36
Oleh : H. Ahmad Izzuddin, M.Ag Staf Ahli Badan Hisab Rukyah Depag RI Dosen Ilmu Falak IAIN Walisongo Pengasuh Pesantren Daarun Najaah Jrakah Tugu Semarang Disampaikan Acara Sosialisasi Rashdul Kiblat Di Kantor Kementerian Agama Semarang

Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

  • Upload
    kipanji

  • View
    4.414

  • Download
    11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Citation preview

Page 1: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Oleh :H. Ahmad Izzuddin, M.Ag

Staf Ahli Badan Hisab Rukyah Depag RI

Dosen Ilmu Falak IAIN Walisongo

Pengasuh Pesantren Daarun Najaah Jrakah Tugu Semarang

Disampaikan Acara Sosialisasi Rashdul KiblatDi Kantor Kementerian Agama Semarang

Kamis, 27 Mei 2010

Page 2: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Arah kiblat yang selama ini dipakai dalam Astronomi adalah besar sudut suatu tempat yang dihitung sepanjang lingkaran kaki langit

dari titik utara hingga titik perpotongan lingkaran vertikal yang menuju ke tempat itu dengan lingkaran kaki langit searah dengan

arah jarum jam (Departemen Agama RI, 1981: 224).

Page 3: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Metode pengukuran arah kiblat :

A. Azimuth kiblat B. Posisi matahari

Page 4: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

A. Azimut kiblat (zaawiyatul qiblah)

Besar sudut suatu tempat yang dihitung sepanjang lingkaran kaki langit dari titik utara hingga titik perpotongan lingkaran vertikal

yang menuju ke tempat itu dengan lingkaran kaki langit searah dengan arah jarum jam

Tan Q = Tan m x Cos x x Cosec SBMD - Sin x x Ctg SBMD

Page 5: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Data yang diperlukan

Lintang tempat (ardhul balad)= jarak dari daerah yang dimaksud sampai khatulistiwa sepanjang garis busur

Bujur tempat (thulul balad) = jarak dari daerah yang dimaksud ke garis bujur yang melalui kota greenwich

Lintang ka’bah 21º 25’ 25” dan bujur ka’bah 39º 49’ 39” (penelitian Prof. Hasanuddin yang dibuktikan dengan GPS)

Page 6: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

No SUMBER DATA LINTANG BUJUR

1 Atlas PR Bos 38 21 31’ LU 39 58’ BT

2 Mohammaad Ilyas 21 LU 40 BT

3 Sa’aduddin Djambek (1) 21 20’ LU 39 50’ BT

4 Sa’aduddin Djambek (2) 21 25’ LU 39 50’BT

5 Nabhan Masputra 21 25’ 14,7” LU 39 49’ 40” BT

6 Ma’shum Bin ALI 21 50’ LU 40 13’ BT

7 Google Earth (1) 21 25’ 23,2” LU 39 49’ 34” BT

8 Google Earth (2) 21 25’ 21,4” LU 39 49’ 34,05” BT

9 Monzur Ahmed 21 25’ 18” LU 39 49’ 30” BT

10 Ali Alhadad 21 25’ 21,4” LU 39 49’ 38” BT

11 Gerhard Kaufmann 21 25’ 21,4” LU 39 49’ 34” BT

12 S. Kamal Abdali 21 25’ 24” LU 39 24’ 24” BT

13 Moh. Basil At-ta’i 21 26’ LU 39 49’ BT

14 Muhammad Odeh 21 25’ 22” LU 39 49’ 31” BT

15 Prof. Hasanuddin 21 25’ 25” LU 39 49’ 39” BT

Page 7: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Titik ke Lintang Bujur

1 210 25.374” 390 49.589”

2 210 25.341” 390 49.589”

3 210 25.357” 390 49.555”

4 210 25.339” 390 49.571”

Dari data koordinat ke empat sudut bangunan Ka’bah, dapat diambil data hasil mean (rata-rata), yaitu :

Lintang : 210 25” 21.17’Bujur : 390 49” 34.56’

Dalam suatu kesempatan, pemakalah dapat melakukan pengukuran titik koordinat Makkah, tepatnya ketika pemakalah melaksanakan

ibadah haji. Pengukuran tersebut dilaksanakan pada hari Selasa 04 Desember 2007 pukul 13.45 s/d 14.30 menggunakan GPSmap 76CS

dengan sinyal satelit 6 s/d 7.

Page 8: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Contoh Kabupaten Semarang: dengan Lintang : 07º 00’ LS

Bujur : 110° 24’ BT Data dimasukkan ke dalam rumus :

Tan AQ = Tan m x Cos x x Cosec SBMD – Sin x x Ctg SBMD Tan AQ = Tan 21 25’ 21,17” x Cos -07º 00’ x Cosec 70° 34’

25,44” – Sin -07º 00’ x Ctg 70° 34’ 25,44”

AQ = 24° 30’ 31.93” (B – U) = 65° 29‘ 28.07” (U – B) = 294° 30’ 31” (UTSB)

Keterangan : U-B : diukur dari titik Utara ke arah Barat B-U : diukur dari titik Barat ke arah Utara UTSB : diukur dari titik Utara searah jarum jam (Utara - Timur -

Selatan – Barat)

Page 9: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Bayang-bayang MatahariUntuk menentukan Arah Utara Sejati

Titik B

Titik T TB

U

S

90°

Page 10: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

U

S

AB

C

100 cm65° 29‘ 28.07”

219,3399876

Ka’bah

Segitiga sikuSEMARANG

07 00’ LS, 110 24’ BT

B

T

Shaf

Shaf

Page 11: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

B. CARA MENENTUKAN ARAH KIBLAT BERPEDOMAN PADA POSISI MATAHARI Saat posisi matahari sedang persis atau hampir persis

berada pada titik zenith ka’bah atau matahari di atas ka’bah

(Deklinasi Matahari = Lintang Geografis Mekah). Satu tahun terjadi 2 kali pada :1. Tanggal 27 pada pkl. 16.15 WIB atau 28 mei pada pkl. 16. 18 WIB pada saat matahari menuju ke utara 2. Tanggal 15 juli pada pkl. 16. 28 WIB atau 16 juli pkl 16. 25 pada saat matahari menuju Ke selatan.

Saat posisi matahari sedang persis berada pada azimuth ka’bah atau berposisi pada arah berlawanan dengan azimuth ka’bahTerjadi setiap hari dipermukaan bumi yang mengalami siang dapat disusun dg jadwal bayang-bayang kiblat

Page 12: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Semarang

Mekah

Pada tanggal 27 atau 28 Mei dan 15 atau 16 Juli saat Dzuhur di Mekah dapat dipakai acuan pengamatan bayang-bayangarah kiblat. WIB = Waktu Saudi + 4 jam

Zen

ith

(Dzu

hur)

(390 49’39” BT, 210 25’25” LU)(1100 24 BT, 70 00’ LS)

Deklinasi Matahari = Lintang Geografis Mekah

Page 13: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Garis B

alik Selatan

Ekuator L

angit

Garis B

alik Utara

Gerak harian Matahari di sekitarKhatulistiwa sepanjang tahun

21/3 22/3

Bergerak sekitar ¼ o= separuh lebar piringan matahari per-hari.

22 Juni21 Mei22 Juli

21 April22 Agust

21 Maret23 Sept

22 Okt22 Feb

22 Nop22 Jan

23,50 23,50

22 Des

BaratArah utaraArah selatan

Page 14: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Sin

ar Matah

ari

Ke arah Matahari yang berada tepat di atas Ka’bah

Arah atas (Zenith

) semarang

Pada saat Matahari berada tepat di atas

Ka’bah, arah bayang-bayang benda tegak

tepat membelakangi Ka’bah. Di Bekasi pada saat itu terjadi pada

tanggal:a. 27 Mei pukul 16.17.51 WIB.b.15 Juli pukul 16.26.39 WIB.

Arah Kiblat

PENGECEKAN ARAH KIBLAT AKURAT DENGAN PENGAMATAN BAYANGAN SINAR MATAHARI DISEMARANG

Pusat Bumi

Mekah

semarangBarat

JARAK 846.25643 Km.

Demak (1100 24’ BT, 70 00’ LS)KA’BAH (390 49’34,56” BT, 210 25’21,17” LU)

Page 15: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

S

U

100

cm

Utara sejati

10 9’

2,007398212 cm

Utara magnet

U

S

AB

C

100 cm65° 29‘ 28.07”

219,3399876

Ka’bah

B

T

Shaf

Shaf

Page 16: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Mengapa perlu Mengecek kembali Kiblat ?

- Karena banyak Masjid/ Musholla, sudut kiblatnya belum pas.

- Jika ada ilmu yang bisa lebih mengarahkan, mengapa tidak

digunakan ?

Page 17: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Data Totok Roesmanto, SM, 1 Juni 2003

Masjid Menara Kudus 25 0 ke Utara, Masjid Kotagede 190, Masjid

Mantingan Jepara 400, Masjid Agung Jepara 150, Masjid Agung Surakarta

100.

Page 18: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Penelitian Ditbinbapera Depag RI (1985), banyak

masjid/mushola yang arah Kiblatnya berbeda-beda, bahkan

sampai 200.

Page 19: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Pengalaman Penulis ketika mengukur Kiblat Masjid Agung Jawa Tengah, Kontraktornya

mengatakan kalau membangun masjid/ mushola hanya memakai

sudut 140 dari titik Barat.

Page 20: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Pengalaman mengukur kiblat di sebuah hotel,

setiap kamar kiblatnya mengarah berbeda-beda

Page 21: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Padahal sudut kiblat untuk daerah Jawa Tengah, sekitar

240 10’ – 250 10’ dari titik Barat

( Azimuth 2940 10’ – 2950

10’ )

Page 22: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Kemencengan 1 Derajatdi Jawa Tengah

menimbulkan kemencengan kurang lebih 111 km

Page 23: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

200 masjid di sekitar Makkaharah kiblatnya salah

Kesalahan arah kiblat ini diketahui dari bangunan-bangunan perumahan bertingkat yang berdekatan dengan komplek Masjidil Haram.

Arah kiblat masjid-masjid tersebut mengarah ke sayap barat Masjidil Haram, dan yang lain condong ke arah distrik Al-Misfala.

Kemelencengan ini diperkirakan karena sebagian besar masjid di daerah itu dibangun 50 tahun yang lalu dan sewaktu penentuan arah kiblatnya dilakukan secara acak.

Page 24: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Page 25: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Pada awalnya teori yang dipakai dalam pengukuran arah kiblat adalah trigonometri bola yang merepresentasikan bumi dalam bentuk bola (bulat). Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu geodesi (ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan besar bumi termasuk medan gaya berat bumi) diketahui bahwa bentuk bumi yang sebenarnya bukanlah bulat, akan tetapi ia lebih menyerupai ellips dengan permukaan yang tidak berbentuk (geoid). Oleh karena itu, bumi seringkali disebut berbentuk ellipsoid (pendekatan untuk bentuk bumi sebenarnya).Selain itu, ilmu navigasi menyatakan bahwa sudut kiblat (yang dihitung dengan menggunakan ilmu trigonometri bola) ternyata tidak menunjukkan arah yang konsisten, dalam arti bahwa bila sudut kiblat itu diaplikasikan dalam sebuah pesawat, maka pesawat itu tidak akan sampai ke Mekah. Di samping itu, daerah yang dilalui oleh garis yang mempertemukan suatu daerah (yang dicari arah kiblatnya) dengan Mekah ternyata memiliki sudut yang berbeda dengan daerah yang dicari arah kiblatnya.

Trigonometri bola dan perkembangan ilmu geodesi

Page 26: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Proyeksi peta

Ada satu formula yang saat ini masih diteliti untuk dapat mengakomodir pengukuran arah kiblat dengan bentuk bumi yang ellipsoid dan kekonsistenan arah, yaitu dengan proyeksi peta (salah satu ilmu dalam geodesi). Ilmu ini adalah model matematik untuk mengkonversi posisi tiga-dimensi suatu titik di permukaan Bumi ke representasi posisi dua-dimensi di bidang peta (bidang datar) dengan distorsi sesedikit mungkin.

Namun, sampai saat ini ilmu yang paling mendekati yang sebenarnya adalah dengan trigonometri bola. Sebagaimana pengukuran kiblat di MAJT juga dengan trigonometri bola, ketika dibuktikan lewat Google Earth ia benar mengarah ke Kiblat.

Page 27: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Page 28: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Jika ingin mengetahui arah kiblat dengan menggunakan qibla locator atau dengan google maps, yaitu

ketik http ://

www.rukyatulhilal.org/qiblalocator/ atau

ketik http://maps.google.com.

Page 29: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Page 30: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Page 31: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Page 32: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Perbandingan teori trigonometri bola dan proyeksi peta

Page 33: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

PENGGUNAAN KOMPAS

Kelemahan kompas:

Kurang akurat dalam penentuan arah qiblat

Kompas hanya membantu kita untuk mengetahui arah Kutub utara / selatan magnet (magnetic north)

Terdapat selisih (jarak) antara (magnetic north) dengan (true north) yang besarannya berubah-ubah. Di Indonesia Variasi Magnit rata-rata berkisar -10 sampai dengan +4.50

Kompas sangat mudah terpengaruh medan magnet dan medan listrik lingkungan terdekat sekitar.

TRANSIT KOMPAS & UKUR / GEOLOGI

Page 34: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Salah satu cara yang lazim dipakai adalah dengan menggunakan kompas, dengan cara pengukuran sebagai berikut :

1. Siapkan kompas yang masih dalam keadaan baik

2. Siapkan koreksi deklinasi magnetik, bisa dihitung dengan software atau dengan peta deklinasi magnetik, Lihat gambar 1dan 2.

3. Koreksikan deklinasi magnetik dengan cara menambahkannya pada hasil hitungan arah kiblat dari segitiga bola.

4. Cari tempat rata dan datar5. Letakkan kompas di atasnya.6. Baca Arah kompas sesesuai dengan

nilai arah setelah dikoreksi deklinasi magnetik.

Gambar 1

Gambar 2

Page 35: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

Wassalamand

Hatur nuhun

Page 36: Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya

H. Ahmad Izzuddin, M.AgJln. Bringin Lestari 131/C Ngaliyan

Semarang,Pengasuh Pondok Pesantren Daarun

Najaah, Jl. Stasiun no.275 Jrakah – Tugu – Semarang

Hp : 08122828471E-mail : [email protected]