26
1 TUGAS TEKNIK PRODUKSI MIGAS PENGENALAN INDUSTRI MIGAS OLEH : ABDI FATRA WIJAYA (103 12 11 001) AGNES EVELINA SAMOSIR (103 12 11 002) AHMAD REZA SETIAWAN (103 12 11 003) ALEO SAPUTRA (103 12 11 005) JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG BALUNIJUK, 27 FEBRUARI 2015

TUGAS TPM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas tpm

Citation preview

  • 1

    TUGAS

    TEKNIK PRODUKSI MIGAS

    PENGENALAN INDUSTRI MIGAS

    OLEH :

    ABDI FATRA WIJAYA (103 12 11 001)

    AGNES EVELINA SAMOSIR (103 12 11 002)

    AHMAD REZA SETIAWAN (103 12 11 003)

    ALEO SAPUTRA (103 12 11 005)

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

    BALUNIJUK, 27 FEBRUARI 2015

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu

    barometer tingkat kemajuan suatu bangsa dan negara. Ilmu pengetahuan dan

    teknologi tidak terbatas, dan tidak dapat dibatasi pula oleh wilayah suatu

    negara, artinya ilmu pengetahuan dan teknologi bersifat universal.

    Dunia semakin maju, menuntut perkembangan teknologi industri yang

    memerlukan energi. Salah satu jenis bahan baku industri adalah minyak dan

    gas bumi. Kemajuan industri selalu menuntut inovasi untuk bersaing

    merebut pasar. Oleh sebab itu negara-negara industri tidak mau kehilangan

    kesempatan untuk mendapatkan bahan baku energi dalam bentuk minyak

    dan gas bumi, dan dengan berbagai cara termasuk mengembangkan

    teknologi eksplorasi, eksploitasi dan pengolahan minyak serta gas bumi.

    Produk akhirnya seperti yang terdapat di pasaran saat ini, antara lain dalam

    bentuk bensin, minyak tanah, oli, asphalt, plastik, styrofoam, berbagai bahan

    bakar minyak lainnya.

    1.2 Deskripsi Singkat

    Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan

    keterampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan

    penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan

    distribusinya sebagai dasarnya

    Minyak bumi mulai dikenal oleh bangsa Indonesia mulai abad

    pertengahan. Orang Aceh menggunakan minyak bumi untuk menyalakan bola

    api saat memerangi armada Portugis. Perkembangan migas secara modern di

    Indonesia dimulai saat dilakukan pengeboran pertama pada tahun 1871, yaitu

    di desa Maja, Majalengka, Jawa Barat, oleh pengusaha belanda bernama Jan

  • 3

    Reerink. Akan tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkandan

    akhirnya ditutup.

    Penemuan sumber minyak yang pertama di Indonesia terjadi pada

    tahun 1883 yaitu lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga Said di dekat

    Pangkalan Brandan oleh seorang Belanda bernama A.G. Zeijlker. Penemuan

    ini kemudian disusul oleh penemuan lain yaitu di Pangkalan Brandan dan

    Telaga Tunggal. Penemuan lapangan Telaga Said oleh Zeijlker menjadi modal

    pertama suatu perusahaan minyak yang kini dikenal sebagai Shell. Pada waktu

    yang bersamaan, juga ditemukan lapangan minyak Ledok di Cepu, Jawa

    Tengah, Minyak Hitam di dekat Muara Enim, Sumatera Selatan, dan Riam

    Kiwa di daerah Sanga-Sanga, Kalimantan.

    Menjelang akhir abad ke 19 terdapat 18 prusahaan asing yang

    beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan perusahaan yang

    bernama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang kemudian denganShell

    Transport Trading Company melebur menjadi satu bernamaThe Asiatic

    Petroleum Company atau Shell Petroleum Company. Pada tahun 1907

    berdirilah Shell Group yang terdiri atas B.P.M., yaituBataafsche Petroleum

    Maatschappij dan Anglo Saxon. Pada waktu itu di Jawa timur juga terdapat

    suatu perusahaan yaitu Dordtsche Petroleum Maatschappij namun kemudian

    diambil alih oleh B.P.M.

    Pada tahun 1912, perusahaan minyak Amerika mulai masuk ke

    Indonesia. Pertama kali dibentuk perusahaan N.V. Standard Vacuum

    Petroleum Maatschappij atau disingkat SVPM. Perusahaan ini mempunyai

    cabang di Sumatera Selatan dengan nama N.V.N.K.P.M (Nederlandsche

    Koloniale Petroleum Maatschappij) yang sesudah perang kemerdekaan

    berubah menjadi P.T. Stanvac Indonesia. Perusahaan ini menemukan lapangan

    Pendopo pada tahun 1921 yang merupakan lapangan terbesar di Indonesia

    pada jaman itu.

    Untuk menandingi perusahaan Amerika, pemerintah Belanda

    mendirikan perusahaan gabungan antara pemerintah dengan B.P.M.

    yaitu Nederlandsch Indische Aardolie Maatschappij. Dalam perkembangan

  • 4

    berikutnya setelah perang dunia ke-2, perusahaan ini berubah menjadi P.T.

    Permindo dan pada tahun 1968 menjadi P.T. Pertamina.

    Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika baru yaituStandard

    Oil of California dan Texaco. Kemudian, pada tahun 1930 dua perusahaan ini

    membentuk N.V.N.P.P.M (Nederlandsche Pasific Petroleum Mij) dan

    menjelma menjadi P.T. Caltex Pasific Indonesia,sekarang P.T. Chevron

    Pasific Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi besar-besaran di

    Sumatera bagian tengah dan pada tahun 1940 menemukan lapangan Sebangga

    disusul pada tahun berikutnya 1941 menemukan lapangan Duri. Di daerah

    konsesi perusahaan ini, pada tahun 1944 tentara Jepang menemukan lapangan

    raksasa Minas yang kemudian dibor kembali oleh Caltex pada tahun 1950.

    Pada tahun 1935 untuk mengeksplorasi minyak bumi di daerah Irian

    Jaya dibentuk perusahaan gabungan antara B.P.M., N.P.P.M., dan N.K.P.M.

    yang bernama N.N.G.P.M. (Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij)

    dengan hak eksplorasi selama 25 tahun. Hasilnya pada tahun 1938 berhasil

    ditemukan lapangan minyak Klamono dan disusul dengan lapangan Wasian,

    Mogoi, dan Sele. Namun, karena hasilnya dianggap tidak berarti akhirnya

    diseraterimakan kepada perusahaan SPCO dan kemudian diambil alih oleh

    Pertamina tahun 1965.

    Setelah perang kemerdekaan di era revolusi fisik tahun 1945-1950

    terjadi pengambilalihan semua instalasi minyak oleh pemerintah Republik

    Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T. Minyak Nasional Rakyat yang pada

    tahun 1954 menjadi perusahaan Tambang Minyak Sumatera Utara. Pada tahun

    1957 didirikan P.T. Permina oleh Kolonel Ibnu Sutowo yang kemudian

    menjadi P.N. Permina pada tahun 1960. Pada tahun 1959, N.I.A.M. menjelma

    menjadi P.T. Permindo yang kemudian pada tahun 1961 berubah lagi menjadi

    P.N. Pertamin. Pada waktu itu juga telah berdiri di Jawa Tengah dan Jawa

    Timur P.T.M.R.I (Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia) yang

    menjadi P.N. Permigan dan setelah tahun1965 diambil alih oleh P.N. Permina.

    Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapuskan diganti

    dengan sistem kontrak karya. Tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan

  • 5

    kepada P.M. Permina. Tahun 1965 menjadi momen penting karena menjadi

    sejarah baru dalam perkembangan industri perminyakan Indonesia dengan

    dibelinya seluruh kekayaan B.P.M. Shell Indonesia oleh P.N. Permina. Pada

    tahun itu diterapkan kontrak bagi hasil (production sharing) yang menyatakan

    bahwa seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah konsesi P.N. Permina dan

    P.N. Pertamin. Perusahaan asing hanya bisa bergerak sebagai kontraktor

    dengan hasil produksi minyak dibagikan bukan lagi membayar royalty.

    Sejak tahun 1967 eksplorasi besar-besaran dilakukan baik di darat

    maupun di laut oleh P.N. Pertamin dan P.N. Permina bersama dengan

    kontraktor asing. Tahun 1968 P.N. Pertamin dan P.N. Permina digabung

    menjadi P.N. Pertamina dan menjadi satu-satunya perusahaan minyak

    nasional. Di tahun 1969 ditemukan lapangan minyak lepas pantai yang diberi

    nama lapangan Arjuna di dekat Pemanukan, Jabar. Tidak lama setelah itu

    ditemukan lapangan minyak Jatibarang oleh Pertamina. Kini perusahaan

    minyak kebanggaan kita ini tengah berbenah diri menuju perusahaan

    bertarafinternasional.

  • 6

    BAB II

    PENGENALAN KEGIATAN MIGAS

    2.1 Proses Pengangkatan

    Secara umum naiknya minyak ke permukaan dipengaruhi oleh dua

    metode pengangkatan, yaitu mengalir dengan sendirinya atau alami (natural

    flow) dan pengangkatan buatan (artificial lift).

    1. Natural Flow

    Bila tekanan reservoir cukup besar, sehingga mampu mendorong fluida

    reservoir sampai ke permukaan disebut sebagai sumur sembur alam.

    Sumur sembur alam dapat diproduksikan dengan atau tanpa jepitan

    (choke) di permukaan. Sebagian besar sumur sembur alam

    menggunakan choke di permukaan dengan berbagai alasan, antara lain:

    a. Sebagai pengaman

    b. Untuk mempertahankan produksi, sebesar yang diinginkan

    c. Mempertahankan batas atas laju produksi, untuk mencegah

    masuknya pasir

    d. Untuk memproduksikan reservoir pada laju yang paling efisien

    e. Untuk mencegah water atau gas coning

    Biasanya choke dipasang pada awal produksi (choke / bean

    performance), kemudian dengan bertambahnya waktu ukuran choke

    akan bertambah, dan pada akhirnya choke akan dilepaskan seluruhnya

    agar tetap diperoleh laju produksi yang optimum.

    Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan laju

    produksi maupun menganalisa kelakuan sumur sembur alam, yaitu:

    a. Inflow Performance Relationship

    b. Tubing(Vertical Flow)Performance

    c. Sistim di permukaan

    d. Fasilitas peralatan di permukaan

  • 7

    e. Fasilitas peralatan bawah permukaan

    Semua faktor di atas berkaitan erat satu dengan yang lain, dan akan

    mempengaruhi aliran minyak, gas, dan air dari reservoir sampai ke

    fasilitas di permukaan.

    2. Artificial Lift

    Artificial lift, yaitu metode dimana sumur-sumur yang dipasangi

    peralatan pengangkatan buatan. Salah satu pertimbangan untuk

    memasang alat bantu tersebut adalah karena faktor kecilnya tekanan

    reservoir. Reservoir yang telah diproduksikan akan mengalami

    penurunan tekanan reservoir, dimana akan tercapai suatu harga dimana

    perbedaan tekanan reservoir dengan tekanan hidrostatik sumur tidak

    dapat mengangkat fluida ke permukaan secara alami. Untuk itulah

    metode artificial lift digunakan. Tetapi selain itu, bisa juga karena

    alasan untuk meningkatkan target produksi, sehingga sumur-sumur

    yang memiliki tekanan bagus pun bisa di pasang peralatan artificial.

    Jenis-jenis artificial lift method antara lain:

    a. Electric Submergible Pump (ESP)

    Alat ini merupakan rangkaian dari jenis pompa centrifugal sebagai

    penghisap yang terdiri dari shaft, diffuser yang bersifat diam dan

    impeler yang berputar secara dinamik yang berada pada setiap

    stage. Bentuk dari alat ini tersusun dengan satu poros memanjang

    atau bertingkat serta terhubung ke motor penggerak, motor

    penggerak tersebut terhubung langsung dengan arus listrik yang

    disuplai sebagai energi penggerak motor. Ukuran dari setiap stage

    menentukan jumlah fluida yang dapat dipompa, sedangkan jumlah

    susunan stage menentukan total daya angkat atau gaya dorong ke

    permukaan. Sistem ESP ini terdiri dari pump, gas separator, motor,

    protector, DMT (Downhole Monitoring Tool) dan electric cable.

  • 8

    Prinsip Kerja ESP:

    Electric sybmergible pump mempunyai karakteristik yang tidak

    berbeda jauh dengan pompa centrifugal pada umumnya. Pada

    susunan perangkat ini memiliki beberapa stage yang terdiri dari

    diffuser dan impeller, pada prosesnya fluida akan dialirkan ke arah

    impeller yang terus berputar secara dinamik, gerak putar impeller

    diberikan kepada cairan oleh sudu-sudu impeller sehingga

    membuat cairan terangkat dengan kecepatan yang tinggi menuju

    pada stage berikutnya dan kembali akan diarahkan ke impeller

    begitupun seterusnya. Cairan yang telah ditampung di dalam rumah

    pompa selanjutnya akan dievaluasikan melalui pipa keluar, dimana

    tenaga kinetis diubah menjadi tenaga potensial yang berupa

    tekanan sehingga fluida tersebut naik ke atas permukaan.

    b. Gas Lift

    Metode ini merupakan salah satu cara pengangkatan buatan dengan

    bantuan injeksi gas bertekanan tinggi (850 psi) yang ditujukan

    untuk mengangkat cairan ke atas permukaan. Gas di injeksikan

    melalui lubang anulus tubing-casing pada kondisi tekanan dan

    temperatur tertentu.

    Prinsip Kerja Gas Lift:

    Cairan yang berada di dalam anulus antara tubing dan casing diberi

    tekanan dengan injeksi gas, sehingga permukaan cairan akan turun

    ke bawah valve, selanjutnya akan terbuka dan injeksi gas akan

    memasuki tubing, dengan adanya pencampuran gas dengan fluida

    resorvoir maka densitas minyak akan menurun sehingga akan

    mengkibatkan tekanan gradien pada fluida menurun dan

    mempermudah fluida resorvoir mengalir ke atas permukaan.

  • 9

    c. Jet Pump

    Pompa ini dikenal sebagai pompa yang memiliki kecepatan tinggi

    untuk mengangkat minyak bumi ke atas permukaan, penggunaan

    jenis pompa ini biasanya diperuntuhkan untuk sumur yang baru

    diproduksi, setelah sumur bersih dari padatan-padatan maka akan

    diganti dengan pompa piston hidrolik. Jet pump digolongkan

    sebgai free pump (bongkar pasang) sehingga mudah untuk di

    angkat jika akan mengalami perbaikan maupun pembersihan.

    Prinsip Kerja Jet Pump :

    Cara kerja dari alat ini berdasarkan dengan transfer momentum

    antar kedua fluida, dimana fluida yang betekanan tinggi akan

    dipompakan dengan menggunakan pompa di atas permukaan

    melewati nozzle dan selanjutnya akan bercampur dengan fluida

    produksi di pipa pencampur. Perubahan tekanan pada nozzle akan

    menghasilkan kecepatan yang tinggi untuk membawa cairan ke atas

    permukaan.

    d. Sucker Rod Pump (Pompa Angguk)

    Pompa ini lebih sering ditemui pada sumur-sumur minyak,

    dikarenakan biaya dari jenis pompa ini cukup murah. Pompa ini

    salah satu alat yang digunakan untuk meaikan minyak ke atas

    permukaan, penggunaan pompa ini biasanya lebih diperuntuhkan

    untuk sumur-sumur tua yang sudah tidak mampu mengangkat

    cairannya ke atas permukaan.

    Prinsip kerja Pompa Angguk :

    Pompa ini memiliki prinsip kerja yaitu mengubah gerak putar pada

    prime mover menjadi gerak naik turun, sehingga menyebabkan

    pompa dapat bekerja menaikkan fluida dari dalam sumur.

  • 10

    e. PCP (Progressive Cavity Pump)

    Alat ini menerapkan metode pengangkatan dengan prinsip

    progressing cavity, pompa ini dapat dirancang dan diaplikasikan

    secara tepat dalam berbagai kondisi sehingga dapat menekan biaya

    instalasinya (pemasangan) serta memiliki komponen-komponen

    yang sederhana dan mudah dijangkau.

    Prinsip Kerja Progressive Cavity Pump :

    Pompa ini memiliki gesekan yang renah selama proses operasinya

    sehingga menghasilkan efesiensi mekanik yang tinggi.

    Keseragaman kompresi dan stator hanya menghasilkan slip yang

    rendah, sehingga menjamin efesiensi volumetrik tetap terjaga.

    Pompa ini memiliki belt atau kontrol hidrolik yang dapat

    memudahkan saat akan dilakukan perubahan kecepatan pompa

    untuk berbagai jenis laju produksi suatu sumur.Tenaga yang

    digunakan oleh pompa hanya untuk mrngangkat minyak bumi ke

    atas permukaan.

    2.2 Kegiatan di Lapangan Produksi

    Alur proses produksi minyak mentah, dari sumur sampai produk

    minyak mentah yang telah terpisahkan dengan air sesuai dengan BS & W.

    1. Sumur

    Satu perangkat pipa yang dipasang pada waktu pengeboran, kemudian

    menjadi tempat laluan minyak gas dan air dari reservoir ke permukaan,

    selanjutnya disebut sumur. Terdapat dua cara pengambilan minyak

    mentah dari dalam sumur yang digunakan yaitu Sucker Rod Pump dan

    Electric Submersible Pump (ESP).

    2. Manifold

    Manifold merupakan kumpulan dari valve-valve yang berfungsi untuk

    mengatur aliran fluida produksi untuk mengatur aliran fluida produksi

    dari masing-masing sumur. Untuk itu produksi dari masing-masing

  • 11

    sumur itu perlu dikelompokkan terlebih dahulu ke suatu pemusatan well

    centre.

    Gambar 1. Manifold

    3. Header

    Header merupakan pipa berukuran lebih besar dari flowline yang

    berfungsi untuk menyatakan fluida produksi. Secara

    keseluruhan header mempunyai fungsi sebagai berikut:

    a. Menampung fluida produksi dari beberapa gate valve pada suatu

    unit manifold.

    b. Membantu terjadinya suatu proses pemisahan dengan adanya

    penginjeksian chemical demulsifier.

    Terdapat tiga macam header yaitu header produksi, header test

    dan header cadangan. Minyak mentah yang dialirkan dari sumur

    disatukan dalam header produksi. Penginjeksian demulsifier ditempatkan

    pada header produksi. Apabila header produksi mengalami kerusakan

    atau dalam perawatan, aliran dialihkan menuju header cadangan.

    Sedangkan header test berfungsi untuk mengetahui laju aliran fluida.

    4. Free Water Knock Out / FWKO

    FWKO digunakan untuk memisahkan air dan minyak dari fluida

    hidrokarbon. Air dan minyak dipisahkan dengan gaya gravitasi serta

    tekanan 39 psi. Air menuju ke bagian bawah FWKO sedangkan

    minyak menuju bagian atas FWKO. Air kemudian tersekat-sekat di

  • 12

    bawah yang kemudian dikeluarkan ke Skimming Pit. Sedangkan minyak

    keluar melalui flowline menuju kedalam heater treater.

    Gambar 2. Free Water Knock Out

    5. Heater Treater

    Minyak mentah seluruh manifold yang telah mengalami proses

    pemisahan di FWKO di pompa kan ke heater treater. Alat ini digunakan

    untuk memisahkan air dan minyak pada fluida hidrokarbon. Pemisahan

    dilakukan dengan cara menginjeksikan uap panas dari boiler. Suhu pada

    heater treater berkisar antara 120-125 0F.

    Gambar 3. Heater Treater

    6. Storage Tank

    Fungsi storage tank ada dua, yaitu sebagai penampung minyak sementara

    di manifold dan SPU serta sebagai tempat untuk memisahkan minyak dan

    air di PPP. Pada PPP, storage tank ini dialirkan minyak dari FWKO. Di

    dalam storage tank ini, minyak dan air yang masih menyatu akan

    didiamkan selama beberapa jam untuk dilakukan settling, agar minyak

    berada diatas dan air berada dibawah.

  • 13

    Secara umum kegunaan Skimming Pit yaitu sebagai kolam tempat

    penampungan air pemisahan. Namun, sekarang Skimming Pit disini

    digunakan untuk tempat pemisahan kembali air yang masih mengandung

    minyak dari storage tank, dan kebocoran pipa dari triplex-pump. Air

    keluaran dari skimming pit ini selanjutnya dipompa kan ke sand filter dan

    ditampung di water injection tank dan selanjutnya digunakan untuk water

    injection. Sedangkan minyak yang terpisahkan dipompakan kembali

    ke storage tank.

    8. Heat Exchanger

    Digunakan untuk mempercepat proses pemisahan fluida dengan

    menggunakan steam atau penguapan. Serta untuk menaikan suhu dari

    Tangki PPP agar sesuai dengan suhu yang diinginkan pada

    saat trucking. Suhu di Tangki PPP adalah 1400F dan suhu pada

    saat trucking adalah 1800F.

    9. Boiler

    Boiler merupakan alat yang mempunyai cara kerja sama dengan

    karburator. Di boiler di operasikan menggunakan campuran minyak

    mentah yang disemprotkan dengan udara untuk menghasilkan

    steam/uap. Steam/uap digunakan untuk memanaskan storage tank dan

    menjaga temperature storage tank agar terjaga antara 132-140 0F serta

    untuk steam/uap di dalam heat exchanger.

    10.HRSG

    Heat Recovery Steam Gas (HRSG) merupakan alat yang mempunyai

    cara kerja sama dengan boiler. HSRG di operasikan menggunakan gas

    yang disemprotkan dengan udara untuk menghasilkan

    steam/uap. Steam/uap digunakan untuk memanaskan storage tank dan

    menjaga temperature storage tank agar terjaga antara 132-140 0F.

    11. Pompa Triplex

    Pompa triplex digunakan untuk memompakan minyak dari storage

    tank menuju trucking. Terdapat dua pompa triplex, yaitu pompa produksi

    dan pompa emergency.

  • 14

    12. Trucking

    Minyak dari storage tank yang telah disampling terlebih dahulu untuk

    mengetahui kadar WOC kemudian akan di trucking ke dalam mobil

    tangki. Minyak yang akan di trucking ke mobil tangki harus minyak

    yang mempunyai kadar WOC tidak lebih dari 0,5%.

    2.3 Fasilitas di Lapangan Produksi

    Fasilitas produksi adalah suatu kumpulan alat-alat yang berfungsi

    pada proses produksi pada lapangan sumur produksi yang membantu kinerja

    performance pada sumur produksi.

    Fasilitas produksi terbagi menjadi 2 yaitu :

    1. Down Hole Facility :

    Tubular Product (Drill Pipe,Casing and tubing)

    Packer

    Sliding Sleeve

    2. Surface Facility:

    Wellhead(Kepala sumur)

    Gathering system

    Manifold system

    Separator

    Oil storage

    Pompa

    A. Down Hole Facility

    Down Hole Facility terdiri dari :

    a. Tubular Product

    Tabular Product dalam industri oil and gas adalah pipa-pipa baja yang

    diperlukan untuk dipasang pada sumur-sumur minyak dan gas sebagai

    penghubung ke reservoir.

  • 15

    Tubular Product terbagi 3 yaitu :

    1. Drill Pipe

    Drill Pipe adalah suatu pipa berat dimana mata bor (bit) berputar dan

    fluida pemboran serta lumpur disirkulasikan.

    Drill Pipe digunakan untuk mengebor dan membuat lubang dari

    surface hingga reservoir.

    Drill Pipe mempunyai sambungan 30 ft setiap sambungannya dan

    tidak dipasang secara permanen.

    Gambar 4. Drill pipe

    2. Casing

    Casing adalah pipa selubung dengan panjang antara 16ft (5m)

    sampai dengan 40 ft (13m) dengan diameter bervariasi dari 4

    inci sampai 30 inci.

    Melindungi lubang bor dari pengaruh fluida formasi dan tekanan

    di sekitarnya.

    Memisahkan formasi produktif satu dengan yang lainnya.

    Bersama-sama semen memperkuat dinding lubang serta

    mempermudah operasi produktif nantinya.

    Macam-macam casing :

    Conductor casing: dipasang pada awal pengeboran umumnya

    berukuran 20 dan 30.

    Surface casing : dipasang untuk melindungi lubang sumur serta

    dimanfaatkan sebagai kedudukan BOP(Blow Out Preventer).

    Ukurannya(20 atau 16)

  • 16

    Intermediate casing : dipasang pada sumur-sumur yang dalam

    ukuran casing ini biasanya 13 3/8 atau 10 .

    Production casing : sesuai dengan namanya casing ini berhadapan

    langsung dengan formasi.

    Gambar 5. Casing

    3. Tubing

    Pipa baja dengan panjang antara 20ft (6m) sampai 34ft (10m)

    Dan berdiameter antara 11/4inci smapai 41/2 inci.rangkaian ini

    adalah rangkaian pipa terakhir yang dimasukkan ke dalam sumur

    produksi.

    Fluida yang berasal dari formasi yang berupa minyak dan gas,

    mengalir dari dasar lubang ke permukaan melalui tubing yang

    pada umumnya disebut rangkaian pipa produksi (string).

    Gambar 6. Tubing

  • 17

    b. Packer

    Packer adalah penyekat antara casing dengan dinding casing/annulus

    selain itu juga menjaga casing dari fluida formasi.

    Packer juga berfungsi untuk mempertahankan efisiensi kinerja

    produksi minyak dan gas bumi dari suatu formasi.

    Gambar 7. Packer

    c. Sliding Sleeve

    Merupakan suatu alat yang dipasang pada rangkaian tubing dengan

    tujuan untuk dapat dibuka dan ditutup yang memungkinkan adanya

    komunikasi atau menutup komunikasi antara tubing dengan annulus atau

    formasi.

    Gambar 7. sliding sleeve

    B. Surface Facility

    Surface Facility berfungsi:

    1. Media Pengangkut

    2. Pemisah

    3. Penimbun (penampung)

  • 18

    a. Wellhead ( Kepala Sumur)

    Wellhead merupakan peralatan sumur di permukaan yang terbuat dari

    besi baja membentuk suatu sistem seal/penyekat untuk menahan

    semburan atau kebocoran fluida sumur ke permukaan yang tersusun

    atas casing head (casing hanger) dan tubing head(tubing hanger).

    Wellhead memiliki fungsi sebagai penyangga casing string, setiap

    casing dan tubing dimasukkan ke dalam sumur secara fisik bergantung

    pada wellhead.

    Wellhead juga dirancang agar dapat mengakomodasi dan

    menghubungkan dengan alat pengontrol aliran fluida dari dan ke dalam

    sumur.

    Pada tahap pengeboran, alat pengontrol ini disebut sebagai blow out

    preventer stack (BOP) . BOP ini digunakan pada permukaan wellhead

    dan digunakan terus hingga tubing masuk ke dalam sumur.

    Pada tahap completion, tugas BOP diganti dengansistem pengontrol

    aliran atau yang dikenal sebagai X-mass tree.

    Gambar 8. Wellhead

    b. Gathering System

    Berfungsi mengatur jalannya minyak dari masing-masing sumur, agar

    mendapatkan laju produksi yang optimum, karena masing-masing

    mempunyai karakter (laju, tekanan, GOR, dsb) yang berbeda-beda.

  • 19

    Gambar 9. Gathering system

    c. Manifold System

    Manifold adalah sekumpulan pipa salur atau choke yang bertujuan

    untuk mengatur jalannya laju produksi dan pengetesan dari masing-

    masing sumur ke separator.

    Macam-macam sumur (kapasitas produksi, tekanan, GOR, ada tidaknya

    kandungan material, sifat fisik dan kimia fluida pada sumur) berbeda-

    beda.

    Gambar 10. Manifold System

    d. Separator

    Separator adalah alat yang mempunyai fungsi memisahkan gas dari

    cairan yang ikut terproduksi dari sumur.

    Komponen separator:

    Bagian pemisah utama berfungsi memisahkan cairan/slug cairan

    masuk separator juga butir-butir cairan yang ikut terbawa gas akan

    cepat dipisahkan.

    Bagian pemisah cairan berfungsi sebagai tempat penampung cairan

    telah terpisahkan.

  • 20

    Bagian pemisah kedua berfungsi sebagai pemisah butir-butir cairan

    yang sangat kecil yang tidak terpisahkan pada bagian utama,

    Prinsip kerjanya adalah gravity setting dari aliran gas.

    Mist extraction section memisahkan cairan yang berbentuk kabut.

    Gambar 11. Skema Separator

    Gambar 12. Separator Horizontal

    Gambar 13. Separator Vertikal

  • 21

    e. Oil Storage

    Setelah fluida reservoir dipisahkan, minyak hasil pemisahan diharapkan

    hanya mengandung air / solid sangat kecil ( < 0,2 %) dialirkan ke

    penampungan sementara di dalam kompleks block station kemudian

    melalui sistem pipa dialirkan ke pusat penampungan/penimbum (PPM)

    untuk kemudian dipersiapkan akan dikirim ke refenery unit,gas plant

    pada jadwal yang sudah ditentukan melalui sale-line.

    Adapun test tank yang berfungsi sebagai tangki pengukur jumlah

    produksi dari satu atau beberapa sumur.

    Tangki penimbum adalah tangki penyimpan gas dan minyak mentah.

    Gambar 14. Kilang Penampungan

    f. Pompa

    Pompa adalah alat yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja aliran

    sumur agar mendapat jumlah produksi pada suatu sumur

    Macam-macam pompa terdiri dari:

    Sucker rod pump (SRP) adalah pompa yang umum digunakan

    dalam kegiatan produksi pada sumur karena relatif murah dan

    mudah pengoperasiannya. Prinsip kerjanya adalah dengan

    mengangkat fluida melalui energi dari prime mover (di permukaan)

    ditransfer ke subsurface pump yang diletakkan dalam sumur.

  • 22

    Gambar 15. Sucker Rod Pump

    Electric submersible pump (ESP) adalah pompa jenis sentrifugal

    yang digerakkan oleh tenaga motor listrik. Pompa ini disebut

    submersible karena dalam pengoperasiannya pompa dan motor

    berada di bawah fluid level atau tercelup di dalam fluida.

    Gambar 16. ESP

    Pompa PCP(Progressive Cavity Pump) adalah pompa putar untuk

    mengangkat fluida ke permukaan dengan menggunakan rotor dan

    stator. Mekanisme kerjanya dalah dengan rongga-rongga yang

    terbentuk antara rotor dan stator saat berputar dengan arah keatas

    akan mengangkat fluida mengalir ke permukaan.

    Gambar 17. Progressive Cavity Pump

  • 23

    Hydraulic pump unit (HPU) adalah HPU atau dikenal dengan

    sebutan hydraulic pump unit. HPU merupakan penggerak utama

    hydraulic system sebelum ke sistem hydraulic control lainnya

    tanpa HPU, semua sistem hydraulic tidak akan bekerja dengan

    sempurna.

    Gambar 18. Hydraulic Pump Unit

    2.3 Bahaya-bahaya di Lapangan Poduksi

    1. Blowout

    Blowout adalah keluarnya gas, minyak atau cairan formasi secara tidak

    terkontrol dari dalam lubang sumur yang dapat memicu terjadinya

    kebakaran, ledakan, kerusakan rig pengeboran, luka dan kematian.

    Blowout muncul jika tekanan cairan formasi di annulus melebihi

    tekanan hidrostatik cairan sirkulasi, perbedaan tekanan yang besar

    terjadi secara tiba-tiba karena metode kontrol yang ditetapkan gagal atau

    tidak berfungsi

    2. H2S (Hydrogen Sulphide)

    Gas H2S (Hydrogen Sulphide) merupakan gas tidak berwarna yang

    sangat beracun. Gas ini di kategorikan hazard industri yang sangat

    berbahaya karena menyebabkan tidak bisa mengendalikan penciuman

  • 24

    sebagai peringatan awal dan serangan kerusakan indra secara tiba-tiba.

    Hidrogen Disulfida telah diidentifikasi oleh NIOSH sebagai penyebab

    utama kematiansecara tiba-tiba di tempat kerja.

    3. Kebakaran

    Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam eksplorasi lepas pantai

    mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal,

    seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan

    sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan

    kemudian membentuk awan gas dalam kondisi batas ledak (explosive

    limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan yang

    diiringi oleh kebakaran

    4. Badai pada area eksplorasi

    Cuaca pada kegiatan eksplorasi lepas pantai sangat menentukan

    berjalanya suatu proses penambangan. Dimana pada saat cuaca buruk

    dapat menimbulkan badai pada areal disekitar eksplorasi .

    Kecelakaan kerja pada pengeboran biasanya berhubungan dengan

    semburan gas yang tak terduga dari sumur akibat tekanan yang tinggi.

    Secara garis besar ada dua kategori utama kecelakaan pengeboran, pertama

    adalah memancarnya hidrokarbon yang intens dan berkepanjangan, kedua

    adalah tumpahan hidrokarbon dan semburan gas selama operasi pengeboran.

    Sedangkan kecelakaan kerja pada transportasi dan penyimpanan migas,

    penyebab utamanya adalah kecelakaan pada kapal tanker yang

    menyebabkan tumpahan minyak seperti tabrakan, menabrak karang,

    kebakaran dan ledakan dari kargo. Sedangkan penyebab yang kedua adalah

    tangki penyimpanan minyak dan pipa, karena retak, pecah dan lainnya yang

    bisa menyebabkan ledakan.

  • 25

    BAB III

    KESIMPULAN

    Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini antara lain :

    1. Secara umum naiknya minyak ke permukaan dipengaruhi oleh dua metode

    pengangkatan, yaitu mengalir dengan sendirinya atau alami (natural flow)

    dan pengangkatan buatan (artificial lift).

    2. Jenis-jenis artificial lift method antara lain Electric Submergible Pump

    (ESP), Gas Lift, Jet Pump, Sucker Rod Pump (Pompa Angguk) dan PCP

    (Progressive Cavity Pump).

    3. Secara garis besar alur proses produksi minyak mentah adalah mulai dari

    sumur produksi sampai produk minyak mentah yang telah terpisahkan

    dengan air yang terkandung pada minyak mentah tersebut.

    4. Fasilitas produksi adalah suatu kumpulan alat-alat yang berfungsi pada

    proses produksi pada lapangan sumur produksi yang membantu kinerja

    performance pada sumur produksi.

    5. Fasilitas produksi terbagi menjadi 2 yaitu :

    a. Down Hole Facility : Tubular Product (Drill Pipe,Casing and tubing),

    Packer dan Sliding Sleeve.

    b. Surface Facility: Wellhead(Kepala sumur), Gathering system, Manifold

    system, Separator, Oil storage dan Pompa.

    6. Kecelakaan yang biasanya terjadi di lapangan produksi minyak dan gas

    bumi antara lain terjadinya Blowout, munculnya gas H2S (Hydrogen

    Sulphide), kebakaran maupun badai pada area eksplorasi lepas pantai.

  • 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Sukandarrumidi . 2013 . Geologi Minyak dan Gas Bumi . Yogyakarta: Gadjah

    Mada University Press

    Fasya Ismail, Ali . 1998 . Teknologi Minyak dan Gas Bumi . Plaju: Universitas

    Sriwijaya

    Reizal Ath Thariq, Mochamad . 2013 . Makalah Keselamatan Industri.

    https://aththariqmochamadreizal.wordpress.com. 26 Februari 2015