37
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA LAPORAN KASUS MeningoensefalitisDisusun untuk Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Ambarwa Diajukan Kepada : Pembimbing Klinik : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc Disusun Oleh : Murni Eria 161 0221 083 KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN – UPN ”VETERAN” JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA PERIODE 8 AGUSTUS-11 SEPTEMBER 2016

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

   

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

LAPORAN KASUS

“Meningoensefalitis”

Disusun untuk Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarwa

Diajukan Kepada :

Pembimbing Klinik : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc

Disusun Oleh :

Murni Eria 161 0221 083

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN – UPN ”VETERAN” JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

PERIODE 8 AGUSTUS-11 SEPTEMBER 2016

Page 2: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

   

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN

SARAF

LAPORAN KASUS:

“Meningoensefalitis”

Diajukan untuk Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Departemen Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh: Murni Eria 161 0221 083

Telah disetujui pada tanggal ....................................... oleh :

Mengesahkan: Koordinator Kepaniteraan Saraf

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc

Page 3: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

   

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi umatnya

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa,

karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus

dengan judul “Meningoensefalitis”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc, selaku dokter pembimbing departemen

saraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, bimbingan dan

arahan selama masa kepaniteraan klinik.

Makalah laporan kasus ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk

memenuhi penilaian dan salah satu persyaratan pada kepaniteraan klinik di bagian

Mata Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa.   Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua yang membacanya dan dapat diambil hikmahnya.

Penulis sadar makalah ini masih jauh dari “kesempurnaan”,  untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan

berikutnya.   Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembacanya.

Ambarawa, 25 Agustus 2016

Murni Eria

161 0221 086

Page 4: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  1  

I. DENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Umur : 57 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Susukan Rt.5 Rw.1 Jelog

Pekerjaan : Karyawan PT.Sidomuncul

Pendidikan : SMA

Status : Sudah menikah

No. RM : 069xxx

Masuk RS : 18 Agustus 2016

I. ANAMNESIS

Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang :

5 hari SMRS, pasien mengalami demam naik turun, tetapi tidak tinggi dan

sakit kepala konsisten seperti ditusuk-tusuk dibagian kepala depan, dengan

NRS 4-6. Pasien mengkonsumsi jamu tawon liar yang biasa diminum jika

pasien demam atau tidak enak badan, tetapi demam dan sakit kepalanya tidak

berkurang. Demam dirasa berkurang setelah pasien mengkonsumsi obat-

obatan yang dibeli di warung (panadol), tetapi sakit kepala pasien dirasa tidak

berkurang. Pasien merasa lemah, letih, badan pegal-pegal, sehingga pasien

seharian hanya beristirahat di rumah saja untuk mengurangi keluhannya.

Selain itu, pasien juga merasa nafsu makannya berkurang, mual, tetapi tidak

muntah. Baal/kesemutan (-), kejang (-), pusing berputar (-), kelemahan

anggota gerak (-). BAK lancar, urin berwarna kuning, tidak ada nyeri saat

BAK. BAB lancar, 1-2 kali sehari, feses berwarna kuning kecoklatan, tidak

ada darah di feses.

3 hari SMRS, pasien pergi untuk memeriksakan diri ke dokter di

puskesmas didekat rumah pasien. Pasien diberi 4 macam obat oleh dokter

puskesmas, yaitu antasida, chloramphenicol, paracetamol dan 1 obat lainnya

Page 5: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  2  

yang yang sudah habis dikonsumsi pasien. Keesokan harinya, pasien merasa

sedikit membaik, demam berkurang dan tidak nyeri kepala lagi, tetapi masih

belum bisa bekerja dan memutuskan untuk beristirahat di rumah saja.

1 hari SMRS, pasien merasa sudah sehat dan sudah bisa pergi ke pasar.

Pada hari yang sama, lebih kurang 11 jam SMRS, pasien merasa demam dan

sakit kepala seperti ditusuk-tusuk diseluruh bagian kepala, lebih sakit daripada

sebelumnya dengan NRS 7-8. Leher dan pundak pasien terasa berat dan kaku.

Baal/kesemutan (-), kejang (-), pusing berputar (-), kelemahan anggota gerak

(-). Pasien juga merasa lemah, lesuh, dan mengantuk (letargi), sehingga pasien

memutuskan untuk tidur dikamar. Menurut istri pasien, pasien tidur sambil

mengorok mulai dari magrib dan tidak bangun meskipun sudah coba

dibangunkan oleh beliau. Keluarga pasien sudah mencoba untuk

membangunkan pasien lebih kurang selama setengah jam sebelum dibawa

kerumah sakit, tetapi pasien tidak kunjung bangun atau sadar. Keluarga

khawatir dengan kondisi pasien yang tidak kunjung sadar, sehingga keluarga

pasien memutuskan untuk membawa pasien ke IGD RSUD Ambarawa pada

pukul 04.00 WIB. Pasien ditempatkan di ICU. Selama di ICU, pasien sempat

mengalami muntah berupa cairan berwarna ciklat kehitaman dan gelisah,

kejang (-), halusinasi auditory (-), halusinasi visual (-).

Menurut keluarga pasien, pasien memang memiliki sifat yang mudah

marah (emosian). Keluarga juga mengatakan bahwa tidak ada perbedaan

perilaku maupun emosi pasien sebelum dan selama pasien sakit saat ini.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat trauma kepala : disangkal

- Riwayat penyakit jantung, ginjal : disangkal

- Riwayat kencing manis : disangkal

- Riwayat alergi : disangkal

- Riwayat karies dentis : disangkal

- Riwayat sinusitis : disangkal

- Riwayat infeksi telinga : disangkal

- Riwayat infeksi salurah kemih : disangkal

- Riwayat infeksi saluran cerna : disangkal

Page 6: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  3  

- Riwayat batuk lama/kontak dengan penderita TBC : pasien mengalami

keluhan batuk hilang timbul yang kadang-kadang berdahak (berwarna

bening dan terkadang kekuningan) selama kurang lebih 4 bulan terakhir.

Pasien belum pernah memeriksakannya ke dokter. Batuk dirasa

berkurang dan menghilang dengan minum obat batuk sirup (woods,

vicks) yang dibeli diwarung. Pasien mengaku pernah menghabiskan

sampai 2 botol obat batuk untuk mengatasi keluhan batuknya. Keringat

pada malam hari disangkal. Sesak nafas disangkal. Menurut pasien dan

keluarga, tidak ada anggota keluarga, tetangga, maupun rekan kerja

pasien yang sedang mengalami atau memiliki riwayat batuk lama/TBC

atau sedang dalam pengobatan batuk selama 6 bulan. Batuk berdarah

disangkal. Pasien mengalami penurunan berat badan lebih kurang 3-4

bulan terakhir.

- Riwayat asam urat : pasien mangaku memiliki riwayat

asam urat tinggi sejak lebih kurang 18 tahun terakhir. Riwayat asam urat

tidak terkontrol. Pasien hanya mengkonsumsi jamu tawon liar untuk

mengurangin gejala asam uratnya dan tidak mengkonsumsi makanan

berupa sayuran hijau dan kacang-kacangan.

- Riwayat konsumsi obat : Pasien mengaku sering merasa

tidak enak badan dan susah tidur dimalam hari, sehingga untuk

meringankan gejala tersebut, pasien secara rutin mengkonsumsi jamu

tawon liar lebih kurang 2-3 bungkus dalam seminggu. Pasien juga sering

mengkonsumsi obat-obat bebas yang dijual diwarung untuk mengurangi

gejalanya. Kebiasaan ini sudah berlangsung lama (sudah bertahun-tahun).

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat keluhan serupa : disangkal

- Riwayat alergi : disangkal

- Riwayat batuk lama : disangkal

- Riwayat kencing manis : disangkal

- Riwayat hipertensi : disangkal

Page 7: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  4  

Riwayat Pribadi Sosial Ekonomi :

Pasien merokok lebih dari 10 linting sehari selama lebih kurang 30

tahun terakhir. Pasien sering minum minuman beralkohol sejak kelas 2 sma

dan sudah berhenti kurang lebih 10 tahun yang lalu.

Pasien tinggal di wilayah padat penduduk dekat dengan sungai. Pasien

tinggal serumah bersama istri dan ketiga anaknya. Higienitas lingkungan

rumah kurang, kelembaban kurang.

Anamnesis Sistem :

1. Sistem Serebrospinal :

Penurunan kesadaran (+), nyeri kepala (+), muntah proyektil (-), pingsan (-

), kelemahan anggota gerak (-), perubahan tingkah laku (-), wajah merot (-

), bicara pelo (-), kesemutan (-),baal (-), BAB normal 1-2 kali sehari

(feses kuning kecoklatan, tidak ada darah) dan BAK normal, urin

berwarna kekuningan, tidak ada nyeri saat berkemih.

2. Sistem Kardiovaskuler :

Riwayat hipertensi (-), riwayat sakit jantung (-), nyeri dada (-), sesak saat

beraktivitas berat (-)

3. Sistem Respirasi :

Sesak napas (-), batuk (+)

4. Sistem Gastrointestinal :

Mual (+), muntah (+) saat di ICU, diare (-), BAB (+)

5. Sistem Muskuloskeletal :

Kelemahan anggota gerak (-), seluruh tubuh terasa linu (+)

6. Sistem Integumen :

Ruam merah (-)

7. Sistem Urogenital :

BAK normal, urin berwarna kekuningan, tidak ada nyeri saat berkemih.

Page 8: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  5  

II. DIAGNOSIS SEMENTARA

Diagnosis Klinis : penurunan kesadaran, nyeri kepala, demam akut

Diagnosis Topis : meningens dan parenkim otak

Diagnosis Etiologi : -Infeksi bakteri dd virus

-Vaskular

DISKUSI I

Dari anamnesa didapatkan bahwa pasien mengalami penurunan kesadaran.

Penurunan kesadaran merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat gangguan pada

pusat kesadaran, yaitu kedua hemisfer serebri dan ARAS (Ascending Reticular

Activity System), baik secara kedua hemisfer serebri dan ARA, baik secara

anatomis maupun fungsional3.

Secara garis besar, penurunan kesadaran dapat diklasifikasikan menjadi 3

macam yaitu3 :

1. Penurunan kesadaran tanpa kelainan fokal dan kaku kuduk

• Gangguan iskemik

• Gangguan metabolik

• Intoksikasi

• Infeksi sistemik

• Hipertermia

• Epilepsi

2. Penurunan kesadaran tanpa kelainan fokal tapi disertai kaku kuduk

• Perdarahan subarakhnoid

• Radang selaput otak

• Radang otak

3. Penurunan kesadaran dengan kelainan otak

• Tumor otak

• Perdarahan otak

• Infark otak

• Abses otak

Page 9: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  6  

Berdasarkan anamnesis, pasien mengalami penurunan kesadaran tanpa

kelainan fokal tapi disertai kaku kuduk, sehingga kemungkinan pasien mengalami

radang otak, radang selaput otak, atau perdarahan subarakhnoid.

5 hari SMRS, pasien mengeluh demam yang tidak tinggi, hilang timbul,

sakit kepala seperti ditusuk dengan skala nyeri sedang (4-6), lemah, letih, badan

pegal-pegal, nafsu makan berkurang, dan mual. Keluhan tersebut merupakan

gejala prodromal penyakit infeksi akut. Gejala prodromal ini bersifat sistemik dan

tidak spesifik, sehingga dari gejala tersebut belum bisa dipastikan letak atau fokus

infeksi yang terjadi pada pasien.

1 hari SMRS, pasien merasa demam kembali, sakit kepala seperti ditusuk

dengan skala nyeri berat (7-8), serta leher dan pundak terasa berat dan kaku.

Sakit kepala yang pasien alami tidak menunjukkan tanda-tanda khas dari

sakit kepala primer, sehingga sakit kepala pasien kemungkinan terjadi akibat

penyakit organik lain yang menyebabkan peningkatan TIK. Sakit kepala pasien

kemungkinan tidak disebabkan oleh perdarahan subarakhnoid karena pada

perdarahan subarakhnoid, pasien akan merasa nyeri kepala mendadak seperti

meledak dan sangat sakit3. Selain itu pasien juga tidak memiliki riwayat trauma

sebelumnya, sehingga hipotesis perdarahan subarakhnoid bisa disingkirkan.

Rasa berat dan kaku pada leher serta pundak pasien merupakan salah satu

gejala rangsangan meningeal. Adanya rangsangan abnormal pada meningens bisa

menyebabkan nyeri kepala yang menjalar sampai ke leher dan pundak, serta

menyebabkan kontraksi otot-otok ekstensor tengkuk atau leher belakang. Keluhan

ini disebut juga dengan istilah kaku kuduk.

Dalam kasus ini, penurunan kesadaran yang terjadi pada pasien

kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada otak dan selaputnya

(meningoensefalitis). Hal ini karena pasien menunjukkan triase gejala

meningoensefalitis, yaitu gejala infeksi akut (demam, nyeri kepala sedang, lemah,

letih, lesu, anoreksia, penurunan bb, dan mual), gejala rangsangan meningeal

(kaku kuduk), dan gejala peningkatan tekanan intrakranial (sakit kepala berat dan

penurunan kesadaran). Port d’entry atau sumber infeksi dari meningoensefalitis

yang pasien alami kemungkinan besar berasal dari infeksi sistem pernapasan

pasien. Hal ini diketahui dari anamnesia pasien, dimana pasien memiliki riwayat

batuk lama yang belum diobati secara tuntas, sehingga kemungkinan besar infeksi

Page 10: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  7  

dari sistem pernapasan tersebut menyebar secara hematogen dan menyebabkan

infeksi pada meningens dan parenkim otak pasien.

MENINGOENSEFALITIS

A. DEFINISI

Meningoensefalitis adalah penyakit inflamasi yang terjadi pada meningens

dan parenkim otak. Meningoensefalitis dapat didahului dengan meningitis atau

ensefalitis terlebih dahulu yang kemudian berlanjut menginfeksi bagian lainnya.

B. EPIDEMIOLOGI

Sering terjadi pada penduduk dengan sosio-ekonomi rendah. Insiden

meningkat individu dengan usia ekstrim (terlalu muda atau terlalu tua) dan

individu dengan penurunan sistem imun.

Berdasarkan penelitian epidemiologi mengenai infeksi sistem saraf pusat

di Asia, pada daerah Asia Tenggara, meningitis yang paling sering dijumpai

adalah meningitis tuberkulosis2.

  Di Indonesia, Meningitis/Ensefalitis merupakan penyebab kematian pada

semua umur dengan urutan ke 17 (0,8%) setelah malaria. Meningitis/Ensefalitis

merupakan penyakit menular pada semua umur dengan proporsi 3,2%. Sedangkan

proporsi Meningitis/Ensefalitis merupakan penyebab kematian bayi pada umur 29

hari-11 bulan dengan urutan ketiga yaitu (9,3%) setelah diare (31,4%) dan

pneumoni (23,8%). Proporsi Meningitis/Ensefalitis penyebab kematian pada umur

1-4 tahun yaitu (8,8%) dan merupakan urutan ke-4 setelah Necroticans Entero

Colitis (NEC) yaitu (10,7%)1.

C. ETIOLOGI

Dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit.

Meningoensefalitis paling sering terjadi akibat infeksi :

- Bakteri : Mycobacterium tuberculosis

- Virus : Tick-borne meningoencephalitis

- Jamur : Kriptococcus neoformans

- Parasit : Naegleria fowleri

Page 11: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  8  

Pada individu dewasa imunokompeten, S. pneumonia dan N. meningitidis

adalah patogenutamapenyebabMB,karenakedua bakteri tersebut memiliki

kemampuan kolonisasi nasofaring dan menembus sawar darah otak (SDO). Basil

gram negatif seperti Escherichia coli, Klebsiella spp, Staphylococcus aureus,

Staphylococcus epidermidis, dan Pseudomonas spp biasanya merupakan

penyebab MB nosokomial, yang lebih mudah terjadi pada pasien kraniotomi,

kateterisasi ventrikel internal ataupun eksternal, dan trauma kepala8.

D. FAKTOR RISIKO

- Fraktur kepala terbuka

- Sinusitis

- Otitis

- Mastoiditis

- Tuberkulosis

- HIV dan keadaan immunocompromised lainnya.

E. PATOFISIOLOGI

Infeksi bakteri mencapai sistem saraf pusat melalui invasi langsung,

penyebaran hematogen, atau embolisasi trombus yang terinfeksi. Infeksi juga

dapat terjadi melalui perluasan langsung dari struktur yang terinfeksi melalui vv.

diploica, erosi focus osteomyelitis, atau secara iatrogenik

(pascaventriculoperitoneal shunt atau prosedur bedah otak lainnya)8.

Transmisi bakteri patogen umumnya melalui droplet respirasi atau kontak

langsung dengan karier. Proses masuknya bakteri ke dalam sistem saraf pusat

merupakan mekanisme yang kompleks. Awalnya, bakteri melakukan kolonisasi

nasofaring dengan berikatan pada sel epitel menggunakan villi adhesive dan

membran protein. Risiko kolonisasi epitel nasofaring meningkat pada individu

yang mengalami infeksi virus pada system pernapasan atau pada perokok8.

Komponen polisakarida pada kapsul bakteri membantu bakteri tersebut

mengatasi mekanisme pertahanan immunoglobulin A (IgA) pada mukosa inang.

Page 12: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  9  

Bakteri kemudian melewati sel epitel ke dalam ruang intravaskuler di mana

bakteri relatif terlindungi dari respons humoral komplemen karena kapsul

polisakarida yang dimilikinya8.

Bakteri memasuki ruang subaraknoid dan cairan serebrospinal (CSS)

melalui pleksus koroid atau kapiler serebral. Perpindahan bakteri terjadi melalui

kerusakan endotel yang disebabkannya. Seluruh area ruang subaraknoid yang

meliputi otak, medulla spinalis, dan nervus optikus dapat dimasuki oleh bakteri

dan akan menyebar dengan cepat. Hal ini menunjukkan meningitis hampir pasti

selalu melibatkan struktur serebrospinal. Infeksi juga mengenai ventrikel, baik

secara langsung melalui pleksus koroid maupun melalui refluks lewat foramina

Magendie dan Luschka8.

Bakteri akan bermultiplikasi dengan mudah karena minimnya respons

humoral komplemen CSS. Komponen dinding bakteri atau toksin bakteri akan

menginduksi proses inflamasi di meningen dan parenkim otak. Akibatnya,

permeabilitas SDO meningkat dan menyebabkan kebocoran protein plasma ke

dalam CSS yang akan memicu inflamasi dan menghasilkan eksudat purulen di

dalam ruang subaraknoid. Eksudat akan menumpuk dengan cepat dan akan

terakumulasi di bagian basal otak serta mel vbq uas ke selubung saraf-saraf

kranial dan spinal. Selain itu, eksudat akan menginfi ltrasi dinding arteri dan

menyebabkan penebalan tunika intima serta vasokonstriksi, yang dapat

mengakibatkan iskemia serebral. Tunika adventisia arteriola dan venula

subaraknoid sejatinya terbentuk sebagai bagian dari membran araknoid. Dinding

vasa bagian luar sebenarnya sejak awal sudah mengalami proses infl amasi

bersamaan dengan proses meningitis (vaskulitis infeksius)8.

Selanjutnya, dapat terjadi syok yang mereduksi tekanan darah sistemik,

sehingga dapat mengeksaserbasi iskemia serebral. Selain itu, MB dapat

menyebabkan trombosis sekunder pada sinus venosus mayor dan tromboflebitis

pada vena-vena kortikal. Eksudat purulen yang terbentuk dapat menyumbat

resorpsi CSS oleh villi araknoid atau menyumbat aliran pada system ventrikel

yang menyebabkan hidrosefalus obstruktif atau komunikans yang disertai edema

serebral interstisial. Eksudat tersebut juga dapat mengelilingi saraf-saraf kranial

Page 13: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  10  

dan menyebabkan neuropati kranial fokal8.

F. MANIFESTASI KLINIS

Gabungan dari gambaran meningitis dan ensefalitis.

Meningitis : Kaku kuduk, sakit kepala, demam, gangguan

penglihatan/fotofobia.

Ensefalitis : Kejang, penurunan kesadaran, peningkatan TIK, defisit

neurologis (gangguan motorik dan sensorik), atau gejala psikiatrik.

Neonatus memiliki gambaran klinik berbeda dengan anak dan orang

dewasa. Meningitis karena bakteri pada neonatus terjadi secara akut dengan panas

tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan berkurang,

minum sangat berkurang, konstipasi, diare. Kejang terjadi pada lebih kurang 44%

anak dengan penyebab Haemophilus influenzae, 25% oleh Streptococcus

pneumonia, 78% oleh streptokok dan 10% oleh infeksi meningokok. Gangguan

kesadaran berupa apatis, letargi, renjatan, koma. Pada bayi dan anak-anak (usia 3

bulan hingga 2 tahun) yaitu demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi,

kejang, menangis dengan merintih, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk dan tanda

Kernig dan Brudzinski positif. Pada anak-anak dan remaja terjadi demam tinggi,

sakit kepala, muntah yang diikuti oleh perubahan sensori, fotofobia, mudah

terstimulasi dan teragitasi, halusinasi, perilaku agresif, stupor, koma, kaku kuduk,

tanda Kernig dan Brudzinski positif. Pada anak yang lebih besar dan orang

dewasa permulaan penyakit juga terjadi akut dengan panas, nyeri kepala yang bisa

hebat sekali, malaise umum, kelemahan, nyeri otot dan nyeri punggung. Biasanya

dimulai dengan gangguan saluran pernafasan bagian atas. Selanjutnya terjadi kaku

kuduk, opistotonus, dapat terjadi renjatan, hipotensi dan takikardi karena

septikimia4,15.

Meningitis yang disebabkan Mumpsvirus ditandai dengan anoreksia dan

malaise, diikuti pembesaran kelenjar parotid sebelum terjadinya invasi ke susunan

saraf pusat. Pada meningitis yang disebabkan oleh Echovirus ditandai dengan

keluhan sakit kepala, sakit tenggorok, nyeri otot, dan demam, disertai dengan

Page 14: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  11  

timbulnya ruam kulit makulo papular yang tidak disertai gatal terdapat pada

wajah, leher, dada dan badan7.

Keluhan utama pada penderita ensefalitis yaitu sakit kepala, demam,

kejang disertai penurunan kesadaran. Ensefalitis yang disebabkan oleh infeksi

Famili Togavirus (memiliki gejala yang sangat bervariasi, mulai dari yang tanpa

gejala sampai terjadinya sindrom demam akut disertai demam berdarah dan

gejala-gejala sistem saraf pusat). Western Equine Virus (WEE) pada umumnya

menimbulkan infeksi yang sangat ringan, gejala pada orang dewasa dapat berupa

letargi, kaku kuduk dan punggung, serta mudah bingung dan koma yang tidak

tetap. Gejala berat pada anak berupa konvulsi, muntah dan gelisah, yang sesudah

sembuh akan menimbulkan cacat fisik dan mental yang berat10. Gejala yang

mungkin tampak dengan penyebab Japanese B enchephalitis virus adalah panas

mendadak, nyeri kepala, kesadaran yang menurun, fotofobi, gerak tidak

terkoordinasi, hiperhidrosis. Pemeriksaan laboratorium berupa uji serologis

misalnya ELISA terhadap bahan atau cairan serebrospinal menunjukkan adanya

IgM. Uji fiksasi komplemen menunjukkan nilai titer yang meningkat 4 kali lipat15.

Pada umumnya terdapat 4 jenis atau bentuk manifestasi klinik, yaitu:

2.5.1. Bentuk asimtomatik

Umumnya gejalanya ringan, vertigo, diplopia. Diagnosis hanya ditegakkan atas

pemeriksaan CSS.

2.5.2. Bentuk abortif

Gejala berupa nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, dan kaku kuduk ringan.

Umumnya terdapat gejala-gejala seperti infeksi saluran pernafasan bagian atas

atau gastrointestinal.

2.5.3. Bentuk fulminan

Bentuk ini berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari yang berakhir dengan

kematian. Pada stadium akut terdapat demam tinggi, nyeri kepala difus yang

hebat, apatis, kaku kuduk, sangat gelisah dan dalam waktu singkat masuk ke

dalam koma yang dalam.

2.5.4. Bentuk khas ensefalitis

Bentuk ini mulai secara bertahap dengan gejala awal nyeri kepala ringan, demam,

gejala infeksi saluran nafas bagian atas. Kemudian muncul tanda radang Sistem

Page 15: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  12  

Saraf Pusat (SSP) seperti kaku kuduk, tanda Kernig positif, gelisah, lemah, sukar

tidur. Selanjutnya kesadaran mulai menurun sampai koma, dapat terjadi kejang

fokal atau umum, hemiparesis, gangguan koordinasi, gangguan bicara, gangguan

mental.

G. DIAGNOSIS PENUNJANG

Bertujuan untuk mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi à

diperlukan untuk terapi kausatif.

1) Pemeriksaan laboratorium à darah rutin, serologi, PCR

Pada pemeriksaan darah, MB disertai dengan peningkatan leukosit dan

penanda inflamasi, dan kadang disertai hipokalsemia, hiponatremia, serta

gangguan fungsi ginjal dengan asidosis metabolik. Pemeriksaan polymerase chain

reaction (PCR) bersifat sensitif terhadap Streptococcus pneumoniae dan Neisseria

meningitidis8.

2) Lumbal pungsi à Analisi LCS, kultur LCS

Tekanan pembukaan saat pungsi lumbal berkisar antara 20-50 cmH2O.

Pencitraan otak harus dilakukan secepatnya untuk mengeksklusi lesi massa,

hidrosefalus, atau edema serebri yang merupakan kontraindikasi relatif pungsi

lumbal. Jika pencitraan tidak dapat dilakukan, pungsi lumbal harus dihindari

pada pasien dengan gangguan kesadaran, keadaan immunocompromised

(AIDS, terapi imunosupresan, pasca-transplantasi), riwayat penyakit sistem

saraf pusat (lesi massa, stroke, infeksi fokal), defisit neurologik fokal,

bangkitan awitan baru, atau papil edema yang memperlihatkan tanda-tanda

ancaman herniasi8.

Kontraindikasi relatife lumbal pungsi antara lain5:

• Kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial

• Trombositopenia atau diatesis perdarahan lainnya (termasuk terapi

antikoagulan yang sedang berlangsung)

• Diduga abses epidural spinal

Page 16: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  13  

Tabel 1 Perbandingan karakteristik LCS pada meningitis yang berbeda8..

3) Pemeriksaan radiologi :

§ Foto polos à untuk mengetahui fokus atau sumber infeksi (ex : paru,

mastoiditis, nasalis, periodontal,dll).

§ CT-Scan dengan kontras à untuk melihat ada atau tidaknya fokus lesi

fokal pada otak. CT-Scan perlu dilakukan untuk mengeksklusikan

kontraindikasi relatif fungsi lumbal.

§ MRI à Menentukan ada atau tidaknya abnormalitas dan fokus lesi

pada tahap awal.

§ Pemeriksaan EEG à Diindikasikan pada pasien yang mengalami

kejang.

H. PROGNOSIS

Prognosis meningoensefalitis bergantung pada kecepatan dan ketepatan

pertolongan, di samping itu perlu dipertimbangkan pula mengenai kemungkinan

penyulit seperti hidrosefalus, gangguan mental, yang dapat muncul selama

perawatan. Bila meningoensefalitis (tuberkulosa) tidak diobati, prognosisnya jelek

sekali. Penderita dapat meninggal dalam waktu 6-8 minggu. Angka kematian pada

umumnya 50%. Prognosisnya jelek pada bayi dan orang tua. Prognosis juga

tergantung pada umur dan penyebab yang mendasari, antibiotik yang diberikan,

hebatnya penyakit pada permulaannya, lamanya gejala atau sakit sebelum dirawat,

serta adanya kondisi patologik lainnya. Tingkat kematian virus mencakup 40-75%

untuk herpes simpleks, 10-20% untuk campak, dan 1% untuk gondok4.

Penyakit pneumokokus juga lebih sering menyebabkan gejala sisa jangka

panjang (kurang dari 30% kasus) seperti hidrosefalus, palsi nervus kranials,

Page 17: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  14  

defisit visual dan motorik, serta epilepsi. Gejala sisa penyakit terjadi pada kira-

kira 30% penderita yang bertahan hidup, tetapi juga terdapat predileksi usia serta

patogen, dengan insidensi terbesar pada bayi yang sangat muda serta bayi yang

terinfeksi oleh bakteri gram negatif dan S. pneumoniae. Gejala neurologi tersering

adalah tuli, yang terjadi pada 3-25% pasien; kelumpuhan saraf kranial pada 2-7%

pasien; dan cedera berat seperti hemiparesis atau cedera otak umum pada 1-2%

pasien. Lebih dari 50% pasien dengan gejala sisa neurologi pada saat pemulangan

dari rumah sakit akan membaik seiring waktu, dan keberhasilan dalam implan

koklea belum lama ini memberi harapan bagi anak dengan kehilangan

pendengaran.

I. KOMPLIKASI

Komplikasi dari meningitis tuberkulosa adalah hidrosefalus, epilepsi,

gangguan jiwa, buta karena atrofi N.II, kelumpuhan otot yang disarafi N.III, N.IV,

N.VI, hemiparesis. Komplikasi dari meningitis purulenta adalah efusi subdural,

abses otak, hidrosefalus, paralisis serebri, epilepsi, ensefalitis, tuli, renjatan

septik4.

Page 18: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  15  

III. PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan tanggal 18 Agustus 2016

Keadaan Umum : Tampak sakit berat

Kesadaran : Somnolen

GCS : E2M4V3

Vital sign

TD : 140/90 mmHg

Nadi : 80 x /menit, irama regular, isi dan tegangan cukup

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,50 C secara aksiler

Status Gizi : tampak normal

Status Internus

Kepala : Mesocephal

Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil

isokor (3mm/3mm), reflek pupil direk (+/+), reflek pupil indirek (+/+)

Telinga : Sekret (-/-)

Hidung : Napas cuping hidung (-/-), sekret (+/+), septum deviasi (-/-)

Mulut : Bibir sianosis (-), karies dentis (+)

Leher : Simetris, pembesaran KGB (-), tiroid (Normal)

Thorax :

Cor :

Inspeksi : Tampak ictus cordis

Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV LMCS

Perkusi :

- Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal dextra

- Batas pinggang jantung : ICS III Linea parastenal sinistra

- Batas bawah kanan jantung : ICS II-IV Linea parasternal dextra

- Batas bawah kiri jantung : ICS V lebih dari 3 cm kelateral dari Linea

midclavicula sinistra

Auskultasi : Bunyi jantung I & II (+) normal, bising (-), gallop (-)

Page 19: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  16  

Pulmo :

Depan Dextra Sinistra

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Pergerakan simetris,

retraksi (-)

Vokal fremitus

normal kanan = kiri

Sonor seluruh lapang

paru

SD paru vesikuler

(+), suara tambahan

paru: wheezing (-),

ronki (+)

Pergerakan

simetris, retraksi (-)

Vokal fremitus

normal kanan = kiri

Sonor seluruh

lapang paru

SD paru vesikuler

(+), suara

tambahan paru:

wheezing (-), ronki

(+)

Abdomen :

Inspeksi : Dinding abdomen datar, spider naevi (-), warna kulit sama

dengan warna kulit sekitar

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, ascites (-)

Palpasi : Hepar & lien tak teraba

Ekstremitas :

Atas : Oedem (-/-), CRT (<2 dtk), Akral dingin (-/-)

Bawah : Oedem (-/-), CRT(< 2 dtk), Akral dingin (-/-)

Status Neurologis

Sikap Tubuh : Simetris

Gerakan Abnormal : -

Cara berjalan : Tidak dapat dinilai

Rangsang Meningeal :

Kaku kuduk : (+)

Kernig sign : (+)

Brudzinsky I : (-)

Brudzinsky II : (-)

Page 20: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  17  

Brudzinsky III : (-)

Brudzinsky IV : (-)

Pemeriksaan Saraf Kranial

Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri

N. I. Olfaktorius Daya penghidu TDL TDL

N. II. Optikus Daya penglihatan TDL TDL

Pengenalan warna TDL TDL

Lapang pandang TDL TDL

N. III.

Okulomotor

Ptosis - -

Gerakan mata ke

medial

TDL TDL

Gerakan mata ke

atas

TDL TDL

Gerakan mata ke

bawah

TDL TDL

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil Bulat Bulat

Refleks cahaya

langsung

+ +

Refleks cahaya

konsensual

+ +

N. IV. Troklearis Strabismus

divergen

TDL TDL

Gerakan mata ke

lat-bwh

TDL TDL

Strabismus

konvergen

TDL TDL

N. V. Trigeminus Menggigit TDL TDL

Membuka mulut TDL TDL

Sensibilitas muka TDL TDL

Refleks kornea + +

Page 21: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  18  

Trismus TDL TDL

N. VI. Abdusen Gerakan mata ke

lateral

TDL TDL

Strabismus

konvergen

TDL TDL

N. VII. Fasialis Kedipan mata TDL TDL

Lipatan nasolabial Simetris Simetris

Sudut mulut Simetris Simetris

Mengerutkan dahi TDL TDL

Menutup mata TDL TDL

Meringis TDL TDL

Menggembungkan

pipi

TDL TDL

Daya kecap lidah

2/3 ant

TDL TDL

N. VIII.

Vestibulokokleari

s

Mendengar suara

bisik

TDL

TDL

Mendengar bunyi

arloji

TDL TDL

Tes Rinne TDL TDL

Tes Schwabach TDL TDL

Tes Weber TDL TDL

N. IX.

Glosofaringeus

Arkus faring TDL TDL

Daya kecap lidah

1/3 post

TDL

Refleks muntah TDL

Sengau TDL

Tersedak TDL

N. X. Vagus Denyut nadi 80 x/menit

Arkus faring TDL TDL

Bersuara TDL

Menelan TDL

Page 22: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  19  

N. XI. Aksesorius Memalingkan

kepala

TDL TDL

Sikap bahu TDL TDL

Mengangkat bahu TDL TDL

Trofi otot bahu Eutrofi Eutrofi

N. XII.

Hipoglossus

Sikap lidah TDL

Artikulasi TDL

Tremor lidah TDL

Menjulurkan lidah TDL

Trofi otot lidah TDL

Fasikulasi lidah TDL

Pemeriksaan Motorik

G K Tn Tr

RF RP Cl

Pemeriksaan Sensibilitas : TDL

Pemeriksaan Fungsi Vegetatif :

- Miksi : inkontinentia urine (-), retensio urine (-), anuria (-)

- Defekasi : inkontinentia alvi (-), retensio alvi (-)

NOTE :

Pada tanggal 19 Agustus 2016, kembali dilakukan pemeriksaan status

neurologis, yaitu pemeriksaan nervus kranial, pemeriksaan motorik,

pemeriksaan sensibilitas, dan pemeriksaan fungsi vegetatif. Semua hasil

pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa fungsi nervus kranial, fungsi

motoric, sensibilitas dan fungsi vegetatif dalam batas normal.

SDN SDN

SDN SDN

SDN SDN

SDN SDN

SDN SDN

SDN SDN

Eu Eu

Eu Eu

+ +

+ +

-

-

- -

- -

Page 23: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  20  

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

Hemoglobin 11,8 11,7 - 16,5 g/dl

Leukosit 14,1 H 3,6-11,0 Ribu

Eritrosit 3,80 L 4,5-5,8 Juta

Hematokrit 36,1 L 37-47 %

Trombosit 235 150-400 Ribu

MCV 95,0 82-95 fL

MCH 31,1 >27 Pg

MCHC 32,7 32-37 g/dl

RDW 13,4 10-15 %

MPV 7,2 7-11 mikro m3

Limfosit 1,6 1,0-4,5 103/mikro m3

Monosit 0,1 L 0,2-1,0 103/mikro m3

Eosinofil 0,0 0,04 – 0,8 103/mikro m3

Basofi; 0,1 0 – 0,02 103/mikro m3

Neutrofil 12,3 H 1,8 – 7,5 103/mikro m3

PCT 0,170 0,2 - 0,5 %

PDW 11,7 10 – 18 %

SGOT 31 0 – 50 U/L

SGPT 26 0 – 50 IU/L

Ureum 57,0 H 10 – 50 mg/dL

Kreatinin 1,99 H 0,62 - 1,1 mg/dL

HDL Direct 36 28 - 63 mg/dL

LDL-Cholesterol 129,6 <150 mg/dL

Asam urat 10,04 H 2-7 mg/dL

Cholesterol 207 < 200 dianjurkan,

200 - 239

resiko sedang,

> 240 resiko tinggi

mg/dL

Trigliserida 212 H 70-144 mg/dL

Page 24: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  21  

- Foto Rontgen Thorax AP/Lateral 18/08/2016

Expertise Dokter Spesialis Radiologi

• Cor : Apeks bergerak ke lateral

• Pulmo :

o Corakan paru meningkat

o Bercak lapangan atas paru kiri, perihiler kanan

• Kedua sinus lancip

Kesan :

• Suspek kardiomegali

• Cenderung gambaran proses spesifik

Pemeriksaan VCT : Non Reaktif

Jawaban Konsultasi

• Dokter Spesialis Penyakit Dalam

o Bronkopneumonia

o Susp. TB Paru

o CKD

Planning

Test BTA S-P-S

Page 25: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  22  

DISKUSI II

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran pasien E2M4V3 (somnolen)

yang menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan kesadaran. Tanda-tanda

vital dalam batas normal, kecuali tekanan darah pasien yaitu sebesar 140/90

mmHg yang menunjukkan adanya hipertensi grade 1.

Pada pemeriksaan jantung, didapatkan batas jantung kiri bawah berada

pada ICS V lebih dari 3 cm kelateral dari Linea midclavicula sinistra. Hal ini

menunjukkan adanya pembesaran jantung (apeks bergeser ke lateral). Hal ini

diperkuat dengan hasil pemeriksaan rontgen thorax yang menunjukkan adanya

kardiomegali. Kardiomegali yang terjadi pada pasien kemungkinan disebabkan

oleh hipertensi yang dialami pasien.

Pada pemeriksaan paru, ditemukan adanya ronkhi pada saat auskultasi.

Ronkhi merupakan suara nafas abnormal yang terjadi akibat penyumbatan pada

bronkus. Penyempitan pada bronkus. Ronkhi yang dialami pasien kemungkinan

disebabkan oleh adanya inflamasi yang terjadi pada parenkim, bronkus maupun

bronkiolus pasien, yang diperkuat dengan adanya gambaran klinis batuk lama

yang dialami pasien selama 4 bulan terakhir. Dugaan ini juga diperkuat dengan

hasil rontgen thorax menunjukkan adanya bercak pada lapang paru kiri dan

perihiler kanan yang memberikan kesan gambaran proses spesifik pada system

pernafasan pasien.

Pemeriksaan rangsang meningens, yaitu kaku kuduk dan kernig dengan

hasil positif menunjukkkan bahwa telah terjadi rangsangan abnormal pada selaput

otak (meningens). Rangsangan abnormal ini bisa disebabkan karena adanya

peradangan, perdarahan, ataupun tumor pada selaput otak. Tetapi pada anamnesis

pasien tidak ditemukan adanya gejala perdarahan maupun tumor pada selaput

otak, sehingga kemungkinan penyebabnya adalah infeksi pada selaput otak

pasien.

Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 9. Kondisi pasien

yang tidak kooperatif ini menyebabkan sulit untuk dilakukan penilaian pada

pemeriksaan neurologinya. Setelah pasien stabil dan kesadaran pasien compos

mentis, dilakukan pemeriksaan ulang yang menunjukkan bahwa tidak dijumpai

kelainan pemeriksaan nervus kranial, motoric, sensibilitas dan fungsi vegetatif.

Hal ini menandakan bahwa tidak adanya kerusakan pada jaras nervus kranial,

Page 26: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  23  

jaras UMN-LMN, jaras sensoricneural, dan fungsi saraf otonom (simpatis dan

parasimpatis).

Pada test MMS, didapatkan total score 30 yang menunjukkan bahwa tidak

terdapat gangguan fungsi kognitif pasien. pasien tidak mengalami disorientasi

waktu maupun tempat, gangguan memori (-), gangguan konsentrasi (-), gangguan

bahasa (penamaan, repetisi, bahasa komprehensif) (-) dan gangguan fungsi

eksekutif (-).

Pemeriksaan laboratorium darah dilakukan untuk menyingkirkan

kemungkinan lain yang menyebabkan pasien mengalami penurunan kesadaran

serta untuk membantu menegakkan diagnosis pasti pasien. Ditemukan

peningkatan leukosit (14,1) dengan hitung jenis shift-to-the-left yang menandakan

adanya infeksi, terutama infeksi bakteri.

Pada pasien juga ditemukan peningkatan kadar ureum, kreatinin, dan asam

urat. Peningkatan kadar ureum dan kreatinin menunjukkan adanya penyakit lain

yaitu CKD yang kemungkinan disebabkna oleh hiperuresemia yang sudah lama

dialami pasien (riwayat asam urat tinggi tidak terkontrol lebih kurang 18 tahun

terakhir). Keadaan hiperurisemia bisa menyebabkan penumpukan monosodium

urat atau kristam asam urat pada interstitial medulla yang berpotensi

menyebabkan fibrosis interstitial dan gagal ginjal kronik6. Peningkatan ureum,

kreatinin, dan asam urat darah bukan merupakan faktor yang menyebabkan terjadi

meningoensefalitis pada pasien, tetapi kondisi ini bisa menjadi salah satu faktor

yang dapat memperburuk kondisi pasien nantinya jika tidak ditanganin lebih

lanjut. Selain itu, CKD yang dialami pasien juga bisa menjadi salah satu faktor

pencetus hipertensi pada pasien.

Pada rontgen thorax ditemukan kesan kardiomegali dan gambaran proses

spesifik yang dicurigai bronkopneumonia TB. Infeksi yang terjadi pada sistem

pernafasan pasien dicurigai menjadi sumber infeksi yang menyebabkan

meningoensefalitis pada pasien. mikroorganisme penyebab infeksi paru tersebut

dicurigai menyebar secra hematogen hingga melewati BBB sehingga

menimbulkan peradangan pada parenkim dan selaput otak pasien.

Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan

mendukung diagnosis meningoensefalitis. Namun untuk mengetahui diagnosis

dan etiologi pasti harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu pemeriksaan

Page 27: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  24  

sputum BTA S-P-S untuk mengkonfirmasi apakah pasien terinfeksi TB atau tidak,

lumbal pungsi untuk menegakkan diagnosis pasti penyebab meningoensefalitis

pada pasien, dan pemeriksaan CT-Scan dengan kontras untuk mengetahui ada

tidaknya focus lesi pada otak serta untuk mengingkirkan kontraindikasi relative

dilakukannya lumbal pungsi.

V. DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis Klinis : Penurunan kesadaran, demam akut, sakit kepala

Diagnosis Topis : Meningens dan parenkim otak

Diagnosis Etiologi : Meningoensefalitis bakteri dd virus

Diagnosis Tambahan : CKD + Bronkopneumonia susp TB Paru

VI. PENATALAKSANAAN

Farmakologi

• Injeksi Ceftriakson 2 x 2

• Haloperidol 2x1 tab

• Injeksi Citicolin 2 x 500

• Injeksi Ranitidin 2x1

• Injeksi deksametason 4 x 1 amp

• Injeksi sohobion 1 x 1

• PCT 3 x 500

Non Farmakologi

• Rawat Inap

• NGT

• DC

• Bedrest

• Konsul PD

VII. PLANNING

• Lumbal pungsi

• CT-Scan dengan kontras

Page 28: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  25  

VIII. PROGNOSIS

1. Death : dubia et bonam

2. Disease : dubia et bonam

3. Disability : dubia et bonam

4. Discomfort : dubia et bonam

5. Dissatisfaction : dubia et bonam

6. Distitution : dubia et bonam

DISKUSI III

Haloperidole 2x1 tab

Haloperidol adalah butyrophenone antipsikotik turunan dengan sifat-sifat yang

telah dianggap sangat efektif dalam pengelolaan hiperaktivitas, gelisah, dan

mania. Haloperidol adalah neuroleptic yang efektif dan juga memiliki sifat

Antimuntah, tetapi memiliki kecenderungan untuk memprovokasi ditandai efek

ekstrapiramidal dan relatif lemah adrenolytic alfa-properti. Aktifitasnya tampak

menekan sistem syaraf pusat pada permukaan subcortical otak membran dan

pembentukan retikulo batang otak.

Injeksi Cefrtiaxone 2 x 2

Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin yang mempunyai spektrum luas

dengan paruh waktu eliminasi 8 jam. Efektif terhadap mikroorganisme gram

psotif dan gram negatif. Ceftriaxone juga stabil terhadap enzim betalaktamase

yang dihasilkan oleh bakteri.

Injeksi Citicoline 2 x 500

Citicoline dapat meningkatkan aliran darah dan konsumsi O2 di otak pada

pengobatan gangguan serebrovaskuler sehingga dapat memperbaiki gangguan

kesadaran. Citicoline meningkatkan kerja formatio reticularis dari batang otak,

terutama sistem pengaktifanformatio reticularis ascendens yang berhubungan

dengan kesadaran.Citicoline mengaktifkan sistem piramidal dan memperbaiki

kelumpuhan sistem motoris.Citicoline menaikkan konsumsi O2 dari otak dan

memperbaiki metabolisme otak.

Page 29: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  26  

Injeksi Ranitidin 2 × 1 ampul

Ranitidin adalah anatagonis reseptor H2 bekerja menghambat sekresi asam

lambung. Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang diperlukan untuk

menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36–94 mg/mL.

Kadar tersebut bertahan selama 6–8jam . Ranitidine diabsorpsi 50% setelah

pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2–3 jam setelah pemberian

dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh makanan dan

antasida. Waktu paruh 2 ½–3 jam pada pemberian oral, Ranitidine diekskresi

melalui urin.

Injeksi Deksametason 4 x 1 amp

Deksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan

anti-inflamasi. Sebagai imunosupresan Deksametason bekerja dengan

menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsang. Aktivitas anti-

inflamasi Deksametason dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan

terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami

inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi. Dexamethasone

merupakan anti inflamasi yang direkomendasikan penggunaannya pada pasien

gejala neurologis dan peningkatan tekanan intrakranial. Dexamethason dapat

meminimalkan resiko obliterasi endarteritis serta meminimalkan resiko adhesi

arachnoid.

Injeksi Sohobion 1 x 1

Sohobion mengandung vitamin B1 100 mg, vitamin B6 100 mg, vitamin B12

5000 mcg. Mengatasi gejala akibat defisiensi vitamin neurotropik

Paracetamol 3 x 500 mg

Paracetamol menghambat siklooksigrenase sehingga konversi asam arakhidonat

menajdi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase secara

berbeda. Paracetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih kuat daripada

aspirin.

Page 30: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  27  

Planning : dilakukan lumbal pungsi dan CT-Scan dengan kontras.

Pada prinsipnya, pungsi lumbal harus dikerjakan pada setiap kecurigaan

meningitis dan/atau ensefalitis. Pada pemeriksaan lumbal pungsi akan dilakukan

pengukuran tekanan LCS, analisis LCS baik secara makroskopis (warna,

kekeruhan) maupun mikroskopis (kadar protein, glukosa, komponen sel),

pewarnaan LCS, dan kultur LCS. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui

mikroorganisme spesifik penyebab meningoensefalitis pada pasien sehingga

pasien bisa diberikan terapi kausatif yang sesuai.

CT-Scan perlu dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya fokus lesi fokal

pada otak dan untuk mengeksklusikan kontraindikasi relatif fungsi lumbal. Jika

CT-Scan tidak dapat dilakukan, pungsi lumbal harus dihindari pada pasien dengan

gangguan kesadaran, keadaan immunocompromised (AIDS, terapi

imunosupresan, pasca-transplantasi), riwayat penyakit sistem saraf pusat (lesi

massa, stroke, infeksi fokal), defisit neurologik fokal, bangkitan awitan baru, atau

papil edema yang memperlihatkan tanda-tanda ancaman herniasi8.    

Page 31: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  28  

Tan

gga

l  

S   O   A   P  

18-­‐

08-­‐

201

6  

Penurunan   kesadaran,  

gelisah,  gaduh.  

GCS  E2M5V2  

 

TD  :  159/85mmHg  

N  :  118x/menit  

RR  26x/menit  

T  :  37,7  C  

R.Fisiologis  :  DBN  

R.Patologis  :  -­‐  

Clonus  :  -­‐  

Lateralisasi  :  +  

 

ME   Haloperidol  2x1  tab  

Inj.ceftriakson  2x2  gr  

Inj.citicolin  2x500  

Inj.ranitidin  2x1  

Inj.dexametason  4x1  amp  

PCT  3x500  

Sohobion  1x1  

NGT,  DC  

Cek   Lab  darah   rutin   lengkap,  Rontgen  

thorax  PA  dan  pindah  ke  bangsal    

 

19-­‐

08-­‐

201

6  

Demam   (-­‐),   Nyeri   kepala  

(+),   Mual   (-­‐),   muntah   (-­‐),  

badan   terasa   lemah   dan  

linu,  BAK  (+),  BAB(-­‐).  

GCS  E3M5V4  

 

TD  :  140/80mmHg  

N  :  80x/menit  

RR  20x/menit  

T  :  36,7  C  

R.Fisiologis  :  DBN  

R.Patologis  :  -­‐  

Clonus  :  -­‐  

Lateralisasi  :  +  

 

ME     Haloperidol  2x1  tab  

Inj.ceftriakson  2x2  gr  

Inj.citicolin  2x500  

Inj.ranitidin  2x1  

Inj.dexametason  4x1  amp  

PCT  3x500  

Sohobion  1x1  

NGT,  DC  

 

 

Page 32: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  29  

20-­‐

08-­‐

201

6  

Demam   (-­‐),   Nyeri   kepala  

(+)   sudah   berkurang  

disbanding  kemarin.  Mual  

(-­‐),   muntah   (-­‐),   badan  

lemah   dan   linu,  

tenggorokan   terasa   tidak  

enak/nyaman,   keluar  

dahak/cairan   hijau   dari  

NGT,  BAK  (+),  BAB  (-­‐).  

GCS  E4M6V5  

 

TD  :  130/90mmHg  

N  :  85x/menit  

RR  20x/menit  

T  :  36,5  C  

R.Fisiologis  :  DBN  

R.Patologis  :  -­‐  

Clonus  :  -­‐  

 

 

ME   +   CKD   +  

Bronkopneu

monia   susp.  

TB      

Haloperidol  2x1  tab  

Inj.ceftriakson  2x2  gr  

Inj.citicolin  2x500  

Inj.ranitidin  2x1  à  STOP  

Inj.dexametason  3x1  amp  

PCT  3x500  

Sohobion  1x1  

NGT,  DC  

 

 

 

21-­‐

08-­‐

201

6  

Demam  (-­‐),  Nyeri  kepala  (-­‐

)   sudah   berkurang  

disbanding  kemarin.  Mual  

(-­‐),   muntah   (-­‐),   badan  

lemah  dan   linu,   ,  BAK   (+),  

BAB  (-­‐).  

GCS  E4M6V5  

 

TD  :  130/90mmHg  

N  :  70x/menit  

RR  20x/menit  

T  :  36,7C  

R.Fisiologis  :  DBN  

R.Patologis  :  -­‐  

Clonus  :  -­‐  

 

ME   +   CKD   +  

Bronkopneu

monia   susp.  

TB      

Haloperidol  2x1  tab  

Inj.ceftriakson  2x2  gr  

Inj.citicolin  2x500  

Inj.dexametason  3x1  amp  

PCT  3x500  

Sohobion  1x1  

NGT,  DC  

 

 

22-­‐

08-­‐

Demam  (-­‐),  Nyeri  kepala  (-­‐

)   sudah   berkurang  

GCS  E4M6V5   ME   +   CKD   +  

Bronkopneu

Haloperidol  2x1  tab  

Page 33: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  30  

 

201

6  

disbanding  kemarin.  Mual  

(-­‐),   muntah   (-­‐),   badan  

lemah  dan   linu,   ,  BAK   (+),  

BAB  (-­‐).  

 

TD  :  150/90    

HR  :  80  

RR  :  20    

T  :  36,3    

R.Fisiologis  :  DBN  

R.Patologis  :  -­‐  

Clonus  :  -­‐  

 

monia   susp.  

TB      

Inj.ceftriakson  2x2  gr  

Inj.citicolin  2x500  

Inj.dexametason  3x1  amp  

PCT  3x500  

Sohobion  1x1  

LEPAS  NGT  dan  DC  

23-­‐

08-­‐

201

6  

Demam  (-­‐),  Nyeri  kepala  (-­‐

)   sudah   berkurang  

disbanding  kemarin.  Mual  

(-­‐),   muntah   (-­‐),   badan  

lemah  dan   linu,   ,  BAK   (+),  

BAB  (-­‐).  

TD  :  150/90  

HR  :  80  

RR  :  20    

T  :  36,4  

R.Fisiologis  :  DBN  

R.Patologis  :  -­‐  

Clonus  :  -­‐  

ME   +   CKD   +  

Bronkopneu

monia   susp.  

TB  

BLPL  

Page 34: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  31  

DAFTAR PUSTAKA

1. Balitbangkes Departemen Kesehatan RI 2008, Riset kesehatan dasar 2007,

laporan nasional 2007, Jakarta

  http://www.k4health.org/system/files/laporanNasional%20Riskesdas%20200

7.pdf

2. Ducomble, T, Tolksdorf, K, Karagiannis, I, et al. 2013, ‘The burden of

extrapulmonary and meningitis tuberculosis: an investigation of national

surveillance data, Germany 2002 to 2009’, Euro Surveill, hlm. 1-7.

3. Harris, S 2004, Penatalaksanaan pada kesadaran menurun dalam updates in

neuroemergencies, FKUI, Jakarta.

4. Harsono 2005, Kapita selekta neurologi, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

5. Johnson, KS, Sexton DJ 2016, ‘Lumbar puncture: technique, indications,

contraindications, and complications in adults’, Wolter Kluwer Up To

Date.

6. Lugito, NPH 2013, ‘Nefropati urat’, CDK-204, vol.40, no.5, hlm. 330-336.

7. Mardjono, M, Sidharta, P 2009, Neurologi klinis dasar, Dian Rakyat,

Jakarta.

8. Meisadona, G, Soberoto, AD, Estiasari, R 2015, ‘Diagnosis dan

tatalaksana meningitis bakterialis’, CDK-224, vol. 42, no. 1, hlmMuttagin

2008, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system persarafan,

Salemba Medika, Jakarta.

9. Rudolp, M. Abraham et al., 2006. Buku ajar pediatri rudolp, Vol.1,

Kedokteran EGC, Jakarta.

10. Setyopranoto, I 2012, ‘Penatalaksanaan perdarahan subarakhnoid’, CDK-

199, vol. 39, no. 11, hlm. 807-812

11. Soedarto 2003, Zoonosis kedokteran, Airlangga University Press,

Surabaya.

12. Soedarto 2004, Sinopsis Virologi Kedokteran, Airlangga University Press,

Surabaya.

Page 35: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  32  

13. Soedarto 2007, Sinopsis kedokteran tropis, Airlangga University Press,

Surabaya.

14. Suriadi & Yuliani, R 2001, Asuhan keperawatan pada anak, Edisi 1,

Sagung Seto, Jakarta.

Page 36: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  33  

Pemeriksaan Fungsi Kortikal Luhur (Mini Mental Scale)

No Nilai Max Nilai psn

Orientasi

1. Sekarang (tahun, musim, bulan, tanggal, hari) apa? 5 5

2. Kita berada dimana ? (Negara, provinsi, kota,

rumah, ruang)

5 5

Registrasi

3. Sebut 3 buah benda (apel, meja, koin), tiap 1 detik

pasien disuruh mengulang ketiga benda tersebut.

Nilai 1 untuk setiap benda yang benar.

3 3

Atensi dan kalkulasi

4. Minta mengeja terbalik kata wahyu 5 5

Mengingat kembali

5. Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda

diatas.

3 3

Bahasa

6. Pasien disuruh menyebut nama benda yang

ditunjukkan (Pena, kacamata).

2 2

7. Pasien disuruh mengulangi kata-kata : “namun,

bila”

1 1

8. Pasien disuruh melakukan perintah : “ Ambil kertas

ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan

letakkan di lantai.

3 3

9. Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah :

“Pejamkan mata Anda”

1 1

10. Pasien disuruh menulis dengan spontan. 1 1

11. Pasien disuruh menggambar benda dibawah ini

1 1

TOTAL : 30

Page 37: UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” · PDF filesaraf RSUD Ambarawa yang banyak memberikan masukan, ... Keluhan utama : penurunan kesadaran lebih kurang 10 jam SMRS. Riwayat

  34  

Pada test MMS, didapatkan total score pasien 30. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat gangguan fungsi kognitif pada pasien. Pasien tidak

mengalami disorientasi waktu maupun tempat, gangguan memori (-), gangguan

konsentrasi (-), gangguan bahasa (penamaan, repetisi, bahasa komprehensif) (-)

dan gangguan fungsi eksekutif (-).