22
BLOK KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM BASA DEHIDRASI WRAP UP Ketua : Rujitra Tanaya Namaskara (1102010259) Sekretaris : Risty Yasmin Bonita (1102010249) Anggota : Nurul Alitia (1102010214) Ratihanny Ratna Amandani (1102010232) Syarafina Raihan (1102010275) Tri Rizky Nugraha (1102010280) Wiryawan Nuryusuf (1102010291) Zahra Astriantani Sulih (1102010307) FAKULTAS KEDOKTERAN 17

Wrap Up Skenario 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wus3

Citation preview

Page 1: Wrap Up Skenario 1

BLOK KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM BASA

DEHIDRASI

WRAP UP

Ketua : Rujitra Tanaya Namaskara (1102010259)

Sekretaris : Risty Yasmin Bonita (1102010249)

Anggota :

Nurul Alitia (1102010214) Ratihanny Ratna Amandani (1102010232) Syarafina Raihan (1102010275) Tri Rizky Nugraha (1102010280) Wiryawan Nuryusuf (1102010291) Zahra Astriantani Sulih (1102010307)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

2010 / 2011

17

Page 2: Wrap Up Skenario 1

DEHIDRASI

17

Page 3: Wrap Up Skenario 1

SASARAN BELAJAR

LI. 1 Mempelajari tentang larutan dan cairan

LO. 1. 1 Memahami dan menjelaskan definisi larutan dan cairan

LO. 1. 2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi larutan dan cairan

LI. 2 Mempelajari tentang keseimbangan cairan dan larutan di dalam tubuh

LO. 2. 1 Memahami dan menjelaskan kadar normal cairan dan larutan di dalam tubuh

LO. 2. 2 Memahami dan menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi

LI. 3 Mempelajari tentang konsentrasi cairan dan larutan di dalam tubuh

LO. 3. 1 Memahami dan menjelaskan cara menghitung konsentrasi cairan dan larutan di dalam tubuh

LI. 4 Mempelajari tentang elektrolit

LO. 4. 1 Memahami dan menjelaskan definisi elektrolit

LO. 4. 2 Memahami dan menjelaskan macam – macam elektrolit

LO. 4. 3 Memahami dan menjelaskan kadar normal elektrolit

LO. 4. 4 Memahami dan menjelaskan macam – macam gangguan keseimbangan elektrolit

LI. 5 Mempelajari tentang dehidrasi

LO. 5. 1 Memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi

LO. 5. 2 Memahami dan menjelaskan gejala – gejala dehidrasi

LO. 5. 3 Memahami dan menjelaskan faktor – faktor penyebab dehidrasi

LO. 5. 4 Memahami dan menjelaskan pencegahan dehidrasi

LO. 5. 5 Memahami dan menjelaskan tata laksana dehidrasi

LI. 6 Mempelajari etika minum dalam Islam

17

Page 4: Wrap Up Skenario 1

LI. 1 Mempelajari tentang larutan dan cairan

LO. 1. 1 Memahami dan menjelaskan tentang definisi larutan dan cairan

LARUTAN

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.

Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:

a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.

b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.

CAIRAN

Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas.

Cairan tubuh merupakan cairan yang terdapat di dalam tubuh manusia atau hewan yang

memiliki fungsi fisiologis tertentu. Contoh cairan tubuh adalah: Darah dan plasma darah,

Sitosol, Cairan serebrospinal, Korpus vitreum maupun humor vitreous, Serumen, Humor

aqueous, Cairan limfa, Cairan pleura, Cairan amnion.

Fungsi Air / CairanTubuh :

Pelarut universal : o Senyawa bergerak lbh cepat dan mudah

o Berperan dalam reaksi kimia contoh :  Glucose larut dalam darah dan masuk

ke sel

Pengaturan suhu tubuh o Mampu menyerap panas dlm jumlah besar

o Membuang panas dari jaringan yang menghasilkan panas, contoh : Otot-otot

selama excercise

Pelicin : Mengurangi gesekkan

Reaksi-reaksi kimia : Pemecahan karbohidrat & pembentukan protein

Pelindung : Cairan Cerebro-spinal, cairan amnion

17

Page 5: Wrap Up Skenario 1

LO. 1. 2 Memahami dan menjelaskan klasifikasi larutan dan cairan

Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:

a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.

b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.

Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).

b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.

c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.

b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.

Sifat – sifat cairan

1. Tekanan uap air

Molekul pada cairan akan bergerak dengan energi kinetik EK = 12

mv2, yang

akan bertambah dengan kenaikan temperatur. Tekanan uap air ini dapat diukur dan untuk tiap cairan, harganya konstan pada suhu tertentu. Apabila temperatur nai, tekanan uap bertambah sebab EK menjadi besar sehingga lebih banyak molekul yang dapat keluar menjadi uap.

17

Page 6: Wrap Up Skenario 1

2. Tegangan permukaan (surface tension)Tegangan permukaan adalah gaya pada permukaan cair per cm yang akan melawan perluasan bidang permukaan. Tegangan permukaan dapat terjadi antara: cairan – udara (gas), cairan – zat padat.

3. Viskositas Viskositas adalah tahanan untuk mengalir. Misalnya, madu atau minyak mengalir lebih lambat daripada air sebab madu mempunyai viskositas lebih besar. Akan tetapi, viskositas air lebih besar dari eter dan kloroform. Viskositas suatu cairan tergantung pada ukuran, bentuk, dan sifat kimia dari molekul – molekul caitan tersebut. Pada cairan yang mudah bereaksi, viskositasnya lebih besar.

4. Titik didihApabila tekanan di luar tepat 1 atm maka temperatur pada saat cairan itu mendidih, disebut titik didih normal. Titik didih suatu cairan tergantung pada sifat cairan dan tekanan atm dimana titik didih itu ditentukan.

5. Titik beku

Titik beku adalah temperatur pada saat fase padat dan fase cair daalm keadaan setimbang. Titik beku normal adalah temperatur pada saat fase padat dan fase cair mempunyai tekanan uap yang sama pada tekanan luar sebesar 1 atm.

LI. 2 Mempelajari tentang keseimbangan cairan dan larutan di dalam tubuh

LO. 2. 1 Memahami dan menjelaskan kadar normal cairan dan larutan di dalam tubuh

Cairan tubuh menempati +/- 60 % BB tubuh

Wanita dewasa muda : 50 - 55% Berat Badan

Pria dewasa muda : 55 - 60% Berat Badan

Bayi : 75% Berat Badan

Usia lanjut : 45% Berat Badan

Air penting untuk berbagai fungsi tubuh dan kadarnya harus tetap dijaga.

Total volume cairan tubuh dan total jumlah yang terlarut, demikian juga konsentrasi, relatif konstan selama kondisi keadaan – mantap, seperti yang dibutuhkan untuk homeotasis.

Asupan Cairan

Cairan ditambahkan ke dalam tubuh dari 2 sumber utama:

1. Berasal dari larutan atau cairan makanan yang dimakan, yang normalnya menambah cairan tubuh sekitar 2100 mL / hari.

17

Page 7: Wrap Up Skenario 1

2. Berasal dari sintesis dalam badan sebagai hasil oksidasi karbohidrat, menambah sekitar 200 mL / hari.

Kedua hal ini memberikan asupan cairan harian total ± 2300 mL / hari.

Tabel – 1. Asupan dan pengeluaran cairan harian (dalam mL / hari)

Normal Latihan berat yang lamaAsupanCairan dari makanan 2100 ?Dari metabolisme 200 200Asupan total 2300 ?

KeluaranInsensible kulit 350 350Insensible paru – paru 350 650Keringat 100 5000Feses 100 100Urin 1400 500Total 2300 6600

LO. 2. 2 Memahami dan menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi cairan dan larutan

di dalam tubuh

Usia : berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh,kebutuhan metabolik, serta berat badan.

Aktivitas : sangat berpengaruh terhadapp kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan penningkatan metabolisme bagi tubuh. Hal ini mengakibatkan peningkatan haluaran cairan melalui keringat.

Iklim : sebagai contoh, individu yang tinggal di lingkungan yang bersuhu rendahi, tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem, sebaliknya individu yang tinggal di tempat yang bersuhu tinggi akan sering mengalami kehilangan cairan dan elektrolit.

Diet Stress Penyakit Tindakan medis : beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekuder terhadap

kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Pengobatan : penggunaan beberapa obat seperti diuretik maupun laksatif secara

berlebihan dapat meningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.

Pembedahan : beberapa pasien dapat kehilangan banyak darah selama periode

operasi, sedangkan pasien lainnya justru mengalami klebihan beban cairan intravena

selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat – obat

anestesia.

17

Page 8: Wrap Up Skenario 1

LI. 3 Mempelajari konsentrasi cairan dan larutan di dalam tubuh

LO. 3.1 Memahami dan menjelaskan cara menghitung konsentrasi cairan dan larutan di

dalam tubuh

Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan 2 cara umum, yaitu :

a) Konsentrasi dinyatakan sebagai massa / berat zat terlarut dalam sejulah massa / berat tertentu pelarut / larutan.

b) Konsentrasi dinyatakan oleh massa zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu larutan.

Konsentrasi yang dinyatakan atas dasar volume tergantung pada suhu, kalau berubah, maka volume berubah dan ini mengakibatkan perubahan konsentrasi. Konsentrasi yang dinyatakan atas dasar berat tak tergantung suhu.

Cara I :

a) % berat bb

: % berat adalah jumalh gram zat terlarut dalam 100 gr larutan.

Contoh : NaOH 10 % -> 10 gr NaOH (terlarut) dalam 90 gr H2O (pelarut).b) Molalitas (m) : jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gr pelarut. Contoh : NaOH 0,1

m -> 0.1 mol zat terlarut dalam 1000 gr H2O (pelarut)c) Fraksi mol : bila jumlah mol zat pelarut dalam suatu larutan disebut n1 dan jumlah

mol zat terlarut disebut n2 maka yang disebut dengan fraksi mol zat pelarut adalah n1

n1+n2

, sedangkan fraksi mol zat terlarut adalah n2

n1+n2

. Jumlah fraksi mol terlarut

+ pelarut = 1.d) % mol adalah fraksi mol x 100

Cara II :

a) Molaritas (M) : jumlah mol zat terlarut dalam 1 L larutan. Contoh : HCl 1 M -> 1 mol HCl dalam 1 L larutan.

b) Normalitas (N) : jumlah gr ekivalen zat terlarit dalam 1 L. Contoh : H2SO4 0.2 M = 0,4 N -> 0,4 gr ekivalen H2SO4 / L.

c) Mg % : digunakan untuk larutan biologis, artinya banyaknya mg zat terlarut dalam

100 mL larutan. Contoh : kadar gula darah A 150 mg %, artinya setiap 100 mL

darah A mengandung 150 mg glukosa (gula).

17

Page 9: Wrap Up Skenario 1

LI. 4 Mempelajari tentang elektrolit

LO. 4. 1 Memahami dan menjelaskan definisi elektrolit

Elektrolit adalah senyawa yang dapat menjadi ion saat larut. Ion yang bermuatan positif disebut kation sedangkan ion bermuatan negatif disebut anion. Non elektrolit adalah zat yang saat larut tidak membentuk ion. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh.

Fungsinya antara lain :

Menjaga tekanan osmotik tubuh

Mengatur pendistribusian ke dalam kompatrmen badan air

Menjaga pH tubuh

Terlibat reaksi reduksi oksidasi (redoks)

Berperan dalam metabolisme

LO. 4. 2 Memahami dan menjelaskan macam – macam elektrolit

Secara umum, elektrolit dapai diklasifikasikan menjadi 2 jenis: Katin dan Anion. Kation : eletrolit yang mempunyai muatan ion positif (+). Contoh : Natrium (Na+),

Kalium (K+) Anion : elektrolit yang mempunyai muatan ion negatif (-). Contoh : Klorida (Cl-),

Bikarbonat (HCO3-)

Elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah natrium (Na+ ) dominan dalam cairan ekstrasel, kalium (K+ )dominan dalam intrasel,kalsium (Ca2

+ ), magnesium (Mg+), klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3

- ), fosfat (HPO42-) dan sulfat (SO4

2- )

LO. 4. 3 Memahami dan menjelaskan kadar normal elektrolit

ECF ICF Plasma Interstitial

Natrium (Na+) 144 mEq 137 mEq 10 mEq

Kalium (K+) 5 mEq 4,7 mEq 141 mEq

Kalsium (Ca2+) 2,5 mEq 2,4 mEq -

Magnesium (Mg+) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq

Klor (Cl-) 107 mEq 112,7 mEq 4 mEq

Bikarbonat (HCO3-) 27 mEq 28.3 mEq 10 mEq

Sulfat (SO4-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq

17

Page 10: Wrap Up Skenario 1

Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq

LO. 4. 4 Memahami dan menjelaskan macam – macam gangguan keseimbangan elektrolit

HIPONATREMIA Asupan makanan- rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L- asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel- anoreksia nervosa- pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan Keluarnya natrium dari saluran pencernaan- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna - operasi saluran cerna- bulimia- kehilangan potassium Keluarnya natrium dari ginjal- gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH → pengeluaran Na, Cl dan

air- diuretik Pengaruh hormon- ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal → cairan

ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air → kadar Na berkurang- Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison) →

produksi hormon adreno-kortikal berkurang → pengeluaran Na dan retensi K

Manifestasi Klinis Hiponatremia

Manifestasi klinis hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak bergejala), dan gejala awal biasanya berupa mual dan muntah.

Gangguan saluran cerna : mual, muntah, diare, perut nyeri dan keram Gangguan jantung : hipotensi Gangguan neuromuskular : kelemahan otot Lain-lain : kulit kering, pucat, membran mukosa kering,sakit kepala,depresi,kejang

HIPERNATREMIA Hipernatremia: kadar Na serum >145 mEq/L → menyebabkan hiperosmolalitas

(ECF) → dehidrasi ICF dan pengerutan sel

Penyebab utamanya: Kehilangan air (mengandung Na) Penambahan ion Na dengan kekurangan air

PENATALAKSANAAN HIPERNATREMIA Menurunkan ion Na serum, sebelum mencapai kadar kritis (>160 mEq/L) Hipernatremia dengan normovolemia → D5 per oral atau IV Hipernatremia dengan hipervolemik → D5 dan diuretik Diabetes insipidus → desmopresin

17

Page 11: Wrap Up Skenario 1

HIPOKALEMIA Asupan makanan- rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L- malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang- anoreksia nervosa- alkoholisme Keluarnya kalium dari saluran pencernaan- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna - operasi saluran cerna, fistula saluran cerna- bulimia Keluarnya kalium dari ginjal- fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut- diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium - hemodialisis, peritoneal dialisis Pengaruh hormon- penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi

kalium dan retensi natrium - stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh- penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek

seperti aldosteron Gangguan fungsi selular- trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi- menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular Redistribusi kalium- alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel- insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel

Manifestasi Klinis Hipokalemia

Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun otot saluran pencernaan. Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen, gangguan

peristaltik dan ileus Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis otot

pernafasan Gangguan ginjal : poliuria dan polidipsia

HIPERKALEMIA

Pengambilan darah vena yang buruk → lisis sel darah → ion K keluar sel Ekskresi tidak memadai:

1. GGA dan GGK

2. Insufisiensi adrenal

3. Hipoaldosteronisme

4. Penyakit Addison

5. Diuretik hemat kalium (spironolakton)

17

Page 12: Wrap Up Skenario 1

Berpindahnya ion K dari ICF ke ECF

1. Asidosis metabolik (pada gagal ginjal)

2. Kerusakan jaringan (luka bakar luas, cedera remuk berat, perdarahan internal)

Asupan yang berlebihan:

1. Pemberian cepat larutan infus IV yang mengandung ion K

2. Pemberian cepat transfusi darah yang disimpan

3. Makan pengganti garam pada pasien gagal ginjal

GAMBARAN KLINIS HIPERKALEMIANeuromaskuler:

kelemahan otot → paralisis flasid pd tungkai bawah lalu ke badan dan lengan, Parestesia wajah, lidah, kaki, dan tangan

Saluran cerna: Mual, diare, kolik usus

Ginjal: Oliguria → anuria

PENATALAKSANAAN HIPERKALEMIA Pada ion K sangat tinggi (7-8mEq/L) atau ada perubahan EKG sangat mencolok →

menunjukan adanya ancaman henti jantung → ion K harus dirunkan dalam waktu 5 menit

10 ml kalsium glukonat 10% IV secara perlahan, dengan pemantauan EKG 500 ml glukose 10% dengan insulin dalam waktu 30 menit

LI. 5 Mempelajari tentang dehidrasiLO. 5. 1 Memahami dan memahami definisi dehidrasi

Dehidrasi (hypohydration) didefinisikan sebagai hilangnya cairan tubuh yang berlebihan. Secara harfiah penghilangan air dari sebuah objek, namun dalam hal fisiologis, yang menyertainya kekurangan cairan di dalam organisme.

Ada tiga jenis utama dehidrasi: Hipotonik (terutama kehilangan elektrolit, natrium khususnya), Hipertonik (terutama kehilangan air), Isotonik (rugi sama air dan elektrolit).

Pada manusia, jenis yang paling sering terlihat dari jauh adalah dehidrasi isotonik (isonatraemic) dehidrasi yang efektif setara dengan hipovolemia, tetapi perbedaan isotonik dari dehidrasi hipotonik atau hipertonik mungkin penting ketika merawat orang yang mengalami dehidrasi.

Hipovolemia secara khusus penurunan volume plasma darah. Selanjutnya, hipovolemia mendefinisikan kekurangan air hanya dalam hal volume bukan khusus air. Namun demikian, kondisi yang biasanya muncul secara bersamaan.

Fisiologis, penting untuk memahami dehidrasi bahwa, meskipun nama, tidak hanya berarti kehilangan air, air dan zat terlarut (terutama sodium) biasanya hilang dalam jumlah yang

17

Page 13: Wrap Up Skenario 1

kurang lebih sama dengan bagaimana mereka ada dalam plasma darah.

Dehidrasi sebaiknya dihindari dengan minum air yang cukup. Semakin besar jumlah air yang hilang melalui keringat, semakin banyak air yang harus dikonsumsi untuk menggantinya dan menghindari dehidrasi. Karena tubuh tidak dapat mentoleransi defisit besar atau ekses dalam air total tubuh, konsumsi air harus kasar bersamaan dengan kerugian (dengan kata lain, jika ada yang berkeringat, kita juga harus minum air sering).

LO. 5. 2 Memahami dan menjelaskan gejala – gejala dehidrasi

Air kencing sedikit atau tidak ada, berwarna kuning gelap Berat badan turun mendadak Mulut kering, merasa haus Mata cekung dan tidak ada air di mata Pada bayi, ubun – ubun tampak cekung Kelenturan atau kekenyalan kulit menghilang

LO. 5. 3 Memahami dan menjelaskan faktor – faktor penyebab

Diare : merupakan keadaan yang paling menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak – anak mati tiap tahun akibat diare.

Muntah : sering menyebabkan dehidrasi karena sulit untuk menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.

Berkeringat : tubuh kehilangan cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh ke dalam kondisi dehidrasi.

Diabetes : peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita diabetes akan mengeluh sering ke belakang.

Luka bakar : penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan yang berlebihan pada kuliat akibat terbakar.

Kesulitan minum : orang yang mengalami minum oleh karena suatu seabab rentat untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.

LO. 5. 4 Memahami dan menjelaskan pencegahan dehidrasi

Lingkungan : dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadwal kegiatan atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas berlebihan di siang hari.

Olahraga : orang yang berolahraga pada kondisi cuaca yang panas harus minum lebih banyak cairan.

Umur : umur muda atau tua sama berisikonya mengalami dehidrasi.

LO. 5. 5 Memahami dan menjelaskan tata laksana dehidrasi

Perawatan untuk dehidrasi kecil sering dianggap paling efektif adalah minum air dan menghentikan kehilangan cairan. Mengembalikan Dataran air hanya volume plasma darah, menghambat mekanisme haus sebelum tingkat terlarut dapat diisi ulang. Makanan padat dapat berkontribusi untuk kehilangan cairan dari muntah dan diare.

17

Page 14: Wrap Up Skenario 1

Minuman dehidrasi : untuk mencegah dan mengobati dehidrasi

Dalam 1 L masukkan 5 gelas air matang 2 sdm rata gulaoasir atau madu (lebih baik) atau 4 sdm gula rata gula kelapa / aren

14

sdt garam ditambah dengan 34

sdt soda kue (natrium bikarbonat)

Jika memungkinkan, tambahkan segelas air jeruk ke dalam minuman tersebut.

LI. 6 Mempelajari tentang etika minum dalam Islam

Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menuturkan: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan.

Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).

A. Etika makan dan minum dilihat dari segi As-sunnah :

1) Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak. Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: “… dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak”. (Muttafaq’alaih).

2) Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan jika lupa menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi”. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Adapun meng-akhirinya dengan Hamdalah, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memuji-Nya”. (HR. Muslim).

3) Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum. Hadits Ibnu Abbas menuturkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

4) Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Tiada tempat yang yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya, cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja untuk menegakkan tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga untuk

17

Page 15: Wrap Up Skenario 1

makanannya, sepertiga untuk minu-mannya dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

5) Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.

6) Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas beliau berkata, “Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir bejana wadah air.” (HR. Al Bukhari)

7) Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits Anas disebutkan “Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri”. (HR. Muslim).

B. Etika makan dan minum dilihat dari segi Al-quran

1) Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu,kemudian kami pisahkan antara keduanya;dan jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air;maka mengapa mereka tidak beriman. (al-an'biya 21;30)

2) Pernakah kamu memperhatikan air yang kamu minum.Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukanh kami yang menurunkannya.Sekiranya kami menghendaki,Nicaya kami menjadikannya asin,mengapa kamu tidak bersyukur? (Al-wakiah56;68-70)

3) Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan kami turunkan hujan dari langit,lalu kami beri minum kamu dengan (air)itu dan bukanlah kamu yang menyimpannya. (al-hijr 15;22)

4) Telah menciptakan aku, maka dia yang memberi petunjuk kepadaku, dan Yang memberi makan dan minum kepadaku, Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. (asy-syu'ara 26; 78-82)

17

Page 16: Wrap Up Skenario 1

ANALISA SKENARIO

1. Menjelaskan bagaimana cairan dan larutan sangat penting bagi tubuh kita2. Menjelaskan bagaimana saat cairan dan larutan mengalami gangguan

keseimbangan3. Menjelaskan bagaimana cara menghitung dan menyatakan konsentrasi cairan

di dalam tubuh4. Menjelaskan bagaimana pentingnya elektrolit di dalam tubuh5. Menjelaskan bagaimana etika minum dalam pandangan Islam

17

Page 17: Wrap Up Skenario 1

DAFTAR PUSTAKA

Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC, edisi 6

Sukmariah, Kimia Kedokteran, Tangerang: KARISMA Publishing Group Oxorn, Forte, Ilmu Kebidanan: Ptologi dan Fisiologi Persalinan Tamsuri, Klien Gangguan keseimbangan Cairan dan Elektrolit Guyton, Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran www.scribd.com www.blogdokter.net www.psslabcom.com/journal/01.pdf http://www.news-medical.net

17