17
BAB III ANALISIS SWOT BEM FK UNSRI PERIODE 2012-2013 I. SWOT BEM FK Unsri Pola pengembangan organisasi adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap organisasi khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa FK Unsri yang merupakan wadah dari semua mahasiswa dalam pergerakan. Hampir di setiap kepengurusan terdapat kendala-kendala yang merupakan masalah klasik di setiap kepengurusan, oleh karena itu dalam laporan pertanggungjawaban ini kami membuat indentifikasi masalah dan langkah-langkah yang harus diambil oleh BEM FK untuk menyelesaikan masalah tersebut. Analis is Masalah S W O T Bobo t 1. Intern al A. Keorganisas ian 1. Segenap mahasiswa Fk unsri merupakan penunjang pergerakan Bem FK Unsri 2. Adanya kejelasan V V V V 5 5 5 5

Swot

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Swot

BAB III

ANALISIS SWOT

BEM FK UNSRI PERIODE 2012-2013

I. SWOT BEM FK Unsri

Pola pengembangan organisasi adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap

organisasi khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa FK Unsri yang merupakan wadah dari

semua mahasiswa dalam pergerakan. Hampir di setiap kepengurusan terdapat kendala-kendala

yang merupakan masalah klasik di setiap kepengurusan, oleh karena itu dalam laporan

pertanggungjawaban ini kami membuat indentifikasi masalah dan langkah-langkah yang harus

diambil oleh BEM FK untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Analisis Masalah S W O T Bobot

1. Internal A. Keorganisasian

1. Segenap

mahasiswa Fk

unsri merupakan

penunjang

pergerakan Bem

FK Unsri

2. Adanya kejelasan

struktur

organisasi

3. Adanya visi dan

misi organisasi

4. Adanya petunjuk

pelaksanaan dan

petunjuk teknis

BEM FK Unsri

5. Sinergisitas

antara BEM

Fakultas dan

BEM Program

Studi

V

V

V

V

V

5

5

5

5

3

Page 2: Swot

B. Manajerial

1. Adanya latihan

manajerial

mahasiswa baik

di tingkat local,

regional, dan

nasional

2. Adanya tata baku

administrasi

organisasi

3. Belum adanya

SOP

4. Optimalisasi

fungsi menajerial

pengurus

C. SDM

1. Kuantitas

mahasiswa FK

Unsri cukup

besar

2. Kualitas

mahasiswa FK

Unsri cukup baik

3. Peningkatan Soft

skill mahasiswa

FK Unsri

4. SDM yang

berkiprah di

BEM FK tidak

berperan secara

optimal

5. Masih kurangnya

inisiatif dan

kreativitas

V

V

V

V

V

V

V

V

V

5

5

4

5

5

5

5

4

4

Page 3: Swot

pengurus dan

anggota di dalam

merespon

dinamika

organisasi

6. Masih banyak

SDM yang

overlaping

jabatan di

beberapa

organisasi

mahasiswa FK

D. Program

1. Inisiatif

pengajuan

program hanya

dari sebagian

anggota tanpa

diselami sebagai

milik bersama

2. Keberadaan

program harian

BEM FK Unsri

3. Optimalisasi

peran organisasi

penyalur minat

bakat dalam

menyelenggaraka

n kegiatan

mahasiswa

4. Adanya program

kerja bersama

antara BEM-BO

dan BO-BO

V

V

V

V

V

V

V

3

4

5

5

5

5

4

Page 4: Swot

5. Program kerja

sesuai kebutuhan

mahasiswa

6. Kurangnya

sosialisasi dan

partisipasi

mahasiswa dalam

kegiatan BEM

FK Unsri

E. Finansial

1. Adanya

kerjasama

dengan pihak

eksternal dalam

menunjang

financial BEM

FK Unsri

2. Adanya peran

BEM FK Unsri

dalam

pengelolaan dana

kemahasiswaan

dengan dekanat

3. Kurang inisiatif

aktifnya

instensifikasi

sumber dana oleh

pengurus

F. Komitmen

1. Komitmen

pengurus

2. Tidak semua

merasa adanya

V

V

V

V

V

V

V

5

5

4

5

3

4

4

Page 5: Swot

BEM FK Unsri

3. Koordinasi dan

Komunikasi yang

belum efektif

4. Sulitnya

menyamakan

jadwal antar

pengurus

5. Komunikasi

antar peengurus

lebih mudah

dijalankan karena

memiliki

kedekatan

emosional yang

kuat

6. Letak geografis

yang berjauhan

Eksternal

1. Banyak

mahasiswa yang

memiliki

jaringan dengan

pejabat daerah

2. BEM FK Unsri

memiliki posisi

tawar yang tinggi

dengan IDI, IKA

FK Unsri, RSUP

Moh. Husein

3. Posisi dengan

organisasi

mahasiswa

V

V

V

V

V

V

5

4

5

5

5

4

Page 6: Swot

sejenis

memegang peran

penting baik di

tingkat wilayah

maupun nasional

4. Sistem

pendidikan yang

kurang

mengaspirasi

dinamika

organisasi

mahasiswa

5. Keadaan politik

dan Idealisme

mahasiswa

Universitas

terkadang

mempengaruhi

minat mahasiswa

V

3

Keterangan :

Nilai yang diberikan terhadap setiap point di dalam indentifikasi masalah

menunjukkan bobot dan pengaruh permasalahan terhadap kinerja dan kelangsungan

organisasi. Dengan klasifikasi sebagai berikut

Angka 1 : dampak yang diakibatkan sangat kurang mendorong atau

menghambat

Angka 2 : dampak yang diakibatkan kurang kuat mendorong atau menghambat

Angka 3 : dampak yang diakibatkan cukup kuat mendorong atau menghambat

Angka 4 : dampak yang diakibatkan kuat mendorong atau menghambat

Angka 5 : dampak yang diakibatkan sangat kuat mendorong atau menghambat

Page 7: Swot

Rumus presentase daya dorong :

S+O S+W+O+T

Rumus presentase daya hambat :

W+TS+W+O+T

Interpretasi penilaian berdasar presentase daya dorong dan daya hambat adalah sebagai

berikut :

Nilai Daya Dorong Daya Hambat

100%-75% Kondusif Kritis

74,9%-50% Subkondusif Subkritis

49,9%-25% Subkritis Subkondusif

24,9%-0% Kritis Kondusif

Sigma nilai yang di dapat adalah 167. Sedangkan perbandingan antara Strength (S) dan

opportunities (O) dengan weakness (W) dan treat (T) adalah 110:57. Sehingga

perbandingan prosentase antara daya dorong (S dan O) dan daya hambat (W dan T)

adalah 65,8% : 34%. Dari apa yang dideskripsikan seebelumnya dapat disimpulkan

bahwa organisasi BEM FK Unsri berada pada konsisi sub kondusif.

II. Analisis Permasalahan

I. Keorganisasian

Masalah utama dari system hubungan organisasi yang terjadi di FK Unsri

ialah masalah hubungan antara BEM FK Unsri dengan BEM Program studi. Bukan

lagi sebuah rahasia apabila rekan-rekan di PSIK dan PSKG menganggap bahwa BEM

FK Unsri ialah milik mahasiswa Pend.Dokter umum. Hal ini mengakibatkan hanya

sedikit mahasiswa PSIK dan PSKG terlibat dalam kepengurusan.

Hal ini mengakibatkan munculnya stigma bahwa BEM FK Unsri hanya milik

PDU saja. Selain itu, selama ini belum adanya kejelasan struktur organisasi

X 100 %

X 100 %

Page 8: Swot

mahasiswa FK Unsri. Mengakibatkan setiap organisasi merasa tidak dinaungi oleh

BEM FK Unsri.

II. Manajerial

Masalah utama dari hal manajerial ialah belum adanya standard operasional

prosedure ( SOP ) guna pelaksanaan tiap bidang maupun per kegiatannya. Hal ini

mengakibatkan terkadang cukup membingungkan bagi generasi penerus untuk

meneruskan estafet kepemimpinan organisasi. Hal ini mengakibatkan terkadang

kesalahan yang sama terjadi untuk tahun yang akan datang sehingga organisasi ibarat

jalan di tempat.

Selain itu, masalah professional pengurus dalam menjalankan tugas masing-

masing. Banyak pengurus yang kurang mampu melakukan manajerial dengan baik

terutama masalah administrasi sehingga sudah sangat terlalu sering tiap kegiatan

laporan pertanggung jawaban terkadang tidak kunjung selesai .Manajerial jadwal

program kerja BO yang terkadang tabrakan jadwal antara satu BO dan yang lainnya.

III.SDM

SDM merupakan hal yang sangat krusial dalam sebuah organisasi. SDM

menentukan jalannya sebuah organisasi, dan melakukan regenerasi untuk melanjutkan

estafet kepengurusan kedepannya.

Masalah yang sering terjadi adalah kurang berminatnya mahasiswa untuk

mengikuti sebuah organisasi, padahal kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan

soft skill mereka. Kurangnya minat dan bakat mahasiswa FK Unsri merupakan sebuah

permasalahan yang besar juga. Hal ini jika terus dibiarkan akan berdampak kepada

kehidupan iklim organisasi kampus kedepannya.

IV. Program

Masalah sosialisasi program merupakan kendala utama dari pelaksanaan

program yang ada. Namun, untuk pertama kalinya BEM FK Unsri dibawah

kepimpinan M.Habibi Nasution dengan segenap pengurus BEM berhasil

mensosialisasikan dan melaksanakan beberapa program baik untuk kalangan

masyarakat FK maupun masyarakat Luar FK. Program yang dikemas dengan baik

Page 9: Swot

berhasil menarik perhatian masyarakat untuk tutut serta dalam mengikuti program

yang sudah disusun oleh BEM FK Unsri.

V. Finansial

Masalah dana merupakan masalah vital dalam menunjang keberhasilan

organisasi. Permasalahan yang terjadi saat ini bahwa BEM FK Unsri belum memiliki

sumber pendanaan tetap. Selain itu kebijakan baru yakni dana TOR dari dekanat

memiliki sistem yang membuat pengurus kewalahan dengan banyaknya persyaratan

dan juga dana yang dikeluarkan sangat lambat. Hal ini terkadang menjadi hambatan

dalam kegiatan mahasiswa.

VI. Komitmen

Kesuksesan sebuah organisasi sangat tergantung dari seberapa besar komitmen

penyelenggara organisasi dalam menyelenggarakan organisasi tersebut. Terkadang

pengurus mengalami penurunan komitmen terurama ketika masa pertengahan

pengurus. Hal ini tentunya amat mempengaruhi perjalanan organisasi kedepannya.

VII. Sistem koordinasi

Jadwal yang tidak pernah sama antar program studi maupun angkatan serta

lokasi kampus yang tersebar dalam 3 tempat (inderalaya, bukit besar dan madang)

membuat adanya kesulitan antar pengurus untuk saling berkoordinasi dan

berkomunikasi.

VIII. Alternatif Pemecahan Masalah

A. Keorganisasian

1) Hubungan antara BEM FK dan BEM Program studi adalah hubungan

koordinatif.

2) Kegiatan-kegiatan yang membawa nama fakultas haruslah diyakini sebagai

kegiatan yang menyandang gelar mahasiswa FK dengan BEM FK sebagai

pemerintahannya.

B. Manajerial dan SDM

1) Mengoptimalisasikan peran mahasiswa dalam kegiatan organisasi, hal ini

dapat dilakukan melalui penerapan system kredit poin bagi mahasiwa. Setiap

mahasiswa harus mencapai batas minimal kredit tersebut untuk dapat lulus

Page 10: Swot

sebagai sarjana kedokteran. System ini dapat terwujud jika telah ada

kesepakatan dengan pimpinan fakultas

2) Membentuk pola kaderisasi dimulai dari awal masuknya siswa baru fakultas

kedokteran.

3) Menjalankan LKMM sesuai dengan protap LKMM berjenjang ISMKI, adapun

standardisasi yang dulakukan dalam penyelenggaraan LKMM berjenjang ini

meliputi 3 hal yaitu standardisasi materi, standardisasi waktu dan standardisasi

kepersetaan. Latihan kepemimpinan dan managemen mahasiswa, sebuah paket

pembinaan kepemimpinan dan organisasi yang disusun secara sistematis dan

terarah, dilaksanakan secara berjenjang ini untuk memudahkan pemahaman

dan baasan yang jelas terhadap target-target kompetensi yang harus dimilki

oleh kader-kader ISMKI. Sehingga dari LKMM tingkat local, wilayah dan

nasional memiliki karakteristik tersendiri dan tidak tumpang tindih dari segi

materi dan konsep acara.

C. Finansial

1) Melakukan advokasi ke dekanat agar dana untuk kegiatan mahasiswa dapat

diberikan di awal dan di kelola sendiri oleh mahasiswa

2) Melakukan upaya kerjasama agar memiliki sponsor yang tetap.

3) Upaya mandiri dalam melakukan usaha yang hasilnya dapat digunakan sebagai

sumber pendanaan bagi organisasi.

D. Komitmen

1) Melakukan pendekatan secara interpersonal dalam menyatukan komitmen

terhadap BEM FK

2) Menetapkan sanksi secara tertulis maupun tidak terhadap pelanggaran komitmen

3) Membuat kontrak kerja terhadap pengurus baru BEM untuk menjaga komitmen

mereka dalam organisasi

4) Melakukan pengontrolan kinerja terhadap setiap pengurus BEM

5) Memberikan motivasi kepada pengurus BEM agar tidak terjadi kejenuhan yang

membuat kinerja pengurus berkurang

E. Sistem koordinasi dan komunikasi

Page 11: Swot

1) Tetap menjaga komunikasi kepada BEMPS dan BO dengan medakan pertemuan

rutin misal sebulan sekali untuk mengkaji jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan

dan evaluasi kegiatan yang telah terlaksana

2) Menjaga komunikasi antar pengurus dan mengadakan pertemuan rutin

3) Memanfaatkan semua media yang ada dalam berkomunikasi dan berkoordinasi

F. Optimalisasi pengembangan hubungan eksternal

1) Menjalin kerjasama dengan organisasi atau instansi yang memiliki kesamaan dan

kepentingan.

2) Mempersiapkan tenaga ahli dalam melakukan negosiasi dan lobi untuk

menunjang peran advokasi BEM