20
MENGUKUR IMPLIKASI ETIKA PENJUAL BUAH DAN SAYURAN TERHADAP TINGKAT LABA PENJUALAN PADA PASAR INDUK BUAH DAN SAYURAN LEMBANG CILEDUK Karya Tulis Ilmiah Diajukan Kepada Prof. Dr. HM. Amin Suma, MM Dosen Pengajar Mata Kuliah Tafsir Ayat Muamalah Sebagai Prasyarat Nilai Ujian Tengah Semester Pada Jurusan Muamalah Perbankan Syariah Oleh Saomi Rizqiyanto FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007

Tafsir Ayat Ekonomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tafsir Ayat Ekonomi

MENGUKUR IMPLIKASI ETIKA PENJUAL BUAH DAN SAYURAN TERHADAP TINGKAT LABA PENJUALAN

PADA PASAR INDUK BUAH DAN SAYURAN LEMBANG CILEDUK

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Kepada Prof. Dr. HM. Amin Suma, MM Dosen Pengajar Mata Kuliah Tafsir Ayat Muamalah

Sebagai Prasyarat Nilai Ujian Tengah Semester Pada Jurusan Muamalah Perbankan Syariah

Oleh Saomi Rizqiyanto

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2007

Page 2: Tafsir Ayat Ekonomi

1

KATA PENGANTAR

Berawal dari inisiatif dosen sekaligus dekan peneliti, Prof Dr. HM. Amin

Suma, MM, yang menginginkan mahasiswanya aktif dalam pembelajaran, maka

secara bijaksana, bergulirlah ide untuk mengadakan penelitian secara massif bagi

para mahasiswa, terutama kelas peneliti.

Shock sekaligus keberatan itulah yang terjadi pada peneliti, shock karena

peneliti belum pernah mengadakan penelitian sebelumnya. Keberatan bukan dalam

arti berat yang sesungguhnya, tetapi berat dalam arti kata minimnya kemampuan

sumberdaya manusianya, apalagi jikalau dihitung usia, maka bisa dibilang peneliti

masih junior, yang kurang pengalaman, pengetahuan dan buta segalanya.

Untungnya, peneliti memiliki dosen yang sabar dan telaten dalam

memberikan supervisi bagi para mahasiswanya. Dalam beberapa kali pertemuan

beliau selalu menanyakan sejauh mana perkembangan penelitian peneliti. Beliau

jugalah yang akhirnya membantu menjadikan penelitian ini menjadi lebih

sederhana.

Penelitian ini muncul akibat adanya keprihatinan yang mendalam pada

peneliti mengenai rendahnya kualitas etika pada kebanyakan penjual, sudah

menjadi rumor bahwa etika muamalah pada sebagian besar penjual sangat rendah,

ada penipuan, kecurangan dalam penimbangan, permainan harga dsb, yang

menjadikan kondisi pasar secara mikro maupun agregat terganggu. Padahal sehat

atau tidaknya kondisi pasar tergantung pada kondisi individu masing-masing yang

berkaitan erat dengan perilaku, baik produsen maupun konsumen.

Kondisi ekonomi pada tahun 1997 yang morat-marit, ditandai rush besar-

besaran, terjadi akibat perilaku para elite yang tidak jujur dalam mengemban

amanah. Praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme seakan sudah membudidaya

pada setiap individu. Tak heran jikalau kemudian, pemberantasan korupsi, kolusi

dan nepotisme menjadi hal yang paling berat untuk diberantas.

Pada penelitian ini, masalahnya adalah, ternyata tidak hanya elite saja yang

bertingkah laku tidak jujur, para pedagang kecilpun, tidak bisa disangsikan lagi,

melakukan kecurangan itu. Walaupun angka-angkanya tidak se sensasional para

Page 3: Tafsir Ayat Ekonomi

2

koruptor, namun perilaku ini tidak bisa begitu saja berlalu dan dibiarkan seakan-

akan sudah menjadi kewajaran. Karena pada mulanya, para koruptor negeri ini juga

memandang korupsi yang mereka lakukan adalah hal yang biasa, sampai-sampai

mereka tak sadar bahwa perbuatan mereka merugikan banyak pihak.

Berangkat dari hal inilah peneliti bemaksud meneliti, sampai mana

kesadaran para penjual terhadap etika muamalah, apakah mereka jujur dalam

menimbang dsb. Mengembangkan hasil penelitian menjadi discourse analyze untuk

kemudian dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua.

Perlu untuk dicatat, bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan

banyak pihak, oleh karenanya peneliti merasa butuh sekaligus perlu untuk selalu

bersyukur atas segala rahmat allah, iman, kasih dan intuisi yang Allah berikan

merupakan hal pencerahan bagi peneliti yang senantiasa menerangi jalan. Tak lupa

peneliti juga merasa butuh untuk selalu meneladani sikap, sifat dan karakter dari

Nabi Agung Muhammad, yang mana menjadi barometer bagi siapa saja yang ingin

mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Yang lain peneliti perlu untuk berterima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu terciptanya karya tulis ilmiah ini, secara khusus peneliti

mengucapkan terima kasih kepada

1. kepada kedua orang tua saya, yang mana kasihnya yang tidak terbatas dari

mereka merupakan spirit yang memotivasi peneliti untuk terus belajar tanpa

kenal lelah dan bekerja keras tanpa pernah mengeluh.

2. kepada dosen sekaligus dekan saya yang terhormat, Bapak Prof. Dr. HM.

Amin Suma, MM. yang mana ketekunannya dalam mengajarkan dan

membimbing peneliti dalam penelitian ini memberikan pembelajaran

berharga bagi peneliti.

3. kepada asisten dosen Bpk. Mohammad Bisri yang juga telah mengajarkan

saya akan keistimewaan setiap bait-bait dalam Alquran.

Serta semua pihak yang turut mempermudah penyelesaian Karya Tulis

Ilmiah ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dan cacat dalam karya tulis ini.

Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun akan saya terima dengan senang

hati.

Page 4: Tafsir Ayat Ekonomi

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 0

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang Masalah 4

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN TAFSIR 8

BAB III METODE PENELITIAN 11

BAB IV ANALISIS 12

A. Lokasi Penelitian 12

B. Pelaksanaan Penelitian 12

C. Analisis Data dan Penelitian 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 16

DAFTAR PUSTAKA 18

Page 5: Tafsir Ayat Ekonomi

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara masalah etika memang tidak akan pernah menemui titik temu, hal

ini di sebabkan adanya factor relativisme yang berbeda-beda antar manusia. Bagi

seseorang mungkin etika tidak terlalu penting, tetapi bagi yang lain bisa jadi etika

adalah hal yang utama dibanding dengan aspek kehidupan yang lain.

Namun ketika etika dikaitkan dengan ekonomi, tentunya semua orang sudah

mengetahui bahwa peranan etika sangat-sangat menentukan hasil penjualan

maupun jasa. Etika dalam ekonomi tidak hanya berbicara pada tataran perilaku

penjual tapi juga menyangkut kredibilitas dari produk atau jasa yang ditawarkan.

Dan secara tidak langsung etika penjualan akan berimbas pada hasil daripada

penjualan itu sendiri.

Dalam bukunya yang berjudul “Marketing in Venus” Hermawan Kertajaya,

salah seorang pakar pemasaran memaparkan berbagai teori penjualan yang akan

mendongkrak hasil penjualan, salah satu teori itu berbunyi “be credible on your

promise” teori ini oleh penulisnya memang tidak secara langsung mengemukakan

bahwa teori ini berkaitan erat dengan etika, tetapi sebagai orang awam kita tahu,

kepercayaan berkaitan dengan kejujuran yang setali tiga uang dengan etika. Pendiri

sekaligus CEO MarkPlus n Co ini mengatakan

Anda barangkali tidak tahu bahwa dalam komunikasi tatap muka, ucapan dan kata hanya 7 - 10% saja menerangkan informasi yang anda sampaikan kepada pembeli. Sekitar 20 – 30 % diterangkan oleh suara penjual. Dan selebihnya sekitar 60 – 80 diterangkan oleh sinyal-sinyal nonverbal, apakah itu roman muka, emosi, gerak mata, atau bahasa tubuh yang lain. Pelanggan bisa menangkap dan menganalisis informasi ini, baik verbal maupun nonverbal dengan sangat baik. Artinya adalah pelanggan akan tahu kalau penjual berbohong, penjual mengatakan A padahal B. pelanggan akan tahu bukan dari perkataan penjual tapi dari sinyal-sinyal nonverbal, apakah itu roman muka, emosi ataupun gerak mata anda. Artinya lagi… penjual tidak boleh main-main membohongi

Page 6: Tafsir Ayat Ekonomi

5

pelanggan. Serapi apapun penjual menyembunyikan kebohongan, pada akhirnya pelanggan akan tahu1

Lebih jauh, ulama kontemporer Yusuf AlQardhawi mengatakan diantara nilai

transaksi yang terpenting dalam bisnis adalah kejujuran. Tak hanya kejujuran, Yusuf

Alqardhawi menambahkan bahwasannya pilar penyangga kebebasan ekonomi yang

berdiri diatas pemuliaan fitrah dan harkat manusia disempurnakan dan ditentukan

oleh pilar penyangga yang lain, yakni keadilan2

Allah Taala berfirman dalam surat AlIsra ayat 35, yang menerangkan

pentingnya kejujuran dan keadilan yang mana berkaitan erat dengan etika dalam

bermuamalah.

35. Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan

neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia

supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang

sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha

Melihat.

Pemaparan dari Hermawan Kertajaya yang kemudian ditambahkan oleh

Yusuf Alqardhawi ternyata sudah jauh terlebih dahulu dipaparkan dalam AlQuran.

Hanya saja, Pemaparan dalam Alquran tidak dijelaskan secara mendetil sebab

akibat apabila tidak menerapkan kejujuran dan keadilan (etika) dalam kerangka

ekonomi. Dari sini bisa juga ditarik kesimpulan bahwa etika tidak bisa diabaikan

begitu saja. Ia begitu integral, menyatu di setiap aspek kehidupan manusia. Tak

terkecuali disetiap gerak sendi perekonomian.

1 Hermawan Kartajaya, dkk. Marketing in Venus. Prinsip 12 be credible on your promise hal 136 2 Muhammad Yusuf AlQardhawi. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islami. Dalam Syariah

Marketing, Hermawan Kertajaya dan Muh. Syakir Sula hal 111 - 113

Page 7: Tafsir Ayat Ekonomi

6

Setelah kita mengetahui secara gamblang urgensi nilai daripada sebuah etika

dalam diskursus ekonomi, alangkah lebih baiknya jikalau kemudian nilai atau

idealisme itu dibenturkan pada realitas yang ada, yang patut untuk ditanyakan

kembali sejauh mana etika ekonomi telah tertanam dalam benak para

pebisnis/penjual. Berikut adalah fakta – fakta tersebut.

1. Kebangkrutan terbesar sepanjang sejarah, WorldCom salah satu perusahaan

telekomunikasi terbesar di AS yang memiliki asset lebih dari 109 Million

Dollars luluh akibat ketidakmampuan mereka membayar hutang, padahal

kondisi keuangan yang dilaporkan baik-baik saja. Tapi ternyata perusahaan

ini tidak sehat, memanipulasi laporan keuangannya. Demi memperoleh

kepercayaan public3.

2. Disebabkan oleh hal yang sama, Arthur Anderson, perusahaan akuntansi

terkemuka di AS yang menangani laporan keuangan IBM dan GE, mengalami

kebangkrutan luar biasa setelah mengalami pertumbuhan luar biasa4.

3. Yang terbaru, korporasi bisnis AA Gym mengalami penurunan drastis setelah

dengan ketidakhati-hatiannya, menyalahi positioning manajemen qolbu yang

selama ini ia kampanyekan baik melalui iklan maupun di banyak aktivitas

dakwahnya.

Betapa mencengangkannya fakta-fakta diatas. Sekaligus memberikan

gambaran suram mengenai benarkah etika bisnis atau muamalah diabaikan begitu

saja oleh sebagian besar penjual/pebisnis. Benarkah etika bisnis dalam hal ini

kejujuran meningkatkan penjualan atau malah mengurangi laba daripada penjualan

itu sendiri. Dari sini peneliti menggeneralisir bahwasannya etika penjualan masih

diabaikan oleh sebagian besar penjual, tak terkecuali pada penjual buah dan

sayuran di pasar induk lembang ciledug.

Oleh karenanya berangkat dari fakta-fakta dan asumsi dasar diatas, peneliti

ingin mengetahui

1. Kejujuran penjual dalam menakar dan menimbang barang dagangan?

3 Laporan edisi mei 2003 Majalah Fortune setelah sebelumnya dilaporkan juga kejatuhan Enron. 4 Bloomberg Magazine Year End Report dengan coverstory berjudul “How Anderson Went Wrong”

Page 8: Tafsir Ayat Ekonomi

7

2. Berapa keuntungan dari keseluruhan omzet dagangan mereka perhari?

3. Penentuan harga masing-masing penjual?

B. Rumusan Masalah

Seperti yang telah dikemukakan di atas, hasil daripada penelitian ini

setidaknya ditujukan untuk menjawab tiga rumusan masalah

1. Tingkat kejujuran para penjual buah dan sayuran pada pasar induk buah

dan sayuran lembang ciledug dalam menakar dan menimbang barang

dagangan.

2. Ada tidaknya etika dalam hal ini kejujuran, akankan berdampak pada

tingkat laba penjualan? Seberapa besar dampak itu.

3. Besaran margin laba akibat ketidakjujuran yang mereka lakukan

(memakai asumsi dasar)

C. Tujuan Penelitian

Tidak terlepas dalam artian saling terkait dengan asumsi dan rumusan

masalah yang telah dikemukakan diatas. Hasil daripada penelitian ini

diharapkan mampu

1. Mengetahui tingkat kejujuran para penjual buah dan sayuran pada

pasar induk lembang cileduk

2. Mengetahui ada tidaknya etika bermuamalah, apakah dengan ada atau

tidaknya etika akan berdampak pada tingkat laba.

3. Mengetahui berapa besaran margin laba apabila para penjual

melakukan praktik-praktik non etis.

D. Manfaat Penelitian

Peneliti tidak memiliki harapan terlalu tinggi, hasil penelitian ini setidaknya

mampu menyadarkan kepada maupun pembaca bahwa etika dalam

bermuamalah sangat penting. Tidak hanya dalam bingkai agama tapi juga

dalam frame ekonomi.

Page 9: Tafsir Ayat Ekonomi

8

BAB II

TINJAUAN AYAT

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia

supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang

sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha

Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)

Asbabun Nuzul:

Diriwayatkan dari ibnu abbas, bahwa setelah rasulullah saw, memasuki kota

mekkah pada hari ditaklukannya, Usman bin Talhah pengurus Ka’bah pada waktu

itu menguasai pintu ka’bah lalu naik ke bubungannya. Ia tidak mau memberikan

kunci ka’bah kepada rasulullah saw.

Kemudian ali bin abi thalib merebut kunci ka’bah itu dari usman bin talhah

secara paksa dan membuka ka’bah, lalu masuklah rasulullah ke dalam dan shalat

dua rakaat. Setelah beliau keluar dari ka’bah, tampillah pamannya, abbas ke

hadapannya dan meminta supaya kunci itu diserahkan dan diberi jabatan

pemeliharaan ka’bah dan jabatan penyediaan air untuk jamaah haji, maka turunlah

ayat ini, lalu rasulullah memerintahkan ali bin abi thalib, mengmbalikan kunci

ka’bah kepada usman bin talhah dan meminta maaf5.

Tafsirnya:

Ayat ini menerangkan bahwa diantara amal-amal shaleh yang penting ialah

melaksanakan amanat dan menetapkan hukum.

Amanat seseorang terhadap sesame yang harus dilaksanakan antara lain,

mengembalikan titipan kepada yang punya dengan tidak kurang suatu apapun, hal

ini ada kaitannya dengan aqad wadiah. tidak menipunya, memelihara rahasia dan

5 Ibnu Katsier. Tafsir ibnu Katsier. 2000. Gema Insani Press

Page 10: Tafsir Ayat Ekonomi

9

lain sebagainya. Termasuk bersikap adil. Keadilan merupakan salah satu nilai dasar

enonomi Islam.

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu

bersama orang-orang yang benar." (QS. At-Taubah: 119)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah

perkataan yang benar". (QS. Al-Ahzab: 70).

Asbabun Nuzul:

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud bahwa rasulullah

saw, pada suatu hari membagi-bagikan harta ghanimah kepada sahabatnya, lalu ada

seorang laki-laki berkata bahwa: “pembagian itu tidak dimaksudkan untuk

mencapai keridhoan Allah karena dipandangnya tidak adil.” Setelah Nabi saw

mendengar ocehannya tersebut beliau tersinggung sampai merah wajahnya seraya

berkata: “semoga Allah memberi rahmat kepada Musa yang telah disakiti orang

lebih dari ini namun beliau tetap berlaku sabar.”

Tafsir:

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar tetap

bertaqwa kepada Allah dan selalu mengucapkan kata-kata yang benar.

"Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca

yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. Al-Isra' :

35)

Tafsir:

Yang dimaksud dengan “menyempurnakan takaran” adalah pada waktu

menakar barang hendaknya dilakukan denga setepat-tepatnya dan secermat-

Page 11: Tafsir Ayat Ekonomi

10

cermatnya, tidak boleh mengurangi takaran atau melebihkannya. Karena itu maka

seseorang yang menakar barang yang akan diberikan pada orang lain, demikian

pula kalau seseorang menakar barang orang lain, tidak boleh dikurangi, sebab

tindakan serupa itu merugikan orang lain.

Allah SWT juga memerintahkan kepada mereka agar menimbang barang dengan

neraca yang benar.

Page 12: Tafsir Ayat Ekonomi

11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh objek yang terdiri dari manusia, benda, hewa,

tumbuhan, gejala, nilai test atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu dalam suatu penelitian6

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang buah dan sayuran

pada pasar induk buah dan sayuran Lembang Cileduk

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya

dalam suatu penelitian. Artinya sample adalah sebagian dari populasi untuk

mewakili seluruh populasi7. Dalam penelitian ini, sampelnya adalah beberapa

penjual yang diambil dari masing-masing jenis komoditi secara random. Perlu untuk

diketahui bahwa peneliti dari keseluruhan sample hanya mengambil empat sample.

Alasan yang digunakan untuk menggunakan empat sample ini adalah

bahwasannya penelitian ini merupakan salah satu unit kecil yang hasilnya nanti

akan digabung dengan hasil penelitian lain dari rekan-rekan lain yang juga meneliti

pada permasalahan yang sama.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah

dengan menggunakan metode interview dengan para penjual kemudian untuk

meneliti tingkat kejujuran, masng-masing dari peneliti menimbang kembali hasil

pengukuran. Selain untuk menguji kejujuran, metode ini digunakan juga untuk

memudahkan bagi peneliti untuk mengukur berapa besar keuntungan dari

ketidakjujuran mereka apabila mereka tidak jujur.

C. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data

kualitatif dan kuantitatif.

6 Nawawi, populasi dan sample dalam karya tulis ilmiah. 2000 7 Ibid

Page 13: Tafsir Ayat Ekonomi

12

BAB IV

ANALISA PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah menetapkan lokasi yang jelas

yang akan dijadikan objek penelitian. Dalam hal ini, menetapkan untuk memilih

lokasi di pasar induk buah dan sayuran Lembang Cileduk. Pilihan ini ditetapkan

karena ada salah satu peneliti yang merupakan bagian dari yang tinggal dekat area

pasar, mengingat efisisensi kerja dan waktu, akhirnya peneliti memilih lokasi

tersebut.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada permulaan perkuliahan tepatnya dimulai

pada pertemuan ke dua mata kuliah Tafsir Ayat Muamalat. Dan berakhir sesuai

dengan rencana yakni seminggu sebelum minggu tekun tepatnya pada tanggal 4 Juni

2007.

C. Analisis Hasil Interview

Berikut ini adalah analisis hasil interview per responden yang telah peneliti

lakukan

1. Responden Pertama Penjual Sayur

Jenis Sayur Harga

per Kg

Omzet Laba Minus Ak. per

Hari

Ak. per

bulan

Ak. per

tahun

Cabe Merah 9000 120 Kg 1.080.000 8,4 g 9180 275.000 3.304.80

0

Dari hasil interview pada responden pertama diketahui dengan jelas bahwa

omzet per hari mencapai 120 Kg, dengan harga penjualan kepada konsumen

maupun customer sebesar Rp 9000,- maka dapat diketahui uang yang diperoleh

perhari bisa mencapai Rp. 1.080.000,-. Dari hasil interview pula dapat diketahui

bahwa harga dipatok berdasarkan Harga Pasar Rp 8500,- per Kg, dengan demikian

Page 14: Tafsir Ayat Ekonomi

13

laba bersihnya dapat diketahui sebesar Rp 60.000,- Hasil ini juga didasarkan pada

asumsi takaran pada posisi yang tepat.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa awal apakah para

penjual melakukan kecurangan dalam hal takaran. Untuk mengujinya peneliti

membeli barang sejenis dengan harga serupa kemudian menimbang kembali

dengan timbangan. Setelah menguji hasil takaran, barulah diketahui bahwasannya

penjual pada responden pertama baik sengaja maupun tidak sengaja telah

melakukan pengurangan timbangan sebesar 8, 4 g, pada timbangan per Kg. Jikalau

besaran ini diakumulasikan, misalkan katakanlah perharinya omzetnya habis

terjual, maka secara kasat mata penjual telah mendapatkan pendapatan hasil

kecurangan sebesar Rp 9180. Jikalau di akumulasikan perbulan menjadi 275.000,-

dan pertahun sebesar 3.304.800,-. Dengan demikian Hipotesa awal diterima.

2. Responden Kedua Penjual Sayur

Jenis Sayur Harga

per Kg

Omzet Laba Minus Ak. per

Hari

Ak. per

bulan

Ak. per

tahun

Cabe Merah 10.000 25 Kg 250.000 4,21 1052,5 31.575 378.900

Dari hasil interview pada responden kedua diketahui dengan jelas bahwa

omzet per hari mencapai 25 Kg, dengan harga penjualan kepada konsumen maupun

customer sebesar Rp 10.000,- pada responden kedua bisa dilihat harga jual lebih

tinggi dibanding pada responden pertama, menurut hasil interview, penetuan harga

tersebut didasarkan pada sewa tempat/lapak yang sangat tinggi sehingga penjual

memasukkan variable tersebut pada penentuan harga, sehingga wajar jikalau harga

lebih tinggi pada responden pertama. Dari harga jual dan omzet perharinya maka

dapat diketahui uang yang diperoleh perhari b mencapai Rp. 250.000,-. Dari hasil

interview pula dapat diketahui bahwa harga dipatok berdasarkan Harga Pasar Rp

8500,- per Kg, dengan demikian laba bersihnya dapat diketahui sebesar Rp 37.500,-

Hasil ini juga didasarkan pada asumsi takaran pada posisi yang tepat.

Page 15: Tafsir Ayat Ekonomi

14

Seperti yang telah peneliti paparkan pada maksud dan tjuan penelitian pada

BAB I Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa awal apakah para penjual

melakukan kecurangan dalam hal takaran. Untuk mengujinya peneliti membeli

barang sejenis dengan harga serupa kemudian menimbang kembali dengan

timbangan. Setelah menguji hasil takaran, barulah diketahui bahwasannya penjual

pada responden pertama baik sengaja maupun tidak sengaja telah melakukan

pengurangan timbangan sebesar 4,21 g, pada timbangan per Kg. Jikalau besaran ini

diakumulasikan, misalkan katakanlah perharinya omzetnya habis terjual, maka

secara kasat mata penjual telah mendapatkan pendapatan hasil kecurangan sebesar

Rp 1052,5,-. Jikalau di akumulasikan perbulan menjadi Rp 31.575,- dan pertahun

sebesar Rp 378.900,-. Dengan demikian Hipotesa awal diterima.

3. Responden Ketiga Penjual Buah

Jenis Buah Harga

per Kg

Omzet Laba Plus Ak. per

Hari

Ak. per

bulan

Ak. per

tahun

Marquissa 4000,- 60 Kg 240.000 1,3 312 9360 112.320

Dari hasil interview pada responden ketiga diketahui dengan jelas bahwa

omzet per hari mencapai 60 Kg, dengan harga penjualan kepada konsumen maupun

customer sebesar Rp 4000,- maka dapat diketahui uang yang diperoleh perhari bisa

mencapai Rp. 240.000,-. Dari hasil interview pula dapat diketahui bahwa harga

dipatok berdasarkan Harga Pasar Rp 3700,- per Kg, dengan demikian laba bersihnya

dapat diketahui sebesar Rp 18.000,-

Seperti yang telah peneliti paparkan pada maksud dan tjuan penelitian pada

BAB I Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa awal apakah para penjual

melakukan kecurangan dalam hal takaran. Untuk mengujinya peneliti membeli

barang sejenis dengan harga serupa kemudian menimbang kembali dengan

timbangan. Setelah menguji hasil takaran, barulah diketahui bahwasannya penjual

pada responden pertama baik sengaja maupun tidak sengaja telah melakukan

Page 16: Tafsir Ayat Ekonomi

15

penambahan timbangan sebesar 1,3 g, pada timbangan per Kg. Jikalau besaran ini

diakumulasikan, misalkan katakanlah perharinya omzetnya habis terjual, maka

secara kasat mata penjual telah mendapatkan kerugian hasil kecerobohan sebesar

Rp 312,-. Jikalau diakumulasikan perbulan, kecerobohan itu membengkak menjadi

Rp 9360,- dan pertahun sebesar Rp 112.320,-. Dengan demikian Hipotesa awal

ditolak.

4. Responden Keempat Penjual Buah

Jenis Buah Harga

per Kg

Omzet Laba Minus Ak. per

Hari

Ak. per

bulan

Ak. per

tahun

Marquissa 4000,- 80 Kg 320.000 2,17 694,4 20.832 249.984

Dari hasil interview pada responden kedua diketahui dengan jelas bahwa

omzet per hari mencapai 80 Kg, dengan harga penjualan kepada konsumen maupun

customer sebesar Rp 4000,- pada responden Di sini terlihat jelas bahwa antara

responden ketiga dan keempat masing masing menjual dengan harga yang sama

namun dengan omzet yang berbeda. Dari harga jual dan omzet perharinya maka

dapat diketahui uang yang diperoleh perhari b mencapai Rp. 320.000,-. Dari hasil

interview pula dapat diketahui bahwa harga dipatok berdasarkan Harga Pasar Rp

3700,- per Kg, dengan demikian laba bersihnya dapat diketahui sebesar Rp 24.000,-

Hasil ini juga didasarkan pada asumsi takaran pada posisi yang tepat.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa awal apakah para

penjual melakukan kecurangan dalam hal takaran. Untuk mengujinya peneliti

membeli barang sejenis dengan harga serupa kemudian menimbang kembali

dengan timbangan. Setelah menguji hasil takaran, barulah diketahui bahwasannya

penjual pada responden pertama baik sengaja maupun tidak sengaja telah

melakukan pengurangan timbangan sebesar 2,17 g, pada timbangan per Kg. Jikalau

besaran ini diakumulasikan, misalkan katakanlah perharinya omzetnya habis

terjual, maka secara kasat mata penjual telah mendapatkan pendapatan hasil

Page 17: Tafsir Ayat Ekonomi

16

kecurangan sebesar Rp 694,4. Jikalau di akumulasikan perbulan menjadi 20.832,-

dan pertahun sebesar 249.984,-. Dengan demikian Hipotesa awal diterima.

Page 18: Tafsir Ayat Ekonomi

17

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh

peneliti, maka dapat diketahui dengan jelas bahwa hipotesa awal dalam penelitian

ini yang mengatakan bahwa dalam banyak penjual etika dalam ekonomi masih

banyak diabaikan dapat diterima. Salah satu bentuknya yaitu melakukan

kecurangan dalam hal takaran. Data menunjukkan bahwa tiga dari empat responden

menyatakan bahwa telah terjadi kecurangan dalam hal penimbangan komoditas,

dalam hal ini sayuran dan buah buahan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan sebagai masukan, bisa diartikan kritik maupun saran, bagi

berbagai pihak terutama bagi para penjual dan mahasiswa dalam rangka

menyadarkan kembali betapa pentingnya etika dalam hal bermuamalah, terutama

jual beli. Saran tersebut bisa dilihat berikut ini:

1. Bagi penjual

Bahwa sudah merupakan perintah Allah swt agar seorang muslim

maupun non muslim untuk selalu melakukan perkataan yang benar dan

melakukan timbangan dengan cara yang benar pula. Hal ini dapat dilakukan

dengan berkata jujur pada setiap penawaran komoditi kepada pembeli dan

melakukan penimbangan yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian bisa dilihat

bahwa akumulasi dari kecurangan dalam hal penimbangan bisa membengkak

sampai ratusan ribu rupiah. Nilai-nilai itu nantinya akan dipertanggung

jawabkan. Alangkah lebih baiknya jika mulai sekarang mematuhi etika yang

telah digariskan tuhan, yakni menakar dengan timbangan yang benar

Page 19: Tafsir Ayat Ekonomi

18

2. Bagi Mahasiswa

Sebagai calon ekonom muslim sudah sejak awal harus disadari tentang

pentingnya etika dalam hal bermualah. Bisa dilihat contoh dari pengabaian etika

hanya demi meraih keutungan semata. Banyak perusahaan multinasional yang

sudah mengglobal luluh berantakan hanya dikarenakan pelakukan penipuan dan

kecurangan (tadlis, maysir, ghara). Baik itu dalam pelaporan keuangan maupun

dalam penjualan produknya.

Bisa juga mulai sekarang bagi mahasiswa untuk selalu mengajarkan kepada

masyarakat untuk selalu bersikap jujur dan berkata benar dalam bermuamalah.

Page 20: Tafsir Ayat Ekonomi

19

DAFTAR PUSTAKA

Katsier, Ibnu. Tafsir Ibnu katsier. 2000. Jakarta; Gema Insani Press

Kertajaya, Hermawan dkk. Marketing in Venus. 2003. Jakarta; MarkPlus&Co dan

Gramedia Pustaka Utama

Kertajaya, Hermawan, Syakir Sula. Syariah Marketing. 2006 Bandung; MarkPlus&Co

dan Mizan Media Utama

Majalah Fortune Edisi Mei 2003

Majalah Bloomberg Markets Year End Report 2004

Nawawi dkk. Populasi dan Sampel dalam Karta Tulis Ilmiah. 2000 Jakarta; Yayasan

Obor Indonesia

Tim penyusun. Alquran dan Tafsirnya. 2000 Yogyakarta; Universitas Islam Indonesia

Press