara 1 sampai 2 detik.

PEMERIKSAAN FISIKGambaran klinis dan tampilan pasien sangat penting diketahui. Pemeriksaan – pemeriksaan yang meliputi tanda – tanda kardiovaskular, pemeriksaan neurologis serta gejala – gekjala seperti hipotensi ortostatis harus dilakukan pada pasien sinkop. (tabel 2)

Rekomendasi kelas 1 untuk diagnosis berdasarkan evaluasi awal ( anamnesis, pemeriksaan fisis, pengukuran tekanan darah ortostatik dan elektrokardiogram, maka diagnosis penyebab sinkop pada keadaan – keadaan:

Sinkop vasovagal : bila terjadi kejadian yang memberatkan seperti rasa takut, nyeri hebat, stres emosi, bediri lama yang timul dengan ejala prodroml tipikal.

Sinkop situasional : bila sinkop terjadi selma tau segera setelah berkemih, defekasi, batuk, atau mengunyah.

Sinkop ortostatik : bila diketahui terdapat hipotensi ortostatik dan berhubungan dengan kejadian sinkop dan presinkop. Pengukuran tekanan darah ortostatik dilakukan seteah pasien berbaring telentang selama 5 menit. Pengukuran diteruskan setelah 1 atau 3 menit berdiri dan tetap diteruskan pengukurannya bila tekanan darah masih menurun dalam 3 menit. Bila pasien tdak dapat berdiri lama, tekanan darah sistolik terendah selma posisi tegak harus direkam. Penurunan tekanan darah sistolik > atau sama dengan 20 mmhg atau penurunan tekanan darah sistolik sampai 90 mmmhg dapat didefinisikan sebagai hipotensi ortostatik, terlepas dar ada atau tidaknya gejala yang menyertai.

Sinkop akibat aritmia : diliha dari gambaran EKG Sinus bradikardia < 40 kali/menit atau blok sinoatrial berulang atau henti sinus

> 3 deik. Mobitz II. Blok AV derrajat 2 atau3 Blok berkas cabang kanan dan kiri bergantian. Takikardia suprventikularparoksimal dengan laju ventrikel cepat Mal fungsi pacu jantung dengn henti irama.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah Rutin

Pemeriksaan elektrolit, enzim jantung, kadar gula darah, dan hematrokit memiliki diagnostik yang rendah, sehingga tidak direkomendasikan untuk pasien sinkop kecuali terdapat indikasi tertentu dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik. Misalnya kadar gula darah apakah pasien terjadi hipoglikemia atau tidak dan kadar hematrokritkemungkinan perdarahan dan lain lain.pada sindrom QT emanjang keadaan hipokalemia dan hipomagnesia.

Page 5: refrat sinkop

Pemeriksaan Elektrokardiografi

Rekaman elektrokardiografi 12 sadapan haus dilkukan pada pasien sinkop. Walapun tidak banyak informasi yang dapat diperoleh apabila sinkop tersebut disebabkan keadaan non- kardiak. Hal ini sangat berguna untuk menunjukkan kemungkinan kecil penyebab sinkop berasal dari kelainan kardiak, yang berhubungan dengan prognosis yang lebih baik..

Gambaran abnormalitas EKG yang menunjukkan sinkop akibat Aritmia Blok bifasikuler ( didefinisikan sebagai blok berkas cabang kiri atau blok berkas

cabang kanan atau blok fasikular posterior kiri) Kelainan konsuksi intraventrikular lain (durasi QRS > sama dengan 0,12 detik Blok atrioventrikular derajat dua mobitz I Bradikardia sinus asimtomatik ( < 50 derajat per menit), atau blok sinoatrial Kompleks QRS praeksitasi Interval QT memanjang Pola blok berkas cabang kanan dengan elevasi ST pada sadapan v1 – v3 (sindrom

brugada) Gelombag T negatif pada sadap prakordial kanan,gelombang epsilon, an

keambatan ventrikular yang bepotensi pada dugaan dispasia ventrikular kanan aritmogenik.

Gelombang Q diduga infark miokard.

Pemeriksaan Ekokardiografi

Pemeriksaan uji penapisan untuk deteksi penyakit jantung padapasien dengan sinkop.

Pemeriksaan Elektrofisiologi

Untuk indikasi rekomendasi dilakukannya studi elektrofisiologi invasif bila pada evaluasi awal dicurigai sikop terjadi disebabkan oleh aritmia ( pasien dengan abnormalitas EKG, terdapat penyakit struktur jantung atau sinkop yang berhubungan dengan palpitasi atau pasien denga riwayat kematian menddak pada keluarga).

Pemeriksaan Pemijatan pada Sinus Karotis

Suatu teknik dengan melakukan tekanan secara hlus pada sinus karotis untuk mendiagnosis hipersensitivitas sinus karotis. Bila hasil yang itemukan;

Terjadi asistol selama lebih dari 3 detik berarti : terjadi respon kardioinhibisi. Terjadi penurunan tekanan darah sistolik 50 mmhg berarti : terjadi respon

vasodepresor.

Pemerksaan Tilt – Table TestingUji ini merupakan pemeriksaan standar dan sudah diterima secara luas sebagai salah satu uji diagnostik pada evaluasi pasien dengan sinkop. Pemeriksaan upright tilt testing diindikasikan pada sinkop yang kemungkinan dimediasi oleh persarafan, dan uji ini penting sebagai aku emas untuk membuat diagnosis. Upright titl testing biasanya dilakukan selama 30 sampai 45 detik degan sudut kemiringan antara 60 sampai 80 derajat.Indikasi pada test ini adalah:

Kejadia sinkop berulang

Page 6: refrat sinkop

Kejadian sinkop pertama kali tetapi pasien dengan resiko tinggi Pada serangan pertama kali tanpa kelainan struktur jantung Sebagai evaluasi sinkop yang berhubungan atau akibat aktifitas fisik.

Klasifikasi respon positif dari tilt testing Tipe 1 campuran . denyut jantung menurun pada saat sinkop tetapi laju ventrikel

tidak menurun < 40 kali/menit atau turun sapai < 40 kali/ menit selama minimal 10 detik dengan atau tanpa periode asistol < 3 detik. Tekanan darah menurun sebelum penurunan denyut jantung.

Tipe 2 A. Hambatan kardiak tanpa asistol. Denyut jantung menurun sampai laju ventrikel < 40 kali/menit selama lebih dari 10 detik tetapi tidak terjadi episode asistol yang > 3 detk. Tkanan darah menurun sebelum penurunan denyut jantung.

Tipe 2 B. Hambatan kardiak dengan asistol. Asistol terjadi > 3 detik. Tekanan darah menurun secara bersamaan dengan atau terjadi sebelum penurunan denyut jantung

Tipe 3. Vasodepresor. Denyut jantung tidak menurun lebih dari 10% dari pncaknya pada saat sinkop.

Pengecualian 1. Inkompetensi kronotropik. Tidak terjadi peningkatan denyut jantung selama til testing

Pegecualian 2. Peningkatan denyut jantung berlebihan. Peningkatan denyut jantung berlebihan pada saat posisi tegak dan selama wktu sebelum sinkop.

Page 7: refrat sinkop
Page 8: refrat sinkop