Refrat Syn Lennox_gastautt

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    1/29

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Epilepsi di masa lalu didefinisikan sebagai gangguan sistem saraf karena gangguan

    saraf otak pada otot. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kesadaran tiba-tiba, perubahan

    persepsi atau penurunan fungsi psikis, kejang, gangguan sensasi atau kombinasi keduanya.

    Epilepsi adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi namun dengan gejala

    tunggal yang khas, yaitu serangan berkala yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik

    neutron kortikal secara berlebihan.1,2,3

    Salah satu masalah dalam penanggulangan epilepsi ialah menentukan dengan pasti

    diagnosis epilepsi oleh karena sebelum pengobatan dimulai diagnosis epilepsi harus

    ditegakkan dulu.4

    Diagnosis dan pengobatan epilepsi tidak dapat dipisahkan sebab

    pengobatan yang sesuai dan tepat hanya dapat dilakukan dengan diagnosis epilepsi yang tepat

    pula.5

    Diagnosis epilepsi berdasarkan atas gejala dan tanda klinis yang karakteristik. Jadi

    membuat diagnosis tidak hanya berdasarkan dengan beberapa hasil pemeriksaan penunjang

    diagnostik saja, justru informasi yang diperoleh sesudah melakukan wawancara yang lengkap

    dengan pasien maupun saksi mata yang mengetahui serangan kejang tersebut terjadi dan

    kemudian baru dilakukan pemeriksaan fisik dan neurologi. Begitu diperkirakan diagnosis

    epilepsi telah dibuat barulah dilanjutkan pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis

    dan mencari penyebabnya, lesi otak yang mendasari , jenis serangan kejang dan sindrom

    epilepsi.6

    Sindrom Lennox-Gastaut (LGS) adalah salah satu contoh dari sindrom epilepsi pada

    anak. LGS merupakan sindrom epilepsi yang terdiri dari kumpulan gejala berupa epilepsi yang

    sangat sukar diatasi dengan obat-obatan dan bermanifestasi pada usia 1-8 tahun. Gambaran

    klinis kejang yang paling sering adalah bangkitan kejang kejang tonik-aksial, atonik, dan

    bangkitan kejang absans atipik, serta retardasi mental. EEG interiktal berupa paku ombak

    lambat < 3 Hz dan EEG iktal 10 13 Hz. Kejadian sindrom ini sangat kecil yaitu 0,5/100.000 per

    tahun. Laki-laki lebih sering dijumpai dibanding perempuan dengan rasio 20:14. Penyebab LGS

    bersifat multi faktor mencakup faktor idiopatik, genetik, cacat otak struktural, dan gangguan

    metabolisme otak.7

    Dalam 5 tahun pertama kehidupan, kasus baru epilepsi biasanya bermanifestasi

    sebagai bangkitan kejang umum dan sindrom Lennox-Gastaut (LGS) merupakan salah satu di

    antaranya. Oleh karena sukar mengatasi sindrom tersebut, Sindrom Lennox-Gastautdikelompokan sebagai salah satu bentuk intractable epilepsy. Sindrom Lennox-Gastaut

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    2/29

    2

    tercakup kira-kira pada 1 2% kasus epilepsi anak dan kurang dari 50% kasus muncul sebelum

    usia 2 tahun.8

    Tujuan penulisan makalah ini adalah membahas bagaimana cara-cara menentukan

    diagnosis sindrom epilepsi anak pada umumnya dan sindrom Lennox-Gastaut pada khususnya,

    secara baik dan cermat.

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    3/29

    3

    BAB II

    SINDROM LENNOX-GASTAUT

    A. DEFINISISindrom Lennox-Gastaut didefinisikan sebagai:

    7

    1. Epilepsi pada anak dengan beberapa jenis serangan, terutama serangan tonik, tapi jugaatipikal absence dan atonik seizure

    2. Gambaran EEG menunjukan Slow spike and wave (

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    4/29

    4

    Adapun klasifikasi sindrom epilepsi yang dipakai saat ini berdasarkan The International

    Classification of Epilepsi sebagai berikut:2

    INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF EPILEPSI SEIZURES

    I. Generalized seizures (bilaterallysymmetrical and without local onset)A. Tonic, clonic, or tonic-clonic (grand mal)B. Absence (petit mal)

    1. With loss of consciousness only2. Complex with brief tonic, clonic or automatic movements

    C. Lennox-Gastaut syndromeD. Juvenile myoclonic epilepsyE. Infantile spasms (West syndrome)F. Atonic (astatic, akinetic) seizures (sometimes with myoclonic jerks)

    II. Partial, or focal seizures (seizures beginning locally)A. Simple (without loss of consciousness or alteration in psychic function)

    1. Motor-frontal lobe origin (tonic, clonic, tonic-clonic; jacksonian;benign childhood epilepsy, epilepsia partialis continua)

    2. Somatosensory or special sensory (visual auditory, olfactory,gustatory, vertiginous)

    3. Autonomic4. Pure psychic

    B. Complex (with impaired consciousness)1. Beginning as simple partial seizures and progressing to impairment of

    consciousness

    2. With impairment of consciousness at onsetIII.Special epileptic syndromes

    A. Myoclonus and myoclonic seizuresB. Reflex epilepsyC. Acquired aphasia with convulsive disorderD. Febrile and other seizures of infancy and childhoodE. Hysterical seizures

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    5/29

    5

    KLASIFIKASI ILAE 1981

    Untuk tipe serangan kejang/bangkitan epilepsi.5,9

    Serangan parsial

    Serangan parsial sederhana (kesadaran baik).- Motorik- Sensorik- Otonom- Psikis

    Serangan parsial kompleks (kesadaran terganggu)- Serangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan kesadaran.- Gangguan kesadaran saat awal serangan.

    Serangan umum sekunder- Parsial sederhana menjadi tonik klonik.- Parsial kompleks menjadi tonik klonik- Parsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi tonik klonik.

    Serangan umum.- Absans (lena)- Mioklonik- Klonik- Tonik- Atonik.

    Tak tergolongkan.

    KLASIFIKASI ILAE 1989 untuk sindroma epilepsi.

    9

    Berkaitan dengan letak fokus

    Idiopatik (primer)- Epilepsi anak benigna dengan gelombang paku di sentrotemporal (Rolandik

    benigna)

    - Epilepsi pada anak dengan paroksismal oksipital- Primary reading epilepsy.

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    6/29

    6

    Simptomatik (sekunder)- Lobus temporalis- Lobus frontalis- Lobus parietalis- Lobus oksipitalis- Kronik progesif parsialis kontinua

    Kriptogenik

    Umum

    Idiopatik (primer)- Kejang neonatus familial benigna- Kejang neonatus benigna- Kejang epilepsi mioklonik pada bayi- Epilepsi absans pada anak- Epilepsi absans pada remaja- Epilepsi dengan serangan tonik klonik pada saat terjaga.- Epilepsi tonik klonik dengan serangan acak.

    Kriptogenik atau simptomatik.- Sindroma West (Spasmus infantil dan hipsaritmia).- Sindroma Lennox Gastaut.- Epilepsi mioklonik astatik- Epilepsi absans mioklonik

    Simptomatik- Etiologi non spesifik

    - Ensefalopati mioklonik neonatal- Sindrom Ohtahara

    - Etiologi / sindrom spesifik.- Malformasi serebral.- Gangguan Metabolisme.

    Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan fokal atau umum.

    Serangan umum dan fokal- Serangan neonatal- Epilepsi mioklonik berat pada bayi

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    7/29

    7

    - Sindroma Taissinare- Sindroma Landau Kleffner

    Tanpa gambaran tegas fokal atau umum Epilepsi berkaitan dengan situasi

    - Kejang demam- Berkaitan dengan alkohol- Berkaitan dengan obat-obatan- Eklampsi.- Serangan berkaitan dengan pencetus spesifik (reflek epilepsi)

    D. ETIOLOGI

    Lennox-Gastaut Sindrom dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi sebagai berikut:

    1. Idiopatik:Biasanya berupa epilepsi dengan serangan kejang umum, penyebabnya tidak

    diketahui. Pasien dengan idiopatik epilepsi mempunyai inteligensi normal dan hasil

    pemeriksaan juga normal dan umumnya predisposisi genetik.

    Ditemukan pada sekitar 23-23% pasien Sindroma Lennox-Gastaut. Dikatakan idiopatik

    jika segi psikomotornya berkembang dengan baik sebelum onset gejala, tidak ada

    kelainan neurologik maupun neuroradiologik.8

    2. Simptomatik:Pada simptomatik terdapat lesi struktural di otak yang mendasari, contohnya oleh

    karena sekunder dari trauma kepala, infeksi susunan saraf pusat (encephalitis dan

    atau meningitis), malformasi otak (misalnya displasia korteks), trauma lahir, trauma

    iskemia-hipoksia, lesi lobus frontal., kelainan kongenital, proses desak ruang di otak,

    gangguan pembuluh darah diotak, toksik (alkohol, obat), gangguan metabolik dan

    kelainan neurodegeneratif.8

    Ditemukan sekitar 70-78% pasien Sindroma Lennox-Gastaut, sebanyak 9-39% mereka

    yang pada masa bayi menderita spasme infantil (sindroma West).6,8,9

    3. Kriptogenik:Dianggap simptomatik tapi penyebabnya belum diketahui. Kebanyakan lokasi yang

    berhubungan dengan epilepsi tanpa disertai lesi yang mendasari atau lesi di otak tidak

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    8/29

    8

    diketahui. Termasuk disini adalah sindroma West, Sindroma Lennox Gastaut dan

    epilepsi mioklonik. Gambaran klinis berupa ensefalopati difus.6, 9

    4. Genetik:Sebanyak 2,5-47,8% memiliki riwayat epilepsi dan kejang demam keluarga.

    8

    E. PATOFISIOLOGI

    Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari fokus kejang atau

    dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. Aktivitas kejang sebagian

    bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. Lesi di otak tengah, thalamus,

    dan korteks serebrum kemungkinan besar bersifat epileptogenik, sedangkan lesi di serebellum

    dan batang otak umumnya tidak memacu kejang.1,2,3

    Di tingkat membran sel, fokus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimiawi,

    termasuk berikut:1

    1. Instabilitas membran sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan.2. Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuik melepaskan muatan menurun

    dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan.

    3. Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hyperpolarisasi, atau kejang dalamrepolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi asam gamma

    aminobutirat (GABA)

    4. Ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam basa atau elektrolit,yang mengganggu homeostasis kimiawi neuron sehingga terjadi kelainan pada

    depolarisasi neuron. Gangguan keseimbangan ini menyebabkan kelebihan

    neurotransmiter eksitatorik atau depresi neurotransmiter inhibitorik.

    Perubahan-perubahan metabolik yang terjadi selama dan segera setelah kejang

    sebagian disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan energi akibat hiperaktivitas neuron.

    Selama kejang, kebutuhan metabolik secara drastis meningkat, lepas muatan listrik sel-sel

    saraf motorik dapat meningkat menjadi 1000 per detik. Aliran darah otak meningkat,

    demokian juga respirasi dan glikolisis jaringan. Asetilkolin muncul di cairan serebrospinalis

    (CSS) selama dan setelah kejang. Asam glutamat mungkin mengalami depresi selama kejang.1

    Berbagai kemungkinan patofisiologi telah diajukan. Satu hipotesis menyatakan bahwaadanya permeabilitas yang berlebihan pada jalur eksitasi interhemisfer di daerah frontal ketika

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    9/29

    9

    bagian anterior dari otak yang matur. Hipotesis lain menunjukan adanya ketrlibatan

    mekanisme immunogenetik dalam memicu beberapa kasus Sindroma Lennox-Gastaut.

    Meskipun satu penelitian menemukan adanya hubungan yang kuat antara mencermati dan

    Human Lymphocyte Class I antigen B7, penelitian yang lain tidan menunjukan hal yang

    demikian.8

    Beberapa nilai karakteristik berikut perlu untuk dipertimbangkan:8

    1. Keberadaan Sindroma Lennox-Gastaut terkait erat dengan lobus frontalis otakdengan aktivitas slow waves and spikes dominan di lobus tersebut.

    2. Dijumpai adanya sinkronisasi kedua lobus frontalis namun bukan akibat sinkronisasibilateral secara sekunder dari satu fokus tunggal

    3. Terdapat sejumlah kasus Sindroma Lennox-Gastaut sebagai kesinambungansindroma West.

    4. Pada Sindroma West yang mengalami perbaikan umumnya tidak ditemukan lesiotak dan bila ada minimal di bagian posterior.

    Spike Wave dan Slow Spike Wave

    Mekanisme yang terlibat dalam bysnchronous spike wave dan slow spike wave

    melibatkan neuron kortikal dan thalamus.7

    Ada dua mekanisme utama untuk terjadinya spike-wave dan slow spike wave:7

    1. Antara abnormal yang kuat dari neuron dari neuron GABAergik thalamic olehserabut aferen corticothalamic

    2. Hilangnya penghambatan yang diperantarai GABA reseptor antara thalamic retikulersel yang menimbulkan potensi ledakan.

    Fase Rhythmic Waves

    Ledakan gelombang berirama cepat atau polyspikes merupakan ciri khas Sindroma

    Lennox-Gastaut. Kegiatan ini berhubungan dengan kejang tonik atau tidak dengan gambaran

    tonik. Selama kegiatan tersebut, kebanyakan sel-sel korteks mengalami depolarisasi tonik.7

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    10/29

    10

    F. GEJALA KLINIS

    Gejala klinis yang paling sering terjadi pada Sindroma Lennox-Gastaut, terdiri dari:

    Manifestasi Klinik Interictal

    Gejala neurologis interiktal tidak spesifik untuk Sindroma Lennox-Gastaut, itentukan

    mereka oleh lokasi dan luas patologi yang mendasarinya. Meskipun sekitar 20% - 30% anak-

    anak dengan LGS bebas dari defisit neurologis dan defisit neuropsikologik terutama pada masa

    onset, tetapi jika pada masa onset tersebut masalah defisit neurologis tersebut tidak muncul,

    maka akan muncul pada masa perjalanan penyakit LGS tersebut. Faktor-faktor yang disertai

    dengan retardasi mental yang ringan sampai berat ditemukan etiologi LGS, riwayat Sindroma

    West, biasanya gejalanya muncul di antara umur 12 24 bulan dan memiliki frekuensi lebih

    sering.11

    Keterbelakangan mental dianggap sebagai komponen. Kebanyakan anak dengan

    sindroma Lennox-Gastaut memiliki tingkat intelektual yang lebih rendah dan gangguan proses

    belajar ringan sampai parah. Masalah perilaku dan depresi juga umum terjadi, yang dapat

    disebabkan oleh cedera otak, sering kejang, kurangnya stimulasi sosial yang normal atau

    sebagai efek samping dari obat anti epilepsi (OAE). Anak-anak dengan Sindroma Lennox-

    Gastaut juga lebih cenderung memiliki cerebral palsy, penurunan progresif dalam IQ dan

    gangguan gaya berjalan progresif. Perkembangan anak sering terbelakang pada awal penyakit,

    tergantung pada etiopathogenesis penyakit otak.12,13

    Biasanya pasien dengan LGS memiliki IQ rata-rata rendah dari pada pasien kriptogenik.

    Pada pasien yang tidak ditemukan gejala-gejala LGS dapat disebut sebagai suspek LGS. Dalam

    kajian ditemukan pemeriksaan IQ menunjukan variasi derajat untuk retardasi mental.

    Terjadi korelasi yang signifikan antara umur, onset kejang dan disorientasi mental.

    Kebanyakan 98% pada pasien yang onset kejangnya sebelum umur 2 tahun akan memiliki

    penurunan yang pasti secara kognitif, berbanding 63% yang mengidap kejang dengan onset

    sampai umur 2 tahun.8

    Anak-anak denga LGS mungkin memiliki gangguan mood, personality, perkembangan

    psikomotor yang menurun dan dari segi pembelajaran. Biasanya gejala ini memakan waktu

    yang lama. Karakteristik utama dari disorientasi mental dilaporkan sebagai apati, kehilangan

    ingatan dan kerusakan visuomotor.

    8

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    11/29

    11

    Manifestasi Klinik Iktal

    Sindroma Lennox-Gastaut ditandai dengan gangguan kejang campuran, sindrom ini

    selalu dimulai di masa kanak-kanak.

    Kejang Tonik

    Jenis-jenis utama dari kejang yang biasanya terjadi adalah kejang tonik, yang sering

    malam hari, biasanya singkat, berlangsung dari beberapa detik sampai satu menit, dengan

    durasi rata-rata sekitar 10 detik. Bangkitan tonik terdiri atas ekstensi lembat keseluruhan

    anggota badan dan deviasi mata ke atas disertai perlambatan pernafasan. Keterlibatan fungsi

    motorik bervariasi dengan beberapa bangkitan kejang yang terbatas pada mata atau

    perubahan pernafasan. Bangkitan kejang yang ringan ini umumnya terjadi di saat tidur dan

    berlangsung tanpa sempat diketahui kecuali bila dimonitor dengan video disertai rekaman

    EEG. Selama kejang pasien tidak sadar, meskipun gairah dari tidur ringan dapat terjadi dan

    dapat terjadi berulang-uang sepanjang malam. Gambaran vegetatif terdiri atas pernafasan

    ireguler, berhenti nafas, muka merah, takikardi atau pelebaran pupil.12, 13, 14

    Kejang Atonik

    Kejang atonik memiliki karakterstiknya yang ditandai dengan kehilangan tonus secara tiba-tiba

    dan melibatkan kepala/seluruh tubuh. Kejang atonik terjadi sangat singkat dan bisa disertai

    dengan kejang myoklonik pada awal kejang.15

    Bangkitan Absans Atipik

    Bangkitan kejang ini terdiri atas gangguan kesadaran fluktuatif yang waktu awal dan

    berakirnya sulit ditentukan. Tonus aksial yang sering terganggu menyebabkan penderita

    terjatuh. Kekejangan kelopak mata, bangkitan kejang tonik ringan, gambaran otonomik atau

    otomatismus dapat pula terlibat. Keseluruhan manifestasi klinis bisa bervariasi dari absans

    yang khas hingga gejala yang sangat ringan. Pada anak dengan gangguan intelektual sering

    ditemukan kesulitan menghitung bangkitan kejang yang sifatnya ringan tersebut baru disebut,

    bahkan dengan video sekalipun.14

    17%- 100% absen atipikal adalah hasil dari berbagai ketidakmampuan orang tua dalam

    mengenali dan mengidentifikasi absen atipikal. Dalam sebuah penelitian menggunakan video /

    pemantauan EEG 27% orang tua mengenali kejang absen atipikal, 80% untuk kejang myoklonik

    dan 100% untuk tonik, lemah, tonik-klonik, klonik, dan kejang parsial kompleks. Absen atipikal

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    12/29

    12

    mungkin sulit untuk mendiagnosis sejak awal, mungkin secara bertahap dan mungkin tidak

    mengalami kehilangan kesadaran dan pasien melanjutakan kegiatannya lagi. Pasien mungkin

    memiliki asosiasi myoclonis kelopak mata, yang tidak berirama seperti di absan khas tetapi

    sering dikaitkan dengan myoklonis perioral atau fleksi progresif kepala sekunder. Automatisms

    dapat diamati. Akhir kejang mungkin bertahap pada beberapa pasien dan menndadak pada

    orang lain.8

    Status Epileptikus

    Sekitar 54 97% pengidap LGS dilaporkan mengalami satu atau beberapa kali episode

    status epileptikus (SE) yang terdiri atas bangkitan kejang absans, tonik atau campuran. Pada

    seri itu 94% penderita memperlihatkan komponen tonik selama SE yang dicerminkan oleh

    irama EEG 10 Hz, identik dengan ciri-ciri sewaktu tidur. SE tonik tersebut dapat dipresipitasi

    kemunculannya oleh pemberian benzodiazepin intravena. Awal munculnya SE absan biasanya

    tersembunyi dan mungkin terabaikan untuk beberapa jam atau hari, terlebih pada penderita

    retardasi mental.14

    Berbagai bentuk status epileptikus terjadi, mulai dari keadaan bingung berbahaya yang

    dapat berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu untuk status epileptikus tonik

    murni, yang lebih sering terlihat pada remaja atau orang dewasa dari pada anak-anak.11

    Jenis-jenis Lain Tipe Bangkitan Kejang

    Jenis lain dari kejang yang dicatat kejang tonik-klonik Generalized dilaporkan dalam 15%

    pasien, sedangkan kejang kompleks parsial terjadi pada 5%. Status epileptikus Absan, status

    epileptikus tonik dan status epileptikus nonconvulsive semua bisa terjadi, dapat memiliki

    durasi panjang dan dapat tahan terhadap terapi.8

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    13/29

    13

    BAB III

    DIAGNOSIS

    A.DIAGNOSIS AWALLangkah awal adalah menentukan untuk membedakan apakah ini serangan

    kejang atau bukan , dalam hal ini memastikannya biasanya dengan melakukan

    wawancara baik dengan pasien, orangtua atau orang yang merawat dan saksi mata yang

    mengetahui serangan kejang itu terjadi. Beberapa pertanyaan yang perlu diajukan adalah

    untuk menggambarkan kejadian sebelum , selama dan sesudah serangan kejang itu

    berlangsung. Dengan mengetahui riwayat kejadian serangan kejang tersebut biasanya

    dapat memberikan informasi yang lengkap dan baik mengingat pada kebanyakan kasus,

    dokter tidak melihat sendiri serangan kejang yang dialami pasien.4

    Adapun beberapa pertanyaan adalah sebagai berikut:9

    1. Kapan pasien mengalami serangan kejang yang pertama kali selama ini? Usia serangandapat memberi gambaran klasifikasi dan penyebab kejang. Serangan kejang yang

    dimulai pada neonatus biasanya penyebab sekunder gangguan pada masa perinatal,

    kelainan metabolik dan malformasi kongenital. Serangan kejang umum cenderung

    muncul pada usia anak-anak dan remaja. Pada usia sekitar 70 tahunan muncul

    serangan kejang biasanya ada kemungkinan mempunyai kelainan patologis di otak

    seperti stroke atau tumor otak dsb.

    2. Apakah pasien mengalami semacam peringatan atau perasaan tidak enak pada waktuserangan atau sebelum serangan kejang terjadi? Gejala peringatan yang dirasakan

    pasien menjelang serangan kejang muncul disebut dengan aura dimana suatu aura

    itu bila muncul sebelum serangan kejang parsial sederhana berarti ada fokus di otak.

    Sebagian aura dapat membantu dimana letak lokasi serangan kejang di otak. Pasien

    dengan epilepsi lobus temporalis dilaporkan adanya dj vu dan atau ada sensasi

    yang tidak enak di lambung, gringgingen yang mungkin merupakan epilepsi lobus

    parietalis. Dan gangguan penglihatan sementara mungkin dialami oleh pasien dengan

    epilepsi lobus oksipitalis. Pada serangan kejang umum bisa tidak didahului dengan

    aura hal ini disebabkan terdapat gangguan pada kedua hemisfer , tetapi jika aura

    dilaporkan oleh pasien sebelum serangan kejang umum, sebaiknya dicari sumber

    fokus yang patologis.

    3.

    Apa yang terjadi selama serangan kejang berlangsung? Bila pasien bukan denganserangan kejang sederhana yang kesadaran masih baik tentu pasien tidak dapat

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    14/29

    14

    menjawab pertanyaan ini, oleh karena itu wawancara dilakukan dengan saksi mata

    yang mengetahui serangan kejang berlangsung. Apakah ada deviasi mata dan kepala

    kesatu sisi? Apakah pada awal serangan kejang terdapat gejala aktivitas motorik yang

    dimulai dari satu sisi tubuh? Apakah pasien dapat berbicara selama serangan kejang

    berlangsung? Apakah mata berkedip berlebihan pada serangan kejang terjadi? Apakah

    ada gerakan automatism pada satu sisi ? Apakah ada sikap tertentu pada anggota

    gerak tubuh? Apakah lidah tergigit? Apakah pasien mengompol ? Serangan kejang

    yang berasal dari lobus frontalis mungkin dapat menyebabkan kepala dan mata deviasi

    kearah kontralateral lesi. Serangan kejang yang berasal dari lobus temporalis sering

    tampak gerakan mengecapkan bibir dan atau gerakan mengunyah. Pada serangan

    kejang dari lobus oksipitalis dapat menimbulkan gerakan mata berkedip yang

    berlebihan dan gangguan penglihatan. Lidah tergigit dan inkontinens urin kebanyakan

    dijumpai dengan serangan kejang umum meskipun dapat dijumpai pada serangan

    kejang parsial kompleks.

    4. Apakah yang terjadi segera sesudah serangan kejang berlangsung? Periode sesudahserangan kejang berlangsung adalah dikenal dengan istilah post ictal period

    Sesudah mengalami serangan kejang umum tonik klonik pasien lalu tertidur. Periode

    disorientasi dan kesadaran yang menurun terhadap sekelilingnya biasanya sesudah

    mengalami serangan kejang parsial kompleks. Hemiparese atau hemiplegi sesudah

    serangan kejang disebut Todds Paralysis yang menggambarkan adanya fokus

    patologis di otak. Afasia dengan tidak disertai gangguan kesadaran menggambarkan

    gangguan berbahasa di hemisfer dominan. Pada Absens khas tidak ada gangguan

    disorientasi setelah serangan kejang.

    5. Kapan kejang berlangsung selama siklus 24 jam sehari? Serangan kejang tonik klonikdan mioklonik banyak dijumpai biasanya pada waktu terjaga dan pagi hari. Serangan

    kejang lobus temporalis dapat terjadi setiap waktu, sedangkan serangan kejang lobus

    frontalis biasanya muncul pada waktu malam hari.

    6. Apakah ada faktor pencetus ? Serangan kejang dapat dicetuskan oleh karena kurangtidur, cahaya yang berkedip,menstruasi, faktor makan dan minum yang tidak teratur,

    konsumsi alkohol, ketidakpatuhan minum obat, stress emosional, panas, kelelahan

    fisik dan mental, suara suara tertentu, drug abuse, reading & eating epilepsy.

    Dengan mengetahui faktor pencetus ini dalam konseling dengan pasien maupun

    keluarganya dapat membantu dalam mencegah serangan kejang.

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    15/29

    15

    7. Bagaimana frekwensi serangan kejang ? Informasi ini dapat membantu untukmengetahui bagaimana respon pengobatan bila sudah mendapat obat obat anti

    kejang .

    8. Apakah ada periode bebas kejang sejak awal serangan kejang ? Pertanyaan inimencoba untuk mencari apakah sebelumnya pasien sudah mendapat obat anti kejang

    atau belum dan dapat menentukan apakah obat tersebut yang sedang digunakan

    spesifik bermanfaat ?

    9. Apakah ada jenis serangan kejang lebih dari satu macam? Dengan menanyakantentang berbagai jenis serangan kejang dan menggambarkan setiap jenis serangan

    kejang secara lengkap.

    10.Apakah pasien mengalami luka ditubuh sehubungan dengan serangan kejang?Pertanyaan ini penting mengingat pasien yang mengalami luka ditubuh akibat

    serangan kejang ada yang diawali dengan aura tetapi tidak ada cukup waktu untuk

    mencegah supaya tidak menimbulkan luka ditubuh akibat serangan kejang atau

    mungkin ada aura , sehingga dalam hal ini informasi tersebut dapat dipersiapkan

    upaya upaya untuk mengurangi bahaya terjadinya luka.

    11.Apakah sebelumnya pasien pernah datang ke unit gawat darurat? Dengan mengetahuigambaran pasien yang pernah datang ke unit gawat darurat dapat mengidentifikasi

    derajat beratnya serangan kejang itu terjadi yang mungkin disebabkan oleh karena

    kurangnya perawatan pasien, ketidakpatuhan minum obat, ada perubahan minum

    obat dan penyakit lain yang menyertai.

    B. RIWAYAT MEDIK DAHULUDengan mengetahui riwayat medik yang dahulu dapat memberikan informasi

    yang berguna dalam menentukan etiologinya. Lokasi yang berkaitan dengan serangan

    kejang dan pengetahuan tentang lesi yang mendasari dapat membantu untuk

    pengobatan selanjutnya.10

    1. Apakah pasien lahir normal dengan kehamilan genap bulan maupun prosespersalinannya?

    2. Apakah pasien setelah lahir mengalami asfiksia atau respiratory distress?3. Apakah tumbuh kembangnya normal sesuai usia?4.

    Apakah ada riwayat kejang demam? Risiko terjadinya epilepsi sesudah serangankejang demam sederhana sekitar 2 % dan serangan kejang demam kompleks 13 %.

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    16/29

    16

    5. Apakah ada riwayat infeksi susunan saraf pusat seperti meningitis, ensefalitis? ataupenyakit infeksi lainnya seperti sepsis, pneumonia yang disertai serangan kejang.

    Dibeberapa negara ada yang diketahui didapat adanya cysticercosis.

    6. Apakah ada riwayat trauma kepala seperti fraktur depresi kepala, perdarahan intraserebral, kesadaran menurun dan amnesia yang lama?

    7. Apakah ada riwayat tumor otak?

    C. RIWAYAT SOSIALAda beberapa aspek sosial yang langsung dapat mempengaruhi pasien epilepsi

    dan ini penting sebagai bagian dari riwayat penyakit dahulu dan sekaligus untuk bahan

    evaluasi.10

    1. Apa latar belakang pendidikan pasien? Tingkat pendidikan pasien epilepsi mungkindapat menggambarkan bagaimana sebaiknya pasien tersebut dikelola dengan baik.

    Dan juga dapat membantu mengetahui tingkat dukungan masyarakat terhadap pasien

    dan bagaimana potensi pendidikan kepada pasien tentang cara menghadapi penyakit

    yang dialaminya itu.

    2. Apakah pasien bekerja? Dan apa jenis pekerjaannya? Pasien epilepsi yang seragankejangnya terkendali dengan baik dapat hidup secara normal dan produktif.

    Kebanyakan pasien dapat bekerja paruh waktu atau penuh waktu. Tetapi bila serangan

    kejangnya tidak terkendali dengan baik untuk memperoleh dan menjalankan

    pekerjaan adalah merupakan suatu tantangan tersendiri. Pasien sebaiknya dianjurkan

    memilih bekerja dikantoran, sebagai kasir atau tugas - tugas yang tidak begitu berisiko,

    tetapi bagi pasien yang bekerja di bagian konstruksi, mekanik dan pekerjaan yang

    mengandung risiko tinggi diperlukan penyuluhan yang jelas untuk memodifikasikan

    pekerjaan itu agar supaya tidak membahayakan dirinya.

    3. Apakah pasien mengemudikan kendaraan bermotor? Pasien dengan epilepsi yangserangan kejangnya tidak terkontrol serta ada gangguan kesadaran sebaiknya tidak

    mengemudikan kendaraan bermotor. Hal ini bisa membahayakan dirinya maupun

    masyarakat lainnya. Dibeberapa negara mempunyai peraturan sendiri tentang pasien

    epilepsi yang mengemudikan kendaraan bermotor.

    4. Apakah pasien menggunakan kontrasepsi oral? Apakah pasien merencanakankehamilan pada waktu yang akan datang? Pasien epilepsi wanita sebaiknya diberi

    penyuluhan terlebih dahulu tentang efek teratogenik obat-obat anti epilepsi, demikian

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    17/29

    17

    juga beberapa obat anti epilepsi dapat menurun efeknya bila pasien juga

    menggunakan kontrasepsi oral seperti fenitoin, karbamasepin dan fenobarbital. Dan

    bagi pasien yang sedang hamil diperlukan obat tambahan seperti asam folat untuk

    mengurangi risiko terjadinya neural tube defects pada bayinya.

    5. Apakah pasien peminum alkohol? Alkohol merupakan faktor risiko terjadinya serangankejang umum, sebaiknya tidak dianjurkan minum-minuman alkohol. Selain

    berinteraksi dengan obat-obat anti epilepsi tetapi dapat juga menimbulkan

    ekstraserbasi serangan kejang khususnya sesudah minum alkohol

    D. RIWAYAT KELUARGAMengetahui riwayat keluarga adalah penting untuk menentukan apakah ada

    sindrom epilepsi yang spesifik atau kelainan neurologi yang ada kaitannya dengan faktor

    genetik dimana manifestasinya adalah serangan kejang. Sebagai contoh Juvenile

    myoclonic epilepsy (JME), familial neonatal convulsion, benign rolandic epilepsy dan

    sindrom serangan kejang umum tonik klonik disertai kejang demam plus.10

    E. RIWAYAT ALLERGIBila pasien sebelumnya sudah minum obat-obatan seperti antiepilepsi, perlu

    dibedakan apakah ini suatu efek samping dari gastrointestinal atau efek reaksi

    hipersensitif. Bila terdapat semacam rash perlu dibedakan apakah ini terbatas karena

    efek fotosensitif yang disebabkan eksposur dari sinar matahari atau karena efek

    hipersensitif yang sifatnya lebih luas.10

    F. RIWAYAT PENGOBATANBila pasien sebelumnya sudah minum obat-obatan antiepilepsi, perlu ditanyakan

    bagaimana kemanjuran obat tersebut, berapa kali diminum sehari dan berapa lama

    sudah diminum selama ini, berapa dosisnya, ada atau tidak efek sampingnya.10

    G. RIWAYAT PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINPerlu ditanyakan juga kemungkinan apa pasien sudah dilakukan pemeriksaan

    penunjang seperti elektroensefalografi atau CT Scan kepala atau MRI.10

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    18/29

    18

    H. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIPemeriksaan fisik umum

    Pemeriksaan fisik dapat menjadi penting dalam membantu mengidentifikasipenyebab spesifik yang mungkin terjadi antara sistemik dan gejala neurologis. Pada

    pemeriksaan fisis umum pada pasien dengan LGS biasanya normal, tidak ditemukan gejala

    patognomonic. Pasien mungkin akan mengalami keterlambatan dalam pertumbuhannya.

    Hasil pemeriksaan yang tidak spesifik lebih cenderung terjadinya kerusakan otak dari

    pada sindroma epilepsi yang spesifik.5, 10

    Pemeriksaan fisik harus menapis sebab-sebab terjadinya serangan kejang dengan

    menggunakan umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan. Pada pasien yang berusia

    lebih tua sebaiknya dilakukan auskultasi didaerah leher untuk mendeteksi adanya

    penyakit vaskular. pemeriksaan kardiovaskular sebaiknya dilakukan pada pertama kali

    serangan kejang itu muncul oleh karena banyak kejadian yang mirip dengan serangan

    kejang tetapi penyebabnya kardiovaskular seperti sinkop kardiovaskular. Pemeriksaan

    kulit juga untuk mendeteksi apakah ada sindrom neurokutaneus seperti caf au lait

    spots dan iris hamartoma pada neurofibromatosis, Ash leaf spots , shahgreen

    patches , subungual fibromas , adenoma sebaceum pada tuberosclerosis, port -

    wine stain ( capilarry hemangioma) pada sturge-weber syndrome. Juga perlu dilihat

    apakah ada bekas gigitan di lidah yang bisa terjadi pada waktu serangan kejang

    berlangsung atau apakah ada bekas luka lecet yang disebabkan pasien jatuh akibat

    serangan kejang, kemudian apakah ada hiperplasi ginggiva yang dapat terlihat oleh

    karena pemberian obat fenitoin dan apakah ada dupytrens contractures yang dapat

    terlihat oleh karena pemberian fenobarbital jangka lama.5,10

    Pemeriksaan Neurologis

    Pemeriksaan neurologis pada pasien LGS memberikan hasil yang abnormal pada

    fungsi status mental, khususnya pada fungsi kortikal luhur dengan ketidakmampuan

    intelektual. Tidak ditemukan kelainan patognomonic pada pemeriksaan neurologis pasien

    LGS.8

    Kelainan pada tingkat kesadaran fungsi nervus kranial, pemeriksaan sensorik,

    motorik, refleks, cerebellar testing, atau gait memberikan hasil yang tidak spesifik dan

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    19/29

    19

    lebih cenderung menggambarkan suatu kerusakan pada otak atau efek dari pemberian

    obat anti konvulsi.10

    Pemeriksaan neurologi meliputi status mental, gait , koordinasi, saraf kranialis,

    fungsi motorik dan sensorik, serta refleks tendon. Adanya defisit neurologi seperti

    hemiparese ,distonia, disfasia, gangguan lapangan pandang, papiledema mungkin dapat

    menunjukkan adanya lateralisasi atau lesi struktur di area otak yang terbatas. Adanya

    nystagmus , diplopia atau ataksia mungkin oleh karena efek toksis dari obat anti epilepsi

    seperti karbamasepin,fenitoin, lamotrigin. Dilatasi pupil mungkin terjadi pada waktu

    serangan kejang terjadi. Dysmorphism dan gangguan belajar mungkin ada kela inan

    kromosom dan gambaran progresif seperti demensia, mioklonus yang makin memberat

    dapat diperkirakan adanya kelainan neurodegeneratif. Unilateral automatism bisa

    menunjukkan adanya kelainan fokus di lobus temporalis ipsilateral sedangkan adanya

    distonia bisa menggambarkan kelainan fokus kontralateral dilobus temporalis.5,10

    I. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.Hiponatremia , hipoglikemia, hipomagnesia, uremia dan hepatik ensefalopati

    dapat mencetuskan timbulnya serangan kejang. Pemeriksaan serum elektrolit bersama

    dengan glukose, kalsium, magnesium, Blood Urea Nitrogen , kreatinin dan test fungsi

    hepar mungkin dapat memberikan petunjuk yang sangat berguna. Pemeriksaan

    toksikologi serum dan urin juga sebaiknya dilakukan bila dicurigai adanya drug

    abuse.5,10

    J. PEMERIKSAAN ELEKTROENSEFALOGRAFI

    Pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan

    elektroensefalografi (EEG). Pemeriksaan EEG rutin sebaiknya dilakukan perekaman pada

    wktu sadar dalam keadaan istirahat, pada waktu tidur, dengan stimulasi fotik dan

    hiperventilasi. Pemeriksaam EEG ini adalah pemeriksaan laboratorium yang penting untuk

    membantu diagnosis epilepsi dengan beberapa alasan sebagai berikut.5,10

    1. Pemeriksaan ini merupakan alat diagnostik utama untuk mengevaluasi pasien denganserangan kejang yang jelas atau yang meragukan. Hasil pemeriksaan EEG akan

    membantu dalam membuat diagnosis, mebgklarifikasikan jenis serangan kejang yangbenar dan mengenali sindrom epilepsi.

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    20/29

    20

    2. Dikombinasikan dengan hasil pemeriksaan fisik dan neurologi, pola epileptiform padaEEG (spikes and sharp waves) sangat mendukung diagnosis epilepsi. Adanya gambaran

    EEG yang spesifik seperti 3-Hz spike-wave complexes adalah karakteristik kearah

    sindrom epilepsi yang spesifik.

    3. Lokalisasi dan lateralisasi fokus epileptogenik pada rekaman EEG dapat menjelaskanmanifestasi klinis daripadaaura maupun jenis serangan kejang. Pada pasien yang

    akan dilakukan operasi, pemeriksaan EEG ini selalu dilakukan dengan cermat.

    Sebaliknya harus diketahui pula bahwa terdapat beberapa alasan keterbatasan dalam

    menilai hasil pemeriksaan EEG ini yaitu :5, 10

    1. Pada pemeriksaan EEG tunggal pada pertama kali pasien dengan kemungkinanepilepsi didapat sekitar 29-50 % adanya gelombang epileptiform, apabila

    dilakukan pemeriksaan ulang maka persentasinya meningkat menjadi 59-92 %.

    Sejumlah kecil pasien epilepsi tetap memperlihatkan hasil EEG yang normal,

    sehingga dalam hal ini hasil wawancara dan pemeriksaan klinis adalah penting

    sekali.

    2. Gambaran EEG yang abnormal interiktal bisa saja tidak menunjukkan adanyaepilepsi sebab hal demikian dapat terjadi pada sebagian kecil orang-orang normal

    oleh karena itu hasil pemeriksaan EEG saja tidak dapat digunakan untuk

    menetapkan atau meniadakan diagnosis epilepsi.

    3. Suatu fokus epileptogenik yang terlokalisasi pada pemeriksaan EEG mungkin sajadapat berubah menjadi multifokus atau menyebar secara difus pada pasien

    epilepsi anak.

    4. Pada EEG ada dua jenis kelainan utama yaitu aktivitas yang lambat danepileptiform, bila pada pemeriksaan EEG dijumpai baik gambaran epileptiform

    difus maupun yang fokus kadang-kadang dapat membingungkan untuk

    menentukan klasisfikasi serangan kejang kedalam serangan kejang parsial atau

    serangan kejang umum.

    EEG Interiktal

    Latar belakang EEG interiktal sifatnya lambat, terutama selama periode bangkitan

    kejang berfrekuensi tinggi. Aktivitas tersebut memiliki korelasi dengan fungsi kognitif

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    21/29

    21

    yang buruk. Pole slow waves and spikes adalah petanda EEG interiktal dalam keadaan

    sadar, terdiri atas letupan ireguler, gelombang umum paku atau tajam diikuti

    gelombang lambat sinus 35 400 milidetik yang simetris atau asimetris dengan

    pergeseran asimetris, terutama pada sadapan verteks. Lepas muatan listrik seringkali

    menyebar difus, tetapi kadangkala dominan di bagian anterior. POL tidak dipengaruhi

    oleh stimulasi fotik tetapi kadangkala berubah oleh hiperventilasi. Tiga perempat dari

    para penderita juga menunjukkan adanya paku fokal atau multifokal maupun

    gelombang tajam di daerah frontotemporal atau anterotemporal.14

    Gambaran EEG LGS tidak segera tampak pada saat kemunculan penyakit.

    Bangkitan kejang terutama terjadi saat usia 1 hingga lebih dari 8 tahun, kadang sekitar

    pubertas, sementara puncaknya terjadi antara 3 5 tahun. Bangkitan kejang terdiri

    atas absans atipik, tonik, atau tak terklasifikasi. Recruiting rhythm dapat mendahului

    ciri-ciri lain dari sindrom ini. LGS dapat timbul pada anak normal atau didahului

    epilepsi, mencakup epilepsi parsial, absans, dan SE. Tercatat 30 41% kasus dengan

    riwayat sindroma West yang positf LGS dicirikan oleh fluktuasi frekuensi bangkitan

    kejang, episode SE yang rekuren, atau masa yang relatif baik. Pengobatan tidak

    berkaitan dengan fluktuasi frekuensi bangkitan kejang. LGS memiliki prognosis yang

    buruk untuk frekuensi bangkitan kejang dan fungsi kognitif. Bangkitan kejang menetap

    pada 60 80% kasus.14

    Dalam semua kasus Elektroencefalogram (EEG) latar belakang tidak normal

    dan terdiri dari berdifusi lambat dan gelombang spike (1 - 1,5 CPS), dominan di daerah

    frontal dan temporal. Dua puluh empat kasus memiliki polyspike-gelombang.

    Semburan ritme cepat (10 14 CPS) yang diamati pada 29 pasien selama tidur.16

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    22/29

    22

    EEG Ictal yang terbentuk sesuai jenis kejang yang terjadi

    Gambar 1. Interictal during sleep in a 6-year-old boy with drug-resistant partial

    epilepsy a left temporal DNET

    Gambar 2.Ictal recording in the same patient. This seizure is characterized by behavioral

    arrest and retching

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    23/29

    23

    K. PEMERIKSAAN VIDEO-EEG

    Pemeriksaan ini dilakukan bila ada keraguan untuk memastikan diagnosis epilepsi atauserangan kejang yang bukan oleh karena epilepsi atau bila pada pemeriksaan rutin EEG

    hasilnya negatif tetapi serangan kejang masih saja terjadi, atau juga perlu dikerjakan bila

    pasien epilepsi dipertimbangkan akan dilakukan terapi pembedahan. Biasanya

    pemeriksaan video-EEG ini berhasil membedakan apakah serangan kejang oleh karena

    epilepsi atau bukan dan biasanya selama perekaman dilakukan secara terus-menerus

    dalam waktu 72 jam, sekitar 50-70% dari hasil rekaman dapat menunjukkan gambaran

    serangan kejang epilepsi.11

    L. PEMERIKSAAN RADIOLOGICT Scan (Computed Tomography Scan) kepala dan MRI (Magnetic Resonance

    Imaging) kepala adalah untuk melihat apakah ada atau tidaknya kelainan struktural di

    otak.5

    Indikasi CT Scan kepala adalah:9

    Semua kasus serangan kejang yang pertama kali dengan dugaan ada kelainan struktural di

    otak.

    - Perubahan serangan kejang.- Ada defisit neurologis fokal.- Serangan kejang parsial.- Serangan kejang yang pertama diatas usia 25 tahun.- Untuk persiapan operasi epilepsi.

    CT Scan kepala ini dilakukan bila pada MRI ada kontra indikasi namun demikian

    pemeriksaan MRI kepala ini merupakan prosedur pencitraan otak pilihan untuk epilepsi

    dengan sensitivitas tinggi dan lebih spesifik dibanding dengan CT Scan. Oleh karena dapat

    mendeteksi lesi kecil diotak, sklerosis hipokampus, disgenesis kortikal, tumor dan

    hemangioma kavernosa, maupun epilepsi refrakter yang sangat mungkin dilakukan terapi

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    24/29

    24

    pembedahan. Pemeriksaan MRI kepala ini biasanya meliputi:T1 dan T2 weighted dengan

    minimal dua irisan yaitu irisan axial, irisan coronal dan irisan saggital.9,11

    M. PEMERIKSAAN NEUROPSIKOLOGIPemeriksaan ini mungkin dilakukan terhadap pasien epilepsi dengan pertimbangan

    akan dilakukan terapi pembedahan. Pemeriksaan ini khususnya memperhatikan apakah

    ada tidaknya penurunan fungsi kognitif, demikian juga dengan pertimbangan bila ternyata

    diagnosisnya ada dugaan serangan kejang yang bukan epilepsi.5

    N. DIAGNOSIS BANDING

    Letak kesulitan diagnosis LGS adalah dalam hal karakteristik kejang dan EEG. Sebagai

    contoh adalah drop attack yang dapat disebabkan oleh bangkitan kejang tonik, tonik klonik

    atau atonik. Berikut ini adalah diagnosis banding LGS.14

    Diagnosis Banding Contoh Kelainan Temuan Klinik

    1 Kondisi nonepileptik Paroxysmal dystonia Bangkitan tonik paroksismal,

    EEG normal

    2 Kelainan non progresif Sindroma angelman Drop attack, absans atipik,

    sesekali muncul spike disertai

    bangkitan tonik klonik

    3 Kelainan progresif a. Kelainan metabolismeJansky-Bielschowsky

    b.

    Subacute Schlerosiing

    Retardasi mental (RM) absans

    atipik, bangkitan tonik klonik,

    spike

    Bangkitan absansPanencephalitis atipik, drop

    attack akibat klonus otot

    periodik

    4 Bangkitan umum a. Kalsifikasi aksipital Bangkitan kejang sekunder danpenyakit celiac parsial atau

    tanpa menjadi umum secara

    sekunder, kadangkala tonik,

    EEG interiktal: menunjukan

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    25/29

    25

    b. Encephalopati pascaradiasi

    c. Epilepsi pasca trauma

    d. Epilepsi lobus temporal

    e.

    Epilepsi area motoriktambahan

    f. Epilepsi lesi frontalbilateral / unilateral

    POL, kalsifikasi subkorteks

    RM, bangkitan umum

    kompleks, parsial/atonik POL.

    Kalsifikasi subkorteks

    POL-paku majemuk

    Lobus frontal / temporal

    Kontraksi tonik, umum

    gelombang lambat ritmis, EEG

    normal atau gelombang paku

    di sebuah focus frontal

    Sinkroni bilateral sekunder

    5 Sindrom epilepsi a. Epilepsi multifokal danumum

    b. Epilepsi mioklonikencefalopati non

    progresif

    c. Sindroma bangkitanabsans mioklonik

    d. Sindroma West awitanlambat

    Riwayat Sindroma West (+)

    berat, sclerosis tuberosum

    Tahun I kehidupan gangguan

    kesadaran episode status

    mioklonik, POL

    RM, mioklonus ritmis anggota

    gerak atas, spikes 3 Hz 5-20

    Umur 1-2 tahun, EEG interiktal

    tersinkronisasi

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    26/29

    26

    O. PENATALAKSANAAN

    1. Pertolongan pertamaJika terjadi serangan bangkitan, hal yang paling pertama dilakukan adalah

    menghindarkan pasien dari hal-hal yang membahayakan. Buka pakaian dan perhiasan serta

    singkirkan barang-barang yang berbahaya. Pastikan jalan nafas tetap terjaaga. Untuk

    mencegah aspirasi, pasien dibaringkan miring dan tetap diawasi hingga pasien sadar

    kembali. Keluarga perlu diberitahu untuk mencatat lamanya kejang dan segera

    menghubungi petugas kesehatan jika kejang terjadi lebih dari tiga menit.17

    2. MedikamentosaLGS bukanlah kelainan yang homogen, untuk itu dalam penatalaksanaannya

    memerlukan pendekatan individual. Efek OAE pada tipe bangkitan kejang tidaklah menentu

    untuk satu gangguan dengan beberapa tipe bangkitan kejang.14

    Jenis

    Bangkitan

    OAE Lini Pertama OAE Lini ke

    dua

    OAE yang

    dipertimbangkan

    OAE yang

    dihindari

    Bangkitan

    Umum

    Tonik

    Klonik

    Sodium Valproate

    Lamotrigin

    Topiramite

    Carbamazepine

    Clobazam

    Levetiracetam

    Oxcarbazepine

    Clonazepam

    Phenobarbital

    Phenytoin

    Acetazolamide

    Bangkitan

    Lena

    Sodium Valproate

    Lamotrigin

    Clobazam

    Toporamite

    Carbamazepine

    Gabapentine

    Oxcarbazepine

    Bangkitan

    Mioklonik

    Sodium Valproate

    Toporamite

    Clobazam

    Toporamite

    Levetriacetam

    Lamotrigin

    Piracetam

    Carbamazepine

    Gabapentin

    Oxcarbazepine

    Tabel 1. Pemilihan OAE didasarkan jenis bangkitan kejang

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    27/29

    27

    Pemilihan OAE tersebut disesuaikan dengan jenis bangkitan yang terjadi dengan

    dosis sebagai berikut:17

    DOSIS (mg/kgbb)

    Obat Jenis Kejang Dosis Awal Dosis harian Dosis Maksimal

    Phenytoin GM, CPS, SPS 5 (oral), 10-20

    (iv)

    5 - 15 700

    Carbamazepine GM, CPS, SPS 5 - 10 15 - 30 2000

    Asam Valproat GM, PM, CPS,

    SPS, M

    10 - 15 15 - 60 3000

    Clonazepam M 0,01 0,03 0,025 0,2 20

    Gabapentin GM, CPS, SPS 10 - 15 25 - 50 4800

    Primidone GM, CPS, SPS 10 10 - 30 1500

    Ket.: GM=Gran mal, PM=Ptit mal, CPS=Complex Partial Seizure, SPS=Simplex Partial Seizure, M=Mioklonik

    3.Tata laksana dietDiet ketogenik merupakan salah satu alternatif tatalaksana epilepsi dan telah

    diperkenalkan sejak tahun 1921. Diet terdiri atas lemak sebagai sumber kalori utama

    dan sisanya karbohidrat (19%) serta protein (10%).13,14

    Livingstone melaporkan bahwa dari 426 anak dengan epilepsi mioklonik, terdiri dari 341

    anak sesudah menerima diet ketogenik, 221 (52%) anak dapat dikontrol kejangnya. 116

    anak (27%) menunjukan perbaikan nyata, sedang sisanya 89 anak (21%) tidak

    memeperlihatkan respon sama sekali. Meski diet ini dinyatakan bermanfaat bagi kasus

    epilepsi seperti di atas, namun sejauh mana pengaruhnya terhadap LGS masih belum

    jelas.14

    4.Tata laksana BedahKraniotomi untuk epilepsi pertama kali di era modern dilakukan oleh Sir Victor

    Horsley. Semasa prang dunia Foerster dan Penfield melaporkan keberhasilan mereka

    dalam menangani 12 pengidap epilepsi dengan cara mengeksisi bagian otak yang rusak

    seperti luka tembak atau trauma kelahiran. Terdapat laporan keberhasilan anterior

    callosotomyuntuk mengatasi LGS. Tindakan ini kurang efektif untuk LGS dengan riwayat

    positif Sindroma West, kecuali dilakukan completion of callosotomy, dengan 2/3 kasus

    menunjukan kemajuan seperti berkurangnya bangkitan kejang, perbaikan perilaku serta

    kewaspadaan.14, 17

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    28/29

    28

    P. PROGNOSIS

    Prognosis LGS tergantung pada banyak faktor. Prognosis dinyatakan buruk bila terdapat

    riwayat Sindroma West, awitan penyakit kurang dari 3 tahun, terdapat gangguan kognitif atau

    deficit neurologis sebelumnya, bersifat simtomatik, bangkitan kejang sangat sering, dan

    terdapat status epileptikus (SE). Dengan tatalaksana konvensional, 15 - 20% penderita

    mengalami penurunan bangkitan kejang dan pengurangan obat, tetapi fungsi mentalnya tetap

    kurang baik. Hanya sekitar 5% penderita mengalami bebas bangkitan kejang dengan fungsi

    mental normal.14

  • 7/30/2019 Refrat Syn Lennox_gastautt

    29/29

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Sindroma Lennox-Gastaut merupakan epilepsi berat yang sangat sulit di atasi dengan

    OAE dan merupakan sindrom yang terkait dengan umur, terdiri atas bangkitan kejang tonik,

    absans atipik, dan status epileptikus yang sangat sering, paku ombak lambat, serta paku

    majemuk 10 Hz dalam gelombang lambat tidur. LGS disebabkan oleh berbagai macam bentuk

    lesi otak atau sebagai kesinambungan Sindroma West serta sangat sulit dibedakan dengan

    sindrom epilepsi berat lainnya, terutama epilepsi umum sekunder dan epilepsi genetik seperti

    miokloniks astatik. Pada LGS dapat ditemukan gangguan mental tanpa tendensi sembuh

    spontan. Sindrom ini tidak banyak, namun demikian tetap diperlukan perhatian secara lebih

    seksama. Meskipun tindakan bedah memberi harapan, untuk kasuss yang tidak memenuhi

    sarat pembedahan diperlukan upaya penemuan OAE spesifik untuk peningkatan kalitas hidup

    penderitanya.