Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    1/22

    Teori konstruktivisme adalah salah satu dari banyak teori belajar yang telah didesain

    dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Seperti halnya behaviorisme dankognitivisme, konstruktivisme dapat diterapkan dalam berbagai aktivitas belajar baik

     pada ilmu-ilmu sosial maupun ilmu eksakta. Dalam matematika, konstruktivismetelah banyak diteliti, diterapkan, dan diuji coba pada situasi ruangan kelas yang berbeda-beda. Dari berbagai percobaan itu telah banyak menghasilkan berbagai

     pandangan yang ikut mempengaruhi perkembangan, modifikasi, dan inovasi

     pembelajaran. Lahirnya berbagai pendekatan seperti pembelajaran kooperatif, sosio-kultur, pembelajaran kontekstual, dan lain-lain merupakan hasil inovasi dan

    modifikasi dari teori pembelajaran.

    Belajar menurut konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan

    mengkaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pengertian yangsudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.

    Teori onstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,

    yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran

     behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifatmekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai

    kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi

    makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. onstruktivismesebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan

    kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.

    !ni menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

    "enurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada sis#a, namun sis#a juga harus berperan aktif membangun

    sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini, guru dapat memberikan

    kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan kepada sis#a untukmenemukan atau menerapkan ide $ ide mereka sendiri, dan mengajar sis#a menjadi

    sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. %uru

    dapat memberikan sis#a anak tangga yang memba#asis#a ke tingkat pemahaman

    yang lebih tinggi dengan catatan sis#a sendiri yang mereka tulis dengan bahasa dankata $ kata mereka sendiri.

    Dari uraian tersebut dapat dikatakan, bah#a makna belajar menurut konstruktivisme

    adalah aktivitas yang aktif, dimana pesrta didik membina sendiri pengtahuannya,

    mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikankonsep dan idea-idea baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya

    &Shymansky,'(()*.

    Teori onstruktivisme didefinisikan sebagai  pembelajaran  yang bersifat generatif,yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan teori

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    2/22

     behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifatmekanistik antara stimulus dan respon, sedangkan teori kontruktivisme lebih

    memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan

     pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan

     pengalamannya. +engetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain,karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya.

    +embentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi

    dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skemayang baru.

    Teori konstruktivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih

    menekankan pada proses daripada hasil. asil belajar sebagai tujuan dinilai penting,

    tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting.Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar, dan strategi belajar akan

    mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berpikir seseorang. Sebagai upaya

    memperoleh pemahaman atau pengetahuan, sis#a mengkonstruksi ataumembangun pemahamannya terhadap fenomena yang ditemui dengan menggunakan

     pengalaman, struktur kognitif, dan keyakinan yang dimiliki.

    Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah sekadar

    menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.+engetahuan bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru, akan tetapi

    hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. +engetahuan hasil

    dari pemberian tidak akan bermakna. dapun pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna

    mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu.

    dapun tujuan dari teori ini adalah sebagai berikut0

    • danya motivasi untuk sis#a bah#a belajar adalah tanggung ja#ab sis#a itu

    sendiri.

    • "engembangkan kemampuan sis#a untuk mengejukan pertanyaan dan

    mencari sendiri pertanyaannya.

    • "embantu sis#a untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep

    secara lengkap.

    • "engembangkan kemampuan sis#a untuk menjadi pemikir yang mandiri.

    • Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

    Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar

    konstruktivisme adalah teori perkembangan mental +iaget. Teori ini biasa juga

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    3/22

    disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam

    tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga de#asa. Setiap tahap perkembangan

    intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi

    ilmu pengetahuan. "isalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakanatau perbuatan &1useffendi, '(220 '3)*.

    Selanjutnya, +iaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama &Dahar, '(2(0

    '4(* menegaskan bah#a pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melaluiasimilasi dan akomodasi. similasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran.

    Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya

    informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat &1useffendi

    '(220'33*. +engertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yangmeliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan ransangan baru atau

    memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu

    &Suparno, '((50 6*.

    onstruktivis ini dikritik oleh 7ygotsky, yang menyatakan bah#a sis#a dalam

    mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial.

    onstruktivisme ini oleh 7ygotsky disebut konstruktivisme sosial &Taylor, '((38

    9ilson, Teslo# dan Taylor,'((38 t#el, Bleicher : ;ooper, '((2*.

    da dua konsep penting dalam teori 7ygotsky &Slavin, '((6*, yaitu

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    4/22

    kebenaran matematika tidak bersifat absolut dan mengidentifikasi matematikasebagai hasil dari pemecahan masalah dan pengajuan masalah &problem posing* oleh

    manusia &?rnest, '(('*. Dalam pembelajaran matematika, ;obb, @ackel dan 9ood

    &'(()* menyebutnya dengan konstruktivisme sosio &socio-constructivism*, sis#a

     berinteraksi dengan guru, dengan sis#a lainnya dan berdasarkan pada pengalamaninformal sis#a mengembangkan strategi-strategi untuk merespon masalah yang

    diberikan. arakteristik pendekatan konstruktivis sosio ini sangat sesuai dengan

    karakteristik 1"?.

    Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky

    1atumanan &)AA04* mengemukakan bah#a karya 7ygotsky didasarkan pada dua

    ide utama. +ertama, perkembangan intelektual dapat dipahami hanya bila ditinjau dari

    konteks historis dan budaya pengalaman anak. edua, perkembangan bergantung pada sistem-sistem isyarat mengacu pada simbol-simbol yang diciptakan oleh budaya

    untuk membantu orang berfikir, berkomunikasi dan memecahkan masalah, dengandemikian perkembangan kognitif anak mensyaratkan sistem komunikasi budaya dan belajar menggunakan sistem-sistem ini untuk menyesuaikan proses-proses berfikir

    diri sendiri.

    "enurut Slavin &1atumanan, )AA0(* ada dua implikasi utama teori 7ygotsky

    dalam pendidikan. Pertama, dikehendakinya setting  kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar kelompok-kelompok sis#a dengan kemampuan yang

     berbeda, sehingga sis#a dapat berinteraksi dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit

    dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam

    daerah pengembangan terdekat/proksimal masing-masing. Kedua, pendekatan7ygotsky dalam pembelajaran menekankan perancahan & scaffolding *.

    Dengan scaffolding , semakin lama sis#a semakin dapat mengambil tanggungja#ab

    untuk pembelajarannya sendiri.

    a. +engelolaan pembelajaran

    !nteraksi sosial individu dengan lingkungannya sengat mempengaruhi

     perkembanganbelajar seseorang, sehingga perkemkembangan sifat-sifat dan jenis

    manusia akan dipengaruhi oleh kedua unsur tersebut. "enurut 7ygotsky dalam Slavin&)AAA*, peserta didik melaksanakan aktivitas belajar melalui interaksi dengan orang

    de#asa dan teman seja#at yang mempunyai kemampuan lebih. !nteraksi sosial ini

    memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual peserta

    didik.

     b. +emberian bimbingan

    "enurut 7ygotsky, tujuan belajar akan tercapai dengan belajar menyelesaikan tugas-

    tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut masih berada dalam daerah

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    5/22

     perkembangan terdekat mereka &9ersch,'(24*, yaitu tugas-tugas yang terletak di atas peringkat perkembangannya. "enurut 7ygotsky, pada saat peserta didik

    melaksanakan aktivitas di dalam daerah perkembangan terdekat mereka, tugas yang

    tidak dapat diselesaikan sendiri akan dapat mereka selesaikan dengan bimbingan atau

     bantuan orang lain.

     

    Ciri-Ciri Pembelajaran Secara Konstuktivisme

    dapun ciri $ ciri pembelajaran secara kontruktivisme adalah0

    '. "emberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui

     penglibatan dalam dunia sebenarnya.

    ). "enggalakkan soalan/idea yang dimulakan oleh murid dan menggunakannyasebagai panduan merancang pengajaran.

    3. "enyokong pembelajaran secara koperatif mengambil kira sikap dan

     pemba#aan murid.

    . "engambil kira dapatan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide.

    4. "enggalakkan : menerima daya usaha : autonomi murid.

    5. "enggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid : guru.

    6. "enganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan

    hasil pembelajaran.

    2. "enggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.

     

    Prinsip-Prinsip Konstruktivisme

    Secara garis besar, prinsip-prinsip onstruktivisme yang diterapkan dalam belajar

    mengajar adalah0

    a* +engetahuan dibangun oleh sis#a sendiri.

     b* +engetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan

    keaktifan murid sendiri untuk menalar.

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    6/22

    c* "urid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.

    d* %uru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi

     berjalan lancar.

    e* "enghadapi masalah yang relevan dengan sis#a.

    f* Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.

    g* mencari dan menilai pendapat sis#a.

    h* "enyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan sis#a.

    Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh

    hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada sis#a. Sis#a harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses inidengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan

    sangat relevan bagi sis#a, dengan memberikan kesempatan kepada sis#a untuk

    menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak sis#a agarmenyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. %uru

    dapat memberikan tangga kepada sis#a yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan

    dapat membantu mereka mencapai tingkat penemuan.

     

    Hakikat Anak enurut Teori Belajar Konstruktivisme

    +iaget mengemukakan bah#a pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh

    seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak

     bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan

    lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidak-seimbangan dan keadaan keseimbangan

    &+oedjiadi, '(((0 5'*.

    Dari pandangan +iaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat dipahami

     bah#a pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu

     berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak berkaitan dengan anak danlingkungan belajarnya menurut pandangan konstruktivisme.

    Driver dan Bell &dalam Susan, "arilyn dan Tony, '((40 )))* mengajukankarakteristik sebagai berikut0

    C Sis#a tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan.

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    7/22

    C Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan sis#a.

    C +engetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal.

    C +embelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan

    situasi kelas.

    C urikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran,materi, dan sumber.

    +andangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang

    dikembangkan dari teori belajar kognitif. +iaget menyatakan bah#a ilmu

     pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi danakomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Belajar merupakan proses aktif

    untuk mengembangkan skemata sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar tersusun secara hirarkis &udoyo, '((20 4*.

    Dari pengertian di atas, dapat dipahami bah#a belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pembelajar dengan faktor

    ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku.

    Berikut adalah tiga dalil pokok +iaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan

    intelektual atau tahap perkembangan kognitif atau biasa jugaa disebut tahap perkembagan mental. 1useffendi &'(220 '33* mengemukakan0

    +erkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadidengan urutan yang sama. "aksudnya, setiap manusia akan mengalami urutan-urutan

    tersebut dan dengan urutan yang sama, tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagaisuatu cluster dari operasi mental &pengurutan, pengekalan, pengelompokan,

     pembuatan hipotesis dan penarikan kesimpulan* yang menunjukkan adanya tingkah

    laku intelektual, dan gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi olehkeseimbangan &euilibration*, proses pengembangan yang menguraikan tentang

    interaksi antara pengalaman &asimilasi* dan struktur kognitif yang timbul

    &akomodasi*.

    Berbeda dengan kontruktivisme kognitif ala +iaget, konstruktivisme sosial yangdikembangkan oleh 7igotsky adalah bah#a belajar bagi anak dilakukan dalam

    interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. +enemuan atau discovery dalam

     belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang &+oedjiadi,'(((0 5)*. Dalam penjelasan lain Tanjung &'((20 6* mengatakan bah#a inti

    konstruktivis 7igotsky adalah interaksi antara aspek internal dan ekternal yang

     penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    8/22

    dapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak&+oedjiadi, '(((0 53* adalah sebagai berikut0

    • Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah

    menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untukmenyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.

    • urikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang

    memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh pesertadidik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui

     belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-

    hari, dan

    • +eserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang

    sesuai bagi dirinya. %uru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan

    teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.

     

    Hakikat Pembelajaran enurut Teori Belajar Konstruktivisme

    "enurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu

    saja dari pikiran guru ke pikiran sis#a. rtinya, bah#a sis#a harus aktif secara

    mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yangdimilikinya. Dengan kata lain, sis#a tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang

    siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.

    Sehubungan dengan hal di atas, Tasker &'(()0 3A* mengemukakan tiga penekanan

    dalam teori belajar konstruktivisme sebagai berikut. +ertama adalah peran aktif sis#adalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. edua adalah pentingya

    membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna. etiga

    adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima.

    Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori belajar konstruktivisme, anbury &'((50 3* mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya

    dengan pembelajaran, yaitu0

    Sis#a mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka

    miliki.

    +embelajaran menjadi lebih bermakna karena sis#a mengerti.

    Strategi sis#a lebih bernilai, dan

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    9/22

    Sis#a mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman danilmu pengetahuan dengan temannya.

    Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tytler &'((50 )A*

    mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran, sebagai berikut0

    • "emberi kesempatan kepada sis#a untuk mengemukakan gagasannya dengan

     bahasa sendiri.

    • "emberi kesempatan kepada sis#a untuk berfikir tentang pengalamannya

    sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif.

    • "emberi kesempatan kepada sis#a untuk mencoba gagasan baru.

    • "emberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimilikisis#a.

    • "endorong sis#a untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan

    • "enciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

    Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bah#a pembelajaran yangmengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan

    sis#a dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan sis#a dalam

    refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain,sis#a lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui

    asimilasi dan akomodasi.

     

    Kelebi!an "an Kelema!an Teori Konstruktivistik 

    '. A# Kelebi!an

    • Berfikir 0 Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk

    menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan.

    • >aham 0 Eleh karena murid terlibat secara langsung dalam mebina

     pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya

    dalam semua situasi.

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    10/22

    • !ngat 0 Eleh karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan

    ingat lebih lama semua konsep. @akin "urid melalui pendekatan ini membinasendiri kefahaman mereka. Fustru mereka lebih yakin menghadapi dan

    menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

    • emahiran sosial 0 emahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan

    rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru.

    • Seronok 0 Eleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat,

    yakin dan berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar 

    dalam membina pengetahuan baru.

    '. B# Kelema!an

    Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses

     belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung.

     

    $mplikasi Konstruktivisme %alam Pembelajaran

    dapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak

    &+oedjiadi, '(((0 53* adalah sebagai berikut0 &'* tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki

    kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi, &)*kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan

     pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu,latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan

    menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan &3* peserta didik diharapkan

    selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. %uruhanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang

    kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik .

    Dikatakan juga bah#a pembelajaran yang memenuhi metode konstruktivis

    hendaknya memenuhi beberapa prinsip, yaitu0 a* menyediakan pengalaman belajar

    yang menjadikan peserta didik dapat melakukan konstruksi pengetahuan8 b* pembelajaran dilaksanakan dengan mengkaitkan kepada kehidupan nyata8 c*

     pembelajaran dilakukan dengan mengkaitkan kepada kenyataan yang sesuai8 d*memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran8 e* pembelajaran

    dilaksanakan dengan menyesuaikan kepada kehidupan social peserta didik8 f*

     pembelajaran menggunakan barbagia sarana8 g* melibatkan peringkat emosional

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    11/22

     peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan peserta didik &nuth :;unningham,'((5*.

     

    B$&"ATA V'(&TSK'

     Gama lengkap 7ygotsky adalah Lev Semonovich 7ygotsky lahir pada tahun '2(5 di

    Tsarist 1ussia, di suatu kota Erscha, Belorussia dari keluarga kelas menengaheturunan @ahudi. Dia tumbuh dan besar di %omel, suatu kota sekitar AA mil

     bagian barat "osco#. Se#aktu dia masih muda, dia tertarik pada studi-studi

    kesusasteraan dan analisis sastra, dan menjadi seorang penyair dan >ilosof.

    "emasuki usia '2 tahun, dia menulis suatu ulasan tentang ShakespeareHs amletyang kemudian dimasukkan dalam satu dari berbagai tulisannya mengenai psikologi.

    Dia memasuki sekolah kedokteran di Iniversitas "osco# dan dalam #aktu yangtidak lama kemudian dia pindah ke sekolah hukum sambil mengambil studikesusasteraan pada salah satu universitas s#asta. Dia menjadi tertarik pada psikologi

     pada umur )2 tahun.

    7ygotsky mengajar kesusasteraan di suatu sekolah +ropinsi sebelum memberi kuliah

     psikologi pada suatu sekolah keguruan. Dia dipercaya memba#akan kuliah psikologi#alaupun secara formal tidak pernah mengambil studi psikologi. Dari sinilah dia

    semakin tertarik dengan kajian psikologi sehingga menulis disertasi +h.D. mengenai

    +sychology of rt di "osco# !nstitute of +sychology pada tahun '()4.

    7ygotsky bekerja kolaboratif bersama le=ander Luria and le=ei Leontiev dalammembuat dan menyusun proposal penelitian yang sekarang ini dikenal dengan

     pendekatan 7ygotsky. Selama hidupnya 7ygotsky mendapat tekanan yang begitu

     besar dari pemegang kekuasaan dan para penganut idelogi politik di 1usia untukmengadaptasi dan mengembangkan teorinya.

    Setelah dia meninggal pada usia yang masih dibilang sangat muda &32 tahun*, pada

    tahun '(3 akibat menderita penyakit tuberculosis &TB;*, barulah seluruh ide dan

    teorinya diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh mahasis#anya.epeloporannya dalam meletakkan dasar tentang psikologi perkembangan telah

     banyak mempengaruhi sekolah pendidikan di 1usia yang kemudian teorinya

     berkembang dan dikenal luas di seluruh dunia hingga saat ini.

    7ygotsky menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan dalam  pembelajaran.Lingkungan sekitar sis#a meliputi orang-orang, kebudayaan, termasuk pengalaman

    dalam lingkungan tersebut. Erang lain merupakan bagian dari lingkungan &Taylor,

    '((3*, pemerolehan pengetahuan sis#a bermula dari lingkup sosial, antar orang, dankemudian pada lingkup individu sebagai peristi#a internalisasi &Taylor, '((3*.

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    12/22

    7ygotsky menekankan pada pentingnya hubungan antara individu dan lingkungansosial dalam pembentukan pengetahuan yang menurut beliau, bah#a interaksi sosial

    yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor terpenting yang

    dapat memicu perkembangan kognitif seseorang. 7ygotsky berpendapat bah#a proses

     belajar akan terjadi secara evisien dan efektif apabila anak belajar secara kooperatifdengan anak-anak  lain dalam suasana dan lingkungan yang mendukung &supportive*,

    dalam bimbingan seseorang yang lebih mampu, guru atau orang de#asa.

    Dengan hadirnya teori konstruktivisme 7ygotsky ini, banyak pemerhati pendidikanyang megembangkan model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran peer

    interaction, model pembelajaran kelompok, dan model pembelajaran problem

     poshing. onstruktivisme menurut pandangan 7ygotsky menekankan pada pengaruh

     budaya. 7ygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih tinggi bergerak antara inter- psikologi &interpsychological* melalui interaksi sosial dan intrapsikologi

    &intrapsychological* dalam benaknya. !nternalisasi dipandang sebagai transformasi

    dari kegiatan eksternal ke internal. !ni terjadi pada individu bergerak antara inter- psikologi &antar orang* dan intra-psikologi &dalam diri individu*.

    Berkaitan dengan perkembangan intelektual sis#a, 7ygotsky mengemukakan dua

    ide8 Pertama, bah#a perkembangan intelektual sis#a dapat dipahami hanya dalam

    konteks budaya dan sejarah pengalaman sis#a &van der 7eer dan 7alsiner dalamSlavin, )AAA*, Ke%ua, 7ygotsky mempercayai bah#a perkembangan intelektual

     bergantung pada sistem tanda &sign system* setiap individu selalu berkembang

    &1atner dalam Slavin, )AAA0 3*. Sistem tanda adalah simbol-simbol yang secara budaya diciptakan untuk membantu seseorang berpikir, berkomunikasi, dan

    memecahkan masalah, misalnya budaya bahasa, system tulisan, dan sistem

     perhitungan. Berkaitan dengan pembelajaran, 7ygotsky mengemukakan empat prinsip seperti yang dikutip oleh &Slavin, )AAA0 )45* yaitu0

    '. +embelajaran sosial & social leaning *.

    +endekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif.

    7ygotsky menyatakan bah#a sis#a belajar melalui interaksi bersama dengan orang

    de#asa atau teman yang lebih cakap8

    ).

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    13/22

    3. "asa "agang ognitif &cognitif apprenticeship*.

    Suatu proses yang menjadikan sis#a sedikit demi sedikit memperoleh kecakapanintelektual melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli, orang de#asa, atau teman

    yang lebih pandai8

    . +embelajaran Termediasi &mediated learning *.

    7ygostky menekankan pada scaffolding. Sis#a diberi masalah yang kompleks, sulit,dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah

    sis#a.

    Sedangkan 1atumanan &)AA04* menguraikan 4 prinsip-prinsip kunci teori

    onstruktivisme oleh 7ygotsky0

    '. +enekanan pada hakekat sosiokultural belajar. vygotsky menekankan pentingnya peranan lingkungan kebudayaan dan interaksi sosial dalam

     perkembangan sifat-sifat dan tipe-tipe manusia. Sis#a sebaiknya belajar

    melalui interaksi dengan orang de#asa dan teman sebaya yang lebih mampu.!nteraksi sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya

     perkembangan intelektual sis#a. "enurut 7ygotsky fungsi kognitif manusia

     berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks budaya.+engetahuan dan pengertian dikonstruksi bila seorang terlibat secara sosial

    dalam dialog. +embentukan makna adalah dialog antar pribadi dalam hal ini

     pebelajar tidak hanya memerlukan akses pengalaman fisik tetapi juga interaksidengan pengalaman yang dimiliki oleh individu lain. +rinsip ini melahirkan

    model pembelajaran kooperatif &cooperative learning*.

    ). Daerah +erkembangan Terdekat & Zone of Proximal Development = ZPD).

    7ygotsky yakin bah#a belajar terjadi jika anak bekerja atau belajarmenangani tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut

    masih berada dalam daerah perkembangan proksimal mereka. Daerah

     proksimal adalah tingkat perkembangan sedikit diatas tingkat perkembangan

    seseorang saat ini, artinya bah#a daerah ini adalah daerah antara tingkat perkembangan sesungguhnya &aktual* dan tingkat perkembangan potensial

    anak. Tingkat perkembangan aktual adalah pemfungsian intelektual individu

    saat ini dan kemampuan untuk mempelajari sesuatu dengan kemampuannyasendiri &kemampuan memecahkan masalah secara mandiri*, sedang tingkat

     perkembangan potensial anak adalah kondisi yang dapat dicapai oleh

    seseorang individu dengan bantuan orang de#asa atau melalui kerja samadengan teman sebaya yang lebih mampu. &kemampuan memecahkan masalah

    diba#ah bimbingan orang de#asa atau teman sebaya*. Fadi pada saat sis#a

     bekerja dalam daerah perkembangan terdekat &

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    14/22

    dengan bantuan teman sebaya atau orang de#asa. +embelajaran di sekolahhendaknya bekerja dalam daerah ini, menarik kemampuan-kemampuan anak

    dengan maksud mendorong pertumbuhan seefektifnya.

    3. +emagangan kognitif. 7ygotsky menekankan bah#a pemagangan kognitifmengacu pada proses di mana seseorang yang sedang belajar tahap demi tahapmemperoleh keahlian melalui interaksinya dengan pakar. +akar yang

    dimaksud adalah orang menguasai permasalahan yang dipelajari, jadi dapat

     berupa orang de#asa atau teman sebaya. Dalam konteks koperatif, sis#a yanglebih pandai dalam kelompoknya dapat merupakan pakar bagi teman-teman

    dalam kelompok tersebut.

    . +erancahan &Scaffolding *. +erancahan & scaffolding * mengacu kepada

     pemberian sejumlah bantuan oleh teman sebaya atau orang de#asa yang berkompeten kepada anak. "enurut Slavin &1atumanan,

    )AA06* scaffolding berarti memberikan kepada anak sejumlah besardukungan selama tahap-tahap a#al pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil

    tanggung ja#ab yang semakin besar segera setelah ia mampu melakukan

    tugas tersebut secara mandiri. Bantuan yang diberikan pembelajar dapat

     berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah dalam bentuklain yang memungkinkan sis#a dapat mandiri. 7ygotsky mengemukakan tiga

    kategori pencapaian sis#a dalam upayanya memecahkan permasalahan, yaitu

    &'* sis#a mencapai keberhasilan dengan baik, &)* sis#a mencapaikeberhasilan dengan bantuan, &3* sis#a gagal dalam meraih

    keberhasilan. Scaffolding , berarti upaya pembelajar untuk membimbing sis#a

    dalam upayanya mencapai keberhasilan. Dorongan guru sangat dibutuhkanagar pencapaian sis#a ke jenjang lebih tinggi menjadi optimum. +rinsip ini

    melahirkan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran.

    4. Bergumam & Private Speech*. Berguman adalah berbicara dengan diri sendiri

    atau berbicara dalam hati untuk tujuan membimbing dan mengarahkan dirisendiri. "enurut 7ygotsky private speech dapat memperkuat interaksi sosial

    anak dengan orang lain. Private speech dapat dilihat pada seorang anak yang

    dihadapkan pada suatu masalah dalam sebuah ruangan di mana terdapat orang

    lain, biasanya orang de#asa. nak kelihatannya berbicara pada dirinya sendirimengenai masalah tertentu, tetapi pembicaraanya diarahkan pada orang

    de#asa. Private speech kemudian dihalangi, tertangkap dan ditransformasikan

    ke dalam proses berfikir.

     

    1atumanan &)AA0(* mengemukakan bah#a bahasa memiliki makna untuk

    menyatakan ide-ide dan menyampaikan pertanyaan. Bahasa juga memberikan

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    15/22

    kategori-kategori dan konsep-konsep untuk berfikir. etika kita mempertimbangkansuatu masalah, kita biasanya berfikir dalam kata-kata dan bagian kalimat-kalimat.

    !nti teori 7igotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal

    dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. "enurutteori 7igotsky, fungsi kognitif manusia berasal dari interaksi social masing-masingindividu dalam konteks budaya. 7igotsky juga yakin bah#a pembelajaran terjadi saat

    sis#a bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas

    tersebut masih dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas itu beradadalam zona of proximal development  mereka.

     

    )ancangan Pembelajaran Konstruktivistik Vygotsky

    Berdasarkan teori 7ygotsky yang telah dikemukakan di atas maka pembelajaran dapatdirancang/didesain dalam model pembelajaran konstruktivis di kelas sebagai berikut0

    • !dentifikasi prior no!ledge dan misonsepsi.

    !dentifikasi a#al terhadap gagasan intuitif yang mereka miliki terhadaplingkungannya dijaring untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan

    munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif sis#a. !dentifikasi ini

    dilakukan dengan tes a#al, intervie#

    • +enyusunan program pembelajaran.

    +rogram pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran.

    • Erientasi dan elicitasi,

    Situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan sangatlah perlu diciptakan pada a#al-a#al pembelajaran untuk membangkitkan minat mereka terhadap topik

    yang akan dibahas. Sis#a dituntun agar merekamau mengemukakan gagasan

    intuitifnya sebanyak mungkin tentanggejala-gejala fisika yang mereka amati dalamlingkungan hidupnya seharihari. +engungkapan gagasan tersebut dapat memalui

    diskusi, menulis, ilustrasi gambar dan sebagainya. %agasan-gagasan tersebut

    kemudian dipertimbangkan bersama. Suasana pembelajaran dibuat santai dan tidakmenakutkan agar sis#a tidak kha#atir dicemooh dan diterta#akan bila gagasan-

    gagasannya salah. %uru harus menahan diri untuk tidak menghakiminya. ebenaran

    akan gagasan sis#a akan terja#ab dan terungkap dengan sendirinya melalui

     penalarannya dalam tahap konflik kognitif.

    • 1efleksi.

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    16/22

    Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan-gagasan yang bersifatmiskonsepsi yangmuncul pada tahap orientasi dan elicitasi direflesikan dengan miskonsepsi yang telah

    dijaring pada tahap a#al. "iskonsepsi ini diklasifikasi berdasarkan tingkat kesalahan

    dan kekonsistenannya untuk memudahkan merestrukturisasikannya.

    • 1esrtukturisasi ide, berupa0

    a* tantangan, sis#a diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala-gejala yangkemudian dapat diperagakan atau diselidiki dalam praktikum. "ereka diminta untuk

    meramalkan hasil percobaan dan memberikan alasan untuk mendukung ramalannya

    itu.

     b* konflik kognitif dan diskusi kelas. Sis#a akan daapt melihat sendiri apakahramalan mereka benar atau salah. "ereka didorong untuk menguji keyakinan dengan

    melakukan percobaan. Bila ramalan mereka meleset, mereka akan mengalami konflik 

    kognitif dan mulai tidak puas dengan gagasan mereka. emudian mereka didoronguntuk memikirkan penjelasan paling sederhana yang dapat menerangkan sebanyakmungkin gejala yang telah mereka lihat. Isaha untuk mencari penjelasan ini

    dilakukan dengan proses konfrontasi melalui diskusi dengan teman atau guru yang

     pada kapasistasnya sebagai fasilitator dan mediator.

    c* membangun ulang kerangka konseptual. Sis#a dituntun untuk menemukan

    sendiri bah#a konsep-konsep yang baru itu memiliki konsistensi internal.

    "enunjukkan bah#a konsep ilmiah yang baru itu

    d* memiliki keunggulan dari gagasan yang lama.

    • plikasi. "enyakinkan sis#a akan manfaat untuk beralih konsepsi dari

    miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah. "enganjurkan mereka untuk

    menerapkan konsep ilmiahnya tersebut dalam berbagai macam situasi untuk

    memecahkan masalah yang instruktif dan kemudia menguji penyelesaiansecara empiris. "ereka akan mampu membandingkan secara eksplisit

    miskonsepsi mereka dengan penjelasa secara keilmuan.

    J 1evie# dilakukan untuk meninjau keberhasilan strategi pembelajaran yang telah

     berlangsung dalam upaya mereduksi miskonsepsi yang muncul pada a#al pembelajaran. 1evisi terhadap strategi pembelajaran dilakukan bila miskonsepsi yang

    muncul kembali bersifat sangar resisten. al ini penting dilakukan agar miskonsepsiyang resisten tersebut tidak selamanya menghinggapi struktur kognitif, yang padaakhirnya akan bermuara pada kesulitan belajar dan rendahnya prestasi sis#a

     bersangkutan.

     

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    17/22

     

    untuk membantunya mencapai kemandirian. Sis#a diberi masalah yang kompleks,

    sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan

    masalah sis#a. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan,dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan sis#a

    dapat mandiri. 7ygotsky mengemukakan tiga kategori pencapaian sis#a dalam

    upayanya memecahkan permasalahan, yaitu0

    '. Sis#a mencapai keberhasilan dengan baik.

    ). Sis#a mencapai keberhasilan dengan bantuan.

    3. Sis#a gagal meraih keberhasilan.

    Dari uraian di atas maka secara garis besar perbedaan antara konstruktivistik kognitif

    dan konstruktivistik sosial sebagai berikut0

    Aspek Konstruktivistik Kognitif Konstruktivistik Sosial

    +engetahuan

    Dibangun secara individual dan

    internal. Sistem pengetahuan secara

    aktif dibangun oleh pebelajar berdasarkan struktur yang sudah ada

    Dibangun dalam konteks sosial

    sebelum menjadi bagian pribadiindividu

    +andangan

    terhadap interaksi

    "enimbulkan diseuilibration yang

    mendorong individu mengadaptasi

    skema-skema yang ada

    "eningkatkan pemahaman yang tel

    ada sebelumnya dari hasil interaksi

    Belajar 

    +roses asimilasi dan akomodasi aktif

     pengetahuan-pengetahuan baru ke

    dalam struktur kognitif yang sudah ada

    !ntegrasi sis#a ke dalam komunitas

     pengetahuan. olaborasi informasi

    untuk meningkatkan pemahaman

    Strategi belajar   "xperience #ased $ discover% oriented Sharing $ &ooperative learning 

    +eran guru "inimal : lebih membiarkan sis#a +enting dalam membantu & scaffoldi

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    18/22

    menemukan sendiri ide sehingga posisi

    guru sebagai pengajar menjadi kabur 

    sis#a mencapai kemandirian melalu

    interaksi sosial.

    Kelebi!an %an Kekurangan Teori Konstruktivistik 

    a# Kelebi!an *

    '* +embelajaran konstruktivistik memberikan kesempatan kepada sis#a untuk

    mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa sis#a sendiri.

    )* +embelajaran konstruktivistik memberi pengalaman yang berhubungan dengangagasan yang telah dimiliki sis#a sehingga sis#a terdorong untuk membedakan dan

    memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang sis#a.

    3* +embelajaran konstruktivistik memberi sis#a kesempatan untuk berpikir tentang

     pengalamannya. !ni dapat mendorong sis#a berpikir kreatif, imajinatif, mendorongrefleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.

    * +embelajaran konstruktivistik memberi kesempatan kepada sis#a untuk

    mencoba gagasan baru agar sis#a terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri

    dengan menggunakan berbagai konteks.

    4* +embelajaran konstruktivistik mendorong sis#a untuk memikirkan perubahan

    gagasan merka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan sis#a

    untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.

    5* +embelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusifyang mendukung sis#a mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari

    kesan selalu ada satu ja#aban yang benar.

     

    b# Kelema!an *

    '* Sis#a mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bah#a hasil

    konstruksi sis#a tidak cocok dengan hasil konstruksi para ahli sehinggamenyebabkan miskonsepsi.

    )* onstruktivistik menanamkan agar sis#a membangun pengetahuannya

    sendiri, hal ini pasti membutuhkan #aktu yang lama dan setiap sis#a memerlukan penanganan yang berbeda-beda.

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    19/22

    3* Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolahmemiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreativitas sis#a.

    Dalam interaksi sosial dikelas, ketika terjadi saling tukar pendapat antar sis#a dalam

    memecahkan suatu masalah, sis#a yang lebih pandai memberi bantuan kepada sis#ayang mengalami kesulitan berupa petunjuk bagaimana cara memecahkan masalahtersebut, maka terjadi scaffolding, sis#a yang mengalami kesulitan tersebut terbantu

    oleh teman yang lebih pandai. etika guru membantu secukupnya kepada sis#a yang

    mengalami kesulitan dalam belajarnya, maka terjadi scaffolding.

    onsep

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    20/22

    Pan%angan Konstruktivistik tentang Tujuan PembelajaranTujuan pembelajaranditekankan pada belajar bagaimana belajar &learn ho! to learn*.

     

    pan%angan Konstruktivistik tentang strategi pembelajaran

    +enyajian isi menekankan pada penggunaan pengetahuan secara bermakna mengikuti

    urutan dari keseluruhan-ke-bagian.+embelajaran lebih banyak diarahkan untukmeladeni pertanyaan atau pandangan si belajar.ktivitas belajar lebih banyak

    didasarkan pada data primer dan bahan manipulatif dengan penekanan pada

    keterampilan berpikir kritis. +embelajaran menekankan pada proses.

     

    Pan%angan Konstruktivistik tentang evaluasi?valuasi menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang melibatkan keterampilan terintegrasi, dengan

    menggunakan masalah dalam konsteks nyata. ?valuasi yang menggali munculnya

     berpikir divergent, pemecahan ganda, bukan hanya satu ja#aban benar.?valuasimerupakan bagian utuh dari belajar dengan cara memberikan tugas-tugas yang

    menuntut aktivitas belajar yang bermkana serta menerapkan apa yang dipelajari

    dalam konteks nyata. evaluasi menekankan pada keterampilan proses dalamkelompok.

     

    )ancangan Pembelajaran Konstruktivistik Berdasarkan teori 7ygotsky yang telahdikemukakan di atas maka pembelajaran dapat dirancang/didesain dalam model

     pembelajaran konstruktivis di kelas sebagai berikut0

    '. !dentifikasi prior no!ledge dan misonsepsi. !dentifikasi a#al terhadap

    gagasan intuitif yang mereka miliki terhadap lingkungannya dijaring untuk

    mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan munculnya miskonsepsi yangmenghinggapi struktur kognitif sis#a. !dentifikasi ini dilakukan dengan tes

    a#al, intervie#

    ). +enyusunan program pembelajaran. +rogram pembelajaran dijabarkan dalam

     bentuk satuan pelajaran.

    '. Erientasi dan elicitasi. situasi pembelajaran yang kondusif danmengasyikkan sangatlah perlu diciptakan pada a#al-a#al

     pembelajaran untuk membangkitkan minat mereka terhadap topik

    yang akan dibahas. Sis#a dituntun agar mereka mau mengemukakangagasan intuitifnya sebanyak mungkin tentang gejala-gejala fisika

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    21/22

    yang mereka amati dalam lingkungan hidupnya sehari-hari.+engungkapan gagasan tersebut dapat memalui diskusi, menulis,

    ilustrasi gambar dan sebagainya. %agasan-gagasan tersebut kemudian

    dipertimbangkan bersama. Suasana pembelajaran dibuat santai dan

    tidak menakutkan agar sis#a tidak kha#atir dicemooh danditerta#akan bila gagasan-gagasannya salah. %uru harus menahan diri

    untuk tidak menghakiminya. ebenaran akan gagasan sis#a akan

    terja#ab dan terungkap dengan sendirinya melalui penalarannya dalamtahap konflik kognitif.

    ). 1efleksi. Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan-gagasan yang

     bersifat miskonsepsi yang muncul pada tahap orientasi dan elicitasi

    direflesikan dengan miskonsepsi yang telah dijaring pada tahap a#al."iskonsepsi ini diklasifikasi berdasarkan tingkat kesalahan dan

    kekonsistenannya untuk memudahkan merestrukturisasikannya.

    4. 1esrtukturisasi ide, berupa0 &a* tantangan, sis#a diberikan pertanyaan-pertanyaantentang gejala-gejala yang kemudian dapat diperagakan atau diselidiki dalam

     praktikum. "ereka diminta untuk meramalkan hasil percobaan dan memberikan alas

    an untuk mendukung ramalannya itu. &b* konflik kognitif dan diskusi kelas. Sis#a

    akan daapt melihat sendiri apakah ramalan mereka benar atau salah. "ereka didoronguntuk menguji keyakinan dengan melakukan percobaan. Bila ramalan mereka

    meleset, mereka akan mengalami konflik kognitif dan mulai tidak puas dengan

    gagasan mereka. emudian mereka didorong untuk memikirkan penjelasan palingsederhana yang dapat menerangkan sebanyak mungkin gejala yang telah mereka

    lihat. Isaha untuk mencari penjelasan ini dilakukan dengan proses konfrontasi

    melalui diskusi dengan teman atau guru yang pada kapasistasnya sebagai fasilitatordan mediator. &c* membangun ulang kerangka konseptual. Sis#a dituntun untuk

    menemukan sendiri bah#a konsep-konsep yang baru itu memiliki konsistensi

    internal."enunjukkan bah#a konsep ilmiah yang baru itu memiliki keunggulan dari

    gagasan yang lama.

    5. plikasi. "enyakinkan sis#a akan manfaat untuk beralih konsepsi dari

    miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah. "enganjurkan mereka untuk menerapkan

    konsep ilmiahnya tersebut dalam berbagai macam situasi untuk memecahkan masalah

    yang instruktif dan kemudia menguji penyelesaian secara empiris. "ereka akanmampu membandingkan secara eksplisit miskonsepsi mereka dengan penjelasa

    secara keilmuan.

    '. 1evie# dilakukan untuk meninjau keberhasilan strategi pembelajaran yangtelah berlangsung dalam upaya mereduksi miskonsepsi yang muncul pada

    a#al pembelajaran. 1evisi terhadap strategi pembelajaran dilakukan bila

    miskonsepsi yang muncul kembali bersifat sangar resisten. al ini penting

    dilakukan agar miskonsepsi yang resisten tersebut tidak selamanya

  • 8/17/2019 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika

    22/22

    menghinggapi struktur kognitif, yang pada akhirnya akan bermuara pakesulitan belajar dan rendahnya prestasi sis#a bersangkutan.