9
ERITRODERMA ET CAUSA IDIOPATIK Abstrak Eritroderma adalah kelainan kulit yang dirandai dengan adanya kemerahan atau eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh yang berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Makalah berikut merupakan laporan seorang perempuan 50 tahun dengan keluhan gatal pada seluruh tubuh. Awalnya pasien merasakan gatal pada kaki kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Pasien juga mengeluhkan bintik-bintik kemerahan dan bersisik pada seluruh tubuh. Gejala klinis tampak plak eritema di atasnya dijumpai skuama kasar, putih dan berlapis-lapis yang ditemukan hampir diseluruh tubuh. Pengobatan yang diberikan adalah IVFD RL, Dexametason IV 2-0-0, Ranitidin IV 2 x 1, Cetirizine tablet 2 x 10 mg, salep Desoksimetason, dan Minyak kelapa di oleskan seluruh tubuh, didapatkan perbaikan. Abtract Erythroderma is a skin disorder characterized by redness or erythema that is generalized to cover 90% of the surface of the body that take place within a few days to several weeks. The following paper is a report of a woman 50 years with complaints of itching on a whole ttubuh. Initially the patient felt itching in the 1 | Laporan Kasus

Tutorial Kulit Iqbal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eritroderm

Citation preview

ERITRODERMA ET CAUSA IDIOPATIK

AbstrakEritroderma adalah kelainan kulit yang dirandai dengan adanya kemerahan atau eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh yang berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Makalah berikut merupakan laporan seorang perempuan 50 tahun dengan keluhan gatal pada seluruh tubuh. Awalnya pasien merasakan gatal pada kaki kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Pasien juga mengeluhkan bintik-bintik kemerahan dan bersisik pada seluruh tubuh. Gejala klinis tampak plak eritema di atasnya dijumpai skuama kasar, putih dan berlapis-lapis yang ditemukan hampir diseluruh tubuh. Pengobatan yang diberikan adalah IVFD RL, Dexametason IV 2-0-0, Ranitidin IV 2 x 1, Cetirizine tablet 2 x 10 mg, salep Desoksimetason, dan Minyak kelapa di oleskan seluruh tubuh, didapatkan perbaikan.

AbtractErythroderma is a skin disorder characterized by redness or erythema that is generalized to cover 90% of the surface of the body that take place within a few days to several weeks. The following paper is a report of a woman 50 years with complaints of itching on a whole ttubuh. Initially the patient felt itching in the legs and then spread to the whole body. Patients also complain of her skin to be colored red and scaly on whole body. Clinical symptoms appear plaque erythroderma, on it encountered rough skuama, multi-layered white and are found almost throughout the body. Treatment given was IVFD RL, Dexametason IV 2-0-0, Ranitidin IV 2 x 1, Cetirizine tablet 2 x 10 mg, Desoksimetason ointment and rub coconut oil on whole body, found improvement.

PendahuluanEritroderma adalah salah satu contoh penyakit kulit yang tergolong dermatosis eritoskuamosa, yang merupakan penyakit kulit yang terutama ditandai dengan adanya eritema dan skuama. Eritroderma atau dikenal juga dengan nama dermatitis eksfoliativa adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema universalis (90% - 100% permukaan tubuh), biasanya disertai skuama, yang berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.1,2,3Eritroderma merupakan kelainan kulit yang jarang. Diperkirakan angka kejadiannya adalah 1 sampai 2 orang per 100.000 populasi.2 Kelompok usia yang paling sering terkena adalah pada pasien berusia > 50 tahun, dan lebih banyak diderita oleh laki-laki dibanding perempuan. Pada anak-anak yang menderita eritroderma biasanya merupakan hasil dari pitiriasis rubra pilaris maupun dermatitis atopik yang meluas. Pada eritroderma sebesar 30,4% disebabkan karena perluasan penyakit kulit, cutaneus T cell lymphoma sebesar 3,2% dan idiopatik yang memiliki proporsi terbesar pada kasus eritroderma yaitu sebesar 49,5%.3, Penyakit kulit yang dapat menimbulkan eritroderma diantaranya adalah psoriasis 23%, dermatitis spongiotik 20%, alergi obat 15%.7Patogenesis eritroderma belum sepenuhnya jelas. Sejauh ini, dipercaya bahwa eritroderma terjadi akibat interaksi sekunder dari sitokin dan adhesi molekul seluler. Termasuk juga interleukin-1, -2 dan -8, intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1) dan tumor necrosis factor (TNF). Interaksi tersebut menghasilkan peningkatan pergantian lapisan epidermal, menyebabkan laju mitosis yang melebihi normal dan meningkatkan jumlah absolut sel germinativum. Lebih jauh, waktu pematangan sel dan perpindahan sel ke epidermis, bersamaan dengan kehilangan bahan protein dan folat. Sebaliknya, pengelupasan sel epidermis normal berkurang dan mengandung sebagian kecil bahan penting seperti asam nukleat, protein atau asam amino.3Gambaran umum mula-mula timbul bercak eritema yang dapat meluas ke seluruh tubuh dalam waktu 12-48 jam. Deskuamasi yang difus mulai dari lipatan, kemudian menyeluruh. Dapat juga mengenai membran mukosa, terutama yang disebabkan oleh obat. Bila kulit kepala sudah terkena, dapat terjadi alopesia, perubahan kuku, dan kuku dapat lepas. Dapat terjadi limfadenopati dan hematomegali. Skuamanya besar pada keadaan akut, dan kecil pada keadaan kronis. Warnanya bervariasi dari putih sampai kuning. Kulit merah terang, panas, kering dan kalau diraba tebal. Patch eritem yang merata, dapat diesertai dengan demam, menggigil dan badan lemah.Temuan laboratorium pada pasien eritroderma biasanya tidak spesifik. Kelainan yang umum dijumpai ialah anemia ringan, leukositosis dengan eosinofilia, peningkatan LED, penurunan albumin, peningkatan asam urat dan peningkatan IgE. Eosinofilia pun termasuk temuan yang tidak spesifik.Pengobatan pada eritroderma karena alergi obat, maka yang dicurigai sebagai kausanya harus dihentikan. Umumnya pengobatan eritroderma dengan kortikosteroid.5Tirah baring juga diperlukan pada pasien eritroderma. Pemberian antihistamin sedatif juga memberikan efek yang bermakna pada pasien yang mengeluhkan gatal. Metotreksat dosis rendah, siklosporin atau acitretin dapat juga bermanfaat sebagai terapi untuk eritroderma.3Pada pengobatan dengan kortikosteroid jangka panjang, yakni jika melebihi 1 bulan lebih baik digunakan metilprednisolon daripada prednison dengan dosis ekuivalen karena efeknya lebih sedikit. Pada eritroderma kronis diberikan juga diet tinggi protein, karena terlepasnya skuama mengakibatkan kehilangan protein. Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema misalnya dengan krim urea 10%. Prognosis dari pasien eritroderma tergantung dari faktor penyebab yang mendasarinya.3

LAPORAN KASUSDilaporkan pasien perempuan berusia 50 tahun dengan keluhan gatal di seluruh tubuh. Keluhan dirasakan sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu disertai bintik-bintik merah dan bersisik. Awalnya keluhan dirasakan di kaki kemudian menjalar ke seluruh tubuh.Dua bulan yang lalu pasien mengalami keluhan serupa dan berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD AWS Samarinda. Pasien dianjurkan rawat inap, namun menolak karena masalah biaya. Keluhan sempat membaik, namun setelah obat rawat jalan habis, keluhan kembali muncul. Kemudian pasien berobat ke mantri desa dan diberikan obat suntik dan minum, namun keluhan tidak membaik bahkan malah bertambah berat. Keluhan ini sangat mengganggu pasien sampai tidak bisa tidur dan pasien juga memberikan minyak zaitun pada seluruh tubuhnya agar tidak kering dan gatal berkurang.Dari anamnesis diketahui pasien memiliki riwayat hipertensi, diabetes melitus dan alergi dingin (biduran), alergi makanan dan obat-obatan disangkal pasien.Pemeriksaan fisik semua dalam batas normal. Status dermatologis pada regio generalisata dengan efloresensi yaitu plak eritema dengan skuama diatasnya berwarna putih, kasar dan berlapis-lapis.

Gambar 1 dan 2. Daerah tungkai dengan plak eritema dan skuama diatasnya

Diagnosis banding yang dibuat berdasarkan gambaran klinis ialah psoriasis vulgaris. Diagnosis kerja ialah ertitroderma et causa idiopatik.Pengobatan yang telah diberikan ialah IVFD RL, Dexametason IV 2-0-0, Ranitidin IV 2 x 1, Cetirizine tablet 2 x 10 mg, salep Desoksimetason, dan minyak kelapa di oleskan seluruh tubuh.

PEMBAHASANDiagnosis pada kasus ini berdasarkan pada anamnesis dan gambaran klinis. Pada anamnesis, Seorang wanita usia 50 tahun datang dengan keluhan utama gatal di seluruh tubuh. Keluhan ini mulai dirasakan pasien sejak 2 minggu sebelum MRS. Awalnya pasien merasakan gatal pada kaki kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Pasien juga mengeluhkan bintik-bintik kemerahan dan bersisik pada seluruh tubuh. Status dermatologis pada regio generalisata dengan efloresensi yaitu tampak plak eritema dengan skuama diatasnya berwarna putih, kasar dan berlapis-lapis.Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan eritroderma atau dikenal juga dengan nama dermatitis eksfoliativa adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema universalis (90% - 100%). Eritroderma biasanya muncul pada usia diatas 50 tahun. Biasanya kelainan kulit ini berupa skuama yang berlapis-lapis dan kasar diatas kulit yang eritematosa, yang berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.Diagnosis banding kasus ini ialah psoriasis vulgaris dilihat dari gambaran klinis. Diagnosa kerja yaitu eritroderma et causa idiopatik dengan status dermatologis pada regio generalisata dengan efloresensi yaitu tampak plak eritema dengan skuama diatasnya berwarna putih, kasar dan berlapis-lapis.Prinsip penatalaksanaan eritroderma ialah dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Perbaiki cairan tubuh, pada pasien ini telah diberikan ialah IVFD Ringer laktat. Pemberian kortikosteroid yaitu Inj. Dexametason IV 2-0-0, salep desoksimetason. Pemberian antihistamin yaitu cetrizin 2 x 10 mg, dan dapat juga diberikan minyak kelapa di oleskan seluruh tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wasitaatmadja Syarif M. Anatomi Kulit. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.4th ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 20052. Champion RH. Eczema, Lichenification, Prurigo, and Erythroderma. In : Champion RHeds. Rooks, Textbook of dermatology, 5thed. Washington ; Blackwell ScientificPublications. 1992.p; 17.48-17.49.3. Umar H sanusi. Erythroderma (generalized exfoliative dermatitis),(online) 2015.Available From www.emedicine.com4. Sterry W, Assaf Chalid. Papulosquamous and Eczematous Dermatoses. Erythroderma.In : Bolognia Dermatology. 1st ed London. Mosby. 2003. Chapter-11.p;1.5. Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 4th ed.Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005.p; 189-190,197-200.6. Siregar RS. Saripati penyakit kulit. Jakarta : EGC. 2004.p; 104,236.7. Kels-Grant JM, Bernstein ML, Rothe MJ. Chapter-23Exfoliative Dermatitis. Wollf K etall. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 7th eds. Newyork : Megraw-Hill. 2001.Chapter-23.p; 225-819

6 | Laporan Kasus