65
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketertiban Umum dan ketentraman Masyarakat pada hakekatnya adalah prasyarat mutlak yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan agar dapat berjalan dengan baik dan mantap sesuai yang diharapkan bersama. Demi menjaga kelangsungan kegiatan tersebut, maka urusan kegiatan ini oleh Pemerintah ditetapkan menjadi urusan wajib,sebagaimana tersebut pada pasal 13 ayat (1) huruf c yaitu “Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat:, yang dalam penjelasan pasal dimaksud termasuk menyelenggarakan perlindungan masyarakat karena urgennya urusan ini maka bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan salah satu kewajiban sebagaimana ditentukan dalam pasal 27 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah adalah memelihara Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Dalam pasal 148 dan pasal 149 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dinyatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja bertugas membantu Kepala Daerah dalam Menegakkan Peraturan Daerah dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Berdasarkan Ketentuan ini Satuan Polisi Pamong Praja kedepan merupakan organisasi yang besar dan mandiri. Peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka memelihara Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah merupakan salah satu unsur komponen penegak bangsa dan perekat NKRI yang sangat penting.Sesuai dengan tugas dan fungsinya keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja sangat strategis dalam upaya mengkondisikan masyarakat yang tenang, tidak gelisah dan resah menumbuh kembangkan kepatuhan masyarakat terhadap Peraturan Daerah dan Keputusan

Renstra-Satpol PP.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

BAB I PENDAHULUAN1. Latar BelakangKetertiban Umum dan ketentraman Masyarakat pada hakekatnya adalah prasyarat mutlak yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan agar dapat berjalan dengan baik dan mantap sesuai yang diharapkan bersama. Demi menjaga kelangsungan kegiatan tersebut, maka urusan kegiatan ini oleh Pemerintah ditetapkan menjadi urusan wajib,sebagaimana tersebut pada pasal 13 ayat (1) huruf c yaitu Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat:, yang dalam penjelasan pasal dimaksud termasuk menyelenggarakan perlindungan masyarakat karena urgennya urusan ini maka bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan salah satu kewajiban sebagaimana ditentukan dalam pasal 27 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah adalah memelihara Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.Dalam pasal 148 dan pasal 149 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dinyatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja bertugas membantu Kepala Daerah dalam Menegakkan Peraturan Daerah dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Berdasarkan Ketentuan ini Satuan Polisi Pamong Praja kedepan merupakan organisasi yang besar dan mandiri. Peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka memelihara Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah merupakan salah satu unsur komponen penegak bangsa dan perekat NKRI yang sangat penting.Sesuai dengan tugas dan fungsinya keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja sangat strategis dalam upaya mengkondisikan masyarakat yang tenang, tidak gelisah dan resah menumbuh kembangkan kepatuhan masyarakat terhadap Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang sangat berdampak pada Pendapatan Asli Daerah sebagai penunjang suksesnya pelaksanan Otonomi Daerah.Dengan dicantumnya pasal ini dalam Undang - Undang dimaksud maka,dapat dikatakan bahwa keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja merupakan suatu lembaga yang harus ada dan mandiri, serta dibutuhkan dalam tatanan Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten / kota. Dimana Kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja telah di tetapkan dan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2002 tentang Pembagian urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Yang melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut: (1) Penetapan Kebijakan provinsi dengan merujuk kebijakan Nasional dalam bidang Penegakan Perda/ Peraturan kepala Daerah, ketertiban Umum dan ketentraman Masyarakat, kepolisipamongprajaan, PPNS dan perlindungan Masyarakat, (2) Pelaksanaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat skala Provinsi, (3) Pelaksanaan kepolisipamongprajaan dan PPNS skala Provinsi, (4) Pelaksanaan Perlindungan Masyarakat skala Provinsi (5) Koordinasasi dengan instansi terkait skala Provinsi dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dimana satuan Polisi Pamong Praja pembentukannya diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah dalam lampiran peraturan tersebut yakni huruf N ketentuan lain-lain angka 7 yaitu Kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja ditentukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2004 tentang Pedoman Satuan polisi Pamong Praja.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja pasal 3 Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi sebagai berikut, pasal 4 yaitu:a. Penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

b. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di daerah;

c. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta Penegakan Peraturan Daerah, keputusan Kepala Daerah dengan aparat Kepolisian Negara, PPNS dan atau aparatur lainnya;

e. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan keputusan Kepala Daerah.

Sedangkan pasal 5 menjelaskan tentang wewenang Satuan Polisi Pamong Praja:

a. Menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu Ketentraman dan ketertiban Umum;

b. Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelenggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

c. Melakukan tindakan represif dan yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelenggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.Dalam melaksanakan tugasnya , Satuan polisi Pamong Praja wajib melaksanakan sebagaimana dijelaskan pada pasal 7, yaitu:

a. Menjunjung tinggi norma hukum,agama,HAM dan norma sosial lain.

b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu trantibum.

c. Melaporkan kepada aparat Polri atas ditemukannya/patut diduga adanya tindak pidana.

d. Menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya/patut diduga adanya pelanggaran terhadap Perda dan Keputusan Kepala Daerah.

e. Menyiapkan rumusan kebijakan bagi pelaksanaan kesiagaan dan penanggulangan bencana.

Pelaksanaan fungsi, wewenang Satpol PP selalu dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi, dimana reformasi mampu menciptakan fondasi kehidupan berdemokrasi yang makin solid dan transparan, namun harus diakui bahwa reformasi juga mengakibatkan keresahan public,konflik kelas dan konflik horizontal yang makin eksplisit serta perilaku masyarakat dan tindakan elit politik yang dapat memicu terjadinya gangguan ketentraman masyarakat dan ketertiban umum, begitu pula di era otonomi daerah ketika masing-masing Pemerintah Daerah mengeluarkan Peraturan Daerah sementara Pemerintah Pusat juga mencoba membenahi sistem sosial politik yang ada melalui upaya penegakan hukum, ternyata yang muncul tidak selalu tindakan-tindakan yang konsisten dan inkonsistensi tugas pokok dan fungsi antara Dinas/Badan/Lembaga terkait dalam banyak hal menyulitkan upaya-upaya penegakan Peraturan Daerah yang berkelanjutan. Bangka Belitung sebagai salah satu Provinsi yang baru dan perlu harus mampu menciptakan serta memelihara tatanan masyarakat yang tertib, tentram dan teratur secara berkelanjutan. Untuk itulah, peran dan tugas Satuan Polisi Pamong Praja benar-benar dibutuhkan dan strategis dalam menjaga serta memelihara ketentraman masyarakat dan ketertiban umum. Apabila dirinci secara lebih cermat, barangkali akan sangat banyak tantangan, masalah dan beban pekerjaan yang harus ditanggung oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka menjaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Bila dikaitkan dengan tugas melaksanakan Penegakan Peraturan Daerah terasa kian berat karena jumlah Peraturan Daerah yang dikeluarkan terus bertambah banyak, maka kemungkinan terjadinya kasus pelanggaran Peraturan Daerah makin berpeluang muncul, ditambah kecenderungan sebagian masyarakat yang selalu berusaha menyiasati atau tidak mematuhi hukum.Hal ini perlu ditegaskan, karena sering terlihat adanya kecenderungan dalam meletakkan fungsi dan tugas Polisi Pamong Praja hanya sekedar pengaman Kantor, pengaman rumah dinas atau pengamanan rumah pejabat Kepala Daerah. Padahal fungsi dan tugas Polisi Pamong Praja jauh lebih besar dari itu, yaitu sebagai Perangkat Daerah yang membantu Kepala Daerah dalam rangka menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman masyarakat serta dalam Penegakan Perda dan Keputusan Kepala Daerah.Mengingat tugas dan fungsi dimaksud, maka Polisi Pamong Praja dituntut untuk mampu melaksanakan dan mengembangkannya dengan melaksanakan management modern yang baik. Dalam skala makro pelaksanaan Otonomi Daerah seperti sekarang ini prospek kedepan keberadaan Polisi Pamong Praja mempunyai peran yang perlu mendapat perhatian dan prioritas dalam membantu Kepala Daerah untuk menegakkan Perda serta Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Dengan sasarannya adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), tegak dan tertibnya Perda beserta peraturan kepala daerah dan mengupayakan sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni mencegah terjadinya gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat yang disebabkan penetapan kebijakan Otonomi Daerah yang rawan disintegrasi keutuhan teritorial wilayah.2. Dasar Hukum PenyusunanDasar hukum penyusunan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja 2012-2017 mengacu pada : a. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

b. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perancanaan Pembangunan Nasional;

c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Satuan Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja.

e. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,Pengesahan,Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

f. PP Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; serta Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

h. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;

i. PP Nomor 23 Tahun 2011 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta kedudukan keuangan Gubernur dan Wakil pemerintah diwilayah provinsi.3. Hubungan Antar Dokumen

Sesuai rumusan RPJMN Tahun 2010-2014, telah ditetapkan 11 (sebelas) Prioritas Pembangunan Nasional, meliputi: (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan Kemiskinan; (5) Ketahanan Pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim Investasi dan Iklim Usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana; (10) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik; serta (11) Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi. Dari kesebelas prioritas Pembangunan Nasional dimaksud, terdapat 5 (lima) prioritas yang merupakan bagian penugasan kepada Kementerian Dalam Negeri, yakni: (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (2) Penanggulangan Kemiskinan; (3) Infrastruktur; (4) Iklim Investasi dan Iklim Usaha; serta (5) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik. Sejalan dengan penetapan 5 (lima) prioritas pembangunan tersebut. 4. Sistematika Dokumen Renstra Satuan Polisi Pamong Praja

Sistematika penyusunan Renstra berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,Pemgendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, terdiri dari bab I pendahuluan, menjelaskan latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen renstra SKPD, dan maksud dan tujuan. Bab 2 gambaran pelayanan Satpol PP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang menjelaskan tugas, fungsi, dan susunan organisasi, sumber daya SKPD, kinerja pelayanan SKPD. Bab 3 isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi, yang menjelaskan indentifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD., telahaan visi, misi danprogram kepala dan wakil kepala daerah terpilih, telahaan Renstra K/KL. Bab 4 visi, misi tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan, menjelaskan visi dan misi Satpol PP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD, strategi dan kebijakan SKPD. Bab 5 kelompok sasaran dan pendanaan indikatif, bab 6 indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.5. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Renstra Satuan polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012 - 2017 dimaksudkan sebagai upaya untuk mengarahkan semua sumber daya yang dimiliki dan mengupayakan sumber daya lain (Swasta) untuk terlibat dari dalam pelaksanaan program-program pembangunan yang sudah ada dan untuk mencapai tujuan pembangunan yang sudah ditetapkan.

Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditujukan untuk menjabarkan visi,misi dan program Kepala Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kedalam kegiatan yang mampu merealisasikan visi,misi dan program yang sudah ditetapkan.BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasia. Tugas dan Fungsi Dalam melaksanakan tugas pelayanan umum Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Penegakan Peraturan Daerah dan Perlindungan Masyarakat, maka Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Perangkat Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang tugasnya dalam pasal 56 Perda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2008 yaitu memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum,menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Kepala Daerah. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 56, maka pada pada pasal 57 dijelaskan fungsi Satpol PP sebagai berikut:

a. Penyusunan dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum,penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Kepala Daerah;

b. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di daerah;

c. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan peraturan/keputusan Kepala daerah;

d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah,Peraturan/Keputusan Kepala Daerah dengan Aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya;

e. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Kepala Daerah.

b. Struktur Organisasi.Untuk melaksanakan tugas dimaksud maka disusunlah struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembagunan Daerah dan Statistik serta Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB XVI Satuan Polisi Pamong Praja terdiri atas:

a. Kepala Satuan

b. Bagian Tata Usaha, membawahi:

1) Sub Bagian Program dan Humas;

2) Sub Bagian Umum;

c. Bidang Pengendalian Operasional, membawahi:

1) Seksi Patroli dan Operasi;

2) Seksi Pendataan dan Pelaporan;d. Bidang Pengembangan Kapasitas,membawahi:

1) Seksi Pengendalian Personil;

2) Seksi Penyuluhan dan Sarana Prasarana;

e. Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan, membawahi:

1) Seksi Pemeriksaan;

2) Seksi Penyidikan;

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Dalam Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 77 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,maka masing-masing Bagian,Bidang, Sub Bagian dan Seksi mempunyai tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut:Bagian Tata Usaha, mempunyai fungsi:

a) Penyiapan penyusunan program-program kegiatan pada Satuan Polisi Pamong Praja;

b) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;

c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepagawaian;

d) Penyediaan keperluan dan kebutuhan Sarana dan Prasarana Kerja;

e) Penyelenggaraan dan Inventarisasi sarana dan prasarana, pendistribusian, penyimpanan, perawatan dan penghapusan perlengkapan kerja;

f) Pelasanaan pengurusan perjalanan dinas,kendaraan dinas dan pelayanan kerumahtanggaan;

g) Penyelenggaraan dan pengelolaan tata naskah dinas, kearsipan, perpustakaan, komunikasi, dan kehumasan;

h) Pelaksanaan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan umum;

i) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Sub Bagian Program dan Humas, mempunyai tugas:

a) Menyusun program-program kegiatan yang akan dilaksanakan;b) Menyusun dokumen hasil pelaksanaan tugas;

c) Melaksanakan komunikasi dan kehumasan;

d) Melaksanakan pembinaan staf;

e) Menganalisa seluruh program-program kegiatan;

f) Mengevaluasi seluruh pelaksanaan tugas kantor;

g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Sub Bagian Umum,mempunyai tugas:

a) Menyusun program kegiatan sub bagian umum;

b) Melaksanakan administrasi keuangan;

c) Mengelola naskah dinas;

d) Mengelola perlengkapan dinas;e) Menyelenggarakan urusan ke rumahtanggaan dinas;f) Melaksanakan penyediaan/pengadaan inventarisasi, pendistribusian, penyimpanan, perawatan dan penghapusan perlengkapan/sarana kerja;

g) Mengumpulkan,mengolah data dan menyimpan berkas-berkas kepegawaian dalam rangka kelancaran pelayanan administrasi kepegawaian;

h) Melaksanakan pembinaan staf;i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Bidang Pengendalian Operasional, mempunyai fungsi:

a) Penyusunan rencana operasional, dan kerja sama dengan aparat terkait dalam rangka pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum,Peraturan Daerah,Keputusan Kepala Daerah serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

b) Penyelenggaraan pelaksanaan komunikasi dan konsultasi dengan aparat terkait dalam pembinaan ketentraman dan ketertiban daerah;

c) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas;

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Seksi Patroli dan Operasi, mempunyai tugas:

a) Menyusun rencana dalam rangka pengamanan kantor,rumah jabatan dan rumah jabatan lain yang dianggap perlu;

b) Melaksanakan operasional ketentraman dan ketertiban umum;

c) Mengadakan koordinasi dengan aparat terkait dalam rangka pengamanan aset-aset Pemerintah Daerah;

d) Melaksanakan penanganan unjuk rasa dan kerusuhan massa;

e) Melaksanakan pengawalan pejabat/orang-orang penting;

f) Melaksanakan operasional patroli;

g) Melaksanakan pembinaan staf;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Seksi Pendataan dan Pelaporan,mempunyai tugas:

a) Menyusun program kegiatan pendataan dan pelaporan;b) Melaksanakan pengolahan data di bidang ketentraman dan ketertiban umum,penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

c) Mengevaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program pendataan dan pelaporan;

d) Melaksanakan pembinaan staf;e) Menghimpun laporan dari bidang/bagian dan seksi/subbag pada Satuan Polisi Pamong Praja;

f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Bidang Pengembangan Kapasitas, mempunyai fungsi:

a) Penyusunan program kegiatan dalam rangka pembinaan pengembangan kapasitas personil;b) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dalam upaya pemenuhan sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja;

c) Pelaksanaan dan penyusunan rencana kegiatan dalam upaya peningkatan disiplin Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;d) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas-tugas Satuan Polisi Pamong Praja.

e) Penyiapan dan penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas;f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Seksi Pengembangan Personil, mempunyai tugas:

a) Menyusun program kegiatan pengembangan personil Satuan Polisi Pamong Praja;

b) Menyusun program kegiatan untuk pendidikan dan pelatihan;

c) Menyiapkan personil dalam rangka pembinaan dan pengembangan personil;

d) Menyusun pengembangan kesiagaan personil Satuan Polisi Pamong Praja;

e) Melaksanakan pembinaan staf;

f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Seksi Penyuluhan dan Sarana Prasarana,mempunyai tugas:

a) Menyusun program kegiatan penyuluhan ketentraman dan ketertiban umum;

b) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat;c) Menyiapkan sarana dan prasana program penyuluhan yang akan dilaksanakan;

d) Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi teknis kerja sama penyuluhan dengan instansi terkait;

e) Menyiapkan dan mengecek segala kebutuhan perlengkapan sarana dan prasarana;

f) Melaksanakan pembinaan staf;

g) Mengevaluasi dan menyusun laporan hasil penyuluhan;h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan, mempunyai fungsi:

a) Penyusunan program kegiatan pemeriksaan dan penyidikan;

b) Penyusunan pelaporan bidang pemeriksaan dan penyidikan;

c) Penyelenggaraan pemeriksaan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

d) Penyelenggaraan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Seksi Pemeriksaan, mempunyai tugas:

a) Menyusun program kegiatan seksi pemeriksaan;

b) Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

c) Merencanakan,melaksanakan,mengendalikan dan melaporkan kegiatan seksi;d) Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja seksi;

e) Menyusun,mencermati,meneliti dan menginventarisasi berkas hasil pemeriksaan;

f) Melaksanakan pembinaan staf/anggota

g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan kewenangannya;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Seksi Penyidikan, mempunyai tugas:

a) Menyusun program kegiatan seksi penyidikan;

b) Menginventarisasi pelanggaran ketentraman ketertiban Umum,Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;c) Menerima laporan masyarakat dan atau pengaduan atas pelanggaran Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

d) Menindaklanjuti laporan dan atau pengaduan masyarakat atas pelanggaran Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;e) Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Kepolisian Daerah dan Lembaga/Instansi terkait dalam penanganan atas pelanggaran Ketentraman Ketertiban Umum,Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

f) Mengumpulkan,mengolah,data dan informasi,menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan operasi pro yustisi;

g) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam operasi pro yustisi;

h) Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan kegiatan operasi yustisi terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

i) Melaksanakan kerjasama dengan Kepolisian dalam penangkapan dan penahanan;j) Melaksanakan kerjasama dengan Kejaksaan dalam menindaklanjuti putusan verstek;

k) Melaksanakan monitoring,identifikasi dan pengawasan terhadap kegiatan yang berpotensi melanggar Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

l) Melaksanakan penyidikan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

m) Menyusun,mencermati dan memelihara berkas hasil penyidikan;

n) Mengamankan barang bukti sampai putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

o) Melaksanakan pembinaan staf/anggota;

p) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas:

Melaksanakan sebagian tugas dan fungsi kantor sesuai dengan keterampilan,keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional dapat dibagi dalam sub kelompok sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga senior yang ditunjuk oleh Gubernur dan dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan.2. Sumber Daya Satuan Polisi Pamong PrajaDalam menjalankan tugas dan fungsinya Satuan polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2012 memiliki personil sebanyak 188 orang terdiri atas 78 PNS , dan tenaga PHL sebanyak 110 Orang dengan rincian sebagai berikut:a. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Satuan Polisi Pamong Praja sebanyak 78 orang yang terbagi:

1) Pejabat struktural

: 13 orang

2) Staf Administrasi

: 23 orang

3) Staf Operasional Lapangan: 42 orang

b. Jumlah pegawai PHL 110 orang terdiri dari unsur staf sebanyak 19 orang dan 91 orang sebagai petugas jaga /piket/pengamanan internal pada lokasi yaitu: Gedung Kantor Gubernur, Gedung Kantor DPRD, Rumah Jabatan Gubernur, Rumah Jabatan Kepala DPRD, Rumah Jabatan Wakil Gubernur, Rumah Dinas Sekda, Gedung PKK dan wisma Bougenvil di Kabupaten Belitung.

c. Pendidikan dan Pelatihan yang telah diikuti oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu:

1. Pendidikan formal:S-2

: 5 orangS-1

: 15 orang

D-III

: 1 orangSLTA

: 56 orang

2. Pelatihan:

Diklat Pimpinan III

: 4 orang

Diklat Pimpinan IV

: 7 orang

PPNS

: 2 orang

Diklat Pol PP

: 64 orang

3. Golongan:

Golongan I

: 2 orang

Golongan II

: 55 orang

Golongan III

: 20 orang

Golongan IV

: 1 orangSarana Dan PrasaranaJumlah sarana dan prasarana yang dimiliki sesuai dengan daftar Mutasi Barang Tahun Anggaran 2010 mulai 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2010 Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

1.Sepeda Motor:9Unit

2.Mobil Pick Up:1Unit

3.Mobil MiniBus:1Unit

4.Pick UP Dbl Cabin:1Unit

5.Komputer PC:8Unit

6.Printer Laser Jet:6Unit

7.Printer Inkjet:3Unit

8.Printer Dot Matrik:1Unit

9.Rick:2Unit

10.Filing Kabinet:4Unit

11.Papan Pengumuman:4Buah

12.Mesin tik:2Unit

13.UPS:6Unit

14.Dispenser:3Unit

15.Pesawat Telp:1Unit

16.Scaner:1Unit

17.HT/ Handy Talkie:15Unit

18.Retiter:1Unit

19.Filing Kabinet:4Unit

20.Lemari Arsip 2 Pintu:2Buah

21.Lemari Etalase Kaca:1Buah

22.Lemari Kayu 2 Pintu:1Buah

23.Brankas:1Unit

24.Kursi Staf:5Buah

25.Kursi Sofa:1Set

26.Meja Biro:3Buah

27.Meja 1/2 Biro:5Buah

28.Meja Komputer:1Buah

29.Kamera Digital:1Unit

30.Handicam:1Unit

31Proyektor:1Unit

32.Mini Mega Phone:1Unit

33.Wireless:1Unit

34.Faximilie:1Unit

35.AC 1 Pk:1Unit

36.AC 2 Pk:1Unit

37.Televisi 29":1Unit

38.Televisi 21":1Unit

39.Televisi 14":1Unit

40.Dispenser Mini:3Unit

41.Alat Absensi Sidik Jari:1Unit

41.Papan Nama Instansi:1Buah

43.White Board:2Buah

44.Tameng (DALMAS):1 Paket

45.Helm (DALMAS):1Paket

46.Pakaian PHH (DALMAS):1Paket

47.Teralis Pintu:1Buah

48.Teralis Jendela:1Buah

49.Laptop:4Unit

50.Tabung Gas:2Tabung

51.Kompor gas:2Unit

52.Lemari Es:1Unit

53.Rak Piring:75Meter

54.Rice Cooker:1Set

55.Kabel Reperter:1Set

56.Antena Reporter:1Set

57.Menara:1Buah

49.Laptop:4Unit

50.Tabung Gas:2Tabung

51.Kompor gas:2Unit

52.Lemari Es:1Unit

53.Rak Piring:75Meter

54.Rice Cooker:1Set

55.Kabel Reperter:1Set

56.Antena Reporter:1Set

57.Menara:1Buah

58.Mobil Truk Dalmas:1Unit

59.Tameng Dalmas:31Unit

60.Printer Laser Jet P1005:2Unit

61.Filling Cabinet Brother:2Unit

62.Lemari Arsip Brother:2Unit

Kinerja Pelayanan Satpol PP Provinsi Kepulauan Bangka BelitungKinerja Pelayanan Satpol PP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai berikut :1. Menyusun program dan pelaksanaan penegakan peraturan daerah (Perda), menyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.2. Melaksanakan kebijakan penegakan Perda dan peraturan kepala daerah.

3. Melaksanakan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

4. Melaksanakan kebijakan perlindungan masyarakat.5. Melaksanakan koordinasi penegakan perda dan peraturan kepala daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara RI, Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah dan atau aparaturnya.

6. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati perda dan peraturan kepala daerah.

7. Melakukan tindakan penertiban non yustisia terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas perda atau peraturan kepala daerah.

8. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan penyelenggaraan atas perda atau peraturan kepala daerah.Tabel Program dan kegiatan Satpol PP Provinsi Kep. Bangka BelitungNOPOGRAMKEGIATAN

123

I.Pelayanan Administrasi PerkantoranPenyediaan Jasa Surat Menyurat

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

Penyediaan Alat Tulis Kantor

Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

Penyediaan Komponen Instalasi/Penerangan Bangunan Kantor

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan

Penyediaan Bahan Logistik Kantor

Penyediaan Makanan dan Minuman

Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah

Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan

II.Peningkatan Sarana dan Prasarana AparaturPemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional

III.Peningkatan Disiplin AparaturPengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

Razia kedisiplinan PNS Provinsi Kep. Bangka Belitung

IV.Peningkatan Penguatan Satuan Polisi Pamong PrajaOperasional Satuan Polisi Pamong Praja

Peningkatan Peran Serta dan Nilai- Nilai Luhur Polisi Pamong praja.

Pengadaan Makanan Tambahan Bagi Satuan Polisi Pamong Praja

Seleksi Penerimaan tenaga Kontrak Satuan Polisi Pamong Praja

V.Peningkatan Kapasitas Sumber Daya AparaturRapat Koordinasi Satpol PP se Provinsi Kep. Bangka Belitung dalam Peningkatan Tugas Pokok Satpol PP

Rapat-rapat Konsultasi dan pembinaan aparat Satpol PP secara berkala

VI.Pemeliharaan Kamtrantibmas dan pencegahan Tindak KriminalPelatihan Rutin kemampuan beladiri Satpol PP

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi

Keberadaan dan peran serta Satuan Polisi Pamong Praja di Indonesia dimulai sejak tahun 1950 sekaligus sebagai tahun kelahiran Satuan Polisi Pamong Praja yang secara nasional diperingati setiap tahunnya. Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah telah mengubah tugas-tugas Satuan Polisi Pamong Praja dari semula menangani tugas-tugas membantu kepala wilayah bidang pemerintahan yang sifatnya umum berubah menjadi tugas yang lebih spesifik yaitu menangani ketentraman masyarakat dan ketertiban umum.Perubahan tersebut berakibat pada status Polisi Pamong Praja, dimana dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah status Polisi Pamong Praja merupakan perangkat wilayah, menjadi perangkat Pemerintah Daerah.Dalam pasal 148 dan pasal 149 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dinyatakan bahwa Polisi Pamong Praja bertugas membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat pada hakekatnya adalah prasyarat mutlak yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan Pemerintahan, Pembangunan dan kemasyarakatan agar dapat berjalan dengan baik dan mantap sesuai yang diharapkan bersama. Demi menjaga kelangsungan kegiatan tersebut, maka urusan kegiatan ini oleh Pemerintah ditetapkan menjadi urusan wajib, sebagaimana tersebut pada pasal 13 ayat (1) c yaitu Penyelenggaraan ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, yang dalam penjelasan pasal dimaksud termasuk menyelenggarakan perlindungan masyarakat karena urgennya urusan ini maka bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan salah satu kewajiban sebagaimana ditentukan dalam pasal 27 ayat (1) huruf c Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah adalah memelihara Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.

Disamping menegakkan Perda, Polisi Pamong Praja juga dituntut untuk menegakkan kebijakan Pemerintah Daerah lainnya yaitu Keputusan Kepala Daerah. Untuk mengoptimalkan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja, perlu dibangun kelembagaan yang handal sehingga tujuan terwujudnya kondisi daerah yang tentram dan tertib dapat terialisasikan. Munculnya gangguan trantibum dan timbulnya pelanggaran Perda identik dengan kepadatan jumlah penduduk di suatu daerah.Pelaksanaan fungsi bidang Polisi Pamong Praja oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dilakukan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembagunan Daerah dan Statistik serta Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan perda tersebut diharapkan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat secara bertahap menjadi lembaga yang mandiri,tegas dan berwibawa dalam menyelenggarakan tupoksinya yaitu menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat (tamtibum) serta penegakan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Pelaksanaannya dengan SDM aparatur yang handal dan profesional serta ditunjang dengan dukungan anggaran,sarana dan prasarana yang memadai,penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi sehingga dapat mewujudkan masyarakat madani di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu masyarakat yang taat norma hukum dan norma masyarakat.Beralihnya masa pemerintahan orde baru ke era reformasi yang mengarah kepada kehidupan masyarakat dalam berdemokrasi menjadi semakin solid dan transparan. Selain itu, reformasi juga mengakibatkan kerusuhan publik,konflik kelas dan konflik horizontal yang makin eksplisit serta perilaku masyarakat dan tindakan elite politik yang dapat memicu adanya gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat (tibumtrammas). Rentang waktu dua puluh tahun kedepan situasi dan kondisi pasca era reformasi dan berkembang menjadi era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, arus informasi dan komunikasi yang cepat dan tepat serta keberadaan teknologi yang canggih akan berdampak pada pola pikir dan tindak kehidupan masyarakat yang mengedepankan individualisme. Bergesernya nilai adat istiadat,kebudayaan dan norma-norma kehidupan yang berperan sebagai ikatan emosi dan kontrol sosial masyarakat akan semakin menipis.Intervensi pemerintah dalam meminimalisirkan permasalahan tersebut mendapat tantangan dan resistensi dari masyarakat, sehingga akan menimbulkan konflik gangguan tibumtrammas dan pelanggaran aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, hal tersebut memaksa aparat pemerintah untuk bekerja lebih intensif dalam pengawasan,pembinaan,penegakan dan pengaturan secara legal yaitu dengan ditetapkannya undang-undang/Peraturan Daerah (Perda) sehingga dapat menekan terjadinya konflik.Kondisi demikian akan menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,tentram dan teratur secara berkesinambungan. kedepan, akan semakin banyak aturan hukum yang dibuat untuk diberlakukan dan ditaati memungkinkan semakin banyak kasus-kasus pelanggaran Perda. Sedangkan sebagian masyarakat cenderung melanggar dan menyiasati hukum.Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembagunan Daerah dan Statistik serta Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 77 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum,menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Kepala Daerah;2. Telaahan Visi, Misi dan program Kepala dan Wakil Kepala Daerah TerpilihDalam tahapan visi, misi dan program dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu , perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Dinas Tramtib dan Linmas untuk mengukur sejauh mana visi misi organisasi. Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan organisasi di dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja (performance indikator) yang terukur, antara lain:

a. Terlaksananya ketentraman masyarakat tertib hukum dan tertib sosial ;

b. Terwujudnya penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaan ;

c. Terciptanya suasana batin masyarakat yang mendorong ketentraman dan ketertiban masyarakat ;

d. Terwujudnya kesadaran dan partisipasi kemandirian masyarakat untuk memelihara ketentraman dan ketertiban dilingkungannya ;

e. Terwujudnya Polisi Pamong Praja, PPNS Polisi Pamong Praja dan Linmas yang profesional dan handal dalam melaksanakan tugas ;

f. Terwujudnya pengamanan kantor, Rumah Dinas, bangunan vital dan asset milik Pemerintah Daerah ;

g. Terselenggaranya pelaksanaan tugas tugas Pemimpin Daerah, Pimpinan Nasional, Pejabat Pusat, dan tamu tamu Negara dalam kegiatan kegiatan yang bersifat regional dan internasional ;

h. Terselenggaranya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan penjabaran dari misi dan tujuan yang telah ditetapkan, menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) priode secara tahunan melalui serangkaian kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rancana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap tiap tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.

Persamaan Persepsi merupakan kunci dari telaah visi, misi dan Progaram Kepala dan Wakil Kepala daerah yang tercakup dalam Sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan bagian intergral dalam proses perencanaan strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh yang berarti menyangkut keseluruhan satuan kerja di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sasaran .

Sasaran yang hendak dicapai peningkatan keamanan dan ketertiban, serta penanggulangan kriminalitas adalah meningkatkan peran serta masyarakat, profesionalisme intitusi yang terkait dengan masalah keamanan dalam menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, dimana gangguan keamanan dan ketertiban serta tindak kriminal dapat dikendalikan pada tingkat yang serendah rendahnya.3. Telaahan Renstra K/L , Isu Strategis dan Analisis Lingkungan Sejumlah isu prioritas yang perlu mendapat perhatian ekstra untuk saat ini dan tahun-tahun berikutnya terkait tantangan,masalah dan beban pekerjaan yang ditangani oleh Satuan Polisi Pamong Praja adalah:

a. Kualitas SDM anggota Satpol PP, PPNS Satpol PP yang masih perlu ditingkatkan;

b. Kurangnya koordinasi dengan dinas terkait dalam upaya penegakan Perda,baik internal dalam wilayah kota-kabupaten maupun lintas wilayah;

c. Merebaknya aksi amuk massa dan ancaman provokasi;d. Jumlah Perda dan kasus pelanggaran Perda yang makin banyak;

e. Resiko dan ancaman terhadap keselamatan anggota Satpol PP;

f. Image Satpol PP yang terkadang negatif;

g. Pelaksanaan Pilkada yang rawan konflik;

h. Kurangnya dukungan lembaga sosial-politik lokal dalam upaya pemeliharaan ketertiban dan ketentraman;i. Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik yang makin meningkat;

j. Kontrol sosial yang makin longgar,solidaritas yang makin memudar,gaya hidup yang makin permisif, kenakalan remaja dan ancaman tindak kejahatan yang makin meresahkan publik;

k. Situasi dan kondisi sosial-politik yang rentan memicu konflik horizontal dan konflik antar kelas.

Dengan memperhatikan stakeholders, maka langkah berikut yang perlu diperhatikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka mempertahankan eksistensi dan kemampuan bersaing adalah dengan melakukan penilaian terhadap kondisi organisasi dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi internal (strengths dan weaknesses) dan eksternal organisasi (opportunities dan threats), kekuatan (Strengths), kelemahan (weaknesses), kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats) yang melekat pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat diidentifikasikan. Indentifikasi atas keempat aspek positif dan negatif organisasi tersebut akan membantu Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di dalam menentukan strategi yang tepat dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi.1. LINGKUNGAN INTERNAL

A. KEKUATAN1. Dasar hukum keberadaan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja;

2. Komitmen masyarakat yang anti KKN dan Akuntabilitas Publik;

3. Tersedianya kualitas SDM Aparatur Polisi Pamong Praja,PPNS Satpol PP di Provinsi,Kabupaten/Kota se Bangka Belitung;

4. Tersedianya dukungan Sarana dan Prasarana Operasional Polisi Pamong Praja yang memadai;5. Terjalinya kondisi dan hubungan kemitraan dengan Polri, Kabupaten/Kota, Kiyai/ulama dan tokoh masyarakat se Bangka Belitung;

6. Terjalinnya kerjasama dengan Aparatur keamanan (polri) dan Instansi terkait untuk terciptanya situasi Bangka Belitung yang kondusif7. Tingginya kesadaran sikap dan budaya terbuka masyarakat Bangka Belitung.

B. KELEMAHAN

1. Keterlambatan penetapan/kurangnya Peraturan Pemerintah dan Protap-Protap tentang Polisi Pamong Praja,PPNS Pol PP;

2. Belum mantapnya materi (silabi) secara jelas mengenai pendidikan dan Pelatihan Polisi Pamong Praja;

3. Belum optimalnya tugas dan fungsi Polisi Pamong praja dalam rangka Penegakan Peraturan Daerah (Perda) dan Operasional lapangan Trantibum;4. Belum optimalnya dedikasi dan loyalitas SDM Polisi Pamong Praja terhadap tugas;

5. Anggota Polisi Pamong Praja yang belum mengikuti Pelatihan dan Pendidikan PPNS, Diklat Polisi Pamong Praja;6. Pelaksanaan tugas anggota Polisi Pamong Praja dilapangan yang tidak sesuai dengan Prosedur Tetap (Protap);

7. Kurangnya kerjasama sosial dan meningkatnya penduduk miskin

8. Kurangnya penyerapan angkatan kerja di Bangka Belitung.2. LINGKUNGAN INTERNAL

A. PELUANG

1. Meningkatnya tingkat Pendidikan;

2. Mantapnya kerukunan warga masyarakat;

3. Kehidupan masyarakat yang semakin demokratis diharapkan akan mendorong terciptanya kondisi keamanan yang tertib,aman dan tentram;

4. Adanya semangat reformasi dan pradigma baru;

5. Tumbuhnya dan berkembangnya demokrasi dan partisipasi masyarakat;

6. Tumbuhnya kesempatan yang luas untuk berprasangka mengambil keputusan;

7. Terjadinya hubungan dengan Aparatur Polri (Eksekutif dan Yudikatif),Dinas dan Badan, serta Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.B. ANCAMAN1. Pengaruh negatif dengan adanya persaiangan Era Globalisasi;

2. Tuntutan penyelenggaraan Pemerintahan yang baik (Good Governance);

3. Tuntutan kualitas dan kwantitas pelayanan publik;

4. Kontrol sosial semakin meningkat;

5. Lemahnya koordinasi;6. Tidak terpenuhinya sarana dan Prasarana hasil pembangunan yang merata akan dapat meningkatkan mobilitas kejahatan;

7. Krisis ekonomi multi dimensi dapat menyebabkan naiknya tingkat kejahatan di masyarakat;

8. Terbatasnya Instansi Pemerintah dan Perusahaan Swasta dalam penerimaan tenaga kerja;

9. Terputusnya sektor usaha perdagangan dan pabrik-pabrik pada kota /lokasi tertentu;

10. Dukungan anggaran operasional,sarana dan prasarana dari pemerintah.Dasar hukum keberadaan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja;3. ANALISIS STRATEGISetelah dipilih dan ditetapkan Kekuatan (Strengths), Kelemahan (weaknesses),Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dari Analisa Internal dan Analisa Lingkungan eksternal tersebut maka diperoleh suatu kesimpulan asumsi analisa sebagai berikut:

1. Perlunya segera merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintahan Nomor 38 Tahun 2007;2. Perlu adanya persamaan persepsi tentang Otonami Daerah oleh seluruh aparatur penyelenggara pemerintahan dan masyarakat;

3. Perlu tersedianya SDM aparatur yang berkualitas dan Profesionalisme;

4. Perlu adanya semangat kerja dan disiplin yang tinggi bagi setiap aparatur penyelenggara pemerintahan;

5. Perlu tersedianya anggaran dan sarana dan prasarana kerja yang cukup;

6. Perlu peningkatan koordinasi,integrasi,sinkronisasi dan simplifikasi program penanganannya;7. Perlu penataan kewenangan penanganan Trantibum dan Penegakan Perda antara Pol PP dengan Polri yang dituangkan dalam kebijakan tertulis.Untuk itu maka lingkungan strategis tersebut sangat mempengaruhi tingkat kelancaran dan menunjang tugas-tugas Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk didalamnya akan mempengaruhi apakah peningkatan sarana dan prasarana serta peningkatan kinerja aparatu Polisi Pamong Praja akan meningkatan kondisi ketentraman dan ketertiban di Bangka Belitung yang kondusif serta mewujudkan Good Governance dapat dilaksanakan dengan baik.

Strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yaitu dengan mendayagunakan kekuatan berupa dukungan peraturan perundang-undangan, dana penunjang dan kelembagaan guna mewujudkan tujuan dan sasaran Satpol PP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan memanfaatkan peluang berupa kebijakan.BAB IV VISI,MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN1. VISI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG.

Sebagai antisipasi terhadap perubahan yang terjadi,Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merumuskan VISI dan MISI yang merupakan bagian dari proses perencanaan strategis,sehingga setiap komponen yang ada di lembaga dapat membangun dan memiliki care competence untuk mewujudkan VISI dan MISI yang diharapkan lembaga. Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan segala kapasitas potensi sumber daya yang dimilikian dan perkembangan kompleksitas permasalahan masyarakat mempunyai VISI sebagai berikut: Terwujudnya kondisi yang dinamis dalam rangka pembinaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung guna mencapai kesejahteraan dalam era globalisasi dalam budaya daerah Bumi serumpun Sebalai Beralihnya masa pemerintahan orde baru ke era reformasi yang mengarah kepada kehidupan masyarakat dalam berdemokrasi menjadi semakin solid dan transparan. Selain itu, reformasi juga mengakibatkan kerusuhan publik, konflik kelas dan konflik horisontal yang makin eksplisit serta perilaku masyarakat dan tindakan elite politik yang dapat memicu adanya gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat ( tibuntrammas ). Rentang waktu kedepan, situasi dan kondisi pasca era reformasi akan berkembang menjadi era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, arus informasi dan komunikasi yang cepat dan tepat serta keberadaan teknologi yang canggih akan berdampak pada pola pikir dan tindak kehidupan masyarakat yang mengedepankan individualisme. Bergesernya nilai adat istiadat, kebudayaan dan norma-norma kehidupan yang berperan sebagai ikatan emosi dan kontrol sosial masyarakat akan semakin menipis.

Intervensi pemerintah dalam meminimalkan permasalahan tersebut kurang mendapat perhatian dari masyarakat, sehingga akan menimbulkan konflik gangguan tibumtrammas dan pelanggaran aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, hal tersebut memaksa aparat pemerintah untuk bekerja lebih intensif dalam pengawasan,pembinaan,penegakan dan pengaturan secara legal yaitu dengan ditetapkannya undang-undang/ Peraturan Daerah (Perda) sehingga dapat menekan terjadinya konflik.Kondisi demikian akan menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,tentram dan teratur secara berkesinambungan. Kedepan,akan semakin banyak aturan hukum yang dibuat untuk diberlakukan dan ditaati yang memungkinkan semakin banyak kasus-kasus pelanggaran Perda.Sedangkan sebagian masyarakat cenderung melanggar dan menyiasati hukum.Prioritas dan fokus pembangunan Satuan Polisi Pamong praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah anggota Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara bertahap akan direkrut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 dengan dibekali pelatihan teknis dan non teknis guna mewujudkan SDM aparatur yang handal,profesional dan menguasai teknologi informasi.adanya kesepakatan atau MOU antar Kabupaten/Kota dengan Provinsi untuk penanganan bersama masalah tramtibum dan penegakan perda sehingga terbentuk koordinasi tata kerja yang harmonis antara Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota di Bangka Belitung serta terjalin hubungan yang harmonis antara Satuan Polisi Pamong Praja dengan aparatur penegak hukum lainnya serta terrevitalisasi peran Satuan Polisi Pamong Praja menjadi fasilitator dan mitra masyarakat dalam menjaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta terlibat secara intensif dalam peran-peran yang sifatnya strategis dibidang pemeliharaan ketertiban dan ketentraman sehingga image masyarakat tentang Satuan Polisi Pamong Praja sebagai tukang obrak dapat diminimalisir.2. MISI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG.Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut,maka misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 - 2017 adalah:

Mendukung kebijakan Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang aman, damai,sejahtera, adil, demokratis dan berdaya saing global dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang mengarahkan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat secara bertahap menjadi lembaga yang mandiri, tegas dan berwibawa dalam menyelenggarakan tugasnya yaitu memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah dengan SDM aparatur yang handal dan profesional serta ditunjang dengan dukungan dana anggaran, sarana dan prasarana yang memedai, penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi sehingga dapat mewujudkan masyarakat madani di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu masyarakat yang taat norma hukum dan norma masyarakat.3. TUJUAN DAN SASARANMisi mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat melalui penegakan peraturan daerah/peraturan kepala daerah bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Polisi Pamong Praja serta masyarakat dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban di Bangka Belitung.Kemungkinan terjadinya pelanggaran Perda semakin berpeluang muncul karena selain jumlah Perda yang terus bertambah, juga karena adanya kecenderungan sebagian masyarakat yang selalu berusaha menyiasati hukum. Berkaitan dengan akselerasi atau meningkatnya jumlah ancaman gangguan tramtibum, tentu tidak mungkin penanganannya hanya diserahkan kepada aparat Kepolisian, tetapi mau tidak mau membutuhkan dukungan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja sebagai mitra aparat dan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan ketentraman masyarakat yang tentunya harus dimbangi dengan meningkatnya kualitas pelayanan publik yang benar-benar nyata dibidang pemeliharaan ketertiban dan ketentraman masyarakat.Peran khusus Satuan Polisi Pamong Praja sebagai penegak Perda masih belum begitu disadari sepenuhnya baik oleh Polisi Pamong Praja itu sendiri maupun pihak-pihak yang terkait dalam melaksanakan tugas sehingga peranannya yang begitu penting belum banyak diketahui. Hal ini terbukti dari peranan bantuan Polisi Pamong Praja (Banpol PP) di Badan/Dinas/instansi dilingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih terbatas pada tugas jaga kantor saja dan tidak dilibatkan dalam kegiatan penegakan Perda. Diharapkan adanya jalur koordinasi tata kerja yang harmonis antara Polisi Pamong Praja dengan Instansi terkait dalam menyusun program-program penegakan Perda dan juga dalam menentukan target operasi,penjadwalan kegiatan dan pendanaan supaya berkesinambungan.Sebaran dan arus data informasi pelanggaran Perda dan kegiatan Tramtibum tidak terstruktur dikarenakan lemahnya informasi dan komunikasi pengelolaannya, kurang koordinasi dalam proses penyusunan program serta sarana dan prasarana pengelolaan informasi yang kurang memadai. Untuk itu diperlukan tata kelola data yang baik berdasarkan prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.Sasaran orientasi pembangunan yang dijalankan melalui misi mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat melalui penegakan peraturan daerah/peraturan kepala daerah adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Polisi Pamong Praja serta masyarakat dalam pencegahan pelanggaran Perda yang bersanksi pidana.4. STRATEGIUntuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2012 2017 tersebut dilakukan melalui tujuh strategi pokok pembangunan:

1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM Pol PP dan PPNS.

2. Terpenuhinya dan peningkatan sarana,prasarana dan logistik.

3. Optimalisasi partisipasi masyarakat dalam sistem keamanan dan ketertiban masyarakat (siskamtibmas) dilingkungan pemerintahan, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja.

4. Meningkatkan daya tangkal,daya cegah, daya penanggulangan masyarakat dan gangguan kamtibmas serta bencana.

5. Validasi data informasi,pelaporan dan perencanaan secara cepat, tepat dan akurat yang berbasis Teknologi Informasi (TI).

6. Meminimalisir gangguan serta pelanggaran hukum dan sosial secara preventif.

7. Pola penanganan pelanggaran yang humanis partisipasi dan koordinasi dengan pihak terkait.

Program dan kegiatan Satuan Polisi Pamong praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dituangkan dalam APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus selaras dan menyesuaikan dengan program kegiatan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kedepan Satuan Polisi Pamong Praja melaksanakan langkah tindak prioritas antara lain sebagai berikut: penataan lembaga dan penambahan personil secara spesifik terdiri atas unsur lapangan yaitu Satuan Polisi Pamong Praja, PPNS dan unsur staf administrasi, mengadakan pendidikan / pelatihan, pembekalan, penyegaran dan pemberdayaan unsur-unsur lapangan yaitu anggota-anggota Satuan Polisi Pamong Praja dan PPNS yang bekerja sama dengan TNI/Polri, Kejaksaan dan Instansi lain serta diklat bagi unsur pimpinan/pejabat struktural.

Melakukan pengkajian dan penyusunan prosedur dan protap penegakan Perda dan Peraturan pelaksanaannya serta tramtibum, inventarisasi, pengkajian, sosialisasi dan penertiban Perda-Perda yang bersanksi hukum dan keputusan kepala daerah lainnya serta operasional pemeliharaan tramtibum di Bangka Belitung bersama dengan aparat Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota dan berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait baik dilingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung maupun dengan instansi lainnya sertsa dengan pemerintah pusat (Depdagri).

Kedepan Satuan Polisi Pamong Praja Propinsi Kepulauan Bangka Belitung berencana secara bertahap meningkatan SDM aparat dengan menerapkan teknologi informasi sebagai penunjang pelaksanaan tupoksi sehingga diharapkan SDM aparat Satuan Polisi Pamong Praja semakin handal, profesional dan tanggap teknologi. Data informasi dari kabupaten/kota maupun instansi terkait lainnya dapat terakses dengan fasilitas jaringan nerwork internet melalui pemasangan jaringan provider, sehingga data tramtibum dan penegakan Perda dapat tersaji secara up to date dan valid.Kegiatan penyelenggaraan tramtibum dan penegakan Perda semakin meningkat sebagai akibat dari semakin banyaknya jumlah Perda yang ada. Dengan dukungan dana dan sarana prasarana operasional yang mantap serta memadai,diharapkan segala bentuk pelanggaran dapat minimalisir sehingga masyarakat dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan rasa aman dan tentram. Agar seluruh kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan menjangkau semua lapisan masyarakat,pelaksanaan kegiatan penegakan yang bertujuan meningkatkan kualitas kinerja aparat Satuan Polisi Pamong Praja sehingga diharapkan setiap kegiatan penegakan Perda selalu melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja sebagai penertip dan penegak Perda.5. KEBIJAKANSasaran tersebut dicapai dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan profesionalisme institusi yang terkait dengan masalah keamanan dalam rangka terjaminnya Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan,pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, kebijakan yang akan ditempuh meliputi:

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur;

2. Pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan suasana tentram dan kondisi tertib di masyarakat;

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas perlengkapan dan peralatan;

4. Meningkatkan sosialisasi Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya serta implementasi di lapangan;

5. Menegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaanya yang bersanksi pidana secara konsisten;

6. Mengembangkan prosedur dan mekanisme kerja serta juklak dan juknis;

7. Meningkatkan kerjasama dengan seluruh komponen masyarakat dalam pembinaan kesadaran humum.

Setiap sasaran strategis Satuan Polisi Pamong praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang dimiliki kesamaan perspektif yang dikandung, dan dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karaktristik program. Dengan demikian, kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi organisasi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih dari tahun .Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang berturut-turut diarahkan untuk memenuhi sasaran,tujuan, visi dan misi organisasi.BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIFPROGRAMProgram dan kegiatan pada masing masing tujuan strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk pengkajian program dalam rangka penyusunan rencana program jangka pendek,menengah dan jangka panjang adalah sebagai berikut:Program Jangka Pendek1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

3. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

4. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

5. Program Pemeliharaan Kontramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

6. Program Perberdayaan Masyarakat untuk menjaga Ketertiban dan Keamanan.Program Jangka Menengah

1. Peningkatan upaya-upaya preventif terhadap terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan meningkatkan kepekaan dan daya tanggap aparat dalam menyerap permasalahan yang terjadi di masyarakat.

2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penciptaan keamanan dan ketertiban lingkungannya melalui pembentukan pemolisian masyarakat (community policing)

3. Peningkatan pemberdayaan komunitas untuk mewujudkan keamanan,mencegah dan menyelesaikan konflik-konflik sosial maupun politik,termasuk konflik sumber daya ekonomi dan SDA, serta menangani persoalan pasca konflik dilingkungan lokal.

4. Mendorong dan memfasilitasi upaya-upaya penanggulangan kriminalitas untuk menciptakan rasa aman masyarakat.

5. Peningkatan profesionalisme Polisi Pamong Praja dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga ketentraman dan ketertiban umum.

6. Peningkatan bimbingan dan penyuluhan masyarakat mengenai keamanan dan ketertiban masyarakat.Program Jangka panjang

1. Mewujudkan Bangka Belitung tentram dan tertib sebagai perekat NKRI.

2. Peran serta masyarakat lebih menonjol dalam menangani gangguan ketentraman dan ketertiban umum.

3. Pengetahuan dan keterampilan Pol PP .

4. Sarana dan prasarana kerja telah terpenuhi serta up to date.

5. Peningkatan profesionalisme Pol PP melalui pembangunan pelayanan inti, jumlah rasio Pol PP dengan jumlah penduduk.

6. Pembangunan ketentraman dan ketertiban diarahkan untuk meningkatan profesionalisme Pol PP beserta instalasi terkait dengan meningkatkan peran masyarakat dalam rangka mewujudkan ketertiban masyarakat,tertib dan tegaknya hukum,perlindungan,pengayoman dan pelayanan masyarakat.

7. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

8. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

9. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

10. Program Pemeliharaan Kamtramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

11. Program Perberdayaan Masyarakat untuk menjaga Ketertiban dan Keamanan.Tabel V.1

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOPOGRAMKEGIATANINDIKATOR KINERJAINDIKATOR SASARANPENDANAAN INDIKATIF (Rp)

URAIANTARGETURAIANTARGET

12345678

I.Pelayanan Administrasi PerkantoranPenyediaan Jasa Surat MenyuratTerpenuhinya Jasa Surat Menyurat12 Bulan Terlaksananya Penyediaan surat Menyurat100%6.600.000,-

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan ListrikTerpenuhinya Jasa Komunikasi,Sumber Daya Air dan Listrik12 BulanTerlaksananya Penyediaan Jasa Komunikasi,sumber daya air dan listrik100%27.600.000,-

Penyediaan Jasa Administrasi KeuanganTerlaksananya administrasi Pekerjaan Kantor12 BulanTercapainya Kelancaran Administrasi Perkantoran Secara Maksimal100%46.200.000,-

Penyediaan Jasa Kebersihan KantorTerjaganya kebersihan dan keindahan Kantor Satuan Polisi pamong Praja12 BulanTerlaksananya Penyedia Jasa Kebersihan Kantor99%31.767.150,-

Penyediaan Alat Tulis KantorTerpenuhinya Kebutuhan ATK untuk Pelayanan Administrasi Satuan polisi Pamong Paraja12 bulanTersedianya penyediaan Alat Tulis Kantor100%78.275.725,-

Penyediaan Barang Cetakan dan PenggandaanTerpenuhinya barang cetakan untuk kebutuhan Administrasi Satuan Polisi Pamong praja12 bulanTerlaksananya Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan100%25.970.000,-

Penyediaan Komponen Instalasi/Penerangan Bangunan KantorTersedianya komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor12 bulanTerlaksananya Penyedia Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Kantor100%3.752.500,-

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan KantorTerpenuhinya Kelengkapan dan Peralatan Kantor Satuan Polisi Pamong prajaMeningkatTerlaksananya Penyediaan Peralatan dan perlengkapan Kantor100%-

Penyediaan Peralatan Rumah TanggaTerpenuhinya Peralatan Rumah Tangga Satuan Polisi Pamong prajaMeningkatTerlaksananya Penyediaan Peralatan Rumah TanggaMeningkat-

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undanganTersedianya Buku dan Peraturan Perundang-undangan1 Paket MajalahTerlaksananya penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perudang-undangan100%3.500.000,-

Penyediaan Bahan Logistik KantorTersedianya Bahan Logistik Kantor pada Kantor Satuan Polisi Pamong praja12 bulanTerlaksananya Penyediaan Bahan Logistik Kantor100%17.160.000,-

Penyediaan Makanan dan MinumanTersedianya Makanan dan Minuman pagawai dan Tamu Satuan Polisi Pamong Praja12 bulanTerlaksananya Penyediaan Makanan dan Minuman100%5.000.000,-

Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar DaerahTerlaksananya rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah (Perjalanan Dinas keluar Daerah)12 bulanTerlaksananya Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah100%250.500.000,-

Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatanMeningkatnya kinerja anggota Satpol PP200 orangTerpeliharannya kesehatan anggota Satpol PP200 orang42.020.000,-

II.Peningkatan Sarana dan Prasarana AparaturPemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

Terpeliharanya kendaraan Dinas/Operasional untuk kelancaran tugas Satuan Polisi Pamong Praja12 bulanerlaksananya Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional100%149.470.000,-

Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung KantorTerpeliharanya Gedung Kantor/Peralatan kantor untuk kelancaran tugas Satuan Polisi Pamong praja1 paketTerlaksananya Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor100%35.000.000,-

Pengadaan Kendaraan Dinas / OperasionalTerpenuhinya Sarana dan Prasarana Apartur Pol PP-Terlaksananya Kelancaran Pelaksanaan Tugas Dan Mobilisasi Anggota--

III.Peningkatan Disiplin AparaturPengadaan Pakaian Dinas Beserta PerlengkapannyaTerpenuhinya Sarana dan Prasarana Apartur Pol PPPakaian Dinas Beserta Perlengkapannya PDH : 84 Stel, PDL : 143 Stel dan

,Atribut pakaian dinas, Senjata Api : 2 buah, Tameng : 31 BuahTerlaksananya Sarana dan prasarana Kerja Satpol PPPakaian Dinas Beserta Perlengkapannya PDH : 84 Stel, PDL : 143 Stel dan

,Atribut pakaian dinas, Senjata Api : 2 buah, Tameng : 31 Buah539.368.850,-

Razia kedisiplinan PNS Provinsi Kep. Bangka BelitungTerlaksananya peningkatan Disiplin Aparatur/PNS Prov. Kep. Bangka Belitung12 KaliTerlaksananya razia kedisiplinan PNS Prov. Kep. Bangka Belitung70%157.800.000,-

IV.Peningkatan Penguatan Satuan Polisi Pamong PrajaOperasional Satuan Polisi Pamong PrajaPengamanan dan pengawalan pejabat dan orang-orang penting dari pusat maupun daerah12 BulanPeningkatan Kinerja Polisi Pamong Praja100%3.503.400.000,-

Peningkatan Peran Serta dan Nilai- Nilai Luhur Polisi Pamong praja.Terselenggaranya Pelaksanaan HUT Pol PP7 Kabupaten/Kota dan Instansi pemerintah/swasta

di prov. Kep babeTerwujutnya pelaksnaan HUT Pol PP ke 59 se provinsi Kepulauan Bangka Belitung80%91.850.000,-

Pengadaan Makanan Tambahan Bagi Satuan Polisi Pamong PrajaPeningkatan kemampuan dan performance anggota Satuan Polisi Pamong Praja200 orangTersedianya Makanan Tambahan anggota Satuan Polisi Pamomg Praja.200 orang1.265.460.000,-

Seleksi Penerimaan tenaga Kontrak Satuan Polisi Pamong PrajaTerciptanya ketertiban dan keamanan di Prov. Kep. Bangka Belitung-Penerimaan tenaga kontrak Satpol PP --

V.Peningkatan Kapasitas Sumber Daya AparaturRapat Koordinasi Satpol PP se Provinsi Kep. Bangka Belitung dalam Peningkatan Tugas Pokok Satpol PPPeningkatan Kinerja Satpol PP se Prov. Kep. Babel dan instansi terkaitTerciptanya ketertiban dan keamanan di Prov.Kep.Babel-

Rapat-rapat Konsultasi dan pembinaan aparat Satpol PP secara berkalaTerlaksananya Konsultasi dan pembinaan aparat Satpol PP200 aparaturTercapai Konsultasi dan Pembinaan Aparat Satpol PP Secara -Berkala200 aparatur-

VI.Pemeliharaan Kantrantibmas dan pencegahan Tindak KriminalPelatihan Rutin kemampuan beladiri Satpol PPTerlaksananya pelatihan kemampuan bela diri Satpol PP185 orangTerciptanya Aparat Satpol PP yang Handal185 orang-

Tabel V.2

PENDANAAN INDIKATIF SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

2012 - 2017

NOPOGRAMKEGIATANP E N D A N A A NKET

201220132014201520162017

12345678

I.Pelayanan Administrasi PerkantoranPenyediaan Jasa Surat Menyurat6.600.000,-7.000.000

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik27.600.000,-34.980.000

Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan46.200.000,-42.600.000

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor35.667.150,-38.440.650

Penyediaan Alat Tulis Kantor78.275.725,-80.000.125

Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan25.970.000,-27.000.000

Penyediaan Komponen Instalasi/Penerangan Bangunan Kantor3.752.500,-4,798.000

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor-139.800.000

Penyediaan Peralatan Rumah Tangga-

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan3.500.000,-4.000.000

Penyediaan Bahan Logistik Kantor17.160.000,-17.200.000

Penyediaan Makanan dan Minuman5.000.000,-6.000.000

Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah300.500.000,-298.123.400

Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan42.020.000,-42.020.000

II.Peningkatan Sarana dan Prasarana AparaturPemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

149.470.000,-194.270.000

Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor10.000.000,-40.000.000

Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional-561.980.000

Pengadaan Mebeulair-94.900.000

III.Peningkatan Disiplin AparaturPengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya545.085.400,-11.760.000

Razia kedisiplinan PNS Provinsi Kep. Bangka Belitung157.800.000,-311.400.000

IV.Peningkatan Penguatan Satuan Polisi Pamong PrajaOperasional Satuan Polisi Pamong Praja3.594.000.000,-3.844.400.000

Peningkatan Peran Serta dan Nilai- Nilai Luhur Polisi Pamong praja.91.850.000,-

Pengadaan Makanan Tambahan Bagi Satuan Polisi Pamong Praja1.265.460.000,-1.297.200.000

Gelar Pasukan Dalam Rangka Pemeliharaan Ketentraman dan ketertiban-98.470.000

V.Peningkatan Kapasitas Sumber Daya AparaturRapat Koordinasi Satpol PP se Provinsi Kep. Bangka Belitung dalam Peningkatan Tugas Pokok Satpol PP-139.703.200

Pelatihan Dasar Satpol-PP-

Rapat-rapat Konsultasi dan pembinaan aparat Satpol PP secara berkala-174.882.599

Bimtek Penyuluhan bagi Satpol-PP se-Kab/kota se- Prov. Kep. Babel-153.780.000

Pengiriman Peserta Diklat Peningkatan Kompetensi Aparatur-151.000.000

Instruktur Keiatan Upacara-102..480.000

Pengawasan dan Pengendalaian serta Evaluasi keg. Satpol-PP-98.560.000

Pelatihan Pengendalian massa/ unjuk rasa-340.994.000

Pembinaan Aparat Satpol-PP dalam Menciptakan ketentraman umum-56.420.000

VI.Pemeliharaan Kantrantibmas dan pencegahan Tindak KriminalPelatihan Rutin kemampuan beladiri Satpol PP-159.750.000

Pengamanan/ pengawalan Pimpinan Daerah serta orang orang penting-116.800.000

Penertiban Terhadap Pelanggaran Perda111.000.000

Patroli Kawasan Terpadu-135.600.000

BAB VIINDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Dalam rangka mencapai visi dan misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti yang kemukakan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.

Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu , perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Dinas Tramtib dan Linmas untuk mengukur sejauh mana visi misi organisasi. Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan organisasi di dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja (performance indikator) yang terukur.

1. INDIKATOR TUJUAN

a. Terwujudnya ketentraman masyarakat tertib hukum dan tertib sosial ;

b. Terwujudnya penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaan ;

c. Terciptanya suasana batin masyarakat yang mendorong ketentraman dan ketertiban masyarakat ;

d. Terwujudnya kesadaran dan partisipasi kemandirian masyarakat untuk memelihara ketentraman dan ketertiban dilingkungannya ;

e. Terwujudnya Polisi Pamong Praja, PPNS Polisi Pamong Praja dan Linmas yang profesional dan handal dalam melaksanakan tugas ;

f. Terwujudnya pengamanan kantor, Rumah Dinas, bangunan vital dan asset milik Pemerintah Daerah ;

g. Terwujudnya pelaksanaan tugas tugas Pemimpin Daerah, Pimpinan Nasional, Pejabat Pusat, dan tamu tamu Negara dalam kegiatan kegiatan yang bersifat regional dan internasional ;

h. Terwujudnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.2. INDIKATOR SASARAN

Sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan penjabaran dari misi dan tujuan yang telah ditetapkan, menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) priode secara tahunan melalui serangkaian kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rancana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap tiap tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.

Sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan bagian intergral dalam proses perencanaan strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh yang berarti menyangkut keseluruhan satuan kerja di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sasaran sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila seluruh yang ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan strategis terkait juga dan dapat dicapai.

Sasaran yang hendak dicapai peningkatan keamanan dan ketertiban, serta penanggulangan kriminalitas adalah meningkatkan peran serta masyarakat, profesionalisme intitusi yang terkait dengan masalah keamanan dalam menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, dimana gangguan keamanan dan ketertiban serta tindak kriminal dapat dikendalikan pada tingkat yang serendah rendahnya, yang tercermin dari antara lain :

1. Menurunnya angka pelanggaran hukum dan indeks tindak kejahatan.

2. Menurunnya gangguan keamanan dan ketertiban akibat tindak kriminal maupun aksi premanisme.

3. Meningkatnya penuntasan kasus gangguan trantib dan pelanggaran Perda untuk menciptakan rasa tentram, tertib dan aman masyarakat.

4. Menurunkan jumlah kejadian konflik horizontal di dalam masyarakat.

5. Meningkatnya kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum.Pejabaran singkat mengenai sasaran dan program pada masing masing tujuan

strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat sebagai berikut :

1. Berkurangnya konflik sosial yang menggangu ketentraman masyarakat ;

2. Berkurangnya aksi unjuk rasa yang mengarah kepada anarkisme ;

3. Meningkatkan kemampuan aparat dalam mengantisipikasi dan mendeteksi secara dini berbagai gejolak sosial dan politik yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban umum ;

4. Berkurangnya pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya ;

5. Meningkatkan penindakan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya ;

6. Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap gangguan ketentraman dan ketertiban umum ;

7. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab sosial masyarakat ;

8. Berkembangnya nilai nilai positif kerukunan dalam penyelesaian masalah secara mandiri dengan tidak menimbulkan masalah baru ;

9. Meningkatkan kepedulian masyarakat tentang gangguan ketentraman dan ketertiban umum ;

10. Tersebar dan berkembangnya lembaga lembaga swadaya masyarakat untuk memelihara ketentraman dan ketertiban ;

11. Meningkatkan penyelesaian masalah ketentraman dan ketertiban oleh masyarakat sendiri sesuai dengan nilai nilai dan norma norma yang berlaku ;

12. Terpenuhinya jumlah Polisi Pamong Praja, PPNS Polisi Pamong Praja dan Linmas sesuai dengan kebutuhan obyektif ;

13. Meningkatnya kompetensi Polisi Pamong Praja dan PPNS sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan untuk keberhasilan tugas ;

14. Terpeliharanya bangunan vital milik Pemda dan Rumah Dinas dari gangguan Ketentraman dan Ketertiban Umum ;

15. Tersusunnya pedoman dan mekanisme kerja sama dengan aparat penegak hukum lainnya mengenai pemeliharaan Ketentraman dan ketertiban Umum serta penegakan Peraturan Daerah dan Pelaksanaannya ;

16. Berkurangnya benturan antara Dinas/Instansi dalam imlementasi Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya.

BAB VII PENUTUP

Keberhasilan penyelenggaraan pembinaan ketentraman, ketertiban masyarakat penegakan Peraturan Daerah dan perlindungan masyarakat merupakan tugas pokok dan fungsi dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepuluan Bangka Belitung.

Hal ini tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 77 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pembinaan, ketertiban, penegakan Peraturan Daerah dan Perlindungan Masyarakat.

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari organisasi Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini mengacu sepenuhnya pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Pemerintah Kepulauan Bangka Belitung. Keselarasan keduanya senantiasa harus dipelihara secara dinamis. Perubahan yang terjadi pada RPJMD Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan berakibat pula pada penyesuaian dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan demikian, pencapaian visi misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan selaras dengan pencapaian visi misi Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 2017 ini diharapkan untuk dikomunikasikan ke seluruh jajaran organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara keseluruhan. Diseminasi renstra ini akan memungkinkan seluruh anggota organisasi memiliki kesamaan pandangan mengenai kemana organisasi akan dibawa (tujuan bersama), bagaimana kemajuan dan tingkat keberhasilan kelak akan diukur dengan demikian, seluruh kegiatan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja yang direncanakan akan terlaksana, terkoordinasi dengan baik dan dilakukan secara harmonis demi tercapainya tujuan tujuan Strategis.

Dengan dirumuskan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 2017 ini, semua kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diharapkan akan mengacu pada renstra yang telah disepakati bersama. Setiap awal tahun, Renstra ini dijabarkan lebih lanjut dalam satuan Rencana Kinerja (Performance Plan) atau DPA pada akhir tahun, sedangkan pencapaian kinerja dilaporkan melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PROVINSI KEP.BANGKA BELITUNGDrs. MARWAN MUCHGTAR, M.M.Pembina Utama MadyaNIP. 19571223 198103 1 005Satuan Polisi Pamoing Praja (Satpol PP) mempunyai tugas membantu kepala daerah untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang tenteram, tertib, dan teratur sehingga penyelenggaraan roda pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan aman. Oleh karena itu, di samping menegakkan Perda, Satpol PP juga dituntut untuk menegakkan kebijakan pemerintah daerah lainnya yaitu peraturan kepala daerah.

Untuk mengoptimalkan kinerja Satpol PP perlu dibangun kelembagaan Satpol PP yang mampu mendukung terwujudnya kondisi daerah yang tenteram, tertib, dan teratur. Penataan kelembagaan Satpol PP tidak hanya mempertimbangkan kriteria kepadatan jumlah penduduk di suatu daerah, tetapi juga beban tugas dan tanggung jawab yang diemban, budaya, sosiologi, serta risiko keselamatan polisi pamong praja.

Dasar hukum tentang tugas dan tanggung jawab Satpol PP adalah PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamoing Praja yang ditetapkan pada tanggal 6 Januari 2010. Dengan berlakunya PP ini maka dinyatakan tidak berlaku PP Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4428).

Berikut kutipan isi PP Nomor 6 tahun 2010 tentang Satpol PP.

Pengertian (Pasal 3)(1) Satpol PP merupakan bagian perangkat daerah di bidang penegakan Perda, ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

(2) Satpol PP dipimpin oleh seorang kepala satuan dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

Syarat menjadi Satpol PP (Pasal 16)Persyaratan untuk diangkat menjadi Polisi Pamong Praja adalah:

a. pegawai negeri sipil;

b. berijazah sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau yang setingkat;

c. tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm (seratus enam puluh sentimeter) untuk laki-laki dan 155 cm (seratus lima puluh lima sentimeter) untuk perempuan;

d. berusia sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun;

e. sehat jasmani dan rohani; dan

f. lulus Pendidikan dan Pelatihan Dasar Polisi Pamong Praja.

Kedudukan (Pasal 3 ayat (2))Satpol PP dipimpin oleh seorang kepala satuan dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

(Pertanggungjawaban Kepala Satpol PP kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah adalah pertanggungjawaban administratif.Pengertian melalui bukan berarti Kepala Satpol PP merupakan bawahan langsung sekretaris daerah. Secara struktural Kepala Satpol PP berada langsung di bawah kepala daerah).Tugas (Pasal 4)Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat.

(Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah termasuk penyelenggaraan perlindungan masyarakat).Fungsi (Pasal 5)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Satpol PP mempunyai fungsi:

a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat;

b. pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan peraturan kepala daerah;

c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di daerah;

d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;

(Tugas perlindungan masyarakat merupakan bagian dari fungsi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, dengan demikian fungsi perlindungan masyarakat yang selama ini berada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat menjadi fungsi Satpol PP)e. pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan peraturan kepala daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah, dan/atau aparatur lainnya;

f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan menaati Perda dan peraturan kepala daerah; dan

g. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala daerah.

Wewenang (Pasal 6)Polisi Pamong Praja berwenang:

a. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah;

(Tindakan penertiban nonyustisial adalah tindakan yang dilakukan oleh Polisi Pamong Praja dalam rangka menjaga dan/atau memulihkan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat terhadap pelanggaran Perda dan/atau peraturan kepala daerah dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak sampai proses peradilan)b. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;

(Yang dimaksud dengan menindak adalah melakukan tindakan hukum terhadap pelanggaran Perda untuk diproses melalui peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan).c. fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat;

d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah; dan

(Yang dimaksud dengan tindakan penyelidikan adalah tindakan Polisi Pamong Praja yang tidak menggunakan upaya paksa dalam rangka mencari data dan informasi tentang adanya dugaan pelanggaran Perda dan/atau peraturan kepala daerah, antara lain mencatat, mendokumentasi atau merekam kejadian/keadaan, serta meminta keterangan).e. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah.

(Yang dimaksud dengan tindakan administratif adalah tindakan berupa pemberian surat pemberitahuan, surat teguran/surat peringatan terhadap pelanggaran Perda dan/atau peraturan kepala daerah).Kewajiban (Pasal 8)Dalam melaksanakan tugasnya, Polisi Pamong Praja wajib:

a. menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia, dan norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat;

(Yang dimaksud dengan norma sosial lainnya adalah adat atau kebiasaan yang diakui sebagai aturan/etika yang mengikat secara moral kepada masyarakat setempat).b. menaati disiplin pegawai negeri sipil dan kode etik Polisi Pamong Praja;

c. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;

(Yang dimaksud dengan membantu menyelesaikan perselisihan adalah upaya pencegahan agar perselisihan antara warga masyarakat tersebut tidak menimbulkan gangguan ketenteraman dan ketertiban umum).d. melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia atas ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana; dan

(Yang dimaksud dengan tindak pidana adalah tindak pidana di luaryang diatur dalam Perda)e. menyerahkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah atas ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran terhadap Perda dan/atau peraturan kepala daerah.

Pemberhentian (Pasal 18)Polisi Pamong Praja diberhentikan karena:

a. alih tugas;

b. melanggar disiplin Polisi Pamong Praja;

c. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan/atau

d. tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Polisi Pamong Praja.

Tata KerjaSatpol PP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik secara vertikal maupun horizontal. (Pasal 25)

Setiap pimpinan organisasi dalam lingkungan Satpol PP provinsi dan kabupaten/kota bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi, dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan, mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.( Pasal 26.)

Kerja sama dan Koordinasi (Pasal 28)(1) Satpol PP dalam melaksanakan tugasnya dapat meminta bantuan dan/atau bekerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau lembaga lainnya.

(2) Satpol PP dalam hal meminta bantuan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau lembaga lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertindak selaku koordinator operasi lapangan.

(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu, dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hierarki dan kode etik birokrasi.

Pasal 35Pedoman organisasi Satpol PP untuk Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, diatur dengan Peraturan Menteri dengan pertimbangan menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidan