Strategi Masyarakat Sipil dalam Mendukung Kebijakan Menyusui : Kajian Global di 6 Negara

Identifying strategies to effectively influence political commitment to breastfeeding: a review of six country case studies

Alison McFadden, Natalie Kenney-Muir, Heather Whitford & Mary J Renfrew - Mother and Infant Research Unit, University of Dundee

Report commissioned by Save the Children (United Kingdom)

Tujuan dan Metodologi Tujuan

Mempelajari peran organisasi global dalam mempengaruhi komitmen kebijakan terkait menyusui di tingkat nasional

Memahami tantangan yang dihadapi oleh organisasi serta dan solusi unuk mengatasinya

Memberi rekomendasi untuk organisasi dalam upaya meningkatkan dukungan kebijakan untuk menyusui di tingkat nasional

Metodologi

Negara: Bangladesh, Brazil, Indonesia, Nigeria, Philippines, United Kingdom (hampir 1 milyar dari 7 M penduduk bumi, > 99 juta balita)

Pemilihan negara: populasi yang banyak, tantangan kesehatan dan gizi, representasi geografis, keberhasilan dan pengalaman terkait pemberian ASI

Desk review, interview lewat telepon dengan informan kunci dari berbagai organisasi, survei online

McFadden et al Identifying strategies to effectively influence political commitment to

breastfeeding: a review of six country case studies

Political commitment at the national level is defined as

purposeful and decisive public action, through public

policies and programmes, public spending and

legislation that is designed to protect, promote and

support breastfeeding Te Linto D, Haddad L, Lakshman R, Gatellier K. The Hunger and Nutrition Commitment Index (HANCI 2013): Measuring the political commitment to

reduce hunger and undernutrition in developing countries. London: Institute of Development Studies; 2014



Komitmen politik meningkatkan keberhasilan

menyusui

Di tingkat nasional komitmen politik terkait pemberian ASI adalah determinan meningkatnya praktik menyusui

2013 UNICEF Breastfeeding on the World Agenda komitmen politik terkait pemberian ASI mulai menurun

Sepanjang sejarah, organisasi global cukup berhasil mempengaruhi komitmen politis terkait pemberian ASI di tingkat global maupun nasional.



Bagaimana organisasi

mempengaruhi komitmen politik

terkait pemberian ASI?



1. Kerjasama

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung

3. Melaksanakan program

4. Advokasi dan komunikasi

5. Mendukung tenaga kesahatan

1. Kerjasama-Faktor Pemampu Kepemimpinan dan rasa kepemilikan Di Indonesia, mitra IBFAN, AIMI bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam menyusun

peraturan Kode dan bekerjasama mengadakan forum regional tahunan untuk mendukung isu terkait menyusui.

Ada platform untuk bermitra Nigeria: gugus tugas PMBA - menyusun paket PMBA untuk konteks Nigeria Bangladesh: Aliansi PMBA diskusi strategi dan pendekatan untuk melihat peluang peningkatan

PMBA

Pendekatan, rencana kerja dan arahan yang sama pembagian peran secara formal GKIA memiliki rencana aksi bersama untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI.

Tantangannya: pembagian peran, menindaklanjuti kegiatan, peningkatan kapasitas.

Bermitra dan kerjasama dengan organisasi lokal Meningkatkan peluang untuk berjejaring dan lintas pemerintahan Menjaga sikap netral



2. Menciptakan lingkungan yang mendukung

Advokasi dalam melahirkan kebijakan, memantau, menguatkan dan menegakkan kebijakan yang relevan seperti Kode dan perlindungan maternitas

Philippines: adanya kerjasama dan kolaborasi menghasilkan peraturan dan penguatan kode.

Nigeria (2013): NAFDAC melakukan survey pelanggaran Kode menghasilkan Kementerian Kesehatannya melakukan re-aktivasi Code monitoring working group.

UK (2014): Advertising Standards Agency menanggapi aduan dari Baby Feeding Law Group (koalisi 23 NGO) terkait promosi susu balita dari Nestle

Bangladesh Breastfeeding Foundation (BBF) berhasil mengadvokasi tambahan cuti hamil dan melahirkan menjadi 6 bulan pada tahun 2010.



3. Implementasi Program

Pendanaan, implementasi dan koordinasi program yang mendukung dan mempromosikan menyusui

Semua negara implementasi BFHI, tapi dukungan semakin menurun kecuali UK.

UK: UNICEF Baby-Friendly Initiative mengembangkan standar baru untuk neonatal unit, universitas termasuk menyediakan training untuk bidan dan nakes lainnya.

Nigeria: Paket PMBA untuk masyarakat dan faskes dari pemerintah

Brazil: Kampanye mass media; pasukan pemadam kebakaran untuk mengumpulkan ASIP di bank ASI; Training breastfeeding-friendly postmen to convey breastfeeding promotion messages



4. Advokasi dan komunikasi

Perlu komunikasi yang menargetkan berbagai level untuk meningkatkan pamahaman tentang berbagai pimpinan politik di nasional, sub nasional, antar sektor.

Bangladesh: Alive & Thrive memimpin advokasi-kampanye yang kemudian berhasil meningkatkan cakupan ASI Eksklusif.

Pekan ASI Sedunia (WBW)

Bangladesh PAS launch setiap tahun oleh Presiden.

Nigeria: Menteri kesehatan - memfasilitasi perlomabaan (rallies) di berbagai negara bagian.

Philippines, WBW dimasukkan dalam Expanded Breastfeeding Promotion Act 2009.



5. Mendukung tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan dan organisasi profesi menjadi bagian dari advokasi peran penting mempengaruhi dukungan politik untuk ASI

Organisasi global dan nasional dapat menggunakan energi ini

Bangladesh: Helen Keller International dan A&T mengembangkan training nakes di faskes tk masyarakat dan kurikulum medis

UK: pengembangan BFHI untuk memasukkan standar bagi universitas dalam training untuk bidan dan nakes yang berbasis bukti



Kendala dan kesempatan mempengaruhi kebijakan menyusui



1. Isu di tingkat internasional

2. Kode pemasaran internasional untuk pemasaran produk pengganti ASI

3. Isu dari dalam pemerintah-nasional

4. Peran organisasi profesi

5. Kurangnya champion untuk ASI

1. Isu di tingkat internasional

Kurangnya kepemimpinan di global

Minim koordinasi antar institusi pengambil keputusan di global

Fokus terbatas pada pentingnya menyusui di konteks negara maju

Missed issues on the advocacy agenda (e.g. pre-lacteal feeds, inappropriate complementary feeding)

Perlu perkuat narasi tekaiit PMBA

Dana terbatas (terutama untuk kerja advokasi dan scaling-up program terkait PMBA).



2. Kode internasional pemasaran produk

pengganti ASI

Lemahnya implementasi Kode: menerjemahkan Kode menjadi kebijakan ; monitoring yang lemah, law enforcement, sangsi pelanggaran

Pengaruh industri produk pengganti ASI untuk nakes

Mempengaruhi kebijakan sangat terganggu dengan adanya industri BMS yang dapat, dan dibuat untuk dapat mempromosikan produknya ke masyarakat, pengambil keputusan dan pelaku politik

Agenda PMBA global yang fokus pada IMD dan ASI-E ternyata mengurangi fokus ke isu lainnya seperti makanan pre-lakteal dan masalah seputar MPASI

Ini memberi kesempatan pada industri untuk mencari celah pemasaran untuk bayi > 6 bln, misalnya di Indonesia dan UK



3. Isu dari dalam pemerintah

Kualitas data seputar menyusui

Terbatasnya fokus dan prioritas untuk ASI, PMBA secara umum

Tingkat pemahaman pelaku politik dan pengambil keputusan terkait manfaat ASI dalam

mengatasi masalah gizi anak

Kapasitas untuk mengatasi masalah dan mendukung menyusui

Pergantian staf-turnover

Terbatasnya media/wahana untuk interaksi secara kontinu

Lemahnya kerja/koordinasi antar sektor

Komitmen lemah baik dari pemerintah maupun organisasi global untuk berpartisipasi

dalam platform yang ada, kurang menindaklanjuti kegiatan yang disepakati



4. Peran organisasi profesi

Kurangnya dukungan dalam advokasi menyusui

Pengaruh oleh promosi susu formula (BMS), punya hubungan dengan industri tersebut.

Organisasi global perlu mendekati organisasi profesi agar dapat bersama mengatasi pengaruh indutri, memastikan training dan materi edukasi

Beberapa organisasi global telah bekerjasama dengan organisasi profesi dalam mengembangkan training, kurikulum dan materi edukasi PMBA



5. Kurangnya champion menyusui

Hal ini teridentifikasi dalam laporan UNICEF Breastfeeding on the World Agenda.

Beberapa responded menyatakan bahwa champion menyusui yang sudah lama hadir justru menjadi halangan munculnya ide-ide baru dan segar

terkait pesan-pesan untuk mempromosikan pemberian ASI.



Rekomendasi

1. Meningkatkan dan memperkuat kepemimpinan internasional terkait

pemberian ASI Misalnya:

Mengembangkan database bukti yang user friendly

Memfasilitasi pertemuan regional bagi pemerintah untuk memantau progres/non

progres dalam pencapaian target internasional pemberian ASI

2. Fasilitasi dan dukung inisiatif, kebijakan, rencana dan program pemerintah :

Advokasi untuk penempatan pemberian ASI dalam agenda pemerintah

Membangun hubungan dengan departmen lain yang memiliki peran dalam

implemnetasi Kode

Memastikan komitmen dari partai politik



Rekomendasi

3. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara lembaga internasional dan nasional di satu negara

Klarifikasi peran dan tanggung jawab stakeholder utama

Kemitraan yang saling berkoordinasi

Organsasi internasional dapat lebih mendukung organisasi nasional dalam monitor capaian terutama terkait pelanggaran kode

4. Meningkatkan advokasi dan komunikasi terkait pemberian ASI

Perlu champion di berbagai tingkatan; masyarakat, sektor kesehatan, akademisi, dan champion internasional maupun nasional yang dapat turut mendorong agenda PMBA

Kampanye dan advokasi berbasis bukti dengan sumberdaya yang intensif



Documents

Strategi Masyarakat Sipil dalam Mendukung Kebijakan Menyusui : Kajian Global di 6 Negara