19
REHABILITASI MEDIK STROKE

Stroke

Embed Size (px)

Citation preview

REHABILITASI MEDIK STROKE

DEFINISI

Rehabilitasi adalah program untuk memberi kemampuan penderita yang mengalami bekerja sepenuhnya sesuai dengan kapasitasnya disabilitas fisik dan atau penyakit kronis,agar dapat hidup atau bekerja sepenuhnya sesuai dengan kapasitasnya.

TUJUAN - Agar penderita secepat mungkin dapat bangkit dari tempat tidur untuk melakukan aktivitas sehari-hari.- Memberi percepatan pemulihan keadaan dan mengurangi derajat ketidakmampuan

PENDEKATAN

1. Memulihkan keterampilan lama untuk anggota gerak

yang lumpuh

2. Melatih ketrampilan baru untuk anggota gerak yang

tidak lumpuh

3. Memperoleh kembali hal-hal atau kapasitas yang telah hilang dan diluar kelumpuhan

4. Mempengaruhi sikap penderita,keluarga,dan therapeutik team.

PROGRAM REHAB

Dimulai ketika penderirta mulai dirawat, yakni sebelum

program mobilisasi dan latihan aktif,dimulai dengan

pemberian posisi yang menguntungkan pemulihan fungsi

tubuh,mencegah spastisitas dan sikap tubuh abnormal

dan dengan nasehat serta pengarahan kepada penderita

dan keluarganya.

Tindakan mobilisasi perlu menunggu waktu dengan

pola sebagai berikut :

1.Penderita GPDO karena trombosis/emboli tanpa

komplikasi/penyakit lain mobilisasi dimulai 2-3 hari

setelah serangan.

2. Perdarahan subarachnoid dimulai setelah 2-3 minggu

3. Pada trombosis/emboli dengan infark miokardium tanpa komplikasi,program rehab dan mobilisasi dilakukan setelah minggu ke-3,namun jika penderita segera menjadi stabil tanpa aritmia,mobilisasi dapat dilakukan dengan hati-hati mulai pada hari ke-10

4. Stroke yang sedang berkembang ( progresing stroke) tunggu sampai tercapai stroke komplet,baru mulai diberikan latihan pasif,untuk proses/lesi vertebrobasiler perlu tunggu sampai 72 jam,sebelum menetapkan tidak adanya progresi lagi ( stroke permanen).

PRINSIP REHABILITASI

1. Sedini mungkin

2. Istirahat baring

3. Terapi secara multidisipliner

4. Kontinuitas perawatan

5. Melatih sisa kemampuan yang masih dapat diperbaiki dan melatih sisa kemampuan fungsi neuromuskular yang masih ada

6. Program rehab harus bersifat individual

7. Upaya pencegahan terhadap serangan ulang

8. Penderita GPDO lebih merupakan subyek rehab dan bukan sekedar obyek rehab

TAHAP – TAHAP REHABILITASI1. Tahap Akut - Upaya life saving - Bed positioning atau ubah baring.Hal-hal yang perlu

diperhatikan: a. Alas tempat tidur harus cukup keras,terbuat dari

papan.Kain penutup kasur tidak boleh berlipat dan harus bersih,pakaian dan peralatan kain harus kering

b. Penderita berbaring lurus dengan bantal dipasang diantara dada dan lengan atas untuk menopang lengan.

c. Pes equinus dapat dicegah dengan memasang papan pada telapak kaki.

d. Posisi jari tangan harus lebih tinggi dari sendi siku,dan posisi sendi siku harus lebih tinggi dari sendi bahu.

e. Dipasang kantong pasir dibawah sendi lutut atau pergelangan kaki,ataupun dipasang penyangga disamping tungkai.

f. Posisi penderita harus selalu dirubah : 1 kali tiap 1 jam pada siang hari dan 1 kali tiap 2 jam pada malam hari.

g. Apabila penderita koma dalam jangka lama,setiap sendi pada anggota gerak yang lumpuh harus digerakkan secara penuh paling tidak 1 kali dalam 1 hari.Gerakan dilakukan 3 kali.

2. Tahap Subakut

- Latihan aktif dan pasif

- Aktivitas elevasi

- Latihan berdiri

- Latihan berjalan

- Fisioterapi

Pada awalnya dilakukan latihan penguatan otot anggota

yang sehat terdiri dari progressing resistance exercises

terutama untuk otot yang diperlukan untuk berdiri &

berjalan.pada anggota yang lumpuh bergantung pada derajat

kelemahan.

Derajat 1( tidak ada atau hampir tidak ada) : Mampu melakukan tugas dan kewajiban sehari-hari

Derajat 2 ( ringan) :Tidak lagi mampu melakukan beberapa aktivitas seperti sebelumnya,tetapi tetap dapat melakukan sendiri tanpa bantuan

Derajat 3 ( sedang): Memerlukan bantuan tetapi masih mampu berjalan tanpa bantuan orang lain walaupun dengan menggunakan tongkat

Derajat 4 ( sedang-berat): Tidak dapat berjalan tanpa bantuan orang lain,perlu bantuan seseorang untuk menyelesaikan sebagian besar aktivitas perawatan diri seperti mandi,ke toilet,berhias diri,dll

Derajat 5 ( berat): terpaksa baring ditempat tidur dan

inkontinensia,dan selalu perlu perawatan dan perhatian.

Program latihan ditempat tidur meliputi berguling,active

assisted exercises terutama untuk otot sendi proksimal.

3. Tahap Lanjut

Program ADL ( activity of daily living ),prinsip pelatihan :

- Membimbing/menuntun gerakan yang dilakukan oleh

pasien

- Membantu memilih pakaian dan peralatan rias

- Membantu melepas pakaian

- Membantu menyetel keran air

- Membasuh dengan tangan yang sehat wajah,lengan

yang lumpuh dan badan

- Membantu mengenakan waslap pada tangan yang

sehat

- Membantu membasuh lengan yang normal dengan

tangan yang lumpuh

- Membantu membasuh tungkai

- Kebersihan diri

- Mengenakan celana panjang

- Mengenakan kaus kutang dan kemeja

- Menyikat gigi,menyisir rambut,bercukur,berias

- Membantu mengatur letak makanan pada meja makan

- Membantu pasien bersantap/makan

- Membantu pasien atasi masalah dlm menelan makanan

MASALAH DALAM REHABILITASI

1. Hambatan dari pihak penolong : Keterbatasan fasilitas

dan tenaga terampil khususnya tenaga fisioterapis dan

perawat yang cekatan

2. Hambatan dari pihak penderita : Penyakit yang

menyertai atau melatarbelakangi GPDO,terutama

penyakit jantung dan penyakit jalan nafas,perdarahan

dan oedem otak

MANFAAT LATIHAN OLAHRAGA

- Mengurangi tingkat kecacatan

- Meningkatkan kebugaran

- Mengurangi kemungkinan stroke kedua

- Mengurangi resiko kematian dari penyakit

kardiovaskular

- Membuat hidup lebih berharga untuk penghidupan

RESIKO LATIHAN-LATIHAN OLAHRAGA- Mati mendadak waktu latihan olahraga- Cedera otot dan tulang

KOMPONEN LATIHAN OLAHRAGA1. Latihan-latihan daerah gerak dan peregangan

2. Latihan peregangan

3. Latihan untuk menguatan otot dapat dilakukan degan menggunakan beban ban karet,

4. Latihan dasr aerobik terdiri dari jalan,jogging,bersepeda stasioner,ergometri lengan,bersepeda diluar

KESIMPULAN

-Rehabilitasi merupakan kegiatan yang bersifat

multidisipliner:semua upaya dari berbagai pihak yang

berkepentingan harus dilaksanakan secara terintegrasi

dan terkoordinasi.

-Rehabilitasi memiliki tujuan agar penderita dapat segera

bangkit dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari

-Latihan olahraga yang teratur dapat meningkatkan

kapasitas fungsional dan memperkecil kemungkinan

sesuatu kecacatan yang disebabkan oleh stroke,dan

mengurangi kemungkinan mengalami stroke lagi dan mati

lebih awal karena penyakit kronis lain yang fatal .

DAFTAR PUSTAKA

1. Ali wendra; Rehabilitasi medik stroke;Petunjuk praktis program pelatihan kembali kegiatan sehari-hari pasca stroke; UCB pharma indonesia; 1999

2. Anonim; Rehabilitasi medik stroke; Buku panduan senam ( posisi berdiri); Bagian fisioterapi rumah sakit karya bakti bogor; 2002

3. Anonim; Rehabilitasi medik stroke; Buku panduan senam ( posisi tidur); Bagian fisioterapi rumah sakit karya bakti bogor; 2002

4. Harsono; Rehabilitasi penderita GPDO; Kapita selekta neurologi; Gajah mada university press; 2003; hal 103-114

6. Gordon N.F; Rehabilitasi medik stroke; Stroke panduan

latihan lengkap; The cooper clinic and research institute

fitness series; 2003

7. Anonim; Rehabilitasi medik stroke;in exercise

programming for post-rehabilitation stroke clients;

March-april; 2002

http/:www.findarticles.com/p/articles/mi_m0675/is_2_20/

_84182829/pg_5; di ambil tanggal 14 mei 2006