26
TES KEBUGARAN (TEKANAN DARAH) LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN OLEH NAMA : SILO YOSUA NIM : J1C113054 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : M. ANDRIAN RIFALDI KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Tes Kebugaran (Tekanan Darah)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Fisiologi Hewan UNLAM

Citation preview

TES KEBUGARAN (TEKANAN DARAH)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

OLEHNAMA: SILO YOSUANIM: J1C113054KELOMPOK: II (DUA)ASISTEN: M. ANDRIAN RIFALDI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATPROGRAM STUDI S1 BIOLOGIBANJARBARUMARET 2015PERCOBAAN VIITES KEBUGARAN (TEKANAN DARAH)I.TUJUAN PERCOBAANTujuan dari praktikum ini adalah mempelajari penggunaan Sphygomomanometer dalam pengkuran desakan darah arteri dan perhitungan Indeks Bugar (IB). Mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh terhadap desakan darah, meliputi perubahan posisi badan, perubahan suhu, dan bermacam-macam latihan dan mengetahui desakan darah pada individu dalam berbagai kondisi dengan cara melakukan perbandingan antara individu dengan kondisi badan yang baik dan yang kurang baik atau sakit, antara perokok dan bukan perokok dan antara yang melakukan latihan dan tanpa latihan. II.DASAR TEORITekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, semakin lebih tinggi saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal manusia yaitu 120/80 mmHg. Tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung disebut tekanan sistol. Tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan disebut tekanan diastol. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring (Leeson, 2006).Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung. Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran darah meningkat. Resistensi perifer, atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh (arteriol). Visikositas darah yang sangat tinggi menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, jika tersumbat oleh endapan limbah, telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi (Syaifuddin, 2009).Tekanan darah adalah gaya yang darah berikan terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah ada dua jenis, yaitu sistolik dan diastolik. Tekanan darah yang terjadi ketika otot jantung berdenyut memompa darah sehingga darah terdorong ke luar dari jantung menuju seluruh tubuh dinamakan tekanan sistolik. Tekanan diastolik merupakan kebalikan dari tekanan sistolik. Tekanan diastolik yaitu tekanan darah saat darah memasuki jantung. Umumnya tekanan sistolik lebih kuat daripada tekanan diastolik (Guyton, 2007).Tekanan darah dapat diukur menggunakan alat sphygmomanometer atau disebut tensimeter. Saat mengukur tensi atau tekanan darah seseorang, dokter atau perawat menggunakan alat bantu berupa stetoskop. Alat ini digunakan untuk mendengarkan detak jantung melalui denyut nadi, umumnya nadi di daerah lengan atas (Syaifuddin, 2009).Sebenarnya alat yang paling tepat untuk pengukuran tekanan darah adalah alat yang letaknya intra arterial. Untuk mengadakan pemantauan tekanan darah, baik dalam diagnostik hipertensi ringan, maupun untuk pemantauan hasil pengobatan dengan sesuatu cara atau obat, yang populer sekarang ini adalah alat pemantau tekanan darah terus menerus selama 24 jam secara ambulant (Ambulatory Blood Pressure Monitoring = ABPM) yang non invasive. Alat seperti ini pertama sekali diperkenalkan oleh Hinman pada tahun 1964, akan tetapi baru pada tahun 1992 dipergunakan secara klinik setelah diketahui nilai normal tekanan darah dengan ABPM diterima pada 1991. Pada tahun 1997 ditunjukkan bahwa jumlah obat yang diperlukan dalam terapi hipertensi yang dipantau dengan ABPM lebih rendah dibanding pengukuran konvensional. Berkembang dan muncul alat pengukur tekanan darah dengan teknologi modern sehingga memungkinkan dipakai secara luas oleh orang awam tanpa perlu terlalu terlatih dalam penggunaannya. Hal ini telah lama dirintis dengan alat pengukur yang makin lama makin disempurnakan. Pada umumnya ada 3 jenis yaitu yang dipakai di ujung jari, di pergelangan tangan dan di lengan atas. Akurasi dari pengukuran tekanan dijari dan pergelangan tangan masih kurang baik, akan tetapi yang di lengan atas sudah cukup memadai (Lubis, 2005).Pada prinsipnya tekanan darah diukur saar darah keluar jantung dan saat memasuki jantung. Mula-mula manset dipasang melingkari lengan atas. Manset ini hampa udara. Selanjutnya manset digembungkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Saat manset menggembung penuh, pembuluh nadi di bawah manset (di lengan atas) terjepit. Perlahan-lahan udara dalam manset dibiarkan keluar dengan cara mengendorkan sekrup pada pompa karet, sambil didengarkan detak jantung melalui stetoskop. Pada suatu saat akan terdengar detakan keras melalui stetoskop, saat itu pula dokter membaca tinggi kolom cairan raksa pada tensimeter. Angka yang terbaca pada saat itu menunjukkan tekanan sistolik. Selanjutnya, udara dalam manset dibiarkan keluar hingga denyutan itu berakhir. Angka yang terbaca pada akhir denyutan ini menghasilkan tekanan diastolik . Pipa kaca pada tensimeter diisi raksa (raksa dalam ilmu kimia dinamakan hydrargirum dan disingkat Hg) sehingga hasil pembacaaan tekanan darah dinyatakan dalam mmHg. Misalnya pada pembacaan tekanan darah menggunakan sphygmomanometer atau tensimeter tercatat 120/80 mmHg. Angka 120 mmHg merupakan tekanan sistoliknya, sedangkan angka 80 mmHg merupakan tekanan diastolik. Umumnya tekanan sistolik lebih tinggi dari pada tekanan diastolik (Syaifuddin, 2009).Cara menggunakan tensi meter adalah sebagai berikut: orang yang akan diukur tekanan darahnya berbaring, selanjutnya manset tensimeter diikatkan pada lengan atas, sekitar 2 jari diatas lipatan siku. Kemudian stetoskop diletakkan pada arteri brakhialis yang berada pada lipatan siku. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan didalam tensimeter dinaikkan dengan cara memompa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan di dalam tensimeter pelan-pelan diturunkan. Pada saat denyut nadi mulai terdengar lagi, baca tekanan yang terdapat pada batas atau permukaan air raksa yang terdapat pada tensi meter. Maka tekanan inilah yang disebut tekanan sistolik (Lubis, 2005).Faktor yang mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis yaitu Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikular pada fase sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh perdarahan berat. Pada keadaan tidur atau berbaring dimana tubuh dalam keadaan posisi horizontal, pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan mudah. Tapi, ketika berdiri aliran darah vena kembali ke jantung mengalami tahanan lain, yaitu gravitasi. Tedapat tiga mekanisme membantu pengembalian darah melalui vena, yakni konstriksi vena, pompa otot rangka, dan pompa respirasi. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat, tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat berkontaksi. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan menurun. Resistensi perifer. Yaitu resisitensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan vena biasanya sedikit terkonstriksi, sehingga tekanan darah diastol normal. Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri besar akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri yang bersifat elastis dan dapat menyerap sebagain gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini menyebabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap berada di batas normal. Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah merah dan protein plasma, terutama albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah, sangatlah jarang, akan tetapi masih dapat terjadi pada kondisi polisitemia vena dan perokok berat. Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia, akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat kekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah seperti vasokonstriksi akan terjadi untuk mempertahankan tekanan darah normal (Farid, 2013).III.WAKTU DAN TEMPATPraktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 27 Maret 2015 pukul 14.00 16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.IV.ALAT DAN BAHANAlat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Sphygomomanometer air raksa dan steroskop dan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air dingin (suhu 5C) dan es batuV.PROSEDUR KERJA a. Tahap PersiapanSubjek 2Subjek 1

Latihan 2 (Pengaruh pendingin) Latihan 1 (Olah raga) Selama 15 menit

Dicatat data probandus meliputi :a. Jenis Kelaminb. Umurc. Tinggi Badand. Berat Badane. Kebiasaan MerokokHasil

b. Tahap PercobaanProbandus

Ditidurkan terlentang, dibebat lengan kirinya. Dicari posisi pembuluh darah arteri (arteri branchialis) yang berdekatan dengan bagian lengan dibabat. Diletakkan stetoskop terdengar denyut nadi. Perlahan-lahan udara dipompa masuk ke dalam pembebat sehingga air raksa menunjukkan angka 170 mmHg (jarum ke angka 170) Makin penuhnya udara maka bunyi itu melemah dan akhirnya menghilang. Dicatat skala pada alat (ketinggian permukaan air raksa / angka yang ditunjuk jarum). Selanjutnya udara dikeluarkan kembali perlahan-lahan sambil didengarkan melalui stetoskop. Pada saat denyut nadi terdengar lagi untuk pertama kali, dicatat skala pada alat. Pengosongan dilanjutkan terus smapai bunyi mulai melemah dan dicatat skala pad alat. Dicatat pula skala pada alat ketika bunyi menghilang sama sekali. Diulang 3 kali, diambil rata-ratanya.Hasil

c. Tahap Latihan1) Olah ragaSubjek 1

Dilakukan pemanasan selam 10 menit. Dilakukan kegiatan olahraga berlari selama 15 menit. Dihitung berapa denyut nadi yang terjadi setelah berlari 1 menit .Hasil

2) Pengaruh PendinginanSubjek 2

Berada dalam keadaan duduk. Ditentukan desakan darah probandus. Dicelupkan tangan ke air dingin selama 2 menit dan ditentukan lagi desakan darahnya. Dicoba pendinginan lebih dari 2 menit.Hasil

d. Tahap Perhitungan Indeks Bugar (Palpatoir)Probandus

Dicari denyut nadi dibagian ventral tangan kiri. Dihitung Frekuensi denyut nadi selama 10 detik hasil dikalikan 6 sehingga diperoleh frekuensi denyut nadi permenit.

Perhitungan dilakukan sebelum latihan (F1) pada saat latihan (F2) dan setelah latihan (F3) Dengan nterval waktu 5 menit Dihitung Indeks BugarHasil

V. HASIL DAN PEMBAHASAANA. HASILHasil yang didapat pada praktikum kali ini adalah :Tabel 1. Hasil Latihan PendinginanNo.NamaParameterTidurDudukPendinginan

2 menit2 menit

1.NurhidayahTekanan darahDenyut nadi/menit90/8048140/9048140/9048140/80102

2.Silo YosuaTekanan darahDenyut nadi/menit110/7052110/90 76120/80 85110/7052

3.Sovia Ayu DewiTekanan darahDenyut nadi/menit110/8085110/8085100/7065100/8073

4.Siti AisyahTekanan darahDenyut nadi/menit120/80280120/60 288120/ 40 120120/80280

5.MabrurTekanan darahDenyut nadi/menit120/9089120/9089110/9078110/9079

Tabel 2. Hasil Latihan OlahragaNo.NamaParameterBerdiriBerlari di tempat

1.Nurul hikmah Tekanan darahDenyut nadi/menit120/98164120/90240

2.Nurhalisah Tekanan darahDenyut nadi/menit120/80328130/80340

3.Aliefa Noor AmamiTekanan darahDenyut nadi/menit110/8087110/80227

4.Rayi HeristyaraTekanan darahDenyut nadi/menit100/8098110/90232

5.Albert OriyaTekanan darahDenyut nadi/menit120/90 96140/100136

Tabel 3. Indeks BugarNo.

NamaIndeks Bugar

PendinginanOlahraga

1.Nurhidayah-0,2-

2. Silo Yosua-2-

3.Sovia Ayu Dewi4,3-

4.Siti Aisyah0,1-

5.Mabrur5,7-

6.Nurul Hikmah-20,4

7.Nurhalisah-46,8

8.Aliefa Noor Amami-11,4

9.Rayi Heristyara-13,0

10.Albert Oriya-3,2

B. PEMBAHASAANPraktikum pengukuran tekanan darah ini semua praktikan diukur tekanan darahnya sehingga didapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang berbeda-beda pula. Hasil pengukuran seluruh praktikan dengan perlakuan yang berbeda saat keadaan duduk, tiduran, dan perlakuan dingin, hasil yang diperoleh sebagai berikut Nurhidayah tekanan darah saat tidur 90/80 mmHg, pada saat duduk sebesar 140/90, pendinginan selama 2 menit di lakukan pengulangan 2 kali 140/90 dan 140/80 mmHg serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat tidur 48 kali, pada saat duduk 48 kali, pada saat pendinginan selama 2 menit dilakukan pengulangan 2 kali didperoleh denyut jantung sebesar 48 dan 102 kali. Hasil yang diperoleh dari praktikan ke 2 yaitu Silo Yosua tekanan darah saat tidur 110/70 mmHg, pada saat duduk sebesar 110/90, pendinginan selama 2 menit di lakukan pengulangan 2 kali 120/80 dan 110/70 mmHg serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat tidur 52 kali, pada saat duduk 76 kali, pada saat pendinginan selama 2 menit dilakukan pengulangan 2 kali didperoleh denyut jantung sebesar 85 dan 52 kali. Hasil yang diperoleh dari praktikan ke 3 yaitu Sovia Ayu Dewi tekanan darah saat tidur 110/80 mmHg, pada saat duduk sebesar 110/80, pendinginan selama 2 menit di lakukan pengulangan 2 kali 100/70 dan 100/80 mmHg serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat tidur 85 kali, pada saat duduk 85 kali, pada saat pendinginan selama 2 menit dilakukan pengulangan 2 kali didperoleh denyut jantung sebesar 65 dan 73 kali. Hasil yang diperoleh dari praktikan ke 4 yaitu Siti Aisyah tekanan darah saat tidur 120/80 mmHg, pada saat duduk sebesar 120/60, pendinginan selama 2 menit di lakukan pengulangan 2 kali 120/40 dan 120/80 mmHg serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat tidur 280 kali, pada saat duduk 288 kali, pada saat pendinginan selama 2 menit dilakukan pengulangan 2 kali didperoleh denyut jantung sebesar 120 dan 280 kali. Hasil yang diperoleh dari praktikan ke 5 yaitu Mabrur tekanan darah saat tidur 120/90 mmHg, pada saat duduk sebesar 120/90, pendinginan selama 2 menit di lakukan pengulangan 2 kali 110/90 dan 110/90 mmHg serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat tidur 89 kali, pada saat duduk 89 kali, pada saat pendinginan selama 2 menit dilakukan pengulangan 2 kali didperoleh denyut jantung sebesar 78 dan 79 kali. Praktikum pengukuran tekanan darah ini semua praktikan diukur tekanan darahnya sehingga didapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang berbeda-beda pula. Hasil pengukuran seluruh praktikan dengan perlakuan yang berbeda saat berdiri, dan berlari selama 15 menit, hasil yang diperoleh sebagai berikut Nurulhikmah tekanan darah saat berdiri 120/98 mmHg, pada saat berlari ditempat sebesar 120/90, serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat berdiri 164 kali, pada saat berlari selama 15 menit sebanyak 240 kali. Hasil yang diperoleh dari praktikan ke 7 yaitu Nurhalisah tekanan darah saat berdiri 120/80 mmHg, pada saat berlari ditempat sebesar 130/80, serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat berdiri 328 kali, pada saat berlari selama 15 menit sebanyak 340 kali. Hasil yang diperoleh dari praktikan ke 8 yaitu Aliefa Nur Amami tekanan darah saat berdiri 110/80 mmHg, pada saat berlari ditempat sebesar 110/80, serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat berdiri 87 kali, pada saat berlari selama 15 menit sebanyak 227 kali. Hasil yang diperoleh dari praktikan ke 9 yaitu Rayi Heris Tyara tekanan darah saat berdiri 110/80 mmHg, pada saat berlari ditempat sebesar 110/90, serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat berdiri 98 kali, pada saat berlari selama 15 menit sebanyak 232 kali. Hasil yang diperoleh dari praktikan ke 10 yaitu Albert Oriya tekanan darah saat berdiri 120/90 mmHg, pada saat berlari ditempat sebesar 140/100, serta denyut nadi yang diperoleh secara berurutan yaitu pada saat berdiri 96 kali, pada saat berlari selama 15 menit sebanyak 136 kali.Hasil pengukuran saya pada tekanan darah praktikan bernama Silo Yosua didapatkan hasil pada saat duduk 110/90 mmHg, saat berbaring 110/70 mmHg, saat dingin 120/80 mmHg. Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yang saya amati dari 10 praktikan yang dilakukan dengan berbagai perlakuan seperti duduk, berdiri, tiduran, saat dingin, dan saat berlari di tempat didapatkan hasil yang berbeda-beda disebabkan karena masing-masing praktikan memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Ada praktikan yang mengidap penyakit anemia, ada yang kurang tidur, kurang gizi dan vitamin, kurang energi dan lain-lain. Sehingga banyak praktikan yang mempunyai tekanan sistole dan diastole yang rendah. Tekanan darah normal manusia adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah 120 mmHg adalah sistole dimana tekanan darah ini terjadi saat otot jantung berkontraksi dan darah dipompa keluar jantung. Sedangkan tekanan darah 80 mmHg adalah diastole dimana tekanan darah terjadi saat otot jantung mengendur dan darah mengalir ke dalam jantung.Tekanan darah adalah kekuatan yang dimiliki oleh darah untuk melawan dinding pembuluh darah. Tekanan darah ada 2 jenis yaitu tekanan darah sistolik merupakan tekanan pada saat jantung memompa darah ke arteri dan tekanan darah diastolik merupakan tekanan dimana jantung istirahat memompa dan darah mengalir kembali ke jantung. Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi perubahan tekanan darah yaitu: volume darah dalam sirkulasi dan hambatan terhadap tekanan darah. Pada saat berolahraga terjadi pengeluaran keringat yang berlebih sehingga meningkatkan osmolalitas plasma dan kepadatan volume darah, serta peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Pada saat pemberian cairan, jika cairan yang diberikan dapat diserap dengan efektif maka akan menurunkan kepadatan volume darah.Faktor faktor yang mempengaruhi tekanan darah ada 2 yaitu faktor fisiologis dan faktor patologis. Faktor fisiologis meliputi (a) Kelenturan dinding arteri, (b) Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah, (c) Kekuatan gerak jantung, (d) Viskositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran, (e) Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat, (f) Kapasitas pembuluh darah, makin besar kapasitas pembuluh darah maka semakin tinggi. Sedangkan faktor patologis meliputi (a) Posisi tubuh: bioreseptor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha menstabilkan tekanan darah, (b) Aktivitas fisik: Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butu haliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik), (c) Temperatur :menggunakan sistem renin-angiontensinvasokontriksi perifer, (d) Usia: semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (e). Jenis kelamin: Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran, dan (f) Emosi: Emosi akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset.VI. KESIMPULANKesimpulan yang diperoleh dari praktikum tentang aksi integratif susunan saraf ini adalah sebagai berikut :1. Tekanan darah terjadi akibat aktivitas otot-otot jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah dapat diukur dengan mengetahui tekanan sistole dan tekanan diastole tubuh.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan jumlah denyut nadi per menit adalah aktivitas dan suhu.3. Tekanan darah yang dihasilkan pada praktikan ke 2 Silo Yosua secara berurutan dengan perlakuan berbaring, saat dingin, dan duduk adalah Silo Yosua dihasilkan tekanan darah 110/70, 120/80, 110/70, 110/90 mmHg.

DAFTAR PUSTAKAFarid, Miftah. 2013. Faktor Pengaruh Tekanan Darah. http://www.terlambat.info/2013/01/faktor-mempengaruhi-tekanan-darah.htmlDiakses pada 12 April 2015Guyton, A. 2007. Text Book of Medical Physiology. Elsevier Saunders, Cina.Leeson C. R. 2006. Buku Ajar Histologi Edisi V. Buku Kedokteran, Jakarta.Lubis, H. R. 2005. Sejarah Hipertensi. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU, Sumatra Utara. Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta.

LAMPIRANTES KESEHATANNama: Albert Oriya G.Jenis Kelamin: Laki-lakiBerat Badan (BB): 52 KgTinggi Badan (TB): 174 CmTensi Darah : 110/90 mmhgDenyut Jantung Pra: 96Denyut Jantung Pasca: 136Berat Badan Normal (BBN) = TB (dalam cm)-110= 54 Kg= 52 KgBerat Badan Ideal (BBI) = BBN (15% x) BBN= =T-Zone (TZ)= (220-Usia) x 72%-87%TZ Min= (220-Usia) x 72 % = 144,72TZ Max= (220-Usia) x 87 % = 174, 87Indeks Massa Tubuh (BMI), (TB dalam Meter)BMI = BB/TB2= 0,002 (Dalam TB cm)= 17,16 (Dalam TB meter)

TES KESEHATANNama: Silo YosuaJenis Kelamin: Laki-lakiBerat Badan (BB): 74 KgTinggi Badan (TB): 159 CmTensi Darah : 110/80 mmhgDenyut Jantung Pra: 89Denyut Jantung Pasca: 121Berat Badan Normal (BBN) = TB (dalam cm)-110= 49 Kg= 74 KgBerat Badan Ideal (BBI) = BBN (15% x) BBN= =T-Zone (TZ)= (220-Usia) x 72%-87%TZ Min= (220-Usia) x 72 % = 144,72TZ Max= (220-Usia) x 87 % = 174,87Indeks Massa Tubuh (BMI), (TB dalam Meter)BMI = BB/TB2= 0,003 (dalam TB Cm)= 29,6 (dalam TB M)