Click here to load reader
Upload
budi-tutu
View
291
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Internal Control Components dalam Risk Management (kerangka COSO)
Enterprise Risk Management membantu organisasi untuk menangani pengelolaan resiko. Ini
memungkinkan identifikasi peristiwa yang berkaitan dengan pencapaian tujuan tertentu yang
menyebabkan identifikasi risiko, atau identifikasi peluang. Kerugian dari kontrol
dikombinasikan dengan manfaat dari peluang baru yang diidentifikasi sebagai bagian dari
proses manajemen risiko.
COSO II ERM Framework
COSO II ERM Framework diterima secara luas sebagai standar untuk menerapkan
manajemen risiko perusahaan. Kerangka kerja manajemen risiko yang dirancang dan
dioperasikan dengan baik dapat memberikan pengelolaan organisasi dengan keyakinan
memadai bahwa:
Mereka memahami sejauh mana tujuan strategis entitas yang telah ditetapkan,
Mereka memahami sejauh mana operasi entitas tujuan telah tercapai,
Pelaporan keuangan dapat diandalkan, dan
Hukum dan peraturan yang berlaku telah dipatuhi.
COSO II ERM Framework terdiri dari 8 elemen terkait (lihat gambar 1).Elemen ini selaras
dengan cara perusahaan dikelola dan tak terpisahkan dengan proses manajemen.
1
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Internal Environment
Internal Environment menggambarkan budaya risiko suatu organisasi yang mendefinisikan
bagaimana risiko dipandang dan ditangani oleh organisasi. Ini mencakup filosofi manajemen
risiko, risk appetite, integritas dan nilai-nilai etika, dan lingkungan di mana mereka
beroperasi.
2
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Objective Setting
Tanpa adanya penetapan tujuan, tidak mungkin untuk mengidentifikasi kejadian potensial
yang mempengaruhi pencapaian tujuan. Risk Management Enterprise memastikan suatu
proses untuk menetapkan tujuan di suatu tempat (sesuai dengan misi entitas dan konsisten
dengan risk appetite).
Event Identification
Dengan mengidentifikasi kejadian internal dan eksternal yang mempengaruhi realisasi tujuan,
maka kita dapat menentukan peluang dan ancaman. Peluang disalurkan kembali ke strategi
manajemen atau proses penetapan tujuan .
Risk Assessment
Resiko yang dianalisis, mempertimbangkan kemungkinan dan dampak yang dijadikan dasar
untuk menentukan bagaimana seharusnya resiko dikelola. Risiko dinilai berdasarkan inheren
risk dan residual basis.
Risk Response
Beberapa reaksi mungkin dilakukan ketika risiko itu muncul. Risiko dapat dihindari,
diterima, dikurangi atau dibagi. Manajemen memilih respon atas resiko yang benar,
mengembangkan tindakan yang dapat menyelaraskan risiko entitas dengan risk tolerance dan
risk appetite.
3
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Control Activities
Prosedur ditetapkan dan diterapkan untuk membantu memastikan risiko ditanggapi secara
efektif. Di sini kita bisa memikirkan langkah pengendalian secara eksplisit untuk mengurangi
risiko, tinjauan manajemen, pelaporan, kontrol fisik (aset, nilai, saham), kontrol berbasis pada
indikator kinerja dan / atau pemisahan tugas.
Tentu saja sangat penting untuk diingat bahwa biaya kegiatan pengawasan diselaraskan
dengan potensi kerugian dari risiko yang berkurang atau dikurangi.
Information and Communication
Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan
waktu yang memungkinkan orang untuk melaksanakan tanggung jawab mereka. Komunikasi
yang efektif juga memiliki pengertian yang lebih luas, vertikal maupun horizontal.
Monitoring
Keseluruhan manajemen risiko perusahaan dimonitor dan modifikasi seperlunya.
‘In Control’ or ‘In Business’?
4
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Enterprise Risk Management yang efektif pasti akan membantu manajemen untuk mencapai
tujuan. Akan tetapi Enterprise Risk Management tidak memperdulikan seberapa baik
perancangan dan pengoperasiannya, dia tidak akan menjamin kesuksesan
organisasi. Pencapaian tujuan tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan yang melekat dalam
semua proses manajemen. Enterprise Risk Management tidak mengubah manajer inheren
yang kurang bagus menjadi bagus!
Cerita yang sama berlaku untuk kontrol. Kontrol dapat dielakkan oleh kolusi dari dua orang
atau lebih, dan manajemen memiliki kemampuan untuk mengesampingkan proses
manajemen risiko perusahaan, termasuk tanggapan risiko dan kontrol.
Namun demikian ERM jaminan terbaik manajemen bisa didapatkan dalam mencari
keseimbangan yang tepat antara menjadi 'In Control' dan menjadi 'In Business!
5
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Pengaplikasian Risk Management dalam Takaful
Manajemen Risiko
"Risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan mempengaruhi tujuan. Hal ini
diukur dari segi kemungkinan dan konsekuensi" (GOWA, 2002). Secara tradisional, konsep
risiko berkaitan dengan ketidakpastian peristiwa di masa depan. Semakin tinggi
ketidakpastian di masa depan, maka risiko pun semakin tinggi pula. Dalam asuransi, risiko
adalah jumlah kerugian yang berhubungan dengan properti atau kehidupan. Risiko properti
contohnya kerugian atau kerusakan mobil, bangunan rumah, dll. Risiko kehidupan contohnya
kesehatan yang buruk, kematian dini, tubuh luka akibat kecelakaan dll (Rejda, 2006; hal.23).
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi kemungkinan kerugian yang akan
dihadapi suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat untuk mengantisipasi
terjadinya resiko tersebut (Rejda, 2006; hal 63). Standar Manajemen Risiko di New Zealand
menyebutkan, "It is the culture, processes and structures that are directed towards the
effective management of potential opportunities and adverse effects". Jadi, manajemen risiko
adalah proses yang berkelanjutan yang mencakup semua aspek kehidupan.
Norma-norma Etika dalam TakaFul
Obaidullah (2002, pp.2-4) telah mengidentifikasi norma-norma efisiensi dan etika untuk
manajemen risiko syariah yang berbasis di kontrak bisnis. Norma-norma ini juga berlaku
untuk kontrak bisnis pada Takaful yang digambarkan sebagai berikut:
6
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Setiap pihak dalam kontrak Takaful, dibebaskan untuk menerima syarat dan kondisi
kontrak dan tidak ada paksaan yang dikenakan pada pihak manapun.
Kontrak Takaful harus bebas dari unsur "riba” (bunga) yang dilarang oleh Syariah.
Tidak ada ketidakpastian atau ambiguitas tentang sifat kontrak.
Tidak boleh ada unsur perjudian dalam kontrak Takaful.
Nilai yang dikontribusikan untuk customer harus memadai dan adil dan harus ditentukan
oleh aktuaris dan disetujui oleh Ulama Syariah.
Customer Takaful harus memiliki akses yang sama terhadap informasi pasar yang
memadai, akurat dan tepat waktu yang berkaitan dengan produk Takaful
Kontrak Takaful Tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Harus ada pembatasan kepentingan umum dalam kontrak Takaful
Jenis Risiko Bisnis Takaful
Bisnis industri rentan terhadap sejumlah risiko. Lima jenis risiko dalam bisnis (Basel, 2006;
IAIS, 2004) yang diaplikasikan pula dalam bisnis Takaful. Resiko underwriting dan risiko
operasional, berhubungan langsung dengan operasional Takaful, Sedangkan tiga resiko
lainnya (kredit, likuiditas dan risiko pasar) berhubungan dengan kegiatan investasi
perusahaan.
1. Resiko Underwriting:
Resiko Underwriting berkaitan dengan asuransi dan Takaful. Resiko ini terjadi karena
adanya Adverse Selection dari pelamar atau karena risiko kembali Takaful sebagai akibat
dari ketidakmampuan re-Takaful untuk membayar kewajiban perusahaan (IAIS, 2003;
Hlm 32-33). Contoh dari resiko Adverse Selection, Seorang supir memiliki risiko tinggi
atau orang dengan masalah kesehatan yang serius, akan menghasilkan rasio klaim yang
7
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
lebih tinggi dan menempatkan perusahaan pada kendala likuiditas tinggi. Re-Takaful
terjadi ketika perusahaan memiliki kewajiban untuk menyerahkan sebagian dari klaim
yang beredar apabila perusahaan bangkrut. Dan ini dimaksudkan untuk memberikan
perlindungan keuangan kepada Takaful. Baik adverse selection dan re-Takaful dapat
menghambat kapasitas underwriting perusahaan; mengganggu pola aliran kas dan
karenanya mempengaruhi stabilitas keuntungan perusahaan.
2. Risiko Operasional:
Basel Report (2006, p.144) mendefinisikan risiko operasional sebagai kerugian yang
terjadi akibat proses internal yang tidak memadai atau gagal, terhadap orang, teknologi,
atau dari peristiwa eksternal.
Kegagalan proses internal terjadi (Ahmed & Khan, 2001; pp.29-30) sebagai hasil
pengolahan transaksi tidak akurat, proses pencatatan yang tidak efisien, melanggar batas-
batas pengendalian operasional, ketidakpatuhan risiko peraturan orang dll, dapat terjadi
karena inkompetensi karyawan, penipuan dan kegagalan untuk melaksanakan
tugas. Teknologi risiko mungkin timbul sebagai akibat dari sistem telekomunikasi atau
kerusakan jaringan komputer. Risiko dari peristiwa eksternal termasuk unenforceability
kebijakan peraturan, undang-undang dan peraturan yang mempengaruhi pemenuhan
kontrak dan transaksi dalam organisasi. Risiko ini juga disebut risiko hukum dan dianggap
sebagai bagian dari risiko operasional.
3. Risiko Kredit:
Risiko kredit terjadi akibat counterparty default, ketika ia gagal memenuhi kewajibannya
sesuai kesepakatan waktu dan persyaratan yang disetujui (IAIS, 2004, hal.14).
8
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Dalam hal asuransi, risiko kredit dapat diperlakukan sebagai risiko default, risiko migrasi,
risiko menyebar atau risiko konsentrasi. Risiko Default terjadi ketika operator Takaful
tidak menerima atau menerima hanya sebagian dari arus kas atau aset yang menjadi
haknya karena pihak lain gagal memenuhi kewajiban kontrak. Migrasi risiko terjadi ketika
probabilitas default masa depan mempengaruhi kontrak saat ini. Penyebaran risiko terjadi
karena persepsi pasar yang buruk secara makro maupun mikro akan meningkatkan
risiko. Konsentrasi risiko adalah hasil dari peningkatan kerugian akibat konsentrasi
investasi di wilayah geografis tertentu atau sektor ekonomi atau industri. Industri takaful
juga terkena risiko ini.
4. Risiko Likuiditas:
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan perusahaan Takaful untuk
memenuhi kewajibannya (yaitu klaim harga jatuh tempo pembayaran dan kebijakan)
ketika jatuh tempo. Risiko ini terjadi karena perusahaan memiliki aktiva lancar yang tidak
mencukupi atau tingkat kewajiban yang tinggi (IAIS, 2004, hal.18). Risiko likuiditas
meliputi risiko likuiditas, risiko afiliasi investasi dan pendanaan modal risiko. Nilai risiko
Likuidasi adalah risiko dalam situasi saat aktiva tersebut dilikuidasi di bawah nilai
pasar. Risiko investasi Afiliasi adalah risiko investasi perusahaan afiliasi atau anggota
mengakibatkan sumber daya keuangan atau operasional menurun. risiko dana modal
adalah risiko bahwa perusahaan asuransi tidak akan memperoleh dana apabila terjadi
klaim dalam jumlah besar. Takaful Sama seperti perusahaan asuransi konvensional, dalam
hal risiko likuiditas.
5. Risiko Pasar:
9
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Risiko pasar adalah volatilitas harga di instrumen dan aset perusahaan Takaful di
pasar. Hal ini dapat diklasifikasikan sebagai risiko harga ekuitas, risiko suku bunga, risiko
mata uang dan risiko harga komoditas (IAIS, 2004, p.12). risiko harga Ekuitas adalah
risiko kerugian akibat perubahan harga pasar saham atau aset lainnya. Risiko tingkat
bunga adalah risiko kerugian yang berasal dari perubahan tingkat suku bunga yang
mempengaruhi arus kas dari perusahaan asuransi. risiko mata uang adalah risiko kerugian
akibat fluktuasi nilai tukar yang mempengaruhi operasional asuransi. Dalam perusahaan
Takaful, tidak ada risiko suku bunga, namun Takaful terkena mark up risiko harga sebagai
akibat transaksi berbasis bunga berbasis Syariah.
Mengelola Risiko
Semua jenis risiko di Takaful membutuhkan Strategi risiko manajemen khusus dan harus
dikelola secara individu.
1. Manajemen Resiko Underwriting:
Resiko Underwriting dapat dikelola dengan membentuk standar prosedur seleksi sesuai
dengan tujuan perusahaan. Sebagian besar operator Takaful memerlukan pemeriksaan
fisik atau laporan medis dari para customer yang memiliki masalah kesehatan serius atau
rentan terhadap resiko lebih tinggi. Beberapa cabang dari Takaful telah memperkenalkan
sistem penjaminan komputerisasi untuk prosedur underwriting standar dan meminimalkan
kemungkinan seleksi negatif. Sebagai contoh, Takaful Ikhlas Sdn. Bhd Malaysia
menggunakan prosedur underwriting komputerisasi untuk motor dimana customer yang
memenuhi persyaratan standar secara otomatis dipilih untuk Takaful. Apabila tidak
mememenuhi persyaratan standar, maka Takaful akan ditolak atau alternatif dengan
menawarkan iuran yang lebih tinggi untuk resiko tambahan. Untuk meminimalkan resiko
10
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
re-Takaful, Takaful operator dapat mengevaluasi keuntungan Takaful di wilayah tersebut
dan dengan mendiversifikasi risiko secara geografis dengan membuat kesepakatan dengan
lebih dari satu operator Takaful.
2. Manajemen Risiko Operasional:
Senior Manajer dan dewan direksi perusahaan Takaful harus merancang kebijakan dan
mengembangkan strategi untuk mengelola dan mengurangi risiko operasional. Sumber
risiko operasional (yaitu orang-orang, proses dan teknologi) harus ditangani dengan hati-
hati. Hal ini menimbulkan pentingnya budaya tata kelola perusahaan di
organisasi. Mengingat pembaruan Takaful, dalam hal Software komputer yang tersedia
untuk asuransi konvensional tidak sesuai untuk Takaful, maka Takaful harus merekrut
para profesional berbakat di bidang teknologi informasi sehingga mereka bisa
mengembangkan software tersebut untuk memenuhi kebutuhan Takaful. Auditor eksternal
yang independen juga dapat memainkan peranan penting dalam mengurangi risiko
operasional, yaitu dengan menganalisa kelemahan dalam proses internal organisasi.
3. Manajemen Risiko Kredit:
Dalam asuransi konvensional, batas kredit ditetapkan dalam kebijakan investasi
perusahaan untuk mengurangi dan mengelola risiko default, risiko migrasi, risiko
menyebar dan risiko konsentrasi sebagaimana dibahas di risiko kredit. Biasanya, batas
kredit setelah terekspos dapat didirikan untuk kegiatan perusahaan asuransi investasi dan
kredit (IAIS, 2004; pp.16-18).
Internal and external counterparty rating
11
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Batas pada saat jatuh tempo fasilitas kredit (lebih suka kredit jangka pendek selama
kredit jangka panjang)
Batasi pada jumlah investasi yang maksimal atau persentase tertentu dari eksposur
investasi kepada sebuah perusahaan penerbit tunggal, industri, wilayah geografis atau
beberapa klasifikasi risiko lain.
4. Manajemen Risiko Likuiditas:
Laporan IAIS (2004, hal. 20) mengidentifikasi dua pendekatan dalam lindung nilai risiko
likuiditas yang juga berlaku untuk industri Takaful, yaitu:
a. Cash flow modeling
Cash Flow Modelling dilakukan untuk menilai jumlah defisit, surplus atau risiko nilai
likuiditas untuk memenuhi kebutuhan Takaful. Takaful harus memastikan bahwa ia
memiliki aset likuid yang cukup untuk memenuhi kewajiban likuiditas dan risiko
likuiditas tak terduga.
b. Liquidity ratios
Penggunaan Liquidity ratios akan membantu Operator Takaful mengatur jumlah aset
lancar yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban portofolio, tingkat rasio likuiditas
akan membantu dalam menentukan kebijakan Investasi Operator Takaful.
Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko likuiditas, Ahmed dan Khan (2001, p.38)
menekankan perlunya pengendalian internal yang memadai dan keterbukaan informasi
dalam organisasi. Penting untuk memiliki laporan independen yang teratur dan fungsi
audit internal harus secara berkala meninjau proses manajemen risiko likuiditas.
5. Manajemen Risiko Pasar:
12
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
Dalam asuransi konvensional, pengelolaan risiko pasar termasuk merumuskan strategi
untuk mengelola risiko suku bunga, nilai tukar dan risiko harga komoditas serta fluktuasi
harga ekuitas. Operator Takaful tidak terlibat dalam transaksi berbasis bunga sehingga
mereka tidak menghadapi risiko ini. Namun, KIBOR (Karachi Inter Bank Offered Rate)
dapat digunakan sebagai markup lembaga keuangan Islam dalam aktivitas pendanaan
mereka. Lembaga konvensional mengelola risiko pasar dengan menggunakan derivatif
keuangan seperti futures, hak opsi, atau kontrak swap (Chapra & Khan, 2000;
p.55). Operator Takaful menghadapi kesulitan dalam mengelola risiko pasar derivatif,
karena tidak sesuai dengan prinsip syari’ah Islam. Namun, menurut Al-Suwailem (2006,
pp.118-126), lindung nilai koperasi dan penyesuaian instrumen bilateral sesuai dengan
prinsip Syari’ah, sehingga dapat digunakan untuk mengurangi risiko mata uang dan risiko
suku bunga. Selain itu, operator Takaful bisa menerapkan teknik stress test dan Value at
Risk (VaR) untuk mengurangi risiko harga komoditas dan risiko ekuitas. Stress testing
adalah salah satu alat manajemen risiko yang dapat digunakan untuk menilai portofolio
kerentanan terhadap guncangan abnormal dan kondisi pasar. Value at Risk adalah
kemungkinan kerugian portofolio melebihi beberapa proporsi tertentu
Meningkatkan Budaya Manajemen Risiko
Pengembangan manajemen risiko sangat penting untuk membentuk industri Takaful yang
kuat dan tangguh di Pakistan. Tujuan ini tidak dapat dicapai tanpa partisipasi aktif dan
kerjasama dari pihak berwenang, senior management Takaful dan anggota Syariah
Supervisory Board (SSB). Saat ini, otoritas yang berwenang harus memastikan bahwa
laporan stress testing dan Value at Risk (VaR) telah terus menerus dihasilkan dan diperoleh
dari Senior manager operator Takaful, sebagai tambahan laporan resiko Takaful. Pemeriksaan
13
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
laporan ini akan memudahkan otoritas peraturan sebaik Operator Takaful yang berfungsi
untuk meningkatkan praktek manajemen risiko.
Selain itu, pengendalian internal dan sistem tata kelola perusahaan yang efektif terbukti
sangat penting untuk Operator Takaful dan untuk otoritas peraturan. Ini akan membantu
pihak berwenang melakukan pengawasan yang efektif dalam kegiatan Takaful dan dalam
mengelola berbagai jenis risiko yang akan meningkatkan fungsi operator Takaful.
Tantangan untuk Manajemen Risiko
Meskipun teknik manajemen risiko yang efektif telah dibahas di atas, akan tetapi, ada
tantangan tertentu dalam manajemen risiko Takaful.
1. Pengendalian Internal:
2. Corporate Governance
3. Tantangan Berbasis Syari’ah:
Menurut Ahmed & Khan (2001), sebagian besar teknik manajemen risiko tidak berlaku
untuk institusi keuangan Islam karena adanya persyaratan Syariah. Ini membuat Syariah
menjadi tantangan tersendiri dalam manajemen risiko untuk perusahaan
Takaful. Tantangan Syariah ini membatasi Instrumen tertentu yang dianggap berguna
dalam manajemen risiko konvensional misalnya derivatif (berjangka, opsi, swap dll) dan
penjualan utang.
4. Rekayasa Keuangan:
Rekayasa Keuangan bertujuan merancang dan memberikan inovasi terhada Syariah sesuai
Islamic Financial Instrument (IFI) dimana Takaful termasuk didalamnya. Chapra dan
Ahmad (2002) menyatakan bahwa rekayasa keuangan adalah tantangan terbesar yang
dihadapi oleh para ulama Syariah Ulama saat ini, karena menimbulkan ancaman bagi IFI
14
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
untuk menjadi pesaing di lingkungan bisnis kontemporer. Pemberian fatwa oleh Syariah
tentang diperbolehkannya instrumen keuangan cukup lambat dan lebih-konservatif (Iqbal
et al, 1998; pp.47-48)
5. Islamic Financial Market:
Pasar keuangan syariah memberikan kesempatan pada pasar sekunder untuk melakukan
perdagangan instrumen keuangan Islam. Apabila tidak ada pasar ini, akan sangat sulit bagi
Takaful untuk mempertahankan posisi likuiditas dalam melakukan pembayaran klaim saat
jatuh tempo. Mempertahankan sebagian besar dana Takaful dengan menjaga rasio
likuiditas tetap tinggi akan mempengaruhi efisiensi perusahaan dan daya saing
dibandingkan dengan perusahaan asuransi konvensional yang memiliki akses setiap saat
agar obligasi dapat cair. Islamic Financial Market akan sangat memudahkan Takaful
dalam menginvestasikan sebagian besar dananya pada instrumen keuangan Islam dan
meningkatkan efisiensi dan daya saing dengan tetap mempertahankan rasio likuiditas
rendah. Ini juga akan membantu perusahaan Takaful melakukan Lindung nilai risiko pasar
dengan menyediakan instrumen alternatif untuk derivatif keuangan yang tidak diterima
Syariah.
6. Kebutuhan akan Lembaga Pemeringkat Kredit:
Walaupun International Islamic Rating Agency (IIRA) telah didirikan di Bahrain untuk
menilai Kepatuhan Syariah dan adanya kekuatan Islamic financial institutions (IFI)
termasuk perusahaan Takaful, Tidak mungkin bagi IIRA untuk melakukan kesepakatan
Takaful dengan melakukan rate terhadap ribuan counterparties. Akibatnya, kebutuhan
akan lembaga pemeringkat kredit swasta di setiap negara Islam yang dapat memberikan
informasi keuangan, resiko fidusia dan kelayakan kredit dari ribuan counterparties yang
secara pribadi mengeluarkan instrumen keuangan (Chapra & Ahmed, 2002;
15
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
pp.80- 81). Informasi ini dapat memberikan bantuan besar untuk IIRA dalam memeringkat
perusahaan-perusahaan dan membuat perusahaan tersebut tersedia untuk Takaful dan
pihak lainnya yang membutuhkan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Manajemen risiko sangat penting dalam Islam dan Takaful menyediakan cara untuk
mengelola risiko dalam bisnis sesuai dengan prinsip Syariah. Lima jenis risiko yang telah
diidentifikasi dalam bisnis Takaful yang dapat mempengaruhi fungsi operasional dan
investasi operator Takaful. Risiko operasional dapat dikelola dengan meningkatkan budaya
tata kelola perusahaan di organisasi. Pemodelan arus kas dan penggunaan rasio likuiditas
cukup membantu untuk mengidentifikasi kendala likuiditas. Operator Takaful mungkin
menghadapi kesulitan dalam mengelola risiko pasar dan kredit sesuai prinsip Syariah karena
adanya larangan tingkat bunga dan derivatif keuangan yang sif,atnya spekulatif, yang
cenderung menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Di sisi lain, instrumen
keuangan Islam seperti lindung nilai koperasi dan penyesuaian bi-lateral yang saling
menguntungkan bertujuan untuk memberikan keuntungan bersama kedua belah pihak dengan
cara berbagi risiko.
Risiko yang terkait untuk Takaful memiliki beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk
meningkatkan praktek manajemen risiko. Audit Syariah Regular menjadi bagian integral dari
pengendalian internal yang efektif yang menjaga perusahaan dari krisis sistemik. Tata kelola
perusahaan yang menyuarakan kebebasan BOD untuk menyusun kebijakan manajemen risiko
yang efektif, membuat keputusan yang tidak bias dan menyelesaikan permasalahan yang
terkait dengan fungsi SSB. Tantangan Syariah dihadapi dengan merancang instrumen
16
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
keuangan Islam yang inovatif dan dengan solusi nyata untuk menyajikan dilema bisnis dan
tidak menghalangi kreativitas. Menggali solusi mereka akan membantu untuk memenuhi
tantangan rekayasa keuangan.pasar keuangan syariah akan sangat memudahkan tugas
perusahaan Takaful untuk menginvestasikan sebagian besar dananya pada instrumen
keuangan Islam dan meningkatkan efisiensi dan daya saing.
17
RISK MANAGEMENT 25 Februari 2011
DAFTAR PUSTAKA
Sawyer, Lawrence B. & Glen E. Sumners. Sawyer’s Internal Auditing, 5th Ed. 2003. The
institute of Internal Auditors.
Moeller, Robert R. Brink’s Modern Internal Auditing, 7 th edition. 2009. John Wiley & Sons,
Inc.
Waheed , Akhter . Risk Management in Takaful. Enterprise Risk Management . Las Vegas:
2010. Vol. 2, Edisi 1; pg. 128, 17 pgs
(http://proquest.umi.com/pqdweb?
index=220&did=2244664151&SrchMode=1&sid=1&Fmt=3&VInst=PROD&VType=
PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1298354058&clientId=45625, diakses pada
tanggal 21 Februari 2011)
18