14
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menjelaskan bagaimana manusia dapat menemukan pengetahuan dan informasi itu sendiri. Pengetahuan yang dimiliki seseorang terkait erat dengan pengalaman- pengalamannya, yaitu interaksi dengan lingkungan atau objek tertentu. “Pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut”. 1 Pembelajaran lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru tetapi guru hanya sebagai fasilitator. “Proses konstruksi menuntut beberapa kemampuan dasar, yaitu: 1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman 2. Kemampuan membandingkan, mengambil keputusan (justifikasi) mengenai persamaan dan perbedaan,serta 3. Kemampuan lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada pengalaman yang lain” 2 Teori konstruktivisme lahir dari gagasan Vigotsky dan Piaget. Teori konstruktivisme yang dikembangkan dari teori belajar kognitif. Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak 1 A. Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : 2005), hal 59 2 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung : Alfabeta,2010), hal 19

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

7

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menjelaskan

bagaimana manusia dapat menemukan pengetahuan dan informasi itu sendiri.

Pengetahuan yang dimiliki seseorang terkait erat dengan pengalaman-

pengalamannya, yaitu interaksi dengan lingkungan atau objek tertentu.

“Pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam

kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya

sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan

fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan

tersebut”.1Pembelajaran lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam

mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan atas apa yang telah

diperintahkan dan dilakukan oleh guru tetapi guru hanya sebagai fasilitator.

“Proses konstruksi menuntut beberapa kemampuan dasar, yaitu:

1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman

2. Kemampuan membandingkan, mengambil keputusan (justifikasi) mengenai

persamaan dan perbedaan,serta

3. Kemampuan lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada pengalaman

yang lain”2

Teori konstruktivisme lahir dari gagasan Vigotsky dan Piaget. Teori

konstruktivisme yang dikembangkan dari teori belajar kognitif. Piaget

menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak

1 A. Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : 2005), hal 59

2 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung : Alfabeta,2010), hal 19

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

8

dengan sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Belajar merupakan proses aktif

untuk mengembangkan skemata sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring

laba-laba dan bukan sekedar tersusun secara hirarkis. Piaget menekankan bahwa

belajar adalah sebuah proses aktif dan pengetahuan disusun dalam pikiran siswa.

Vygotsky berpendapat bahwa “aktivitas belajar akan terjadi secara efisien

dan efektif apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam

suasana dan lingkungan yang mendukung (supportive), dalam bimbingan

seseorang yang mampu, guru atau orang tua”3. Hal ini menunjukkan bahwa

seseorang belajar dari pengalaman yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari

lingkungan dan adanya interaksi antar individu.

Pandangan konstruktivisme Piaget dan Vigotsky menekankan pentingnya

interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan kelompok belajar.

Kelompok belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif

dalam proses pembelajaran dan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapan

kemampuan pengetahuan yang dimiliki siswa kepada teman sebaya.

2.2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan dan perubahan siswa

setelah proses belajar berlangsung. Proses perubahan tersebut dapat mengubah

tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keteranpilan, kebiasaan dan

kemampuan.

Keberhasilan yang diperoleh dari proses pembelajaran pada jenjang

pendidikan tertentu dapat dilihat dari penilaian. Berdasarkan teori Taksonomi

3 http://007indien.blogspot.com/2012/03/teori-konstruktivisme-vygotsky-dan.html ( diunduh pada

tanggal 22 Juli 2012 pukul 12:26)

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

9

Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara

lain kognitif, afektif dan psikomotorik.

“Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek

pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.Ranah afektif berkenaan

dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.Ranah

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni

(a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan

perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan

keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan

interpretative.”4

Ranah kognitif, terkait dengan hasil pengetahuan intelektual yaitu

kemampuan dalam mengolah informasi dalam rangka pembelajaran. Sedangkan

ranah afektif terkait dengan sikap dan nilai yaitu kemampuan pemahaman

pembelajaran. Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik dari

pembelajar yaitu penerapan dari hasil belajar. Sehingga hasil belajar yang

diinginkan seseorang bergantung pada perubahan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

2.3. Tinjauan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan upaya pemberdayaan teman sejawat,

meningkatkan interaksi antar siswa, serta hubungan yang saling menguntungkan

antara mereka. Siswa dalam kelompok akan belajar mendengarkan idea atau

gagasan orang lain, berdiskusi, menawarkan atau menerima kritikan yang bersifat

membangun dan siswa merasa tidak terbebani ketika pekerjaannya salah.

4 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2297541-kajian-teori-untuk-hasil-belajar/

(diunduh pada tgl 22 Juli 2012 pukul 13:15)

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

10

“Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam

metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran”5.

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa, campuran siswa berkemampuan

tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin dan ras/suku mereka saling membantu satu

sama lain dan guru hanya sebagai fasilitator.

Pembelajaran kooperatif sebagai sarana siswa untuk dapat bekerja sama

dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Setiap anggota

kelompok harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan bersama jika

dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, dalam artian tiap anggota kelompok

bersikap kooperatif dengan sesame anggota kelompoknya.

“Ciri-ciri pembelajaran kooperatif:

a. Pembelajaran secara tim

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif

c. Kemauan untuk bekerja sama

d. Keterampilan bekerja sama”6

Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan

penghargaan kooperatif. Berlangsungnya pembelajaran kooperatif, dua atau lebih

individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan

bersama.

“Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif :

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa

mereka sehidup sepenanggungan bersama

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam

kelompoknya, seperti mereka sendiri

5 R.E Slavin, Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik (Bandung : Nusa Media,2010), hal 4 6 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), hal. 207

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

11

c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam

kelompoknya memiliki tujuan yang sama

d. Siswa haruslah membegi tugas dan tanggung jawab

yang sama diantara anggota kelompoknya

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan

hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk

semua anggota kelompok

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya

g. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok

kooperatif “7

Pembelajaran kooperatif membuat siswa salaing bekerjasama dan

bergantung pada seluruh anggota kelompok mereka dan untuk mencapai tujuan

yaitu prestasi kelompok.

2.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

“Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang

paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan

kooperatif 8”. Model pembelajaran STADmerupakan model pembelajaran yang

memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk

menguasai keterampilan yang diajarkan guru.

Pembelajaran STAD siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat

orang yang beragam latar belakang yang heterogen, mulai dari kemampuan

intelektual, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan materi dan para siswa

yang telah dibagi kelompok diminta bekerja sama menyelesaikan tugas yang

7 Ibid, hal 208 8 R.E Slavin, Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik (Bandung:Nusa Media,2010).hal 143

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

12

diberikan. Setiap siswa harus menguasai materi yang tersebut dan dipertanggung

jawabkan saat kuis diberikan.

“STAD terdiri atas lima komponen utama:presentasi kelas, tim, kuis, skor

kemajuan individual, rekognisi tim”9. Materi dalam STAD pertama-tama

diperkenalkan dalam presentasi dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung

seperti yang sering dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru,

tetapi bisa juga memasukkan presentasi audio visual. Bedanya presentasi kelas

dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar

berfokus pada unit STAD.

Tim terdiri dari empat atau siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas

dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari

tim adalah memastikan bahwa semua semua anggota tim benar-benar belajar, dan

lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim

berkumpul untuk memepelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Pembelajaran

tersebut sering melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan

jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada

yang membuat kesalahan.

Satu atau dua periode setelah guru memberikan presensi dan sekitar satu

atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para

siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.

9 Ibid, 143

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

13

Sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami

materinya

Pemberian skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada

tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih

giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa

dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam system

skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannnya tanpa memberikan usaha

mereka yang terbaik.

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain

apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga

digunakan untuk menentukan duapuluh persen dari peringkat mereka.

Tahapan dalam memberikan penghargaan keberhasilan tim :

a. Menghitung skor individu

Tabel 2.1

Skor Kemajuan Individu

Skor Kuis Poin Perkembangan

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0 poin

10 poin dibawah sampai 1 poin skor awal 10 poin

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin

Nilai sempurna tanpa memperhatikan skor awal 30 poin

Sumber : Devi Yuliana, FKIP-PE, UKSW, 2011

Poin perkembangan didapat dari selisih skor awal dengan skor individu

setelah perlakuan siklus.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

14

b. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan

yang diperoleh anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor

perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah

anggota kelompok. Kategori skor kelompok sebagai berikut:

Tabel 2.2

Skor Kelompok

Kriteria rata-rata skor kelompok Penghargaan

6 sampai 15 Kelompok baik (Good team)

16 sampai 25 Kelompok hebat (Great team)

>25 Kelompok super (Super team)

Sumber : Devi Yuliana, FKIP-PE, UKSW, 2011

c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah perhitungan skor masing-masing kelompok, guru memberikan

penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai denagna kategorinya.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan

dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD:

“ a. Meningkatkan kecakapan individu

b. Meningkatkan kecakapan kelompok

c. Meningkatkan komitmen

d. Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya

e. Tidak bersifat kompetitif

f. Tidak memiliki rasa dendam “10

Penggunaan metode STAD membantu siswa memperoleh pengetahuan

tentang topik pembelajaran dari teman satu tim. Siswa dapat bertukar

pendapat dan memecahkan permasalahan bersama-sama sehingga tidak ada

10

http://mihecheery.blogspot.com/2010/06/metode-pembelajaran-stad.html diunduh pada tanggal

11 juni 2012 pukul 9:56

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

15

rasa persaingan sesama teman sebaya. Kelemahan model pembelajaran

kooperatif STAD:

“1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit

mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada

umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran

kooperatif.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua

guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja

sama.”11

2.5. Komunikasi Bisnis

2.5.1 Lobi

Lobi adalah aktivitas komunikasi dengan tujuan mempengaruhi orang

yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi sehingga dapat memberikan

keuntungan untuk diri sendiri maupun organisasi pelobi. Pelobi adalah orang

yang melakukan kegiatan lobi dengan tujuan mempengaruhi mereka yang

menjadi sasaran lobi.

2.5.2 Negosiasi

Negosiasi adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari

suatu kesepakatan kedua belah pihak dan mencapai tujuan yang dikehendaki

bersama, yaitu pihak yang terlibat dalam negosiasi.

11

http://yankcute.blogspot.com/2010/02/keunggulan-dan-kekurangan-

pembelajaran.html diunduh pada tanggal 11juni 2012 pukul 9:43

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

16

1. Proses negosiasi:

1. Tahap perencanaan, terdapat tiga tugas utama yaitu merencanakan

sasaran negosiasi, memutuskan strategi yang akan dipakai dan proses

negosiasi.

2. Tahap implementasi merupakan tahap penerapan atau tindakan yang

diperlukan agar mencapai sukses dalam negosiasi. Tahapan ini dilakukan

lagi wacana atau ide, tapi sudah pada tahapan perilaku dan tindakan yang

diperlukan dalamnegosiasi. Terdapat beberapa taktik yang digunakan dalam

negosiasi, yaitu:

1) Taktik cara anda adalah bahwa anda tahu tujuan yang ingin dicapai, anda

bersikeras dan memaksa pihak lawan agar percaya bahwa andalah yang

benar dan andalah yang mengendalikan proses negosiasi

2) Taktik bekerjasama menegaskan bahwa anda mau mendengarkan pihak

lawan dan mengetahui apa yang ada dalam benak mereka

3) Taktik tidak berbuat apa merupakan sikap keras kepala dalam

bernegosiasi. Hal ini anda tetap bersikukh pada pendirian anda

sebelumnya dan tidak mudah berubah.

4) Taktik melangkah ke tujuan lain merupakan taktik yang harus anda

lakukan dengan aktif mengeser suatu persoalan ke persoalan lain

3. Tahap Peninjauan Kembali merupakan tahapan setelah berlangsungnya

suatu proses negosiasi. Tahapan ini mempunyai arti penting bagi seorang

negosiator dalam meninjau kembali apa yang sudah dilakukannya selama

bernegosiasi

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

17

2. Surat perjanjian

Apabila proses negosiasi telah selesai dan kesepakatan telah ada

diantara kedua belah pihak maka dibutuhkan bukti kesepakatan yang

disebut surat perjanjian kontrak kerjasama. Surat perjanjian adalah surat

yang berisikan pernyataan seseorang atau lebih yang saling mengikat

dirinya dengan orang lain untuk melakukan satu perbuatan hokum

sehingga timbul hak dan kewajiban antara kedua belah pihak. Syarat-

syarat surat perjanjian dikatakan sah:

a. Adanya kesepakatan diantara para pihak

b. Cakap untu membuat pernyataan

c. Suatu objek tertentu

d. Sebab hal yang mengikat

2.5.3 Rapat

Rapat merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang

bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik

swasta maupun pemerintah. Notula adalah catatan mengenai semua pembicaraan

selama rapat berlangsung. Tujuannya adalah agar hal yang telah dibahas dalam

rapat dapat menjadi acuan bagi rapat selanjutnya. Beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pembuatan notula:

a. Ringkas, tetapi jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami

b. Dibuat bukan berdasarkan pemikiran notulis

c. Bila ada usulan dan tanggapan terhadap masalah, dapat dipisahkan cara

penulisannya agar tidak membingungkan

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

18

d. Penyusunan notula dibedakan mana saja materi yang berupa penyajian

informasi, materi yang menyangkut pertimbangan khusus serta materi yang

berupa keputusan

e. Notula menggunakan bahasa yang lugas dan langsung pada pokok

pembicaraan

1. Persiapan pembuatan notula

a. Sediakan alat tulis dan kertas atau laptop untuk notula

b. Sediakan alat rekam bila ada pembicaraan yang tidak bisa ditulis

c. Memahami prosedur rapat sebelum rapat dimulai

d. Jika memang dibutuhkan, sediakan buku referensi yang menunjang

materi rapat

2. Cara penyusunan notula

a. Beri nomor urut rapat, bulan dan tahun rapat serta materi rapat

b. Susunan notula lengkap dari judul sampai penutup diakhiri dengan tanda

tangan pimpinan dan notulen

c. Walaupun notula dibuat ringkas, namun setiap peserta yang berbicara

perlu disebutkan namanya

d. Keputusan yang diambil dalam rapat hendaknya dicatat secara lengkap

e. Waktu dimulai dan berakhirnya rapat dituliskan dalam notula

3. Isi notula rapat

1. Judul notula beserta nama organisasi penyelenggara rapat

2. Hari,tanggal,tempat serta waktu dimulai dan diakhiri rapat

3. Sifat rapat

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

19

4. Nama peserta, baik yang hadir atau tidak hadir

5. Penyempurnaan notula rapat sebelumnya dan pengesahannya

6. Susunan acara rapat

7. Ringkasan jalannya rapat

8. Hasil rapat

9. Hal-hal yang dibicarakan dalam rapat

10. Catatan khusus

11. Nama dan tanda tangan pimpinan dan notulen rapat di bagian akhir

notula

2.5.4 SURAT

Surat adalah salah satu sarana komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan informasi secara tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain.

Secara umum, fungsi surat adalah:

1. Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan,

pikiran aatau gagasan

2. Alat bukti tertulis, misalnya surat jual bel, izin usaha dan laijn-lain

3. Alat untuk mengingat, misalnya surat-surat yang diarsipkan

4. Bukti historis misalnya surat-surat bersejarah

5. Pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

20

2.6 Hipotesis Tindakan

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi

bisnis dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran 2

SMK Negeri 1 Salatiga.

2.7 Kerangka Pikir

Berdasarkan permasalahan yang ada, susunan kerangka pikir sebagai

berikut:

Skema 2.1. Proses Penelitian Tindakan dengan tipe STAD

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Proses pembelajaran

belum menggunakan

model pembelajaran

Siklus I

Metode

Pebelajaran

Kooperatif Tipe

STAD:

1.Perencanann

2.Pelaksanaan

3.Observasi

4.Refleksi

Siklus II

Metode

Pebelajaran

Kooperatif Tipe

STAD:

1. Perencanann

2. Pelaksanaan

3. Observasi

4. Refleksi

Hasil belajar

siswa

Pembelajaran guru

menggunakan model

pembelajaran

kooperatif tipe

STAD

Melalui pembelajaran

STAD keaktifan,

motivasi dan hasil

belajar siswa meningkat