Upload
phamhanh
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
No.13/32/DASP Jakarta, 23 Desember 2011
SURAT EDARAN
Kepada
SEMUA BANK UMUM DAN
LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA
Perihal : Perizinan, Pelaporan, dan Pengawasan Sub-Registry -----------------------------------------------------------------
Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/2/PBI/2008 tentang Bank Indonesia–Scripless Securities Settlement
System (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4809)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor
12/12/PBI/2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5146), Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Penatausahaan Surat
Berharga. Kegiatan Penatausahaan Surat Berharga tersebut mencakup
pencatatan kepemilikan, kliring, setelmen dan pembayaran kupon
(bunga) atau imbalan dan nilai pokok/nominal Surat Berharga.
Pelaksanaan Penatausahaan Surat Berharga dilakukan secara two-tier
system, yang terdiri dari Central Registry yang dilaksanakan oleh Bank
Indonesia dan Sub-Registry yang dilaksanakan oleh Bank dan
Kustodian yang memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia. Central Registry melakukan penatausahaan Rekening
Surat Berharga untuk Bank, Sub-Registry dan pihak lain pemilik
Rekening Surat Berharga di Bank Indonesia–Scripless Securities
Settlement System. Sedangkan Sub-Registry melakukan penatausahaan
Rekening Surat Berharga untuk kepentingan nasabah Sub-Registry.
Pencatatan ...
2
Pencatatan Rekening Surat Berharga Sub-Registry di Central Registry
bersifat global (omnibus account), sedangkan pencatatan individual
Rekening Surat Berharga nasabah dilakukan oleh Sub-Registry dengan
menggunakan sistem yang dimiliki Sub-Registry.
Untuk mengatur terselenggaranya sistem Penatausahaan Surat
Berharga yang efisien, aman, dan terpercaya, Bank Indonesia sebagai
Central Registry memandang perlu untuk mengatur kembali tata cara
perizinan, pelaporan dan pengawasan Sub-Registry sebagai berikut:
I. KETENTUAN UMUM
Dalam Surat Edaran ini yang dimaksud dengan:
1. Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek
dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lainnya,
termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal.
2. Bank Kustodian adalah bank umum yang telah memperoleh
persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) untuk menjalankan usaha sebagai
Kustodian.
3. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, yang selanjutnya
disebut sebagai LPP, adalah pihak yang menyelenggarakan
kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian, perusahaan
efek dan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang tentang Pasar Modal.
4. Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan
usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek,
dan/atau manajer investasi sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang tentang Pasar Modal.
5. Surat Berharga adalah surat berharga yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia, pemerintah dan/atau lembaga lain, yang
ditatausahakan ...
3
ditatausahakan dalam Bank Indonesia–Scripless Securities
Settlement System.
6. Bank Indonesia–Scripless Securities Settlement System, yang
selanjutnya disingkat BI-SSSS, adalah sarana Transaksi
dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaannya dan
Penatausahaan Surat Berharga secara elektronik dan
terhubung langsung antara Peserta, Penyelenggara dan
Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement.
7. Penatausahaan Surat Berharga adalah kegiatan yang
mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen serta
pembayaran kupon (bunga) atau imbalan dan nilai pokok
nominal Surat Berharga.
8. Penyelenggara BI-SSSS, yang selanjutnya disebut
Penyelenggara, adalah pihak pengelola BI-SSSS yang
menyelenggarakan kegiatan Transaksi Dengan Bank
Indonesia dan penatausahaannya serta Penatausahaan Surat
Berharga.
9. Peserta BI-SSSS, yang selanjutnya disebut Peserta, adalah
pengguna BI-SSSS yang memenuhi persyaratan dan/atau
disetujui oleh Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan
Transaksi Dengan Bank Indonesia dan/atau Penatausahaan
Surat Berharga.
10. Central Registry adalah Bank Indonesia yang melakukan
fungsi Penatausahaan Surat Berharga untuk kepentingan
Peserta yang memiliki Rekening Surat Berharga di BI-SSSS.
11. Sub-Registry adalah Bank dan lembaga yang melakukan
kegiatan Kustodian yang memenuhi persyaratan dan disetujui
oleh Bank Indonesia melakukan fungsi Penatausahaan Surat
Berharga untuk kepentingan nasabah.
12. Pengurus Sub-Registry adalah Direksi dan Dewan Komisaris
dari Bank dan lembaga yang melakukan kegiatan Sub-
Registry.
13. Pengelola ...
4
13. Pengelola Sub-Registry adalah pejabat yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan operasional Sub-Registry.
14. Sistem Informasi BI-SSSS yang selanjutnya disingkat SI BI-
SSSS adalah sistem yang disediakan oleh Bank Indonesia
bagi Sub-Registry sebagai sarana pelaporan dan rekonsiliasi
data BI-SSSS terkait penatausahaan individual nasabah.
15. Guest Bank SI BI-SSSS adalah perangkat SI BI-SSSS di Bank
Indonesia yang dapat digunakan oleh Sub-Registry untuk
melakukan download dan upload laporan dalam kondisi SI
BI-SSSS pada Sub-Registry tidak dapat digunakan.
II. PERSYARATAN SUB-REGISTRY
Pihak yang dapat disetujui sebagai Sub-Registry yaitu Bank,
LPP dan Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan Kustodian,
yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. berkedudukan di wilayah hukum Indonesia;
2. tidak sedang dalam proses likuidasi atau kepailitan;
3. memiliki izin usaha yang masih berlaku dari Bapepam-LK;
4. telah mempunyai pengalaman paling kurang 3 (tiga) tahun
dalam kegiatan penatausahaan Surat Berharga dan/atau
paling kurang 3 (tiga) tahun dalam kegiatan penyimpanan
Surat Berharga sejak memperoleh izin usaha dari Bapepam-
LK;
5. memenuhi persyaratan permodalan sebagai berikut :
a. bagi Bank, yang selanjutnya disebut Bank Kustodian
harus memenuhi persyaratan Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum yang selanjutnya disebut KPMM sesuai
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
KPMM;
b. bagi LPP dan Perusahaan Efek yang selanjutnya disebut
lembaga Kustodian bukan Bank, harus memiliki modal
disetor paling sedikit Rp25.000.000.000,00 (dua puluh
lima miliar Rupiah); 6. memiliki ...
5
6. memiliki sistem penatausahaan surat berharga yang
terintegrasi dengan dan antar kantor cabang yang dimiliki di
dalam negeri;
7. memiliki sistem penatausahaan surat berharga tanpa warkat
(scripless) secara book-entry yang aman, akurat, dan
terpercaya yang paling kurang dapat menatausahakan
transaksi outright, repo, dan pengagunan;
8. Pengurus Sub-Registry tidak termasuk dalam Daftar Hitam
Nasional (DHN), Daftar Kredit Macet dan Daftar Tidak Lulus
Fit and Proper Test;
9. Pengelola Sub-Registry tidak termasuk dalam DHN dan
Daftar Kredit Macet;
10. memiliki unit kerja terpisah yang khusus menangani kegiatan
Kustodian dengan manajemen dan staf yang profesional di
bidang penatausahaan dan/atau penyimpanan Surat
Berharga;
11. Surat Berharga yang dicatat dan/atau disimpan paling sedikit
telah mencapai nilai nominal rata-rata bulanan
Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun Rupiah) dalam 6 (enam)
bulan terakhir, terdiri dari Surat Berharga yang dapat
diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal;
12. memenuhi persyaratan sebagai peserta BI-SSSS sesuai
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai BI-SSSS;
13. menyediakan Jaringan Komunikasi berupa leased line atau
dial up untuk mengakses SI BI-SSSS.
Dalam hal menggunakan leased line, Sub-Registry dapat
menggunakan jaringan yang digunakan untuk
menyampaikan Laporan Harian Bank Umum (LHBU) atau
Laporan Berkala Bank Umum (LBBU).
III. TATA ...
6
III. TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN DAN PERSETUJUAN
SEBAGAI SUB-REGISTRY
A. Tata Cara Permohonan
1. Kustodian yang memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam angka II dapat mengajukan surat
permohonan sebagaimana contoh pada Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran
Bank Indonesia ini, kepada :
BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350.
2. Penyampaian Surat permohonan sebagai Sub-Registry
sebagaimana dimaksud dalam angka 1, dilakukan
bersamaan dengan surat permohonan sebagai peserta
BI-SSSS.
3. Surat permohonan sebagai Sub-Registry dan
permohonan akses ke SI BI-SSSS dilengkapi dengan
dokumen sebagai berikut:
a. fotokopi surat persetujuan sebagai Bank Kustodian
atau izin usaha sebagai Kustodian untuk lembaga
Kustodian bukan Bank dari Bapepam-LK;
b. keterangan mengenai posisi KPMM terakhir untuk
Bank Kustodian, atau jumlah modal disetor untuk
lembaga Kustodian bukan Bank;
c. keterangan mengenai fasilitas jaringan usaha
pencatatan dan/atau penyimpanan surat berharga
yang terintegrasi dengan dan antar kantor cabang
yang dimiliki di dalam negeri;
d. fotokopi bukti hasil pemeriksaan oleh auditor
independen mengenai keamanan sistem pencatatan
surat ...
7
surat berharga secara scripless;
e. riwayat pekerjaan atau keahlian di bidang
Kustodian dari Pengurus dan Pengelola dalam hal
calon Sub-Registry merupakan non bank, atau
riwayat pekerjaan atau keahlian di bidang
Kustodian dari Pengelola dalam hal calon Sub-
Registry merupakan Bank Kustodian;
f. data mengenai jumlah dan nilai nominal transaksi
pencatatan dan/atau penyimpanan surat berharga
dalam 6 (enam) bulan terakhir; dan
g. laporan keuangan tahunan terakhir yang telah
diaudit oleh akuntan publik.
B. Persetujuan Sebagai Sub-Registry
1. Dalam hal dokumen telah diterima lengkap, Bank
Indonesia dapat melakukan peninjauan langsung ke
tempat kedudukan calon Sub-Registry dalam rangka
meneliti kebenaran persyaratan sebagaimana dimaksud
pada angka II.
2. Dalam hal dokumen tidak lengkap, Bank Indonesia
memberitahukan kepada pemohon secara tertulis untuk
melengkapi dokumen yang belum disampaikan.
3. Bank Indonesia memberitahukan persetujuan atau
penolakan untuk menjadi Sub-Registry kepada pemohon
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah dokumen
sebagaimana dimaksud pada butir A.3 diterima lengkap
oleh Bank Indonesia.
4. Dalam hal pemohon telah disetujui menjadi Sub-Registry,
Bank Indonesia akan memberikan:
a. Surat persetujuan sebagai Sub-Registry dan
pemberian akses ke SI BI-SSSS yang disampaikan
bersamaan dengan surat persetujuan sebagai
peserta BI-SSSS, dengan dilampiri:
1) User-ID ...
8
1) user-ID dan password untuk login ke jaringan
Bank Indonesia bagi akses yang dilakukan
melalui dial up; dan
2) user-ID dan password administrator lokal SI-BI-
SSSS yang terdiri dari Administrator1 dan
Administrator2;
b. Surat pemberitahuan tanggal efektif kepersertaan
BI-SSSS dengan dilampiri Surat Perjanjian
Penggunaan BI-SSSS sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai BI-SSSS; dan
c. Pelatihan SI BI-SSSS dan BI-SSSS.
IV. KEGIATAN OPERASIONAL SUB-REGISTRY
A. Tugas dan Kewajiban Sub-Registry
1. Tugas Sub-Registry
a. Memelihara rekening Surat Berharga atas nama
nasabah sesuai Peraturan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai BI-SSSS.
b. Melaksanakan setelmen transaksi Surat Berharga
untuk dan atas nama nasabah.
c. Melakukan pencatatan Surat Berharga pada saat
penerbitan atas nama nasabah.
d. Mencatat kepemilikan dan perubahan kepemilikan
Surat Berharga atas nama nasabah secara terpisah
dari aset Sub-Registry.
e. Menyampaikan bukti pencatatan Surat Berharga
kepada nasabah yang antara lain berisi saldo akhir
Rekening Surat Berharga yang memuat masing-
masing seri Surat Berharga dan perubahan
pencatatan kepemilikan Surat Berharga, termasuk
pencatatan Surat Berharga yang ditransaksikan
secara repo dan diagunkan kepada pihak lain.
f. Menyampaikan bukti pencatatan agunan bagi pihak
penerima ...
9
penerima agunan.
g. Melakukan pembayaran kupon (bunga) atau
imbalan dan nilai pokok/nominal Surat Berharga
pada saat jatuh waktu kepada nasabah pemilik
Surat Berharga sesuai pencatatan pada sistem
internal Sub-Registry.
h. Melakukan pemotongan dan administrasi pajak atas
diskonto, capital gain dan kupon (bunga) atau
imbalan Surat Berharga atas nama nasabah sesuai
peraturan pajak yang berlaku.
2. Kewajiban Sub-Registry
a. Menjamin kebenaran penatausahaan dan laporan
kepemilikan Surat Berharga atas nama seluruh
nasabah sesuai dengan saldo keseluruhan pada
Rekening Surat Berharga (omnibus account) di
Central Registry.
b. Menyelesaikan masalah perbedaan pencatatan
kepemilikan Surat Berharga antara Sub-Registry
dengan nasabah.
c. Memenuhi jumlah minimum pencatatan
kepemilikan Surat Berharga rata-rata bulanan
paling sedikit sebesar Rp500.000.000.000,00 (lima
ratus miliar Rupiah) dalam 12 (dua belas) bulan
terakhir.
d. Menjaga agar posisi KPMM bagi Bank Kustodian
atau modal disetor bagi lembaga Kustodian bukan
Bank tidak kurang dari posisi KPMM atau modal
disetor sesuai ketentuan yang berlaku selama 3
(tiga) bulan berturut-turut.
e. Menjaga pemenuhan persyaratan sebagai Sub-
Registry sebagaimana dimaksud pada angka II,
kecuali butir II.4 dan II.11.
f. Melaporkan ...
10
f. Melaporkan data nasabah secara lengkap dan benar
yang meliputi informasi: account identifier data
(AID), nama nasabah, alamat nasabah, status
residensial dan jenis usaha/tipe investor, dengan
tata cara pengisian sebagaimana Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat
Edaran Bank Indonesia ini.
g. Menjaga keamanan SI BI-SSSS dan kerahasiaan
data termasuk user administrator lokal yang
disampaikan oleh Bank Indonesia.
h. Menyediakan Ketentuan dan Prosedur Tertulis,
minimal mencakup penatausahaan Surat Berharga
dan penggunaan SI BI-SSSS di internal Sub-Registry
antara lain mengenai pemberian akses dan
pengamanan penggunaan aplikasi SI BI-SSSS dari
pihak yang tidak berwenang.
i. Menyampaikan laporan kepada Central Registry
dengan benar dan tepat waktu melalui sarana BI-
SSSS Terminal (ST), SI BI-SSSS dan atau sarana
lain.
j. Melakukan rekonsiliasi secara harian antara data
setelmen yang dilaporkan kepada Central Registry
dengan data setelmen transaksi yang terjadi di Sub-
Registry untuk menjamin kebenaran data laporan
yang disampaikan kepada Central Registry.
k. Melakukan koreksi data pelaporan melalui SI BI-
SSSS, dalam hal terdapat kesalahan laporan :
1) laporan harian;
2) laporan hasil transaksi penerbitan Surat
Berharga dan transaksi buyback/debt
switching; dan/atau
3) laporan bulanan posisi kepemilikan Surat
Berharga ...
11
Berharga atas nama nasabah individual Sub-
Registry.
B. Pelaporan oleh Sub-Registry
Sehubungan dengan kewajiban pelaporan oleh Sub-Registry
sebagaimana tercantum pada butir A.2.i, maka diatur
mengenai jenis, periode, tata cara pelaporan dan penggunaan
sarana SI BI-SSSS sebagai berikut:
1. Jenis, periode dan tata cara pelaporan
Sub-Registry wajib menyampaikan beberapa jenis
laporan kepada Bank Indonesia - Central Registry,
dengan menggunakan sarana BI-SSSS, SI BI-SSSS, atau
surat yang dapat disampaikan terlebih dahulu melalui
sarana lainnya misalnya faksimili, dengan pengaturan
sebagai berikut :
a. Laporan harian mengenai informasi setelmen
transaksi Surat Berharga yang memuat perubahan
pencatatan kepemilikan Surat Berharga antar
nasabah individual dalam Sub-Registry yang sama
(in house transfer). Laporan ini disampaikan melalui
BI-SSSS pada hari yang sama dengan tanggal
perubahan pencatatan kepemilikan individual
dalam sistem pencatatan Sub-Registry.
b. Laporan hasil transaksi penerbitan surat berharga
negara (SBN) dan transaksi buyback/debt switching
yang lelang atau transaksinya tidak dilakukan
melalui BI-SSSS. Penerbitan SBN yang transaksinya
tidak dilakukan melalui BI-SSSS antara lain
penerbitan obligasi ritel Indonesia (ORI), penerbitan
Sukuk Ritel, penerbitan SBN dalam rangka buyback
debt/switching, penerbitan SBN dalam rangka
transaksi private placement, transaksi SBN secara
langsung ...
12
langsung dengan Pemerintah, dan transaksi
peminjaman SBN untuk Primary Dealer.
Penyampaian laporan dilakukan pada hari
pelaksanaan setelmen dan Sub-Registry dapat
mengetahui status pelaporan dimaksud melalui SI
BI-SSSS dengan contoh format dan tata cara
penyampaian laporan pada Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat
Edaran Bank Indonesia ini.
c. Laporan Bulanan Posisi Kepemilikan Surat Berharga
atas nama nasabah individual Sub-Registry
disampaikan melalui SI BI-SSSS paling lambat 2
(dua) hari kerja pada bulan berikutnya sesuai
dengan window time yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dengan tata cara dan contoh format pada
Lampiran IV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
d. Laporan Tahunan berupa laporan rencana bisnis
(bussiness plan) Sub-Registry pada tahun
berikutnya, yang memuat antara lain :
1) target volume penatausahaan Surat Berharga;
2) rencana program peningkatan pelayanan;
3) rencana pengembangan sistem penatausahaan
internal.
Laporan ini disampaikan paling lama 1 (satu) bulan
setelah berakhir tahun kalender.
e. Laporan perubahan Pengurus Sub-Registry
dan/atau Pengelola Sub-Registry yang disampaikan
paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah terjadi
perubahan.
f. Laporan hasil pemeriksaan auditor independen
mengenai keamanan sistem internal pencatatan
Surat ...
13
Surat Berharga secara scripless yang disampaikan
paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal laporan.
g. Laporan hasil audit (berupa fotokopi) dari otoritas
pengawas Kustodian mengenai keamanan sistem
pencatatan Surat Berharga secara scripless, dalam
hal tidak terdapat pemeriksaan oleh auditor
independen selama periode tahun yang
bersangkutan disampaikan paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal laporan; dan
h. Laporan lainnya sesuai permintaan Bank Indonesia
sesuai jangka waktu yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Laporan sebagaimana huruf d sampai dengan huruf h
disampaikan melalui surat yang dapat disampaikan
terlebih dahulu dengan menggunakan sarana lain
misalnya faksimili, yang ditujukan kepada:
BANK INDONESIA
Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350
2. Pengiriman Laporan melalui SI BI-SSSS
a. Penggunaan SI BI-SSSS
SI BI-SSSS digunakan oleh Sub-Registry untuk :
1) penyampaian laporan sebagaimana dimaksud
pada butir 1.b dan butir 1.c; dan
2) penyampaian data laporan harian sebagaimana
dimaksud pada butir 1.a dalam hal tidak dapat
dilakukan melalui ST Client.
b. Dalam hal Sub-Registry tidak dapat menyampaikan
Laporan melalui SI BI-SSSS sebagaimana dimaksud
pada huruf a, Sub-Registry dapat menyampaikan
Laporan ...
14
Laporan dimaksud melalui Guest Bank SI BI-SSSS
di Bank Indonesia – Central Registry dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada Bank
Indonesia. Pemberitahuan secara tertulis tersebut
disampaikan sebelumnya melalui faksimili dan/atau
sarana lainnya dengan menjelaskan alasan yang
menyebabkan laporan tidak dapat disampaikan
melalui SI BI-SSSS.
c. Pengelolaan dan kewenangan Pengguna SI BI-SSSS
1) Pengelolaan user-ID dan password akses ke
jaringan Bank Indonesia dan akses aplikasi SI
BI-SSSS level Administrator lokal Sub-Registry
dilakukan oleh Bank Indonesia.
2) Administrator Lokal merupakan pengguna SI
BI-SSSS pada masing-masing Sub-Registry
yang berwenang untuk:
a) Membuat user setingkat Administrator
Lokal (cloning); dan
b) Melakukan kegiatan menambah (insert),
menghapus (delete), reset password untuk
user dan user group.
3) Pengelolaan user ID dan password user untuk
akses ke aplikasi SI BI-SSSS dilakukan oleh
masing-masing Sub-Registry.
4) Dalam hal Sub-Registry tidak dapat melakukan
akses ke jaringan Bank Indonesia atau
Administrator Lokal Sub-Registry tidak dapat
melakukan akses ke aplikasi SI BI-SSSS yang
diakibatkan karena kesalahan password, Sub-
Registry dapat menyampaikan permintaan reset
password kepada Bank Indonesia. Permintaan
reset password sebagaimana dimaksud pada
butir ...
15
butir 1), disampaikan Sub-Registry secara
tertulis yang ditandatangani oleh Pengelola
Sub-Registry dan dapat didahului melalui
faksimili kepada:
BANK INDONESIA
Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350,
d. Waktu pelaporan pada SI BI-SSSS
1) Waktu penyampaian laporan melalui SI BI-
SSSS dengan ketentuan sebagai berikut :
WINDOW TIME
PELAPORAN SUB-REGISTRY
JENIS LAPORAN DARI SAMPAI
Distribusi Allotment Perdana 10.00 14.00
Transaksi
buyback/debtswitching
10.00 12.00
Transaksi Koreksi 08.00 12.00
Laporan Bulanan 07.00 20.00
Transaksi secara batch
Permintaan Sub-
Registry
2) Dalam hal Sub-Registry tidak dapat
menyampaikan laporan Distribusi Allotment
Perdana dan Laporan Transaksi
buyback/debtswitching pada window time yang
ditentukan pada angka 1), maka Sub-Registry
dapat mengajukan perpanjangan waktu melalui
surat kepada Central Registry dan menjelaskan
penyebab laporan tidak dapat disampaikan
pada waktu yang ditentukan. Surat dimaksud
dapat disampaikan terlebih dahulu melalui
sarana ...
16
sarana lainnya misalnya faksimili kepada :
BANK INDONESIA
Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350
e. Status laporan pada SI BI-SSSS
Dalam penyampaian laporan melalui SI BI-SSSS,
Sub-Registry perlu memperhatikan status hasil
upload laporan bulanan pada Aplikasi SI BI-SSSS,
serta melakukan tindak lanjut yang diperlukan
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Status hasil
upload laporan bulanan pada SI BI-SSSS adalah
sebagai berikut :
1) Status “Diterima” yaitu pengiriman laporan
dalam batas waktu yang ditentukan dan
kebenaran isi laporan diterima dengan benar.
2) Status “Koreksi” yaitu pengiriman laporan
dalam batas waktu yang ditentukan dan
kebenaran isi laporan tidak benar.
3) Status “Diterima Terlambat” yaitu pengiriman
laporan melewati batas waktu yang ditentukan
dan kebenaran isi laporan diterima dengan
benar.
4) Status “Koreksi Terlambat” yaitu pengiriman
laporan melewati batas waktu yang ditentukan
dan kebenaran isi laporan tidak benar.
Tindak lanjut yang harus dilakukan oleh Sub-
Registry pada status angka 2) atau 4), mengacu
pada Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
V. PENGAWASAN ...
17
V. PENGAWASAN SUB-REGISTRY
1. Bank Indonesia – Central Registry berwenang melakukan
pengawasan terhadap Sub-Registry dengan ruang lingkup
pengawasan, yaitu:
a. pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam butir IV.A; dan
b. pengawasan terhadap pelaporan oleh Sub-Registry
sebagaimana dimaksud dalam butir IV.B.
2. Metode pengawasan sebagaimana dimaksud pada angka 1
dapat dilakukan dengan cara:
a. Pengawasan tidak langsung melalui laporan yang
disampaikan kepada Bank Indonesia. Dalam hal
diperlukan, Bank Indonesia dapat meminta
data/informasi kepada Sub-Registry.
b. Pengawasan langsung dengan melakukan pemeriksaan
terhadap Sub-Registry.
3. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam butir 2.b
dilakukan sewaktu-waktu oleh Bank Indonesia.
4. Dalam rangka pengawasan terhadap Sub-Registry, Bank
Indonesia dapat berkoordinasi dengan otoritas pengawas
Kustodian.
5. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan, Sub-Registry wajib
memberikan informasi yang lengkap dan benar sesuai
permintaan Bank Indonesia.
6. Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan terdapat hasil
temuan yang wajib ditindaklanjuti oleh Sub-Registry, Bank
Indonesia menyampaikan hasil temuan dimaksud melalui
surat dan/atau melalui sarana lainnya.
7. Berdasarkan hasil pengawasan, Sub-Registry wajib
melakukan tindak lanjut terhadap hasil temuan sebagai
berikut :
a. Sub-Registry ...
18
a. Sub-Registry yang belum memenuhi kewajiban dan/atau
melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas
dan/atau pelaporan sebagaimana dimaksud dalam butir
IV.A dan/atau IV.B, wajib :
1) memenuhi kewajiban pelaporan dengan data yang
benar atau melakukan koreksi kesalahan dengan
data yang benar terhadap Laporan Harian
sebagaimana dimaksud dalam butir IV.B.1.a dan
laporan hasil transaksi penerbitan Surat Berharga
dan transaksi buyback/debt switching yang
transaksinya tidak dilakukan melalui BI-SSSS
sebagaimana dimaksud dalam butir IV.B.1.b, paling
lama 2 (dua) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan
hasil temuan oleh Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam angka 6;
2) memenuhi kewajiban pelaksanaan tugas
sebagaimana dimaksud dalam butir IV.A.1, atau
memenuhi kewajiban pelaporan dengan data yang
benar sebagaimana dimaksud dalam butir IV.B.1;
3) melakukan koreksi kesalahan atas laporan harian
paling lama 2 (dua) hari kerja sejak tanggal
pemberitahuan hasil temuan oleh Bank Indonesia;
4) melakukan koreksi kesalahan atas laporan
dimaksud dalam butir IV.B.1.b, butir IV.B.1.d dan
butir IV.B.1.h paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
tanggal pemberitahuan hasil temuan oleh Bank
Indonesia; dan/atau
5) melakukan koreksi kesalahan atas laporan dengan
data yang benar terhadap Laporan Bulanan dengan
status ”koreksi” atau ”koreksi terlambat” dengan
mekanisme sebagai berikut :
a) Apabila Sub-Registry menyampaikan laporan
dalam ...
19
dalam periode waktu yang ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada butir IV.B.1.c,
maka koreksi kesalahan laporan dilakukan
paling lama 1(satu) hari kerja sejak batas
waktu yang ditetapkan.
b) Apabila Sub-Registry menyampaikan laporan
melewati batas waktu yang ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada butir IV.B.1.c,
maka koreksi kesalahan laporan dilakukan
paling lama 1 (satu) hari kerja sejak laporan
tersebut disampaikan.
b. Sub-Registry yang tidak memenuhi persyaratan
pemenuhan jumlah minimum pencatatan kepemilikan
Surat Berharga rata-rata bulanan paling sedikit
Rp500.000.000.000,00 (lima ratus miliar Rupiah) dalam
12 (dua belas) bulan terakhir sebagaimana dimaksud
dalam butir IV.A.2.c wajib membuat rencana tindakan
(action plan) dalam rangka memenuhi kewajiban
dimaksud, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Rencana tindakan disampaikan kepada Bank
Indonesia-Central Registry paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan hasil
temuan oleh Bank Indonesia.
2) Rencana tindakan sebagaimana dimaksud dalam
butir 1) wajib dipenuhi sesuai dengan batas waktu
pemenuhan yang diusulkan Sub-Registry paling
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat penyampaian
rencana tindakan Sub-Registry, termasuk apabila
terdapat perubahan.
VI. SANKSI TERHADAP SUB-REGISTRY
A. Teguran tertulis
Dalam hal Sub-Registry tidak melakukan kewajiban pelaporan
sebagaimana ...
20
sebagaimana dimaksud pada butir IV.B dan V.7 maka
pengenaan sanksi dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
1. teguran tertulis pertama;
2. teguran tertulis kedua, dilakukan 7 (tujuh) hari kerja
sejak tanggal teguran tertulis pertama dalam hal Sub-
Registry tidak memenuhi kewajibannya;
3. teguran tertulis ketiga, dilakukan 6 (enam) hari kerja
sejak tanggal teguran tertulis kedua dalam hal Sub-
Registry tidak memenuhi kewajibannya.
B. Pencabutan Persetujuan Sebagai Sub-Registry
1. Persetujuan Bank Kustodian dan lembaga Kustodian
bukan Bank sebagai Sub-Registry dapat dicabut oleh
Bank Indonesia apabila:
a. izin usaha sebagai Kustodian dicabut oleh
Bapepam-LK;
b. posisi KPMM Bank Kustodian atau modal disetor
lembaga Kustodian bukan Bank kurang dari
persyaratan yang ditentukan sesuai ketentuan yang
berlaku selama 3 (tiga) bulan berturut-turut;
c. Sub-Registry tetap tidak dapat memenuhi
kewajibannya dalam jangka waktu 5 (lima) hari
kerja setelah teguran tertulis ketiga;
d. terdapat keputusan atau surat permintaan dari
otoritas pengawas terkait untuk mencabut
persetujuan Bank Kustodian dan lembaga
Kustodian bukan Bank sebagai Sub-Registry;
e. terdapat putusan pailit dari pengadilan niaga yang
telah berkekuatan hukum tetap atas lembaga
Kustodian bukan Bank;
f. status Sub-Registry sebagai Peserta dicabut oleh
Penyelenggara;
g. terdapat ...
21
g. terdapat permohonan tertulis dari Sub-Registry yang
bersangkutan sepanjang Sub-Registry tersebut telah
menyelesaikan seluruh kewajiban yang terkait
dengan Penatausahaan Surat Berharga kepada
nasabah, dengan menggunakan contoh surat
sebagaimana Lampiran III.
2. Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan
mengenai pencabutan sebagai Sub-Registry kepada Sub-
Registry.
3. Sub-Registry yang dicabut persetujuannya sebagai Sub-
Registry sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a sampai
dengan butir 1.f, harus menyelesaikan pencatatan
perpindahan kepemilikan Surat Berharga individual
nasabah kepada Sub-Registry lainnya yang ditunjuk oleh
nasabah paling lama 5 (lima) hari kerja setelah tanggal
pemberitahuan pencabutan sebagai Sub-Registry.
4. Bank Indonesia mengumumkan pencabutan persetujuan
Sub-Registry melalui sarana BI-SSSS dan/atau sarana
informasi lainnya.
VII. KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku :
1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/29/DPM tanggal 2
September 2008 perihal Tata Cara Pengajuan, Pelaporan dan
Pengawasan Sub-Registry;
2. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/14/DPM tanggal 18
Mei 2009 perihal perubahan atas Surat Edaran Bank
Indonesia No.10/29/DPM tanggal 2 September 2008 perihal
Tata cara pengajuan, Pelaporan dan Pengawasan Sub-
Registry; dan
3. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/5/DASP tanggal 1
Februari 2010 perihal Perubahan Kedua atas Surat Edaran
Bank ...
22
Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008
perihal Tata Cara Pengajuan, Pelaporan dan Pengawasan Sub-
Registry, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku pada
tanggal 23 Desember 2011.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Demikian agar Saudara maklum.
BANK INDONESIA,
RONALD WAAS
DIREKTUR AKUNTING DAN
SISTEM PEMBAYARAN