Upload
winda-febri-mustika
View
30
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Winda Febri Mustika Udaya University Psychology
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru,
market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Sangat disadari
bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi
masyarakat, yaitu interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah
memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan/industri
maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi
operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi,
serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah
badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainya. Dampak positif dari sebuah
teknologi internet di indonesia yaitu dapat memudahkan pencarian informasi, artikel,
lowongan pekerjaan, dan masih banyak lagi. Tidak heran internet menjadi sebuah hal
penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini.
Internet sendiri hadir di Indonesia sekitar tahun 1990an yang kala itu hanya di gunakan
oleh beberapa orang dalam sebuah komunitas tertentu. Semakin lama internet mulai
berkembang hingga dapat di akses oleh semua orang. Akan tetapi masih beberapa
golongan saja yang mampu dan dapat memiliki akses ini. Disebabkan oleh mahalnya
piranti untuk dapat melakukan akses internet. Disinilah letak perkembangan Informasi
Teknologi (IT) menjadi peran utama pesatnya pertumbuhan pengguna Internet. Bermula
dari hadirnya jejaring social, salah satunya Facebook yang sempat fenomenal di
Indonesia akhir tahun 2009. Berdasarkan data yang di peroleh dari Telkomsolution
menujukkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan salah satu negara dengan
pengguna jejaring sosial terbanyak kedua di dunia. Indonesia menempati ranking kedua
pengguna terbanyak Facebook dengan pengikut di atas 31,7 juta pengguna. Indonesia
bahkan jauh mengalahkan China dan India yang jumlahnya penduduknya jauh melebihi
Indonesia. Bahkan, angka ini mengalahkan pertumbuhan pengguna facebook di China
dan India yang mana merupakan peringkat teratas dalam populasi penduduk dunia
(Sahana, 2008). Sebagaimana yang dilansir Koran Tempo Interaktif 9 Februari 2009
1
bahwa perkembangan pengguna facebook oleh masyarakat Indonesia telah mencapai
pertumbuhan 64,5% pada tahun 2008. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai “The
Fastest Growing Country on Facebook in Southeast Asia”. . "Media sosial telah menjadi
keseharian pengguna internet di seluruh dunia," kata Graham seperti dilansir oleh
DailyMail.
Selain itu fenomena ini juga diikuti dengan banyaknya pengguna smartphones, yang
mana merupakan media yang memberikan kemudahan akan akses internet, serta
memiliki fiture khusus untuk jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lain-lain. Seiring
berjalannya waktu pengguna smartphones ini peminatnya kian meningkat. Hal ini pula
yang menjadi sebuah tolak ukur akan meningkatnya pertumbuhan bisnis online serta
jual beli online. Melihat begitu banyaknya pengguna jejaring sosial menarik banyak
orang untuk merambah internet sebagai media bisnis. Mulai dari yang perseorangan,
industry rumahan bahkan bisnis elite sekalipun. Oleh karenanya orang mulai beramai-
ramai memanfaatkan fenomena ini untuk membuka alternative lahan perdagangan.
Selain dikarenakan hadirnya fenomena tersebut, terdapat pertimbangan lain yang
menjadikan bisnis online sebagai alternative media dalam perdangan dikarenakan
banyaknya keuntungan yang dapat di peroleh usahawan akan bisnis ini. Beberapa
keuntungan yang di berikan pertama adalah para pengusaha online shop tidak perlu
membeli atau menyewa kantor,toko, atau tempat usaha lainnya selain itu tidak
memerlukan tenaga karyawan khusus untuk mengurusi keperluan dagangan, serta tidak
perlu mengadakan surat-surat perijinan tertentu. Sehingga dengan membuka online
shop lebih menghemat biaya serta tempat. Dan transaksi dapat terus belangsung
seharian selama ada koneksi internet. Keuntungan lainnya adalah usaha online shop ini
dapat dimulai dengan modal yang tidak terlalu besar. Karena penyediaan barangnya
yang relative lebih sedikit maka tidak perlu biaya yang lebih. Dan keuntungan lainnya
adalah bisnis online ini mudah di akses oleh siapa saja dan dimana saja, tak heran
peminat online shop pun juga tinggi.
Kian lama kian bertambah pengusaha atau pedangan yang melakukan perdagangan
secara online. Maka kini dikenal lah istilah online shopping untuk kegiatan berbelanja
lewat media online. Yang berakar dari jejaring sosial sebagai tempat usaha, kini
beberapa toko website tertentu yang memang menggunakan media online sebagai
2
tempat dagangan, juga mulai mengiklankan secara khusus untuk berbelanja secara
online di beberapa media. Tak heran jika kini online shopping telah menjadi salah satu
gaya hidup msyarakat modern. Karena pertumbuhan serta perkembangannya yang
pesat menjadikan online sopping sebuah trend yang banyak diikuti saat ini. Maraknya
online shop di jejaring sosial menjadi manambah daftar panjang pengguna online shop.
Dari beberapa kasus yang terlihat di berbagai media berita menunjukkan sebagian
besar pelajar atau kalangan remaja pernah melakukan online hopping. Bedasarkan hasil
riset yang dilakukan bersama antara TNS Indonesia dan Yahoo! Indonesia di Jakarta
pada 20 Maret 2009 menunjukkan bahwa kalangan remaja usia antara 15 sampai 19
tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia. Disebutkan pula bahwa, dalam satu
bulan terakhir, 1 dari 3 penduduk perkotaan di Indonesia mengakses internet. Di
simpulkan bahwa pengguna akses internet di Indonesia didominasi oleh remaja. Yang
mana remaja usia 15-19 tahun disebut mencakup 64 persen dari pengguna Internet di
Indonesia. Data lain yang peneliti dapatkan dari karya penelitian yang di lakukan oleh
Monica Forolus menunjukkan angka yang cukup mengejutkan akan perilaku online
shopping. Saat ini, di Indonesia sendiri jumlah pengunjung shopping online bisa
mencapai 73% perharinya. Dengan masing-masing konsumen 65% wanita dan 35%
kaum pria (Forolus, 2012). Untuk pertumbuhan toko online sendiri terus mengalami
peningkatan. Ini dikarenakan oleh pertumbuhan jumlah pengguna Internet yang juga
meningkat. Melihat data yang fantastic ini membuat peneliti semakin tergerak untuk
mencaritahu penyebab apa di balik fenomena yang muncul tersebut. Peneliti tertarik
untuk mengetahui lebih lanjut akan apa yang melatarbelakangi seseorang untuk
melakukan online shoping. Oleh karenanya peneliti mengadakan studi kasus ini untuk
dapat mengetahui dan memperjelas factor-faktor apa saja yang mendasari seseorang
untuk melakukan pembelanjaan secara online
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan dari pemaparan diatas peneliti ingin mengetahui factor-faktor apakah yang
mendasari individu melakukan online shopping
3
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Studi Kasus
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas masalah-
masalah yang telah dikemukakan diatas. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi individu sehingga memilih
berbelanja secara online.
b. Untuk mengetahui factor-faktor apa saja melatar belakangi pemilihan online
shopping sebagai media berbelanja
2. Manfaat Studi Kasus
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut:
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan teori
dalam ilmu psikologi khususnya studi mengenai sosial, sumber daya manusia
serta perilaku konsumen
b. Kegunaan Praktis
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memahami
kebudayaan masyarakat kontenporer lewat pola interaksi sosialnya.
4
BAB II
Metode Pengumpulan Data
2.1 Observasi Kasus
2.1.1 Teknnik Observasi
a. Time sampling
Peneliti melakukan observasi pada waktu dan kejadian tertentu saja. Peneliti
mengobservasi responden saat menggunakan jejaring social atau sekedar
menggunakan internet pada media apapun. Observasi dilakukan ketika jam istirahat,
sgd serta perpustakaan
b. Method of recording data
Untuk metodenya yaitu apa yang dilihat itu yang dicatat. Hanya melihat dan tidak terlibat
secara langsung terhadap responden. Dengan melakukan observation non-participant.
Ini di maksdukan untk menjaga perilaku responden agar tidak terdapat faking.
2.1.2 Subyek Observasi
I. Subyek 1
Nama : AA
Umur : 20 th
Status : Mahasiswa
Alamat : Gatot Subroto
Agama : Hindu
Anak ke : Pertama dari tiga bersaudara
Ayah : Kontraktor
Ibu : IRT dan Wiraswasta
Gambaran secara menyeluruh tentang subjek
a) Penampilan Fisik Responden
Responden memilki rambut hitam pendek terurai. Perawakan tubuh yang tidak
terlalu tinggi dan bentuk badan yang sedikit berisi. Responden memiliki beberapa
5
tahi lalat di sekitar mukanya. Bahu bagian kanan responden berada sedikit lebih
rendah di banding bahu kananya.
b) Penampilan pribadi subjek
Setiap harinya responden lebih sering mengenakan celana panjang gelap.
Responden selalu menggunakan pakaian dengan warna-warna cerah. Selain itu
responden dulunya selalu aktif dalam kegiatan kemahasiswaan tapi tidak untuk
sekarang. Respon tidak begitu sering berjalan dengan teman-temannya. Saat
pergi istirahan responden lebih suka untuk pulang atau hanya sekedar duduk di
perpustakaan. Teman dekat responden hanya 4 orang saja, karena responden
lebih sering terlihat bersama ketika berada pada 4 orang temannya tersebut.
II. Subyek 2
Nama : ND
Umur : 21 th
Status : Mahasiswa
Alamat : Renon
Agama : Hindu
Anak ke : Pertama dari dua bersaudara
Ayah : Wirausaha
Ibu : IRT
Gambaran secara menyeluruh tentang subjek
a) Penampilan Fisik Responden
Responden memilki rambut hitam panjang sedada yang tidak begitu tebal.
Bentuk muka yang cukup panjang dengan dagunya yang lancip. Perawakan
tubuh kurus dengan bagian bahu yang lebar. Bagian lengan serta pergelangan
tangan responden ramping. Jari-jari tangannya panjang juga lentik
b) Penampilan pribadi subjek
Responden selalu datang lebih siang di bandingkan teman-teman lainnya.
Responden tidak pernah duduk pada tempat duduk yang sama. Terkadang aktif
6
di dalam kelas pada mata kuliah tertentu. Nilai responpun baik dan dikenal cukup
pintar di kelas. Responden di kenal dengan pemiliki grub pertemanan yang
banyak pada pembelanjaan online
III. Subyek 3
Nama : DK
Umur : 20 th
Status : Mahasiswa
Alamat : Tuban
Agama : Islam
Anak ke : Kedua dari dua bersaudara
Ayah : Wiraswasta
Ibu : IRT
Gambaran secara menyeluruh tentang subjek
a) Penampilan Fisik Responden
Perawakannya yang kecil dengan badan yang kurus tinggi. Rambut responden
hitam gelap dan jatuh. Responden memiliki bentuk muka yang sedikit bulat
keatas dengan dagu panjang dan tulang pipi yang rendah. Responden memiliki
rambut yang panjang serta lebat di bagian lengan dan kaki serta di bagian atas
bibirnya.
b) Penampilan pribadi subjek
Responden jarang terlihat di sekitar kampus. Responden memilki hobi terhadap
dunia internet. Ketika responden berada di luar perkuliahan responden selalu
membawa laptop terus bersamanya. Responden juga memiliki gaya fashion
terkini. Banyak dari teman responden yang menyebutnya sebagai orang paling
up date tentang fashion.
7
8
2.1.3 Hasil Observasi
a. Responden 1 (AA)
Observasi Hari pertama
Tanggal : 13 September 2012
Pukul : 02.00 - 02.30
Lokasi : Kampus
Pada observasi hari pertama, dilakukan tanggal 13 september 2012 pada pukul
02.00 sampai 03.00 am, sesaat setelah mata kuliah selesai. Ketika itu responden
bersama seorang temannya, dan ketika duduk responden mulai membuka
laptopnya dan memperlihatkan foto-foto barang baru yang di dapatnya dari
internet. Sambil melihat laptop sesekali responden melihat hpnya. Pertama
responden melihat jejaring sosial berupa twitter selama 5 menit kurang. Lalu
menggantinya dengan facebook. Lalu respoden membuat status baru kemudian
menuju profile teman yang memiliki online shop. hal ini terus berlanjut sampai
setengah jam ke depan
Observasi hari kedua
Tanggal : 22 Oktober 2012
Pukul : 01.40 - 02.30
Lokasi : Perpustakaan
Observasi kali ini dilakukan di perpustakaan. Ketika itu responden mengenakan
baju coklat dengan bawahan berwarna gelap. Responden duduk di baris ke dua
dari kanan jalan pintu masuk perpustakaan. Saat itu terdapat 6 orang yang duduk
didepan dan samping kiri responden. Responde menulis sambil menggunakan
earphone dengan sesekali menoleh kearah kiri dan samping. 7 menit berlalu
responden beralih pada handphone nya sambil dan melihat account twitternya.
Lalu responden kembali menulis, sampai baris terakhir pada lembar buku yang di
tulisny. Responden melihat handphonenya kembali untuk mengecek semua
kontak BBM dan terhenti di BBM group. 2 menit waktu yang di habiskan
responden untk melihat gambar-gambar pada layar handphonenya. Kemudian
responden kembali membuka account twitternya dan mengetik pada kolom yang
ada di layar tersebut. 3 menit berlalu responden mengambil pulpen dan menulis
kembali pada kertas di halaman baru. Responden terus menulisnya hingga
setengah halam terisi penuh. Kembali responden mengambil handphone dan
melihat account twitternya untuk beberapa saat lalu mengetik kembali pada
keybord handphonenya.
responden mengambil handphone dan melihat account twitternya untuk beberapa
saat lalu mengetik kembali pada keybord handphonenya.
Observasi hari ketiga
Tanggal : 29 Oktober 2012
Pukul : 08.30 - 09.00
Lokasi : Depan Pintu Kelas
Responden berada di depan kelas dengan pintu kelas terbuka. Mata kuliah hari itu
belum di mulai, responden datang lebih awal sambil membawa beberapa kertas di
tangan kanannya. Responden mempersiapkan presetasi untuk mata kuliah yang
akan dimulai. Semenit pertama responden membuka tas dan merogoh sambil
melihat kedalam tas dan sesekali melihat keluar tas sambil tangan kanan memegang
kantong sebelah kanan dan kiri. Lalu responden membuka semua bagian yang ada
pada tasnya dengan tangan kanan membuka resleting tas lalu tangan kiri
memegang kantong kiri. Kemudian kedua tangan responden masuk pada bagian
tengah tas yang sudah di buka lebar sebelumnya. Lalu tangan kananya keluar
sambil memegang handphone lalu kembali duduk. Responden membiarkan tasnya
begitu saja masih dengan kondisi terbuka pada beberapa bagian tengah dan depan.
Responden hanya duduk sambil terus melihat handphone selama lebih dari 5 menit.
Tiga kali responden mengetik dan sisanya hanya menggerak-gerakan jempolnya
naik dan turun. Lalu responden melihat lurus sambil menoleh ke kanan dan depan
kiri. Kembali responden melihat handphone sampai datang 2 orang temannya lalu
bersama mereka responden masuk dengan tetap memegang handphone di tangan
kanan dan kiri mengambil kertas kemudian mengapitnya di ketikak kanan lalu meraih
tas dengan tangan kiri. Sambil berjalan responden masih melihat layar handphone
dan tetap menggerakkan jempolnya naik turun
Observasi hari keempat
Tanggal : 2 November 2012
Pukul : 18.00 – 20.00
9
Observasi hari ketiga
Tanggal : 29 Oktober 2012
Pukul : 08.30 - 09.00
Lokasi : Depan Pintu Kelas
Responden berada di depan kelas dengan pintu kelas terbuka. Mata kuliah hari itu
belum di mulai, responden datang lebih awal sambil membawa beberapa kertas di
tangan kanannya. Responden mempersiapkan presetasi untuk mata kuliah yang
akan dimulai. Semenit pertama responden membuka tas dan merogoh sambil
melihat kedalam tas dan sesekali melihat keluar tas sambil tangan kanan
memegang kantong sebelah kanan dan kiri. Lalu responden membuka semua
bagian yang ada pada tasnya dengan tangan kanan membuka resleting tas lalu
tangan kiri memegang kantong kiri. Kemudian kedua tangan responden masuk
pada bagian tengah tas yang sudah di buka lebar sebelumnya. Lalu tangan
kananya keluar sambil memegang handphone lalu kembali duduk. Responden
membiarkan tasnya begitu saja masih dengan kondisi terbuka pada beberapa
bagian tengah dan depan. Responden hanya duduk sambil terus melihat
handphone selama lebih dari 5 menit. Tiga kali responden mengetik dan sisanya
hanya menggerak-gerakan jempolnya naik dan turun. Lalu responden melihat lurus
sambil menoleh ke kanan dan depan kiri. Kembali responden melihat handphone
sampai datang 2 orang temannya lalu bersama mereka responden masuk dengan
tetap memegang handphone di tangan kanan dan kiri mengambil kertas kemudian
mengapitnya di ketikak kanan lalu meraih tas dengan tangan kiri. Sambil berjalan
responden masih melihat layar handphone dan tetap menggerakkan jempolnya naik
turun
Observasi hari keempat
Tanggal : 2 November 2012
Pukul : 18.00 – 20.00
Lokasi : SGD
SGD baru saja berlangsung, responden mengambil handphonenya lalu menekan
beberapa kali pada keypad dan meletaknya di samping kiri depan kertas di meja.
Selama sgd berlangsung responden menulis dan berbicara dengan teman
sebelahnya kemudian mulai melirik kearah handphone yang menyala lampunya
secara periodic. Kembali responden menulis lalu menoleh kearah handphone dan
menekan keypad sambil memegang pulpen tanpa merubah posisi duduknya ketike
menulis. Responden melanjutkan kembali menulis. Setelah sgd selesai responden
meletakkan pulpen lalu mengambil handphone dan mulai mengetik pada keypad
untuk beberapa saat.
Lokasi : SGD
SGD baru saja berlangsung, responden mengambil handphonenya lalu menekan
beberapa kali pada keypad dan meletaknya di samping kiri depan kertas di meja.
Selama sgd berlangsung responden menulis dan berbicara dengan teman
Bersamaan itu teman-teman sgd responden mulai berkemas dan keluar dari ruang
sgd. Masih berada di dalam responden tetap memegang handphone lalu kembali
meletaknya ke dalam kantong dan mulai berkemas.
a. Responden 2 (ND)
Observasi Pertama
Tanggal : 9 November 2012
Pukul : 09.13 - 09.30
Lokasi : Kantin
Pada observasi hari pertama, responden lakukan di kantin kampus. Saat itu
responden masih duduk sendiri dan memegang handphoneny. Dengan mengetik
dan sekali mengambil minum yan gada di depannya untuk di minum sambil jempol
tangan kanan responden bergerak naik turun. Kemudian responden memesan
makanan sambil memindahkan handphone ke tangan sebelah kiri. Lalu kembali
memegang dengan kedua tangannya dan mengetik dengan pandangan terus lurus
mengarah layar. Responden terus memegang handphonenya sampai makanan yang
di pesan tiba dan respondenpun meletakkan handphonenya di sebelah kiri
mangkoknya. Lalu mulai mengambil sendok garpu dan makan. Selama makan
responden melihat handphonenya sebanyak dua kali dan memencet dan menyentuh
keypadnya sebanyak sekali. Lalu kembali meneruskan makanya.
Observasi Kedua
Tanggal : 9 November 2012
Pukul : 01.40 - 02.10
Lokasi : Kantin
Istirahat kedua ini kembali responden menuju kantin dan memilih duduk di tempat
berbeda dari istirahat pertamanya tadi. Responden jalan bersama tiga orang
temannya. Saat itu terdapat orang temannya memegang handphone dengan jenis
10
Bersamaan itu teman-teman sgd responden mulai berkemas dan keluar dari ruang
sgd. Masih berada di dalam responden tetap memegang handphone lalu kembali
meletaknya ke dalam kantong dan mulai berkemas.
b. Responden 2 (ND)
Observasi Pertama
Tanggal : 9 November 2012
Pukul : 09.13 - 09.30
Lokasi : Kantin
Pada observasi hari pertama, responden lakukan di kantin kampus. Saat itu
responden masih duduk sendiri dan memegang handphoneny. Dengan mengetik dan
sekali mengambil minum yan gada di depannya untuk di minum sambil jempol tangan
kanan responden bergerak naik turun. Kemudian responden memesan makanan
sambil memindahkan handphone ke tangan sebelah kiri. Lalu kembali memegang
dengan kedua tangannya dan mengetik dengan pandangan terus lurus mengarah
layar. Responden terus memegang handphonenya sampai makanan yang di pesan
tiba dan respondenpun meletakkan handphonenya di sebelah kiri mangkoknya. Lalu
mulai mengambil sendok garpu dan makan. Selama makan responden melihat
handphonenya sebanyak dua kali dan memencet dan menyentuh keypadnya
sebanyak sekali. Lalu kembali meneruskan makanya.
Observasi Kedua
Tanggal : 9 November 2012
Pukul : 01.40 - 02.10
Lokasi : Kantin
Istirahat kedua ini kembali responden menuju kantin dan memilih duduk di tempat
berbeda dari istirahat pertamanya tadi. Responden jalan bersama tiga orang
temannya. Saat itu terdapat orang temannya memegang handphone dengan jenis
sama dengan responden. Responden pun berjalan dengan memegang handphonenya
hingga samapi di tempat duduk. Masih memegang dan melihat handphone responden
melepaskan tasnya dan mulai menyenderkan punggungnya pada sisi bangku.
Kemudian teman responden ikut duduk di sebelahnya, sempat diantara mereka
berbicara satu sama lain hanya sebuah tanya jawab. Dan teman responden melihat
responden masih memegang handphonenya dan tidak berkata apap hanya melihat
lurus kea rah handphonenya. Setelahnya teman responden juga saling mengambil
handphone masing-masing dan mulai mengerak-gerakan jempol mereka ke atas dan
kebawah.
sama dengan responden. Responden pun berjalan dengan memegang
handphonenya hingga samapi di tempat duduk. Masih memegang dan melihat
handphone responden melepaskan tasnya dan mulai menyenderkan punggungnya
pada sisi bangku. Kemudian teman responden ikut duduk di sebelahnya, sempat
diantara mereka berbicara satu sama lain hanya sebuah tanya jawab. Dan teman Ini
terus berlangsung selama tiga menit. Akhirnya di putus dengan responden yang
berbicara sambil berancak menuju warung di depan meja mereka. Tidak lama di ikuti
oleh salah seorang teman responden dan kembali lagi secara bersama. Dan saat itu
responden masih membawa handphonenya dan kembali dudu lalu meletakannya di
meja
Observasi Ketiga
Tanggal : 13 November 2012
Pukul : 08.45 – 09.00
Lokasi : Kampus
Kali ini observasi berada pinggir kampus responden. Responden menunggu teman
yang sudah berjanji untuk bertemu. Sebelum tiba di tempat responden berjalan dan
sempat tiga kali melihat handphone sambil bergantian melihat jam tangan.
Responden masih berjalan dengan memegang handphone di tangan kirinya.
Responden kemudian tiba di tempat dan duduk. Responden melihat sekeliling
dengan kepala mengarah keatas dan badan di angkat sesaat kemudian duduk
kembali. Setelah itu responden membuka tas, sambil melihat handphone yang
berbunyi sesaat setelah responden membuka tas. Saat melihat handphonenya
tersebut tangan kanan responden tetap membuka kemudian menutup tasnya
kembali dengan kecepatan yang lebih rendah disbanding awal responden membuka
sesaat sebelum handphonenya berbunyi. Selama menunggu responden hanya
menggunakan waktu satu menit untuk tidak memegang serta melihat handphone.
Sisanya responden terus memegang dan melihat handphonenya. Selama megang
handphone responden tidak berganti tempat duduk hanya menggerakkan kepala
dan lenganya.
Observasi Keempat
Tanggal : 13 November 2012
Pukul : 02.00 – 02.20
11
terus berlangsung selama tiga menit. Akhirnya di putus dengan responden yang
berbicara sambil berancak menuju warung di depan meja mereka. Tidak lama di ikuti
oleh salah seorang teman responden dan kembali lagi secara bersama. Dan saat itu
responden masih membawa handphonenya dan kembali dudu lalu meletakannya di
meja
Observasi Ketiga
Tanggal : 13 November 2012
Pukul : 08.45 – 09.00
Lokasi : Kampus
Kali ini observasi berada pinggir kampus responden. Responden menunggu teman
yang sudah berjanji untuk bertemu. Sebelum tiba di tempat responden berjalan dan
sempat tiga kali melihat handphone sambil bergantian melihat jam tangan.
Responden masih berjalan dengan memegang handphone di tangan kirinya.
Responden kemudian tiba di tempat dan duduk. Responden melihat sekeliling
dengan kepala mengarah keatas dan badan di angkat sesaat kemudian duduk
kembali. Setelah itu responden membuka tas, sambil melihat handphone yang
berbunyi sesaat setelah responden membuka tas. Saat melihat handphonenya
tersebut tangan kanan responden tetap membuka kemudian menutup tasnya kembali
dengan kecepatan yang lebih rendah disbanding awal responden membuka sesaat
sebelum handphonenya berbunyi. Selama menunggu responden hanya
menggunakan waktu satu menit untuk tidak memegang serta melihat handphone.
Sisanya responden terus memegang dan melihat handphonenya. Selama megang
handphone responden tidak berganti tempat duduk hanya menggerakkan kepala dan
lenganya.
Observasi Keempat
Tanggal : 13 November 2012
Pukul : 02.00 – 02.20
Lokasi : Kantin
Observasi selanjutnya reponden berada di kantin sedang berbelanja handphone di
tangan kiri dan uang di tangan kanan lalu membayarkannya pada pedangan kantin.
Responden menuju tempat duduk kosong di sudut ruangan. Ketika akan duduk
responden melihat handphonenya dekat, dengan menaikkan posisi hanphone di
tanganya ke arah dekat dengan mata sembari duduk perlahan. Responden masih
memegang kresek belanjaannya dan mengetik-ketik keypad handphonenya. Lalu
mengangkat kepala dengan menggigit bibir bawah lalu kembali mnaruh pandanganya
pada layar handphone.
Lokasi : Kantin
Observasi selanjutnya reponden berada di kantin sedang berbelanja handphone di
tangan kiri dan uang di tangan kanan lalu membayarkannya pada pedangan kantin.
Responden menuju tempat duduk kosong di sudut ruangan. Ketika akan duduk
responden melihat handphonenya dekat, dengan menaikkan posisi hanphone di
Selama berada disana responden hanya melihat layar handphon dan terus
mengetik. Sampai teman responden datang dan duduk di samping kanan
responden, responden tidak memberikan respon apapun dan masih melihat lurus ke
arah layar handphone
b. Responden 3 (HL)
Observasi Pertama
Tanggal : 12 November 2012
Pukul : 11.10 – 11.30
Lokasi : SGD
Responden masuk ke ruang sgd dengan nafas yang begitu cepat, responden hanya
membawa sebuah leptop yang diletakkan di dadanya. Kemudian responden duduk
dan meletakannya di meja. Kemudian responden mengambil handphone dari
kantongnya, memencet sebuah tombol kemudian memasukkannya kembali ke
kantong. Lalu responden membuka leptopnya dan menunggu hingga leptop menyala
sempurna. Segera mengaktifkan koneksi wifi pada leptopnya kemudian
membiarkannya. Responden lanjut menulis pada kertas yang berada di tengah-
tengah meja. Selama diskusi di mulai responden hanya berada di depan leptonya
dan tidak aktif bertanya. Hanya sesekali melihat kearah kelompok dan mengangguk
tiga kali. Kemudian dikembali mengarahkan mata dan tanganya pada crusor leptop
dan menggerak-gerakkan jari tengahnya. Selama membuka leptop responden hanya
mengetik 2-3 kata serta memencet 1-2 tombol sama secara berulang. Sisanya
responden hanya mengerak-gerakan jarinya pada media bidang letak crusor leptop
Observasi Kedua
Tanggal : 12 November 2012
Pukul : 02.00 - 03.00
12
Selama berada disana responden hanya melihat layar handphon dan terus
mengetik. Sampai teman responden datang dan duduk di samping kanan
responden, responden tidak memberikan respon apapun dan masih melihat lurus ke
arah layar handphone
c. Responden 3 (DK)
Observasi Pertama
Tanggal : 12 November 2012
Pukul : 11.10 – 11.30
Lokasi : SGD
Responden masuk ke ruang sgd dengan nafas yang begitu cepat, responden hanya
membawa sebuah leptop yang diletakkan di dadanya. Kemudian responden duduk
dan meletakannya di meja. Kemudian responden mengambil handphone dari
kantongnya, memencet sebuah tombol kemudian memasukkannya kembali ke
kantong. Lalu responden membuka leptopnya dan menunggu hingga leptop menyala
sempurna. Segera mengaktifkan koneksi wifi pada leptopnya kemudian
membiarkannya. Responden lanjut menulis pada kertas yang berada di tengah-
tengah meja. Selama diskusi di mulai responden hanya berada di depan leptonya
dan tidak aktif bertanya. Hanya sesekali melihat kearah kelompok dan mengangguk
tiga kali. Kemudian dikembali mengarahkan mata dan tanganya pada crusor leptop
dan menggerak-gerakkan jari tengahnya. Selama membuka leptop responden hanya
mengetik 2-3 kata serta memencet 1-2 tombol sama secara berulang. Sisanya
responden hanya mengerak-gerakan jarinya pada media bidang letak crusor leptop
Observasi Kedua
Tanggal : 12 November 2012
Pukul : 02.00 - 03.00
Lokasi : Perpustakan
Kali ini responden berada di perpustakan. Responden tidak membawa tas dan
hanya membawa sebuah leptop serta earphone. Lalu duduk di pojok rak sebelah
kanan paling kiri. Reponden membuka file document kemudian membuka media
player. Setelahnya reponden mengklik media browser dan meminimizekannya.
Kembali ke word responden pun mengetik selama kurang dari 8 menit. Lalu
Lokasi : Perpustakan
Kali ini responden berada di perpustakan. Responden tidak membawa tas dan
hanya membawa sebuah leptop serta earphone. Lalu duduk di pojok rak sebelah
kanan paling kiri. Reponden membuka file document kemudian membuka media
player. Setelahnya reponden mengklik media browser dan meminimizekannya.
Kembali ke word responden pun mengetik selama kurang dari 8 menit. Lalu
responden membuka kembali laman browser yang di buka nya diawal. Responden
membuka facebook dan google pada tab berbeda. Responden membuka satu
persatu profil teman yang banyak berisi gambar barang berupa tas dan sepatu.
Terdapat 4 buah laman baru yang di buka dan kesemuanya terdapat gambar-
gambar sepatu, tas, dan pakaian. Berkali-kali responden menaik turunkan scroll
pada sisi layar. Setelah hampir setengah jam kembali responden membuka laman
document wordnya. Kembali mengetik untk 5 menit lalu mengecek kembali laman
facebook baru yang di buka sebelumnya. Sudah berganti dengan profil lain yang
berbeda dari 4 laman sebelumnya. Responden melihat komentar dari berbagai
orang yang terdapat di bawah foto tas yang terdapat di laman sebelumnya.
Responden masih menggunakan internet sampai jam menunjukan pukul 3 dan
responden pun bersiap-siap untuk beranjak dari kursi dan pergi menuju pintu
perpustakaan
Observasi Ketiga
Tanggal : 14 Oktober 2012
Pukul : 08.30 - 08.40
Lokasi : Kampus
Responden berada di depan perpustakaan sambil memegang handphone dan
menggeser-geser layarnya. Respnden membuka situs brower pencari dan mulai
mengetik-ketik sambil mulai masuk perlahan ke dalam perpustakan. Responden
kemudian menuju front desk perpustakan dan berbicara sebentar dengan petugas
dan duduk di samping kursi besar dan masih melihat handphonenya. Selama duduk
responden hanya memegang handphone dan tidak menyadari bahwa ada
seseorang yang akan memindahkan kursi besar itu ke samping kirinya. Ketika di
tegur responden tidak memberi respon apa-apa sampai petugas tersebut menepuk
pundak kanan responden dan respondepun melihat ke atas dan meminta maaf
13
responden membuka kembali laman browser yang di buka nya diawal. Responden
membuka facebook dan google pada tab berbeda. Responden membuka satu
persatu profil teman yang banyak berisi gambar barang berupa tas dan sepatu.
Terdapat 4 buah laman baru yang di buka dan kesemuanya terdapat gambar-gambar
sepatu, tas, dan pakaian. Berkali-kali responden menaik turunkan scroll pada sisi
layar. Setelah hampir setengah jam kembali responden membuka laman document
wordnya. Kembali mengetik untk 5 menit lalu mengecek kembali laman facebook
baru yang di buka sebelumnya. Sudah berganti dengan profil lain yang berbeda dari 4
laman sebelumnya. Responden melihat komentar dari berbagai orang yang terdapat
di bawah foto tas yang terdapat di laman sebelumnya. Responden masih
menggunakan internet sampai jam menunjukan pukul 3 dan responden pun bersiap-
siap untuk beranjak dari kursi dan pergi menuju pintu perpustakaan
Observasi Ketiga
Tanggal : 14 Oktober 2012
Pukul : 08.30 - 08.40
Lokasi : Kampus
Responden berada di depan perpustakaan sambil memegang handphone dan
menggeser-geser layarnya. Respnden membuka situs brower pencari dan mulai
mengetik-ketik sambil mulai masuk perlahan ke dalam perpustakan. Responden
kemudian menuju front desk perpustakan dan berbicara sebentar dengan petugas
dan duduk di samping kursi besar dan masih melihat handphonenya. Selama duduk
responden hanya memegang handphone dan tidak menyadari bahwa ada seseorang
yang akan memindahkan kursi besar itu ke samping kirinya. Ketika di tegur
responden tidak memberi respon apa-apa sampai petugas tersebut menepuk pundak
kanan responden dan respondepun melihat ke atas dan meminta maaf keudian
bergesar kearah lain. Saat bergeserpun responden masih menatap layar
handphonenya. Setelahnya responden beranjak dan berdiri sambil merapikan
bawahnnya dan kembali melihat layar handphonya tanpa mengetik atau mengeser
layarnya. Responden berjalan sambil melihat terus layarnya lalu kembali melihat
petugas dan pamit keluar. Setelah berada di luar responden berdiri cukup lama di
depan pintu sampai datang seorang yang mengarah masuk ke dalam perpustakan
dan responden baru menyadarinya dan minggir selangkah tetap kembali melihat layar
handphonnya. Setelah kurang dari dua menit berdiri responden menjauhkan posisi
handphone dari arah mukanya menuju kantong samping bawahannya. Kemudian
berjalan lurus dan keluar gedung
keudian bergesar kearah lain. Saat bergeserpun responden masih menatap layar
handphonenya. Setelahnya responden beranjak dan berdiri sambil merapikan
bawahnnya dan kembali melihat layar handphonya tanpa mengetik atau mengeser
layarnya. Responden berjalan sambil melihat terus layarnya lalu kembali melihat
petugas dan pamit keluar. Setelah berada di luar responden berdiri cukup lama di
depan pintu sampai datang seorang yang mengarah masuk ke dalam perpustakan
dan responden baru menyadarinya dan minggir selangkah tetap kembali melihat
Observasi Keempat
Tanggal : 14 Oktober 2012
Pukul : 02.00 – 02.15
Lokasi : SGD
Responden berada di sgd bersama beberaa temannya. Responden berbincang
dengan teman sambil tertawa beberapa kali. Dengan posisi badan yang lurus
menghadap leptop dan terus berbicara tanpa melihat lawan bicaranya. Sekali
responden melihat lawan bicaranya setelah memencet tombol enter pada lepinya.
Kali ini responden membuka gerai toko online sepatu. Dan mendownload beberapa
gambar. Sambil sesekali melihat handphone lalu kembali mengetik. Setelah
downlodannya selesai kembali responden membuka facebook dan mengganti
status. Kemudian membuka laman baru yang sama dengan yang tadi pagi. Tetap
berada di depan lepi responden masih menimpali percakapn dari teman yang
berada di samping responden. Akan tetapi pandangan responden tetap tertuju pada
lepi yang ada didepannya. Percakapan terus berlanjut selama kurang lbih sebelas
menit. Kemudian teman responden keluar sgd dan responden tidak berkata apapun
dan tetap menggerak-gerakan crusor pada leptopnya
14
Observasi Keempat
Tanggal : 14 Oktober 2012
Pukul : 02.00 – 02.15
Lokasi : SGD
Responden berada di sgd bersama beberaa temannya. Responden berbincang
dengan teman sambil tertawa beberapa kali. Dengan posisi badan yang lurus
menghadap leptop dan terus berbicara tanpa melihat lawan bicaranya. Sekali
responden melihat lawan bicaranya setelah memencet tombol enter pada lepinya.
Kali ini responden membuka gerai toko online sepatu. Dan mendownload beberapa
gambar. Sambil sesekali melihat handphone lalu kembali mengetik. Setelah
downlodannya selesai kembali responden membuka facebook dan mengganti
status. Kemudian membuka laman baru yang sama dengan yang tadi pagi. Tetap
berada di depan lepi responden masih menimpali percakapn dari teman yang
berada di samping responden. Akan tetapi pandangan responden tetap tertuju pada
lepi yang ada didepannya. Percakapan terus berlanjut selama kurang lbih sebelas
menit. Kemudian teman responden keluar sgd dan responden tidak berkata apapun
dan tetap menggerak-gerakan crusor pada leptopnya
2.2 Wawancara Kasus
2.2.1 Teknik Wawancara
Teknik yang di gunakan peneliti adalah dengan beberapa pendekatan. Dalam setiap
wawancara terdapat perubahan-perubahan yang tidak terduga. Karena menyesuaikan
keadaan ketika wawancara, keadaan responden serta bagaimana responden merespon
pertanyaan dari peneliti. Dalam tekniknya peneliti mengunakan wawancara terstruktur.
Dimana pertanyaan serta topic utama dari tujuan pengadaan wawancara ini dibuat
secara sistematis. Dengan membuat pedoman wawancara sebelum melakukan
wawancara. Terdapat tiga buah sub topic yang sudah di beri masing-masing sepuluh
pertanyaan yang nantiya akan selalu di lakuakn probing pada tiap-tiap bagian.
2.2.2 Subyek Wawancara
Setiap responden mendapatkan pertanyaan yang sama dan dengan jumlah yang sama.
Selain Responden utaman, peneliti juga mewawancara teman-teman responden serta
staff bagian perpustakaan.
2.2.3 Hasil Wawancara
a. Responden 1 (AA)
12 Oktober 2012
Café
Dari hasil wawancara di dapatkan bahwa responden memiliki intensitas
menggunakan internet yang sering. Karena internet bagi responden penting dalam
pemberian informasi yang dibutuhkan. Selain itu internet juga menjadi sarana
komunikasi lewat jejaring social yang dimiliki. Jejaring social ini menjadi tempat
yang sering di akses responden tanpa henti dalam setiap harinya. Dan untuk
perilaku membeli secara online responden tidak melakukannya sesering mungkin.
Responden hanya membeli secara online dengan beberapa keadaan tertentu
15
seperti ketika ada sesuatu yang memang di sukai ketika meliahat-lihat lewat
internet. Dan hanya mulai membeli pada saat barang yang dinginkan responden
dapat dijumpainya pada online shop yang dimiliki oleh teman yang di kenalnya.
Dengan beigtu responden dapat percaya untuk menghindari penipuan yang dapat
terjadi pada pembelanjaan secara online. Hal yang membuat responden memilih
online karena begitu mudah untuk mendapatkan barangnya tanpa mesti pergi ke
suatu tempat. Dapat menghemat waktu serta tenaga responden. Pertimbangan lain
dari responden adalah trens baju yang ada di toko tidak mampu bersaing dengan
tren fashion terkini. Sedangkan untuk online sendiri menurut responden lebih cepat
perubahan fashionnya dan model-modelnya selalu baru. Dan dari ukuran harga juga
tidak jauh lebih mahal dari harga barang di toko.
b. Responden 2 (ND)
Untuk responden kedua melihat internet sebagi sebuah hal yang penting dan sudah
lumrah di masyarakat. Internet sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat
sekarang. Banyak hal yang sudah menggunakan internet sehingga mempermudah
banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Internet juga menjadi media utama dalam
mendukung proses pendidikan. Serta menjadi informasi utama yang dipilih orang
zaman sekarang yang serba cepat. Selain itu internet juga sudah menjadi bagian
gaya hidup keluarga responden. Karena orang tua responden memang mempunyai
usaha melalui media online. Responden sering melakukan kegiatan menggunakan
internet dan tidak pernah mati jaringan internetnya. Tentunya responden sering
mengahabiskan waktu di depan leptop. Hal ini juga membuat responden menjadi
apatis terhadap lingkungan
c. Responden 3 (HL)
Responden melihat internet sebagai media yang sangat penting dalam kehidupan.
Rsponden beranggapan bahwa saat ini semuanya terhubung melalui internet. Dan
internet merupakan media yang mempermudah kehidupan sehari-hari. Mulai dari
belanja hingga memabntu dalam perkuliahan responden, dalam melihat jejaring
social responden tidak menaruh perhatian lebih karena rsponden tertarik dengan
fashion. Oleh karenanya responden banyak membuka situs-situs fasion dan
melakukan jejaring social melalui situs tersebut. Situs online menjadi sebuah situs
16
wajib yang harus di kunjungi bagi responden. Dengan begitu responden dapat
menambah wawasan terkini tentang mode fashion. Selain itu juga sebagai media
refrensi responden untuk mebuat model-model baru. Responden juga suka
melakukan pemesanan baju dengan designnya sendiri melalui online. Pertimbangan
responden akan online shoping karena responden tidak memiliki banyak waktu
untuk melakukan pebelanjaan secara langsung, akan tetapi reponden lebih memilih
belanja langsung jika memiliki banyak waktu. Karena waktu yang sedikit membuat
responden memilih untuk menggunakan media onlinse sebagai sarana belanja
2.3 Alat pengumpulan data lainnya
a. Note
Berupa catatan-catatan kecil dari setiap wawancara yang di lakukan. Selain itu
sebagai pegangan dalam melakukan observasi sehingga di harapkan tidak
melewatkan beberapa bagian yang sudah di observasi.
b. Recorder
Peneliti juga menggunakan perekam dalam ber wawancara. Hal ini dilakukan untuk
mengoreksi kembali hasil catatan-catatan yang dilakukan ketika di lapangan. Juga
sebagai upaya untuk mengurangi penilaian secara subjektifitas dari peneliti.
17
BAB III
ANALISIS DAN DISKUSI
3.1 Analisis
3.1.1 Perkenalan Awal Responden Dengan Internet
Dilihat dari hasil wawancara pada responden pertama menunjukkan bahwa responden
pertama mulai mengenal internet ketika responden duduk di bangku Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Sama halnya dengan responden kedua yang mulai menggunakan
internet sedari SMP pula. Dari wawancara yang peneliti lakukan pada responden dua
menyatakan bahwa responden dua mulai mengenal internet sejak smp, mulanya hanya
untuk membuka jejaring sosial yang pada saat itu sedang terkenal yaitu Friendster,
selain itu responden juga hanya menggunakan internet untuk melihat-lihat gambar.
Responden kedua mengaku harus pergi ke warung internet terdekat untuk dapat
melakukan akses internet dikarenakan saat itu internet belum semudah sekarang
penyediaannya. Lalu untuk responden ketiga yang mana mulai mengenal internet sudah
sejala lama, akan tetapi responden tidak menyebutkan kapan pastinya responden mulai
mengenalnya. Dilihat dari hasil wawancara dari ketiga responden, dua diantaranya telah
mengenal internet ketika duduk di bangku SMP dan satu di antaranya sudah sejak
dahulu mengenal internet akan tetapi tidak pasti kapan tepatnya responden mengetahui
internet tersebut.
Seperti yang peneliti sudah paparkan sebelumnya bahwa internet sudah mulai di ketahui
oleh para responden ketika para responden masih menjadi siswa SMP. Ini berbeda
dengan waktu ketika para responden mulai mengetahui online shoping. Untuk
responden pertama mulai mengetahui adanya online shoping saat online shopping
sudah merambah jejaring sosial. Saat wawancara responden mengaku bahwa banyak
sekali gambar dan foto yang di upload dan muncul pada home jejaring sosial responden.
Selanjutnya pada responden kedua, responden sudah mulai mengetahui online shoping
sejak lama. Responden kedua menyebutkan
18
“sudah dari lama aku tau online shop. karena memang orang tua punya usaha di
bidang teknologi dan memakai media online sejak enam tahun lalu. Tapi
memang animo orang sekarang lebih besar di banding dulu. Dulu online shop
pemakainya hanya sebatas pembisnis dan orang-orang dewasa saja”.
Yang terakhir adalah responden ketiga yang saat di wawancara menyatakan bahwa
mulai mengetahui online shoping sudah sejak mengetahui adanya internet, responden
ketiga juga mengaku sangat suka dalam melakukan akses internet, saat ditanya apakah
responden mengetahui online shoping dari internet responden menjawab
“iya dari internet, karena aku suka browsing apa aja kalau di internet”.
Dapat di simpulkan bahwa pada mulanya perkenalan responden terhadap oline shop
dikarenakan adanya jejaring sosial. Awal mula para responden mengenal internet
dilatarbelakangi oleh ketertarikan responden terhadap jejaring sosial yang saat itu
sangat melejit di kalangan remaja yaitu Friendster. Semakin berkembangnya dunia
teknologi, mulai muncul berbagai jejaring sosial baru yang lebih menarik serta atraktif.
Hadirnya jejaring sosial baru ini membuat para remaja beralih jejaring atau hanya
sekedar menambah jejaring sosial mereka.
Dengan meningkatnya peminat jejaring baru ini atau yang kita kenal dengan facebook
maka perusahaan jejaring ini meningkatkan dan memperbaharui tampilan serta fitur
yang menarik yang mempermudah seseorang untuk mengunduh gambar mengupload
gambar video dan sebagainya. Tidak dikenakan biaya apapun untuk dapat
menggunakan segala fasilitas dan fitur-fitur baru tersebut. Oleha karenanya hal ini
dijadikan lahan basah bagi para pengusaha, mencoba memasang iklan secara gratis
dan dapat dilihat oleh banyak orang. Dengan adanya keuntungan ini menjadikan
facebook sebagai media untuk ruang usaha yang menarik. Begitu mahalnya biaya serta
pajak yang dikenakan ketika memasang iklan pada situs tertentu membuat orang
memilih membuat account khusus pada facebook dan menjadikan laman mereka
sebagai tempat berjualan.
Dengan adanya fitur share atau dapat di bagikan pada semua pengguna facebook
membuka kesempatan lebih besar bagi pedangang untuk dapat memperluas jaringan
usahanya, dengan pertimbangan irit biaya tempat, waktu serta pajak. Inilah yang 19
nantinya sampai pada home dari masing-masing individu. Dengan begitu banyak dan
beragamnya barang dangangan yang di jajakan serta begitu seringnya barang tersebut
masuk ke dalam home seseorang membuat seseorang menjadi terbiasa dan tertarik
untuk mengetahui lebih lanjut akan barang yang di jual tersebut. Belum lagi adanya
account khusus dari sebuah brand ternama yang membuat seseorang makin tertarik
untuk melihat.
3.1.2 Pengaruh Jejaring Sosial
Dari ketiga responden semuanya telah melakukan dan mengetahui akan adanya online
shoping. Banyak alasan serta motivasi yang melatar belakangi pemilihan responden
terhadap online shopping. Bila di tarik lagi ke belakang hal yang menjadi timbulnya
perilaku online shoping ini di awali dari perkenalan responden terhadap internet melalui
jejaring sosial. Jejaring sosial menjadi hal yang sangat di gemari khususnya remaja
putri. "Berbeda dengan perempuan yang secara historis dikenal sebagai makhluk yang
senang membangun jaringan dalam pergaulan sosialnya," katanya seperti dikutip oleh
Christian Science Monitor (dalam kompas 2009). Tidak heran memang pada dasarnya
pengguna jejaring sosial banyak di lakukan oleh perempuan. Ini terkait dengan
obeservasi yang diakukan oleh peneliti yang menitik beratkan pada remaja putri. Dari
hasil wawancara serta observasi menunjukan bahwa keseluruhan responden
menggunakan internet, yang mana memberikan hasil bahwa dari empat kali observasi
pada seluruh responden memberikan hasil bahwa dalam sehari responden pasti
membuka situs jejaring sosial.
Untuk responden pertama pada observasi pertama yang di lakukan menunjukkan lima
menit pertama responden membuka twitter lalu beralih dengan facebook kemudian
membuat status dan selanjutnya menuju profile teman yang memiliki online shop, dan
kegiatan ini berlangsung hingga setengah jam kedepan. Berikutnya adalah ketika
responden pertama sedang melakukan kegiatan sgd dan sedang mengetik sempat
sesekali melirik pada handphonenya lalu benar-benar beralih pada telephon
genggamnya tersebut dan mengecek account twitter miliknya. Tidak jauh berbeda pada
responden kedua dan ketiga yang setiap saat peneliti melakukan observasi, responden
pasti akan menyempatkan diri untuk membuka jejaring sosial. Walaupun tidak menjadi
situs pertama yang selalu dibuka oleh responden. Hal ini sudah lebih dari cukup untum
20
menunjukkan bahwa jejaring sosial sebagai tujuan utama dalam pencarian situs di
internet. Hal ini sejalan dengan penelitian Hitwise, Bill Tancer yang mengungkapkan
fakta bahwa semakin meluasnya audience pengguna internet, maka akan terjadi
peningkatan trafik pencarian untuk situs jejaring sosial atau situs pertemanan seperti
Friendster, FB, MySpace, Hi5, Orkut, tagged dan sebagainya, hal ini telah
menggalahkan para pencari situs porno. Ini menjadi indicator trend besar apa yang ada
di masa mendatang (Tancer, 2008). Tidak heran mengapa online shop begitu di
gandrungi masyarakat modern saat ini.
3.1.2 Proses Pemilihan Responden Terhadap Online shoping
Dari hasil wawancara peneliti mulai melihat beberapa bagian yang menunjukkan proses
yang membuat responden mulai memilih untuk melakukan online shoping atau hanya
sekedar mencoba melakukan pembelanjaan secara online. Bagi responden pertama,
responden mulai mencoba melakukan pembelanjaan online ketika ada teman terdekat
yang mempunyai usaha online juga, ini berkaitan dengan ketakutan responden akan
adanya penipuan. Berikut jawaban responden saat ditanya pernahkah responden
melakukan online shoping
“pernah sih, beli dari temen juga. Awalnya kan takut ntar penipuan gitu. Jadi
lebih milih belanja dari toko onlinenya temen gitu”.
Responden pertama memang memiliki ketertarikan lebih pada jejaring sosial ini terbukti
dari pernyataan nya ketika peneliti menanyakan seberapa sering responden melakukan
akses pada jejaring sosial dalam sehari jawaban dari respondenpun
“kalok dalam sehari bisa empat sampe lima kali. Biasanya sih fitur fb atau twitter
itu ga aku keluarin. Kalo di bb, aku biarin dia tetap nyala. Jadi kapanpun pengen
liat tinggal buka aja gitu”.
Penelitipun beranggapan bahwa dengan seringnya responden melakukan akses pada
jejaring sosial maka responden menjadi sering melihat dan terbiasa sehingga
respondenpun mulai mengetahui akan maraknya online shopping yang bermunculan
pada jejaring sosial. Hal in terkait akan teori pelajar yang mana, belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Dapat di lihat
disini bahwa jejaring sosial memberikan respon dengan kuantitas yang tinggi serta
21
berkelanjutan, sehingga menghasilkan respon berupa rasa keingintahuan pengguna
jejaring sosial akan sesuatu yang diupload tersbut. Dan akhirnya membuat responden
tertarik mencoba sebab mulai banyak yang mencoba online shopping lewat jejaring
sosial tersebut.
Berikutnya adalah responden kedua yang mana sudah sejak lama akrab dengan dunia
cyber, ini terungkap dari pernyataan responden bahwa
“internet itu merupakan media cyber yang sudah menjadi gaya hidup dan
menjadi kebutuhan utama sekarang ini. Selain itu internet sudah menjadi hal
lumrah dan biasa. Sapa sih sekarang yang ga tau internet. Bahkan internet suda
masuk ke desa-desa kan”.
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) dan Mowen (1995) gaya hidup adalah
suatu pola hidup yang menyangkut bagaimana orang menggunakan waktu dan
uangnya. Gaya hidup juga dapat didefinisikan sebagai suatu frame of reference atau
kerangka acuan yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku, dimana individu
tersebut berusaha membuat seluruh aspek kehidupannya berhubungan dalam suatu
pola tertentu, dan mengatur strategi bagaimana ia ingin dipersepsikan oleh orang lain.
Tidak hanya itu saat responden ditanya tentang manfaat internet responden
memaparkannya sebagai berikut
“mulai dari tempat buat nyari tugas, liat berita, update tentang informasi terbaru.
Yah membantu sekali. Jadi kalau baca korang itu kan hanya hitam putih gitu jadi
media massa yang kurang menarik. Kalau internet lebih luas lagi kita mau cari
apapun di internet ada. Lagi pula internet membuat jarak jadi lebih dekat. Kita
bisa komunikasi langsung dan cepat lewat internet. Menurutku juga lebih hemat
di bandingkan berkomunikasi dengan menggunakan telpon ataupun hp. Ga
habis pikir deh kalau hidup tanpa internet. Apalagi sekarang ini semuanya mesti
cepet karna di kejar-kejar waktu terus.”
Salah satu contoh paparan lainnya yang responden sampaikan berikut
“ya jadi contohnya simplenya gini, dalam tugas kampus deh sehari-hari pasti
selalu ada tugas, dan tugas itu ga dari satu mata kuliah saja tapi bisa dari
22
berbagai dosen berbeda. Waktu terbatas dan dengan tuntutan tugas yang
banyak memaksa kita untuk bertindak serba cepat. Karena di kejar-kerjar
deadline. Jadi dengan adanya internet ini semua jadi lebih mudah dan dipercepat
prosesnya. Kurang lebih begitulah”.
Dari beberapa respon responden akan pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, maka
peneliti berasumsi bahwa responden merupakan mahasiswa aktif yang sangat haus
akan berita serta informasi. Beberapa statement responden juga menunjukkan bahwa
responden tidak ingin terlihat ketinggalan berita atau informasi penting yang terjadi di
kampus karena banyaknya perubahan yang dapat terjadi secara tiba-tiba. Tidak hanya
itu responden sudah sangat akrab dengan online shopping jauh di banding responden
pertama. Ini di karenakan orang tua respoden yang memang sejak awal melakukan
usaha yang dekat dengan transaksi secara online. Ketika di tanya sejak kapan
mengetahui online shopping responden menjawab
“sudah dari lama aku tau online shop. karena memang orang tua punya usaha di
bidang teknologi dan memakai media online sejak enam tahun lalu. Tapi
memang animo orang yang sekarang lebih besar di banding sekarang. Dulu
online shop hanya sebatas pembisnis dan orang-orang dewasa saja”.
Berikutnya dalah responden ketiga yang mana mulai mengenal internet sejak lama.
Pada responden ketiga ini memang memiliki ketertarikan lebih dengan dunia fashion.
Sehingga membuat responden terus mencari internet untuk dapat mengupdate gaya
serta fashion terkini dan terbaru. In merupakan pernyataan responden ketika di tanya
mengenai jumlah jejaring yang dimiliki
“ada banyak kalau untuk pecinta fasion semua aku bikin Cuma sekedar bikin
untuk liat dan review barang baru”.
Internet menjadi hal yang vital bagi responden. Selain itu responden sendiri melihat
internet sebagai media belanja juga bersosialisasi berikut jawaban responden ketika
ditanya fungsi internet bagi responden “buat belanja buat bergaul”. Sebelumnya juga
responden sempat ditanya seberapa penting internet bagi responden dan responden
berkata
23
“ya penting kan buat berkomunikasi dan memenuhi kebutuhan kampus”.
Untuk responden ketiga memang memiliki perjalanan yang berbeda dari responden
lainnya dalam awal mulanya melakukan online shoping.
Pada responden ketiga, responden memiliki kecintaan yang tinggi terhadap online
shoping yang membuat responden akrab dengan internet dan membuat beberapa
jejaring sosial yang berhubungan dengan dunia tersebut seperti yang diambil dari
wawancara berikut
“aku kalo jejaring sosial lebih suka yang berhubungan dengan fashion gitu. Kalo
cuma liat status orang atau gamabr-gambar gal ah ya buang-buang waktu aja.
Dan jumlahnya ada banyak kalau untuk pecinta fasion semua aku bikin Cuma
sekedar bikin untuk liat dan review barang baru”.
Tidak hanya itu responden juga sering menguploda design-design bajunya sendiri lalu
membuatnya lewat onlines. Disanalah responden mulai melakukan transaksi secara
online. Dari sana responden mulai terus melakukan online shop dan itu dapat terus
berlangsung hingga 4 kali dalam sebulan
“Kadang sebulan aku pernah bisa 4 kali bertransaksi secara online”.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mula terjadi pemilihan online shoping pada
responden ketiga didasari dari kegemaran serta hobi responden kan fashion. Yang
mana memang jumlah barang yang dijual secara online banyak berupa baju, aksesoris,
sepatu dan sebagainya. Karena inilah responden akrab dan menjadi butuh akan adanya
internet sehingga pemilihan online shoping terjadi.
Pada dasarnya remaja sangat dekat dengan hal yang berbau kekinian. Yang peneliti
maksud disini adalah remaja sangat menggemari segala sesuatu yang baru, ternama
serta menjadi trend pada waktu tertentu. Ketika sesuatu hal yang baru dan menjadi
sebuah hal yang banyak diikuti atau di gemari (trend) akan membuat remaja lain unutk
mengikutinya. Menurut perkembangannya sendiri remaja memiliki beberapa ciri-ciri
tertentu. Hurlock (1997) mengatakan bahwa masa remaja memiliki beberapa ciri-ciri
tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri
tersebut antara lain adalah masa remaja sebagai periode yang penting, peride 24
peralihan, periode perubahan, masa remaja juga sebagai usia bermasalah, usia yang
menimbulkan ketakutan, sebagai masa mencari identitas, tidak realistik, dan sebagai
ambang masa dewasa. Wajar saja perilaku meniru mengikuti kelompok itu terjadi
sebagai bentuk pencarian jati diri. Pada masa remaja ini terdapat beberapa minat
termasuk minat-minat pribadi, salah satunya adalah minat pada penampilan diri. Hal-hal
yang termasuk dalam minat pada penampilan diri adalah pakaian, perhiasan pribadi,
kerapihan, daya tarik dan bentuk tubuh yang sesuai dengan seksnya.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Cross dan Cross (dalam Hurlock, 1997)
bahwa kecantikan dan daya tarik fisik sangat penting bagi umat manusia. Dukungan
sosial, popularitas, pemilihan teman hidup, dan karier dipengaruhi oleh daya tarik fisik
seseorang. Reynold, Scott, dan Warshaw (1973) juga menambahkan bahwa remaja
putri antara 16 sampai 19 tahun membelanjakan uangnya lebih banyak untuk keperluan
menunjang penampilan diri seperti: pakaian, sepatu, kosmetik dan asesoris serta alat-
alat yang dapat membantu memelihara kecantikan dan penampilan dirinya.
Bila di kaitkan dengan perilaku membeli responden terhadap online shop ini sangat
berkaitan. Yang mana dari ketiga responden mengaku bahwa lebih banyak membeli
barang-barang yang berhubungan dengan fashion serta kecantikan. Selain itu menurut
hasil penelitian Lamarto (dalam Rosandi, 2004), remaja putri merupakan pembeli
potensial untuk produk-produk bermerek seperti pakaian, sepatu, asesoris, dan
kosmetik. Hal ini dikarenakan oleh sifat-sifat remaja yang mudah terbujuk iklan
(Mangkunegara, 2002), suka ikut-ikutan teman atau alasan konformitas (Hurlock, 1997),
tidak realistis serta cenderung boros dalam menggunakan uangnya untuk keperluan
rekreasi dan hobi (Reynold & Wells, 1977).
Seperti yang di paparkan di atas pengaruh kelompok serta konformitas juga ambil
bagian dalam kehidupan sosial remaja. Seperti yang peneliti kutip dari wawancara
terhadap responden yang mengaku bahwa awal mula mecoba internet serta akhirnya
membuat account salah satu jejaring sosial didasari rasa ingin mengikuti kelompok serta
teman-teman sekelas yang saat itu banyak menggunakan. Menurut para sosiolog dan
psikolog sosial, remaja adalah konformis, terutama dalam hal pakaian dan penampilan
25
dalam kelompok mereka (Rosandi 2004) sehingga remaja cenderung untuk berperilaku
konsumtif agar mereka dapat berpenampilan seperti kelompoknya. Hal ini peneliti
kaitkan dengan latar belakang responden yang sebelumnya membuat account jejaring
sosial di karenakan banyak di antara teman-teman responden juga membuat account
tersebut. Asumsi lain dari peneliti adalah dengan responden yang menggunakan
handphone smartphone yang memiliki fitur paket internet bulanan juga menjadi salah
satu factor yang mendasari responden untuk terus mengakses internet yang akhirnya
membuat responden mulai mengetahui online shop dan lambat laun membuat
responden mulai tertarik mencoba karena mulai marak hadir di berbagi jejaring sosial.
Bila di hubungkan dengan perilaku membeli secara online ini juga menjadi suatu kaitan
jelas. Ketika jejaring sosial marak akan online keinginan responden unutk mencoba
menjadi tinggi. Dikarenakan minat akan diri dan keikutsertaan terhadap orang-orang lain
yang tinggi. Dlihat dari ketiga responden terdapat dua diantaranya mengaku mencoba
online ketika banyak diantara teman mereka juga turut aktif dalam berjejaring sosial
dalam laman online shop. ini juga di karenakan gaya hidup remaja pada saat ini sangat
dipengaruhi oleh perkembangan zaman (Bakewell et al. dalam Prezz, Visser, &
Zietsman, 2009). Mereka sangat memperhatikan mode atau tren yang sedang
berlangsung.
Dalam perilaku yang dimunculkan akan aktifitas individu terhadap online shop sudah
barang tentu melibatkan proses-proses yang menyebabkan individu tersebut akhirnya
menjadikan online shop sebagi sebuah alternatif baru sebagai gaya hidup. Kembali
melihat akan karakteristik reamaja yang saat ini sangat di tentukan oleh perkembangan
zaman yang deras akan arus teknologi, internet serta online shop. Dikatakan gaya hidup
karena Gaya hidup merupakan unsur penting dan yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam berbelanja. Gaya hidup secara luas dapat didefinisikan sebagai cara
hidup yang diidentifikasikan oleh bagimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (minat), dan apa
yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (opini).
Hal ini selain dikarenakan oleh tuntutan lingkungan seperti tugas kampus dan
sebagainya jadi membuat responden bergantung dengan adanya internet. Serta salah
26
satu responden juga mengaku memiliki hobi akan fashion sehingga melakukan akses
internet sebagi media pendukung dalam memenuhi minatnya tersebut. Yang terakhir
adalah opini, dimana opini terhadap diri sendiri dan dunia luar menjadi bagian dalam
setiap pengambilan keputusan serta pemilihan seseorang terhadap sesuatu. Selain itu
opini juga merupakan hasil dari proses belajar individu terhadap lingkungannya. Proses
bagaimana individu menginternalisasi informasi yang di anggap penting dan perlu serta
mengunakan informasi yang di anggap penting tersebut untuk diaplikasikanya kembali
terhadap lingkungan sekitarnya.
Bila dilihat kembali bahwa pada dasarnya factor yang menjadi dasar utama pengaruh
perilaku online shop pada seseorang bila dipilah secara umum ialah adanya factor
eksternal dan internal. Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard
dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
yaitu :
a) Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi.
Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh
lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil
keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang
kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor
tersebut diatas.
b) Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu
merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta
mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh
perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
c) Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan
sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian
konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam
penambilan keputusan pembelian.
Jadi bila kita tarik benang merah dari teori-teori tersebut terdapat kesesuaian dengan
apa yang terjadi dilapangan serta hasil wawancara yang dilakukan. Untuk dari factor
27
internalnya sendiri dikatakan bahwa factor pribadi menjadi tolak ukur prilaku membali
seseorang. Disini juga di singgung tentang gaya hidup yang mana jejaring social atau
internet sudah menajdi gaya hidup msyarakat kini khususnya remaja yang sangat dekat
dengan penggunaan jejaring social. Oleh karena masuk akal apabila dikatakan bahwa
pengaruh pribadi seseorang menjadi dasar utama prilaku online shopping. Selain itu
adanya rasa kepuasaan yang di tunjukkan dari beberapa responden ketika melakukan
online shopping didasari karena adanya nilai-nilai yang di miliki dari responden sendiri.
Dimana ini terkait akan konsep diri dari individu dalam melihat keseluruhan dirinya
melalui interpretasinya terhadap prilaku online shopping ini sendiri.
Adanya kepuasan untuk dapat mencoba serta mengikuti perkembangan yang ada di
sekitar. Dari factor eksternalnya sendifit sudah dapat terlihat dnegan jelas penagruh
besar dari lingkungan serta peergroup mengenai sebuah tren. Yang mana bagi para
remaja tren merupakan sesuatu yang wajin dicoba dan harus diikuti sesuai dengan
penelitian Hurlock akan perilaku konformitas remaja. Singkatnya bermula dari pengaruh
ekternal yang begitu besar serta berkelanjutan (sebuah gaya hidup), membuat individu
khususnya remaja mudah untuk di internalisasi sehingga terdapat perubahan-perubahan
yang di timbulkan dalam perilaku untuk merespon berbagai stimulus yang datang. Ini
juga yang nantinya menjadikan sebuah pengangan atau acuan tertentu bagi individu itu
sendiri dalam berprilaku atau bersosialisasi pada lingkungannya. Sehingga banyak
remaja atau individu membuat sebuah budaya baru yang berujung pada gaya hidup
yang baru pula
3.2 Diskusi
Dalam perjalanan peneliti dalam mlakukan studi kasus, tentunya tidak lepas dari
beberapa kendala serta halangan yang ada. Bermula dari adanya hambatan untuk
melakukan penelitian lapangan. Dimana responden sangat sulit dan susah untuk di
temui. Selain itu adanya perubahan-perubahan besar secara tiba-tiba pada respon dari
responden sendiri mengakibatkan adanya perubahan sedikit banyak dalam interpretasi
data. Selain itu kurangnya penelitian menganai perilaku konsumen secara online juga
menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti. Dalam studi kasus ini juga terdapat beberapa
hal yang cukup sulit untuk di observasi. Seperti timbulnya kebosanan dari responden
28
untuk melakukan atau berpartisipasi dalam penelitian ini. Serta hal-hal yang sulit peniliti
control selama studi kasus berlangsung seperti, cuaca dan beberapa keadaan
responden yang tidak memungkinkan untuk melakuakn wawancara serta bservasi.
Untuk kedepannya peneliti berharap semakin banyak insan pendidikan yang tertarik
serta mengangkat tema perilaku konsumen khususnya secara online untuk dapat di teliti
lebih lanjut. Sehingga nantinya makin banyak sumber dan informasi terkait yang dapat di
gali lebih dalam. Oleh karena itu peneliti juga kan melanjutkan studi kasus ini sebgai
sebauh penelitian khusus secara kualitatif nantinya. Dengan begitu para pelaku dunia
pendidikan khususnya bidangan psikologi dapat memberikan gambaran jelas serta
kesadaran akan lingkungan mengenai perubahan-perubahan perilaku konsumen. Maka
selanjutnya akan mulai banyak muncul teori-teori baru mengenai perilaku konsumen
online.
29
BAB IV
KESIMPULAN
Dari studi kasus yang telah peneliti lakukan dapat di simpulkan bahwa awal mula yang
menjadikan internet sebuah kebutuhan dasar dan utama dikarenakan hadirnya jejaring
sosial. Adapun faktor yang menjadikan jejaring sosial begitu dinikmati khususnya
kalangan remaja adalah karena remaja sangat dekat dengan perilaku konformitas.
Ketika sesuatu sudah menjadi sebuah trend di kalangan mereka, maka remaja akan
mencoba utuk mengikuti tren serta hal-hal yang berbau kekinian. Dengan berbagai
perkembangannya, jejaring sosial menjadi sebuah hal yang mudah disukai dan di minati
akan fungsinya yang beragam. Selain itu andil dari berbagai provider serta layanan
internet yang mempermudah seseorang untuk mengakses internet sehingga
mempermudah seseorang untuk melakukan jejaring sosial. Terlepas dari apa keperluan
dari para pengguna internet dalam menggunakan internet, peningkatan jumlah pemakai
internet di Indonesia cukup menjanjikan untuk pertumbuhan sebuah perdagangan online
yang memiliki peluang pasar yang cukup besar.
Melihat pesatnya pengguna internet di Indonesia dengan pemanfaatan sebesar
besarnya arus teknologi sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen dan
sebagian besar masyarakat telah bergeser pandangannya mengenai berbelanja via
internet. Perkembangan pesat online shopping membuat kompetensi internet sebagai
media bertransaksi yang mudah dan cepat semakin berkembang. Inipulalah yang
mendasari seseorang untuk memeramaikan serta memperbanyak online shop melalui
jejaring sosial. Ketika jejaring sosial meruapakan hal lumrah yang dimiliki hampir
sebagian besar orang, bukan hal yang tidak mungkin bila ini juga dapat terjadi pada
online shoping. Semakin lama semakin banyak perubahan serta pergeseran pandangan
akan hal ini.
Sudah sejak lama dunia cyber telah menjadi sebuah bentuk gaya hidup masyarakat
modern. Dengan berbagai pertimbangan akan kemudahan serta kecepatannya dalam
mentransfer baik itu informasi, foto dan sebagainya menjadikan titik balik dimana
masyarakat kini hidup dalam arus kehidupan globalisasi yang cepat. Dengan
30
perubahan-perubahan ini membuat individu di haruskan berproses untuk dapat
melakukan banyak hal dengan waktu yang terbatas. Singkatnya ketika jejaring atau
pengguna internet mendapat perhatian dan sudah menjadi kebutuhan utama seseorang
akan menjadikan online shop sebuah gaya hidup baru dalam melakuan transaksi serta
pembelanjaan baik barang maupun jasa. Sehingga bila perkembangan jejaring sosial
meningkat akan selalu ada kemungkinan meningkatnya intensitas individu dalam
melakukan online shoping.
31
DAFTAR PUSTAKA
Bill Tancer, 2008. Click: What millions of people are doing online dan why it matters.
USA
Engel, James, F, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen.
Edisi Keenam. Jilid 1. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta.
Hurlock, E.B. Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo (1999). Psikologi
perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta:
Penerbit Erlangga.Hurlock, E.B. Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo (1999). Psikologi
perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hotpascaman S. (2010). Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Konformitas
Pada Remaja. Universitas Sumtra Utara
Juditha C. (2011). Hubungan penggunaan jejaring sosial facebook terhadap perilaku
remaja di kota makassar. Volume 13, No 1, Juni 2011. Makassar
Kolter, Philip, Keller, Kevin Lane. 2006. Marketing Management: Twelfth Edition. New
Jersey: Pearson Education, inc.
Kompas Cetak. (2009). "Christian Science Monitor" Berakhir. [On-line]
http://internasional.kompas.com/read/2009/03/27/07071590/Christian.Science.Monitor.Berakhir.
Tanggal Akses: 10 November 2012
Mangkunegara, A. P., (2002). Perilaku Konsumen. Bandung : PT. Refika Aditama
Prezz, R., Visser, E.M., & Zietsman, L. Lifestyle, Shopping Orientation, Patronage
Behaviour and Shopping Mall Behaviour-A Study of South African Male Apparel Consumers.
European Advances in Consumer Research (Volume 8), hal 279-280
32
Prezz, R., Visser, E.M., & Zietsman, L. Lifestyle, Shopping Orientation, Patronage
Behaviour and Shopping Mall Behaviour-A Study of South African Male Apparel Consumers.
European Advances in Consumer Research (Volume 8), hal 279-280
Reynolds, Scott & Warshaw (1973). Introduction to Marketing Management. Revisioned
Ed. Illinois: Hornewood Irvin Inc.
Roosalina. (2006). Dongkrak “PD” dengan Gaya Metroseksual. [On-line]
http://www.suaramerdeka.com/harian/0610/30/kot14.htm. Tanggal akses: 10 November 2012
Rosandi, A.F. (2004). Perbedaan Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Pria dan Wanita
diUniversitasKatolikAtmaJaya. http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=78012.
Tanggal akses: 10 November 2012
Santrock. (1998). Life-Span Development Seventh Edition. New York: Mc Graw-Hill
Companies, Inc.
33