8
I. PENDAHULUAN Tulang belakang manusia adalah pilar/ tiang yang berfungsi menyangga tubuh dan melindungi medulla spinalis. Pilar tersebut terdiri dari 33 ruas tulang belakang yang tersusun secara segmental yang terdiri atas 7 ruas tulang servikal, 12 ruas tulang torakal, 5 ruas tulang lumbal, 5 ruas tulang sacral yang menyatu dan 4 ruas tulang ekor. Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena adanya dua sendi di daerah posterolateral dan diskus intervertebralis di anterior. 1 Vertebra lumbalis merupakan tulang terbesar dan terkuat dari semua tulang yang berada pada tulang belakang. Vertebra ini dimulai dari lengkung lumbal (yaitu, persimpangan torakolumbalis) dan meluas ke sacrum. Otot-otot yang melekat pada vertebra lumbalis menstabilkan tulang belakang. Fraktur vertebra lumbalis disebabkan oleh trauma berat atau keadaan patologis yang melemahkan tulang. Osteoporosis adalah penyebab terbanyak terjadinya fraktur kompresi lumbal, terutama pada wanita pascamenopause. Fraktur vertebra yang diakibatkan

Trauma Lumbal Doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bedah ortho

Citation preview

Page 1: Trauma Lumbal Doc

I. PENDAHULUAN

Tulang belakang manusia adalah pilar/ tiang yang berfungsi

menyangga tubuh dan melindungi medulla spinalis. Pilar tersebut terdiri dari

33 ruas tulang belakang yang tersusun secara segmental yang terdiri atas 7

ruas tulang servikal, 12 ruas tulang torakal, 5 ruas tulang lumbal, 5 ruas

tulang sacral yang menyatu dan 4 ruas tulang ekor. Setiap ruas tulang

belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena adanya dua

sendi di daerah posterolateral dan diskus intervertebralis di anterior.1

Vertebra lumbalis merupakan tulang terbesar dan terkuat dari semua

tulang yang berada pada tulang belakang. Vertebra ini dimulai dari lengkung

lumbal (yaitu, persimpangan torakolumbalis) dan meluas ke sacrum. Otot-otot

yang melekat pada vertebra lumbalis menstabilkan tulang belakang. Fraktur

vertebra lumbalis disebabkan oleh trauma berat atau keadaan patologis yang

melemahkan tulang. Osteoporosis adalah penyebab terbanyak terjadinya

fraktur kompresi lumbal, terutama pada wanita pascamenopause. Fraktur

vertebra yang diakibatkan oleh osteoporosis dapat terjadi tanpa trauma yang

jelas.2

II. ANATOMI

Vertebra lumbalis merupakan bagian dari kolumna vertebralis yang

terdiri dari lima ruas tulang dengan ukuran ruasnya lebih besar dibandingkan

dengan ruas tulang leher (vertebra cervical) maupun tulang punggung

(vertebra thorakal). Vertebra lumbalis dapat dibedakan oleh karena tidak

adanya bidang untuk persendian dengan costa. Diantara ruas-ruas vertebra

lumbalis tersebut terdapat penengah ruas tulang yang terdiri atau tersusun dari

tulang muda yang tebal dan erat, berbentuk seperti cincin yang

memungkinkan terjadinya pergerakan antara ruas-ruas tulang yang letaknya

sangat berdekatan. Bagian atas dari vertebra lumbalis berbatasan dengan

Page 2: Trauma Lumbal Doc

vertebra torakalis 12, yang persendiannya disebut thoracolumbal joint atau

articulatio thoracolumbalis. dan pada bagian bawahnya berbatasan dengan

vertebra sakralis. dan persendiannya disebut lumbosacral joint atau articulatio

lumbosacralis.3

Vertebra lumbal adalah satu dari lima rangkaian kolumna vertebralis

yang terletak pada pertengahan tubuh bagian posterior. Pada umumnya

vertebra lumbalis mempunyai bentuk melengkung ke arah depan atau disebut

juga lordosis.

Oleh karena tugasnya menyangga bagian atas tubuh, maka bentuk dari

vertebra lumbalis ini besar dan kuat.

Ciri vertebra lumbalis diantaranya:

a. Corpus besar dan berbentuk ginjal.

b. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.

c. Lamina tebal

d. Foramina vertebrale berbentuk segitiga.

e. Processus transversus panjang dan langsing.

f. Processus spinosus pendek, rata dan berbentuk segiempat dan

mengarah ke belakang.

g. Facies articularis processus articularis superior menghadap ke medial

dan facies articularis processus articularis inferior menghadap ke

lateral.

Page 3: Trauma Lumbal Doc

III. FISIOLOGI

Vertebra lumbalis merupakan bagian dari kolumna vertebralis,

sehingga fungsi dari vertebra lumbalis tidak terlepas dari fungsi kolumna

vertebralis secara keseluruhan. Sesuai dengan anatomi vertebra lumbalis yang

mempunyai bentuk yang besar dan kuat, maka fungsi vertebra lumbalis adalah

:3

a. Menyangga tubuh bagian atas dengan perantaraan tulang rawan yaitu

diskus intervertebralis yag lengkungannya dapat memberikan

fleksibilitas yang dapat memugkinkan membungkuk ke arah depan

(fleksi) dan kearah belakang (ekstensi), miring ke kiri dan ke kanan

pada vertebra lumbalis.

b. Diskus intervertebralisnya dapat menyerap setiap goncangan yang

terjadi bila sedang menggerakkan berat badan seperti berlari dan

melompat.

c. Melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari goncangan.

d. Melindungi saraf tulang belakang dari tekanan-tekanan akibat

melesetnya nukleus pulposus pada diskus intervertebralis. Namun

apabila annulus fibrosus mengalami kerusakan, maka nukleus

pulposusnya dapat meleset dan dapat menyebabkan penekanan pada

akar saraf disekitarnya yang menimbulkan rasa sakit dan ada kalanya

kehilangan kekuatan pada daerah distribusi dari saraf yang terkena.

IV. MEKANISME TRAUMA

Seperti pada fraktur vertebra thorakal, fraktur pada vertebra lumbal

dapat terjadi karena trauma aksis longitudinal pada daerah kepala atau bokong

Page 4: Trauma Lumbal Doc

V. KLASIFIKASI

Fraktur vertebra lumbal dapat dibagi dalam:a. Fraktur prosesus transversus

Terjadi karena trauma langsung atau oleh karena tarikan otot yang melekat pada prosesus transversus. Pada prosesus transversus melekat otot yang kuat sehingga dapat terjadi avulasi bila terjadi fleksi lateral yang dipaksakan pada daerah ini. Fraktur yang terjadi bersifat stabil, sehingga pengobatan hanya menghilangkan nyeri dan dilanjutkan dengan fisioterapi

b. Fraktur kompresi Ditemukan trauma tulang belakang dengan keluhan nyeri pada daerah tulang belakang, nyeri tekan, pergerakan tulang belakang terbatas dan nyeri. Fraktur ini biasanya memerlukan pengobatan secara konservatif.

c. Fraktur rekah badan vertebra Merupakan fraktur baji di mana trauma terjadi dalam keadaan posisi tegak. Badan vertebra terpecah dalam beberapa fragmen dan dapat terjadi tekanan pada sumsum tulang belakang. Pengobatan cukup dengan konservatif jika tidak ada kelainan neurologis, dan memerlukan dekompresi untuk menghilangkan tekanan jika terdapat kelainan neurologis.

d. Dislokasi dan fraktur dislokasi Fraktur ini jarang ditemui berbanding fraktur kompresi. Fraktur dislokasi lebih sering berupa vertebra sebelah atas bergeser ke depan terhadap vertebra di bawahnya. Fraktur dislokasi biasanya terjadi pada daerah hubungan antara thorakal dan lumbal dan disebabkan oleh kombinasi trauma fleksi dan rotasi.

e. Trauma jack-knife Terjadi karena trauma fleksi disertai dengan distraksi pada vertebra lumbal. Jenis ini sering ditemukan pada trauma sabuk pengaman di mana badan terdorong ke depan, sedang bagian lain terfiksasi. Ditemukan adanya robekan pada ligament longitudinal atau fraktur pada tulang sendiri. Jenis ini juga disebut fraktur Chance (1948) di mana vertebra terbelah melalui prosesus spinosus dan badan vertebra.

Page 5: Trauma Lumbal Doc

VI. PENGOBATANPengobatan pada fraktur vertebra lumbal pada prinsipnya sama dengan

fraktur vertebra thorakal. Biasanya penderita mengalami paraplegia maka dapat dipilih pengobatan konservatif dengan melalukan perawatan paraplegia dan operatif dengan melakukan fiksasi tulang untuk stabilisasi dan perawatan.

VII. PROGNOSIS

Nyeri dan fraktur yang dialami akan membaik dengan dukungan

terapi farmakologis dan farmakologis, namun dengan semakin

bertambahnya usia, fungsi dan struktur fisiologi tulang akan semakin

menurun, diperlukan upaya kewaspadaan agar tetap menjaga stabilitas tulang

belakang dan pencegahan trauma pada usia lanjut.

Page 6: Trauma Lumbal Doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Jong WD, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, 2005. Hal 870-874

2. Andrew L Sherman, MD, MS; Chief Editor: Rene Cailliet, MD. Lumbar Compression Fracture. (diakses tanggal 17 Juli 2014). Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/309615-overview

3. Pearce, Evelyn C., Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2006. Hal 89

4. Chairuddin R, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : Yarsif Watampone. Hal 469-471