13
1| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016 STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG DENGAN PASAR TERNAK WANARAJA KABUPATEN GARUT Oleh : A. M. Soleh, D. Sungkawa *) , B. Waluya *) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Email : [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Di Kabupaten Garut terdapat dua pasar ternak yaitu Pasar Ternak Bayongbong dan Pasar Ternak Wanaraja yang menjadi pusat distribusi ternak berskala regional dengan tujuan mempermudah produsen dan konsumen untuk bertransaksi. Kedua pasar ternak mengalami perkembangan yang berbeda dari tingkat keramaian dan tingkat pemasaran dimana Pasar Ternak Bayongbong lebih unggul. Tujuan penelitian ini adalah : 1) memperoleh gambaran tentang lokasi Pasar Ternak Bayongbong dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja; 2) mengetahui aksesibilitas Pasar Ternak Bayongbong dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja; 3) mengetahui komoditas ternak di Pasar Ternak Bayogbong dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja; 4) mengetahui fasilitas pasar di Pasar Ternak Bayongbong dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Analisis data dengan persentase dan uji beda t-test. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan keruangan. Sampel penelitian terdiri dari 40 konsumen dan produsen pada sampel wilayah yang diambil secara insidental. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi Pasar Ternak Bayongbong lebih unggul dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja dari variabel penelitian yang diujikan. Rekomendasi berupa realisasi dan revitalisasi pembangunan Pasar Ternak Bayongbong dan Pasar Ternak Wanaraja, penyediaan zonasi khusus untuk ternak besar di Pasar Ternak Bayongbong dan penyediaan zonasi khusus ternak unggas di Pasar Ternak Wanaraja agar keberadaannya berkembang dan tetap terjaga. Kata kunci: Pasar Ternak Domba, Komparasi, Lokasi, Aksesibilitas, Fasilitas Pasar *) Penulis Penanggung Jawab

STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

1| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG DENGAN PASAR TERNAK WANARAJA KABUPATEN GARUT

Oleh :

A. M. Soleh, D. Sungkawa*), B. Waluya *)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Email :

[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Di Kabupaten Garut terdapat dua pasar ternak yaitu Pasar Ternak Bayongbong dan Pasar Ternak

Wanaraja yang menjadi pusat distribusi ternak berskala regional dengan tujuan mempermudah

produsen dan konsumen untuk bertransaksi. Kedua pasar ternak mengalami perkembangan yang

berbeda dari tingkat keramaian dan tingkat pemasaran dimana Pasar Ternak Bayongbong lebih

unggul. Tujuan penelitian ini adalah : 1) memperoleh gambaran tentang lokasi Pasar Ternak

Bayongbong dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja; 2) mengetahui aksesibilitas Pasar

Ternak Bayongbong dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja; 3) mengetahui komoditas

ternak di Pasar Ternak Bayogbong dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja; 4) mengetahui

fasilitas pasar di Pasar Ternak Bayongbong dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja.

Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Analisis data dengan persentase dan uji

beda t-test. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan keruangan. Sampel

penelitian terdiri dari 40 konsumen dan produsen pada sampel wilayah yang diambil secara

insidental. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi Pasar Ternak Bayongbong lebih unggul

dibandingkan dengan Pasar Ternak Wanaraja dari variabel penelitian yang diujikan.

Rekomendasi berupa realisasi dan revitalisasi pembangunan Pasar Ternak Bayongbong dan Pasar

Ternak Wanaraja, penyediaan zonasi khusus untuk ternak besar di Pasar Ternak Bayongbong dan

penyediaan zonasi khusus ternak unggas di Pasar Ternak Wanaraja agar keberadaannya

berkembang dan tetap terjaga.

Kata kunci: Pasar Ternak Domba, Komparasi, Lokasi, Aksesibilitas, Fasilitas Pasar

*) Penulis Penanggung Jawab

Page 2: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

2| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

ABSTRACT

Garut district has a livestock market which become a livestock distribution centre of

regional scale to facilitate the producer and livestock consumer in the transaction.

Livestock market which become the primary node of livestock distribution in Garut district

are Bayongbong Livestock Market and Wanaraja Livestock Market. Based on Disnakkanla

marketing datas, from the level of the crowd and livestock marketing, Bayongbong

Livestock Market tends to be superior. That phenomenon is interesting to be studied with

comparative analysis. The aim of this study are: 1) to gain an overview of Bayongbong

Liivestock Market place and Wanarja Livestock Market place; 2) to know the accessibility

of Bayongbong Livestock Market and Wanaraja Livestock Market; 3) to know the livestock

commodities of livestock in Bayongbong Livestock Market and Wanaraja Livestock

Market; 4) to know the market facilities in Bayongbong Livestock Market and Wanaraja

Livestock Market. The method used in this study is descriptive comparative method. The

approach used for this study is spatial approach. The data analysis in this study is in the

form of percentage analysis and t-test different test. The sample of this study are 40

consumers and producer in region sample which taken with incidental sampling. The

result shows that the location of Bayongbong Livestock Market is adjacent than Wanaraja

Livestock Market from several research variables test. The recomendation are realization

and revitalization of Bayongbong Livestock Market and Wanaraja Livestock Market,

provide special zonation for cattle in Bayongbong Livestock Market and provide special

zonation for aves in Wanaraja Livestock Market for depelovement and existention both of

them.

Keywords: Livestock, Comparative, Location, Accessibility, Livestock Market Facilities

PENDAHULUAN

Kabupaten Garut terkenal sebagai

daerah usaha peternakan domba yang

banyak dikelola oleh petani. Berdasarkan

data Disnakkanla Tahun 2014, jenis ternak

domba populasinya sudah mencapai 1,2 juta

ekor dengan rata-rata tingkat pertumbuhan

4% per tahun yang tersebar merata di 42

kecamatan yang ada di Kabupaten Garut

(BPS Garut, 2014). Besarnya populasi

domba tersebut didukung oleh kondisi alam

Garut yang cocok untuk perkembangbiakan

ternak domba, juga terintegrasi oleh adanya

budaya beternak domba di kalangan petani.

Ternak domba bagi para petani merupakan

simpanan harta yang sewaktu-waktu dapat

diuangkan dengan mudah karena harganya

yang relatif murah. Sesuai dengan pendapat

Atmadja (1979:61), “Fungsi ternak domba

Page 3: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

3| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

dan kambing bagi petani, yang paling

menonjol yaitu sebagai usaha sambilan atau

tambahan pendapatan dan sebagai tabungan

yang sewaktu-waktu dapat diuangkan”.

Aktivitas perniagaan ternak domba

difasilitasi Pemda Garut melalui Perda

Kabupaten Garut No. 12 Tahun 2002

tentang “retribusi pemakaian pasar hewan

dan pemeriksaan kesehatan hewan/ternak di

dalam dan di luar pasar” yang kemudian

diubah dengan Perda Kabupaten Garut No. 9

Tahun 2011 tentang “retribusi jasa usaha”.

Adapun implementasi perda tersebut adalah

penyediaan lokasi pasar ternak yang dikelola

oleh UPTD Pasar Ternak Disnakkanla

dengan anggaran yang berasal dari APBD.

Di Kabupaten Garut sendiri terdapat enam

pasar ternak. Dua diantaranya adalah pasar

ternak besar milik pemerintah daerah yang

menjadi pusat distribusi ternak di Kabupaten

Garut. Pasar Ternak Tersebut adalah Pasar

Ternak Bayongbong dan Pasar Ternak

Wanaraja. Bila diperhatikan secara sepintas

di lapangan, kondisi kedua pasar ternak

masih tergolong sederhana. Namun,

perbedaan terlihat dari ramainya pasar pada

jumlah ternak masuk di kedua pasar

tersebut. Pasar Ternak Bayongbong lebih

tinggi jumlah pemasarannya bila

dibandingkan Pasar Ternak Wanaraja.

Perbedaannya cukup tinggi walaupun jadwal

operasi pasarnya berbeda.

Permasalahan di atas perlu dianalisis

secara geografis untuk mengetahui lebih

mendalam variabel lainnya yang

membedakan kedua pasar ternak tersebut.

Dalam penelitian ini difokuskan pada

pengkajian komparasi variabel lokasi,

aksesibilitas, komoditas, dan fasilitas di

masing-masing pasar ternak. Hal ini penting

untuk dilakukan agar dapat memberi bahan

masukan dalam perencanaan pembangunan

pasar ternak di masa yang akan datang.

Tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah : 1) memeperoleh

gambaran tentang lokasi Pasar Ternak

Bayongbong dan Pasar Ternak Wanaraja; 2)

mengetahui aksesibilitas Pasar Ternak

Bayongbong dan Pasar Ternak Wanaraja; 3)

mengetahui komoditas ternak di Pasar

Ternak Bayogbong dan Pasar Ternak

Wanaraja; 4) mengetahui fasilitas pasar di

Pasar Ternak Bayongbong dan Pasar Ternak

Wanaraja.

Sebagaimana dikemukakan oleh

Abdurrachmat, et al., (1997:57) bahwa,

“pasar adalah tempat dimana penjual dan

pembeli bertemu untuk mengadakan

transaksi dengan menggunakan alat tukar

(uang misalnya)”. Kemudian, menurut

Sariyun, et al., (1994:20), “pasar diartikan

sebagai tempat orang menjajakan atau

menjual barang dagangannya secara

bersama-sama dengan pedagang lain, baik

secara kontinyu atau tidak”.

Page 4: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

4| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

Adapun definisi pasar ternak, menurut

Disnakkanla Kabupaten Garut (2014:4)

adalah sebagai berikut: “Pasar ternak

merupakan tempat bertemunya penjual dan

pembeli serta ditandai dengan adanya

transaksi penjual dan pembeli secara

langsung dan biasanya ada proses tawar-

menawar, bangunan biasanya terdiri dari

pancuh, galar dan dasaran terbuka yang

dibuka oleh pengelola pasar. Kebanyakan

menjual ternak besar, ternak kecil dan

unggas. Pasar dibagi ke dalam kelompok-

kelompok yang responsif terhadap hal yang

berbeda sepeti harga, spesifikasi/kualitas

ternak, pengiklanan, pengecer dan

sebagainya”.

Pasar merupakan tempat sentral yang

melayani kebutuhan penduduk. Christaller

(Sumaatmadja, 1988:122) menjelaskan

bahwa: “Tempat lokasi yang sentral adalah

tempat yang memungkinkan parisipasi

manusia dalam jumlah maksimum, baik bagi

mereka yang terlibat dlam aktivitas

pelayanan, maupun yang menjadi konsumen

dari barang-barang pelayanan yang

dihasilkan”.

Sebagai tempat sentral, pasar harus

memiliki tingkat aksesibilitas yang

memadai. Hubungan atau interaksi antar

tempat dapat dicapai baik menggunakan

sarana transportasi umum, tradisional, atau

jalan kaki (Pasya, 2006 : 111). Menurut

Tarigan (2008:78), “Tingkat aksesibilitas

adalah tingkat kemudahan untuk mencapai

suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di

sekitarnya”. Selanjutnya, tingkat

aksesibilitas antara lain dapat dipengaruhi

oleh jarak, kondisi jalan, prasarana

perhubungan, ketersediaan berbagai sarana

perhubungan termasuk frekuensi dan tingkat

keamanan serta kenyamanan untuk melalui

jalan tersebut (Tarigan, 2008:78). Dengan

demikian, aksesibilitas erat kaitannya

dengan kemudahan melakukan transportasi.

Ketersediaan komoditas merupakan

variabel lain yang akan menentukan

ramainya aktivitas perdagangan pasar. Hal

ini sebagaimana yang digariskan Alma

(2004:105), “Pasar yang menyediakan

barang yang bervariasi dan lengkap tentunya

akan menarik banyak konsumen untuk

berbelanja. Konsumen atau pembeli dapat

membeli barang apapun yang dibutuhkannya

dan merupakan keuntungan tersendiri bagi

pedagang”. Selain itu, menurut Tarigan

(2007:131), “Adalah menjadi sifat manusia

untuk berusaha mendapatkan barang yang

diinginkan dalam batas waktu tertentu

dengan harga yang semurah mungkin”.

Dengan adanya ketersediaan komoditas

dalam jumlah banyak dan bervariasi,

konsumen tidak perlu lagi mencarinya ke

lokasi lain. Sehingga akan meminimalisisr

biaya transport dan waktu.

Kemudian, ketersediaan dan kondisi

fasilitas pendukung dipasar juga dapat

Page 5: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

5| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

menjadi daya tarik tersendiri bagi produsen

dan konsumen untuk berkunjung ke pasar.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh

Alma (2004:105), “Agar pasar banyak

dikunjungi oleh pengunjung, maka

diperlukan fasilitas pendukung seperti

tempat parkir, WC/MCK, tempat sampah,

mushola, telepon umum, dan bank. Lokasi

fasilitas-fasilitas pendukung sebaiknya

saling berdekatan agar dapat memudahkan

pengunjung untuk menjangkau fasilitas

tersebut sehingga menimbulkan daya tarik

tersendiri bagi pasar tersebut”. Dengan

demikian, kelengkapan fasilitas pasar

merupakan variabel yang mempengaruhi

minat konsumen untuk berkunjung ke pasar.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan

adalah metode deskriptif komparatif. Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui teknik

observasi, angket, studi dokumentasi, dan

literatur. Populasi terdiri dari populasi

wilayah dan populasi responden. Populasi

wilayah adalah seluruh pasar ternak yang

terdapat di Kabupaten Garut. Sedangkan

populasi responden adalah seluruh pelaku

pasar di pasar ternak. Sedangkan sampel

penelitian terdiri dari dua sampel wilyaha

yaitu Pasar Ternak Bayongbong dan Pasar

Ternak Wanaraja. Adapun sampel responden

terdiri dari 40 responden konsumen dan 40

responden produsen pada tiap-tiap pasar

yang menjadi sampel. Pengambilan sampel

responden diambil dengan cara insidental

sampling. Tahap pengolahan dan analisis

data meliputi dua tahap yaitu tahap analisis

kualitatif dan tahap analisis kuantitatif,

untuk mengetahui kecenderungan jawaban

responden terhadap kondisi di lapangan

digunakan persentase dan Uji Beda T-Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Lokasi Pasar Ternak

Bayongbong dan Pasar Ternak Wanaraja

Secara geografis Pasar Ternak

Bayongbong terletak di koordinat 7o 15’ 12”

LS, dan 107o 49’ 17” BT, pada ketinggian

955 mdpl. Berlokasi di Jalan Anyar Pasar

Andir, Kampung Andir, Desa Mulya Sari,

Kecamatan Bayongbong. Jarak Pasar Ternak

Bayongbong dari pusat Kabupaten Garut

yakni ±14 km. Lokasi Pasar Ternak

Bayongbong juga berada di tengah-tengah

lingkungan peternak khususnya peternak

domba. Lokasinya mudah diakses karena

berdampingan dengan Terminal Andir, Pasar

Andir, dan Pasar Simpang. Adapun Pasar

Ternak Wanaraja, secara geografis, berada

pada koordinat 7o 10’ 25” LS, dan 107o 59’

04” BT, pada ketinggian 735 mdpl. Jarak

Pasar Ternak Wanaraja dari pusat

Kabupaten Garut yakni ±12 km. Berlokasi

di Jalan Talaga Bodas, Kampung Kudang,

Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja. Pasar

Ternak Wanaraja berdekatan dengan Kantor

Dinas Pertanian Wanaraja.

Page 6: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

6| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

Pasar Ternak Bayongbong sebagian

besar (67,5 %) dijangkau oleh konsumen

yang datang dari lokasi lebih dari 15 km.

Sedangkan Pasar Ternak Wanaraja sebagian

besar hanya dijangkau oleh konsumen yang

jarak tempuhnya kurang dari 15 km. Dari

hasil sampling terhadap 40 konsumen, di

Pasar Ternak Bayongbong 26 konsumen

berasal dari luar kabupaten, 14 dari dalam

kabupaten. Untuk Pasar Ternak Wanaraja,

30 konsumen berasal dari dalam kabupaten

dan 10 konsumen berasal dari luar

kabupaten. Frekuensi kunjungan, sebagian

besar konsumen berkunjung ke Pasar Ternak

Bayongbong setiap 4 dan 8 kali dalam satu

bulan. Dan konsumen di Pasar Ternak

Wanaraja berkunjung antara 1 dan 2 kali

dalam satu bulan.

Tabel 1

Jarak Tempuh Konsumen

No Jarak

Tempuh

Pasar

Ternak

Bayongbong

% Pasar

Ternak

Wanaraja

%

1 >5 km 2 5 14 35

2 6-8 km 3 7,5 7 17,5

3 9-12 km 2 5 6 15

4 13-15 km 6 15 4 10

5 >15 km 27 67,

5

9 22,5

Jumlah 40 100 40 100

Sumber : Penelitian 2015

Lokasi pasar harus strategis dari segi

kedekatannya dengan lokasi pemukiman

penduduk. Hal tersebut dapat menjadi

pendukung terhadap keberadaan pasar.

Mengenai jumlah penduduk yang bemukim

di sekitar pasar, jumlah penduduk pada

daerah yang menjadi komplementer Pasar

Ternak Bayongbong lebih besar jumlahnya

dibandingkan dengan jumlah penduduk pada

daerah komplementer Pasar Ternak

Wanaraja. Penduduk di sekitar Pasar Ternak

Bayongbong sendiri yang terdiri dari 18

desa yaitu sejumlah 93.237 jiwa, sedangkan

penduduk di sekitar Pasar Ternak Wanaraja

yang terdiri dari 9 desa yaitu 44.083 jiwa.

Kondisi Aksesibilitas Pasar Ternak

Bayongbong dan Pasar Ternak Wanaraja

Aksesibilitas adalah kemudahan untuk

mencapai suatu lokasi baik karena adanya

jaringan dan rute transportasi atau karena

kedetakan suatu lokasi layanan dengan

lokasi konsentrasi penduduk. Faktor

aksesibilitas ini akan menjadi daya tarik bagi

konsumen untuk. Untuk menuju kedua pasar

ternak tersebut, perlu adanya akses jalan

yang baik yang dapat dilalui oleh kendaraan

konsumen dan produsen. Sehingga akan

menimbulkan kenyamanan untuk

berkunjung dengan waktu tempuh yang

dapat diperkirakan.

Tabel 2

Waktu Tempuh Konsumen

No Jarak

Tempuh

Pasar Ternak

Bayongbong

% Pasar Ternak

Wanaraja

%

1 < 10 mnt 2 5 15 37,5

2 15-20 mnt 3 7,5 10 25

3 25-30 mnt 8 20 6 15

4 >35 mnt 27 67,5 9 22,5

Jumlah 40 100 40 100

Sumber : Penelitian 2015

Page 7: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

7| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

Mengenai waktu tempuh, konsumen

yang berada di Pasar Ternak Bayongbong

sebagian besar menempuh waktu lebih dari

35 menit untuk menuju pasar. Sedangkan

konsumen yang berada di Pasar Ternak

Wanaraja waktu tempuh konsumen

bervariasi namun sebagian besar kurang dari

35 menit.

Mengenai jaringan jalan, jaringan jalan

yang menuju Pasar Ternak Bayongbong

terdiri dari Jalan Raya Bayongbong, Jalan

Anyar Pasar Andir, Jalan Simpang

Bayongbong, dan Jalan Pasar Andir. Kondisi

jalannya kurang baik karena dalam kondisi

rusak berbatu dan berlubang. Sedangkan

jalan yang menuju Pasar Ternak Wanaraja

terdiri atas Jalan Raya Wanaraja dan Jalan

Talaga Bodas. Kondisi jalannya dalam baik

berupa jalan hotmik. Adapun mengenai

prasarana perhubungan, Pasar Ternak

Bayongbong berdekatan dengan Terminal

Andir sehingga mudah dijangkau oleh

konsumen dari berbagai lokasi.

Tabel 3

Cara Konsumen Menuju Pasar

No Nama Pasar

Ternak

Cara Konsumen

Menuju Pasar

Jumlah Persenta

se (%)

1 Pasar Ternak

Bayongbong

Naik Kendaraan 40 100

Jalan Kaki - -

2 Pasar Ternak

Wanaraja

Naik Kendaraan 34 85

Jalan Kaki 6 15

Sumber : Penelitian 2015

Pasar Ternak Bayongbong dilalui oleh

rute transportasi umum. Ada dua kendaraan

umum yang melintasi Pasar Ternak

Bayongbong. Sedangkan Pasar Ternak

Wanaraja tidak dilalui oleh rute transportasi

umum. Namun faktor rute kendaraan umum

dan ketersediaan sarana perhubungan tidak

menjadi permasalahan karena sebagian besar

konsumen menggunakan kendaraan pribadi

berupa mobil dan motor. Terdapat juga

moda transportasi mobil omprengan di Pasar

Ternak Bayongbong da Pasar Ternak

Wanaraja. Selain itu, di Pasar Ternak

Wanaraja masih ditemukan moda

transportasi delman.

Pemilihan jenis kendaraan disesuaikan

dengan jumlah komoditas yang dibeli.

Konsumen pada Pasar Ternak Bayongbong

rata-rata membeli ternak sejumlah 4-10

ekor. Sedangkan konsumen di Pasar Ternak

Wanaraja membeli ternak rata-rata dalam

jumlah 1-2 ekor. Mengenai biaya

operasional yang digunakan konsumen

untuk mengangkut komoditas ternak, di

Pasar Ternak sebagain besar konsumen yang

menggunakan kendaraan pribadi

mengeluarkan biaya lebih dari Rp. 30.000.

Sedangkan untuk konsumen yang ada di

Pasar Ternak Wanaraja, biaya operasional

rata-rata kurang dari Rp. 30 .000. Selain itu

ada juga konsumen di Pasar Ternak

Wanaraja yang tidak mengeluarkan biaya

operasional karena cukup ditempuh dengan

berjalan kaki.

Ketersediaan Komoditas di Pasar Ternak

Bayongbong dan Pasar Ternak Wanaraja

Page 8: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

8| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

Ketersediaan komoditas dalam jumlah

yang banyak serta bervariasi, akan menjadi

daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk

mengunjungi pasar. Hal ini karena

konsumen akan mendapatkan kepastian

terhadap komoditas yang diinginkannya

pada suatu lokasi tanpa harus mencari lagi di

lokasi lain. Kertesediaan komoditas ternak

di Pasar Ternak Bayongbong setiap jadwal

pasar sejumlah 700-1000 ekor, sedangkan

ketersediaan komoditas ternak di Pasar

Ternak Wanaraja sejumlah 200-250 ekor.

Ketersediaan komoditas ternak di Pasar

Ternak Bayongbong didukung oleh

banyaknya jumlah populasi ternak domba

pada daerah-daerah yang menjadi

komplementernya. Selain itu, para produsen

pada tingkat bandar lebih banyak berpusat di

Pasar Ternak Bayongbong dengan rata-rata

setiap bandar membawa 5-10 dan 15-20

ekor ternak. Adapun ketersediaan komoditas

ternak di Pasar Ternak Wanaraja juga

didukung oleh daerah komplementernya

namun dengan jumlah populasi ternak

domba yang lebih sedikit. Keberadaan

produsen pada tingkat bandar pun lebih

sedikit di Pasar Ternak Wanaraja dengan

rata-rata setiap bandar membawa antara 1-4

dan 5-10 ekor ternak.

Kemudian bila melihat respon kepuasan

konsumen terhadap komoditas ternak yang

ditawarkan pada masing-masing pasar

terdapat perbedaan. Kepuasan konsumen

disandarkan berdasarkan jumlah, kualitas,

varietas/spesifikasi, dan harga. Untuk Pasar

Ternak Bayongbong, respon konsumen

mendapatkan nilai rata-rata 140,00 dengan

simpangan baku 13,292. Sedangkan untuk

Pasar Ternak Wanaraja mendapatkan nilai

rata-rata 129,25 dengan simpangan baku

6,801.

Kondisi Fasilitas di Pasar Ternak

Bayongbong dan Pasar Ternak Wanaraja

Kondisi dan kelengkapan fasilitas

pendukung juga akan menjadi daya tarik

bagi konsumen dan produsen untuk berpusat

pada suatu lokasi pasar. Berdasarkan data

dari Disnakkanla Garut dan dari hasil

observasi, terdapat perbedaan kondisi dan

kelengkapan fasilitas pasar yang terdapat di

Pasar Ternak Bayongbong dan Pasar Ternak

Wanaraja. Pasar Ternak Bayongbong

memiliki kondisi dan kelengkapan fasilitas

pendukung yang lebih baik daripada Pasar

Ternak Bayongbong. Hal tersebut membuat

Pasar Ternak Bayongbong menjadi lebih

kondusif sebagai pusat pemasaran

komoditas ternak.

Kemudian bila melihat respon kepuasan

konsumen terhadap kondisi dan kelengkapan

fasilitas pendukung, yang dimiliki pada

masing-masing pasar terdapat perbedaan.

Kepuasan konsumen disandarkan

berdasarkan keamanan, kebersihan pasar,

tempat istirahat dan makan, mushola, parkir

Page 9: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

9| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

kendaraan, fasilitas keswan, peneduh pasar,

tambatan ternak, dan fasilitas toilet/WC.

Untuk Pasar Ternak Bayongbong, respon

konsumen mendapatkan nilai rata-rata

128,78 dengan simpangan baku 17,108.

Sedangkan untuk Pasar Ternak Wanaraja

mendapatkan nilai rata-rata 94,88 dengan

simpangan baku 21,603.

Lokasi Pasar Ternak Bayongbong dan

Pasar Ternak Wanaraja

Lokasi Pasar Ternak Bayongbong sangat

strategis berdasarkan posisinya yang berada

di tengah-tengah pusat distribusi ternak

Kabupaten Garut. Lokasinya mempermudah

konsumen dan produsen untuk mengunjungi

dan berpusat di Pasar Ternak Bayongbong.

Walaupun jauh dari pusat kabupaten, namun

Pasar Ternak Bayongbong dekat dengan

fasilitas umum pendukung yakni Terminal

Andir, Pasar Andir, dan Pasar Simpang.

Selain itu, lokasinya juga berdekatan dengan

daerah-daerah komplementer yang memiliki

jumlah penduduk yang banyak. Keberadaan

Terminal Andir sangat mendukung untuk

menarik para konsumen yang berasal dari

luar kabupaten untuk berpusat di Pasar

Ternak Bayogbong. Hal tersebut menjadikan

pemasaran komoditas ternak menjadi ramai

dibandingkan pasar ternak lainnya yang ada

di Kabupaten Garut.

Adapun lokasi Pasar Ternak Wanaraja,

lokasinya cukup strategis karena dapat

melayani dan mempermudah konsumen dan

produsen yang berada di sekitar kecamatan-

kecamatan terdekat. Pasar Ternak Wanaraja

juga jauh dari pusat Kabupaten. Lokasinya

berdekatan dengan fasilitas umum yang

tidak dapat mendukung terhadap keberadaan

pasar karena hanya berdekatan dengan

bangunan-bangunan sekolah dan kantor

dinas pertanian. Walaupun lokasinya

berdekatan dengan Puskeswan Wanaraja,

namun hal tersebut tidak menjadi daya tarik

tersendiri bagi Pasar Ternak Wanaraja.

Jumlah populasi penduduk di daerah-daerah

yang menjadi komplementer pun lebih

sedkit bila dibandingkan dengan jumlah

populasi penduduk yang berada pada

daerah-daerah yang menjadi komplementer

Pasar Ternak Bayongbong. Hal tersebut

terlihat pada tingkat keramaian pasar yang

tidak terlalu ramai bila dibandingkan dengan

Pasar Ternak Bayongbong.

Aksesibilitas Pasar Ternak Bayongbong

dan Pasar Ternak Wanaraja

Aksesibilitas menuju Pasar Ternak

Bayongbong memberikan kemudahan bagi

konsumen dan produsen dari arah utara dan

selatan untuk mendatangi pasar. Hal tersebut

karena didukung dengan adanya tiga ruas

jalan penghubung dan satu jalan provinsi.

Walaupun tiga ruas jalan penghubung dalam

kondisi kurang baik karena berbatu dan

Page 10: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

10| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

berlubang. Hal tersebut berdampak pada

jarak tempuh yang rata-rata lebih dari 35

menit. Kemudian didukung dengan dekatnya

pasar ternak dengan Terminal Andir yang

menjadi simpul rute transportasi. Namun

rute transportasi dan ketersediaan sarana

transportasi tidak menjadi perhatian karena

konsumen dan produsen sebagian besar

menggunakan kendaraan mobil pribadi, dan

beberapa ada yang menggunakan kendaraan

mobil omprengan.

Adapun aksesibilitas menuju Pasar

Ternak Wanaraja memberikan kemudahan

bagi konsumen dan produsen yang berada

tidak jauh dari pasar ternak dengan jarak

tempuh yang rata-rata kurang dari 35 menit.

Prasarana tranportasi berupa jalan desa

(Jalan Talaga Bodas) yang terhubung

dengan jalan kecamatan (Jalan Raya

Wanaraja). Akses jalan yang langsung

menuju lokasi pasar ternak hanya Jalan

Talaga Bodas, dan tidak dilalui oleh rute

transportasi umum. Namun hal tersebut

tidak menjadi perhatian karena konsumen

dan produsen sebagian besar menggunakan

kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi

berupa kendaraan mobill. Motor, dan truk.

Sedangkan kendaraan omprengan berupa

mobil dan moda transportasi delaman.

Komoditas Pasar Ternak Bayongbong

dan Pasar Ternak Wanaraja

Ketersediaan komoditas ternak di Pasar

Ternak Bayogbong dalam satu hari pasar

yakni 700-1000 ekor. Hal tersebut didukung

dengan banyaknya produsen tingkat bandar

besar yang berpusat di Pasar Ternak

Bayongbong. Rata-rata para produsen

mebawa ternak untuk diperdagangkan antara

5-10 dan 15-20 ekor ternak. Daerah yang

menjadi komplementer Pasar Ternak

Bayongbong memiliki jumlah populasi

ternak yang besar. Adapun asal ternak

berasal dari wilayah Garut Utara dan

Selatan.

Page 11: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

11| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

Sedangkan ketersediaan ternak di Pasar

Ternak Wanaraja dalam satu hari pasar

yakni 200-250 ekor ternak. Hal tersebut

karena jumlah produsen pada tingkat bandar

perorangan dan peternak perorangan lebih

banyak berpusat di Pasar Ternak Wanaraja.

Rata-rata produsen membawa ternak dengan

jumlah 1-4 dan 5-10 ekor ternak. Asal ternak

berasal dari daerah kecamatan-kecamatan

terdekat di sekitar Pasar Ternak Wanaraja.

Kemudian bila melihat respon konsumen

dalam hal tingkat kepuasan terhadap

komoditas dari segi jumlah,

varietas/spesifikasi, kualitas, dan harga

ternak yang ditawarkan Pasar Ternak

Bayongbong memiliki nilai rata-rata 140,00

dengan simpangan baku 13,292. Sedangkan

untuk Pasar Ternak Wanaraja

mendapatkan nilai rata-rata 129,25 dengan

simpangan baku 6,801. Dari perolehan nilai

tersebut, terlihat bahwa konsumen memiliki

tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap

komoditas yang tersedia di Pasar Ternak

Bayongbong.

Fasilitas Pasar Ternak Bayongbong dan

Pasar Ternak Wanaraja

Mengenai ketersedian fasilitas yang

tersedia di Pasar Ternak Bayongbong dan

Pasar Ternak Wanaraja berdasarkan data

yang diperoleh dari Disnakkanla Garut dan

Gambar 1 : Peta Jangakauan Pemasaran Pasar Ternak Bayongbong dan Pasar

Ternak Wanaraja

Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia dan Hasil Penelitian 2015

Page 12: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

12| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

dari hasil observasi, Pasar Ternak

Bayongbong memiliki ketersediaan fasilitas

yang lebih lengkap dengan kondisi yang

baik. Hal tersebut tentunya dapat

mendukung terdadap keamanan dan

kenyamanan konsumen dan produsen untuk

berpusat di Pasar Ternak Bayongbong.

Ketersediaan fasilitas pendukung yang

paling menonjol di Pasar Ternak

Bayongbong adalah dengan adanya peneduh

pasar yang dapat menciptakan kondisi yang

lebih nyaman karena terlindungi dari

pengaruh perubahan cuaca. Kemudian di

Pasar Ternak Bayongbong juga telah

terdapat fasilitas mushola yang dapat

digunakan pengunjung untuk menunaikan

ibadah sholat. Kemudian yang paling

menonjol adalah dari segi ketersediaan

fasilitas tambatan ternak yang lebih banyak.

Adapun untuk mengetahui lebih jelas

mengenai perbedaan ketersediaan dan

kondisi fasilitas, fasilitas yang menjadi

perhatian adalah keamanan, kebersihan

pasar, tempat istirahat dan makan, mushola,

parkir kendaraan, fasilitas keswan, peneduh

pasar, tambatan ternak, dan fasilitas

toilet/WC. Untuk Pasar Ternak

Bayongbong, respon konsumen

mendapatkan nilai rata-rata 128,78 dengan

simpangan baku 17,108. Sedangkan untuk

Pasar Ternak Wanaraja mendapatkan nilai

rata-rata 94,88 dengan simpangan baku

21,603. Dengan demikian, terdapat

perbedaan yang menunjukan Pasar Ternak

Bayongbong lebih unggul fasilitasnya

dibandingkan dengan Pasar Ternak

Wanaraja.

KESIMPULAN

Dengan pemaparan di atas,

kesimpulan yang dapat diambil adalah

bahwa Pasar Ternak Bayongbong lebih

unggul dibandingkan dengan Pasar Ternak

Wanaraja. Keunggulan tersebut terlihat dari

hasil komparasi respon dan hasil obseravasi

secara langsung. Terlihat sejumlah

keunggulan yang dimiliki Pasar Ternak

Bayongbong terhadap variabel penelitian.

Sehingga Pasar Ternak Bayongbong dapat

dikatakan sebagai simpul utama distribusi

dan pemasaran ternak domba di Kabupaten

Garut.

Rekomendasi yang dapat diberikan

adalah berupa revitalisasi pasar ternak baik

di Pasar Ternak Bayongbong maupun Pasar

Ternak Wanaraja. Hal tersebut ditujukan

agar lebih memberikan kenyamanan dan

kemudahan bagi produsen dan konsumen.

Perlu dilakukan upaya agar failitas pasar

dapat sesuai dengan standar kementerian

pertanian dan peternakan. Khusus bagi Pasar

Ternak Wanaraja, agar lebih ramai, dapat

menambah jenis komoditas yang diperjual-

belikan berupa ternak unggas.

Page 13: STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG …antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Pasar_Ternak_Bayongbong_dengan... · Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

13| Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdurachmat, I. dan Maryani, E. 1997.

Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan

Geografi FPIPS IKIP Bandung.

Alma, Buchari. 2004. Manajemen

Pemasaran dan Pemasaran Jasa,

Cetakan Keenam, Bandung : Alfabeta.

Atmadja, Jeff Mustopha dan Karwapi, E.

1979. Peternakan II. Jakarta: CV

Kurnia Esa

Pasya, Gurniwan Kamil. 2006. Geografi

Pemahaman Konsep dan

Metodologi. Cetakan ke 3.

Bandung: Buana Nusantara

Sariyun, Y. et al., (1994). Dampak

Pembangunan Ekonomi (Pasar)

Terhadap Kehidupan Sosial Budaya

Masyarakat Di Jawa Barat (Studi Kasus

Masyarakat Pangalengan Kecamatan

Pangalengan Kabupaten Bandung).

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi

Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. Bandung: Alumni.

Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi

Regional. Cetakan ke 4. Jakarta: Bumi

Aksara.

Tika, Moh. Pambundu. 2005. Metode

Penelitian Geografi. Cetakan ke 1.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sumber Dokumen

Badan Puat Statistik (BPS) Kabupaten

Garut. 2014. Kabupaten Garut.

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

(Disnakkanla) Garut. 2014. Kabupaten

Garut.

Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Garut

No. 12 Tahun 2002

Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Garut

No. 9 Tahun 2011