Upload
petrik-aqrasvawinata-fs
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DEFINISI
Rehabilitasi adalah program untuk memberi kemampuan penderita yang mengalami bekerja sepenuhnya sesuai dengan kapasitasnya disabilitas fisik dan atau penyakit kronis,agar dapat hidup atau bekerja sepenuhnya sesuai dengan kapasitasnya.
TUJUAN - Agar penderita secepat mungkin dapat bangkit dari tempat tidur untuk melakukan aktivitas sehari-hari.- Memberi percepatan pemulihan keadaan dan mengurangi derajat ketidakmampuan
PENDEKATAN
1. Memulihkan keterampilan lama untuk anggota gerak
yang lumpuh
2. Melatih ketrampilan baru untuk anggota gerak yang
tidak lumpuh
3. Memperoleh kembali hal-hal atau kapasitas yang telah hilang dan diluar kelumpuhan
4. Mempengaruhi sikap penderita,keluarga,dan therapeutik team.
PROGRAM REHAB
Dimulai ketika penderirta mulai dirawat, yakni sebelum
program mobilisasi dan latihan aktif,dimulai dengan
pemberian posisi yang menguntungkan pemulihan fungsi
tubuh,mencegah spastisitas dan sikap tubuh abnormal
dan dengan nasehat serta pengarahan kepada penderita
dan keluarganya.
Tindakan mobilisasi perlu menunggu waktu dengan
pola sebagai berikut :
1.Penderita GPDO karena trombosis/emboli tanpa
komplikasi/penyakit lain mobilisasi dimulai 2-3 hari
setelah serangan.
2. Perdarahan subarachnoid dimulai setelah 2-3 minggu
3. Pada trombosis/emboli dengan infark miokardium tanpa komplikasi,program rehab dan mobilisasi dilakukan setelah minggu ke-3,namun jika penderita segera menjadi stabil tanpa aritmia,mobilisasi dapat dilakukan dengan hati-hati mulai pada hari ke-10
4. Stroke yang sedang berkembang ( progresing stroke) tunggu sampai tercapai stroke komplet,baru mulai diberikan latihan pasif,untuk proses/lesi vertebrobasiler perlu tunggu sampai 72 jam,sebelum menetapkan tidak adanya progresi lagi ( stroke permanen).
PRINSIP REHABILITASI
1. Sedini mungkin
2. Istirahat baring
3. Terapi secara multidisipliner
4. Kontinuitas perawatan
5. Melatih sisa kemampuan yang masih dapat diperbaiki dan melatih sisa kemampuan fungsi neuromuskular yang masih ada
6. Program rehab harus bersifat individual
7. Upaya pencegahan terhadap serangan ulang
8. Penderita GPDO lebih merupakan subyek rehab dan bukan sekedar obyek rehab
TAHAP – TAHAP REHABILITASI1. Tahap Akut - Upaya life saving - Bed positioning atau ubah baring.Hal-hal yang perlu
diperhatikan: a. Alas tempat tidur harus cukup keras,terbuat dari
papan.Kain penutup kasur tidak boleh berlipat dan harus bersih,pakaian dan peralatan kain harus kering
b. Penderita berbaring lurus dengan bantal dipasang diantara dada dan lengan atas untuk menopang lengan.
c. Pes equinus dapat dicegah dengan memasang papan pada telapak kaki.
d. Posisi jari tangan harus lebih tinggi dari sendi siku,dan posisi sendi siku harus lebih tinggi dari sendi bahu.
e. Dipasang kantong pasir dibawah sendi lutut atau pergelangan kaki,ataupun dipasang penyangga disamping tungkai.
f. Posisi penderita harus selalu dirubah : 1 kali tiap 1 jam pada siang hari dan 1 kali tiap 2 jam pada malam hari.
g. Apabila penderita koma dalam jangka lama,setiap sendi pada anggota gerak yang lumpuh harus digerakkan secara penuh paling tidak 1 kali dalam 1 hari.Gerakan dilakukan 3 kali.
2. Tahap Subakut
- Latihan aktif dan pasif
- Aktivitas elevasi
- Latihan berdiri
- Latihan berjalan
- Fisioterapi
Pada awalnya dilakukan latihan penguatan otot anggota
yang sehat terdiri dari progressing resistance exercises
terutama untuk otot yang diperlukan untuk berdiri &
berjalan.pada anggota yang lumpuh bergantung pada derajat
kelemahan.
Derajat 1( tidak ada atau hampir tidak ada) : Mampu melakukan tugas dan kewajiban sehari-hari
Derajat 2 ( ringan) :Tidak lagi mampu melakukan beberapa aktivitas seperti sebelumnya,tetapi tetap dapat melakukan sendiri tanpa bantuan
Derajat 3 ( sedang): Memerlukan bantuan tetapi masih mampu berjalan tanpa bantuan orang lain walaupun dengan menggunakan tongkat
Derajat 4 ( sedang-berat): Tidak dapat berjalan tanpa bantuan orang lain,perlu bantuan seseorang untuk menyelesaikan sebagian besar aktivitas perawatan diri seperti mandi,ke toilet,berhias diri,dll
Derajat 5 ( berat): terpaksa baring ditempat tidur dan
inkontinensia,dan selalu perlu perawatan dan perhatian.
Program latihan ditempat tidur meliputi berguling,active
assisted exercises terutama untuk otot sendi proksimal.
3. Tahap Lanjut
Program ADL ( activity of daily living ),prinsip pelatihan :
- Membimbing/menuntun gerakan yang dilakukan oleh
pasien
- Membantu memilih pakaian dan peralatan rias
- Membantu melepas pakaian
- Membantu menyetel keran air
- Membasuh dengan tangan yang sehat wajah,lengan
yang lumpuh dan badan
- Membantu mengenakan waslap pada tangan yang
sehat
- Membantu membasuh lengan yang normal dengan
tangan yang lumpuh
- Membantu membasuh tungkai
- Kebersihan diri
- Mengenakan celana panjang
- Mengenakan kaus kutang dan kemeja
- Menyikat gigi,menyisir rambut,bercukur,berias
- Membantu mengatur letak makanan pada meja makan
- Membantu pasien bersantap/makan
- Membantu pasien atasi masalah dlm menelan makanan
MASALAH DALAM REHABILITASI
1. Hambatan dari pihak penolong : Keterbatasan fasilitas
dan tenaga terampil khususnya tenaga fisioterapis dan
perawat yang cekatan
2. Hambatan dari pihak penderita : Penyakit yang
menyertai atau melatarbelakangi GPDO,terutama
penyakit jantung dan penyakit jalan nafas,perdarahan
dan oedem otak
MANFAAT LATIHAN OLAHRAGA
- Mengurangi tingkat kecacatan
- Meningkatkan kebugaran
- Mengurangi kemungkinan stroke kedua
- Mengurangi resiko kematian dari penyakit
kardiovaskular
- Membuat hidup lebih berharga untuk penghidupan
RESIKO LATIHAN-LATIHAN OLAHRAGA- Mati mendadak waktu latihan olahraga- Cedera otot dan tulang
KOMPONEN LATIHAN OLAHRAGA1. Latihan-latihan daerah gerak dan peregangan
2. Latihan peregangan
3. Latihan untuk menguatan otot dapat dilakukan degan menggunakan beban ban karet,
4. Latihan dasr aerobik terdiri dari jalan,jogging,bersepeda stasioner,ergometri lengan,bersepeda diluar
KESIMPULAN
-Rehabilitasi merupakan kegiatan yang bersifat
multidisipliner:semua upaya dari berbagai pihak yang
berkepentingan harus dilaksanakan secara terintegrasi
dan terkoordinasi.
-Rehabilitasi memiliki tujuan agar penderita dapat segera
bangkit dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari
-Latihan olahraga yang teratur dapat meningkatkan
kapasitas fungsional dan memperkecil kemungkinan
sesuatu kecacatan yang disebabkan oleh stroke,dan
mengurangi kemungkinan mengalami stroke lagi dan mati
lebih awal karena penyakit kronis lain yang fatal .
DAFTAR PUSTAKA
1. Ali wendra; Rehabilitasi medik stroke;Petunjuk praktis program pelatihan kembali kegiatan sehari-hari pasca stroke; UCB pharma indonesia; 1999
2. Anonim; Rehabilitasi medik stroke; Buku panduan senam ( posisi berdiri); Bagian fisioterapi rumah sakit karya bakti bogor; 2002
3. Anonim; Rehabilitasi medik stroke; Buku panduan senam ( posisi tidur); Bagian fisioterapi rumah sakit karya bakti bogor; 2002
4. Harsono; Rehabilitasi penderita GPDO; Kapita selekta neurologi; Gajah mada university press; 2003; hal 103-114
6. Gordon N.F; Rehabilitasi medik stroke; Stroke panduan
latihan lengkap; The cooper clinic and research institute
fitness series; 2003
7. Anonim; Rehabilitasi medik stroke;in exercise
programming for post-rehabilitation stroke clients;
March-april; 2002
http/:www.findarticles.com/p/articles/mi_m0675/is_2_20/
_84182829/pg_5; di ambil tanggal 14 mei 2006