16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Benzoat Asam benzoat (C 6 H 5 COOH) adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya. (www.wihans.web.id/asam benzoat.html). Asam benzoat merupakan zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya. Struktur asam benzoat seperti pada gambar 2.1 berikut ini. COOH Gambar 2.1 Struktur Asam Benzoat (Wikipedia, 2010) Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm atau 1 gram per kg bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988). Pembatasan penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi keracunan pada tubuh manusia. Konsumsi yang berlebihan dari asam benzoat dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan karena jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan semakin banyak dan seringnya mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi jika dibarengi dengan konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam benzoat. Asam benzoat mempunyai ADI 5 mg per kg berat badan (hanssen, 1989 dalam Warta Konsumen, 1997). Asam benzoat berdasarkan bukti-bukti penelitian Universitas Sumatera Utara

Tinjauan Pustaka Asam Benzoat Dan Benzil Alkohol

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia

Citation preview

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Asam Benzoat

    Asam benzoat (C6H5COOH) adalah padatan kristal berwarna putih dan

    merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal

    dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber

    asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai

    pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis

    banyak bahan-bahan kimia lainnya. (www.wihans.web.id/asam benzoat.html).

    Asam benzoat merupakan zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos

    dan sambal. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan

    penggunaan zat pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah

    pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari

    kemasannya. Struktur asam benzoat seperti pada gambar 2.1 berikut ini.

    COOH

    Gambar 2.1 Struktur Asam Benzoat (Wikipedia, 2010)

    Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm

    atau 1 gram per kg bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988). Pembatasan

    penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi keracunan pada tubuh

    manusia. Konsumsi yang berlebihan dari asam benzoat dalam suatu bahan makanan

    tidak dianjurkan karena jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan

    bertambah dengan semakin banyak dan seringnya mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi

    jika dibarengi dengan konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam

    benzoat. Asam benzoat mempunyai ADI 5 mg per kg berat badan (hanssen, 1989

    dalam Warta Konsumen, 1997). Asam benzoat berdasarkan bukti-bukti penelitian

    Universitas Sumatera Utara

  • menunjukkan mempunyai toksinitas yang sangat rendah terhadap manusia dan

    hewan. Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg asam benzoat/kg berat badan melalui

    injeksi kulit tetapi pemasukan melalui mulut sebanyak 5 sampai 10 mg/hari selama

    beberapa hari tidak mempunyai efek negatif terhadap kesehatan. (www.chem-is-

    try.org).

    a. Sifat Fisika 1. Massa Molar : 122,12 gr/mol

    2. Temperatur leleh normal : 122,4 0C

    3. Temperatur didih pada 1 atm : 249 0C

    4. Densitas

    -. Padat : 1,316 gr/cm3

    -. Cair : 1,029 gr/cm3

    5. Tekanan kritis : 4,47 MPa

    6. Temperatur kritis : 751oK

    7. Volume kritis : 339,1cm3/mol

    8. Faktor kompresibilitas kritis : 0,248

    9. Viskositas (1300C) : 1,26 mPa.s (cPa)

    10. Panas penguapan pada 140oC : 534 J/g

    11. Panas pembakaran : 3227 KJ/mol

    12. Panas pencampuran : 147 J/g

    13. pH pada larutan jenuh, 25oC : 2,8

    (Kirk & Othmer, 1989)

    b. Sifat Kimia 1. Reduksi cincin asam benzoat membentuk asam karboksilat siklis, dan

    kaprolaktam sebagai intermediate, yang digunakan pada pembuatan nilon.

    Dengan pemilihan katalis dan kondisi operasi, reduksi asam benzoat pada gugus

    karboksil dapat membentuk benzil alkohol.

    2. Hidrogenasi asam benzoat menjadi kaprolaktam dengan katalis nikel dan

    direaksikan dengan NOHSO4.

    3. Asam benzoat mempunyai cincin dengan letak meta, sehingga dapat untuk

    reaksi substitusi lebih lanjut. Reaksi cincin yang terjadi adalah sulfonasi, nitrasi

    Universitas Sumatera Utara

  • dan klorinasi, tetapi agak sulit pada deaktifasi cincin karena adanya gugus

    karboksil. Deaktifasi dapat dilakukan dengan katalis atau dengan menaikkan

    suhu.

    4. Oksidasi asam benzoat menjadi fenol dengan katalis tembaga.

    5. Garam potasium dari asam benzoat direaksikan dengan CO2 pada kenaikan suhu

    dan tekanan dapat membentuk asam terepthalat.

    2.1.1 Sejarah Perkembangan Asam Benzoat

    Asam benzoat pertama kali ditemukan pada abad ke 16. Distilasi kering

    getah kemenyan pertama kali dideskripsikan oleh Nostradamus (1556) dan

    selanjutnya oleh Alexius Pedemontanus (1560) dan Blaise de Vigenere (1596).

    Justus von Liebig dan Friedrich Wohler berhasil menentukan struktur asan

    benzoat pada tahun 1832. Mereka juga meneliti bagaimana asam hipurat

    berhubungan dengan asam benzoat. Pada tahun 1875, Salkowski menemukan bahwa

    asam benzoat memiliki aktivitas anti jamur. (www.wihans.web.id).

    2.1.2 Pembuatan Asam Benzoat Secara Historis

    Proses industri pertama melibatkan reaksi antara benzotriklrodia

    (triklorometil benzene) dengan kalsium hidroksida dalam air, menggunakan besi

    sebagai katalis. Kalsium benzoat yang dihasilkan kemudian diubah menjadi asam

    benzoat dengan menggunakan asam klorida. Produk proses ini mengandung turunan

    asam benzoat yang terklorinasi dalam jumlah yang signifikan. Oleh karena itu, asam

    benzoat yang digunakan untuk konsumsi manusia didapatkan dari distilasi getah

    kemenyan. Pada zaman sekarang, asam benzoat yang digunakan untuk konsumsi

    diproduksi secara sintetik. (www.wihans.web.id).

    2.1.3 Kegunaan Asam Benzoat Asam benzoat banyak digunakan sebagai bahan pengawet makanan, yaitu

    bahan makanan dan minuman berasa asam seperti sirup, dalam farmasi sebagai

    antiseptik, obat-obatan dermatologi, sebagai zat aditif untuk mengebor lumpur dan

    agen retardant pada karet alam dan sintetis. Sedangkan turunan asam benzoat dapat

    digunakan sebagai pengawet makanan, plasticizer, obat-obatan, dan antiseptik

    sebagaimana tertera dalam tabel 2.1. berikut.

    Universitas Sumatera Utara

  • No. Turunan Asam Benzoat Kegunaan

    1 Fenol Bahan Perekat Kayu

    2.

    Dipropilen glikol dibenzoat

    Dietilen glikol dibenzoat

    Trietilen glikol dibenzoat

    Polietilen glikol dibenzoat

    Trimetil pentanediol

    Mono-isobutil monobenzoat

    Plasticizer pada resin polivinil klorida (PVC)

    3. Sodium benzoat (NaOH)

    1. Pengawet makanan

    2. Pengawet makanan (kemasan)

    3. Pengawet kosmetika

    4. Pengawet bahan farmasi

    5. Penghambat korosi

    6. Bahan pembuat cat

    7. Obat-obatan

    8. Bahan produksi benzil benzoat

    4.

    Benzoil klorida

    - 3-amino-2,5-asam

    Diklorobenzoat

    Benzoil peroksida

    Benzophenane

    Dipropilen glikol dibenzoat

    Dietilen glikol dibenzoat

    Anhidrid benzoat

    Herbisida

    1.Inisiator polimerisasi vinil klorida,

    stirena, vinil asetat, akrilik

    2. Curing agent polimer termoset-ing

    (misal poliester)

    3. Bleaching agent tepung, lemak dan

    minyak

    1. Parfum

    2. Absorber cahaya ultra violet

    Plasticizer (sda)

    Plasticizer (sda)

    1. Agen benzolating pembuatan cat

    dan farmasi

    2. Pelarut

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.1. Kegunaan Turunan Asam Benzoat

    5. Butil benzoat

    1. Carrier untuk cat fiber poliester

    2. Obat (aditif diseinfektan)

    3. Pestisida (agen penetrasi)

    4. Parfum dan tepung

    6. Resin alkid Pelapis permukaan

    7. 8-hidroksiquinolin benzoat

    1. Krim antiseptik

    2. Pasta gigi dan pencuci mulut

    3. Obat salep luka bakar

    8. Sukrosa benzoat Bahan vernis

    9. Ammonium benzoat

    Benzonitril Bahan vernis

    10.

    Benzonitril

    Benzoguanamin

    Resin benzoguanamin

    1. Pelarut

    2. Pelapis permukaan

    3. Tinta

    4. Resin sebagai pelapis

    11. Benzyl benzoat

    1. Mitisida

    2. Bahan pengusir nyamuk

    3. Plasticizer (resin selulosa asetat

    dan nitroselulosa)

    4. Pelarut parfum dan tepung

    5. Pewarna tekstiil

    6. Obat-obatan

    7. Parfum dan tepung

    12. Asam heksahidrobenzoat

    Kaprolaktam Pembuatan nilon 66

    13. Metil benzoat Parfum dan tepung

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2 Toluena

    Toluena adalah suatu senyawa tidak berwarna, cairan berbau aromatic yang

    khas dimana tidak setajam benzena. Asal kata toluena diambil dari sebuah resin

    alami, kata tolu, merupakan sebuah nama dari sebuah kota kecil di Colombia,

    Amerika Selatan. Toluena ditemukan antara produk degradasi dengan cara

    pemanasan resin tersebut. Toluena dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun

    fenilmetana yaitu cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma

    seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon

    aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai

    bahan pelarut bagi industri lainnya. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga

    digunakan sebagai obat inhalan oleh karena sifatnya yang memabukkan. Toluena

    juga mudah sekali terbakar. (Wikipedia, 2011)

    Sebelum perang dunia pertama, sumber utama dari toluena adalah pemanasan

    batu arang. Pada waktu itu, trinitrotoluena (TNT) menghasilkan daya ledak yang

    tinggi dan produksi toluena dalam jumlah besar diperlukan untuk pembuatan TNT

    tersebut.

    Toluena secara umum diproduksi bersama dengan benzene, xylene, dan

    senyawa aromatik C9 dengan pembentukan katalitik dari nafta. Hasil pembentukan

    kasar ini diekstraksi, kebanyakan terjadi dengan sulfolane atau tetraetilena glikol dan

    zat terlarut, ke dalam sumur campuran dari benzene, toluena, xylena dan senyawa

    C9-aromatik dimana dipisahkan dengan cara fraksinasi. (Othmer & Kirk, 1989)

    Struktur toluena seperti pada gambar 2.2 berikut ini merupakan senyawa

    turunan benzena dengan gugul metana berada pada cincin benzena.

    CH3

    Gambar 2.2 Struktur senyawa toluena

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Sifat Fisika

    1. Massa Molar : 92,14 gr/mol

    2. Temperatur leleh normal : 178,15 0K

    3. Titik didih normal : 383,15 0K

    4. Densitas

    Padat pada 93,15 0K : 11,18 L/mol

    Cair pada 298,15 0K : 9,38 L/mol

    5. Tekanan kritis : 4,108 MPa

    6. Temperatur kritis : 591,8oK

    7. Volume kritis : 0,316 L/mol

    8. Faktor kompresibilitas kritis : 0,264

    9. Viskositas : 0,548 mPa.s (cPa)

    10. Panas pembentukan : 50,17 kJ/mol

    11. Panas penguapan : 33,59 kJ/mol

    12. Panas pembakaran : -3734 kJ/mol

    (Kirk & Othmer, 1989)

    b. Sifat Kimia 1. Reaksi hidrogenasi, dengan katalis nikel, platinum atau paladium dapat

    menjenuhkan cincin aromatik sebagian maupun keseluruhan, menghasilkan

    benzena, metana dan bifenil.

    2. Reaksi oksidasi, dengan katalis kobalt, mangan atau bromida pada fase cair

    menghasilkan asam benzoat.

    C6H5CH3 + 3/2 O2 Br/Co/Mn C6H5COOH + H2O

    3. Reaksi substitusi oleh metil, pada temperatur tinggi dan reaksi radikal bebas.

    Klorinasi pada 100oC atau dengan ultraviolet membentuk benzil klorida,

    benzal klorida dan benzotriklorida.

    4. Reaksi substitusi oleh logam alkali menghasilkan normal-propil benzena, 3-

    fenil pentana, dan 3-etil-3-fenil pentana.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2.1 Kegunaan dari toluena Penggunaan utama dari toluena adalah sebagai campuran yang ditambahkan

    ke bensin untuk meningkatkan nilai oktan. Toluena juga digunakan untuk

    memproduksi benzena dan sebagai pelarut dalam cat, pelapis, pengharum sintetis,

    lem, tinta, dan agen-agen pembersih. Toluena juga digunakan dalam produksi

    polimer yang digunakan untuk membuat nilon, botol soda plastik, dan poliuretan

    serta untuk obat-obatan, pewarna, produk kosmetik kuku, dan sintesis kimia organik.

    2.3 Oksigen (O2) Merupakan unsur kimia yang digunakan sebagai oksidator pada reaksi

    pembentukan asam benzoat dengan reaktan adalah toluena. Oksigen terdapat dalam

    bentuk molekul diatomik yang diskrit.

    Secara industri, oksigen didapatkan dengan cara penyulingan udara cair. Udara

    bebas memiliki komposisi oksigen sebesar 21% dan sekitar 79% merupakan

    nitrogen. Meskipun berbagai macam cara untuk mendapatkan oksigen terlarut,

    diantaranya adalah dengan proses elektrolisis, penguraian suatu peroksida,

    penguraian panas oksida logam, penguraian panas garam garam yang mengandung

    anion kaya oksigen.

    a. Sifat Fisika 1. Berat Molekul : 32 gr/mol

    2. Nomor atom : 8

    3. Keelektronegatifan : 3,5

    4. Jari Jari Atom : 0,0074 nm

    5. Titik didih : 1830C

    6. Titik lebur : 218,40C

    7. Densitas (00C, 101.325 kPa) : 1,429 gr/l

    8. Panas peleburan : 0,444 kJ/mol

    9. Panas penguapan : 6,82 kJ/mol

    10. Temperatur kritis : 154,59 K

    11. Tekanan kritis : 5,043 MPa

    12. Kapasitas panas (250) : 29,378 J/mol K

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.4 Mangan Asetat (Mn(C2H3O2)2.4H2O) 1. Berfungsi sebagai katalis

    2. Berat molekul : 245,01gr/mol

    3. Densitas : 1.589gr/cm3

    4. Titik lebur : 80oC

    5. Titik beku : 140 oC dengan melepas air kristal

    6. Kelarutan dalam air : mudah larut dengan air dan glikol.

    7. Berbentuk kristal berwarna pink muda.

    2.5 Benzaldehide (C6H5COH) Merupakan produk samping yang terbentuk sebelum terbentuknya asam

    benzoat dengan proses oksidasi oleh oksigen yang dibantu dengan katalis

    mangan asetat.

    a. Sifat Fisika :

    1. Berat molekul : 106,124 kg/kmol

    2. Densitas : 1046 kg/m3

    3. Viskositas : 1,321 cp

    4. Titik didih : 451,9 oK

    5. Titik lebur : 247,15 oK

    6. Temperatur kritis : 695 oK

    7. Tekanan kritis : 4,65 MPa

    8. Volume kritis : 324 cm3/mol

    9. Panas penguapan : 42,13 kJ/mol

    (Kirk & Othmer, 1989)

    b. Sifat Kimia : 1. Reaksi oksidasi membentuk asam benzoat.

    2. Substitusi hidrogen dengan klorin membentuk benzoil klorida.

    3. Kondensasi benzaldehid dengan katalis logam alkali sianida membentuk

    benzoin.

    4. Hidrogenasi karbonil menghasilkan benzil alkohol.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5. Substitusi cincin misalnya sulfonasi dan nitrasi dapat berpengaruh, tanpa

    merusak gugus karbonil. Substitusi meta terjadi bila ada pengaruh dari

    gugus karbonil.

    (Kirk & Othmer, 1989)

    2.6 Benzil Alkohol (C7H8O) Merupakan produk samping yang terbentuk sebelum terbentuknya asam

    benzoat dengan proses oksidasi oleh oksigen yang dibantu dengan katalis mangan

    asetat.

    a. Sifat Fisika : 1. Berat molekul : 108,140 kg/kmol

    2. Densitas : 1,044 g/cm3

    3. Viskositas : 1,321 cp

    4. Titik didih : 478,55 oK

    5. Titik lebur : 258,15 oK

    6. Temperatur kritis : 677 oK

    7. Tekanan kritis : 46,6 Bar

    8. Volume kritis : 0,334 m3/mol

    9. Panas penguapan : 50,53 kJ/mol

    (Kirk & Othmer, 1989)

    b. Sifat Kimia : 1. Benzil alkohol dapat direfluks dengan kalium permanganat (KMnO4)

    ataupun oksidator lainnya dalam air membentuk asam benzoat

    2. Substitusi cincin misalnya sulfonasi dan nitrasi dapat berpengaruh, tanpa

    merusak gugus karbonil. Substitusi meta terjadi bila ada pengaruh dari

    gugus karbonil.

    2.7 Proses Pembuatan Senyawa Asam Benzoat. Secara umum proses yang digunakan dalam produksi asam benzoat adalah

    oksidasi toluen fase cair dengan katalis Mangan Asetat.

    2.7.1. Tipe- tipe Reaksi Oksidasi

    a. Dehidrogenasi

    Misalnya dalam pembuatan alkohol primer menjadi aldehid.

    Universitas Sumatera Utara

  • C2H5OH + O2 CH3CHO + H2O

    Atau alkohol sekunder menjadi keton.

    CH3CHOHCH3 + O2 CH3COCH3 + H2O

    b. Pemasukan atom oksigen kedalam gugus suatu molekul.

    Misalnya reaksi pembuatan asam dari alhehid.

    CH3CHO + O2 CH3COOH

    Atau oksidsi hidrokarbon menjadi alkohol.

    (C6H5)2CH + O2 (C6H5)2COH

    c. Kombinasi dari 1 dan 2.

    Misal pada reaksi pembuatan aldehid dari hidrokarbon.

    CH4 + O2 CH2O + H2O

    Atau pada pembuatan asam benzoat dari benzil alkohol.

    (C6H5)CH3OH + O2 C6H5COOH + H2O

    d. Dehidrogenasi yang bersama-sama dengan kondensasi molekuler

    Seperti pada kasus dimana dua molekul benzen dari difenil atau dua

    molekul toluena dari stilbene atau ketika metilantraquinon dirubah

    menjadi antracin yellow C.

    e. Dehidrogenasi, pemasukan gugus oksigen, dan pemecahan rantai karbon.

    Seperti pada reaksi pembuatan naphtalen menjadi pthalat anhidrid.

    C10H8 + 4,5 O2 C8H4O + 2 H2O + 2 CO2

    f. Oksidasi

    Yaitu dengan penggunaan reaksi intermediate

    C6H5CH3 C6H5CCl3 C6H5COOH

    CH3OH + CO CH3COOH

    C6H5CH3 + O2 C6H5COH + H2O

    C6H5COH + 12

    O2 C6H5COOH

    Bahan-bahan pengoksidasi disesuaikan berdasarkan reaksi yang dapat terjadi

    dan pengaruh reaksi terhadap kontrol yang harus dilakukan. Bahan-bahan tersebut

    antara lain permanganat, dikromat, asam dan garam hipoklorit, natrium klorit dan

    klorin dioksida, klorat, peroksida, asam nitrit dan nitrogen tetraoksida, garam

    tembaga, peleburan alkali, asam sulfat berasap (oleum), ozon, dan udara.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.8 Berbagai macam reaksi pembuatan asam benzoat lainnya.

    1. Proses Dekarboksilat Ptalat Anhidrat

    Reaksi : C6H4 (CO)2 O + H2O C6H5COOH + CO2 ................(1)

    Dalam proses ini phtalat anhidrat mengalami decarboxylasi, setelah

    direaksikan dengan steam dalam suatu batch kettle tertutup yang dilengkapi dengan

    pengaduk. Agar reaksi tersebut berjalan sempurna, maka ditambahkan katalis

    sebanyak 2 6% berat dari ptalat anhidrid yang masuk reaktor. Katalis yang

    dipergunakan adalah sodium dikromat yang mengandung sedikit nikel oksida dan

    disodium ptalat. Mula-mula campuran ptalat anhidrid dan katalis dalam reaktor

    dipanaskan sampai diatas suhu 200oC. kemudian steam diinjeksikan sambil

    dilakukan pengadukan pada reaktor agar steam terdispersi merata. Untuk 100 bagian

    ptalat anhidird diperlukan steam dengan rata 2-20 bagian/jam. Karena reaksi bersifat

    eksotermis, maka diperlukan reflux kondensor untuk mengembalikan air, asam ptalat

    dan asam benzoat yang terbentuk. Gas yang keluar dari condensor sebagian besar

    terdiri dari CO2 dan sisanya adalah uap air dan asam benzoat. Reaksi ini berlangsung

    beberapa saat, sampai kandungan ptalat anhidrid kurang dari 5%. Asam benzoat yang

    diperoleh selanjutnya dipisahkan dengan cara destilasi. Hasil yang diperoleh pada

    proses ini sebesar 80 85% dari ptalat anhidrid yang ada.

    2. Dari Benzaldehida dengan reaksi cannizzaro. Disproporsionasi benzaldehida yang diinduksi oleh basa dalam reaksi Cannizzaro

    akan menghasilkan sejumlah asam benzoat dan benzil alcohol dalam jumlah yang

    sama banyak. Benzil alcohol kemudian dapat dipisahkan dari asam benzoat dengan

    cara destilasi.

    Gambar 2.3 Reaksi Cannizarro

    Universitas Sumatera Utara

  • 3. Proses hidrolisis benzo triklorid

    Reaksi :

    C6H5CH3 + 3 Cl2 C6H5CCl3 + 3 HCl (2)

    C6H5CCl3 + C6H5COOH 2 C6H5CCl3 + 3 HCl (3)

    2C6H5COCl + 2 H2O 2 C6H5COOH + HCl (4)

    Toluena diklorinasi pada 100 150oC sampai berat jenis larutan tersebut

    mencapai 1,375 sampai 1,385 pada suhu 20oC untuk menghasilkan benzo trikhlorid

    kasar. Sebagian kecil alkali dapat ditambahkan pada hasil reaksi untuk menetralkan

    sebagian sisa HCl yang biasanya diabsorbsi dalam air untuk mendapatkan asam hidro

    klorida. Benzo triklorid dan katalisator yang telah dimurnikan kemudian diumpankan

    pada hidrolisis tingkat I, yang bereaksi dengan asam benzoat membentuk benzoyl

    chlorida. Penghidrolisis II dibagi menjadi dua aliran, yang satu dikembalikan

    kehidrolisator I untuk menghasilkan benzotriklorida yang lebih banyak dan yang

    lainnya dimurnikan atau untuk membuat natrium benzoat.

    4. Proses klorinasi toluena

    Pembuatan asam benzoat dari reaksi klorinasi toluen. Kondisi reaktan toluena

    berupa cairan dan gas (pada reaktor-01) untuk berupa cairan (pada reaktor-02).

    Reaksi :

    C6H5CH3 + 3 Cl2 C6H5CCl3 + 3 HCl (6)

    C6H5CH3 + 2 H2O C6H5COOH+ 3 HCl (7)

    (Faith Keyes and Clark, 1975)

    Toluena diklorinasi dengan bantuan sinar matahari pada suhu 100-150oC

    sampai berat jenis larutan tersebut mencapai 1,375-1,385 pada suhu 20oC untuk

    menghasilkan benzotriklorid kasar. Sebagian kecil alkali dapat ditambah pada hasil

    reaksi untuk menetralkan sebagaian sisa HCl yang bisa diabsorbsi dalam air untuk

    menghasilkan asam Hidroklorid benzotriklorid dan katalisator yang telah dimurnikan

    kemudian diumpankan pada Hidrolisis tingkat I yang beraksi dengan asam benzoat

    membentuk benzotriklorid. Penghidrolisis II dibagi menjadi 2 aliran yang satu

    Universitas Sumatera Utara

  • dikembalikan ke hidrolisator untuk menghasilkan benzotriklorid yang lebih banyak

    dan yang satu dimurnikan atau untuk membuat natrium benzoat. Asam benzoat yang

    dihasilkan sebesar 74-80% berat muatan benzotriklorid.

    2.9 Seleksi Proses Pada pra rancangan pabrik pembuatan asam benzoat ini, proses yang dipilih

    adalah proses oksidasi toluena dengan menggunakan mangan asetat sebagai katalis

    dengan pertimbangan bahwa:

    1. Indonesia merupakan produsen penghasil toluena secara domestik yang

    dipenuhi oleh beberapa perusahaan milik negara maupun swasta,

    sehingga bahan baku mudah dicukupi dari dalam negeri.

    2. Proses produksi yang lebih ramah lingkungan, karena tidak menggunakan

    senyawa berbahaya yang dapat merusak lingkungan.

    3. Konversi reaksi yang dihasilkan lebih besar yakni 60% dibandingkan

    dengan menggunakan reaksi yang lain dan juga dengan menggunakan

    toluena sebagai bahan baku dapat menghasilkan produk samping seperti

    benzaldehide dan benzil alkohol yang meningkatkan nilai ekonomi di

    dalam pabrik.

    2.10 Deskripsi Proses Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan asam benzoat yaitu dengan

    cara mengoksidasi toluena menggunakan oksigen sebagai oksidator dan mangan

    asetat dalam bentuk kristal sebagai katalis.

    Toluena 99% sebagai bahan baku utama disimpan dalam tangki penyimpanan

    bahan baku (TK 102) pada kondisi fasa cair, temperatur 300C dan tekanan 1 atm.

    Toluena ini dicampur terlebih dahulu dengan mangan asetat (Mn(C2H3O2)2.4H2O)

    dengan berat 2,3% fraksi massa dari toluena yang dimasukkan ke dalam mixer (M-

    101). Campuran ini selanjutnya dipanaskan menggunakan heater (E-101) sebelum

    masuk ke dalam reaktor (R-101).

    Oksigen dalam tangki penyimpanan (TK-101) pada 30oC dipanaskan terlebih

    dahulu hingga temperaturnya mencapai 148,89oC kemudian masuk ke dalam reaktor

    (R-101). Reaksi oksidasi berlangsung pada temperatur 148,89oC dengan tekanan 3

    Universitas Sumatera Utara

  • II-15

    atm secara kontinu dan bersifat eksoterm. Reaksi berlangsung sangat cepat dengan

    waktu tinggal 5 - 10 menit.

    Adapun reaksi oksidasi yang berlangsung dalam reaktor yakni:

    1. Pembentukan Benzaldehide.

    2. Pembentukan Benzil Alkohol

    3. Pembentukan Asam Benzoat

    Reaksi selesai setelah toluena terkonversi 60% di dalam reakor. Toluena yang

    tidak bereaksi dan produk samping/by-product yang terbentuk [seperti benzaldehide

    (1-2%) dan benzil alkohol (10%)] didaur ulang kembali ke dalam reaktor oksidasi

    untuk dilakukan proses reaksi kembali membentuk produk asam benzoat.

    Toluena dan uap air yang terbentuk dalam reaksi kemudian dikondensasikan

    melalui kondensor (E-104), untuk kemudian diubah menjadi fasa cair dan

    dikumpulkan ke dalam tangki penyimpanan sementara (drum horizontal), sedangkan

    oksigen yang tidak bereaksi sempurna dan tidak dapat dikondensasikan dikeluarkan

    dari reaktor.

    Untuk memisahkan campuran asam benzoat dari by product dan impurities

    yang terbentuk dilakukan dengan proses destilasi. Temperatur operasi yang

    digunakan adalah 148,444oC dimana semua komponen kecuali asam benzoat

    berubah wujud menjadi fasa uap (destilat) pada tekanan 2,5 psia. Produk underflow

    dalam kolom destilasi ini dinamakan asam benzoat. Temperatur produk (bottom)

    yang dihasilkan dari keluaran reboiler sekitar 165,52oC, kemudian dialirkan melewati

    cooler (E-204) sehingga terjadi penurunan suhu untuk dapat dikristalisasi di dalam

    crystallizer (CR-201) menjadi kristal asam benzoat. Untuk menghilangkan komposisi

    air yang terkandung dalam kristal asam benzoat, digunakan drum drier (DE-201)

    sebagai mesin pengering.

    Universitas Sumatera Utara

  • FLOWSHEET PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN ASAM BENZOAT DARI TOLUENA DAN OKSIGEN MENGGUNAKAN MANGAN ASETAT SEBAGAI KATALIS

    DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 6.000 TON/TAHUN

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    DIAGRAM ALIR PROSES PPABRIK PEMBUATAN ASAM B

    RODUKSIENZOAT

    PRA RANCANGAN PPEMBUATAN ASAM BENZOAT DARI TOLUENA DA

    OKSIDASI MENGGUNAKAN MANGAN ASKAPASITAS : 6.000 TON / T

    ABRIK N OKSIGEN DENGAN REAKSI

    ETAT SEBAGAI KATALISAHUN

    Skala : Tanpa Skala

    Nama : Wankin Septario GultomNIM : 060405054

    Dosen Pembimbing I: Dr. Ir. Rosdanelli Hasibuan,MT

    Dosen Pembimbing II: Dr. Eng. Ir. Irvan, MSi

    Tanggal T. Tangan

    Digambar

    Diperiksa /Disetujui

    No Kode Keterangan No1 TK-101 Tangki Oksigen 292 TK-102 Tangki Toluena 303 TT-103 Gudang Mangan Asetat 314 TT-104 Gdg MnAs Sementara 325 TT-201 Gudang Asam Benzoat 336 TK-202 Tangki Benzil Alkohol 347 TK-203 Tangki Benzaldehide 358 JC-101 Kompresor 369 C-102 Conveyor 37

    10 JC-103 Kompresor 3811 E-101 Heater 3912 E-102 Heater 4013 E-103 Heater 4114 E-104 Kondensor 4215 E-105 Kondensor 4316 E-106 Heater 4417 M-101 Mixer 4518 R-101 Reaktor 4619 D-201 Flash Drum 4720 V-101 Drum 4821 E-110 Vaporizer 4922 E-201 Cooler 5023 E-202 Cooler 5124 E-203 Kondensor 5225 E-204 Cooler 5326 E-205 Heater 5427 E-206 Kondensor 5528 E-207 Cooler 56

    Kode KeteranganE-208 CoolerM-102 Mixer 2T-201 Kolom Destilasi 1V-201 Akumulator 1RB-201 Reboiler 1T-202 Kolom Destilasi 2V-202 Akumulator 2RB-202 Reboiler 2CR-201 CrystallizerDE-201 Drum DrierJ-101 PompaJ-102 PompaJ-103 PompaJ-104 PompaJ-105 PompaJ-201 PompaJ-202 PompaJ-203 PompaJ-204 PompaJ-205 PompaJ-206 PompaJ-207 PompaJ-208 PompaJ-209 PompaJ-210 PompaJ-211 PompaC-201 ConveyorC-202 Conveyor

    TT- 103

    J - 101

    E - 101

    LI

    FIC

    TK - 102

    J - 103

    LI

    FC

    FC

    J - 202

    J - 205

    J - 204

    FC

    E - 202 T - 201

    V - 201

    24

    25

    FC

    LIC

    TC

    Air pedingin bekas

    Kondensat

    PC

    TC

    LC

    PI

    LI

    19

    FC

    Steam (T=200oC,P=1553,8 kPa)

    Air Pendingin (T=28o C,P= 1 atm)

    FC

    1

    8

    J-105

    TK - 101

    DE-201

    TC34

    37

    LI

    C - 102

    E - 204

    C - 202

    J-203

    J-206

    23

    22

    V - 101

    FC

    J - 104

    RB - 201

    CR - 201

    LC

    C - 201

    FC

    JC - 101 E - 102

    FC

    E - 103

    E - 104FC

    J - 102M-101LC

    R- 101

    E - 205

    D- 201

    J - 210

    J - 209

    T - 202

    V - 202

    35

    36

    FC

    PC

    TC

    LC

    PI

    LI

    FC

    J- 208

    J-211

    32

    31

    RB - 202

    9

    11

    2

    3

    4 10

    12

    6

    7

    J - 201

    13

    14

    17

    18

    21

    20

    30

    TK - 203 LI

    LITK - 20233

    E - 201

    E - 207

    E - 208

    JC - 103

    Gas off

    FC

    LI28

    M-102

    Air Proses

    J- 207

    26

    E - 106

    PC

    27 29

    38 39

    FC

    FC

    FC

    FC

    E - 203

    E - 206E - 105

    15 16

    TT - 201

    LI

    5

    40

    E-110

    TT-104

    Universitas Sumatera Utara