Studi Efektifitas Kelompok Tukang Pada Pekerjaan Kolom Bulat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dipublikasikan Dalam Bentuk Poster Dalam Konferensi dan Pelatihan 25 Tahun Manajemen dan Rekayasa Konstruksi Institut Teknologi Bandung, 18-19 Agustus 2005

Citation preview

STUDI EFEKTIFITAS KELOMPOK TUKANG PADA PEKERJAAN KOLOM BULATWulfram I. Ervianto1 ABSTRAKInovasi teknologi pelaksanaan konstruksi mengalami perkembangan sangat pesat, hal ini dipicu dengan keinginan para praktisi untuk mencapai tingkat efisiensi yang tinggi di semua kegiatannya. Tatanan prosedural dalam menjalankan bisnis ikut terpengaruh termasuk aspek legal formal. Semakin tinggi kompleksitas proyek konstruksi semakin besar pula tantangan yang terjadi, apabila hal ini direspon oleh pengembang ilmu maka terjadilah penemuan-penemuan baru. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian terhadap produktivitas pekerja pada pekerjaan kolom bulat. Lokasi pengambilan sampel data dilakukan di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta pada pelaksanaan kolom bulat. Data diperoleh dengan cara menggunakan video kamera secara kontinu. Pengolahan data digunakan engan metoda time study serta crew balance chart. Waktu tidak produktif yang terjadi pada pengukuran as kolom adalah 0%, pemasangan tulangan pokok adalah 4,43%, pemasangan tulangan spiral adalah 15,28%, pemasangan bekisting adalah 6,7% dan pengecoran beton adalah 30,17%. Berdasarkan implementasi crew balance chart dapat disimpulkan bahwa dari kegiatan pekerjaan kolom yang tidak efisien adalah kegiatan pengecoran beton terutama dari jumlah pekerja yang terlibat didalamnya. Kata Kunci : Waktu dasar, kolom bulat, crew balance chart. ABSTRACT Inovation technology in construction project is increasing in the last decade, triggering by requierement of the practitioners to achieve high eficiency level in their construction activities. Procedure in construction project depends on the complexity of the project itself. Since problems arise from the project, it needs colaboration between practitioner and university to formulate the problem into new tecnology. The aim of this research is to find the productivity level in column. The research was conducted using time study method in order to calculate the basic time of the installation column element and crew balance chart to evaluate eficiency group of worker. The study showed that the ineficient duration for installation of rebar, spiral, formwork and concrete is 4,43%, 15,28%, 6,7% and 30,1 % respectively. The number of worker is inefective especially in concreting activity. This result can be used to predict column installation in the building construction. Key words : Basic time, column, crew balance chart

1. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu dan teknologi mendominasi kegiatan dalam segala aspek kehidupan. Keduanya merupakan aksi dan reaksi yang memacu perkembangannya hingga tak terhentikan. Kedekatan antara ilmu dan kegiatan yang terjadi di lapangan merupakan dua hal yang saling mendukung dan bila bersinergi akan mampu menghasilkan loncatan teknologi yang biasa disebut dengan inovasi. Bidang ilmu teknik sipil sedang dan akan mengalami revolusi terus menerus yang bersumber dari inovasi dalam industri konstruksi. Perkembangan konsep-konsep manajemen guna1

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta e-mail : [email protected]

1

pengelolaan proyek konstruksi semakin maju yang bersumber dari pengalaman lapangan para pelaku konstruksi. Kemajuan ini tidak akan terjadi apabila tidak ada interaksi antara praktisi dan pengembang ilmu di perguruan tinggi. Inovasi teknologi pelaksanaan juga berkembang sangat pesat, hal ini dipicu dengan keinginan para praktisi untuk mencapai tingkat efisiensi yang diinginkan di semua kegiatannya. Tatanan dalam menjalankan bisnispun ikut terpengaruh termasuk aspek legal formal. Semakin tinggi kompleksitas proyek konstruksi semakin besar pula tantangan yang terjadi, bila hal ini direspon oleh pengembang ilmu maka akan terjadi penemuan-penemuan baru. Kewajiban pelaksana konstruksi adalah mewujudkan blueprint menjadi bangunan. Penentuan metoda konstruksi, pengaturan jumlah pekerja dan alat akan memberikan kontribusi besar dari aspek biaya (Ervianto, 2002). Berbagai metoda baru muncul sebagai hasil pengembangan proyek yang telah dan sedang ditangani. Pada pelaksanaan pekerjaan bekisting terutama untuk kolom dimana elemen struktural ini hampir selalu ada di setiap bangunan gedung terjadi fenomena kemungkinan ketidak efisienan dalam penggunaan jumlah pekerja dan alat. Pemilihan dan pemanfaatan metoda konstruksi yang tepat memungkinkan untuk mereduksi biaya yang dikeluarkan. Melihat fenomena tersebut diatas maka akan sangat bermanfaat apabila terdapat informasi penggunakan jumlah pekerja, alat dan metoda yang mampu menghasilkan efisiensi biaya. Tujuan dalam penelitian ini adalah melakukan kajian terhadap produktivitas pekerja pada pekerjaan kolom sehingga diperoleh komposisi jumlah pekerja yang optimal. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh pelaksana konstruksi terutama untuk pekerjaan kolom pada bangunan gedung sebagai dasar penentuan jumlah pekerja dan metoda yang tepat. 2. TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas didefinisikan sebagai ratio antara output dan input, atau ratio antara hasil produksi dengan total sumberdaya yang digunakan. Dalam proyek konstruksi ratio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi yang dapat dipisahkan menjadi komponen biaya tenaga kerja, material dan alat terhadap hasil kerja. Sumber daya yang digunakan selama proses produksi adalah : material, peralatan, pekerja, metoda, uang. Penggunaan jenis material dalam proses konstruksi sangat tergantung dari disain yang dikehendaki oleh perencana bangunan yang dituangkan dalam spesifikasi. Penghematan penggunaan material dapat dilakukan pada tahap penyediaan, handling dan processing selama waktu konstruksi. Pemilihan alat yang tepat akan mempengaruhi kecepatan proses konstruksi, pemindahan/distribusi material dengan tepat, baik arah horisontal maupun vertikal. Pekerja adalah salah satu sumberdaya yang relatif sulit untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat bervariasi tergantung dari kecakapan masing-masing pekerja, karena tidak ada satupun pekerja yang sama karakteristiknya. Komponen biaya yang dialokasikan untuk pekerja adalah fungsi dari waktu dan metoda konstruksi yang akan digunakan. Sehingga apabila terjadi ketidaktepatan jadwal dan metoda akan berakibat terjadinya deviasi biaya dan pihak yang paling bertanggung jawab adalah Kepala Proyek. Work study adalah salah satu pendekatan manajemen yang digunakan untuk mempelajari produktivitas pekerja. Metoda ini secara sistematik dapat digunakan untuk mengetahui dan memperbaiki/meningkatkan kinerja sumberdaya dalam proyek, yang menyejajarkan dua metoda lain yaitu method study dan work measurement (Ervianto,2003). Work study dapat diaplikasikan dalam berbagai kasus, umumnya harapan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut (Niebel, 1993) : menentukan metoda konstruksi yang tepat dalam suatu proses produksi;

2

menyempurnakan penggunaan metoda pelaksanaan; mengoptimalkan penggunaan pekerja, alat dan material; meningkatkan produktifitas dari suatu kegiatan. Method study dapat memberikan informasi yang cukup sebagai dasar pengambilan keputusan tentang metoda yang akan digunakan dengan cara melakukan analisis secara sistematis terhadap berbagai alternatif metoda yang mungkin. Work measurement adalah pengukuran kinerja dari sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan waktu yang dibutuhkan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya, salah satu cara yang dapat digunakan adalah time study. Time Study senantiasa disebut dengan stopwatch studies, adalah salah satu cara/teknik yang akurat untuk menentukan waktu yang dibutuhkan pada suatu jenis kegiatan. Dengan cara melakukan pengamatan waktu dari suatu kegiatan secara terus menerus. CREW BALANCE CHART Crew-balance chart adalah diagram yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang digunakan oleh berbagai macam sumberdaya pada sebuah pekerjaan. Bentuk dari diagram berupa batangbatang vertikal, yang dibagi menjadi beberapa bagian yang menggambarkan waktu dari subkegiatan (waktu kegiatan, waktu idle, waktu yang tidak efisien, waktu yang tidak produktif). Peralatan konstruksi dan pekerja selalu dibutuhkan pada pelaksanaan kegiatan dalam sebuah proyek konstruksi. Jenis dan kemampuan alat yang digunakan sangat bervariasi tergantung dari jenis dan volume pekerjaan itu sendiri. Pendataan pemanfaatan alat dan pekerja perlu dilakukan secara periodik sebagai basis untuk menentukan/evaluasi kinerja dari setiap kegiatan. Data waktu kerja pekerja dan alat ini dapat ditampilkan dalam bentuk diagram yang disebut dengan crew-balance chart. Pembentukan crew-balance chart diawali dengan pencatatan waktu kerja dari setiap pekerja dan alat yang digunakan. Hasil pendataan ini dimanfaatkan sebagai basis data dalam menentukan waktu yang dikonsumsi oleh setiap pekerja. Untuk memperoleh waktu yang digunakan dari sebuah kegiatan dapat digunakan video kamera. Cara ini merupakan salah saru alternatif terbaik, mengingat medium ini mampu menunjukkan aliran kegiatan pekerja, material dan alat. Keuntungan penggunaan video kamera adalah kegiatan setiap pekerja dapat dicermati lebih detil oleh beberapa orang dan perhitungan waktunya dapat lebih teliti, karena dilakukan di dalam ruangan serta memungkinkan untuk diulang-ulang. 3. METODOLOGI PENELITIAN Data sebagai masukan utama dalam penelitian diperoleh dengan cara menggunakan alat bantu video kamera dan stopwatch untuk mengukur waktu kerja tukang yang digunakan dalam pekerjaan bekisting kolom bulat pada bangunan gedung. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan : (1) tingkat akurasi yang tinggi dalam mendapatkan waktu, (2) pengamatan untuk kegiatan setiap pekerja dapat dihitung lebih teliti dalam setiap pekerjaan. (3) pemisahan kegiatan dalam menentukan waktu dapat dilakukan lebih konsisten. Perhitungan diawali dengan mengukur besarnya waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan. Jenis kegiatan yang dapat dipisahkan akan dihitung tersendiri waktu dasarnya. Adapun pemisahan jenis kegiatannya adalah sebagai berikut : Penentuan as kolom Pemasangan tulangan pokok kolom Pemasangan tulangan spiral Pemasangan bekisting kolom dan pengecekan vertikalitas Pengecoran kolom

3

Pengambilan data dilaksanakan di proyek konstruksi yang sedang berjalan, dan dilakukan secara terus menerus di lokasi proyek. Fokus pengamatan adalah pekerjaan kolom bulat diameter 60 cm dengan jumlah tulangan pokok sebanyak 24 buah diameter 22 mm. Lokasi proyek yang digunakan sebagai tempat pengamatan adalah Gedung Parkir Rumah Sakit Sarjito Yogyakarta. 4. PERHITUNGAN WAKTU PENGAMATAN Penentuan As Kolom Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan posisi kolom sesuai dengan yang direncanakan dalam gambar rencana. Penentuan posisi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menggunakan alat bantu theodolit ataupun bila titik simpanan telah diperoleh maka dapat digunakan meteran. Pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan dua orang pekerja, pekerja 1 dan pekerja 2. Berdasarkan rekaman video kamera diperoleh data bahwa waktu dasarnya adalah 5 menit 3 detik seperti pada tabel 1 dan 2. Tingkat kinerja dari kedua pekerja cukup baik karena dalam melaksanakan kegiatannya hampir tidak pernah menganggur.Tabel 1 : Kegiatan Pengukuran As Kolom Kegiatan Pekerja 1 Mulai 09 : 26 : 32 Selesai 09 : 31 : 35 Waktu Total 00 : 05 : 03 Tabel 2 : Kegiatan Pengukuran As Kolom Kegiatan Pekerja 2 Mulai 09 : 26 : 32 Selesai 09 : 31 : 35 Waktu Total 00 : 05 : 03 Tidak Produktif

00 : 00 : 00

Tidak Produktif

00 : 00 : 00

Pemasangan Tulangan Pokok Kolom Jumlah tulangan pokok adalah 24 buah diameter 22 mm. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh dua pekerja. Pekerja 1, berada di ketinggian setengah dari tinggi kolom, dimana pada elevasi ini merupakan letak sambungan tulangan pokok. Pekerja 2, berada di ketinggian bagian atas kolom, bertugas memegang tulangan pokok saat pekerja 1 mengikat tulangan pokok baru dengan tulangan pokok lama. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan ini 39 menit 53 detik. Kinerja dari pekerja 1 dan 2 cukup baik jika ditinjau dari prosentase waktu tidak produktif sebesar 4,43%. Pada tabel 3 dan 4 diperlihatkan waktu observasi dari kedua pekerja selama melaksanakan kegiatan ini. Waktu tidak produktfif untuk pekerja 1 adalah 1 menit 46 detik.Tabel 3 : Kegiatan Pemasangan Tulangan Pokok (Diameter 22 mm) Kegiatan Pekerja 1 Tidak Produktif Mulai 11 : 01 : 25 Ambil posisi 11 : 06 : 08 Angkat tul.pokok 11 : 09 : 23 Diam saja 11 : 12 : 32 00 : 00 : 43 Mulai bekerja 11 : 13 : 15 Diam saja 11 : 22 : 12 00 : 01 : 03 Mulai bekerja 11 : 23 : 15 Selesai 11 : 41 : 18 Waktu Total 00 : 39 : 53 00 : 01 : 46

4

Tabel 4 : Kegiatan Pemasangan Tulangan Pokok (Diameter 22 mm) Kegiatan Pekerja 2 Tidak Produktif Mulai 11 : 01 : 25 Ambil posisi 11 : 05 : 11 Pegang tul. Pokok 11 : 09 : 33 Selesai 11 : 41 : 18 Waktu Total 00 : 39 : 53 00 : 00 : 00

Pemasangan Tulangan Spiral Pencatatan waktu dasar pemasangan tulangan spiral dimulai sejak pekerja mulai menyelipkan tulangan yang telah dibentuk melingkar kedalam tulangan pokok. Pada awalnya tulangan ini diselipkan diantara tulangan pokok secara melingkar agar seluruh gulungan dapat masuk dalam tulangan pokok. Cara ini dilakukan dikarenakan timbul kesulitan apabila gulungan tulangan spiral harus dimasukkan melalui bagian ujung atas tulangan pokok (mengingat ketinggiannya). Panjang tulangan spiral setiap bagian yang diselipkan kedalam tulangan pokok sudah tertentu, bila terlalu panjang akan menyulitkan dalam pemasangannya. Jumlah pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini sebanyak dua orang, pekerja 1, dengan waktu tidak produktif sebesar 14 menit 22 detik seperti dalam tabel 5. Pekerja 2, dengan waktu tidak produktif sebesar 13 menit 52 detik seperti pada tabel 6.Tabel 5 : Kegiatan Pemasangan Tulangan Spiral (Diameter 10 mm) Kegiatan Pekerja 1 Tidak Produktif Mulai 09 : 17 : 05 Berdiri saja 09 : 20 : 30 00 : 03 : 21 Jongkok diam saja 09 : 22 : 40 Mulai bekerja lagi 09 : 23 : 51 Berdiri saja 09 : 27 : 01 00 : 00 : 26 Mulai bekerja lagi 09 : 27 : 27 Berdiri saja 09 : 28 : 41 00 : 00 : 36 Mulai bekerja lagi 09 : 29 : 17 Berdiri saja 09 : 29 : 35 00 : 00 : 52 Mulai bekerja lagi 09 : 30 : 27 Berdiri saja 09 : 52 : 00 00 : 00 : 31 Mulai bekerja lagi 09 : 52 : 31 Pasang scaffolding 09 : 53 : 40 Tinggalkan lokasi 09 : 56 : 10 00 : 01 : 52 Mulai bekerja lagi 09 : 58 : 02 Masukan tul. Spiral 10 : 25 : 12 Tinggalkan lokasi 10 : 26 : 00 00 : 06 : 45 Mulai bekerja lagi 10 : 32 : 45 Selesai 10 : 49 : 30 Waktu Total 01 : 32 : 25 00 : 14 : 22 Tabel 6 : Kegiatan Pemasangan Tulangan Spiral (Diameter 10 mm) Kegiatan Pekerja 2 Tidak Produktif Mulai 09 : 17 : 05 Berdiri saja 09 : 28 : 41 00 : 00 : 36 Mulai bekerja lagi 09 : 29 : 17 Berdiri saja 09 : 29 : 35 00 : 00 : 52 Mulai bekerja lagi 09 : 30 : 27 Selesai 09 : 49 : 30 Pasang scaffolding 09 : 53 : 40 Masukan tul. Spiral 09 : 56 : 10

5

Kegiatan Tinggalkan lokasi Mulai bekerja lagi Waktu Total

Pekerja 2 10 : 20 : 21 10 : 32 : 45 01 : 32 : 25

Tidak Produktif 00 : 12 : 24 00 : 13 : 52

Kegiatan Pemasangan Bekisting Bekisting yang digunakan dalam pembentukan kolom ini berbentuk setengah lingkaran. Material yang digunakan adalah besi yang dilengkapi dengan beberapa lubang pada sisi-sisinya sebagai tempat untuk melekatkan dengan menggunakan mur dan baut. Kegiatan erection kedua bagian bekisting ini membutuhkan dua pekerja. Pekerja 1, dengan kebutuhan waktu dasar sebesar 54 menit 53 detik, waktu tidak produktifnya adalah 1 menit 55 detik. Pekerja 2, dengan kebutuhan waktu dasar sebesar 54 menit 46 detik, waktu tidak produktifnya adalah 5 menit 26 detik. Perbedaan waktu yang terjadi antara kedua pekerja disebabkan karena masing-masing pekerja mempunyai peran sendiri. Hasil selengkapnya seperti pada tabel 7 dan 8.Tabel 7 : Kegiatan Pemasangan Bekisting Kegiatan Pekerja 1 Mulai + persiapan 09 : 07 : 48 Angkat bekisting 09 : 08 : 21 Angkat kayu pend. 09 : 24 : 01 Tinggalkan lokasi 09 : 25 : 22 Mulai kerja lagi 09 : 26 : 40 Pasang scaffolding 09 : 27 : 34 Tinggalkan lokasi 09 : 32 : 47 Mulai kerja lagi 09 : 33 : 24 Stel bekisting + baut 09 : 34 : 14 Selesai 10 : 02 : 41 Waktu Total 00 : 54 : 53 Tidak Produktif

00 : 01 : 18

00 : 00 : 37

00 : 01 : 55

Catatan : bekisting terbuat dari besi berbentuk setengah lingkaran, instalasi dengan menggunakan baut.

Tabel 8 : Kegiatan Pemasangan Bekisting Kegiatan Pekerja 2 Mulai + persiapan 09 : 07 : 48 Angkat bekisting 09 : 08 : 21 Berdiri saja 09 : 24 : 01 Pasang scaffolding 09 : 28 : 17 Diam saja 09 : 33 : 04 Stel bekisting + baut 09 : 34 : 14 Selesai 10 : 02 : 34 Waktu Total 00 : 54 : 46

Tidak Produktif

00 : 04 : 16 00 : 01 : 10

00 : 05 : 26

Catatan : bekisting terbuat dari besi berbentuk setengah lingkaran, instalasi dengan menggunakan baut.

Kegiatan Pengecoran Beton Asumsi yang digunakan dalam mendata waktu dasar pekerjaan pengecoran kolom adalah semua peralatan yang dibutuhkan telah siap pada posisinya. Peralatan concrete pump dan truck mixer telah diposisikan pada lokasi masing-masing. Kegiatan ini membutuhkan empat pekerja untuk setiap pengecoran sebuah kolom. Pekerja 1, bertugas memasang lampu penerangan dan sesudahnya memasang talang cor. Total waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah 13

6

menit 23 detik dengan waktu tidak produktif 3 menit 31 detik. Pekerja 2, bertugas memasang lampu dan memposisikan pipa tremi. Total waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah 13 menit 23 detik dengan waktu tidak produktif 4 menit 53 detik. Pekerja 3, bertugas menusuknusuk agregat. Total waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah 14 menit 43 detik dengan waktu tidak produktif 2 menit 24 detik. Pekerja 4, bertugas memegang talang cor dan memegang lampu penerangan. Total waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah 12 menit 39 detik dengan waktu tidak produktif 1 menit 29 detik. Hasil selengkapnya seperti pada tabel 9 s/d 12.Tabel 9 : Kegiatan Pengecoran Beton Kegiatan Pekerja 1 Mulai 19 : 10 : 41 Pasang lampu 19 : 14 : 44 Pasang pipa tremi 19 : 18 : 26 Berdiri saja 19 : 19 : 01 Pasang talang cor 19 : 22 : 32 Mulai cor 19 : 22 : 40 Selesai cor 19 : 24 : 04 Waktu Total 00 : 13 : 23 Tabel 10 : Kegiatan Pengecoran Beton Kegiatan Pekerja 2 Mulai 19 : 10 : 41 Pasang lampu 19 : 15 : 34 Pegang pipa tremi 19 : 20 : 13 Selesai cor 19 : 24 : 04 Waktu Total 00 : 13 : 23 Tabel 11 : Kegiatan Pengecoran Beton Kegiatan Pekerja 3 Diam saja 19 : 10 : 41 Mulai 19 : 10 : 41 Menusuk agregat 19 : 23 : 05 beton Selesai cor 19 : 25 : 24 Waktu Total 00 : 14 : 43 Tabel 12 : Kegiatan Pengecoran Beton Kegiatan Pekerja 4 Mulai 19 : 11 : 45 Diam saja 19 : 12 : 41 Pegang talang 19 : 23 : 10 Pegang lampu 19 : 24 : 05 Selesai cor 19 : 24 : 24 Waktu Total 00 : 12 : 39 Tidak Produktif 00 : 04 : 03 00 : 03 : 31

00 : 07 : 34

Tidak Produktif 00 : 04 : 53

00 : 04 : 53

Tidak Produktif 00 : 02 : 24

00 : 02 : 24

Tidak Produktif 00 : 01 : 29

00 : 01 : 29

Rekapitulasi Waktu Dasar Waktu dasar dari pekerjaan kolom bulat dimulai dari pengukuran as kolom sampai dengan pengecoran kolom seperti pada tabel 13. Waktu dasar yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 3 jam 25 menit 42,5 detik. Total waktu tidak produktif sebesar 23 menit 38,5 detik. Waktu dasar terbesar adalah pelaksanaan kegiatan pemasangan tulangan spiral sebesar 1 jam 32 menit 25 detik. Sedangkan waktu tidak produktif terbesar adalah kegiatan pemasangan tulangan spiral sebesar 14 menit 07 detik. Prosentase waktu tidak produktif adalah 11,49% dan kegiatan

7

yang terbesar yang banyak waktu tidak produktif adalah pengecoran kolom dengan prosentase sebesar 30,17%.Tabel 13 : Rekapitulasi kegiatan Waktu Dasar Kegiatan Observasi Rata-Rata 00 : 05 : 03 Pengukuran As 00 : 05 : 03 Kolom 00 : 05 : 03 Pemasangan 00 : 39 : 53 Tulangan 00 : 39 : 53 00 : 39 : 53 Pokok Pemasangan 01 : 32 : 25 Tulangan 01 : 32 : 25 01 : 32 : 25 Spiral 00 : 54 : 53 Pemasangan 00 : 54 : 49,5 Bekisting 00 : 54 : 46 00 : 13 : 23 00 : 13 : 23 Pengecoran 00 : 13 : 32 Beton 00 : 14 : 43 00 : 12 : 39 Waktu Total 03 : 25 : 42,5 Waktu Tdk Produktif Observasi Rata-Rata 00 : 00 : 00 00 : 00 : 00 00 : 00 : 00 00 : 01 : 46 00 : 01 : 46 00 : 00 : 00 00 : 14 : 22 00 : 13 : 52 00 : 01 : 55 00 : 05 : 26 00 : 07 : 34 00 : 04 : 53 00 : 02 : 24 00 : 01 : 29 00 : 14 : 07 00 : 03 : 40,5 15,28 6,70

% 0,00 4,43

00 : 04 : 05 00 : 23 : 38,5

30,17 11,49

Komparasi waktu dasar dan waktu tidak produktif

6000 5000 4000

5545

3289.5

(detik)

30002393

Waktu dasar Waktu tidak produktif

2000 1000303 847 106 220.5 812 245

Pemasangan tulangan pokok

Pemasangan tulangan spiral

Pemasangan bekisting

Gambar 1 : Komparasi waktu dasar dengan waktu tidak produktif

4.3. IMPLEMENTASI CREW BALANCE CHART Data utama dalam pembentukan crew balance chart adalah pengamatan terhadap kegiatan kelompok pekerja dalam melaksanakan jenis pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan akan dikaji efektifitasnya (berdasarkan jumlah pekerja yang mengerjakan kegiatan tersebut) dengan menggunakan crew balance chart. Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat prosentase waktu tidak produktif adalah kegiatan pengecoran beton sebesar 30,17%. Dengan demikian sudah sepatutnya kegiatan ini yang akan ditinjau efektifitasnya menggunakan crew balance chart. Namun demikian setiap kegiatan akan dipetakan dalam crew balance chart. Berdasarkan pemisahan kegiatan dari setiap pekerja dan alat dalam crew balance chart dapat dilihat secara langsung sumberdaya yang kurang efisien dalam pelaksanaan suatu kegiatan dan dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan. Namun apabila crew balance chart yang dihasilkan dari suatu pekerjaan sangat rumit ada kemungkinan terjadi kesulitan menentukan formulasi agar tercapai efisiensi yang dikehendaki.

8

Pengecoran beton

Pengukuran as kolom

0

0

Pengukuran As Kolom Kegiatan pengukuran as kolom dalam proyek ini dinilai cukup efisien dalam penggunaan waktu kerja, hal ini diperlihatkan dalam tabel 14 dan 15 dimana pekerja tidak melakukan kegiatan lain selain melakukan pengukuran.Tabel 14 : Kegiatan Pengukuran as kolom Kegiatan Pekerja 1 Mulai 09 : 26 : 32 Selesai 09 : 31 : 35 Waktu Total 00 : 05 : 03 Tabel 15 : Kegiatan Pengukuran as kolom Kegiatan Pekerja 1 Mulai 09 : 26 : 32 Selesai 09 : 31 : 35 Waktu Total 00 : 13 : 23 Durasi 00 : 05 : 03 % 100 100

Durasi 00 : 05 : 03

% 100 100

Pemasangan Tulangan Pokok Implementasi kegiatan pemasangan tulangan pokok dalam crew balance chart dinilai cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kemungkinan untuk memanfaatkan waktu yang tidak produktif dari kedua pekerja. Masing-masing pekerja melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan peran masing-masing. Pekerja 1 mempunyai tugas mengikat tulangan pokok yang telah terpasang dengan tulangan pokok yang baru. Pekerja 2 mempunyai tugas memegang tulangan pokok yang baru agar pekerja 1 dapat mengikat keduanya dengan baik. Dalam gambar 2 tidak terdapat celah waktu yang dapat dimampatkan dengan tujuan mengurangi jumlah pekerja. Hal ini dikarenakan jumlah pekerja minimum untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah dua pekerja. Kegiatan ini hanya dapat ditingkatkan efisiensi waktunya saja. Melihat waktu tidak produktif dari kedua pekerja sebesar 4,43% dari waktu total yang dibutuhkan dapat disimpulkan bahwa besarnya waktu tersebut masih dalam batas toleransi. Pernyataan ini didasarkan bahwa secara rasional tidak ada pekerja yang bekerja penuh dengan pekerjaannya tanpa berhenti sejenak, baik untuk menyalakan rokok, melihat sesuatu kejadian di lokasi pekerjaan dan lain sebagainya.Tabel 16 : Kegiatan Pemasangan Tulangan Pokok Kegiatan Pekerja 1 Mulai 11 : 01 : 25 Ambil posisi 11 : 06 : 08 Angkat tul.pokok + ikat 11 : 09 : 23 Diam saja 11 : 12 : 32 Mulai bekerja 11 : 13 : 15 Diam saja 11 : 22 : 12 Mulai bekerja 11 : 23 : 15 Selesai 11 : 41 : 18 Waktu Total 00 : 39 : 53 Tabel 17 : Kegiatan Pemasangan Tulangan Pokok Kegiatan Pekerja 2 Mulai 11 : 01 : 25 Ambil posisi 11 : 05 : 11 Pegang tulangan pokok 11 : 09 : 33 Selesai 11 : 41 : 18 Waktu Total 00 : 39 : 53 Durasi 00 : 04 : 43 00 : 03 : 15 00 : 03 : 05 00 : 00 : 43 00 : 08 : 57 00 : 01 : 03 00 : 18 : 03 % 11,83 8,15 7,90 1,80 22,44 2,63 45,26 100

Durasi 00 : 03 : 46 00 : 04 : 22 00 : 31 : 45

% 9,44 10,95 79,61 100

9

Pemasangan Tulangan Pokok100% 90% Ikat tulangan 80% 70% 60% Diam saja 50% Ikat tulangan 40% 30% 20% Ambil posisi 10% Persiapan Pekerja 1 Posisi ditengah 10% Persiapan Pekerja 2 Posisi diatas 40% 30% Ambil posisi 20% 50% 80% 70% Pegang tulangan 60% 100% 90%

Diam saja Angkat tulangan

Gambar 2 : Crew Balance Chart Pemasangan Tulangan Pokok

Pemasangan Tulangan Spiral Dalam tabel 18 dan 19 ditunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah yang terpanjang dibandingkan dengan kegiatan lain. Setelah prosentase dari kegiatan ini digambarkan dalam crew balance chart dapat disimpulkan bahwa pengurangan jumlah pekerja untuk kegiatan ini tidak dapat dilakukan mengingat jumlah dua pekerja merupakan jumlah minimum. Hal yang dapat ditingkatkan adalah menaikkan tingkat efisiensi pekerja saja. Besarnya waktu tidak produktif adalah 15,28% dari total waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan tulangan spiral.Tabel 18 : Kegiatan Pemasangan Tulangan Spiral Kegiatan Pekerja 1 Mulai 09 : 17 : 05 Berdiri saja 09 : 20 : 30 Jongkok diam saja 09 : 22 : 40 Mulai bekerja lagi 09 : 23 : 51 Berdiri saja 09 : 27 : 01 Mulai bekerja lagi 09 : 27 : 27 Berdiri saja 09 : 28 : 41 Mulai bekerja lagi 09 : 29 : 17 Berdiri saja 09 : 29 : 35 Mulai bekerja lagi 09 : 30 : 27 Berdiri saja 09 : 52 : 00 Mulai bekerja lagi 09 : 52 : 31 Pasang scaffolding 09 : 53 : 40 Tinggalkan lokasi 09 : 56 : 10 Mulai bekerja lagi 09 : 58 : 02 Memasukkan tul. spiral 10 : 25 : 12 Tinggalkan lokasi 10 : 26 : 00 Mulai bekerja lagi 10 : 32 : 45 Selesai 10 : 49 : 30 Waktu Total 01 : 32 : 25 Durasi 00 : 03 : 25 00 : 02 : 10 00 : 01 : 11 00 : 03 : 10 00 : 00 : 26 00 : 01 : 14 00 : 00 : 36 00 : 00 : 18 00 : 00 : 51 00 : 21 : 33 00 : 00 : 31 00 : 01 : 09 00 : 00 : 30 00 : 01 : 52 00 : 27 : 10 00 : 00 : 48 00 : 06 : 45 00 : 16 : 45 % 3,70 2,34 1,28 3,43 0,47 1,34 0,65 0,33 0,92 23,32 0,56 1,24 0,54 2,02 29,39 0,87 7,30 18,12 100

10

Pemasangan Tulangan Spiral100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% Pergi Berdiri saja Memasukkan tulangan spiral Pasang scaffolding Ikat tulangan 100% 90% 80% Tinggalkan lokasi 70% 60% 50% 40% 30% 20% Bekerja 10% Persiapan Pekerja 2 Posisi menyesuaikan Berdiri saja Memasukkan tulangan spiral Tinggalkan lokasi Ikat tulangan

Bekerja

Berdiri saja

Ikat tulangan

Pasang scaffolding

Bekerja Bekerja Bekerja Diam saja

Berdiri saja Berdiri saja Berdiri saja Ambil posisi Persiapan Pekerja 1 Posisi menyesuaikan

Gambar 3 : Crew Balance Chart Pemasangan Tulangan Spiral

Tabel 19 : Kegiatan Pemasangan Tulangan Spiral Kegiatan Pekerja 2 Mulai 09 : 17 : 05 Berdiri saja 09 : 28 : 41 Mulai bekerja lagi 09 : 29 : 17 Berdiri saja 09 : 29 : 35 Mulai bekerja lagi 09 : 30 : 27 Pasang scaffolding 09 : 53 : 40 Memasukkan tul. spiral 09 : 56 : 10 Tinggalkan lokasi 10 : 20 : 21 Mulai bekerja lagi 10 : 32 : 45 Selesai 10 : 49 : 30 Waktu Total 01 : 32 : 25

Durasi 00 : 11 : 28 00 : 00 : 36 00 : 00 : 18 00 : 00 : 52 00 : 20 : 13 00 : 02 : 30 00 : 24 : 11 00 : 12 : 24 00 : 16 : 45

% 12,55 0,65 0,32 0,94 25,12 2,71 26,17 13,42 18,12 100

Pemasangan Bekisting Implementasi kegiatan ini dalam crew balance chart dinilai cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kemungkinan untuk memanfaatkan waktu yang tidak produktif dari kedua pekerja. Masing-masing pekerja melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan peran masingmasing. Pekerja 1 dan pekerja 2 mempunyai tugas bersama mengangkat bekisting ke posisi kolom, kemudian dalam proses instalasi pekerja 1 dan 2 bekerja sama untuk mendirikan dan menyetel vertikalitasnya. Dalam gambar 4 tidak terdapat celah waktu yang dapat dimampatkan dengan tujuan mengurangi jumlah pekerja. Hal ini dikarenakan jumlah pekerja minimum untuk 11

melaksanakan pekerjaan ini adalah dua pekerja. Kegiatan ini hanya dapat ditingkatkan efisiensi waktunya. Melihat waktu tidak produktif dari kedua pekerja sebesar 6,7% dari waktu total yang dibutuhkan dapat disimpulkan bahwa besarnya waktu tersebut masih dalam batas toleransi. Pernyataan ini didasarkan bahwa secara rasional tidak ada pekerja yang bekerja penuh dengan pekerjaannya tanpa berhenti sejenak, baik untuk menyalakan rokok dan lainnya.Tabel 20 : Kegiatan Pemasangan Bekisting Kegiatan Pekerja 1 Mulai + persiapan 09 : 07 : 48 Angkat bekisting 09 : 08 : 21 Angkat kayu pendukung 09 : 24 : 01 Tinggalkan lokasi 09 : 25 : 22 Mulai kerja lagi 09 : 26 : 40 Pasang scaffolding 09 : 27 : 34 Tinggalkan lokasi 09 : 32 : 47 Mulai kerja lagi 09 : 33 : 24 Stel bekisting + baut 09 : 34 : 14 Selesai 10 : 02 : 41 Waktu Total 00 : 54 : 53 Tabel 21 : Kegiatan Pemasangan Bekisting Kegiatan Pekerja 2 Mulai + persiapan 09 : 07 : 48 Angkat bekisting 09 : 08 : 21 Berdiri saja 09 : 24 : 01 Pasang scaffolding 09 : 28 : 17 Diam saja 09 : 33 : 04 Stel bekisting + baut 09 : 34 : 14 Selesai 10 : 02 : 34 Waktu Total 00 : 54 : 46 Durasi 00 : 00 : 33 00 : 15 : 40 00 : 01 : 27 00 : 01 : 18 00 : 00 : 54 00 : 05 : 13 00 : 00 : 37 00 : 00 : 50 00 : 28 : 27 % 1,00 28,55 2,46 2,37 1,64 9,51 1,12 1,52 51,84 100

Durasi 00 : 00 : 33 00 : 15 : 40 00 : 04 : 16 00 : 04 : 47 00 : 01 : 10 00 : 28 : 20

% 1,00 28,61 7,79 8,73 2,13 51,73 100

Pemasangan Bekisting100% 90% 80% Instalasi bekisting 70% 60% 50% Pergi 40% Pergi 30% 20% 10% Persiapan Pekerja 1 Posisi menyesuaikan 70% 60% 50% 40% 30% 20% Angkat bekisting 10% Persiapan Pekerja 2 Posisi menyesuaikan 100% 90% 80% Instalasi bekisting

Bekerja Pasang scaffolding Bekerja Angkat kayu pendukung

Diam saja Pasang scaffolding Berdiri saja

Angkat bekisting

Gambar 4 : Crew Balance Chart Pemasangan Bekisting

12

Kegiatan Pengecoran Beton Implementasi kegiatan ini dalam crew balance chart dinilai kurang baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya waktu yang tidak produktif dari pekerjanya. Selain hal tersebut jumlah pekerja juga dapat disimpulkan tidak efisien. Dalam gambar 5 dapat dicermati waktu kerja dari empat pekerja. Pekerja 1 mempunyai tugas pasang lampu, pasang pipa tremi dan pasang talang cor. Pekerja 2 mempunyai tugas pasang lampu dan pasang pipa tremi. Pekerja 3 mempunyai tugas menusuk-nusuk agregat dan pekerja 4 mempunyai tugas memegang lampu dan talang cor. Dari keempat pekerja tersebut pekerja 3 dan 4 mempunyai waktu tidak produktif yang paling besar, sebagian waktunya hanya berdiam diri saja. Pemanfaatan waktu dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah pekrja menjadi tiga pekerja. Penggabungan tugas dari pekerja empat ke pekerja tiga menjadi pilihan yang terbaik. Dengan kondisi inipun masih tersisa waktu tidak produktif. Bila ditinjau dari jenis kegiatannya, jumlah tiga pekerja merupakan jumlah minimum untuk pekerjaan ini seperti pada gambar.Tabel 22 : Kegiatan Pengecoran Beton Kegiatan Pekerja 1 Mulai 19 : 10 : 41 Pasang lampu 19 : 14 : 44 Pasang pipa tremi 19 : 18 : 26 Berdiri saja 19 : 19 : 01 Pasang talang cor 19 : 22 : 32 Mulai cor 19 : 22 : 40 Selesai cor 19 : 24 : 04 Waktu Total 00 : 13 : 23 Durasi 00 : 04 : 03 00 : 03 : 42 00 : 00 : 35 00 : 03 : 31 00 : 00 : 08 00 : 01 : 24 % 30,26 27,65 4,36 26,28 1,00 10,46 100

Tabel 23 : Kegiatan Pengecoran Beton Kegiatan Pekerja 2 Mulai 19 : 10 : 41 Pasang lampu 19 : 15 : 34 Pegang pipa tremi 19 : 20 : 13 Selesai cor 19 : 24 : 04 Waktu Total 00 : 13 : 23

Durasi 00 : 04 : 53 00 : 04 : 39 00 : 03 : 51 00 : 04 : 53

% 36,49 34,75 28,76 100

Tabel 24 : Kegiatan Pengecoran Beton Kegiatan Pekerja 3 Diam saja 19 : 10 : 41 Mulai 19 : 10 : 41 Menusuk agregat beton 19 : 23 : 05 Selesai cor 19 : 25 : 24 Waktu Total 00 : 14 : 43

Durasi 00 : 00 : 00 00 : 12 : 24 00 : 02 : 19 00 : 02 : 24

%

84,26 15,74 100

Tabel 25 : Kegiatan Pengecoran Beton Kegiatan Pekerja 4 Mulai 19 : 11 : 45 Diam saja 19 : 12 : 41 Pegang talang 19 : 23 : 10 Pegang lampu 19 : 24 : 05 Selesai cor 19 : 24 : 24 Waktu Total 00 : 12 : 39

Durasi 00 : 00 : 56 00 : 10 : 29 00 : 00 : 55 00 : 00 : 19 00 : 01 : 29

% 7,38 82,87 7,25 2,50 100

13

Pengecoran Beton100% Pengecoran 90% Pasang talang cor 90% Pasang pipa tremi 80% Berdiri saja 70% 60% 50% 40% Pasang lampu kerja 70% 60% 50% 40% Pasang lampu 70% 60% 50% 40% 70% 60% 50% 40% Diam saja 80% 80% 90% Tusuk-tusuk agregat 90% 100% 100% 100% Pegang lampu Pegang talang cor

80%

Pasang pipa tremi

Diam saja

30% 20% Persiapan 10%

30% 20% 10%

30% 20% 10%

30% 20% 10% Persiapan

Persiapan

Pekerja 1 Posisi menyesuaikan

Pekerja 2 Posisi menyesuaikan

Pekerja 3 Posisi menyesuaikan

Pekerja 4 Posisi menyesuaikan

Gambar 5 : Crew Balance Chart Pengecoran Beton Tahap 1

Pengecoran Beton100% Pengecoran 90% Pasang talang cor 90% Pasang pipa tremi 80% Berdiri saja 70% 60% 50% 40% 30% 20% Persiapan 10% 10% Pasang lampu kerja 70% 60% 50% 40% 30% 20% Pasang lampu 70% 60% 50% 40% 30% Pegang talang cor Persiapan 20% Pegang lampu 10% Tusuk-tusuk agregat Pekerja 1 Posisi menyesuaikan Pekerja 2 Posisi menyesuaikan Pekerja 3 Posisi menyesuaikan Waktu belum termanfaatkan 80% 90% 100% 100%

80%

Pasang pipa tremi

Gambar 6 : Crew Balance Chart Pengecoran Beton Tahap 2

5. KESIMPULAN Dari hasil analisis data dalam pekerjaan kolom dapat diperoleh gambaran sebagi berikut : Waktu tidak produktif untuk pekerjaan pengukuran as kolom adalah 0%, pemasangan tulangan pokok adalah 4,43%, pemasangan tulangan spiral adalah 15,28%, pemasangan bekisting adalah 6,7% dan pengecoran beton adalah 30,17%. Berdasarkan implementasi crew balance chart dapat disimpulkan bahwa dari kegiatan pekerjaan kolom yang tidak efisien adalah kegiatan pengecoran beton terutama dari jumlah pekerja yang terlibat didalamnya. Khusus pekerjaan pengecoran beton jumlah pekerja yang terlibat didalamnya dapat direduksi dari 4 pekerja menjadi 3 pekerja (lihat gambar 5 dan 6). Dengan 3 pekerja masih terlihat lebih dari 70% waktu yang belum termanfaatkan dengan baik.

14

DAFTAR PUSTAKA 1. Ervianto,W.I.,2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Yogyakarta. 2. Ervianto,W.I.,2003, Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Yogyakarta 3. Niebel, B.W., 1993, Motion and Time Study, 9 ed. Irwin, Illinois.

15