9
RMK CHAPTER 24 EKSPERIMEN LABORATORIUM, EKSPERIMEN LAPANGAN DAN PENELITIAN LAPANGAN Penelitian sosial dapat dibagi menjaid empat kategori utama: 1. Ekperimen laboratorium 2. Eksperimen lapangan 3. Penelitian Lapangan 4. Penelitian Survei Breakdown ini berasal dari dua pemisahan yakni antara penelitian eksperimen dan non eksperimen dan antara penelitian laboratorium dan lapangan. A LABORATORY EXPERIMENT: MILLER STUDIES OF THE LEARNING OF VISCERAL RESPONSES Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Miller berkeyakinan bahwa pembelajaran terjadi hanya dengan respon sukarela, dan bahwa sistem involuntary otonom merupakan subjek untuk pengkondisian klasik (classical conditioning) . Untuk dapat memahami penelitian yang dilakukan oleh Miller kita harus mendefinisikan suatu istilah dalam psikologi yang menjadi tema penelitian Miller. Classical conditioning merupakan kondisi stimulus netral, secara inheren tidak dapat memproduksi respon tertentu, sehingga dapat dikaitkan secara berulang-ulang dengan stimulus yag secara inheren mampu melakukan respon tertentu. Intrumental atau operant conditioning suatu bentuk upaya yang diberikan pada organisme segera setelah organisme tersebut memberi respon suatu peningkatan sari respon. Respon secara sukarela diduga menjadi superior, kemungkinan karena respon sukarela berada di bawah kendali individual, sedangkan respon tidak sukarela (involuntary response) adalah inferior karena respon ini tidak dapat dikontrol. Banyak yang percaya bhwa involuntary response dapat dimodifikasi hanya dengan classical conditioning dan bukan dengan instrumental conditiong. Penelitian yang dilakukan Miller menunjukkan bahwa melalui instrumetak conditioning, denyut jantung dapat diubah,

Rmk Chapter 24

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rmk

Citation preview

Page 1: Rmk Chapter 24

RMK CHAPTER 24

EKSPERIMEN LABORATORIUM, EKSPERIMEN LAPANGAN DAN PENELITIAN LAPANGAN

Penelitian sosial dapat dibagi menjaid empat kategori utama:

1. Ekperimen laboratorium

2. Eksperimen lapangan

3. Penelitian Lapangan

4. Penelitian Survei

Breakdown ini berasal dari dua pemisahan yakni antara penelitian eksperimen dan non eksperimen dan antara penelitian laboratorium dan lapangan.

A LABORATORY EXPERIMENT: MILLER STUDIES OF THE LEARNING OF VISCERAL RESPONSES

Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Miller berkeyakinan bahwa pembelajaran terjadi hanya dengan respon sukarela, dan bahwa sistem involuntary otonom merupakan subjek untuk pengkondisian klasik (classical conditioning). Untuk dapat memahami penelitian yang dilakukan oleh Miller kita harus mendefinisikan suatu istilah dalam psikologi yang menjadi tema penelitian Miller. Classical conditioning merupakan kondisi stimulus netral, secara inheren tidak dapat memproduksi respon tertentu, sehingga dapat dikaitkan secara berulang-ulang dengan stimulus yag secara inheren mampu melakukan respon tertentu. Intrumental atau operant conditioning suatu bentuk upaya yang diberikan pada organisme segera setelah organisme tersebut memberi respon suatu peningkatan sari respon. Respon secara sukarela diduga menjadi superior, kemungkinan karena respon sukarela berada di bawah kendali individual, sedangkan respon tidak sukarela (involuntary response) adalah inferior karena respon ini tidak dapat dikontrol. Banyak yang percaya bhwa involuntary response dapat dimodifikasi hanya dengan classical conditioning dan bukan dengan instrumental conditiong.

Penelitian yang dilakukan Miller menunjukkan bahwa melalui instrumetak conditioning, denyut jantung dapat diubah, kontraksi perut dapat diubah, dan bahkan pembentukan urin dapat ditingkatkan maupun diturunkan.

Ide dari penelitian ini simpel: memberi reward sekelompok tikus ketika denyut jantungnya meningkat, dan memberi reward pada kelompok lainnya ketika denyut jantungnya menurun. Mereka menggunakan stimulasi listrik di otak. Variabel dependen penelitian ini adalah denyut jantung, yang secara berkelanjutan direkam melalui alat elektrokardiograf. Pada saat terjadi perubahan kecil pada denyut jantung (dalam cara yag benar: meningkat pada satu grup dan menurun pada grup lainnya), tikus tersebut diberi impuls listrik untuk memberi reward di pusat otak. Hal ini dilanjutkan hingga tikus tersebut terlatih.

Peningkatan dan penurunan denyut jantung ini meskipun andal namn hanya kecil yakni hanya 5%. Mana Miller dan rekannya menggunakan teknik yang disebut teknik shaping, memberi reward pada perubahan kecil pertama kemudian meminta peningkatan perubahan untuk dapat memperoleh reward. Treatment ini mampu meningkatkan denyut jantung rata-rata 20%.

Page 2: Rmk Chapter 24

Hasl penelitian Miller telah mampu melakukan “training” pada sejumlah involuntary response yakni kontraksi usus, pembentukan urin, dan tekanan darah. Singkatnya, visceral response atau respon organ dalam dapat dipelajari dan dibentuk. Namun apakah penelitian ini dapat berdampak sama pada manusia masih belum sepenuhnya terbukti.

A FIELD EXPERIMENT: RIND AND BORDIA’S STUDY ON THE EFFECTS OF A SERVER’S “THANK YOU” AND PERSONALIZATION ON RESTAURANT TIPPING

Penelitian ini menguji dampak tulisan “Thank You” di belakang bill pada peningkatan tips. Ring dan Bordia (1995) menguji hal ini dengan melakukan eksperimen lapangan untuk menguji efektivitas penulisan “Thank You” dan layanan personal dengan interaksi pelayan-pengunjung dengan menambahkan nama pelayan. Penelitian ini dilakukan di restoran kelas atas di Philadelphia selama waktu makan siang dalam lima hari. Varibel indepeden penelitian ini terdiri dari tiga level: 1) bagian belakang bill tidak terdapat tulisan apapun, 2) bagian belakang bill terdapat tulisan tangan bertuliskan “Thank You”, 3)bagian belakang bill ditulis tangan kata “Thank You” dan nama pelayan.

Untuk tiap grup pengunjung, jumlah tips, jumlah tagihan dalam bill, ukuran dining party,d an metode pembayaran dicatat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan kata “Thank You” pada bill secara signifikan meningkatkan jumlah tips dibandingkan dengan bill yang tidak ada tulisan apapun.

A FIELD STUDY: NEWCOMB’S BENNINGTON COLLEGE STUDY

Newcomb (1943) melakukan penelitian klasik yang paling penting berkaitan dengan pengaruh lingkungan universitas pada mahasiwa. Penelitian ini meneliti keseluruhan mahasiwa Bennington College (sekitar 600 mahasiswi) dari tahun 1935-1939. Newcomb berusaha menjelaskan bahwa baik faktor sosial dan personal mempenaruhi perubahan sikap mahasiswa.

Newcomb menggunakan sejumlah skala sikap, laporan tertulis mahasiswa dan wawancara. Penelitian yang dilakukan adalah longitudinal and non-eksperimental. Variabel independen penelitian ini adalah norma sosial Bennington College. Variabel dependen penelitian ini adalah social attitude dan perilaku tertentu mahasiswa. Newcomb menemukan perubahan signifikan dalam sikap antara freshmen (junior) dan senior.

CHARACTERISTIC AND CRITERIA OF LABORATORY EXPERIMENTS, FIELD EXPERIMENTS, AND FIELD STUDIES

Strengths and Weaknesses of Laboratory Experiments

Karakteristik penelitian eksperimen laboratorium:

1. Penelitian eksperimen laboratorium memiliki sifat melekat yakni memiliki kontrol yang secara relatif komplit.

2. Selalu memisahkan situasi penelitian dari kehidupan di sekitar dengn laboratorium dengan mengeliminasi pengaruh tambahan yang mungkin dapat berdampak pada variabel dependen dan independen.

Page 3: Rmk Chapter 24

3. Eksperimen laboratorium biasanya menggunakan penugasan acak dan dapat memanipulasi satu atau lebih variabel independen.

4. Peneliti eksperimen laboratorium hampir pada keseluruhan kasus dapat mencapai level tertinggi dari spesifikasi dari definisi operasional variabel

Kekuatan eksperimen laboratorium terutama adalah memiliki presisi atau ketepatan yang tinggi. Presisi dalam hal ini artinya keakuratan, kepastian dan tidak ambigu. Ketepatan ini diperoleh terutama karena melakukan manipulasi dikendalikan dan pengukuran di dalam lingkungan yang mungkin terkontaminasi oleh faktor-faktor tertentu yang telah dieliminasi. Eksperimen laboratorium selalu disertai dengan penjelasan detail mengenai bagaimana manipulasi dilakukan dan cara yang dilakukan untuk mengendalikan kondisi lingkungan tempat dilakukannya eksperimen. Dengan menjelaskan secara spesifik kondisi ini, peneliti mengurangi risiko yang mungkin dapat dilakukan partisipan dengan memberi respon yang samar-samar atau ambigu sehingga akan memunculkan varians acak dalam situasi eksperimental. Kekuatan lainnya yaitu memiliki validitas internal yang tinggi.

Beberapa kelemahan laboratorium:

1. Kelemahan terbesarnya adalah kurang kuatnya variabel independen

2. Kelemahan lain adalah situasi penelitian eksperimen merupakan buatan (artificial). Sebenarnya sulit untuk mengetahui apakah sifat tiruan merupakan kelemahan atau penyederhanaan karakteristik netral eksperimen laboratorium.

3. Memiliki validitas eksternal rendah

Purposes of Laboratory Experiment

Tujuan eksperimen laboratorium:

1. Merupakan cara untuk meneliti hubungan kodisi “alami” dan belum terkontaminasi

2. Menguji prediksi yang terutama berasal dari teori dan dari penelitian lain

3. Memurnikan teori dan hipotesis, untuk membentuk hipotesis terkait dengan pengujian hipotesis lain melalui ekperimen maupun non eksperimen lain, dan yang terpenting untuk membangun sistem teori.

The Field Experiment

Penelitian lapangan dilakukan di situasi nyata dimana satu atau lebih variabel dimanipulasi oleh peneliti di bawah kondisi yang dikendalikan secara hati-hati sebagaimana situasi akan diperbolehkan. Perbedaan antara eksperimen laboratoriumd an lapangan adalah pada eksperimen laboratorium memiliki kontrol maksimum, dan hampir semua eksperimen lapangan harus dioperasikan dengan kontrol yang lebih sedikit.

Strengths and Weaknesses of Field Experiments

Kekuatan eksperimen lapangan antara lain:

1. Eksperimen lapangan memiliki value yang dapat direkomendasikan bagi ahli sosial psikologi, sosiologi, dan pendidik karena penelitian ini sangat sesuai untuk berbagai masalah sosial dan pendidikan yang menarik bagi bidang psikologi, sosiologi, dan pendidikan.

Page 4: Rmk Chapter 24

2. Variabel dalam ekperimen lapangan biasanya memiliki efek lebih kuat dari pada penelitian ekperimen laboratorium. Dampak dari eksperimen lapangan seringkali cukup kuat untuk menembus gangguan yang muncul dalam situasi eksperimental. Prinsipnya adalah: makin realistik situasi penelitiannya, maka akan makin kuat variabelnya. Dan kekuatan ini akan menguntungkan pada riset pendidikan.

3. Kekuatan eksperimen lapangan adalah memiliki fleksibilitas dan aplikabilitas yang luas untuk berbagai masalah. Artinya penelitian eksperimen lapangan memiliki keunggulan sesuai untuk digunakan dalam meneliti situasi kompleks dari pengaruh sosial dan psikologi, proses dan perubahan dalam kondisi kehidupan manusia.

Beberapa kelemahan penelitian eksperimen lapangan antara lain:

1. Kelemahan utama penelitian ekperimen lapangan berkaitan dengan praktisnya, yakni manipulasi dari variabel independen dan randomisasi mungkin merupakan dua masalah paling penting. Masalah manipulasi ini terjadi terutama di dalam penelitian pendidikan. Akan ada banyak faktor yang membuat sulit manipulasi dilakukan, misal orang tua siswa yang menjadi objek tidak menginginkan treatment dalam eksperimen atau keberatan dalam eksperimenta karena dapat menempatkan siswa di situasi yang konflik.

2. Kurangnya presisi atau ketepatan dalam penelitian eksperimen lapangan.

Field Studies

Penelitian lapangan merupakan penelitian ilmiah non-eksperimental yang bertujuan untuk menemukan hubungan dan interaksi antara variabel sosiologikal, psikologikal dan edukasional di dalam struktur sosial sesungguhnya. Peneliti dalam penelitian lapangan pertama mengamati situasi sosial atau institusi, selanjutnya meneliti hubungan antara sikap, value, persepsi dan perilaku individu dan grup yang berada di dalam situasi.

Types of Field Studies

Katz (1953) membagi penelitian lapangan ke dalam dua tipe: pengujian eksploratori dan pengujian hipotesis. Tipe eksploratori mencari dan bukan memprediksi hubungan untuk ditemukan. Penelitian eksploratori memiliki tiga tujuan: 1) menemukan variabel signifikan di dalam situasi lapangan, 2) meemukan hubungan di antara variabel, 3) meletakkan dasar untuk selanjutnya dapat dilakukan pengujian hipotesis secara sistematis dan teliti. Tipe hipotesis merupakan penelitian yang bertujuan pada penemuan dan pengungkapan hubungan, yang mana sangat diperlukan untuk kemajuan ilmiah dalam ilmu pengetahuan sosial.

Strengths and Weaknesses of Field Studies

Kekuatan penelitian lapangan berada pada kuatnya realisme, signifikansi, kekuatan variabel, orientasi teori dan kualitas heuristik1. Kuat dalam hal realisme karena sangat mirip dengan kehidupan nyata. Penelitian ini memiliki heuristik tinggi dan ad hoc. Sehingga ketika peneliti masuk ke lapangan harus memiliki limit yang kuat, sebab menemukan banyak sekali temuan yang potensial untuk diteliti.

Kelemahan penelitian lapangan:

1. Penelitian lapangan karena bukan penelitian eksperimental sehingga memiliki kelemahan dalam hal pernyataan hubungan.

1 Memungkinkan seseorang untuk menemukan atau mempelajari sesuatu untuk diri mereka sendiri

Page 5: Rmk Chapter 24

2. Memiliki sejumlah besar varians variabel. Karena banyak kemungkinan variabel independen yang dapat dipilih sebagai determinan dalam penelitian

3. Memiliki kelemahan metodologikal yakni kurangnya presisi dalam pengukuran variabel. Hal ini karena kompleksitas yang lebih besar dalam penelitian lapangan.

QUALITATIVE RESEARCH

Penelitian kualitatif berkembang seiring semakin banyaknya peneliti yang menyadari bahwa tidak semua penelitian dapat dikuantifikasi. Istilah penelitian kualitatif di sini digunakan untuk merujuk pada penelitian sosial dan keperilakuan berdasarkan observasi lapangan yang tidak menarik perhatian yang dapat dianalisa tanpa menggunakan angka atau statistik. Partisipan dalam penelitian kualitatif bisa saja tidak sadar bahwa telah menjadi objek penelitian atau observasi atau ada penelitian lain yang partisipannya mengetahui telah menjadi objek penelitian.

Penelitian lapangan kualitatif karena berada di lapangan atau setting nyata maka partisipan berperilaku secara alami. Perbedaan antara penelitian kuantitaif dan kualitatif dapat dilihat dalam tabel berikut:

Kuantitatif Kualitatif

berasal dari tradisi post positivistik, konstituen utama adalah benda-benda fisik dan proses

Berasal dari perspektif fenomenologikal, menekankan pada internal, peristiwa mental sebagai dasar keberadaan unit

Mengasumsikan pengetahuan berasal dari observasi dunia fisik

Pengetahuan secara aktif dibangun dan berasal dari penelitian konstruk internal manusia

Peneliti membuat kesimpulan berdasrkan observasi langsung atau turunan dari observasi langsung

Peneliti bergantung pada skema observasi luar dan tetap menjaga keutuhan perspektif partisipan

Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan hubungan sebab akibat

Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan cara mengenai orang-orang menetapkan makna dari suatu perilaku

Karakteristik penelitian kualitatif adalah bahwa penelitian ini menggunakan observasi langsung dan wawancara semi terstruktur dalam setting dunia nyata. Peneliti kualitaif harus berhati-hati agar tidak memandang realitas dengan personal bias. Peneliti kualitaif yang sudah terlatih akan dapat memperoleh persepsi dari perilaku partisipan dari sudut pandang berbeda. Aturan dari penelitian kualitatif ini adalah semakin banyak jumlah pertanyaan yang dapat digali dari masing-masing partisipan, maka makin sedikit partisipan yang dibutuhkan. Desain penelitian kualitatif biasanya menggunakan unobstrutive observer, artinya melakukan observasi pasif dan membiarkan semua peristiwa terjadi dengan natural. Dalam penelitian kualitaif peneliti menjadi bagian dari lingkungan yang tengah diteliti.

Kombinasi dua metode antara kualitatif dan kuantitaif disebut dengan multimethod research. Terdapat tiga cara melakukan penelitian semacam ini: 1) memulai penelitian dengan metode kualitatif dan mengakhirinya dengan kuantitatif, 2) memulai penelitian dengan metode

Page 6: Rmk Chapter 24

kuantitatif dahulu, lalu diikuti dengan kualitatif. Hasil dari penelitian kuantitatif ini digunakan sebagai titik awal penelitian kualitatif. 3) setelah menyelesaikan satu metode, selanjutnya menggunakan metode yang satunya. Metode yang terakhir ini baik kualitatif maupun kuantitaif digunakna secara simultan.

ADDENDUM

The Holistic Experimental Paradigm

Paradigma ekspeimental holistik memberikan cara ekonomis dari kuatifikasi empiris hubungan kompleks di antara faktor yang disebabkan kinerja individu dalam tugas operasional. Paradigma ekspeimental holistik merupakan metodologi lengkap, yang terintegrasi dengan seperangkat prinsip, strategi, dan teknik untuk menyediakan jawaban kuantitaif yang minimum bias atas pertanyaan keperilakuan. Pendekatan holistik menekankan pada rencana pre-eksperimental dan tingkat eksplorasi seiring waktu untuk memeriksa kondisi yang mungkin dapat berdampak negatif atas pelaksanaan eksperimen dan kinerja operator.