6
1. Collaps : keadaan kelemahan dan depresi ekstrem, dengan kegagalan sirkulasi ( kamus kedokteran dorlan ed 25 hal 244 ) 2. Pernepasan apnea : penghentian pernapasan, asfiksia 3. Pupil isokor : keadaan dimana kedua pupil sama besar 4. Tim triase : triage berasal dari bahasa prancis, bahasa inggris triage dan diturunkan ke bahasa indonesi yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit yang menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan suber daya manusia, peralatan serta fasilitas. ( pusponegoro 2010 ) Jawaban pertanyaan : 1. Pemilihan dan prioritas : Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul. Beberapa hal yang mendasari klasifikasi pasien dalam triage adalah kondisi pasien sebagai berikut : Gawat : suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat

Tutorrrrr Triage

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kgd 1

Citation preview

1. Collaps : keadaan kelemahan dan depresi ekstrem, dengan kegagalan sirkulasi ( kamus kedokteran dorlan ed 25 hal 244 )2. Pernepasan apnea : penghentian pernapasan, asfiksia3. Pupil isokor : keadaan dimana kedua pupil sama besar4. Tim triase : triage berasal dari bahasa prancis, bahasa inggris triage dan diturunkan ke bahasa indonesi yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit yang menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan suber daya manusia, peralatan serta fasilitas. ( pusponegoro 2010 )Jawaban pertanyaan :1. Pemilihan dan prioritas :Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul. Beberapa hal yang mendasari klasifikasi pasien dalam triage adalah kondisi pasien sebagai berikut :Gawat : suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang memerlukan penanganan dengan cepat dan tepatDarurat : suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan penanganan cepat dan tepat seperti kegawatanGawat darurat : suatu keadaan yang mengancam jiwa disebakan oleh gangguan CAB ( circulation,airway,breathing), bila tidak ditolong segera menyebabkan kematian. Wijaya 2010Klasifikasi triage :Gawat darurat ( P1 ) : Pasien dgn kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi segera Pasien dibawa ke Ruang Resusitasi Waktu tunggu nolGawat tidak darurat ( P2) : Pasien dgn penyakit yg akut Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki Waktu tunggu 30 menit Area Critical careDarurat tidak gawat ( P3) : Pasien yg biasanya dapat berjalan dgn masalah medis yang minimal Luka lama Kondisi yang timbul sudah lama Area Ambulatory / Ruang P 3Tidak gawat tidak darurat ( P4) : Keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis ringan / asimptomatisKlasifikasi berdasarkan tingkat prioritas : Prioritas 1 ( merah ) : mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu pada gangguan jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi. Prioritas II ( kuning ) : potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Prioritas III ( hijau ) : perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Perioritas 0 ( hitam ) : kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi supportif.Pelaksanaan triage prehospital :Step 1 : SORT SALT dimulai dengan menyortir pasien secara global melalui penilaian korban secara individu. Pasien yang bisa berjalan diminta untuk berjalan ke suatu area tertentu dan dikaji pada prioritas terakhir untuk penilaian individu. Penilaian kedua dilakukan pada korban yang diminta untuk tetap mengikuti perintah atau di kaji kemampuan gerakan secara terarah / gerakan bertujuan. Pada korban yang tetap diam tidak bergerak dari tempatnya dan dengan kondisi yang mengancam nyawa yang jelas harus dinilai pertama karena pada korban tersebut yang paling membutuhkan intervensi untuk penyelamatan nyawa. Step 2 : ASSES Prioritas pertama selama penilaian individu adalah untuk memberikan intervensi menyelamatkan nyawa. Termasuk mengendalikan perdarahan utama; membuka jalan napas pasien, dekompresi dada pasien dengan pneumotoraks, dan menyediakan penangkal untuk eksposur kimia. Intervensi ini diidentifikasi karena injury tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan dapat memiliki dampak yang signifikan pada kelangsungan hidup pasien. Intervensi live saving yang harus diselesaikan sebelum menetapkan kategori triase dan hanya boleh dilakukan dalam praktek lingkup responder dan jika peralatan sudah tersedia. Setelah intervensi menyelamatkan nyawa disediakan, pasien diprioritaskan untuk pengobatan berdasarkan ke salah satu dari lima warna-kode kategori. Pasien yang mengalami luka ringan yang self-limited jika tidak diobati dan dapat mentolerir penundaan dalam perawatan tanpa meningkatkan risiko kematian harus diprioritaskan sebagai minimal dan harus ditunjuk dengan warna hijau. Pasien yang tidak bernapas bahkan setelah intervensi live saving yang diprioritaskan sebagai mati dan harus diberi warna hitam. Pasien yang tidak mematuhi perintah, atau tidak memiliki pulsa perifer, atau dalam gangguan pernapasan, atau perdarahan besar yang tidak terkendali harus diprioritaskan immediate dan harus ditunjuk dengan warna merah. Penyedia harus mempertimbangkan apakah pasien ini memiliki cedera yang mungkin tidak sesuai dengan kehidupan yang diberikan sumber daya yang tersedia, jika ada, maka provider harus triase pasien sebagai expectant /hamil dan harus ditunjuk dengan warna abu-abu. Para pasien yang tersisa harus diprioritaskan sebagai delayed dan harus ditunjuk dengan warna kuning.2. Cara mengkaji GCS :Cedera kepala ringan : GCS 14-15Cedera kepala sedang : GCS 9-13Cedera kepala ringan : GCS kurang dari 81. Kaji respon membuka mata : Membuka mata spontan : 4 Membuka mata terhadap stimulus verbal : 3 Membuka mata terhadap stimulus nyeri : 2 Tidak ada respon : 1 2. Kaji fungsi verbal : Orientasi waktu, tempat, dan orang baik : 5 Berbicara dengan bingung : 4 Berkata-kata tidak jelas : 3 Menggumam : 2 Tidak ada respon : 13. Kaji respon motoric : Mengikuti perintah : 6 Dapat melokalisasi nyeri : 5 Fleksi : 4 Postur dekortikasi, bahu abduksi dan rotasi interna, fleksi pergelangan tangan dan tinju mengepal : 3 Postur desebrasi, bahu abduksi dan rotasi interna, ekstensi lengan bawah, fleksi pergelangan tangan dan tinju mengepal : 2 Tidak ada respon : 1

--Kriteria perawat yang melakukan triase in hospital:Triase di lakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam prinsip triase, pengalaman bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD, dan memiliki kualisifikasi: Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC) Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen Keterampilan pengkajian yang tepat, dll