View
253
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
Asuhan Keperawatan Jiwa Mon
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUANDENGAN PERILAKU KEKERASAN
I. Kasus ( Masalah Utama) Perilaku Kekerasan/ Amuk
II. Proses Terjadinya Masalah A. Definisi Perilaku Kekerasan
Prilaku Kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering juga di sebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol ( Yosep, 2010 ).
Pengertian marah adalah perasaan jengkel yang timbul karena adanya kecemasan seseorang yang dianggapnya sebagai ancaman yang akan datang (Stuart & Sundeen, 2005), sedangkan menurut Patricia (dalam Yosep, 2010) perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah.
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan (panik). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan di sisi yang lain.
B. Faktor PredisposisiAda beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan.
a. Faktor PsikologiPsychoanalytical Theory; Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan naluri. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama insting hidup yang diekpresikan dengan seksualitas, Dan kedua insting kematian yang diekpresikan dengan agresivitas.Frustation-aggresion theory; Teori yang dikembangkan pengikut Freud ini ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan maka akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau obyek yang menyebabkan frustasi.
b. Faktor Sosial BudayaSocial-Learning Theory; Teori yang dikembangkan oleh Bandura (1977) ini memgemukakan bahwa agresi tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Agresi dapat dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajari.Kultural dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekpresi agresif mana yang dapat diterima atau tidak dapat diterima, sehingga dapat membantu individu untuk mengekpresikan marah dengan cara yang asertif.
c. Faktor BiologisNeorobilogical Faktor (Montague, 1979) bahwa dalam susunan persyarafan ada juga yang berubah pada saat orang agresif. Sistem limbik berperan penting dalam meningkatkan dan menurunkan agresifitas. Neurotransmitter yang sering dikaitkan dengan perilaku agresif yaitu; serotonin, dopamim, norepinephrin, acetikolin, dan asam amino GABA (gamma aminobutiric acid). GABA dapat menurunkan agresifitas, norepinephrin dapat meningkatkan agresifitas, serotonin dapat menurunkan agresifitas dan orang yang epilepsi.
C. Faktor PresipitasiSecara umum, sesorang akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya
terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang. Ketika seseorang marasa terancam, mungkin dia tidak menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber kemarahanya. Ancaman dapat berupa internal ataupun eksternal. Contoh stressor internal adalah tidak berprestasi kerja, kehilangan orang yang dicintai, respon terhadap penyakit kronis. Contoh stressor ekternal adalah serangan fisik, putus hubungan, dikritik orang lain. Marah juga bisa disebabkan perasaan jengkel yang menumpuk di hati atau kehilangan kontrol terhadap situasi. Marah juga bisa timbul pada orang yang dirawat inap.
C. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan
Menurut Fitria, (2006), tanda dan gejala dari perilaku kekerasan, adalah sebagai berikut:
1. Fisik: pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah, serta postur tubuh kaku.
2. Verbal: mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, bicara dengan nada keras dan kasar, sikap ketus.
3. Perilaku: menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan, sikap menentang, dan amuk/agresif.
4. Emosi: jengkel, selalu menyalahkan, menuntut, perasaan terganggu, dan ingin berkelahi.5. Intelektual: mendominasi, cerewet atau bawel, meremehkan, suka berdebat, dan
mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.6. Sosial: penolakan untuk didekati, mengasingkan diri, melakukan kekerasan, suka mengejek,
dan mengkritik.7. Spiritual: merasa diri berkuasa, tidak realistik, kreatifitas terlambat, ingin orang lain
memenuhi keinginannya, dan merasa diri tidak berdosa. D. AKIBAT DARI PERILAKU KEKERASAN
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri,
orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan
dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
E. POHON MASALAH
III.Masalah keperawatan yang perlu dikaji :1. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
a) Data subjektif
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusik jika sedang kesal/ marah.
Riwayat perilaku kekerasan/ gangguan jiwa lainnya.
b) Data objektif
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai : berteriak, menjepit, memukul diri sendiri/
orang lain.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan memlempar barang-barang.
2. Perilaku kekerasan/ amuk
a) Data subjektif
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal/ marah.
Riwayat perilaku kekerasan/ gangguan jiwa lainnya
b) Data Objektif
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai : berteriak, menjerit.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
3. Gangguan konsep diri dan harga diri rendah
a) Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b) Data Objektif
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, ingin
mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
IV. Diagnosa Keperawatan 1. Perilaku kekerasan/ amuk.
2 . Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
3. Risiko menceedarai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
V. Rencana Keperawatan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASANTgl No.Dx Dx.
KeperawatanPerencanaanTujuan Kriteria hasil Intervensi
Risiko perilaku kekerasan
TUM : Klien tidak melakukan tindakan kekerasan
TUK 1 :Klien dapat membina hubungan saling percaya
1. Setelah …x pertemuan klien menunjukkan tanda – tanda percaya pada perawat :
Wajah cerah, tersenyum
Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia
menceritakan perasaan
1. Bina hubungan saling percaya dengan :
Beri salam setiap berinteraksi
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat berinteraksi.
Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien, tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas
Dengarkan dengan penuh perhatian, ungkapan perasaan klien.
TUK 2 :Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya.
2. Setelah …x pertemuan, klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya:
Menceritakan penyebab perasaan
2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya:
Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa
jengkel atau kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungannya.
kesal atau jengkelnya
Dengarkan tanpa menyela atau member penilaian setiap ungkapan perasaan klien
TUK 3 :Klien dapatmengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
3. Setelah … x pertemuan, klien menceritakan tanda – tanda saat terjadi perilaku kekerasan :
Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dll
Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar.
Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan
3. Bantu klien mengungkapkan tanda – tanda perilaku kekerasan yang dialaminya:
Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda – tanda fisik) saat perilaku kekerasan terjadi
Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda – tanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan.
Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda – tanda social) saat terjadi perilaku kekerasan.
TUK 4 :Klien dapatmengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.
4. Setelah … x pertemuan, klien menjelaskan :
Jenis - jenis ekspresi kemarahan yangselama ini telah dilakukannya
Perasaannya saat melakukan
4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini :
Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang
kekerasan Efektifitas cara
yang dipakai dalam menyelesaikan masalah
selama ini pernah dilakukannya.
Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi
Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya, masalah yang dialami teratasi.
TUK 5 : Klien dapatmengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
5. Setelah … x pertemuan klien menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya :
Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll
Orang lain/keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, dll
Lingkungan : barang atau benda rusak, dll
5. Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan pada :
Diri sendiri Orang lain/
lingkungan Lingkungan
TUK 6 :Klien dapatmengidentifikasi carakonstruktif dalammengungkapkan kemarahan
6. Setelah … x pertemuan klien :
Menjelaskan cara – cara sehatmengungkapkan marah
6. Diskusikan dengan klien:
Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat
Jelaskan berbagai alternative pilihan untuk mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien.
Jelaskan cara – cara sehat untuk mengungkapkan marah :
- Cara fisik : nafas dalam,. Pukul bantal/ kasur, olah raga
- Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain
- Social : latihan asertif dengan orang lain
-
Spiritual :sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing – masing.
TUK 7 :Klien dapatmendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
7. Setelah … x pertemuan klien memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan :
Fisik : nafas dalam,. Pukul bantal/ kasur, olah raga
Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain
Social : latihan asertif dengan orang lain
Spiritual:sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing – masing.
7.1 Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.
7.2 Latih klien memperagakan cara yang dipilih :
Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih
Jelaskan manfaat cara tersebut
Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan
Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna
7.3 Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah
/ jengkelTUK 8 :Klien
8. Setelah … x pertemuan keluarga :
Menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan.
Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien.
8.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan.
8.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan
8.3 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat, dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga
8.4 Peragakan cara merawat klien (menangani petilaku kekerasan)
8.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang.
8.6 Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan
8.7 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
TUK 9 :Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan :
9.1 Setelah … x pertemuan klien menjelaskan :
Manfaat minum obat
Kerugian tidak minum obat
Nama obat Bentuk dan warna
9.1 Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat
9.2 Jelaskan kepada
obat Dosis yang
diberikan kepadanya
Waktu pemakaian Cara pemakaian Efek yang
dirasakan
9.2 Setelah … x pertemuan klien menggunakan obat sesuai program
klien: Jenis obat
(nama, warna, dan bentuk obat)
Dosis yang tepat untuk klien
Waktu pemakaian
Cara pemakaian Efek yang akan
dirasakan klien
9.3 Anjurkan klien :
Minta dan menggunakan obat tepat waktu
Lapor ke perawat atau dokter jika mengalami efek yang tidak biasa
Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurjannah, I. 2008. Penangan Klien Dengan Masalah Psikiatri Kekerasan. Yogyakarta: MocoMedika.
Maramis, W.F. 2005 Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya: Airlangga Universitas Press.
Stuart, G.W. and Laraia. 2005. Principles and Praktice of Psychiatric Nursing, St. Louis: Mosby Year B
Stuart dan Sundeen, 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Videbeck, S. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Sdr. A DENGAN PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
Ruang Rawat : Arjuna
Tanggal di rawat : 12 Oktober 2015
I. Identitas klien Inisial : Sdr. AUmur : 23 tahunJenis kelamin : laki lakiTanggal pengkajian : 21 Oktober 2015No. RM :05513Informan : RM pasien, wawancara
II. Alasan Masuk Pasien 3 hari ini mengamuk, merusak barang barang rumah dan marah-marah pada ayahnya. Pasien dibawa ke RSJ Surakarta pada tanggal 12 Oktober 2015 jam 16.50 WIB. Yang membawa pasien ke RSJ ayahnya, sebelum pasien dibawa keluarga bertanya dengan pasien kenapa seperti ini namunpasien tidak menjawab dan hanya diam gelisah.
III. Faktor PredisposisiPasien mengatakan pernah dirawat di RSJ Surakarta. Ini adalah yang ketiga kali, pasien melakukan pengobatan teratur , pasien tidak mengalami aniaya fisik, tidak mengalami aniaya seksual, tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
IV. Pemeriksaan Fisik1. TTV
N : 88x/menitTD : 110/70 mmHgRR : 27x/menitS : 36,60C
2. UkuranTB : 165 cmBB : 56 kg
3. Keluhan Fisik : pasien mengatakan saat ini badannya tidak ada yang sakit.
V. Psikososial1. Genogram
Keterangan :
: perempuan
: laki laki
: laki laki meninggal
: perempuan meninggal
: klien
2. Konsep Diria. Citra Tubuh
Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota badannyab. Identitas Diri
Pasien mengatakan seorang laki-laki 23 tahun, pendidikan lulusan SMAc. Peran
Pasien mengatakandirinya bekerjad. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera pulang dan ingin berkumpul dengan keluarganya e. Harga Diri
Pasien mengatakan tidak mau dirawat di rumah sakit jiwa
3. Hubungan Sosiala. Orang terdekat
Pasien mengatakanorang yang dekat dengannya adalah kedua orangtua nya b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Pasien mengatakan kurang aktif dalam kegiatan masyarakat, lebih sering dirumah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Pasien banyak diam dan jarang berbincang-bincang dengan teman 1 bangsal
4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama islam, pasien mau menjalankan sholat5 waktub. Kegiatan beribadah
Pasien mengatakan selama di rumah sakit melakukan sholat 5 waktu
VI STATUS MENTAL
23
23
1. PenampilanPasien mengatakan Susana di RSJ mandi 2x sehari, setiap habis mandi menyisir rambut, wajah bersih, dang anti baju.
2. PembicaraanPasien banyak diam, pasien bicara lambat, suara pelan, dan kadang tidak mau menjawab pertanyaan.
3. Aktivitas motorikPasien tampak gelisah.
4. Alam perasaanPasien mengatakan sedih, ingin cepat pulang.
5. AfekRespon pasien terhadap pernyataan yang diajukan datar.
6. Instensitas selama wawancaraSaat diajak bicara pasien tidak kooperatif, kontak mata kurang.
7. PersepsiPasien tidak mendengarkan bisikan-bisikan atau bayangan.
8. Prinsip pikirBlocking. Saat diberi pertanyaan klien menjawab namun tiba-tiba terdiam kemudian dilanjutkan kembali.
9. Isi pikirPasien tidak takut terhadap benda/objek secara berlebih dan pasien tidak memiliki luaham.
10. Tingkat kesadaranPasien bingung, mengalami gangguan kesadaran.
11. MemoriPasien tidak mengalami gangguan dengan ingatan.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitungPasien tidak mampu konsentrasi.
13. Kemampuan penilaianPasien mampu mengambil keputusan untuk hal yang sederhana missal : mandi, makan.
14. Daya tilik diriPasien sadar bahwa dia sedang di RSJ. Pasien sadar kalau sedang mengalami gangguan jiwa.
VII KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG1. Makan
Pasien mampu makan secara teratur dan mandiri dengan frekuensi 2x sehari.2. BAB/BAK
pasien mampu BAB dan BAK secara mandiri di kamar mandi dengan BAB 1x/hari. BAK ± 2-3x/hari.
3. MandiPasien mengatakan sehari mandi 2x dengan memakai sabun dan menggosok gigi 2x sehari.
4. Berpakaian/berhiasPasien mampu berpakaian sendiri dan berhias mandiri.
5. Istirahat dan tidurPasien beristirahat ditempat tidur. Tidur siang ± 1jam. Tidur malam ± 8jam dari pukul 21.00 sampai 05.00.
6. Penggunaan obatPasien selalu minum obat, pasien minum obat secara teratur.
7. Pemeliharaan kesehatanPasien mengatakan sebelum sakit setiap hari minggu pagi jalan-jalan pagi. Saat sakit setiap pagi malkukan aktivitas senam pagi.
8. Aktivitas didalam rumahPasien mengatakan setiap hari membantu orang tua.
9. Aktivitas diluar rumahPasien mengatakan kurang aktif dalam masyarakat, lebih sering dirumah.
VIII MEKANISME KUPING
Pasien mengatakan jika ada masalah hanya dipendam sendiri tanpa ada orang lain yang tahu masalahnya.
IX MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Pasien mengatakan bahwa hanya berinteraksi dengan teman ruangan. Jika pasien ingin berinteraksi dan di ganggu temannya pasien marah.
X. Pengetahuan Kurang Tentang
Pasien mengatakan tidak mengarti tentang pengetahuan penyakit jiwa ( perilaku kekerasan)
XI. Aspek Medik
Diagnosa Medik :
Terapi Medik :
Resperidone 2x2 g Hexymer 2x2 g Chlorpomazine 1x50 mg
Daftar Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan2. Hambatan interaksi sosial
ANALISA DATA
Nama : Sdr.A Dx medis : F.23.2
Umur : 23 th Ruang : Arjuna
No Hari / tanggal Data fokus Masalah keperawatan
1
2
Rabu 21-10-2015
Rabu 21-10-2015
Ds :-pasien mengatakan bingung -pasien mengatakan mengamuk dan marah Do : - pasien tampak mondar mandir - pasien tampak gelisah - pasien tampak mengamuk temanya
Ds :-pasien tidak mau berinteraksi dengan semua orang atau hanya sebagian orang saja Do :-pasien tampak diam -berbicara tampak lambat -sulit menjawab pertanyaan
Perilaku kekerasan
Hambatan interaksi sosial
POHON MASALAH Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
Perilaku kekerasan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Menarik diri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan 2. Hambatan interaksi social
INTERVENSI
Nama: Sdr.A Dx.Medis: F.23.2
Umur: 23 Tahun Ruang : Arjuna
Hari/tanggal
Dx.Kep Tujuan Intervensi
Rabu, 21-10-2015
Perilaku Kekerasan
TUM: klien tidak melakukan tindakan kekerasanTUK:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengingat cara mengontrol pk dengan tarik nafas dalam. Klian mampu mengontrol cara kedua dengan pukul bantal
3. Klien dapat melakukan cara mengontrol pk yang ke 3 yaitu berbicara dengan baik
4. Klien dapat melakukan cara mengontrol pk yang
SP 1 Pasien1. Identifikasi penyebab PK2. Identifikasi tanda dan
gejala pk3. Identifikasi pk yang di
lakukan4. Identifikasi akibat pk5. Sebutkan cara mengontrol
pk 6. Bantu pasien
mempraktekan latihancara mengontrol pk
7. Anjurkan pasien memasukan dalam jadwal harian
Sp 2 pasien1. Ucap salam2. Tanyakan ingatan pasien
tentang pertemuan sebelumnya
3. Evaluasi pasien jadwal kegiatan harian klien
4. Latih klien mengontrol pk dengan pukul bantal
5. Anjurkan klien memasukan terjadwal harian
6. Evaluasi dan validasi perasaan klien
7. Pamitan
Sp 31. Ucapkan salam2. Tanyakan akan ingatan
klien tentang pertemuan sebelumnya
3. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
4. Latih klien mengontrol dengan cara ke 3 dengan berbicara baik
5. Anjurkan klien memasukan ke jadwal harian
6. Evaluasi dan validasi7. Pamitan
ke 4 dengan cara spiritual
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Sp 4 pasien1. Ucapan salam2. Tanyakan akan ingatan
klien tentang pertemuan sebelumnya
3. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
4. Latihan mengontrol pk dengan cara ke 4 yaitu dengan cara spiritual
5. Anjurkan klien memasukan ke jadwal harian
6. Evaluasi dan validasi7. Pamitan
Sp 5 pasien1. Ucap salam2. Tanyakan ingatan klien
tentang pertemuan sebelumnya
3. Evalidasi jadwal harian4. Ajarkan klien tentang
penggunaan obat secara benar
5. Ajarkan pasien memasukan dalam jadwal harian
6. Evaluasi dan validasi7. Pamitan
CATATAN PERKEMBANGAN / EVALUASI
Nama :Sdr.A dx. Medis : F.23.2
Umur : 23 Tahun Ruangan : Arjuna
Hari/tgl/
jam
dx.
kep
SP Implementasi Evaluasi ttd
Rabu
21-10-2015
09.30
1 1 1. Membina
hubungan saling
percaya
2. Mengidentifikasi
penyebab PK
3. Mengidentifikasi
tanda-tanda dan
gejala PK
4. Mengidentifikasi
PK yang
dilakukan
5. Mengidentifikasia
kibat PK
6. Mengajarkan cara
mengontrol
marah SP 1 tarik
nafas dalam
7. Menganjurkan
pasien
memasukan
dalam jadwal
kegiatan harian
S :
- Pasien
mengatakan
mengamuk dan
marah-marah pada
temannya
- Pasien
mengatakan
bingung
- Pasien
mengatakan mau
diajarkan cara
mengontrol marah
dengan tarik nafas
dalam
O :
- Pasien tampak
kooperatif
- Kontak mata
kurang
- Bicara lambat
- Pasien melakukan
nafas dalam
dengan baik
A : pasien mampu
melakukan cara
mengontrol marah dengan
cara tarik nafas dalam
P : 1. Perawat
- Validasi SP 1
( tarik nafas dalam
Kamis
21-10-2015
09.00
1 2 1. Mengucap salam
2. Menanyakan
perasaan pasien
3. Menanyakan
ingatan pasien
tentang
pertemuan
sebelumnya
4. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
5. Melatih pasien
mengontrol
marah dengan
pukul bantal
6. Menganjurkan
pasien
memasukan
dalam jadwal
kegiatan harian
)
- Lanjutkan SP 2
( pukul bantal )
2. pasien
- anjurkan pasien
untuk mempraktekan
dan mengingat
mengontrol marah
dengan tarik nafas
dalam
- anjurkan pasien
untuk memasukan
kegiatan kedalam
jadwal harian.
S :
- Pasien
mengatakan
perasaan tenang
- Pasien
mengatakan masih
ingat dengan yang
diajarkan kemarin
mengenai melatih
cara mengontrol
marah dengan
tarik nafas dalam
- Pasien
mengatakan mau
diajarkan cara
mengontrol marah
yang kedua yaitu
pukul bantal dan
mau
mempraktekannya
O :
- Pasien tampak
kooperatif
- Pasien tampak
mengulang cara
mengontrol marah
dengan tarik nafas
dalam
- Pasien tampak
mempraktekan
cara mengontrol
marah dengan
pukul bantal
- Pasien tampak
tenang
A : pasien mampu
mempraktekan cara
mengontrol marah dengan
cara yang kedua yaitu
pukul bantal
P : 1. Perawat
- Validasi SP 1 dan
SP 2 ( tarik nafas
dalam dan pukul
bantal )
- Lanjut SP 3
( verbal berbicara
baik )
2. pasien
- anjurkan pasien
untuk melakukan cara
mengontrol marah
dengan tarik nafas
dalam dan pukul
Jumat
23-10-2015
09.00
1 3 1. Mengucap salam
2. Menanyakan
perasaan pasien
3. Menanyakan
ingatan pasien
tentang
pertemuan
sebelumnya
4. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
5. Melatih pasien
mengontrol
marah dengan
berbicara baik
(verbal)
6. Menganjurkan
pasien
memasukan
dalam jadwal
kegiatan harian
bantal
- anjurkan pasien
untuk memasukan
kegiatan kedalam
jadwal hariaan
S :
- Pasien
mengatakan
perasaan tenang
- Pasien
mengatakan masih
ingat dengan yang
diajarkan kemarin
mengenai melatih
cara mengontrol
marah dengan
tarik nafas dalam
dan pukul bantal
- Pasien
mengatakan mau
diajarkan cara
mengontrol marah
yang ketiga yaitu
berbicara baik
(verbal) dan mau
mempraktekannya
O :
- Pasien tampak
kooperatif
- Pasien tampak
mengulang cara
mengontrol marah
dengan tarik nafas
Senin
26-10-2015
1 4 1. Mengucap salam
2. Menanyakan
dalam dan pukul
bantal
- Pasien tampak
mempraktekan
cara mengontrol
marah dengan
berbicara baik
- Pasien tampak
tenang
A : pasien mampu
mempraktekan cara
mengontrol marah dengan
cara yang ke tiga yaitu
berbicara baik (verbal)
P : 1. Perawat
- ValidasiSP 1, SP
2 dan SP 3( tarik
nafas dalam,
pukul bantal, dan
berbicara baik)
- LanjutSP 4
( spiritual )
2. pasien
- anjurkan pasien
untuk melakukan cara
mengontrol marah
dengan tarik nafas
dalam, pukul bantal,
dan berbicara baik
- anjurkan pasien
untuk memasukan
kegiatan kedalam
jadwal hariaan
S :
09.00 perasaan pasien
3. Menanyakan
ingatan pasien
tentang
pertemuan
sebelumnya
4. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
5. Melatih pasien
mengontrol
marah dengan
spiritual
6. Menganjurkan
pasien
memasukan
dalam jadwal
kegiatan harian
- Pasien
mengatakan
perasaan tenang
- Pasien
mengatakan masih
ingat dengan yang
diajarkankemarin
mengenai melatih
cara mengontrol
marah dengan
tarik nafas
dalam,pukul
bantal,dan
berbicara baik
- Pasien
mengatakan mau
diajarkan cara
mengontrol marah
yang keempat
yaitu spiritual dan
mau
mempraktekannya
O :
- Pasien tampak
kooperatif
- Pasien tampak
mengulang cara
mengontrol marah
dengan tarik nafas
dalam,pukul
bantal, dan
berbicara baik
- Pasien tampak
mempraktekan
Senin 1 1. Mengucap salam
cara mengontrol
marah dengan
cara spiritual
- Pasien tampak
tenang
A : pasien mampu
mempraktekan cara
mengontrol marah dengan
cara yang keempat yaitu
spiritual ( istiqfar, berdoa,
dan melakukan sholat 5
waktu )
P : 1. Perawat
- Validasi SP 1, SP
2, SP 3dsn SP 4
( tarik nafas
dalam, pukul
bantal,berbicara
baik, dan spiritual)
- LanjutSP 5
( minum obat
dengan benar)
2. pasien
- anjurkan pasien
untuk melakukan cara
mengontrol marah
dengan tarik nafas
dalam, pukul
bantal,berbicara
baik,dan spiritual
- anjurkan pasien
untuk memasukan
kegiatan ke dalam
jadwal hariaan
26-10-2015
12.30
5 2. Menanyakan
perasaan pasien
3. Menanyakan
ingatan pasien
tentang
pertemuan
sebelumnya
4. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
5. Melatih pasien
mengontrol
marah dengan
minum obat
dengan benar
6. Menganjurkan
pasien
memasukan
dalam jadwal
kegiatan harian
S :
- Pasien
mengatakan
perasaan tenang
- Pasien
mengatakan masih
ingat dengan yang
diajarkan kemarin
mengenai melatih
cara mengontrol
marah dengan
tarik nafas
dalam,pukul
bantal,berbicara
baik, dan spiritual
- Pasien
mengatakan mau
diajarkan cara
mengontrol marah
yang ke lima yaitu
minum obat
dengan benar dan
mau
mempraktekannya
O :
- Pasien tampak
kooperatif
- Pasien tampak
mengulang cara
mengontrol marah
dengan tarik nafas
dalam, pukul
bantal,berbicara
baik, dan spiritual
- Pasien tampak
mempraktekan
cara mengontrol
marahdengancara
minum obat
dengan benar
- Pasien tampak
tenang
A : pasien mampu
mempraktekan cara
mengontrol marah dengan
cara yang ke lima yaitu
minum obat dengan benar
P : 1. Perawat
- Validasi SP 1, SP
2, SP 3,SP 4, dan
SP 5 ( tarik nafas
dalam, pukul
bantal, berbicara
baik, spiritual, dan
minum obat
dengan benar)
2. pasien
- anjurkan pasien
untuk melakukan cara
mengontrol marah
dengan tarik nafas
dalam, pukul bantal,
berbicara baik,
spiritual, dan minum
obat dengan benar
- anjurkan pasien
untuk memasukan
kegiatan kedalam
jadwal hariaan
Recommended