32
WRAP UP SKENARIO 3 “ DIARE ” KELOMPOK : B-2 NAMA NPM Nadia Firdausi Nuzula (1102014131) Siti Aisyah (1102014132) Tesce Yulianski Nandra (1102015237) Much. Hasyim Asyari (1102015142) Rossalia Visser (1102015209) Salsabil Almas Khairana (1102015213) Rangga Izzaturrahman Hilmi (1102015188) Meike Marsa (1102015130) Salshabila La Rose Puspita (1102015214)

Wrap Up Sk3 Diare

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Wrap Up Sk3 Diare

WRAP UP SKENARIO 3“ DIARE ”

KELOMPOK : B-2

NAMA NPM

Nadia Firdausi Nuzula (1102014131)

Siti Aisyah (1102014132)

Tesce Yulianski Nandra (1102015237)

Much. Hasyim Asyari (1102015142)

Rossalia Visser (1102015209)

Salsabil Almas Khairana (1102015213)

Rangga Izzaturrahman Hilmi (1102015188)

Meike Marsa (1102015130)

Salshabila La Rose Puspita (1102015214)

Natasya Puspita Dewi (1102015162)

BLOK KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASAFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI2015

Page 2: Wrap Up Sk3 Diare

I. SKENARIO 3

DIARE

Seorang laki-laki 35 tahun, dibawa ke UGD Rumah Sakit karena mengalami mencret lebih dari 15 kali dalam sehari sejak 2 hari yang lalu. Buang air kecil berkurang sejak 12 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik: kesadaran komposmentis lemah, TD: 85/60 mmHg, nadi: 120x/menit, pernapasan 34x/menit, cepat dalam (kusmaull). Lalu pasien diberi infus. Hasil pemeriksaan Analisa Gas Darah menunjukkan adanya gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik, dengan anion gap normal.

1

Page 3: Wrap Up Sk3 Diare

II. KATA SULIT

1. Asidosis Metabolik: a. Penurunan kadar ion HCO3-, diikuti dengan penurunan pCO2 di

dalam arteri.b. Gangguan ketika status asam basa bergeser ke arah asam/retensi

asam non-karbonat. 2. Diare: Peningkatan pengeluaran dengan konsistensi lebih lunak/cair

dari biasanya yang terjadi paling sedikit 3x 24 jam. 3. Analisa gas darah: Pemeriksaan untuk mengukur keasaman jumlah

CO2 dan O2 dalam darah untuk menilai fungsi paru. Yang diukur adalah pO2, pCO2, HCO3-, dan O2.

4. Anion gap: a. Suatu indikator yang berfungsi untuk menentukan adanya

asidosis/alkalosis metabolik/respiratori.b. Konsentrasi anion plasma yang tidak secara rutin diukur dengan

screening lab.c. Selisih anion dan kation.

5. Kusmaull: Lapar udara; bernafas dalam dan cepat secara tidak wajar pada pasien asidosis.

6. Asidosis: Keadaan dimana pH<7,35; Akumulasi asam dan ion H+/deplesi cadangan alkalin ( kandungan HCO3-) dalam darah dan jaringan tubuh sehingga menurunkan pH.

7. Komposmentis: Sadar sepenuhnya, sehat mental, dapat memberikan respon terhadap stimulus.

2

Page 4: Wrap Up Sk3 Diare

III. BRAIN STORMING

1. PERTANYAANa. Apa tujuan dari analisa gas darah ?b. Bagaimana prosedur pelaksanaan analisa gas darah ?c. Apa saja gangguan keseimbangan asam basa ?d. Apa hubungan diare dengan asidosis metabolik ?e. Apa yang menyebabkan asidosis metabolik ?f. Apa fungsi asam bikarbonat dalam tubuh ?g. Mengapa pada penderita denyut dan nafas menjadi cepat serta

tekanan darah turun ?h. Mengapa volume urin pasien sedikit ?i. Mengapa anion gap menjadi indikator dalam pemeriksaan ?

2. JAWABANa. Untuk mengukur pH, pCO2, pO2 dalam darah sehingga dapat

menetukan kadar keseimbangan asam basa normal/tidak.b. Diambil dari darah arteri radialis/brachialis untuk menetukan

hasil/kadar kation dan anion dalam tubuh.c. Asidosis metabolik dan respiratorik serta alkalosis metabolik dan

respiratorik.d. Karena saat diare, tubuh mengeluarkan ion HCO3- berlebih,

sehingga terjadi asidosis.e. Pembentukan asam yang berlebihan, kadar ion HCO3- ↓, dan

retensi ion H+.f. Sebagai buffer yang mengendalikan keasaman pH tubuh.g. Akibat volume cairan ↓, tekanan darah menjadi ↓, maka jantung

memompa lebih cepat untuk menyeimbangkan cairan tubuh, lalu nadi dan nafas ↑.

h. Karena sekresi ADH ↑, dan cairan yang dikeluarkan sedikit.i. Karena pada pasien diare, yang ia keluarkan adalah elektrolit-

elektrolit dan anion gap, menggunakan indikator elektrolit (Na, K, Cl). Selain itu anion gap juga sebagai indikator perbedaan/selisih anion dan kation.

3

Page 5: Wrap Up Sk3 Diare

IV. HIPOTESIS

Mahasiswa pada kasus ini mengalami diare, yang menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa, berupa asidosis metabolik, dengan anion gap yang normal. Keseimbangan asam basa dapat dilihat dari pengukuran pH, pCO2, pO2 dalam darah dengan cara mengambil darah dari arteri radialis/brachialis. Asidosis metabolik sendiri merupakan gangguan penurunan kadar ion HCO3- yang diikuti dengan penurunan pCO2 di dalam arteri. Dapat terjadi karena, pembentukan asam yang berlebihan, kadar ion HCO3- (buffer yang mengendalikan keasaman pH tubuh) yang ↓, dan retensi ion H+. Selain asidosis metabolik, ada juga asidosis respiratorik, alkalosis metabolik dan alkalosis respiratorik. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan analisa gas darah dan melihat anion gapnya.

4

Page 6: Wrap Up Sk3 Diare

V. SASARAN BELAJAR

LI.1. Memahami Dan Menjelaskan Keseimbangan Asam BasaLO.1.1 DefinisiLO.1.2 KlasifikasiLO.1.3 Aspek BiokimiaLO.1.4 Aspek Fisiologi LO.1.5 Aspek Dan Manfaat pH

LI.2. Memahami Dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam BasaLO.2.1 Definisi Dan KlasifikasiLO.2.2 EtiologiLO.2.3 Aspek BiokimiaLO.2.4 Manifestasi Klinik

LI.3. Memahami Dan Menjelaskan Anion Gap Dan Analisa Gas Darah

5

Page 7: Wrap Up Sk3 Diare

LI.1. Memahami Dan Menjelaskan Keseimbangan Asam BasaLO.1.1 Definisi

Asam adalah molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion – ion hidrogen (H+) dalam larutan.Basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima ion hdrogen.

LO.1.2 KlasifikasiA. Asam - Basa menurut Bronsted dan Lawry

Asam LemahAsam lemah adalah asam yang hanya terdisosiasi

sebagian didalam air (berdisosiasi tidak sempurna). Asam Karbonat didalam air hanya akan terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan HCO3-

Asam kuatAsam kuat adalah asam yang berdisosiasi

sempurna di dalam air. HCL dalam air akan berdisosiasi seluruhnya menjadi ion H+ dan ion Cl- . Selanjutnya, ion H+ yang terbentuk akan diikat oleh molekul air.

Basa LemahBasa lemah adalah basa yang hanya terdisosiasi

sebagian di dalam air atau suatu persenyawaan yang bergabung tidak sempurna dengan ion H+ di dalam larutan air.

Basa KuatBasa kuat adalah persenyawaan yang

berdisosiasi secara sempurna dalam larutan air. NaOH dalam air akan terdisosiasi seluruhnya menjadi ion Na+

+ OH- . Ion OH- yang terbentuk akan bereaksi dengan ion H+ dari air.

6

H2CO3 + H2O ↔ H3O + HCO3-

HCl + H2O ↔ H+ + Cl-

HCl + H2O ↔ H3O+ + Cl-

NH4OH + H+ ↔ NH4+ + H2O

NH3 + H2O ↔ NH4+ + OH-

Page 8: Wrap Up Sk3 Diare

B. Klasifikasi Asam – Basa berdasarkan jumlah ion H+

MonoprotikAsam dan basa yang dapat melepaskan satu ion

H+ atau OH-(dikenal juga dengan ionisasi primer).

Contoh :Asam monoprotik : HCl, HNO3, CH3COOH, dllBasa monoprotik : NaOH, KOH, dll

DiprotikAsam dan basa yang dapat melepaskan dua ion

H+ atau OH-(dikenal juga dengan ionisasi sekunder).

Contoh :Asam diprotik : H2SO4, H2CO3, H2C2O4, dllBasa diprotik : Ca(OH)2, Mg(OH)2, dll

PoliprotikAsam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau lebih

ion H+ atau OH- (dikenal juga dengan ionisasi tersier).

Contoh :Asam poliprotik : H3PO4

C. Klasifikasi Asam - Basa berdasarkan sumbernya di dalam Tubuh Asam Volatil

Suatu jenis asam yang dapat menguap. Sumber utama asam volatil di dalam tubuh adalah karbondioksida (CO2). CO2 merupakan hasil metabolisme oksidasi (aerobik) dari lemak, karbohidrat, dan beberapa protein. CO2 dibentuk di dalam sel saat pembentukan ATP pada respirasi sel. Setiap hari dihasilkan CO2 sebanyak 10.000 sampai 24.000 mmol sebanding dengan 10.000 sampai 24.000 mmol H+ = 10 – 24.000.000.000 mmol H+.

7

NaOH + H+ ↔ Na+ + OH

NaOH + H+ ↔ Na+ + H2O

Page 9: Wrap Up Sk3 Diare

CO2 tidak mengandung ion hidrogen. CO2

bereaksi dengan air (reaksi hidrasi) membentuk asam karbonat. Asam karbonat yang terbentuk berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat:

CO2 + H2O ↔ H+ + HCO3-

Hampir semua CO2 diubah menjadi H2CO3. Reaksi CO2 dan H2O menjadi H2CO3 terjadi secara cepat di dalam sel tubuh karena peran enzim anhidrase karbonat yang terdapat di dalam sitoplasma sel darah merah, hepatosit, sel tubuli ginjal, dan sel parietal lambung.

Asam karbonat disebut sebagai asam volatil karena, CO2 dapat dikeluarkan melalui paru. Dalam keadaan normal, sebagian besar CO2 dieliminasi paru dan hanya sebagian kecil CO2 yang di-buffer (bukan oleh buffer asam karbonat-bikarbonat). Di paru, H2CO3 akan berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O, selanjutnya CO2 mengalami proses difusi ke alveoli.

Asam Non-Volatil Sumber ion hidrogen yang lain adalah asam

non- volatil atau asam fixed. Asam ini merupakan hasil antara atau hasil akhir dari metabolisme asam amino, lemak, dan karbohidrat selalu terdapat di dalam larutan sampe makanan. Asam non-volatil tidak dieliminasi oleh paru tetapi melalui ginjal.

Asam non-volatil berasal dari metabolisme protein yang mengandung sulfur dan posfoprotein. Katabolisme protein asam amino yang mengandung sulfur) menghasilkan asam sulfat (H2SO4).

Asam Organik Asam yang mengandung satu atau lebih gugus

karboksil (COOH). Asam asetat, asam laktat, dan semua asam lemah termasuk asam organik. Pada umumnya, asam organik merupakan hasil metabolisme anaerob. Asam laktat merupakan jenis asam organik terpenting yang dihasilkan dari metabolisme anaerob (sedangkan pada metabolisme aerob, asam laktat metabolisme anaerob, asam laktat dibentuk dari piruvat dan zat keton melalui asetil Co-A dalam

8

Page 10: Wrap Up Sk3 Diare

jumlah sangat kecil, bukan atau zat keton melalui hasil utama).

LO.1.3 Aspek BiokimiaSistem Dapar (Buffer) adalah sistem penahan atau sistem penyangga, karena dapat menahan perubahan pH. Sistem dapar merupakan larutan yang mengandung asam dan basa konjugasinya. Dapar ini terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion H+ dan basa lemah yang berfungsi sebagai akseptor ion H+ [HA ↔ H+ + A]. Di dalam tubuh terdapat beberapa sistem dapar yaitu : sistem dapar asam karbonat-bikarbonat, sistem dapar protein, sistem dapar hemoglobin, sistem dapar amonia, dan sistem dapar fosfat.

Dapar Asam karbonat- bikarbonatSuatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH cairan ekstrasel. CO2 bereaksi dengan H2O membentuk H2CO3 yang kemuadian berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion karbonat (conjugate base) melalui suatu reaksi yang bersift reversibel

Karena reaksi bersifat reversibel, penambahan konsentrasi dari suatu komponen menyebabkan perubahan konsentrasi komponen lainnya.

Dapar ProteinProtein berada diantara banyak dapar yang paling kuat dalam tubuh karena konsentrasinya yang tinggi terutama dalam sel.

Dapar HemoglobinSebagai pH sel, walaupun sedikit lebi rendah daripada pH dalam ekstrasel, perubahannya kira-kira sebanding dengan perubahan pH cairan ekstrasel. Ada sedikit H+

dan HCO3- yang berdifusi melalui membran sel,

walaupun membutuhkan waktu untuk menjadi seimbang kecuali keseimbangan cepat yang terjadi pada sel darah merah. Akan tetapi CO2 dapat dengan cepat berdifusi melalui semua membran sel.Difusi elemen sistem dapar bikarbonat menyebabkan pH dalam cairan intrasel berubah ketika terjadi perubahan pH dalam cairan ekstrasel. Karenanya

9

H2CO3 + H2O ↔ H3O + HCO3-

Page 11: Wrap Up Sk3 Diare

sistem dapar di dalam sel membantu mencegah perubahan pH cairan ekstrasel tapi membutuhkan waktu beberapa jam untuk efektif. Dalam sel darah merah, hemoglobin adalah dapar yang penting

Kira-kira 60% sampai 70% dapar kimia total dalam cairan tubuh berada di dalam sel-sel, dan kebanyakan dihasilkan dari protein intrasel. Kenyataan bahwa pK dari kebanyakan sistem protein hampir mendekati 7,4.

Dapar FosfatBerperan penting dalam pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan intrasel. Elemen utama sistem dapar fosfat ini adalah H2PO4

- dan HPO4-.

Sistem dapar fosfat memiliki pK 6,8, yang tidak jauh dari pH normal 7,4 dalam cairan tubuh; keadaan ini membuat sistem dapat bekerja mendekati kekuatan dapar maksimum. Tetapi konsentrasi di cairan ekstrasel rendah hanya 8% dari konsentrasi dapar bikarbonat. Oleh karena itu kekuatan dapar total dapar fosfat dalam cairan ekstrasel jauh lebih kecl dibandingkan dengan kekuatan sistem dapar bikarbonat.

Dapar fosfat penting dalam tubulus ginjal, yaitu : a. Fosfat biasanya akan menjadi sangat pekat dalam

tubulus, sehingga meningkatkan tenaga dapar.b. Cairan tubulus biasanya memiliki pH yang lebih

rendah dibandingkan dengan cairan ekstrasel

LO.1.4 Aspek FisiologiA. Pengaturan Pernafasan terhadap Keseimbangan Asam –

Basa Ekspirasi CO2 oleh Paru Mengimbangi Pembentukan

CO2 MetabolikCO2 dibentuk secara terus menerus dalam tubuh

melalui proses metabolisme intrasel. Setelah dibentuk, CO2 berdifusi dari sel masuk ke dalam cairan interstisial dan darah, dan aliran darah mengangkut CO2 ke paru, tempat CO2 berdifusi kedalam alveoli dan kemudian ditransfer ke atmosfer melalui paru. Normalnya,

10

H+ + Hb ↔ HHb

Page 12: Wrap Up Sk3 Diare

terdapat sekitar 1,2 mol/L CO2 yang terlarut di dalam cairan ekstrasel, yang sama dengan PCO2 40 mmHg.

Bila kecepatan pembentukan CO2 metabolik meningkat, PCO2, cairan ekstrasel juga meningkat. Sebaliknya, penurunan kecepatan metabolik menurunkan PCO2. Kecepatan ventilasi paru meningkat, CO2 dihembuskan keluar melalui paru dan PCO2 , dalam cairan ekstrasel menurun. Oleh karena itu, penurunan ventilasi paru atau perubahan kecepatan pembentukan CO2 oleh jaringan dapat mengubah PCO2

cairan ekstrasel.

Peningkatan Ventilasi Alveolus Menurunkan Konsentrasi Ion Hidrogen Cairan Ekstrasel dan Meningkatkan pH

Bila pembentukan CO2 metabolik tetap konstan, satu-satunya faktor lain yang mempengaruhi PCO2

dalam cairan ekstrasel adalah kecepatan ventilasi alveolus. Semakin tinggi ventilasi alveolus, semakin rendah PCO2; sebaliknya, semakin rendah kecepatan ventilasi alveolus, maka semakin tinggi PCO2. Bila konsentrasi CO2 meningkat, konsentrasi H2CO3 dan konsentrasi H+ meningkat, sehingga menurunkan pH cairan ekstrasel.

Kekuaatan Pendaparan sistem PernafasanPengaturan pernafasan terhadap keseimbangan

asam basa merupakan dapar tipe fisiologis karena pengaturan ini bekerja dengan cepat dan menjaga konsentrasi H+ dari perubahan yang terlalu besar sampai ginjal yang berespon lambat dapat menghilangkan ketidakseimbangan. Pada umumnya, seluruh kekuatan dapar sistem pernafasan adalah satu sampai dua kali lebih besar daripada tenaga dapar dari gabungan seluruh dapar kimia lainnya dalam ekstrasel.

B. Pengaturan Kesimbangan Asam- Basa oleh GinjalGinjal mengatur keseimbangan asam basa dengan

mengekskresikan urin yang asam atau basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstraselular, sedangkan pengeluaran urin basa akan menghilangkan jumlah basa dari cairan ekstraselular.

Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai berikut :

11

Page 13: Wrap Up Sk3 Diare

Sejumlah besar HCO3- difiltrasi ke dalam tubulus, dan

diekskresikan ke dalam urinbasa dalam darah hilangSejumlah besar H+ disekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus asam dari darah hilang.

Bila lebih banyak H+ yang disekresikan daripada HCO3

- yang difiltrasi, akan terjadi kehilangan asam dari cairan ekstrasel.

Lebih banyak HCO3- yang diekskresikan ke dalam urin

dibandingkan dengan H+ yang disekresikan, maka akan terjadi kehilangan basa.

Bila terdapat pengurangan konsentrasi H+ cairan

ekstrasel (alkalosis), ginjal gagal mereabsorbsi semua bikarbonat yang difiltrasi sehingga meningkatkan ekskresi bikarbonat. Karena HCO3

- mendapar hidrogen dalam cairan ekstrasel, kehilangan asam bikarbonat ini sama dengan penambahan satu H+ ke dalam cairan ekstrasel. Oleh karena itu pada alkalosis, pengeluaran HCO3

- akan meningkatkan konsentrasi H+ cairan ekstrasel kembali menuju normal.

Pada asidosis, ginjal tidak mengekskresikan bikarbonat ke dalam urin tetapi mereabsorpsi semua bikarbonat yang difiltarasi dan menghasilkan bikarbonat baru, yang ditambahkan kembali cairan ekstrasel.

Sekresi ion hidrogen dan reabsorpsi ion Bikarbonat oleh Tubulus Ginjal

Sekitar 80- 90 % reabsorbsi bikarbonat (dan sekresi H+) terjadi di tubulus proksimal, sehingga hanya sejumlah

12

Page 14: Wrap Up Sk3 Diare

kecil bikarbonat yang mengalir ke dalam tubulus distal dan duktus koligentes. Di segmen tebal asenden ansa Henle, tejadi reabsorbsi terhadap 10% bikarbonat yang difiltrasi dan reabsorbsi sisanya terjadi di tubulus distal dan duktus koligentes.

Kombinasi ion Hidrogen yang berlebihan dengan Dapar Fosfat dan Amonia pada Tubulus—Suatu Mekanisme untuk menghasilkan ion Bikarbonat yang “baru”.

Bila ion H+ disekresikan dalam kelebihan bikarbonat yang difiltrasi ke dalam cairan tubulus, hanya sebagian kecil dari kelebihan H+ ini yang dapat diekskresikan dalam bentuk ion (H+) dalam urin. Alasan untuk hal ini adalah bahwa pH minimal urin adalah sekitar 4,5 sama dengan konsentrasi H+ 10-4,5 mEq/L, atau 0,03 mEq/L. Jadi, untuk setiap liter urin yang dibentuk, jumlah maksimal H+ bebas yang dapat diekskresikanhanya sekitar 0,03 miliekuivalen. Untuk mengekskresikan 80 miliekuivalen asam non-volatil yang dibentuk oleh metabolisme setiap harinya, sekitar 2.667 liter urin harus diekskresikan bila H+ tetap dalam bentuk bebas di dalam larutan.

Ekskresi sejumlah besar H+ (kadang-kadang sebanyak 500mEq/hari) dalam urin dicapai secara pimer dengan menggabungkan H+ dengan dapar dalam cairn tubulus. Dapar yang paling penting adalah dapar fosfat dan dapar amonia. Ada sistem dapar lain yang lemah seperti, urat dan sitrat, yang kurang begitu penting.

Bila H+ dititrasi dalam cairan tubulus dengan HCO3

-, hal ini menghasilkan reabsorbsi satu HCO3-

untuk setiap H+ yang disekresikan. Tetapi bila terdpat kelebihan H+ dalam urin, H+ akan bergabung dengan dapar selain HCO3

- , dan hal inimenghasilkan pembentukan HCO3

- baru yang juga dapat masuk kedalam darah Jadi bila terdapat kelebihan H+ dalam cairan ekstrasel, ginjal tidak hanya mereabsorbsi semua HCO3

- yng dfiltrasi tetapi juga menghasilkan HCO3-

baru, demikian membantu mengganti HCO3- yang

hilang dari cairan ekstrasel pada keadaan asidosis.

LO.1.5 Aspek Dan Manfaat pH1.5.1 Aspek

13

Page 15: Wrap Up Sk3 Diare

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan nilai keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 – 14. Istilah pH berasal dari “p”, lambang matematika dari negatif logaritma dan “H” lambang kimia untuk unsur hidrogen.

pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hidrogen. Nilai pH dari suatu unsur adalah perbandingan antara konsentrasi ion hidrogen [H+] dengan konsentrasi ion hidroksil [OH-]. Jika konsentrasi H+ lebih besar dari OH-, material disebut asam. Yaitu nilai pH adalah < 7. Jika konsentrasi OH- lebih besar dari H+, material disebut basa dengan suatu nilai pH > 7.

Memahami perhitungan pH

Hukum Henderson Hasselbalch

Rumus mencari pH

Untuk asam kuat : pH = - log [ H+ ] atau [ H+ ] = x . M

Untuk asam lemah : pH = pKa + log garamasam

Untuk basa lemah : pH = pKa + log garambasa

Untuk basa kuat : pOH = - log [OH-] atau [OH-] = x . M

1.5.2 Manfaat pH Dapat memudahkan untuk menetukan terapi penunjang Sebagai indikator penyesuaian kadar enzim untuk terapi

suatu penyakit pada organ tertentu, contoh: Enzim A memiliki sifat spesifik akan rusak pada pH tertentu, maka harus disesuaikan dengan pH organ yang akan diterapi

Dapat memudahkan untuk mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam-basa

14

[H+ ] = Ka x [HA1-] / [A1

-]

pH = pKa x log [A1-] / [HA]

Page 16: Wrap Up Sk3 Diare

jika memakan makanan yang asam seperti jeruk limo, cuka, orange juice, dll.

Sebagai derajat keasaman dari suatu larutan Menyatakan konsentrasi ion hidrogen Dapat mempermudah untuk menentukan suatu

kondisi asidosis atau alkalosis Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraselular

LI.2. Memahami Dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam BasaLO.2.1 Definisi Dan Klasifikasi

A. Respiratorik Asidosis Respiratorik

Disebabkan oleh keasaman darah yang

berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam

darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk

atau pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan

mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.

Dalam keadaan normal, jika terkumpul

karbondioksida, pH darah akan turun dan darah

menjadi asam.Tingginya kadar karbondioksida dalam

darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,

sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih

dalam.

Alkalosis Respiratorik

Pada alkalosis respiratorik terjadi hiperventilasi

alveolar sehingga terjadi penurunan PaCO2

(hipokapnia) yang dapat menyebabkan peningkatan

pH.

B. Metabolik Asidosis Metabolik

Disebabkan keasaman darah yang berlebihan, yang

ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam

15

Page 17: Wrap Up Sk3 Diare

darah. Bila peningkatan keasaman melampaui

sistem penyangga pH, darah akan benar-benar

menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan

menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha

tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam

darah dengan cara menurunkan jumlah karbon

jumlah karbondioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha

mengkompenasi keadaaan tersebut dengan cara

mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui

jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu

banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan

berakhir dengan keadaan koma.

Alkalosis Metabolik

Suatu proses terjadinya peningkatan primer

bikarbonat dalam arteri. Akibat peningkatan ini,

rasio PCO2 dan kadar HCO3- di arteri berubah usaha

tubuh untuk memperbaiki rasio ini dilakukan oleh

paru dengan menurunkan ventilasi (hipoventilasi)

sehingga PCO2 meningkat dalam arteri dan

meningkatnya konsentrasi HCO3-. pada alkalosis

metabolik yang sederhana, kenaikan kadar HCO3- 1

mEq/L akan menyebabkan PCO2 sebesar 0,7

mmHg.

16

Page 18: Wrap Up Sk3 Diare

LO.2.2 EtiologiA. Respiratori

Asidosis : CO2 ↑karena hipoventilasi, kadar H+ ↑; penyakit paru, depresi pusat pernafasan karena obat, gangguan saraf/otot.

Alkalosis : CO2 ↓ karena hiperventilasi, kadar H+ ↓; demam, rasa cemas berlebihan, keracunan asprin, segala sesuatu yang merangsang ventilasi berlebihan, contoh: Berada di tempat yang dingin.

B. Metabolik Asidosis : HCO3- ↓ karena ekskresi yang

berlebihan; akumulasi asam non-karbonat, diare berat, diabetes milletus, olahraga berat, asidosis uremik.

Alkalosis : HCO3- ↑; muntah, ingensti obat alkali.

LO.2.3 Aspek Biokimiaa. Asidosis metabolik : Banyak ditemukan pada kasus

diabetes milletus dengan ketosis, gagal ginjal, keracunan asa, dan diare.

b. Asidosis Respiratorik : Banyak ditemukan pada kasus Pneumonia, emphisema, asma bronkial, depresi pusat pernafasan ,contoh: keracunan morfin.

c. Alkalosis metabolik : Banyak ditemukan pada kasus penderita muntah-muntah, mengkonsumsi alkali berlebihan, contoh: terapi ulkus peptikum.

d. Alkalosis Respiratorik : Histeris, hiperventilasi, keracunan salisilat stadium dini.Untuk mengetahui adanya gangguan atau tidak, dapat dilakukan pemeriksaan ABG (Arterial Blood Gases) dengan mengukur pH (indikator pengelompokkan asidosis/alkalosis), pCO2, CO2 total, dan elektrolit (Na, K, Cl).

LO.2.4 Manifestasi Klinik1. Asidosis metabolik

17

Page 19: Wrap Up Sk3 Diare

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan.

Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.

Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.

Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

1. Asidosis respiratorik Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan

berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma.

Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu.

Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari

2. Alkalosis metabolik Alkalosis metabolik dapat

menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali.

Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

3. Alkalosis respiratorik Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa

cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.

Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

18

Page 20: Wrap Up Sk3 Diare

LI.3. Memahami Dan Menjelaskan Anion Gap Dan Analisa Gas DarahA. Anion gap

Anion gap adalah perbedaan/selisih antara serum kation (Na, K) dan anion (Cl, HCO3-) dalam ukuran sehari-hari. Istilah anion gap merujuk pada seluruh konsentrasi anion yang tidak terukur dalam plasma. Normalnya, gap diisi oleh asam lemah terutama albumin, lalu sisanya oleh fosfat.Rumus anion gap :

(Na + K)-(Cl + HCO3)*karena konsentrasinya yang sedikit di CES, K sering

dihilangkan dalam perhitungan Fungsi anion gap :a. Untuk pensinyalan.b. Membantu dalam membedakan penyebab asidosis.c. Membantu untuk menetukan treatment akan diberikan.

B. Analisa gas darahAnalisa ini penting untuk mendiagnosis dan mengatur status oksigenasi pasien dan keseimbangan asam basa. Analisa gas darah biasa dilakukan pada arteri radialis, femoralis, dan brachialis.Ada 3 macam pendekatan : HCO3- Standar kelebihan basa Perbedaan ion kuat (SID) bedasarkan konsep stewart.

1. Tujuan AGD Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

2. Indikasi Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik Pasien deangan edema pulmo Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS) Infark miokard Pneumonia Klien syok

19

Page 21: Wrap Up Sk3 Diare

Post pembedahan coronary arteri baypass Resusitasi cardiac arrest Klien dengan perubahan status respiratori Anestesi yang terlalu lama

3. Lokasi fungsi arteri Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan

allen’s test) Arteri brakialis Arteri femoralis    Arteri tibialis posterior Arteri dorsalis pedis

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 22: Wrap Up Sk3 Diare

Arthur C. Guyton, John E. Hall ; editor bahasa indonesia: Irawati Setiawan. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 9- Jakarta :EGC.

Ganong, WF.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21,ab. M. Djauhari Widjajakusumah.Jakarta: EGC

Saifuddin, M, dkk. 2008. Gangguan Kesimbangan air-elektrolit dan asam-basa edisi II. Jakarta: FKUI.

Sherwood, Lauralee. 2008. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 8. Jakarta: EGC.

Marino PL. Arterial Blood Gas Interpretation.2nd edi. Lippincott: Williams and Wilkins Publisher; 1998. pp. 582-605

Sukmariah M, Karmiati A.1990. Kimia Kedokteran edisi 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

21