76
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu system yang saling berkaitan.Sistaem tersebut terdiri dari komponen – komponen antara lain : Guru, Siswa, dan Fasilitas belajar.Tanpa adanya komponen – komponen tersebut, proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Guru sebagai tenaga pengajar, berusaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan agar mudah di terima oleh siswa.Untuk itu guru memerlukan strategi mengajar melalui model pembelajaran yang tepat sebagai sarana untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.Keberhasilan seorang guru dapat diukur melalui nilai prestasi siswa yang meningkat setelah proses pembelajaran. Rendahnya prestasi belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah cara mengajar guru dengan hanya menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang digunakan secara terus menerus tanpa menggunakan alat bantumengajar seperti media pengajaranakan mengakibatkan siswa merasa bosan pada mata pelajaran yang bersangkutan.Hal itu di karenakan kemampuan siswa dalam menerima materi yang tidak sama dalam satu 1

skripsi BaB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

model pembelajaran inquiry

Citation preview

Page 1: skripsi BaB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu system yang saling

berkaitan.Sistaem tersebut terdiri dari komponen – komponen antara lain :

Guru, Siswa, dan Fasilitas belajar.Tanpa adanya komponen – komponen

tersebut, proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Guru

sebagai tenaga pengajar, berusaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan

agar mudah di terima oleh siswa.Untuk itu guru memerlukan strategi

mengajar melalui model pembelajaran yang tepat sebagai sarana untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.Keberhasilan seorang guru dapat diukur

melalui nilai prestasi siswa yang meningkat setelah proses pembelajaran.

Rendahnya prestasi belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor.

Salah satu faktor tersebut adalah cara mengajar guru dengan hanya

menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang digunakan secara terus

menerus tanpa menggunakan alat bantumengajar seperti media

pengajaranakan mengakibatkan siswa merasa bosan pada mata pelajaran yang

bersangkutan.Hal itu di karenakan kemampuan siswa dalam menerima materi

yang tidak sama dalam satu kelas.Informasi akan menarik jika guru

menggunakan model pembelajaran Inquiry, karena dalam pembelajaran

Inquiry guru betugas sebagai Konselor dalam proses belajar mengajar, serta

siswa beerusaha mengoptimalisasikan kemampuannya untuk belajar mandiri

dalam mencari informasi untuk memecahkan permasalahan yang ada.

Berdasarkan informasi dari kelas VII MTS. AL – HIKMAH Besuki

kecamatan Besuki kabupaten Situbondo, bahwa kemampuan siswa dalam

mata pelajaran Biologi masih rendah sehingga terjadi kesalahan –

kesalahandalam mengerjakan soal – soal.Kesalahanyang dilakukan siswa

dalam menjawab soal merupakan indikator kesulitan siswa, kemungkinan

juga dari model atau metode pembelajaran yang digunakan guru selama ini

dengan metode ceramah tidak mampu meningkatkan aktivitas siswa sehingga

1

Page 2: skripsi BaB I

siswa cenderung pasif dan hanya bergantung pada penjelasan guru.Dari

pengalaman belajar siswa yang cenderung pasif mengakibatkan kemampuan

kognitif siswa sangat rendah sehingga hasil belajar siswa tidak mencapai

ketentuan belajar.

Hasil observasi yang dilakukan pada guru kelas VII MTS. AL –

HIKMAH Besuki, bahwa guru dalam menyajikan materi, guru masih

menggunakan metode ceramah dan guru memegang kendali penuh, kurang

adanya komunikasi antara guru dan siswa sehingga keaktifan siswa sangat

kurang. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran Inquiry

yang mana dalam proses pembelajaran Inquiry siswa dapat mengembangkan

ke kreatifannya untuk mencari informasi melalui penelitian dan percobaan

dalam memecahkan permasalahan dalam materi pembelajaran biologi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mencoba

mengangkat penelitian yang di fokuskan pada model pembelajaran Inquiry

pada mata pelajaran biologi kelas VII pokok bahasan “EKOSISTEM” tahun

pelajaran 2011 – 2012 dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka agar

penelitian ini lebih terarah, terlabih dahulu akan merumuskan masalah yang

menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini, masalah adalah sesuatu

yang masih berupa problema yang perlu dicari pemecahannya yakni sevagai

berikut :

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran inquiry terbimbing dalam

proses pembelajaran biologi kelas VII MTS. AL – HIKMAH Besuki

pokok bahasan “ EKOSISTEM “ tahun pelajaran 2011 – 2012.

2. Adakah pengaruh model pembelajaran Inquiry terbimbing terhadap

aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Biologi kelas VII

MTs. AL – HIKMAH Besuki pokok bahasan “ EKOSISTEM “ tahun

pelajaran 2011 – 2012.

2

Page 3: skripsi BaB I

3. Adakah pengaruh pembelajaran Inquiry terbimbing terhadap hasil

belajar siswa dalam proses pembelajaran biologi kelas VII MTS. AL –

HIKMAH Besuki pada pokok bahasan “ EKOSISTEM “ tahun

pelajaran 2011 – 2012.

1.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi tentang variabel maupun

konsep – konsep secara spesifik sehingga definisi tersebut dapat diamati oleh

si peneliti maupun orang lainyang ingin menguji kembali. Dengan demikian

definisi operasional variabel berfungsi untuk menghindari salah penafsiran

dan perbedaan pendapat tentang judul Skripsi.

Dalam penelitian ini, ada tiga variabel yang akan diteliti yaitu :

1. Model pembelajaran inquiry terbimbing

2. Aktivitas belajar

3. Hasil belajar

1.3.1 Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing

Inquiry terbimbing merupakan model pembelajaran yang menekankan

pada aktivitas siswa yang mana dalam proses pembelajaran siswa dituntut

untuk lebih aktif dalam memecahkan permasalahan yang telah ditentukan

oleh guru dalam pembelajaran inquiry terbimbing ini guru berpegang

penuh dalam membimbing proses pembelajaran dari awal pembelajaran

sampai akhir pembelajaran.

1.3.2 Aktivitas Belajar

Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara

jasmani atau rohani. Kegiatan atau aktivitas yang diteliti yaitu

membaca, menulis, mendengarkan , bertanya, merespon.

1.3.3 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai berkat usaha yang di

tunjukkan dengan adanya perubahan yang mengarah pada penguasaan,

pengeluaran, kecakapan dan kebiasaan sehingga menimbulkan tingkah

laku yang progresif berkat pengalaman dan latihan.

3

Page 4: skripsi BaB I

Dalam penelitian ini yang dimaksud nilai adalah ketuntasan belajar

siswa. Ketuntasan belajar siswa dapat diukur dengan Kriteria ketuntasan

Minimal ( KKM ) yang mana dalam penelitian ini KKM yang ditentukan

adalah 70 Model pembelajaran Inquiry dikatakan mampu meningkatkan

aktiviatas dan hasil belajar siswa apabila dalam penelitian tindakan kelas,

pada kelas VII MTS. AL – Hikmah Besuki pokok bahasan “ EKOSISTEM

“ siswa mapu memperoleh nilai diatas KKM yang sudah ditentukan oleh

guru.

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian ada maksud dan tujuan tertentu dimana tujuan

itulah terfokus dalam suatu penelitian. Menurut Kartini Kartono berpendapat

bahwa penelitian bertujuan untuk menentukan, mengembangkan dan

mengakaji kebenaran suatu penelitian ( 1996 ; 20 )

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui bagaimana model pembelajaran Inquiry terbimbing

pada mata pelajaran biologi materi pokok “ EKOSISTEM “ kelas VII

MTs. AL – HIKMAH Besuki tahun ajaran 2011 – 2012.

2. Ingin mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Inquiry

terbimbing terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran

biologi materi pokok “ EKSISTEM “ kelas VII MTs. AL –

HIKMAH Besuki tahun ajaran 2011 – 2012.

3. Ingin mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Inquiry

terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi

materi pokok “ EKOSISTEM “ MT. Al – HIKMAH Besuki tahun

ajaran 2011 – 2012.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini

adalah :

4

Page 5: skripsi BaB I

1. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya masalah

pendidikan.

b. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah.

2. Bagi Lembaga Sekolah / Guru.

a. Guru dapat memperbaiki cara mengajar dengan menggunakan

model pembelajaran Inquiry yang mampu menarik motivasi

siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

b. Hasil penelitian dapat di jadikan sarana untuk menyusun

kebijaksanaan baru dalam strategi belajar mengajar di masa

yang akan datang.

c. Merangsang motivasi guru untuk lebih menekankan

keberhasilan proses pembelajaran dari pada hanya sekedar

nilai akhir belajar siswa tanpa di sertai pencapaiankompetensi

dasar yang seharusnya di kuasai.

3. Bagi Siswa

a. Siswa lebih tertarik pada materi pelajaran yang di sampaikan

guru.

b. Langkah – langkah pembelajaran yang di terapkan dapat

mendorong penguasaan kompetensi belajar siswa meningkat.

c. Presentasi keberhasilan belajar siswa meningkat.

4. Bagi Institusi

a. Program peningkatan kualitas kinerja guru.

b. Program meningkatkan mutu pendidikan yang selaras denagn

misi – misi sekolah.

5. Bagi masyarakat / Pendidikan Secara Umum

a. Hasil penelitian ini sebagai sarana umtuk memberikan

dorongan bagi putra bagi putra – putrinya agar lebih giat

belajar untuk mencapai hasil yang lebih baik.

b. Hasil penelitian ini dapat diajadikan acuan dalam memecahkan

problema pendidikan.

5

Page 6: skripsi BaB I

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Teori

Teori merupakan hal yang mutlak di perlukan dalam setiap penelitian,

sebab dengan mendasarkan diri pada teori yang konkrit dan relevan dalam

masalah penelitian, maka unsur – unsur penelitian dapat diuraikandengan

jelas sehingga akan memudahkan dalam pembuktian hipotesisnya. Selain itu

pemakaian teori akan dapat memberikan petunjuk dalam pelaksanaan

kerjasama dan yang dimaksud teori adalah suatu konsep dan definisi yang

saling berhubungan dan dapat digunakan sebagai daar untuk menjelaskan dan

meramalkan kejadian – kejadian atas peristiwa yang saling berhubungan.

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Contextual Teaching And Learning ( CTL )

2.2.1.1 Pengertian CTL

Pembelajaran kontextual merupakan suatu konsepsi yang

membantu guru mengaitkan isi materi dengan keadaan dunia nyata.

Dengan model pembelajaran ini diterapkan dapat meningkatkan

memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini karena siswa dapat

menghubungkan pengetahuan yang di peroleh di kelas dan

penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga,

sebagai warga masyarakat, dan nantinya sebagai tenaga kerja

( Suyanto, 2002 ; 2 ).

Landasan filosofi pengembangan CTL adalah

konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa

belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontrusikan

pengetahuan di benak mereka sendiri. Hal ini dilandasi filosofi bahwa

pengetahuan tidak dapat di pisah – pisahkan menjadi fakta – fakta atau

proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat

diterapkan. Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang

6

Page 7: skripsi BaB I

di gagas oleh jhon dewey pada awal abad 20 yang lalu ( Nurhadi,

2002 ; 26 ).

Pembelajaran konstektual dalam terjemahan dari contextual

teaching and learning ( CTL ) memiliki dua peranan dalam pendidikan

yaitu sebagai filosofipendidikan dan sebagai rangkaian kesatuan

strategi pendidikan. Bowling Green University, Johnson ( 2002 )

menjelaskan bahwa “ CTL adalah sistem yang holistik, yang terdiri

dari interrelasi bagian – bagian yang memberikan dampak pada di

terima suatu bagian yang mendalam ( Jhonson, 2002 ; 24 ). Penerapan

CTL dalam pembelajaran dilaksanakan dengan siswa belajar dan

memahami konsep – konsep pelajaran melalui masalah ( problem )

yang disajikan melalui alat peraga, memahami konsepnya kemudian

mengaplikasikannya.

2.2.1.2 Karakteristik dan Komponen CTL

Nurhadi ( 2002 : 20 ) menjelaskan bahwa karakteristik

pembelajaran berbasis CTL adalah : ( 1 ) kerjasama, ( 2 ) saling

menunjang , ( 3 ) menyenangkan tidak membosankan, ( 4 ) belajar

dengan bergairah, ( 5 ) pembelajaran terintegrasi ( 6 ) menggunakan

berbagai sumber ( 7 ) siswa aktif ( 8 ) sharing dengan teman, ( 9 )

siswa kritis dan guru kreatif, ( 10 ) dinding kelas dan lorong – lorong

penuh dengan hasil kerja siswa, peta – peta, gambar, artikel, humor

dan lain sebagainya, ( 11 ) laporan kepada orang tua bukan hanya

rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, dan karangan

siswa dan lain – lain.

Karakteristik pembelajaran konstektual adalah :

1. Pembelajaran bermakna

2. Adanya keterkaitan yang kuat antar materi yang di pelajari dengan

dunia nyata.

3. Siswa bersikap kritis dan guru kreatif dan inovatif, dan

4. Penilaian menggunakan authentic assessment.

7

Page 8: skripsi BaB I

Secara khusus, Nurhadi, ( 2002 ; 10 ) menyatakan bahwa

ada tujuan komponen utama CTL, yaitu :

a. Kontruktivisme ( contructivism )

b. Menemukan ( Inquiry )

c. Bertanya ( Questioning )

d. Masyarakat belajar ( Learning Community )

e. Pemodelan ( Modeling )

f. Refleksi ( Reflection )

g. Penilaian yang sebenarnya ( Aunthentic Assessment )

2.2.1.3 Penerapan CTL dalam pembelajaran

Dalam pembelajaran kontextual memungkinkan terjadinya

lima bentuk belajaryang penting, yaitu mengaitkan ( relating ),

mengalami ( exprinencing ), menerapkan ( applaying ), bekerjasama

( cooperating ), dan mentransfer ( transferring ).

1. Mengaitkan adalah Strategi yang paling hebat dan

merupakan inti konstrutivisme. Guru menggunakan konsep

ini ketika ia mengaitkan konsep materi baru dengan materi

yang sudah di kenal siswa.

2. Mengalami. Merupakan inti belajar kontektual dimana

mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan

pengalaman maupun dengan pengetahuan sebelumnya.

3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia

melakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat

memotivasi dengan memberikan latihan yang realistic dan

relevan.

4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak

membantu kemajuan signifikan. Sebaliknya siswa yang

bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah

yang komplek dengan sedikit bantuan.

8

Page 9: skripsi BaB I

5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam – macam

pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan

hafalan.

2.2.1.4 Kelebihan dan Kelemahan CTL (Contextual Teaching and Learning)

1. Kelebihan CTL

a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.

Artinya siswa di tuntut untuk dapat menagkap

hubungan antara penaglaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata.hal ini sangat penting,

sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang

ditemukan dalam kehidupan nyata, bukan saja bagi

siswa materi itu akan berfungsi secara fungsioanal,

akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam

erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan

mudah dilupakan.

b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu

menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa

karena metode pembelajaran CTL menganut aluran

konstruktivisme, dimana seorang siswa di tuntun

uentuk menemukan pengetahuannya sendiri.

2. Kelemahan CTL

a. Guru lebih intensif dalam membimbing, karena

dalam model pembelajaran CTL guru tidak lagi

berperan sebagai pusat informasi. Dalam

pembelajaran ini, peran guru bukanlah sebagai

instruktur atau “ Penguasa “ yang memaksa

kehendak melainkan guru adalah pembimbing

siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan

tahap berkembangnya.

9

Page 10: skripsi BaB I

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan atau menerapkan sendiri ide – ide dan

mengajak siswa agar menyadari dengan sadar

menggunakan strategi – strategi mereka sndiri

untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya

guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang

ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran

sesuai dengan apa yang di terapkannya.

2.2 Dasar Pandangan Teori Tentang Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing

2.2.2 Pengertian Pembelajaran Inquiry Terbimbing

Sejak manusia lahir kedunia, manusia memiliki dorongan

untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang

alam sekitar disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir

kedunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal

segal sesuatu melalui indra penglihatan, pendengaran, pengecapan dan

indra – indra lainnya. Hingga dewasa keingin tahuan manusia secara

terus – menerus berkembang dengan menggunakan otak dan

pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna

( meaning full ) manakala didasari oleh keingin tahuan itu. Didasari

inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan model

pembelajaran Inquiry dikembangkan

Inquiry secara harfiah berarti penyelidikan. Carind dan

Sund ( Mulyase, E., 2005 ; 108 ) meyatakan bahwa “ Inquiry Is The

Process Of Muestigi Ting a Probleme “ artinya bahwa Inquiry adalah

proses penyelidikan suatu masalah. Menurut Kuslan dan Stone

( Wartono, 1996 ; 29 ) mendefinisikan Inquiry sebagai pengajaran

dimana guru dan siswa mempelajari peristiwa. Peristiwa ilmiah

dengan pendekatan jiwa para ilmuwan. Sanjaya ( 2008 ; 196 )

menyatakan Inquiry berasal dari kata To Inquire yang berarti ikut

10

Page 11: skripsi BaB I

serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan – pertanyaan.

Mencari informasi dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan

bahwa Inquiry ini bertujuan untuk memberi cara bagi siswa untuk

mwmbangun kecakapan – kecakapan intelektual ( kecakpan berfikir )

terkait dengan proses – proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi

tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara – cara

untuk menbantu individu untuk membangun kemampuan itu.

Pembelajaran inquiry terbimbing adalah model

pembelajaran dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan

dengan memberi pertanyaan awal dan mengarah pada suatu diskusi.

Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan

tahap – tahap pemecahannyadengan pembelajaran inquiry terbimbing

ini siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari

guru sehingga siswa dapat lebih memahami konsep – konsep

pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas –

tugas yang relevan untuk diselesaikan baik diskusi kelompok maupun

secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik

suatu kesimpulan secara mandiri.

2.2.2.1 Ciri – cirri Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing

Selanjutnya Sanjaya ( 2008 ; 19 ) menyatakan bahwa ada

beberapa hal yang menjadi cirri utama model pembelajaran Inquiry,

yaitu:

1. Model pembelajaran Inquiry terbimbing ini menekankan

kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan

menemukan masalah. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak

hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan

secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukam

sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri

11

Page 12: skripsi BaB I

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk

mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang di

pertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap

percaya diri ( self blief ).

3. Tujuan penggunaan model Inquiry adalah mengembangkan

kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental,

akibatnya dalam pembelajaran Inquiry siswa tidak hanya di

tuntut untuk menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana

mereka dapat menggunakan potensi yang di milikinya.

2.2.2.2 Langkah – langkah Pembelajaran Inquiry Terbimbing

Sanjaya ( 2008 ; 202 ) menyatakan bahwa pembelajaran

Inquiry mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :

2.2.2.2.1 Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk

membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif.

Hal yang di lakukan dalam orientasi ini adalah :

1. Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang di

harapkan dapat di capai oleh siswa.

2. Menjelaskan pokok – pokok kegiatan yang harus di

lakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.

3. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.

Hal ini di lakukan dalam rangka memberikan

memotivasi belajar siswa.

2.2.2.2.2 Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa

siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka – teki.

Persoalan yang di sajikan adalah persoalan yang menantang

siswa untuk memecahkan teka – teki itu. Teka – teki dalam

rumusan masalah tentu ada jawabanya, dan siswa didorong

untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban

itulah yang sangat penting dalam pembelajaran Inquiry,

12

Page 13: skripsi BaB I

oleh karna itu melalui proses tersebut siswa akan

memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai

upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

2.2.2.2.3 Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari

permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara

hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang

tepat di lakukan guru untuk mengembangkan kemampuan

menebak ( berhipotesis ) pada setiap anak adalah dengan

mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong

siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau

dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan

jawaban dari suatu permasalahan yang di kaji.

2.2.2.2.4 Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menyaring

informasi yang di butuhkan untuk menguji hipotesis yang di

ajukan. Dalam pembelajaran Inquiry, mengumpulkan data

merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan

hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan

tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan

menggunakan potensi berfikirnya.

2.2.2.2.5 Menguji Hipotesis atau melakukan pengamatan

Menguji hipotesis menentukan jawaban yang di

anggap di terima sesuai dengan data atau informasi yang

diperoleh berdasarkan pengumpulan datanya. Menguji

hipotesis juga mengembangkan kemampuan berfikir

rasional. Artinya kebenaran jawaban yang di berikan bukan

hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus di dukung

oleh data yang di temukan dan dapat di pertanggung

jawabkan.

13

Page 14: skripsi BaB I

2.2.2.2.6 Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses

mendeskripsikan temuan yang di peroleh berdasarkan hasil

pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang

akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa

data mana yang relevan.

Dalam mengembangkan sikap Inquiry di kelas guru mempunyai

peranan sebagai konselor, konsultan dan teman yang kritis. Guru harus dapat

membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok melalui tiga tahap

yaitu :

1.) Tahap problem solving atau tugas ; 2.) Tahap pengeluaran kelompok ; 3.)

Tahap pemahaman secara individual, dan pada saat yang sama guru sebagai

instruk dapat memberikan kemudahan dalam bekerja kelompok, melakukan

intervensi dalam kelompok dan mengelola kegiatan pengajaran.

2.2.3 Macam – Macam / Tingakatan Inquiry

Model pembelajaran inquiry terbagi menjadi tiga jenis

berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya

bimbingan yang di berikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis

pembelajaran tersebut adalah :

2.2.3.1 Inquiry Terbimbing ( Guided Inquiry Approuch )

Pembelajaran inquiry terbimbing adalah model

pembelajaran dimana guru membimbing siswa melakukan

kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarah

pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam

menentukan permasalahan dan tahap – tahap

pemecahannyadengan pembelajaran inquiry terbimbing ini

siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk

dari guru sehingga siswa dapat lebih memahami konsep –

konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan

pada tugas – tugas yang relevan untuk diselesaikan baik

diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu

14

Page 15: skripsi BaB I

menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara

mandiri.

2.2.3.2 Inquiry Bebas ( free inquiry approach )

Pada umumnya pembelajaran inquiry bebas ini di

gunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan

pembelajaran inquiry. Karena dalam inquiry bebas ini

menempatkan siswa seolah – olah ilmuwan sungguhan.

Siswa di beri kebebasan menentukan permasalahan untuk di

selidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara

mandiri, merancang prosedur atau langkah – langkah yang di

perlukan.

2.2.3.3 Inquiry Bebas Yang Di modifikasikan ( modified free inquiry

approach )

Dalam pembelajaran inquiry jenis ini membatasi

memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu

secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan

sendiri penyelesaiannya. Namun apabila ada siswa yang tidak

dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan

dapat di berikan secara tidak langsung dengan memberikan

contoh – contoh yang relevan dengan permasalahan yang di

hadapi, atau melalui siswa dengan kelompok lain.

2.2.4 Tujuan pembelajaran Inquiry Terbimbing

Metode pembelajaran inquiry disamping mengantarkan

siswa pada tujuan intruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga

memberikan tujuan ringan ( nutrunan effect ) sebagai berikut :

1) Memperoleh keterampilan untuk memperoses secara ilmiah.

2) Lebih berkembangnya daya kreaktifitas anak

3) Belajar secara mandiri

4) Perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang

menerimanya secara sensitif ( Gulo, 2002 ;101 )

5) Lebih memahami hal – hal yang mendua

15

Page 16: skripsi BaB I

2.2.5 Peranan Pembelajaran Inquiry Terbimbing

Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran inquiry

mempunyai peranan penting baik bagi guru maupun para siswa antara

lain sebagai berikut :

1) Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh siswa

2) Membuat konsep dari siswa bertambah dengan penemuan –

penemuan yang di perolehnya

3) Memilki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas

penguasaan keterampilan dalam proses memperoleh kognitif

para siswa.

4) Penemuan – penemuan yang di peroleh siswa dapat menjamin

kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya.

5) Tidak menjadikan guru satu – satunya sebagai sumber belajar.

2.2.6 Syarat kegiatan Pembelajaran Inquiry

Kondisi – kondisi umum yang merupakan syarat bagi

timbulnya kegiatan inquiry adalah :

1) Aspek social didalam kelas dan suasana terbuka yang

mengundang siswa berdiskusi.

2) Berfokus pada hipotesis

3) Penggunaan fakta sebagai evidensi

2.2.7 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiry Terbimbing

Pembelajaran inquiry merupakan pembelajaran yang

banyak di anjurkan, karena memilki keunggulan di antaranya ;

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan

kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor

secara seimbang sehingga pembelajaran ini dianggap jauh

lebih bermakna.

2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa

untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang di anggap sesuai

dengan perkembangan psikologi belajar modern yang

16

Page 17: skripsi BaB I

menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku

berkata adanya pengalaman.

4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa

yang memiliki kemampuan diatas rata – rata.

Disamping memilki keunggulan, pembelajaran ini memiliki

kelemahan diantaranya :

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena

terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Kadang – kadang dalam mengimplementasikannya,

memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit

menyelesaikannya dengan waktu yang di tentukan.

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi

ini tampaknya akan sulit di implementasikan.

2.3 Dasar Pandangan Teori Tentang Aktivitas Belajar

2.3.1 Aktivitas

Menurut Anton M. Mulyono ( 2001 ; 26 ), aktivitas artinya “

kegiatan atau keaktifan “ jadi segala sesuatu yang dilakukan atau

kegiatan – kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik merupakan

suatu aktivitas.

Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiata yang di

lakukan baik secara jasmani dan rohani. Aktivitas siswa selama proses

belajar mengajar merupakan slah satu indicator adanya keinginan siswa

untuk belajar.

2.3.2 Aktivitas Belajar

Aktifitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan

dalam proses interaksi ( guru dan siswa ) dalam rangka mencapai

tujuan belajar. Aktivitas yang di maksudkan disni penerapannya

adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dlam proses

17

Page 18: skripsi BaB I

pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Seperti yang

dikemukakan oleh Rochman Nata Wijaya dalam Depdiknas ( 2005 ;

31 ), belajar aktif adalah keaktivan siswa secara fisik, mental

intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa

perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Menurut Trinandita ( 1984 ) menyatakan bahwa “ hal yang

paling mendasar yang di tuntut dalam proses pembelajaran adalah

keaktivan siswa “. Keaktivan siswa dalam proses belajar akan

menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun

dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas

menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing siswa dapat

melibatkan kemampuan semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul

dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan

keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

2.4 Dasar Pandangan Teori Tentang Mata Pelajaran Biologi

2.4.1 Pengertian Biologi

2.4.1.1 Pengertian Ilmu Biologi

Berdasarkan etimologi biologi berasal dari dua kata

yaitu bios artinya hidup dan logos artinya ilmu dari dua kata

tersebut pengertian biologi yaitu “ biologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang semua makhluk hidup di muka bumi

( manusia, hewan, tumbuhan, jamur, ganggang / alga, bakteri,

dan virus “.

Dari pendapat diatas dapat penulis simpilkan bahwa

mata pelajaran biologi adalah mata pelajaran yang di ajarkan

untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan atas dimana pada

dasarnya pelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa

dengan berbagai kemampuan tentang cara “ mengetahui “

dan cara “ mengerjakan “ yang dapat membantu siswa untuk

memahami alam sekitar secara mendalam.

18

Page 19: skripsi BaB I

2.4.1.2 Tujuan

Pengajaran biologi mempunyai tujuan dalam proses

pembelajaran bagis siswa yaitu :

1. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan.

2. Kebanggaan nasional dan kebesaran serta kekuasaan

Tuhan Yang Maha Esa.

3. Memahami konsep – konsep biologi dan saling

keterkaitan.

4. Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari – hari.

5. Mengembangkan keterampilan dasar biologi untuk

memperolehkonsep – konsep biologi dan

menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah.

6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk

menghasilkan karya tecknologi sederhana yang

berkaitan dengan kebutuhan manusia.

2.4.1.3 Fungsi

Pengajaran biologi berfungsi menanamkan keyakinan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan

keterampilan, sikap dan nilai ilmiah serta menguasai konsep

biologi untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi.

2.4.2 Materi Pokok EKOSISTEM

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oelh

hubungan timbale balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan

lingkungannya. Ekosistem merupakan penggabungan dari stiap unit

biosistem yang melibatkan interaksi timbale balik antara organisme

19

Page 20: skripsi BaB I

dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu

struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara

organisme dan an organisme.

2.4.2.1 Komponen Pembentuk Ekosistem

Komponen – komponen pembentuk Ekosistem adalah :

1. Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah

komponen fisik dan kimia yang merupakan medium

atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau

lingkungan tempat hidup.

Komponen abiotik dapat berupa bahan organik,

senyawa an organik, dan faktor yang mempengaruhi

distribusi organisme yaitu :

1. Suhu. Proses biologi di pengaruhi suhu. Mamalia

dan unggas membutuhkan energi untuk

meregulasi temperature dan tubuhnya.

2. Air. Ketersediaan air mempengaruhi distribusi

organism

3. Garam. Konsentrasi garam mempengaruhi

kesetimbangan air dalam organisme melalui

osmosis

4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya

mempengaruhi fotosintesis.

5. Tanah dan Batu. Beberapa karakteristiktanah

yang meliputi struktur fisik, PH, dan komposisi

mineral penyebaran organisme berdasarkan pada

kandungan sumber makananya di tanah.

6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka

waktu lama dalam suatu area.

2. Biotik

20

Page 21: skripsi BaB I

Biotik adalah istilah yang biasanya

digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup

( organisme ). Komponen biotic adalah suatu

komponen yang menyusu suatu ekosistem selain

komponen abiotik ( tidak bernyawa ).

Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup di bedakan

menjadi tiga macam yaitu :

1. Heterotof / konsumen

Komponen heterotof terdiri dari organisme

yang memanfaatkan bahan – bahan organic yang

disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya.

Yang tergolong heterotof adalah manusia hewan,

jamur, dan mikroba.

2. Pengurai / decomposer

Pengurai atau dekomposer adalah organisme

yang menguraikan bahan organik yang berasal dari

organisme mati.

2.4.2.2 Ketergantungan

Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antara

komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik.

1. Antar komponen biotik

a. Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi

melalui rantai makanan

b. Jaring – jaring makanan yaitu raintai – rantai

makanan yang saling berhubungan satu sama lain

sedemikian rupa sehingga membentuk seperti jaring

– jaring

2.4.2.3 Antar komponen biotik dan abiotik

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik

dpat terjadi melalui siklus materi. Seperti

1. Siklus karbon

21

Page 22: skripsi BaB I

2. Siklus air

3. Siklus nitrogen

4. Siklus sulfur

2.4.3 Dasar Pandangan Teori Tentang Hasil Belajar

Asal kata hasil usaha adalah dari prestasi yang menurut Ws.

Wingkel adalah : “ bukti usaha yang di capai karena adanya

pengalaman dan latihan “ ( 1994 ; 161 ). Sedangkan pengertian belajar

menurut James Whi Haber yang kemudian dikutip Wasty Soetomo

adalah “ proses dimana tingkah laku yang timbul atau mengalami

perubahan karena adanya latihan atau pengalaman “ ( 1991 ; 99 ).

Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

pengertian hasil belajar adalah hasil dari bukti usaha seseorang dalam

proses pembelajaran baik berupa latihan ataupun pengalaman.

2.4.3.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang di capai oleh siswa merupakan

interaksi dari berbagai factor yang saling mempengaruhi baik

dari dalam ( faktor internal ) dari siswa itu.

Wasty Soemanto, mengemukakan pendapatnya faktor –

faktor prestasi belajar dapat di golongkan menjadi tiga

macam yaitu :

a. Faktor – faktor stimulasi belajar adalah hal diluar

individu yang merangsang individu untuk

menyadarkan reaksi atau perubahan belajar

b. Faktor – faktor metode belajar adalah metode belajar

yang dipakai oleh pelajar karena di pengaruhi oleh

metode mengajar yang digunakan guru

c. Faktor – faktor individu meliputi :

“ Kematangan usia, jenis kelamin,

pengalaman kapasitas mental, kondisi kesehatan

22

Page 23: skripsi BaB I

jasmani dan rohani, serta motivasi ( 1990 ; 107-

115 ).

2.4.3.2 Penilaian Hasil Belajar

Penilaian adalah belajar penting dalam proses belajar

mengajar dan merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah

program kegiatan belajar mengajar yang di rencanakan dan di

laksanakan itu sudah berhasil atau tidak.

Dalam pelaksanaan penelitian itu tentu di perlukan

informasi atau data kuantitatif yang di peroleh melalui

kegiatan yang disebut pengukuran dengan menggunakan alat

ukur, seperti : Tes tulis, tes lisan atau tes perbuatan

Dalam bukunya Suhartini Ari Kunto menjelaskan

sebagai berikut : “ penilaian pendidikan adalah kegiatan

menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan tempat

penilaian di sekolah. Guru ataupun pengelola pengajaran

mengadakan penilaian dengan maksud usaha yang di lakukan

melalui pengajaran sudah mencapai tujuan. Apabila sekolah

di umpamakan sebagai tempat mengelola sesuatu dan calon

siswa di umpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan

dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasil bahan yang

sudah siap digunakan. Dalam motivasi yang menggunakan

teckhnologi maka tempat pengelolaan itu disebut informasi,

jika di gambarkan dalam bentuk diagram akan terliahat

sebagai berikut :

23

Input transformasi output

Umpan balik

Page 24: skripsi BaB I

a. Input adalah siswa yang belum memasuki sekolah di

nilai lebih dahulu kemampuannya untuk mengetahui

apakah ia mampu mengikuti pelajaran selamjutnya.

b. Transformasi adalah sekolah yang bertugas mengolah

bahan mentah ( calon siswa ) menjadi bahan jadi

( lulusan yang memiliki unsur – unsur antara lain :

Guru dan personal lainnya

Bahan pelajaran

Metode mengajar dan system evaluasi

Sarana penunjang

Sistem administrasi

c. Out put adalah lulusan dari sekolah itu yang

sebelumnya mengalami penilaian untuk dapat lulus

atau tidak.

d. Umpan balik adalah senjata informasi yang dapat di

pakai sebagai acuan untuk memperbaiki keadaan

selanjutnya.

Penilaian adalah serangakaian kegiatan untuk

memperoleh menganalisis dan menafsirkan data tentang

proses dan hasil belajar siswa yang di lakukan sistematis

dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang

bermakna dalam pengambilan keputusan ( Direktorat Dik

menum, 1994 ; 2 ).

Penilaian sebaiknya bersifat relatif artinya

diantara siswa yang ada didalam kelas. Siapakah yang

telah berhasil menyerap paling banyak pengetahuan yang

di ajarkan oleh guru dan siapa yang terampil berfikir

didalam memutuskan masalah biologi atau ilmiah. Di

dalam penilaian guru sudah memberikan standart Kriteria

Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang mana KKM tersebut

24

Page 25: skripsi BaB I

dijadikan acuan dalam proses penilaian hasil belajar

siswa.

2.4.3.3 KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal )

KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) adalah criteria

paling rendah untuk menyatakanpeserta didik mencapai

ketuntasan. KKM harus di tetapkan diawal tahun ajaran oleh

satuan pendidikan berdasrkan hasil musyawarah guru mata

pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan

pendidikan yang memiliki karakteristik yang hamper sama.

Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis

menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

2.4.3.4 Fungsi KKM

Di dalam penilaian KKM memiliki beberapa fungsi

untuk pemberian kriteria ketuntasan belajar siswa, agar dalam

penilaian mudah bagi guru untuk menentukan siswa yang

sudah mencapai indikator belajar atau tidak . Fungsi tersebut

antara lain :

1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai

kompetensi peserta didik sesuai dengan Kompetensi

Dasar ( KD ) suatu mata pelajaran atau Standart

Kompetensi ( SK )

2. Sebagai acuan peserta didik untuk mempersiapkan

diri dalam mengikuti pembelajaran

3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai

dengan SK / KD – nya

4. Sebagai slah satu instrumen dalam melakukan

evaluasi belajar

25

Page 26: skripsi BaB I

5. Sebagai kontrak peda gogik anatara pendidik peserta

didik dan masyarakat ( khususnya orang tua dan wali

murid )

2.4.3.5 Tahapan Penetapan KKM

Seperti pada uraian diatas bahwa penetapan KKM di

lakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.

Adapun langkah dan penetapan KKM antara lain :

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata

pelajaran dengan mempertimbangakan tiga aspek

criteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, intake

peserta didik. Hasil penetapan KKM indicator

berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok

guru mata pelajaran di sahkan oleh kepala sekolah

untuk dijadikan patokan guru didalam penilaian

3. KKM yang ditetapkan di sosialisasikan kepada

pihak – pihak yang berkepentingan, yaitu peserta

didik, orang tua dan dinas pendidikan

4. KKM dicantumkan dalam laporan hasil belajar atau

rapor pada saat hasil penilaian di alporkan kepada

orang / wali peserta didik.

2.5 Keterkaitan Antara Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Aktivitas dan

Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran Biologi.

Telah diketahui bahwa model pembelajaran inquiry merupakan model

pembelajaran yang menekankan kepada aktivtas siswa secara maksimal untuk

mencari menemukan, artinya pendekatan inquiry menempatkan siswa sebagai

subjek belajar. Dalam pembelajaran inquiry siswa di ajarkan untuk mandiri

dan siswa di latih untuk aktif mengikuti proses pembelajaran.

26

Page 27: skripsi BaB I

Trinandita ( 1984 ) menyatakan bahwa “ hal yang paling mendasar

yang di tuntut dalam proses pembelajaran inquiry akan menyebabkan

interaksi tinggi antara guru dengan siswa ataupun siwa itu sendiri. Hal ini

mangakibatkan suasan kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing –

masing siswa dapat melibatkannya semaksimal mungkin.

Sanjaya ( 2008 ; 196 ) menyatakan bahwa “ seluruh aktivitas yang

dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari

sesuatu yang di pertanyakan, sehingga di harapkan dapat menumbuhkan sikap

percaya diri ( self belief )

Berdasarkan pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa pengaruh

model pembelajaran inquiry terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa adalah

sebagai berikut :

“ Semakin kreatif guru mata pelajaran biologi dalam memberikan

pertanyaan atau permasalahan yang harus di pecahkan siswa dalam proses

pembelajaran maka semakin baik pula aktivitas dan hasil belajar siswa “.

Dalam materi pokok Ekosistem siswa memerlukan pengetahuan dan

pengalaman dalam mengenali atau mengetahui ekosistem dan kegiatan –

kegiatannya. Maka dengan pembelajaran inquiry guru harus memberikan

kebebasan siswa untuk mencari informasi, menemukan dan memecahkan

permasalahan atau pertanyaan dari guru sehingga terciptalah suasana belajar

yang aktif sehingga siswa lebih memahami konsep pembelajaran ini dan

siswa lebih memahami konsep pembelajaran ini dan siswa mencapai hasil

belajar yang lebih efektif.

2.6 Hipotesa Penelitian

Hipotesa sangat perlu yaitu memberi arah bagi peneliti dan merupakan

jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada sampai terbukti melalui

data yang terkumpul. Dalam suatu penelitian hipotesa haruslah di rumuskan

dengan jelas sesuai dengan syarat – syarat tertentu.

Winarno Surahmad menyatakan “ hipotesa adalah sebuah kesimpulan

sementara yang belum final dan untuk mencapai kesimpulan diadakan

27

Page 28: skripsi BaB I

penggolongan secara cermat, maka akan didapatkan suatu kesimpulan yang

menerima atau menolak suatau hipotesa yang telah di ajukan

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas hipotesis tindakan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran inquiry mampu meningkatkan aktivitas

belajar pada siswa kelas VII MTS. AL – HIKMAH Besuki

mata pelajaran biologi poko bahasan “ EKOSISTEM “ tahun

pelajaran 2011 / 2012.

2. Model pembelajaran inquiry mampu meningkatkan hasil

belajar pada siswa kelas VII MTS. AL – HIKMAH Besuki

Materi pelajaran Biologi pokok bahasan “ EKOSISTEM “

tahun pelajaran 2011 / 2012.

28

Page 29: skripsi BaB I

BAB III

MODEL PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan

kualitatif. Adapun ciri – ciri pendekatan kualitatif menurut Sudjana (dalam

Wahyuningsih, 2006.20 ) yaitu : ( 1 ) menggunakan lingkungan alamiyah sumber

data langsung ; ( 2 ) bersikap deskriptif analitis ; ( 3 ) lebih menekankan proses

daripada hasil ; ( 4 ) analisa data bersifat induktif , karena penelitian tidak dimulai

dari deduktif teori tetapi dari lapangan yakni fakta empiris ; ( 5) menggu nakan

makna. Ciri tersebut diperkuat oleh oleh pendapat Meong( dalam Fahmi, 2006 :

27 ) bahwa penelitian ini juga sesuai dengan karakteristik penelitian kuali tatif.

Karakteristik yang dimaksud adalah : ( 1 ) menggunakan latar belakang ala miah

seperti apa adanya di lapangan; ( 2 ) penelitian sebagai instrumen utama,

maksudnya disamping pengumpulan data dan menganalisis data, peneliti terlibat

langsung dalam proses penelitian ; ( 3 ) hasil penelitian bersifat deskriptif ; ( 4 )

desain bersifat sementara ; serta ( 5 ) batas permasalahan ditentukan fokus peneli

tian.

Rancangan penelitian yang dipandang sesuai dengan tujuan peneli

tian adalah rancangan penelitian tindakan kelas ( PTK ). Karena menurut Hobri

( 2006 ) penelitian tindakan kelas adalah penelitian atau kajian secara sistematis

dan terencana dilakukan oleh oleh peniliti dan praktis ( dalam hal ini guru ) untuk

memperbaiki penbelajaran dengan jalan mengadakan perbaikan atau perubahan

dan mempelajari akibat yang ditimbulkan.

Jenis penelitian tindakan ini termasuk penelitian tindakan kelas .

Penelitian ini dikatakan penelitian tindakan kelas dari awal sampai berakhirnya

penelitian. Rancangan pembelajaran yang digunakan berdasarkan dari model pene

litian Hopkins, yaitu penelitian tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk

spiral yang terdiri dari empat fase ( PGSM , 1998 : 8 ) yaitu fase perencanaan

( planning ) ; tindakan ( action ) ; pengamatan ( observation ) ; dan refleksi ( reflec

tion ) ; Penelitian ini berorientasi pada pengkajian masalah – masalah praktis yang

29

Page 30: skripsi BaB I

dihadapi guru dalam kelas, dan hasilnya dapat diaplikasikan oleh guru sendiri

dalam rangka memperbaiki pemanfaatan belajar mengajar yang dihadapi.

3.2 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah lokasi yang dijadikan tempat untuk dilak

sanakannya penelitian. Sebagai mana dikatakan Hadi ( dalam fFahmi, 2006 : 28 )

bahwa daerah penelitian merupakan suatu tempat atau lokasi objek penelitian dila

kukan .

Model penentuan lokasi penelitian yang digunakan dalam peneliti

an adalah purposive sampling area , yaitu menentukan dengan sengaja daerah atau

lokasi penelitian yang didasarkan pada pertimbangan tertentu . Adapun lokasiyang

ditentukan adalah dalam penelitian dalah MTs. AL – HIKMAH yang berlo kasi di

jalan Adipodai No.36 Besuki Kabupaten Situbondo. Pertimbangan yang didasari

peneliti memilih tempat penelitian tersebut karena selama ini sekolah ter sebut

hanya terpaku pada proses pembelajarn dengan model ceramah yang mana guru

yang berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa sulit untuk

mencapai indikator pembelajaran serta sekolah tersebut masih belum pernah dia

dakan penelitian tentang tentang model pembelajaran inquiry dalam rangka peni

ngkatan mutu belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran biologi.

3.3 Kehadiran Peneliti

Konsekuensi dari pemilihan jenis penelitian tindakan kelas dengan

pendekatan kualitatif dalam penelitian ini memuat kehadiran peneliti di lokasi

penelitian mutlak diperlukan. Menurut Nasution ( dalam Sugiyono , 2005 : 60 )

menyatakan bahwa :

“ Dalam penelitian kualitatif , tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia

sebagai instrumen penelitian utama. Alasan ialah bahwa; segala sesuatunya belum

mempunyai bentuk yang pasti masalah, fokus, prosedur penelitian, hipotesis yang

digunakan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti, Segala sesuatu perlu

dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang tidak pasti dan tidak

jelas, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu – satu

nya yang dapat mencapai “ .

30

Page 31: skripsi BaB I

Penelitian bertindak sebagai instrumen utama dan pemberi tinda

kan di lapangan. Peneliti sebagai instrumen dimaksudkan sebagai pewawancara

dan pengamat. Sebagai pewawancara peneliti mewawancarai subjek peneliti

dengan berpedoman pada hasil pekerjaan siswa . Peneliti sebagi pengamat yaitu

meneliti mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran

Kedudukan pemberi tindakan, peneliti bertindak sebagai pengajar yang membuat

dan menyajikan bahan jar serta motivator kegiatan pembelajaran selama peneli

tian dilakukan , serta pada pembelajaran model inquiry penilit bertindak sebagi

konselor dalam proses diskusi yang dilakukan siswa. Disamping pembentukan

tindakan, peneliti juga bertindak sebagai pengamat, pengumpul data, penganalisis

data dan sekaligus pelapor hasil penelitian. Kehadirabn peneliti dilokasi sebnyak

tiga kali secara terbuka, maksudnya statussebagai peneliti dantujuan kegiatan pene

liti diketahui oleh siswa.

3.4 Data dan Sumber Data

Data yangdiperlukan dalampenelitian ini terdiridari dua macam

data yaitu :

1. Data berupa dokumen , meliputi :

a. Jawaban siswa dalam menyelesaikan soal

b. Respon siswa untuk masing – masing penyelesaian tugas atau konsep

yang diberikan dalam model pembelajaran .

2. Data berupa non dokumenter, meliputi :

a. Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah an guru mata

pelajaran.

b. Hasil wawancara peneliti dengan siswa yang menjadi subjek

penelitian.

c. Hasil observasi dan mengenai kegiatan pembelajaran baik berkenaan

dengan peneliti maupun yang berkenaan dengan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

Sumber data dan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa

31

Page 32: skripsi BaB I

kelas VII MTs. AL – HIKMAH Besuki Tahun ajaran 2011 / 2012.

Model yang digunakan untuk menentukan subjek alat penlitian ini

adalah dengan menggunakan tekhnik penelitian sample. Subjek

penelitian adalah siswa kelas VII MTs. AL –HIKMAH Besuki, salah

satu pertimbangannya adalah siswa kelas tersebut mempunyai rata –

rata tingkat kemampuan afektif, kognitif , dan psikomotor yang tidak

jauh berbeda.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksud untuk memperoleh bahan – bahan ya

ng relevan dan akurat, dimana model yang digunakan memiliki ciri yang bebeda –

beda . Menurut Arikunto ( dalam Wahyuningsih, 2006 : 22 ), model pengumpulan

data adalah cara yang diguanakan peneliti untuk mengumpulkan data. Adapun mo

del yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Metode Test

Model test adalah satu cara pengumpulan data yang berupa

angka atau nilai hasil belajar dengan tekhnik pengukuran. Pada penelitian

ini tekhnik pengukuran yang dilakukan adalah dengan mengunakan test.

Seperti yang dikemukakn oleh Abdul ( 2003 : 09 ) yaitu dalam proses hasil

belajar siswa kita menggunakan tekhnik atau model test, oleh karena itu

dalam penelitian menngunakan alat penialain yang berupa test.

Adapun jenis test digolongkan menjadi dua yaitu tes tulis dan test

lisan.Test tulis terdiri dari test pilihan ganda dan tes uraian. Definisi tes

pilihan gandan dan uraian adalah sebagai berikut :

1. Pilihan ganda adalah test yang terdiri dari beberapa soal yang

dapat dijawab dengan memilih salah satu alternatif jawaban

uyang tersedia atau dengan mengisi jawaban yang benar

2. Uraian merupakan bentuk test yang terdiri dari suatu

pertanyaan atau perintah yang memrlukan jawaban yang

bersifat pembahasan atau uraian kata – kata yang relatif

panjang .

32

Page 33: skripsi BaB I

Test ini diberikan apada siswa dengan maksud mengukur sejauh

mana hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran inquiry.

Test yang dilakukan Setelah kegiatan pemeblajaran, dengan menggunakan

soal test obyektif ( pilihan ganda ) dan essay ( uraian ), serta di konsultasi

kan dengan guru bidang studi. Sehingga dapat menunjukkan tingkat keter

capaian tujuan tujuan pemeblajaran. Hasil dari test tersebut dapat diguna

kan sebagai acuan dalam mewawancarai subyek penelitian.

3.5.2 Metode Wawancara

Menurut Arikunto ( dalam Wahyuningsih , 2006 : 22 ) menyatakan

bahwa wawancara atau interview dalam sebuah dialog yang dilakukanoleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara . Dalam pe

laksanaannya wawancara dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Wawancara bebas, dimana wawancara bebas menyatakan apa

saja tetapi juga mengikat akan data yang dikumpulkan.

2. Wawancara terpimpin , dimana wawncara dilakukan

pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap

dan terperinci seperti yang dimaksud dalam wawncara

terstruktur.

3. Wawancara bebas terpimpin, yang merupakan kombinasi

antara wawancara bebas dan terpimpin.

Sanapiah faisal ( DALAM Sugiyono, 2005 : 76 ) mengemukakan

ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan

data dalam penelitian kualitatif yaitu :

1. Menetapkan kepada siap wawancara itu akan dilakukan

2. Menyiapkan pokok – pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan

3. Mengawali atau membuka alur wawancara

4. Melangsungkan alur wawancara

33

Page 34: skripsi BaB I

5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan

mengakhirinya

6. Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan

7. Mengidentifikasi hasil tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh

Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

wawancara bebas terpimpin , karena pewawancara membawa pedoman

dan pengembangannya dilakukan saat wawancara berlangsung.Wawancara

dilaksanakan setelahdiadakan test. Wawancara dilakukan dengan pedoman

pada pekerjaan siswa yang berupa tugas pengajuan soal dan test hasil

belajar. Data yang akan diperoleh ada lah data tanggapan guru dan siswa

tentang proses dan hasil pembelajaran yang te lah dilak sanakan.

3.5.3 Metode Observasi

Model observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan

pemusatanperhatian terhadap suatu objek menggunakan alat indera yaitu

pengamatan secara langsung . Observasi dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu :

1. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan instrument pengamatan.

2. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat

dengan tidak menggunakan pedoman instrument pengamatan.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi

sistematis dengan pedoman yang sudah disiapkan ( lampiran ). Untuk

mempermudah mengumpulkan data , penelitian ini akan dibantu oleh se

orang observasi yang sudah mendapat kepercayaan dari peneliti dan guru

pada saat pengambilan data. Pedoman yang akan digunakan pada saat ob

servasi antara lain :

34

Page 35: skripsi BaB I

1. Pedoman observasi yaitu berisikan tentang peraturan atau

tata tertib dalam melaksanakan observasi.

2. Panduan pengamatan yaitu berisikan tentang tata cara

pemberian nilai terntum dalam criteria atau kategori

penilaian.

3. Lembar pengamatan.

3.5.4. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan model penunjang dari model

observasi dan wawancara. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlaku (sugiyono,2005:82). Dokumentasibiasanya

berbentuk tulisan,gambar,atau karya-karya monumental dari seseorang.

teknik pe ngumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data

yang dipe roleh melalui dokumen-dokumen.

Jadi dengan model documenter kita dapat mengumpulkan

data dengan melihat beberapa dokumen sebagai bahan informasi tamba

han atau bukti otentik sebagai penunjang dalam pengumpulan data sebu

ah penelitian.

Adapun data dokumen – dokumen yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adalah keadaan siswa MTs. AL- HIKMAH , keadaan fisik

dan fasilitas MTs. AL – HIKMAH dan data lain yang berhubungan deng

an objek yang diteliti.

3.6 Tekhnik Analisis Data

Data penelitian terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif kualitatif. Data penelitian terkumpul terdiri dari test, hasil wawan

cara, hasil observasi dan dokumentasi. Sedangkan data yang akan dianalisis

dalam penelitian ini adalah :

35

Page 36: skripsi BaB I

1. persentasi ketuntasan belajar siswa dalam proses pembelajaran dicari

dengan rumus.

n

P = x 100 %

N

keterangan: p= persentase ketuntasan hasil belajar siswa

n= jumlah siswa yang tuntas belajar

N= jumlah seluruh siswa

2. Hasil analisis data digunakan untuk menentukan langkah-langkah

penelitian berikutnya. Jika test siswa tidak mencapai ketetapan klasikal

( nilai test merupakan hasil evaluasi akhir atau test akhir dari bahan ajar

yang diberikan ), maka penelitian akan dilanjutkan atau diteruskan ke

siklus kedua dengan materi atau bahan ajar yang sejenis. jika pada siklus

kedua hasil test siswa tidak mencapai ketuntasan klasikal, maka

penelitian akan masuk pada siklus ketiga dan begitu seterusnya sehingga

siswa dapat mencapai ketuntasan klasikal.

1. Kriteria ketuntasan belajar dinyatakan sebagai berikut:

a. daya serap individual, seorang siswa dinyatakan tuntas belajar

apabila telah mencapai skor ≥ 70 dari skor maksimal 100

b. Daya serap klasikal jika satu kelas dikatakan tuntas apabila

terdapat skor minimal mencapai≥ 85 % siswa yang telah

mencapai skor dari atau sama dengan 70 dari skor maksimal.

Langkah analisis hasil observasi diawali dengan menghitung

jumlah skor hasil

observasi pada masing-masing siswa, kemudian menggolongkan

kedalam kategorisasi yang telah ditentukan, untuk menghitung jumlah

skor digunakan pedoman sebagai berikut :

n

P = x 100 %

M

36

Page 37: skripsi BaB I

Keterangan : P = Presentase skor yang di capai

n = Skor yang diperoleh peserta didik

m = Skor maksimal

Pengelompokan kategori aktivitas belajar siswa secara

individu menggunakan kriteria pengelompokan menurut Sukandi ( 199 :

100 ) adalah sebagai berikut :

Tabel Kategori Penilaian Kreativitas Siswa

Presantase Kriteria

Pa ≥ 80

70 ≤ Pa < 80

60 ≤ Pa < 70

Pa < 60

Sangat aktif

Aktif

Cukup aktif

Tidak aktif

Observasi terhadap kegiatan guru berupaya memberikan

pemafaatan mengenai kemampuan guru dalam menerapkan setiap

langkah dalam penerapan pembelajaran inquiry. Lembar observasi yang

digunakan dijabarkan pada tampilan. Hasil observasi tidak dianalisa

melainkan hanya untuk mengetahui langkah pembelajaran yang

dilakukan oleh guru.

Dengan pengelompokan kategori menurut ( Sukardi ,

1999 : 100 ) adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Kategori Penialain Kreativitas Siswa

Presantase Kriteria

P ≥ 90 %

80 % ≤ P < 90 %

65 % ≤ P < 80%

50% ≤ P < 65%

P < 50%

sangat aktif

aktif

cukup aktif

kurang

sangat kurang

37

Page 38: skripsi BaB I

Data hasil test yang dianalisis secara statistic deskriptif,

dengan pengujian menggunakan table distribusi frekuensi. Hasil

dari statistik deskriptif kemudian dideskripsikan sedemikian

rupa sehingga dapat memberikan informasi yang menyeluruh

mengenai hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa berupa aspek

kognitif.

3.7 Pengecakan Keabsahan Data

Menurut Sugiono ( 2005 : 121 ) dalam uji keabsahan dalam

penelitian kualitatif

meliputi : ( 1 ) uji kredibilitas data ; ( 2 ) uji transferability ; ( 3 ) uji

depenabiliti ; ( 4 ) uji konfermabiliti. Agar diperoleh temuan dan interprestasi

yang abash maka perlu diuji kredibilitas data atau kepercayaan kepada data.

Menurut Sugiono ( 2005 : 22 ) dalam menguji sebuah keabsahan sebuah

penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan cara :

1. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatn berarti berarti peneliti kembali

kelapangan melakukan pengamatan, mengobservasi kembali dengan

sumber data yang telah ditemui maupun degan yang baru. Hal tersebut

dilakukan oleh peneliti apabila dalam pelaksanaan tindakan pada

siklus satu tidak tercapai sehingga sehingga diperlukan perbaikan

yang menuntut peneliti untuk hadir kembali pada siklus II.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian

data dan uraian peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan

sistematis.

3. Triangulasi

Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat

tiga cara tringulasi yatu :

38

Page 39: skripsi BaB I

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui dari beberapa sumber. Data yang

diperoleh dari berbagai sumber tersebut tidak dapat

disamaratakan seperti didalam penelitian kuantitatif tetapi

dideskripsikan , Maka pandangan yang sama dan yang

berbeda terhadap data yang dianilisis oleh peneliti

sehingga menhasilkan suatu kesimpulan selanjutnya

dimintakan kesempatan ( member chek ) dari berbagai

sumber data.

b. Triangulasi Data

Triangulasi data berfungsi untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumberyang sam dengan tekhnik berbeda.

Triangulasi data ini bertujuan untuk mencari kebenaran

data dari berbagai sumber yang memiliki perbedaan

pendapat sehingga dapat disimpulkan informasi yang benar.

c. Triangulasi Waktu

Waktu yang sering mempengaruhi kredibilitas data.

Dalam rangka pengujian kredibilitas dapat dilakukan

dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara ,

observasi, atau tekhnik lain dalam waktu dan situasi yang

berbeda.

d. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi merupakan adanya pendukung

untuk membuktikan data yang diperoleh oleh peneliti yang

merupakan salah satu pendukung yang akan digunakan oleh

peneliti dalam proses pembelajaran yang didukung oleh

foto atau dokumentasi.

39

Page 40: skripsi BaB I

e. Member Chek

Member chek merupakan proses pengecekan data

yang diperoleh peneliti kepada pemberi data . Member chek

bertujuan untuk mengetahui sumber data seberapa jauh data

yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh

pemberi data.

3.8 Tahap – Tahap Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan pada pemapatran sebelumnya bahwa

penelitian ini

merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Langkah – langkah dan prosedur

penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc

Taggart ( dalam Fahmi , 2006 : 32 ) berupa suatu siklus spiral yang meliputi

kegiatan perencanaan ( planning ); pemberian tindakan ( action ); pengamatan

( observation ); dan refleksi ( reflection ) yang membentuk siklus demi siklus

sampai tuntas penelitian, sehingga dapat diperoleh data yang dapt

disimpulkan sebagai jawaban dari permasalahan peneliti. Pada penelitian ini

direncanakan menggunakan satu siklus dengan rincian dua kali pertemuan ,

jika pertemuan pertama dan kedua sudah mencapai ketuntasan maka

pelaksanaan siklus dihentikan, jika sebaliknya maka penelitian ini akan

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

3.8.1 Tindakan Pendahuluan atau Pra Siklus

Sebagai langkah awal sebelum pelaksanaan siklus terlebih

dahulu dilakukan tindakan pra siklus atau tindakan pendahuluan

agar peneliti dapat mengetahui kemampuan siswa serta mencapai

hasil penelitian yang maksimal. Tindakan pendahuluan atau pra

siklus dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

1. Meminta izin kepada kepala sekolah untuk meneliti

atau mengadakan penelitian di kelas VII MTs. AL –

HIKMAH Besuki Kabupaten Situbondo.

40

Page 41: skripsi BaB I

2. Mewawancarai langsung dengan kepala sekolah, TU,

guru mata pelajarn biologi serta mengumpulkan data

menegnai hasil belajar siswa sebelumnya.

3. Observasi awal kelas dalam hal ini peneliti menyusuri

langsung tentang metode atau model pembelajaran yang

digunakan selama ini , serta aktivitas siswa selama

proses pembelajaran dengan menggunakan metode atau

model yang diterapkan guru selama ini.

Menurut tim pelatih peroyek PGSM (1999:7), keempat fase dalam

satu siklus sebuah PTK digambarkan dengan sebuah spiral PTK, seperti

ditunjukkan pada gambar berikut :

41

Rencana

Refleksi

Observasi/Tindakan

Rencana Perbaikan

Observasi/Tindakan

Refleksi

Rencana Perbaikan

Refleksi

Obsevasi/Tindakan

Page 42: skripsi BaB I

3.8.2 Pelaksanaan Siklus

Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian

tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dengan satu siklus , jika pada

siklus pertam sudah tercapai tujuan penelitian yaitu dalam proses

pembelajarn inquiry mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa , maka pelaksanaan siklus dihentikan sampai satu siklus

saja.Tetapi jika sebaliknya maka dilakukan siklus selanjutnya dengan

mengoptimalkan kerja tim peneliti agar tujuan yang diharapkan

tercapai. Silus dalam penelitian ini bersifat fleksibel dan tidak dibatasi

, maksudnya dalam pelaksanan siklus akan berakhir jika tujuan sudah

tercapai dan jika belu tercapai maka berlaku siklus kedua dan ketiga.

1. Siklus I

Tahap – tahap yang akan dilaksanakan pada siklus I dalam

penelitian ini mengacu pada skema spiral penelitian tindakan kelas

dengan mengunakan empat fase yaitu perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi

1. Perencanaan ( planning )

Tahap ini merupakan tahap perecanaan dari segala

sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian.

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah

sebagai berikut :

1. Menyusun silabus dan rencana proses

pembelajaran ( RPP ) atas metri yang akan

diajarkan menggunakan model pembeljaran

Inquiry.

2. Menyiapkan materi plajaran dan hala – hal yang

berhubungan dengan tugas – tugas yang harus

dilakukan oleh siswa.

3. Menyusun lembar kerja siswa.

4. Menyusun daftar kelompok siswa

42

Page 43: skripsi BaB I

5. Menyusu pertanyaan atau permasalahan yang

akan dikaji oleh siswa dengan kelompok masing

– masing.

6. Menyusun soal test uraian yang diberikan pada

siswa secara individu di akhir pelaksanaan

tindakan untuk memperoleh data tentang

kemampuan siswa dalam memahami materi

yang di pelajari.

7. Menyiapkan lembar observasi ang dilakukan

pada saat pelaksanaan pembelajarn yaitu pada

saat diskusi kelompok .

8. Menyusun jadwal presentasi dari tiap – tiap

kelompok yang tersaji dalam lampiran.

2. Pelaksanaan atau tindakan ( action )

Pada pelaksanaan tindakan ini , diawali dengan

kegiatan belajarn

mengajar dengan menyampaikan indicator hasil belajar,

memberikan motivasi pada siswa agar mempelajari

materi pelajaran lembar kerja siswa yang telah

diberikan. Kegiatan selanjutnya guru menerapkan

model pembelajaran inquiry . Pada kegiatan ini peneliti

menerapkan model pembelajaran contextual teaching

and learning tipe inquiry di MTs. AL – HIKMAH

Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo dengan

langkah – langkah sebagai berikut :

1. Siswa dikelompokkan kedalam lima kelompok

dan beranggotakan 6 siswa

2. Masing – masing kelompok diberi tugas untuk

berdiskusi tentang materi ekosistem , pada

tahap ini siswa ditugaskan untuk

43

Page 44: skripsi BaB I

mengidentifikasi masalah atau pertanyaan dari

peneliti.

3. Setelah dirasa cukup masing – masing

kelompok mendiskusikan untuk membuat

hipotesis dari masalah atau pertanyaan yang

sudah dibagikan kepada tiap – tiap kelompok

dengan cara tiap anggota keompok membuat

hipotesis sendiri – sendiri kemudian hipotesis

tersebut dikumpulkan kepada kelompok nya .

4. Dari hipotesis tersebut , setiap kelompok

melakukan penelitian dengan cara

mengumpulkan informs baik dari buku , refrensi

maupun dari lingkungan yang berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman

5. Setelah mendapatkan informasi masing –

masing kelompok memberikan hasil dari

penelitian tentang hipoesa masalah dan

menyimpulkan jawaban dari permasalahan yang

diteliti.

6. Setiap perwakilah kelompok mengumpulkan

lembar penelitian atau jawaban dari

permasalahan

7. Setiap kelompo maju kedepan untuk

mempresentasikan hasil darai peelitian terhadap

pemecahan masalah secara bergantian.

8. Guru memberikan evaluasi akhirberupa test

dengan soal uraian yang di bagikan kepada tiap

siswa.

9. Peutup atau kesimpulan , guru dan siswa

bersama – sama memberikan kesimpulan

44

Page 45: skripsi BaB I

terhadap materi yang telah di pelajari dengan

menerapkan model pembelajaran inquiry.

3. Pengamatan ( observation )

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk

mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan

dengan pemberian tindakan. Dalam hal ini yang

diamati adalah kgiatan guru ( peneliti ) dan kegiatan

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam

kegiatan pelaksanaan observasi peneliti guru bidang

studi dan dua observer yang bertujuan untuk

mengamati peneliti . Kegiatan ini dilakukan secara

konpherensif dengan memanfaatkan pedoman

observasi.

4. Refleksi ( reflection )

Refleksi merupaak kegiatan menganalisa,

memahami, menjelaskan, menyimpulkan hasil

pengamatan kegiatan ini sebagai upaya untuk

memahami dan memakai proses dan hasil yang dicapai

sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Hasil yan

diperoleh dari kegiatan refleksi ini merupakan

informasi tantang apa yanga telah terjadi dan apa yang

perlu dilakukan selanjutnya yang dapat dijadikan dasar

dalam melakukan perencanaan berikutnya. Hasil dari

refleksi digunakan peneliti sebagai diskusi balikan

untuk merencanakan mengadakan perbaikan pada

pelaksnaan tindakan berikutnya. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap refleksi ini yaitu menganalisis ,

menjelaskan dan mengumpulkan hasil – hasil dari

observasi danhasil test siswa yang digunakan untuk

mengetahui apakah dengan penggunaan model

45

Page 46: skripsi BaB I

pembelajaran inquiry dapat meningkatakan aktivitas

dan hasil belajar siswa pad siklus I.

Berdasarkan hasil tindakan yang disertai observasi

dan refleksi maka peneliti dapat mengetahui kelemahan

dan kekuarangan kegiatan pembelajaran yang dapat

digunakan untuk menentukan tindakan perbaikan pada

siklus ke II. Tindakan siklus ke II dilakukan apabila

dalam siklus I belum terjadi peningkatan aktivitas dan

hasil belajar siswa yang diharapkan. Tindakan siklus II

ini sebagai usaha perbaikan pada siklus I.

5. Pengembangan Desain

Pada tahap ini peneliti banyak menjelaskan tentang

pendekatan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran

penelitian, data dan sumber data yang diinginkan oleh

penelitian, pengumpulan data , model analisis data dan

pengecekan keabsahan.

6. Penelitian Sebenarnya

Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada

penelitian kualitatif deskriptif, karena peneliti harus

berusaha mendeskripsikan tentang peningkatan

aktivitas dan hasil belajar siswa dengan model

pembelajaran inquiry dengan rancangan penelitian

tindakan kelas.

3.9 Jadwal Penelitian

Agar pelaksanan penelitian dapa selesai dengan rencana dan waktu yang

telah ditentukan maka peneliti membuat sebuah jadwal penelitian sebagai

pedoman dalam penelitian .

46

Page 47: skripsi BaB I

No

.KEGIATAN

Waktu

AgustusSeptembe

rOktober

Nopembe

rDesember

12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pendaftaran Skripsi x x x

2.Penentuan

Pembimbingx x

3.Bimbingan Pertama (

Bab I )x

4.Bimbingan Bab II &

IIIx

5.Bimbingan Bab I , II,

III dan IPx x

6. Ujian Kompherensip x x

7. Penelitian x x x

8.Bimibngan Bab IV

dan Vx x

9.Persiapan Ujian dan

Abstrakx

10

.Ujian Akhir Skripsi x x

47

Page 48: skripsi BaB I

48