15
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Gurami 2.1.1. Klasifikasi Ikan Gurami Di berbagai daerah, gurami dikenal dengan berbagai sebutan, di antaranya gurameh (Jawa), gurame (Sunda, Betawi), kalui, kali, dan alui (Sumatra) (Redaksi Agro Media, 2008). Dalam daftar klasifikasi, gurami menurut Saanin (1995) dalam Anggie (2008) termasuk dalam filum Chordata yang merupakan ikan bertulang belakang, dan kelas pisces yaitu ikan yang bernafas dengan insang. Klasifikasi gurami secara lengkap menurut Saanin (1984) : Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Perciformes Familia : Ospluronnemidae Genus : Osphronemus Spesies : Osphronemus gouramy Gambar 2.1. Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Gurami

2.1.1. Klasifikasi Ikan Gurami

Di berbagai daerah, gurami dikenal dengan berbagai sebutan, di antaranya

gurameh (Jawa), gurame (Sunda, Betawi), kalui, kali, dan alui (Sumatra) (Redaksi

Agro Media, 2008). Dalam daftar klasifikasi, gurami menurut Saanin (1995)

dalam Anggie (2008) termasuk dalam filum Chordata yang merupakan ikan

bertulang belakang, dan kelas pisces yaitu ikan yang bernafas dengan insang.

Klasifikasi gurami secara lengkap menurut Saanin (1984) :

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Perciformes

Familia : Ospluronnemidae

Genus : Osphronemus

Spesies : Osphronemus gouramy

Gambar 2.1. Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

7

2.1.2. Ciri-ciri Morfologi

Gurami merupakan ikan air tawar yang termasuk dalam golongan ikan

Labyrinthici, yaitu ikan yang mempunyai alat pernafasan tambahan berupa selaput

tambahan berbentuk tonjolan pada tepi atas lapisan insang pertama yang disebut

labyrin. Fungsi labyrin untuk menghirup oksigen langsung dari udara. alat ini

memiliki pembuluh darah kapiler yang memungkinkan gurami mengambil zat

asam dari udara yang berada di ruangan labyrin (Khairuman & Amri, 2002).

Oksigen yang terisap akan diikat labyrin, maka dengan demikian gurami dapat

hidup dalam perairan dengan kondisi oksigen terlarut sangat rendah (Sitanggang

& Sarwono, 2007).

Gurami mempunyai tubuh tinggi dan pipih ke samping. Pada bagian mulut

kecil, miring dan dapat disembulkan. Gurami memiliki garis lateral tunggal dan

tidak terputus. Sisik stenoid berukuran besar. Gurami mempunyai gigi pada

rahang bawah (Gufron & Kordi, 2010).

Gurami yang masih muda berukuran 9 cm, memiliki 8 garis tegak berwarna

hitam pada kedua sisi badannya. Garis tegak yang ada pada gurami biasanya

hilang setelah dewasa (Khairuman & Amri, 2008). Hal tersebut yang

membedakan antara ikan gurami muda dengan ikan gurami tua. Ikan gurami yang

sudah tua, pada bagian sirip punggungnya akan termodifikasi sehingga

memunculkan duri dan sirip dubur yang ukurannya kecil akan semakin besar

(Agung, 2007).

Seiring dengan pertambahan umurnya, jari-jari sirip punggung dan sirip

dubur ikan gurami akan bertambah besar dan kuat. Gurami juga akan memiliki

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

8

alat detektor yang fungsinya sebagai peraba. Sepasang peraba yang terletak pada

bagian dadanya tersebut sesungguhnya adalah sirip perut yang telah mengalami

modifikasi menjadi sepasang benang yang panjang. Hal tersebut memperlihatkan

alat untuk bergerak sudah berubah menjadi alat yang tidak kalah vitalnya, peraba

(Darsono, 1989).

2.1.3. Sifat Biologi

Gurami pada umumnya mendiami perairan yang tenang dan ditemukan

hidup di perairan payau. Gurami biasanya mulai memijah pada umur 2-3 tahun

pada musim kemarau, tetapi di kolam-kolam dapat memijah sepanjang tahun

(Darsono, 2001). Hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas telur gurami.

Gurami mempunyai kebiasaan meletakkan telur hasil pemijahan di dalam

sarang yang terbuat dari tumbuhan-tumbuhan air, rumput atau serabut-serabut

lain yang ada disekitarnya (Ghufran & Kordi, 2010). Telur tersebut akan menetas

dalam waktu 10 hari. Umumnya, gurami yang masih muda bersikap agresif,

tetapi sifat tersebut akan berkurang seiring dengan pertambahan umurnya

(Khairuman & Amri, 2002).

2.1.4. Habitat

Gurami hidup di habitat air tawar di seluruh dunia. Penyebarannya mulai

Amerika Selatan, Afrika, Asia Selatan, hingga Asia Tengggara termasuk

Indonesia. Gurami menyebar di Indonesia meliputi daerah-daerah bersuhu hangat

seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sementara di luar Pulau Jawa

gurami banyak terdapat di Pulau Sumatra dan Sulawesi. Di Sulawesi Utara

berkembang di Airmadidi dekat Menado (Sitanggang & Sarwono, 2007).

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

9

Pada umumnya, gurami mudah berkembang dengan baik di daerah dataran

rendah. Namun, ikan tersebut juga masih dapat hidup di dataran tinggi, tetapi

perkembangan tubuhnya tidak secepat saat hidup di dataran rendah (Khairuman &

Amri, 2008). Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor eksternal yang

mempengaruhi perkembangan gurami secara fisiologinya.

Salah satu faktor yang membedakan dataran rendah dan dataran tinggi

adalah suhu. Suhu di dataran rendah lebih tinggi (lebih panas) dibanding di

dataran tinggi. Berkaitan dengan suhu, gurami tumbuh dengan baik pada suhu

antara 24-28 0C. Gurami sangat peka terhadap suhu sehingga jika dipelihara pada

suhu rendah, kurang dari 150C, gurami tidak akan dapat berkembangbiak

(Ghufran & Kordi, 2010).

2.2. Bakteri Aeromonas hydrophila

Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan genus Aeromonas yang berasal

dari yunani yang berarti unit monas udara / gas maka maka dapat diartikan suatu

unit penghasil gas. Klasifikasi A. hydrophila menurut Holt dkk. (1994):

Filum : Protophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Pseudomonadales

Famili : Vibironaceae

Genus : Aeromonas

Spesies: Aeromonas hydrophila

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

10

Gambar 2.2. A. hydrophila dengan pewarnaan Gram dan morfologi bakteri

pembesaran 100x (Samsundari, 2016)

Gambar 2.2. menunjukkan bakteri A. hydrophila hanya terlihat bila diberi

warna. Bakteri ini berbentuk batang dengan sebuah flagel (Susanto, 2003).

A.hydrophila merupakan bakteri Gram- negatif, fakultatif anaerobik, non-

sporoforming, bakteri berbentuk batang. Bakteri tersebut ditemukan di makanan,

hewan piaaraan dan perairan (Daskalov, 2005). Aeromonas hydrophila mulai

dikenal di Indonesia sejak tahun 1980. Hal tersebut terjadi di Jawa Barat yang

menyebabkan kematian 82,2 ton ikan tawar dalam jangka sebulan (Mulia, 2012).

Terkait dengan kasus penyakit klinis, patogen ini menghasilkan faktor virulensi

yang berbeda seperti eksotoksin, sitotoksin, dan lainnya. Spektrum penyakit yang

terkait mikroorganisme tersebut meliputi gastroenteritis, infeksi luka traumatik

dan akuatik, dan infeksi septisemia (Daskalov, 2005).

Bakteri A. hydrophila merupakan bakteri yang virulen (Kamaludin, 2011)

dan bersifat patogen oportunis serta hanya dapat menimbulkan penyakit pada

populasi ikan yang memiliki daya tahan tubuh lemah atau sebagai infeksi

sekunder saat ikan terserang penyakit A. hydrophila merupakan penyebab umum

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

11

dari penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) dan dapat menginfeksi ikan

terutama pada kondisi ikan stress atau tercampur dengan patogen lainnya sebagai

penginfeksi sekunder (Nurwirnawati, 2016).

Peningkatan kepadatan ikan yang berlebihan akan menyebabkan penurunan

laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan akibat adanya infeksi bakteri

A.hydrophila. Menurut hasil penelitian Mulia (2012) yang melakukan uji postulat

Koch pada 10 isolat A. hydrophila pada gurami, ikan gurami mencapai kematian

87,5-100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa isolat A. hydrophila memiliki

tingkat keganasan yang tinggi akibat bakteri A. hydrophila.

Ikan yang terserang bakteri A. hydrophila, memiliki beberapa gejala

eksternal dan internal. Gejala eksternal yang timbul insang dan tubuh pucat

disertai bercak-bercak merah (haemorhagik) pada punggung di belakang

operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan, bahkan

sudah ada yang membentuk borok dan ditumbuhi jamur, mata menonjol hingga

lepas, terkadang disertai penglupasan kulit dan daging di sekitarnya, lendir

banyak, sirip gripis, dan perut kembung /bengkak.

Gejala internal yang timbul yaitu ginjal merah pucat, merah kehitaman

sampai coklat tua, bahkan ada yang timbul bintil-bintil putih berdiameter 0,5-3

mm. Hati berwarna merah pucat, merah kehitaman sampai coklat, bahkan ada

yang bengkak. Lambung pucat, kecoklatan, bahkan ada yang pecah. Usus pucat,

kosong dan menggelembung, serta rongga perut banyak cairan kuning (Mulia,

2012).

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

12

2.3. Penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS)

Penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) adalah penyakit bakterial

yang disebabkan oleh A. hydrophila. Infeksi A. hydrophila terjadi apabila inang

mengalami immunosupressed karena stres atau infeksi penyakit lainnya. Gejala

eksternal yang muncul akibat penyakit MAS adalah ulser yang berbentuk bulat

atau tidak teratur dan berwarna merah keabu-abuan, inflamasi, dan erosi di dalam

rongga dan sekitar mulut. Selain itu, terjadi hemorrhagik pada sirip serta mata

membengkak dan menonjol (Mulia, 2012).

Bakteri A. hydrophila menyerang bagian luar tubuh ikan (eksternal) dan

menyerang bagian dalam tubuh (internal). Akibat serangannya dapat bermacam-

macam, mulai dari hilangnya sebagian selaput sirip ikan hingga dengan tersisa

jari-jarinya. Diantara parasit yang menyerang, bakteri termasuk paling berbahaya.

(Susanto, 2003). Ikan yang terserang bakteri umumnya menemui kematian, jarang

ada ikan yang tertolong karena rata-rata sudah langsung parah. Di antara

banyaknya species, bakteri yang sering menyerang ikan ialah penyebab penyakit

serangan bakteri A. hydrophila.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila mudah menular.

Penyebaran penyakit ini yaitu melalui air yang telah terkontaminasi A. hydrophila

atau penularan dari ikan yang sakit (Mulyana dkk., 2012). Penyakit MAS

memiliki potensi penginfeksian yang tinggi, maka perlu diatasi dengan

penggunaan obat. Tetapi, penggunaan obat-obatan kimia dapat berdampak negatif

bagi kehidupan ikan di antaranya membunuh organisme bukan sasaran, timbulnya

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

13

patogen resisten, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan serta

menimbulkan pencemaran lingkungan (Rahmi dkk., 2016).

Salah satu cara yang paling aman untuk pengobatan ikan yang terserang

MAS ialah dengan memanfaatkan obat-obatan herbal yang ramah terhadap

lingkungan dan mudah terurai di perairan, selain itu produk dari tumbuhan alami

memiliki efek samping yang relatif rendah serta ketersediaanya sangat melimpah.

2.4. Bakau Api-Api (Avicennia marina)

2.4.1. Klasifikasi Bakau Api-Api (Avicenniamarina)

Api-api (Avicennia marina) merupakan salah satu tumbuhan bakau yang

termasuk ke dalam magnoliopsida yaitu tumbuhan dikotil atau berbiji dua

(Gambar 2.3.). Avicennia merupakan genus yang memiliki kemampuan toleransi

terhadap kisaran salinitas yang luas dibandingkan genus lainnya (Oktavianus,

2013). Klasifikasi A. marina secara lengkap menurut Cronquist (1981):

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Sub Class : Asteridae

Order : Lamiales

Family : Acanthaceae

Genus : Avicennia

Species : Avicennia marina

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

14

Gambar 2.3. A. Pohon Avicennia marina B. Daun Avicennia marina

2.4.2. Deskripsi Bakau Api-Api (Avicennia marina)

Avicennia marina biasanya tumbuh di tepi laut yang merupakan bagian dari

komunitas hutan bakau A. marina tumbuh dengan tegak, serta memiliki banyak

cabang. Api-api memiliki batang yang mengeluarkan getah dan memiliki rasa

yang pahit. Akarnya termasuk dalam akar nafas berbentuk ramping yang panjang

dan rapat, dapat membantu pengikatan sedimen, dan mempercepat proses

pembentukan tanah timbul.

Bagian daun tumbuhan A. marina tumbuh berhadapan, bertangkai,

berbentuk bulat telur terbalik dengan ujung tumpul dan pangkal yang rata. Bunga

tumbuhan ini berwarna kuning dengan kelopak bunga yang pendek dan pucat.

Buah berbentuk kotak, berkatup, berbiji satu serta berkecambah sebelum rontok.

Kulit kayu tumbuhan ini halus, berwarna kelabu dan hijau loreng. Akar napas api-

api tumbuh lurus, berbentuk ramping dan berjumlah banyak (Windaya, 2015).

Daun A. marina mengandung senyawa aktif alkaloid, triterpenoid, saponin, tanin,

A B

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

15

glikosida, dan flavonoid yang sangat potensial digunakan sebagai antioksidan,

antimikroba, antifungi, dan antibiotik (Wibowo dkk., 2009).

2.4.3. Ekstraksi Senyawa Bioaktif

Ekstraksi adalah cara untuk memisahkan campuran beberapa zat menjadi

komponen-komponen yang terpisah. Ekstraksi tersebut didasarkan pada prinsip

perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, perpindahan mulai terjadi

pada lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut (Mufida,

2013).

Ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu fase air (aqueus phase)

dan fase organik (organic phase). Ekstraksi fase air ialah ekstraksi yang

menggunakan air sebagai pelarut sedangkan ekstraksi fase organik ialah ekstraksi

yang menggunakan pelarut organik seperti kloroform, eter, dan sebagainya

(Nurwirnawati, 2016).

Ekstraksi dilakukan dengan cara pengambilan bahan aktif yang bersifat

sebagai bahan anti bakteri. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen

kimia yang terdapat pada bahan alam. Salah satu bahan alam yang mengandung

senyawa bioaktif ialah A. marina. Analisis fitokimia pada bakau Avicennia spp

menurut Harbone (1987) dan Hosettmann (1991) dalam Oktavianus (2013) dapat

dilihat pada Tabel 2.1.

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

16

Tabel 2.1. Analisis Fitokimia Bakau Avicennia spp

Jenis ujifitokimia

Avicennia marina Avicennia lanata Avicennia alba

Isi buah Batang Daun Kayu Akar daun getah Kayu akar daunAlkaloid ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ +++ ++++ ++++ ++++ +++Saponin ++++ ++++ ++++ +++ ++++ ++++ ++ ++++ ++++ ++++Tannin ++++ + +++ ++ +++ ++++ ++ - + +Fenolik ++ - - + + _ +++ + + +Flavonoid ++++ +++ ++ ++++ ++++ ++++ +++ +++ ++++ +++Triterponoid

++++ ++ ++++ ++++ ++++ +++ ++++ ++++ +++ +++

Steroid - - - - - - - - - -Glikosida ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++

Keterangan :- : Positif

++ : Positif+++ : Positif kuat

+++ +: Positif sangat kuatSumber : Harbone (1987) dan Hosettman (1991) dalam Oktavianus (2013)

Berdasarkan Tabel 2.1. dapat dilihat bahwa seluruh bagian tanaman

memiliki kandungan senyawa bioaktif di antaranya alkaloid, saponin, dan

glikosida yang cukup tinggi. Jenis bakau yang menunjukkan kandungan senyawa

bioaktif yang lebih besar dan kompleks ialah Avicennia marina.

2.5. Kualitas Air

Air berfungsi sebagai media internal dan eksternal bagi ikan. Sebagai media

internal, air berfungsi sebagai bahan baku untuk metabolisme tubuh, pengangkut

bahan makanan ke seluruh tubuh, pengangkut sisa metabolisme, untuk

dikeluarkan dari dalam tubuh, dan pengatur atau penyangga suhu tubuh.

Sementara sebagai media eksternal, air berfungsi sebagai habitat. Oleh karena itu,

peran air sangat esensial dalam kehidupan ikan. Kualitas dan kuantitas air harus

dijaga agar sesuai kebutuhan ikan peliharaan (Ghufran & Khudri, 2010).

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

17

Dalam penelitian Mulyana dkk. (2012) yang bertujuan untuk mengetahui

dosis rosella terbaik terhadap ketahanan tubuh benih ikan yang diuji tantang

dengan bakteri A. hydrophila, disebutkan bahwa kualitas air merupakan faktor

yang paling penting dalam budidaya ikan sebab air diperlukan sebagai media

hidup ikan. Menjaga kualitas air di dalam akuarium percobaan tetap stabil, maka

dilakukan penyiphonan setiap hari dan penambahan air. Penyiphonan dilakukan

dengan cara mengangkat sisa pakan dan kotoran hasil metabolisme benih ikan

sebanyak 70% dari jumlah total air per akuarium percobaan dan penambahan air

sebanyak jumlah total air per akuarium yang disipon. Penyiponan dilakukan pada

jam 07.00 WIB sebelum pemberian pakan pertama diberikan.

Menjaga kualitas air merupakan faktor yang penting pada habitat ikan.

Kualitas air yang baik akan berpengaruh pada kehidupan ikan. Beberapa

parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas air meliputi suhu air, oksigen

terlarut atau Dissolved Oxygen (DO), dan derajat keasaman (pH) (Nurfaidah,

2015).

2.5.1. Suhu Air

Suhu air dapat mempengaruhi kehidupan biota air secara tidak langsung,

yaitu melalui pengaruhnya terhadap oksigen di dalam air. Semakin tinggi suhu air,

semakin rendah daya larut oksigen di dalam air, dan sebaliknya. Pengaruh suhu

secara tidak langsung yang lain adalah terhadap metabolisme, daya larut gas,

termasuk oksigen serta berbagai reaksi kimia di dalam air. Semakin tinggi suhu

air, semakin tinggi laju metabolisme biota budidaya yang berarti semakin besar

konsumsi oksigennya, padahal kenaikan suhu akan mengurangi daya larut oksigen

dalam air (Ghufran & Kordi, 2010).

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

18

Faktor yang dapat menjaga kestabilan suhu di dalam air, salah satunya

dengan melihat kedalaman air. Suhu air berpengaruh pada pembentukan antibodi.

Pada suhu yang optimal pembentukan antibodi akan berjalan dengan baik,

sedangkan pada suhu yang tidak optimal pembentukan antibodi akan terhambat

(Mulia, 2012).

Menurut penelitian lain yang dilakukan oleh Mulyana dkk. (2012), suhu

pada ikan gurami yang baik yaitu diusahakan konstan antara 28-30 °C, dan untuk

menjaga suhu media pemeliharaan dipasang lampu watt dan heater pada setiap

akuarium percobaan.

2.5.2. DO (Dissolved Oxygen) Air

Oksigen yang diperlukan biota air untuk pernapasannya harus dalam kondisi

terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas sehingga bila

ketersediaanya ada di dalam air tidak mencukupi kebutuhan budidaya maka segala

aktivitas biota akan terhambat. Menurut Zonneveld dkk. (1991), kebutuhan

oksigen ikan terhubung dengan dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi

spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tegantung pada metabolisme tubuh

ikan. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu lingkungan bagi ikan dari spesies

tertentu disebabkan oeh adanya perbedaan struktur molekul sel darah ikan yang

mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam air dan derajat

kejenuhan oksigen dalam sel darah (Ghufran & Kordi, 2010).

Pada ikan gurami, batas minimal kandungan oksigen yang diperlukan ialah

sebesar 5 ppm. Apabila kadar oksigen rendah, maka dapat ditingkatkan dengan

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

19

cara menjaga aliran air agar tetap lancar dan membiarkan permukaan kolam

dengan kondisi terbuka (Agus dkk., 2008).

2.5.3. Derajat Keasaman (pH) Air

Derajat keasaman (pH) air mempengaruhi tingkat kesuburuan perairan

karena memengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif,

malah dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah (keasaman tinggi),

kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Akibatnya, konsumsi oksigen

menurun, aktivitas pernafasan naik, dan selera makan berkurang. (Ghufran &

Kordi, 2010).

Kolam pemeliharaan gurami idealnya memiliki pH netral yaitu 6,5-7,5.

Apabila besarnya pH kurang dari 6 yang berarti kondisi kolam asam, maka harus

di netralkan dengan penambahan CaCO3 atau soda kue kue dalam air. (Agus dkk.,

2001) menurut penelitian lain yang dilakukan oleh Verawati dkk. (2015) Nilai pH

yang baik selama pemeliharaan ikan gurami berkisar antara 6,70 – 7,12. Selama

masa pemeliharaan tersebut cenderung terjadi penurunan pH yang disebabkan

semakin meningkatnya buangan metabolisme (cenderung asam) seiring

meningkatnya padat penebaran. Selain itu, penurunan pH disebabkan oleh

peningkatan CO2 akibat proses respirasi. Nilai pH tersebut masih dalam kisaran

yang ditoleransi oleh ikan gurami (BSN & Boyd, 1990).

Kadar karbondioksida yang diperuntukan bagi kebutuhan ikan air tawar

sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas < 5 mg/L. Karbondioksida

bebas sebesar 10 mg/L masih dapat ditolerir oleh organisme akuatik, asal disertai

dengan kadar oksigen yang cukup. Tingkat daya tahan tubuh ikan yang terinfeksi

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4287/3/BAB II_MARLIANA AJENG NAZILAH_BIOLOGI... · operculum, sirip dan bagian tubuh lain, terdapat luka pada bekas sutikan,

20

bakteri A. hydrophilla, untuk mengurangi tingkat stres pada ikan diperlukan

pengontrolan kualitas air khususnya pH (Mulyana dkk., 2013).

Penggunaan Ekstrak Daun..., Marliana Ajeng Nazilah, FKIP UMP, 2017