View
231
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
MERENCANAKAN GUNA LAHAN
aris subagiyo Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota – Universitas Brawijaya
TGPL
6
Peresapan
Infiltrasi
Airtanah (Bebas)
Airtanah (Tertekan)
Mata Air
Lapisan Kedap Air
Dataran Banjir
Lereng Tidak Stabil
Muka Airtanah (Bebas)
Evaporasi
Evapotranspirasi
Hujan
SIKLUS HIDROLOGI
6
13
• Peresapan air berkurang • Muka airtanah turun, • Mata Air kering • Terjadi intrusi air laut
• Banjir bandang • Pendangkalan sungai dan muara • Daerah banjir meluas
•Erosi tinggi
•Longsor
Pada musim kemarau air sungai nyaris kering
PENGEMBANGAN DAS (TIDAK TERKENDALI)
13
Pola Ruang• Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
• Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
• Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
Fungsi Pola Ruang• Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan
sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan;
• Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
• Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun; dan
• Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang.
Kriteria Perumusan Pola Ruang
• Merujuk rencana pola ruang yg ditetapkan dlm RTRWN beserta rencana rincinya (PP No 13 thn 2017 tentang Perubahan RTRWN);
• Merujuk rencana pola ruang yg ditetapkan dlm RTRW provinsi & rencana rincinya;
• Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yg berbatasan;
• Memperhatikan mitigasi bencana pd wilayah kota;
• Memperhatikan kepentingan pertahanan & keamanan dlm wilayah kota;
• Menyediakan RTH minimal 30 % dari luas wilayah kota;
• Menyediakan ruang utk kegiatan sektor informal;
• Menyediakan RTNH utk menampung kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat kota;
• Mengacu pada klasifikasi pola ruang yg tdr atas kaw lindung & kaw budi daya;
• Jelas, realistis, & dpt diimplementasikan dlm jangka waktu perencanaan pada wilayah kota bersangkutan;
• Mengikuti ketentuan PP No. 8 thn 2013 tentang Ketelitian Peta RTR.
Contoh...Prioritas pengembangan Kota Probolinggo diarahkan pada kegiatan perniagaan, industri dan pendidikan, dengan dukungan wilayah belakang (hinterland) yaitu pada pengembangan sektor/sub sektor : pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pariwisata, agro-industri, industri pengolahan, pertambangan dan energi;
Kawasan Lindung• Hutan lindung; • Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya, yang meliputi kawasan bergambut dan kawasan resapan air;
• Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air;
• Ruang terbuka hijau (RTH) kota, yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota dan permakaman;
• Kawasan suaka alam dan cagar budaya; • Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan
rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir; dan
• Kawasan lindung lainnya.
Peta Rencana Kawasan Lindung Kota Malang
Batas Kecamatan
Jalan
Rencana Jalan Lingkar
Sungai
Kawasan Lindung
Batas Kota
LEGENDA :
Contoh...
Pentingnya Fungsi Lindung...
Sumber: Presentasi Subandono, DKP:
SurfWave
Wave
Mangrove
Mean sea level SEBELUM PENEBANGAN
HUTAN MANGROVE
SESUDAH PENEBANGAN
HUTAN MANGROVE
1. Analisis Fungsi Kawasan Menurut Menteri Pertanian (SK. Mentan No.837/ Kpts UM/II/1980)---Variabelnya kelerengan, jenis tanah, curah hujan, (bisa ditambahkan variabel rawan bencana).
2. Analisis Fungsi Kawasan Berdasarkan Permen PU No. 20 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Fisik & Lingk, Ekonomi serta Sosial Budaya dlm Penyusunan RTR)---Variabelnya Klimatologi, Topografi, Geologi, Hidrologi, Rawan Bencana dalam 9 SKL.
3. Analisis Fungsi Kawasan Berdasarkan Permen LH No. 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah)---variabelnya peta lereng, jenis tanah, erosi, drainase/genangan dgn penamaan kelas dan sub kelas.
Cara Penentuan Kemampuan Lahan
Kawasan Budidaya • Kawasan perumahan, meliputi perumahan dgn kepadatan tinggi,
perumahan dgn kepadatan sedang, dan perumahan dgn kepadatan rendah;
• Kawasan perdagangan dan jasa, diantaranya terdiri atas pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern;
• Kawasan perkantoran yg diantaranya terdiri atas perkantoran pemerintahan & perkantoran swasta;
• Kawasan industri, yg meliputi industri rumah tangga & industri ringan; • Kawasan pariwisata, yg diantaranya terdiri atas wisata budaya, wisata
alam, & wisata buatan; • Kawasan ruang terbuka non hijau; • Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang-
ruang lainnya yg dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika bencana terjadi;
• Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; dan • Kawasan peruntukan lainnya, antara lain: pertanian, pertambangan,
pelayanan umum, militer, dan lain-lain sesuai dengan peran & fungsi kota.
Ketentuan Peta Pola Ruang
• Rencana pola ruang wilayah kota harus digambarkan dengan ketelitian peta skala minimum 1:25.000;
• Cakupan rencana pola ruang wilayah kota meliputi ruang darat, ruang laut dengan batasan s.d 12 mil laut diukur dari garis pantai di wilayah kota mjd kewenangan Prov;
• Rencana pola ruang wilayah kota dapat digambarkan dalam beberapa lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta Rupa Bumi Indonesia (RBI).
• Rencana pola ruang untuk ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi wilayah kota diatur lebih lanjut dengan pedoman tersendiri;
Kaw. Budidaya Pertanian• Kawasan tanaman pangan lahan basah/sawah
– Kemiringan lereng 0-15 % – Ketinggian 0 – 1000 m dpl – Kedalaman efektif tanah lebih besar dari 60 cm – Jenis tanah grumosol, alluvial, latosol, regosol – Tekstur tanah halus sampai sedang
• Kawasan tanaman pangan lahan kering/kebun campuran – Kemiringan lereng kurang dari 40% – Ketinggian 0 – 1000 m dpl – Kedalaman efektif tanah lebih besar dari 30 cm – Curah hujan kurang dari 3000 mm/thn
• Kawasan tanaman tahunan/perkebunan – Kemiringan lereng kurang dari 40% – Ketinggian kurang dari 2000 m dpl – Kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm – Tekstur tanah halus sampai sedang – Curah hujan lebih dari 1500 mm/thn
Kaw. Permukiman• Kriteria lokasi dan kesesuaian lahan :
– Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%); – Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh
penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 liter/org/hari - 100 liter/org/hari;
– Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi); – Drainase baik sampai sedang; – Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/ pantai/ waduk/danau/
mata air/saluran pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan; – Tidak berada pada kawasan lindung; – Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga; – Menghindari sawah irigasi teknis.
• Kawasan permukiman juga dilengkapi dengan : – Sarana pendidikan – Sarana kesehatan – RTH, taman & lapangan olah raga – Sarana perdagangan & niaga
Kawasan Pertambangan• Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan untuk kawasan
peruntukan pertambangan golongan bahan galian C: – Bahan galian terletak di daerah dataran, perbukitan yang
bergelombang atau landai {kemiringan lereng antara (0° - 17°), curam (17° - 36°) hingga sangat curam (> 36°)}, pada alur sungai, dan cara pencapaian;
– Lokasi tidak berada di kawasan hutan lindung; – Lokasi tidak terletak pada bagian hulu dari alur-alur sungai
(yang umumnya bergradien dasar sungai yang tinggi); – Lokasi penggalian di dalam sungai harus seimbang dengan
kecepatan sedimentasi; – Jenis dan besarnya cadangan/deposit bahan tambang
secara ekonomis menguntungkan untuk dieksplorasi; – Lokasi penggalian tidak terletak di daerah rawan bencana
alam seperti gerakan tanah, jalur gempa, bahaya letusan gunung api, dan sebagainya.
Kawasan Industri• Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan
peruntukan industri yang berorientasi bahan mentah: – Kemiringan lereng : kemiringan lereng yg sesuai utk keg
industri berkisar 0% - 25%, pada kemiringan > 25% - 45% dapat dikembangkan kegiatan industri dengan perbaikan kontur, serta ketinggian tidak lebih dari 1000 meter dpl;
– Hidrologi : bebas genangan, dekat dengan sumber air, drainase baik sampai sedang;
– Klimatologi : lokasi berada pada kecenderungan minimum arah angin yg menuju permukiman penduduk;
– Geologi : dapat menunjang konstruksi bangunan, tidak berada di daerah rawan bencana longsor;
– Lahan : area cukup luas minimal 20 ha; karakteristik tanah bertekstur sedang sampai kasar.
Kawasan Wisata• Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan:
– Memiliki struktur tanah yang stabil; – Memiliki kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa
memberikan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan; – Merupakan lahan yang tidak terlalu subur dan bukan lahan pertanian
yang produktif; – Memiliki aksesibilitas yang tinggi; – Tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada jalur jalan raya regional; – Tersedia prasarana fisik yaitu listrik dan air bersih; – Terdiri dari lingkungan/bangunan/gedung bersejarah dan cagar
budaya; – Memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan budaya, serta keunikan
tertentu; – Dilengkapi fasilitas pengolah limbah (padat dan cair). – Pemanfaatan kawasan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman
Wisata Alam untuk sarana pariwisata alam diselenggarakan dengan persyaratan sebagai berikut:
• Bentuk bangunan bergaya arsitektur setempat; • Tidak mengubah bentang alam yang ada; • Tidak mengganggu pandangan visual.
Kaw. Perdag-Jasa• Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan:
– Tidak terletak pada kawasan lindung dan kawasan bencana alam;
– Lokasinya strategis dan mudah dicapai dari seluruh penjuru kota;
– Dilengkapi dengan sarana antara lain tempat parkir umum, bank/ATM, pos polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu, tempat ibadah, dan sarana penunjang kegiatan komersial serta kegiatan pengunjung;
Contoh Peta Pola Ruang(1)No Penggunaan Lahan
Luas (Ha)Total %Mayan
ganKademan
ganKanigar
anKedop
okWonoas
ih1 Permukiman 415,2 429,18 501,14 423,44 428,19 2.197,15 38,772 Perdagangan 7,69 7,07 12,2 6,93 6,27 40,16 0,71
3 Pendidikan 46,7 21,79 71,92 24,57 12,52 177,50 3,13
4 Kesehatan 3,85 1,99 3,72 1,86 1,86 13,28 0,23
5 Peribadatan 8,84 5,28 7,65 4,54 4,54 30,85 0,546 Perkantoran 37,01 6,67 65,1 2,26 1,84 112,88 1,997 Industri 85,03 12,1 2,01 12 7,15 118,29 2,09
8 Pertanian 97,1 620,97 320,27 813,95 476,24 2.328,53 41,09
9 Tambak 46,05 50,67 0 0 0 96,72 1,71
10Hutan
Mangrove
5,05 2,33 0 0 07,38 0,13
11 Sungai 9,88 56,77 6,42 19,79 91,22 184,08 3,2512 Rel KA 3,42 2,81 2,48 1,18 1,99 11,88 0,21
13 Jalur SUTT 0 6,46 7,08 4,61 7,15 25,30 0,45
14 Jalan 62,16 33,3 40,3 24,74 46,2 206,70 3,65
15 Lapangan Olahraga 5,18 3,76 7,1 5,98 4,34 26,36 0,47
Recommended