80
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Petrokimia Gresik merupakan Salah satu industri yang bergerak dalam bidang pupuk berskala nasional. PT Petrokimia Gresik adalah salah satu perusahaan yang mempunyai konstribusi yang cukup besar pada kegiatan penyediaan pupuk nasional. Wilayah PT Petrokimia Gresik berada di wilayah Gresik provinsi Jawa Timur. Dalam kegiatan produksi pupuk tersebut, PT Petrokimia Gresik terbagi menjadi tiga pabrik utama yaitu: Pabrik 1 (Pabrik pupuk Nitrogen), Pabrik 2 (Pabrik pupuk Phospat), dan Pabrik 3 (Pabrik penunjang). Salah satu hasil produksi PT Petrokimia Gresik adalah Ammonia (NH3). Ammonia merupakan bahan baku utama pembuatan pupuk di PT. Petrokimia Gresik. PT Petrokimia mempunyai total luas lahan 1.959,659 m 2 . Menurut Handoko (2005), kelancaran proses produksi harus diperhatikan perusahaan untuk bisa memenuhi permintaan dari konsumen yang tidak sedikit. Hal ini perlu didukung pengelolaan yang baik dan penempatan tata letak yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan target perusahaan. Pengaturan tata letak (layout) didalam pabrik merupakan aktifitas yang sangat vital dan sering muncul berbagai macam permasalahan didalamnya (Wignjosoebroto, 2003). Dalam suatu produksi, terlebih pada skala industri, fasilitas-fasilitas produksi pada 1

6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangPT Petrokimia Gresik merupakan Salah satu industri yang

bergerak dalam bidang pupuk berskala nasional. PT Petrokimia Gresik adalah salah satu perusahaan yang mempunyai konstribusi yang cukup besar pada kegiatan penyediaan pupuk nasional. Wilayah PT Petrokimia Gresik berada di wilayah Gresik provinsi Jawa Timur. Dalam kegiatan produksi pupuk tersebut, PT Petrokimia Gresik terbagi menjadi tiga pabrik utama yaitu: Pabrik 1 (Pabrik pupuk Nitrogen), Pabrik 2 (Pabrik pupuk Phospat), dan Pabrik 3 (Pabrik penunjang). Salah satu hasil produksi PT Petrokimia Gresik adalah Ammonia (NH3). Ammonia merupakan bahan baku utama pembuatan pupuk di PT. Petrokimia Gresik.

PT Petrokimia mempunyai total luas lahan 1.959,659 m2. Menurut Handoko (2005), kelancaran proses produksi harus diperhatikan perusahaan untuk bisa memenuhi permintaan dari konsumen yang tidak sedikit. Hal ini perlu didukung pengelolaan yang baik dan penempatan tata letak yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan target perusahaan. Pengaturan tata letak (layout) didalam pabrik merupakan aktifitas yang sangat vital dan sering muncul berbagai macam permasalahan didalamnya (Wignjosoebroto, 2003).

Dalam suatu produksi, terlebih pada skala industri, fasilitas-fasilitas produksi pada suatu proses produksi perlu diperhatikan. Tidak hanya tata letak produksi saja yang perlu diatur dalam suatu pabrik, pengaturan tata letak pabrik meliputi pengaturan letak mesin, material, personalia, fasilitas pelayanan, dan lain-lain. Atau dapat dikatakan, tata letak (layout) dari produksi dan area kerja merupakan elemen dasar yang sangat penting dari kelancaran proses produksi. Masalah yang paling utama adalah apakah pengaturan dari semua fasilitas tersebut telah dibuat sebaik-baiknya sehingga tercapai kelancaran proses produksi secara optimal dan karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien pula. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan tata letak fasilitas di suatu pabrik.

1

Page 2: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Masalah yang paling utama adalah apakah pengaturan dari semua fasilitas produksi tersebut telah disusun sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai suatu proses produksi yang paling efisien dan mendukung kelangsungan serta kelancaran proses produksi secara optimal. Tata letak dengan aliran yang lancar akan dapat mengurangi waktu proses sehingga menekan biaya produksi (Wignjosoebroto, 2003). Biaya produksi yang rendah akan menghasilkan biaya per unit produk yang rendah sehingga mempengaruhi produktivitas dan profitabilitas industri (Kusuma, 2004).

I.2 TujuanI.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT Petrokimia Gresik adalah Mempelajari dan mengetahui kondisi umum dari PT Petrokimia Gresik meliputi sejarah singkat perusahaan, Visi dan Misi perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, ketenagakerjaan, tata letak fasilitas, mesin dan peralatan, proses produksi, sanitasi, limbah, dan pemasaran.I.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT PT Petrokimia Gresik adalah untuk mempelajari kondisi tata letak fasilitas pabrik yang diterapkan di PT Petrokimia Gresik.

2

Page 3: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 PupukPupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun

anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman (Hasibuan, 2006).

II.2 Lokasi PerusahaanLokasi merupakan salah satu faktor penting bagi

perusahaan karena dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Terdapat dua hal penting yang mendasari pemilihan lokasi, yaitu merupakan komitmen jangka panjang dan berpengaruh terhadap biaya operasi dan pendapatan (Herjanto,2007). Penentuan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan banyak faktor-faktor positif. Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya (investasi dan operasional) jangka pendek ataupun jangka panjang, dan ini akan meningkatkan daya saing perusahaan (Prasetya dan Lukiastuti, 2009).

Wignjosoebroto (2003) juga menambahkan penentuan lokasi suatu perusahaan atau pabrik perlu memperhatikan beberapa faktor, yaitu lokasi sumber bahan baku, lokasi pasar, transportasi, sumber energi, Iklim, buruh dan tingkat upah, undang-undang dan tingkat perpajakan, sikap masyarakat setempat, air dan limbah, besarnya suplai modal.

II.3 Struktur Organisasi PerusahaanStruktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan

hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta

3

Page 4: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi memperlihaatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut (Umar, 2003).

Organisasi dapat diartikan sebagai bagan atau struktur yang merupakan gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam organisasi dalam rangka usaha mencapai satu tujuan (Hasibuan, 2003). Struktur organisasi dipengaruhi oleh peranan pengurus tertinggi dalam struktur organisasi, hubungan antar pengurus dan bawahan serta pekerja, kepemimpinan, dan lingkungan sekitar organisasi tersebut (Kusuma, 2004).

II.4 Tata Letak Fasilitas ProduksiTata letak (layout) merupakan susunan letak fasilitas

operasional perusahaan, baik yang ada di dalam bangunan maupun di luar. Layout yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konversi. Dengan layout yang tepat bagi perusahaan maka akan meningkatkan produktivitas perusahaan (Tampubolon, 2004).

II.4.1 Tipe Tata LetakTipe dasar tata letak adalah tempat atau bentuk dari

mekanisme suatu perusahaan, yang tergantung dari mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses konversi dan merupakan susunan suatu ruang dari sumber-sumber fisik untuk menghasilkan suatu produk (Tampubolon, 2004). Tipe tata letak yang sesuai akan menjadikan efisiensi proses manufacturing untuk jangka waktu yang cukup panjang. Tipe-tipe tata letak secara umum antara lain tata letak proses (process layout), tata letak produk (product layout), tata letak posisi tetap (fix position layout), dan tata letak teknologi kelompok (group technology layout) (Wignjosoebroto, 2003).

Tata letak proses (process layout) atau tata letak fungsional adalah penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi (Heizer dan Barry, 2006). Tata letak produk digunakan jika

4

Page 5: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya produk dihasilkan dalam jumlah besar, dan merupakan ciri proses yang kontinu. Tiap produk memerlukan urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir (Tampubolon, 2004).

II.5 Manajemen Tenaga KerjaTenaga kerja menurut Robbins (2002), adalah tiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Hasibuan (2003), tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi.

II.6 Mesin dan PeralatanMesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu

kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan suatu produk atau bagian-bagian produk tertentu. Peralatan (tools) adalah setiap instrument atau perkakas yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk (Assauri, 2004). Mesin dan peralatan produksi mempunyai peranan yang sangat besar dalam penyusunan tata letak fasilitas di dalam pabrik yang didirikan oleh perusahaan yang bersangkutan (Ahyari, 2002).

II.7 Proses ProduksiKegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan

menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, dan kegiatan ini menjadi fungsi utama perusahaan. Proses kegiatan mengubah bahan baku menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi disebut proses produksi (Prasetya dan Lukiastuti, 2009). Tujuan manajemen produksi adalah untuk mengelola penggunaan sumber daya berupa faktor-faktor yang tersedia, baik berupa

5

Page 6: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan fasilitas produksi berjalan efektif dan efisien (Kristanto, 2002).

Menurut Handoko (2005), proses produksi umumnya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu Proses produksi terus-menerus (Continuous Process), Proses produksi terputus-putus (Batch Process), Proses produksi yang bersifat proyek. Proses produksi terus-menerus (Continuous Process) adalah proses produksi yang berlangsung secara terus-menerus dan peralatan produksi yang digunakan disusun rapi dengan memperhatikan urutan-urutan dalam menghasilkan produk, arus barang, serta arus bahan dalam proses yang telah distandarisasi. Proses produksi terputus-putus (Batch Process) adalah kegiatan proses produksi yang dilakukan secara tidak standar atau putus-putus, sehingga peralatan produksi bersifat fleksibel. Sedangkan proses produksi yang bersifat proyek adalah kegiatan proses produksi yang dilakukan pada tempat tertentu dan waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan produksi yang digunakan ditempatkan pada lokasi dimana proyek tersebut dilaksanakan pada saat yang direncanakan. Tujuan manajemen produksi adalah untuk mengelola penggunaan sumber daya agar proses produksi berjalan efektif dan efisien (Kristanto, 2002).

II.8 PemasaranPemasaran meliputi keseluruhan sistem yang

berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik aktual maupun yang potensial (Sula, 2004). Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran imbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Susanto, 2004). Tujuan utama konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuan (Sula, 2004).

Level pemasaran menurut Susanto (2004) terbagi 4 yaitu level 0, level 1, level 2, dan level 3. Level pemasaran 0 terdiri dari produsen yang menjual langsung ke konsumen. Level pemasaran 1 mengandung satu perantara penjualan, seperti pengecer. Level pemasaran 2 mengandung dua perantara,

6

Page 7: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

dalam pasar konsumen biasanya pedagang grosir dan pengecer. Level pemasaran 3 Mengandung tiga perantara, seperti pedagang grosir, pedagang besar, pengecer. Pemasaran menurut Sula (2004) adalah fungsi yang berbeda dan merupakan fungsi yang unik dari suatu bisnis.

II.9 Sanitasi dan Pengolahan LimbahSanitasi diartikan sebagai usaha untuk membina dan

menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat (Winarsih, 2007). Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya (Suharto, 2002). Sanitasi lingkungan diartikan sebagai cara untuk menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara.

Limbah adalah suatu barang yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi bahkan mempunyai nilai ekonomi yang negatif (Purnawijayanti, 2002). Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu limbah cair, padat, dan gas. Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah (Irianto, 2002).

7

Page 8: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

III. METODE PELAKSANAAN

III.1 Tempat dan Waktu PelaksanaanPraktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada tanggal 1

Agustus 2013 – 30 Agustus 2013. Praktek kerja Lapang bertempat di PT Petrokimia Gresik yang berlokasi di Jl. Jendral Ahmad Yani, Kabupaten Gresik – Jawa Timur.

III.2 MetodeMetode Praktek Kerja Lapang yang dilaksanakan di PT.

Petrokimia Gresik dilakukan dengan mengikuti aktivitas sesuai keadaan lapang. Untuk mendukung kelengkapan atau penunjang keberhasilan Praktek Kerja Lapang dikalukan kegiatan antara lain:

Observasi langsung ke lapang (pabrik)Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan peninjauan secara langsung mengenai kondisi umum pabrik dan pengolahan limbah cair yang ada di PT. Petrokimia Gresik untuk mengetahui karakteristik dan parameter bahaya limbah terhadap lingkungan sekitar.

Wawancara Wawancara dengan karyawan dan staf PT. Petrokimia Gresik untuk memperoleh informasi tentang kondisi umum pabrik dan limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi pupuk.

DokumentasiKebenaran suatu teori atau metode dengan kenyataan yang diterapkan perusahaan perlu dibuktikan kebenarannya, salah satu cara untuk mengetahui keadaan nyata dari perusahaan dengan studi dokumen. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara pencarian dan pengumpulan dokumen-dokumen, laporan-laporan, buku-buku yang berhubungan dengan keadaan yang sebenarnya dari lingkungan industri.

Studi LiteraturMengadakan studi literatur dengan mempelajari dan melakukan kajian terhadap literatur-literatur yang terkait dengan materi praktek kerja lapang, baik berupa buku, laporan, maupun sumber-sumber tulisan yang relevan untuk mengetahui tata letak fasilitas pabrik.

8

Page 9: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

III.3 Materi KegiatanIII.3.1 Tugas umum

Materi kegiatan praktek kerja lapang ini adalah:1. Keadaan umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan Logo Perusahaan Visi dan Misi Lokasi Perusahaan Perluasan Perusahaan Anak Perusahaan & Usaha Patungan Struktur organisasi

2. Ketenagakerjaan Susunan Komisaris Direksi

3. Mesin dan Peralatan4. Proses produksi

Bahan Baku Proses Produksi Urea Pengemasan

5. Pengendalian Mutu6. Sanitasi7. Pengolahan Limbah8. Pemasaran

III.3.2 Tugas KhususMateri kegiatan secara khusus yang dilakukan saat

melakukan praktek kerja lapang adalah untuk mengetahui dan mempelajari tata letak fasilitas proses produksi di PT Petrokimia Gresik meliputi : Tata Letak Fasilitas Pabrik Urea Jenis dan Tujuan Tata Letak Fasilitas Produksi Urea di

PT. Petrokimia Gresik Pola Aliran Bahan Faktor Penyusun Tata Letak Fasilitas Produksi Urea Peta Proses Operasi Produksi Urea

III.4 Materi Praktek Kerja Lapang

9

Page 10: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Materi kegiatan Praktek Kerja Lapang bertujuan mengetahui: Gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah

perusahaan, lokasi perusahaanstruktur organisasi, ketenagakerjaan, mesin dan peralatan, proses produksi, pengendalian mutu, sanitasi dan penanganan limbah, serta pemasaran.

Materi tugas khusus adalah mengetahui dan mempelajari tata letak fasilitas di PT Petrokimia Gresik.

10

Page 11: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

III.5 Jadwal Pelaksanaan PKL

12

Page 12: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Keadan Umum PerusahaanIV.1.1 Sejarah singkat PT Petrokimia Gresik

PT Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) yang berada di wilayah Gresik, Jawa Timur. Produk utama dari PT Petrokimia Gresik adalah pupuk nitrogen (pupuk NPK, pupuk ZA dan pupuk Urea) dan pupuk fosfat (pupuk SP-36) serta bahan-bahan kimia lainnya seperti CO2 cair dan kering (dry ice), amoniak, asam sulfat, asam fosfat, O2 dan N2 cair.

PT Petrokimia Gresik berdiri pada tahun 1960 berdasarkan TAP MPRS No.II/1960 sebagai proyek prioritas dalam pola pembangunan Nasional semesta berencana tahap I (1961-1969) dan diperkuat dengan surat KEPRES No.260/1960. Pada tahun 1964 berdasarkan instruksi Presiden No. I/1963, PT Petrokimia dikembangkan dan diborong oleh kontraktor COSINDIT SPA dari Italia. Pembangunan fisik dimulai pada awal tahun 1966 dengan berbagai hambatan yang dialami, yaitu adanya krisis ekonomi sehingga menyebabkan pembangunan proyek tertunda pada tahun 1968. Pada tahun 1969 pembangunan proyek dimulai kembali sampai percobaan pertama operasional pabrik pada Maret 1970.

Perubahan status perusahaan :1. Perusahaan Umum (Perum)

PP No. 55/1971 2. Persero

PP No. 35/1974 jo PP No. 14/1975 3. Anggota Holding PT Pusri

PP No. 28/1997 Secara Kronologis Sejarah singkat PT Petrokimia Gresik

adalah sebagai berikut :PT Petrokimia Gresik menempati lahan seluas 450 ha

berlokasi di Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.1. Tahun 1960

Pendirian pabrik pupuk yang didasarkan pada TAP MPRS No.II/MPRS/1960. Proyek ini merupakan proyek prioritas pada masa itu dengan nama Projek Petrokimia Surabaja.

13

Page 13: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

2. Tahun 1964Tahun ini merupakan tahap pembangunan fisik yang pertama berdasarkan Inpres No. 1/instr/1963 dilakukan oleh perusahaan pengembang dan pemborong cosindit Sp.A dari Italia.

3. Tahun 1968Proyek sempat terhenti karena terjadi pergolakan politik dan keadaan ekonomi yang memburuk.

4. Tahun 1971Status badan usah projek Petrokimia Surabaja diubah menjadi perusahaan umum (PERUM) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 1971.

5. 10 Juli 1972PROJEK PETROKIMIA SURABAJA diresmikan oleh Presiden Soeharto sebagai badan usaha yang berbentuk Perusahaan Umum, PERUM PETROKIMIA GRESIK. Selanjutnya, tanggal 10 Juli diperingati sebagai hari ulang tahun PT Petrokimia Gresik.

6. 10 Juli 1975Bentuk perusahaan menjadi PT PETROKIMIA GRESIK (Persero) berubah status menjadi holding company bersama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dalam bidang pemasaran, keuangan dan produksi.

IV.1.2 Logo PerusahaanNama Petrokimia sendiri berasal dari “petroleum

chemical” yang disingkat menjadi “petrochemical”, yaitu bahan bahan kimia yang berasal dari minyak bumi dan gas alam, sedangkan kata Gresik diambil dari nama daerah perusahaan ini berada, yaitu di Kabupaten Gresik. PT Petrokimia Gresik memliki logo berupa kerbau berwarna emas dengan daun berujung lima di bawahnya dan bertuliskan PG.

14

Page 14: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Gambar IV.1. Logo PT Petrokimia Gresik

Makna yang tekandung pada lambang tersebut adalah :1. Lambang kerbau dengan warna kuning emas menunjukkan

penghormatan kepada daerah kebomas. Selain itu, lambang kerbau dipilih karena kerbau adalah binatang yang menjadi sahabat petani Indonesia.

2. Daun hijau berujung lima melambangkan kesuburan dan jumlah sila dari pancasila

3. Huruf PG merupakan singkatan dari Petrokimia Gresik4. Warna putih melambangkan kesucian5. Warna kuning emas melambangkan keagungan

Secara keseluruhan logo tersebut mempunyai makna : “Dengan hati yang bersih berdasarkan keelima sila pancasila, PT Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat adil dan makmur untuk menuju keagungan bangsa”.

IV.1.3 Visi dan Misi PT Petrokimia GresikIV.1.3.1 Visi

Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen.

15

Page 15: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

IV.1.3.2 Misi1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya

program swasembada pangan2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran

kegiatan operasional dan pengembangan usaha perusahaan.3. Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri

kimia nasional dan berperan aktif dalam community development.

IV.1.4 Lokasi PerusahaanPT Petrokimia Gresik mempunyai areal tanah seluas 450

ha dengan lahan yang telah ditangani sebesar 300 ha. Areal tanah yang ditempati ini meliputi 10 desa yang ada di tiga kecamatan, yaitu : Kecamatan Gresik, Meliputi Desa Ngipik, Karangturi,

Sukorame, dan Tlogopojok. Kecamatan Kebomas, Meliputi Desa Kebomas, Tlogopatut,

dan Randu Agung. Kecamatan Manyar, Meliputi Desa Romo Meduran, Pojok

Pesisir, serta Desa Tepen.Dipilihnya kawasan-kawasan tersebut sebagai lokasi

pabrik PT Petrokimia merupakan hasil studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek Industri (BP3I) yang dikoordinir oleh Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan dengan pertimbangan :o Cukup tersedia lahan pembangunan daerah industrio Cukup tersedianya sumber air dari aliran sungai Brantas dan

sungai Bengawan Soloo Berdekatan dengan daerah konsumen pupuk terbesar, yaitu

perkebunan dan petani tebuo Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan

pengangkutan peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun perindustrian hasil produksi melalui angkutan laut

o Dekat dengan pusat pembangkit listriko Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan yang

memadai diantaranya tenaga kerja (buruh), transportasi serta lainya

16

Page 16: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Gambar IV.2. Kantor Pusat PT Petrokimia Gresik

Penetapan lokasi perusahaan atau pabrik merupakan fase yang sangat penting dalam proses perancangan pabrik (Nasution, 2006). Berdasarkan latar belakangnya penentuan lokasi perusahaan yang telah dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik, dapat dilihat bahwa perusahaan tersebut telah memperhatikan beberapa faktor penting yang dibutuhkan bagi kelangsungan berdirinya perusahaan. Berdasarkan pertimbangan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, terdapat beberapa hal yang sesuai dengan apa yanng dikemukakan oleh Wibowo (2007) tentang pemilihan lokasi usaha ini terlibat penilaian yang bersifat siklis. Faktor satu akan berpengaruh terhadap lainnya dan akhirnya muncul satu atau beberapa pertimbangan yang dapat mengesampingkan faktor lain.Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi perusahaan PT Petrokimia dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

IV.1.5 Perluasan perusahaanSaat ini PT Petrokimia Gresik memiliki beberapa bidang

usaha antara lain industri pupuk sebagai bidang usaha yang

17

Page 17: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

utama, industri pestisida, industri kimia, industri peralatan pabrik, jasa rancang bangun dan perekayasaan, dan jasa-jasa lain.

Dalam pekembangannya PT Petrokimia Gresik mengalami beberapa perluasan, yaitu:

1. Perluasan Pertama (29 Agustus 1979) : Pendirian pabrik pupuk TSP I oleh Spie Batignoless

2. Perluasan Kedua (30 Juli 1983):Pendirian pabrik pupuk TSP II oleh Spie Batignoless

3. Perluasan Ketiga (10 Oktober 1984)Pabrik Asam Fosfat dan produk samping dilakukan oleh Hitachi Zosen yang meliputi : Pabrik Asam Sulfat, Pabrik Asam Fosfat, Pabrik Cement Retarder, Pabrik Alumunim Flourida, Pabrik Amonium Sulfat, Unit Utilytas.

4. Perluasan Keempat (2 Mei 1986) :Pabrik pupuk ZA III dikerjakan oleh PT Petrokimia Gresik

5. Perluasan Kelima (29 April 1994) :Pabrik Ammoniak-Urea baru dengan teknologi proses oleh kellog Amerika.

6. Perluasan Keenam (25 Agustus 2000) :Pabrik Pupuk Majemuk dengan nama “PHONSKA” dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri.

7. Perluasan Ketujuh (2002) :Pendirian Pabrik Pupuk NPK Blending atau NPK Kebo Mas.

8. Perluasan Kedelapan (2005) :Pendirian Pabrik Pupuk Petroganik.

9. Perluasan KesembilanPendirian pabrik pupuk NPK dan pupuk phospat yaitu RFO I, RFO II, NPK Granulasi I, II dan III, ROP Granul I dan II yang berada di unit pabrik II.

10. Perluasan KesepuluhMendirikan unit Pemasok energi dengan bahan bakar batubara yang dikenal dengan nama Konversi Energi Batubara (KEB)

11. Perluasan KesebelasProyek dan pengembangan mengenai pabrik petroganik menggunakan sistem produksi semi kontinyu dengan kapasitas produksi 7.000 ton/tahun.

18

Page 18: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

IV.1.6 Anak Perusahaan & Usaha PatunganSubsidiary Companies1. PT Petrosida Gresik

Line of Business Industry of Active Pesticides Formulation liquid fertilizer

Shares PT Petrokimia Gresik K3PG

2. PT Petrokimia KayakuLine of Business

Industry of pesticides formulation (Insecticide, Herbicide, Fungicide)

Shares PT Petrokimia gresik 60%Nippon Kayaku Co.Ltd 20%Mitsubishi Corporation 20%

Perusahaan Patungan (Joint Ventures)1. PT KAWASAN INDUSTRI GRESIK (KIG)

Bisnis Utama : menyiapkan lahan, sarana, prasarana, dan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk menunjang kegiatan aneka industri, termasuk di dalamnya kawasan berikat ( Export Processing Zone).Saham PT petrokimia Gresik : 35% dengan PT Semen Gresik 65%

2. PT PETRONIKABisnis Utama : Produsen bahan platicizer Diocthyl Phtalate (DOP) 30.000 pertahunSaham PT Petrokimia Gresik : 20% dengan Nippon Indonesia Kazosai 80%

3. PT PETROCENTRALBisnis Utama : Produsen Sodium Tripoly Phospate (STPP)Saham PT Petrokimia Gresik : 9,8%

4. PT PUSPETINDOBisnis Utama : Memproduksi peralatan pabrik, seperti pressure vessel, heat exchanger, dsb.

19

Page 19: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

5. PT PETROWIDADABisnis Utama : Produsen Pthalic Anhydride (PA) dan Maleic Anhydride (MA)Saham PT Petrokimia Gresik : 1,47%

6. PT PETRO JORDAN ABADIBisnis Utama : Produsen Asam Fosfat (Phosporic Acid)Saham PT Petrokimia Gresik : 50%

7. PT PADI ENERGI NUSANTARABisnis Utama : Bergerak dalam bidang industri pertanian khususnya industri bekasSaham PT Petrokimia Gresik 13,79%

8. PT BUMI HIJAU LESTARI IIBisnis Utama : Bergerak dalam bidanga agrobisnis dan agroindustri perkebunan / kehutanan dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan, tanah, dan air.Saham PT Petrokimia Gresik : 8,17%

IV.1.7 Struktur Organisasi PerusahaanKelancaran dan kontinyuitas jalannya suatu pabrik

merupakan hal ang penting dan menjadi tujuan utama setiap perusahaan. Hal itu ditentukan oleh struktur organisasinya. Struktur organisasi memberikan wewenang pada setiap bagian perusahaan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan padanya, juga mengatur sistem dan hubungan struktural antara fungsi-fungsi atau orang-orang dihubungkan satu dengan yang lain dalam pelaksanaan fungsi mereka.

Struktur organisasi di PT Petrokimia Gresik selalu berkembang mengikuti kebijaksanaan pemerintah dan perkembangan situasi nasional serta disesuaikan dengan kebutuhan pabrik yang menyangkut keadaan sosial, ekonomi, dan politik. Struktur organisasi di PT Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut :

Kedudukan tertinggi struktur organisasi dipegang oleh seorang Direktur Utama dimana Direktur Utama membawahi 4 orang Direktur. Struktur organisasi yang terdapat di PT Petrokimia Gresik termasuk dalam struktur organisasi berbentuk piramida. Hal ini menunjukkan tingkatan atau hirarki yang jelas dimana terdapat perbedaan posisi baik menyangkut peran dan fungsi maupun mekanisme kerja organisasi. Tingkatan ini

20

Page 20: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

diwujudkan dalam bentuk atasan dan bawahan (lini dan staff). Atasan dipimpin oleh sekelompok orang tertentu saja, sedangkan jabatan di bawahnya terdiri dari sejumlah orang yang tergantung pada spesifikasi job description bidangnya masing-masing, struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi yang umum digunakan oleh suatu perusahaan. Secara lebih jelasnya tentang struktur organisasi di PT Petrokimia gresik dapat dilihat pada Lampiran 3.

Berdasarkan gambar struktur organisasi yang ditunjukkan pada lampiran 3, dapat diketahui bahwa struktur organisasi tersebut termasuk dalam struktur organisasi garis dan staff. Garis hubungan struktur organisasi garis ditunjukkan pada hubungan Kabag dan Wakabag, Kasi, Karu, dan Operator. Sedangkan garis hubungan struktur organisasi staff ditunjukkan pada hubungan beberapa operator yang saling bekerjasama dan berkoordinasi untuk dapat mengoptimalkan operasi mesin produksi, serta hubungan antara Candal produksi I dan Pengawas Shift I yang berkedudukan sebagai pendukung dalam produksi Pabrik I membantu Kepala Departemen Produksi I. Penggunaan tipe struktur organisasi garis dan staff dalam suatu perusahaan lebih menguntungkan, hal ini diperkuat oleh pernyataan Sondang (2003) bahwa struktur organisasi tipe garis dan staff lebih fleksibel digunakan oleh perusahaan besar karena akan mempermudah dalam koordinasi dan kerjasama.Sstruktur organisasi dipengaruhi oleh peranan pengurus tinggi dalam struktur organisasi, hubungan antar pengurus dan bawahan serta pekeraja, kepemimipinan, dan lingkungan sekitas organisasi tersebut.

Struktur organisasi perusahaan yang seperti ditunjukkan pada lampiran 3 terdapat beberapa kejanggalan garis struktur organisasi. Garis hubungan yang ditunjukkan antara Direktur Utama dan Satuan Pengawasan garis hubungan tanggung jawabnya kurang jelas. Direktur Utama dengan Direktur Produksi, Direktur Teknik & Pengembangan, Direktur Komersil, dan Direktur SDM & umum tidak ada garis hubungan beberapa Direktur dengan bawahannya terlihat rancu. Kedudukan staf muda dalam struktur organisasi kurang jelas, karena tidak adanya garis penghubung dalam struktur organisasi tersebut.

21

Page 21: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Tiap jabatan pada struktur organisasi tersebut, masing-masing memiliki tanggung jawab sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut : Kabag dan Wakabag, bertanggung jawab atas

terselenggaranya operasi pabrik urea dan segala kegiatan pendukung proses produksi pupuk urea sesuai standar yang telah ditentukan, meliputi aspek kualitas produk, biaya produksi, jadwal/waktu, dan lingkungan K3

Kasi, bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan yang berhubungan dengan operasional pabrik urea dalam memenuhi terget produksi dan stream days, serta melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk menunjang kelancaran operasi.

Karu I (Sintesa) & Karu II (Finishing), bertanggung jawab untuk memimpin jalannya operasi pabrik urea sesuai prosedur, instruksi kerja, dan instruksi lisan atasannya untuk mendukung jalannya proses produksi urea.

Operator, bertanggung jawab mengawasi, menjaga, dan mempertahankan performance peralatan termasuk unit penunjangnya dan bekerja dengan baik sesuai batas-batas yang telah ditetapkan oleh instruksi kerja dan menjalankan instruksi lisan atasan.

IV.2 KetenagakerjaanTenaga kerja merupakan aset utama perusahaan yang

menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Kualitas dan kuantitas tenaga kerja harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, upaya efektif dan efisien menunjang tercapainya tujuan. Kesejahteraan bagi tenaga kerja merupakan salah satu faktor pendukung agar kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan dapat berjalan dengan baik. Kesejahteraan berupa sistem penggajian, sistem tunjangan dan fasilitas yang diberikan perusahaan. Sebagai entitas industri yang berbasis pengetahuan (knowledge based industry), PT Petrokimia Gresik sangat memperhatikan kondisi sumber daya manusia (SDM). SDM senantiasa menjadi fokus dalam kebijakan dari tahun ke tahun. Hal ini penting karena daya saing

22

Page 22: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

PT Petrokimia Gresik sangat ditentukan oleh daya kreativitas SDM dalam berinovasi.

Tenaga kerja yang ada di dalam PT Petrokimia Gresik termasuk dalam golongan tenaga kerja langsung dan tak langsung. Operator DCS, Operator lapangan Sintesa, operator lapangan purifikasi, operator lapangan compressor, operator lapangan evaporator, operator lapangan process condensate and prilling termasuk dalam kelompok tenaga kerja langsung karena terlibat langsung dengan proses produksi, sedangkan Direksi, Kepala Kompartemen dan setingkat, Kepala Departemen dan setingkat, Kepala Bagian dan setingkat, Kepala Seksi dan setingkat, Kepala regu dan setingkat termasuk dalam kelompok tenaga kerja tak langsung. Jumlah tenaga kerja di PT Petrokimia Gresik per 30 Juni 2013 berjumlah 3.302 orang. Rincian Jumlah Tenaga Kerja berdasarkan pada tingkat pendidikan dan tingkat jabatan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan (per 30 September 2012 )

Pendidikan JUMLAHPasca Sarjana 103

Sarjana 528D III 80

SLTA 2.485SLTP 187

SD 2Total 3.385

Sumber: Biro Personalia PT Petrokimia Gresik

Tabel 2. Jumlah SDM berdasarkan jenjang jabatan (per 30 September 2012)

JABATAN JUMLAHDireksi 5

General Manager & setingkat

27

Manager & setingkat 69

23

Page 23: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Tabel 2. Jumlah SDM berdasarkan jenjang jabatan (per 30 September 2012) (lanjutan)

Kepala Bagian & setingkat

209

Kepala Seksi & setingkat 588Kepala Regu & setingkat 1.109

Pelaksana & setingkat 1.332Calon Karyawan 41

Total 3.385Sumber: Biro Personalia PT Petrokimia Gresik

Sebagian besar proses produksi yang ada di PT Petrokimia Gresik merupakan proses kimia serta beroperasi selama 24 jam non-stop selama setahun dengan shutdown tiap beberapa bulan sekali, namun periode shutdown time tiap pabrik tidak sama. Karena proses produksi yang berlangsung kontinyu, maka PT Petrokimia Gresik mengatur jam kerja karyawan dengan sistem shift. Mayoritas ini berlaku untuk karyawan yang bertugas di unit Produksi dan Laboratorium Produksi. Sistem kerja karyawan di PT Petrokimia Gresik dibagi menjadi 2, untuk lebih jelasnya mengenai jam kerja karyawan dapat dilihat di tabel 3.

Tabel 3. Jam kerja shift PT Petrokimia GresikNO SHIFT KERJA JAM KERJA1 Shift I 07.00 – 15.002 Shift II 15.00 – 23.003 Shift III 23.00 – 07.00

Sumber: Biro Personalia PT Petrokimia Gresik

Untuk mengatur penempatan tenaga kerja pada jam kerja tertentu agar tejadi keseimbangan antara jam kerja dan libur, maka karyawan shift dibagi menjadi 4 regu (A-D) yang jadwal kerjanya diatur dam schedule shift. Schedule tersebut diatur Biro Personalia PT Petrokimia Gresik dan diterbitkan setahun sekali dengan menyesuaikan hari yang berlaku di Indonesia. Di samping karyawan shift, ada juga karyawan yang

24

Page 24: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

bekerja non-shift (normal day). Ini biasanya berlaku untuk karyawan kantor. untuk lebih jelasnya mengenai jam kerja normal day dapat dilihat di tabel 4.

Tabel 4. Hari Kerja dan Jam Kerja Normal Day PT Petrokimia Gresik

NO

SHIFT KERJA JAM KERJA ISTIRAHAT

1 Senin s/d Kamis 07.00 – 16.00 12.00 – 13.002 Jum’at 06.00 – 16.00 11.00 – 13.003 Sabtu s/d Minggu Libur

Sumber: Biro Personalia PT Petrokimia Gresik

Metode penerimaan karyawan di PT Petrokimia Gresik terdiri dari empat jalur, yaitu Public Recruiting, Semi Public, Program Cooperative Academic Education dan Program Perorangan. Public Recruiting merupakan sistem penerimaan karyawan secara massal dengan kebutuhan tenaga kerja lebih dari 20 orang. Semi Public merupakan sistem penerimaan karyawan dengan kebutuhan kurang dari 20 orang. Program Cooperative Academic Education dilakukan dengan kerjasama melalui perguruan tinggi untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan jumlahnya terbatas. Program Perorangan merupakan penerimaan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan PT Petrokimia Gresik sendiri. Biasanya program perorangan ini dilakukan jika ada karyawan yang pensiun yang jabatannya harus digantikan oleh karyawan lain yang telah dinilai bagian Personalia memenuhi kualifikasi untuk dipromosikan sebagai pengganti.

IV.2.1 Susunan Komisaris dan DireksiSusunan Dewan Komisaris Perseroan

Komisaris Utama : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., DAAAnggota Komisaris : Ir.Nugraha Budi Eka Irianto

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.EFadjar yudisiawan, ST.,M.MRomulo Robert Simbolon, S.Sos., M.MDrs. Julian Aldrin Pasha, M.A., PhD

25

Page 25: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

26

Page 26: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Susunan Anggota Direksi PerseroanDirektur Utama : Ir. Hidayat Nyakman, MSIE, MADirektur Komersil : Drs. T. Nugroho Purwanto, AKDirektur Teknik & : Ir. Firdaus SyahrilPengembanganDirektur SDM & : Irwansyah, SEUmumDirektur Produksi :Ir. Nugroho Christijanto, M.M.B.A.T

IV.3 Mesin dan PeralatanMesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh

suatu tenaga atau energi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk membantu kegiatan proses produksi (Assauri, 2004). Secara umum jenis mesin dan peralatan yang dipergunakan di PT Petrokimia Gresik bersifat mekanis yaitu mesin-mesin dan peralatan yang dirancang khusus untuk memproduksi Urea saja dan tidak dapat digunakan untuk memproduksi produk lain. Selain itu, mesin-mesin tersebut sebagian besar berjalan otomatis. Kerja mesin dan peralatan dalam menjalankan produksi adalah terus menerus selama 24 jam, dengan waktu idle mesin yang ditentukan oleh pihak mekanik. Mesin dan peralatan yang digunakan di pabrik urea terdiri dari mesin utama dan mesin pendukung. Untuk lebih jelasnya mengenai spesifikasi mesin dan peraltan yang digunakan pabrik disajikan pada Lampiran 4.

Berdasarkan Lampiran 4, maka dapat dikatakan bahwa mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh pabrik urea PT Petrokimia Gresik termasuk dalam kelompok mesin khusu, karena mesin tersebut hanya digunakan oleh satu kegiatan tertentu dalam tahapan proses produksi urea dan mesin-mesin tersebut bersifat otomatis. Hal tersebut susai dengan apa yang dikemukakan Nasution (2003), mesin khusus adalah mesin yang dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama, mesin khusus biasanya sebagian atau seluruhnya bersifat otomatis.

27

Page 27: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

IV.4 Proses ProduksiIV.4.1 Bahan Baku

Bahan Baku yang digunakan oleh PT Petrokimia Gresik untuk pembuatan pupuk urea adalah berupa ammonia cair (NH3) dan karbondioksida (CO2) kedua bahan baku tersebut didapatkan dari Pabrik Ammonia PT Petrokimia Gresik, ammonia cair merupakan produk utama yang dihasilkan oelh pabrik ammonia, sedangkan karbondioksida gas merupakan produk samping yang dihasilkan oleh pabrik ammonia selama proses produksi ammonia. Kedua bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi harus dapat memenuhi karakteristik yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Karakteristik kedua bahan baku tesebut dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Karakteristik Bahan Baku Urea PT. Petrokimia Gresik

AMMONIA KARBONDIOKSIDAKadar NH3 min 99,5% Kadara CO2 min 99%Kadar H2O max 0,5% Kadar Hydrogen max 0,8%tekanan 20 kg/cm2 Tekanan 1 kg/cm2

TotalSulfur

max 19,3 kg/cm2

Sumber: Departemen Produksi I (Urea) PT Petrokimia Gresik

Karena bahan baku yang digunakan oleh Pabrik Urea berasal dari ammonia yang merupakan satu lokasi Pabrik I PT Petrokimia Gresik, maka pabrik urea dapat lebih mudah pemenuhan kebutuhan bahan baku, pendistribusian, dan penentuan karakteristik bahan baku. Namun bila terjadi masalah/shut-down time pada pabrik Ammonia akan secara langsung menggangu aktivitas produksi di Pabrik Urea, dibutuhkan waktu kurang lebih satu hari untuk waktu start-up dan hal tersebut seudah menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan khususnya dalam hal finansial.

28

Page 28: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

IV.4.2 Proses Produksi UreaProduksi yang terjadi di PT Petrokimia Gresik

merupakan continous process, dimana mesin dan peralatan produksi dioperasikan terus-menerus selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Pupuk Urea dibuat dengan mereaksikan amoniak dengan karbondioksida dan ammonia cair dari pabrik ammonia. Diagram alir produksi pupuk urea di PT Petrokimia Gresik dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pabrik Urea ini didesain untuk menghasilkan 1400 ton/hari urea. Proses produksi Urea ini terdiri dari :

1. Synthesis SectionTahapan ini merupakan tahapan terpenting dari proses pembuata urea. Pada tahapan ini terjadi reaksi pembentukan ammoium carbomate dengan mereaksikan NH3 dan CO2 gas dan selanjutnya diikuti dengan reaksi dehidrasi ammonium carbomate menjadi urea. Kedua reaksi tersebut terjadi di dalam Urea reactor larutan recyle carbamate dari recovery section juga dimasukkan ke dalam reactor untuk direaksikan kembali. Berikut ini adalah reaksi pembentukan ammonium carbomate :2NH3 + CO2 NH2COONH4 (ammonium carbomate)Sedangkan reaksi dehidrasi ammonium carbomate menjadi urea adalah :NH2COONH4 NH2CONH2 (urea) + H2O

2. Purification SectionTahapan ini dilakukan untuk menambah kadar kemurnian larutan urea yang dihasilkan pada tahap synthesis. Ammonium carbonate yang tidak terkonversi di dalam seksi synthesis diuraikan dan dipisahkan dari larutan urea dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dalam dua tingkat decomposer dan dikirim ke tahapan recovery. Reaksi yang terjadi di dalam decomposer yakni :NH2COONh4 CO2 + 2NH3

Untuk selanjutnya, larutan urea yang telah dimurnikan ke tahapan evaporasi.

29

Page 29: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

3. Concentration SectionPada tahapan ini terjadi, larutan urea yang telah dimurnikan ke dalam concentrator terjadi proses pemekatan larutan urea sampai 99,7% kemudian dikirim ke prilling section untuk dilakukan pembutiran. Urea, air, ammonia, dan CO2 yang tercampur menjadi satu larutan dan lolos dari proses pemekatan akan dikirim ke process condensate treatment section untuk dilakukan pemisahan.

4. Prilling SectionPada tahapan ini larutan urea dari concentration section dibentuk menjadi produk urea butiran. Larutan urea dari concentration section didistribusikan merata ke distributor, dari distributor larutan urea dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran. Produk urea kemudian dikirim ke bagian pengantongan dengan belt conveyor. Agar tidak mudah menggumpal selama penyimpanan di dalam gudang, butiran urea yang dihasilkan dari prilling tower dilapisi dengan cairan anticacking minimal 50 ppm. Ukuran rata-rata produk akhir urea kira-kira mempunyai diameter 1,7mm dengan spesifikasi sebagai berikut : Kadar N (Nitrogen) : 46% Kadar Air : Max 0,5% Kadar Biuret : Max 1% Bentuk : Prill (butiran) Warna : Putih

5. Recovery SectionPada tahapan ini terjadi reaksi penyerapan gas CO2 dan NH3 dari purification section dan dari process condensate treatment section. Reaksi ini berlangsung pada HP & LP Absorber. Kedua gas tersebut kemudian dikirim ke synthesis section untuk direaksikan kembali

6. Process Condensate Treatment SectionUap air hasil penguapan pada tahapan evaporasi didinginkan dan dikondensasi. Sebagian kecil urea, ammoniak, dan CO2 dalam proses kondensat diolah dan dipisahkan dengan stripping dan hidrolisa yang

30

Page 30: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

selanjutnya dikirim kembali ke tahapan purification section untuk di-recovery. Sistem kondensat dan proses kondensat diolah dengan mixed bed ion exchanger dan dikirim ke deareator pada unit utilitas.Berdasarkan urutan proses produksi tersebut, dapat

dikatakan bahwa proses produksi yang telah diterapkan dalam produksi urea di PT Petrokimia Gresik termasuk dalam proses produksi tipe continous process, karena proses produksi berlangsung secara terus menerus dengan urutan proses yang berlangsung secara berurutan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Nasution (2003), bahwa continous process adalah process produksi yang berlangsung secara terus menerus tanpa ada perhentian, alur dari barang pada proses produksi ini berjalan secara berurutan dari tahap satu ke tahap berikutnya, sehingga susunan mesin dan peralatan produksi disesuaikan dengan urutan proses produksi.

Penerapan metode continous process pada proses produksi urea di PT Petrokimia merupakan suatu keputusan yang dirasa sangat tepat. Karena dampak dari penerapan metode tersebut yakni tidak menimbulkan waktu tunggu/delay dalam proses produksi yang dapat memberikan dampak kerugian finansial bagi perusahaan. Namun, apabila terjadi suatu perhentian pada proses produksi tertentu sangat mempengaruhi proses produksi lainnya, atau dapat dikatakan bila satu bagian kecil dari proses produksi gagal maka keseluruhan proses produksi akan gagal pula. Proses produksi yaitu suatu cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga, mesin, bahan-bahan, dan dana) yang ada. Sistem produksi yang sering dipergunakan dapat atas 2 macam yaitu (Nasution,2003) :

1. Proses produksi yang kontinyu (continous process), dimana peralatan digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan urut-urutan kegiatan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah distandarisasi

2. Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process), dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan pada urutan pengerjaan

31

Page 31: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

produk, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur yang dapat bersifat lebih fleksibel untuk menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuranDalam merencanakan proses produksi terdapat faktor-

faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain :1. Ketergantungan dan spesifikasi produk yang diinginkan2. Kualitas dan spesifikasi produk yang diinginkan3. Skala ekenomis4. Skala cakupan : kemampuan proses untuk melakukan

berbagai operasi5. Peralatan yang diperlukan6. Jenis bahan baku7. Fleksibilitas8. Faktor eksternal9. Perawatan dan Pengggantian peralatan10. Ketersediaan suku cadang peralatan

IV.4.3 PengemasanPengemasan merupakan tahap akhir sebelum dilakukan

penyimpanan (storage) terhadap produk. Pengemasan Urea yang dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik dilakukan dengan cara pengantongan (Bagging). Produk curah berupa urea prill yang telah terbentuk dikirim ke bagian pengantongan dengan menggunakan belt conveyor. Sebelum dikirim dengan belt conveyor, urea prill dilapisi uresoft sebagai anticracking agar dalam penyimpanan produk urea tidak akan terjadi penggumpalan. Produk urea prill dikemas dengan kantong plastik berkapasitas 50 kg, dan kemudian disimpan dalam gudang sebelum didistribusikan kepada supplier.

Dengan adanya pengantongan tersebut, maka akan meningkatkan daya simpan produk, karena dengan proses pengantongan (bagging) akan mengurangi kontak langsung antara produk dengan udara luar yanng dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan pada pupuk urea. Dan dengan adanya Belt conveyor maka pendistribusian produk pupuk urea ke unit pengantongan (bagging) lebih efektif dan efisien.

32

Page 32: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

IV.5 Pengendalian MutuSemua kegiatan dalam perusahaan harus dioptimal kan

demi menjamin kontinyuitas ,koordinasi aktivitas dan menyelesaikan produk sesuai dengan jumlah, mutu, dan waktu yang ditargetkan dalam batas finansial yang direncanakan.

Pengendalian mutu pupuk urea terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Pengendalian Bahan Baku Unit Produksi urea membutuhkan bahan baku berupa ammonia cair yang dihasilkan dari unit ammonia. Ammonia cair yang digunakan pada unit produksi urea berasal dari unit produksi ammonia. Kebutuhan ammonia yaitu 0,568 ton/ton urea. Umumnya karaktesik ammonia cair yang dikonsumsi : Kadar ammonia : 99,5% berat minimum Kadar air : 0,5% berat minimum Minyak : 5 ppm (b/b) maksimum Tekanan : 18 kg/cm2 Temperatur : 25-30o C Jumlah normal : 40,983 kg/jam Jumlah rancang : 49,18 kg/jam

Sedangkan gas CO2 yang diperlukan untuk pembuatan urea diproduksi oleh pabrik ammonia. Adapun karakteristik CO2 antara lain : Kadar CO2 : 98,5% volume minimum Kadar air : jenuh Minyak : 1 ppm (b/b) maksimum Tekanan : 0,6 kg/cm2 Temperatur : 38o C Jumlah normal : 27,4 kg/jam Jumlah rancang : 32,94 kg/jam

Umpan gas CO2 yang akan memasuki unit sintesis hanya boleh mengandung sejumlah kecil hidrogen (maksimum 0,8% volum), sehingga hidrogen perlu dihilangkan terlebih dahulu di dalam dehydrogen column dimana terjadi reaksi pembakaran dengan bantuan katalisator platinum. Kemudian umpan CO2 dengan tekanan minimum 0,8 kg/cm2 dan temperatur maksimum 38oC dikompresi hingga 160kg/cm2 dan diberikan udara

33

Page 33: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

anti korosi dalam CO2 compressor sehingga kandungan O2 dalam CO2 antara 0,45-0,55% volum. Sebagian besar gas CO2 kemudian diumpakan ke stripper untuk tujuan stripping CO2. Sisanya diumpamakan ke reactor dan LP decomposer. Ammonia cair dengan kondisi 18 kg/cm2 dan 30o diperoleh dari ammonia reservoir kemudian di-boost up oleh ammonia bost pump. Sebelum masuk ke dalam reactor, ammonia akan melewati ammonia untuk sebelum masuk dalam reactor, ammonia akan melewati ammonia preheater untuk dipanaskan sampai 1480C dan juga melewati HP carbamate ejector.

2. Pengendalian ProsesPengendalian mutu urea prill dilakukan oleh

Laboratorium Produksi I yang bertugas menganalisa pupuk urea yang telah jadi melalui uji kadar air, uji kadar biuret dan uji total N urea. Mutu urea butiran yang telah ditetapkanoleh SNI (Standart Nasional Indonesia) Pertanian adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Mutu Urea sesuai SNI 02-2801-1998Kandungan Kadar

Air Maks 0,5%Biuret Maks 1%

Nitrogen Min 46%Bentuk ButiranWarna Putih

Sumber: Departemen Produksi I (Urea) PT Petrokimia Gresik

Unsur-unsur tersebut diatas komposisinya telah ditetapkan sesuai dengan fungsinya masing-masing bagi tanaman dan juga bagi konsumennya (petani). Unsur N diperlukan oleh tanaman dan tanah karena unsur ini merupakan unsur hara yang sangat penting bagi keduanya, dengan jumlah minimal 46%. Unsur air dan biuret ini adalah hasil samping dari proses produksi urea. Presentase kadar air dalam urea tidak boleh lebih dari 0,5% karena apabila melebihi dapat menyebabkan

34

Page 34: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

pupuk menggumpal sehingga akan merugikan petani. Kadar biuret urea tidak boleh melebihi 1% karena pada dasarnya biuret ini bersifat racun bagi tanaman bila kadarnya melebihi batas. Apabila hasil produksi setelah dilakukan pengujian oleh Laboratorium Pabrik I tidak sesuai SNI, maka produk akan diproses ulang atau rework.

Pada saat proses produksi berlangsung, pengendalian mutu juga dilakukan dengan cara mengendalikan ukuran prill atau butiran pupuk. Butiran pupuk urea memliki standar ukuran diameter 1,7 mm. Butiran pupuk yang lebih kecil dari ukuran ukuran standar (under size) akan masuk pada screen pertama. Butiran yang sesuai dengan standart akan diteruskan pada screen kedua untuk kemudian ditimbang dan dikemas, sedangkan butiran yang lebih besar dari standar (over size) akan diteruskan masuk pad screen ketiga untuk kemudian dihaluskan dan diproses kembali. Selama proses produksi akan pemantauan terhadap emisi gas yang dihisap scrubber dan debu yang berasal dari proses.

Selain itu, selama proses produksi urea dilakukan analisa mutu pupuk yang terdiri uji kadar air, uji kadar biuret dan uji total N urea. Uji kadar air dilakukan melalui metode titrasi atau perhitungan dengan menggunakan alat dan reagent karl fisher. Uji kadar biuret dilakukan melalui metode spectrofotometri dan menggunakan alat spectrophotometer.

3. Pengendalian Produk JadiSelain melakukan uji kadar N, air, dan biuret, analisa

dilakukan kembali pada saat produk jadi disimpan di gudang penyimpanan produk jadi (warehouse) untuk menganalisa spefikasi produk apakah masih sesuai atau sudah berkurang. Untuk mengendalikan mutu produk jadi, apabila terjadi kerusakan pada saat pemindahan maka akan dilakukan Rebagging atau pengantongan ulang.

Tidak berhenti di sini, PT Petrokimia Gresik juga berusaha mengendalikan mutu setiap produknya dengan

35

Page 35: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

melakukan uji coba aplikasi produk. Perlakuan ini dilakukan pada demplot-demplot yang tersebar di berbagai daerah. Perlakuan tersebut dilakukan dengan harapan dapat diketahui hasil nyata keunggulan pupuk yang bertujuan meingkatkan peroduktivitas pertanian.

PT Petrokimia Gresik menerapkan beberapa cara untuk menjaga kualitas produknya selama masa penyimpanan :

a. Pupuk dikemas dalam kemasan plastik rangkap dua. Kemasan luar berupa karung dari anyaman Poly Ethylene (PE), dan kemasan bagian dalam berupa kantong plastik PE yang kedap udara agar urea tidak bereaksi dengan uap air di udara dan tidak menggumpal, sehingga keamanan pupuk urea selama masa penyimpanan tetap terjaga.

b. Pengangkutan pupuk urea di area gudang dengan cara di-staple diatas palet masing-masing palet berisi 30 karung urea setara dengan 1,5 ton. kemudian urea diangkut dengan menggunakan forklift.

c. Penempatan urea di gudang penyimpanan dengan cara ditumpuk, maksimal masing-masing tumpukan sebanyak 4 palet atau tidak boleh lebih dari 20 tumpukan karung. Hal ini dimaksudkan agar karung tidak mudah bergeser dan karung yang paling bawah tidak pecah karena beban karung diatasnya.

d. Jarak tumpukkan dengan dinding ruang penyimpanan minimal 0,5 meter. Hal ini dimaksudkan agar urea tidak menyerap kelembapan dari dinding penyimpanan yang dapat menyebabkan urea menggumpal. Suhu ruangan yang paling optimal adalah 24-27oC.Cara penyimpanan pupuk urea ada dua macam, ada

yang di-staple dan re-staple. Perbedaannya adalah untuk re-stapel pupuk urea ditumpuk secara langsung tanpa dipisahkan oleh palet. Palet hanya digunakan sebagai alas tanah. Keunggulan dari teknik ini adalah dapat menghemat jumlah palet yang digunakan dan dapat meningkatkan jumlah pupuk yang disimpan. Pada cara staple, palet tidak hanya digunakan sebagai alas tanah

36

Page 36: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

saja, tetapi juga ikut ditumpuk membatasi setiap 5 tumpukan karung urea. Keunggulan dari teknik staple ini adalah dapat mempermudah mobilitas pupuk urea dalam gudang (mudah dipindah) dan dapat menghemat biaya pengangkutan kuli karena bisa langsung dipindah dengan menggunakan forklift.

IV.6 SanitasiSanitasi merupakan hal yang harus diperhatikan dalam

proses produksi karena akan memberikan dampak pada produk yang dihasilkan. Sanitasi di PT Petrokimia antara lain :

a. Sanitasi PekerjaPT Petrokimia telah menetapkan beberapa prosedur yang harus ditaati karyawan terutama bagian proses. Setiap karyawan yang memasuki ruang produksi/pabrik harus menggunakan kelengkapan kerja seperti baju kerja, safety helm, penutup telinga, dan safety shoes yang harus dipakai selama proses produksi. Sebelum karyawan memasuki ruang produksi mereka harus mengenakan kelengkapan tersebut demi keselamatan kerja.

b. Sanitasi ProdukSanitasi yang dilakukan terhadap produk adalah sebagai usaha menjaga mutu produk. Sanitasi dilakukan dari bahan baku diterima sampai dengan bahan jadi. Sanitasi yang dilakukan meliputi penjagaan dan pengawasan terhadap kemurnian bahan baku, kebersihan storage urea. Pemeliharaan kebersihan gudang/storage urea dilakukan secara berkala, yakni pembersihan sebanyak sebulan sekali dalam setahun.

c. Sanitasi Mesin dan PeralatanSanitasi mesin dan peralatan dilakukan saat pabrik berhenti produksi yang dikarenakan suatu alasan tertentu. Tujuan dari sanitasi mesin dan peralatan produksi adalah :a. Menjaga mesin dalam kondisi bersih dan steril.b. Menghindari permasalahan mesin dan peralatan

produksi yang dapat mengganggu jalannya proses produksi urea.

37

Page 37: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

c. Memperpanjang usia pakai mesin serta menjaga kinerja mesin agar tetap optimal.

Sanitasi diartikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sanitasi lingkungan diartikan sebagai cara untuk menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara (Winarsih, 2007). Menurut WHO (World Healthy Organisation), Sanitasi lingkungan diartikan sebagai upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia.

IV.7 Limbah dan Pengelolaan LimbahDalam kegiatannya, PT. Petrokimia Gresik tidak

terhindar dari timbulnya limbah baik padat, gas maupun cair. Dari jenis plant produksi yang berbeda, maka limbah yang dihasilkan juga berbeda. Limbah yang dihasilkan oleh pabrik Urea PT Petrokimia Gresik selama proses produksi adalah berupa limbah gas. Limbah yang dihasilkan berupa uap air yang berasal dari proses concentration section yang mengandung sedikit urea, ammonia, dan CO2.

Cara yang digunakan untuk menangani limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan pupuk urea yaitu :

a. Kontrol PolusiPolutan Utama dari pabrik urea adalah adalah ammoniak dan urea. Polutan tersebut ditangkap dan disirkulasikan kembali ke proses dalam rangka pengoptimalan sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan baku, terutama ammonia.

b. Process Condensate Treatment (PCT)Uap air dari seksi evaporator mengandung sedikit ammonia dan urea yang kemudian dikondensasikan dan dikumpulkan di surface condenser. Kira-kira 14% jumlah kondensat dimanfaatkan sebagai penyerap pada seksi recovery. Sisanya dimasukkan ke proses condensate stripper dimana NH3 dan CO2 di-stripping keluar. Gas yang terpisah dikirim ke LP decomposer untuk diambil ammoniak, CO2 dan panasnya. Setelah ammoniak

38

Page 38: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

dipisahkan dalam proses condensate stripper (pada bagian atas), proses kondensat dimasukkan ke Urea Hydrolizer yang dioperasikan pada tekanan 18kg/cm2g dan temperatur 2000 C. Dalam Urea Hydrolizer, urea dihidrolasi menjadi ammoniak dan CO2 yang selanjutnya di-stripping keluar diproses Condensate Stripper (Pada bagian bawah). LP Steam dimanfaatkan untuk proses condensate stripper. Proses condensate stripper yang telah dibersihkan mengandung ammoniak dan urea kurang dari 5 ppm seterusnya dapat digunakan sebagai make up cooling water atau boiler fees water. Semua drain dari peralatan proses pipe lines dimasukkan ke sistem drainage recovery dan dikirim ke drain recovery pit. Semua drain tersebut dikirim ke seksi proses condensate treatment. Oleh karena itu diharapkan buangan liquid tidak mengandung ammoniak dan urea.

c. Gas Buangan dari Prilling TowerAcoustic Granulator yang digunakan pada prilling tower memproduksi ukuran urea yang sama dari urea melt yang dijatuhkan oleh acoustic vibration dan hal itu nyata tidak terbentuk debu urea selama operasi. Hasil acoustic vibration untuk distribution dapat mengurangi kandungan debu urea pada udara yang keluar dari prilling tower.

d. Waste Water TreatmentAir buangan dari pabrik Urea temasuk jenis proses

kondensat, karena ini dihasilkan dari proses reaksi yang kemudian dikondensasikan. Air ini mengandung polutan yang dapat membahayakan lingkungan, dimana kandungan NH3 dan ureanya pada saat tertentu bias melebihi ambang batas yang diijinkan, berkisar 30 – 100 ppm NH3 dan 200 – 600 ppm urea. Dalam keadaan abnormal, terutama pada saat pabrik shutdown, air limbah tersebut dialirkan ke dalam kolam stbilisai untuk diamankan sebelum dibuang ke lingkungan. Untuk lebih jelasnya mengenai proses penanganan limbah pada produksi urea PT Petrokimia Gresik ditunjukkan pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

IV.8 Pemasaran

39

Page 39: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Untuk mendukung ketersediaan pupuk sehingga mudah untuk didapatkan oleh para konsumen, maka selaku produsen sebuah produk harus didukung oleh suatu sistem distribusi yang baik dan terpadu. Kebijakan saluran distribusi yang digunakan oleh PT. Petrokimia Gresik selaku produsen, di dalam menyalurkan hasil produksi sampai ketangan konsumen atau para petani menggunakan saluran dua tingkat, yaitu dari PT. Petrokimia Gresik dikirimkan ke gudang penyangga, lalu dari gudang penyangga ke distributor atau lebih tepatnya distributor mengambil pupuk di gudang penyangga, lalu distributor mengirim ke kios-kios, yang terakhir para petani akan membeli pupuk di kios. Distribusi pupuk di PT. Petrokimia Gresik menggunakan saluran distribusi tidak langsung. Ini dikarenakan perusahaan menggunakan jasa perantara untuk menyalurkan produknya sampai ke tangan konsumen. Penempatan distributor sebagai perantara akan membantu promosi, berkomunikasi dengan pembeli, mengangkut produk, dan memperkecil resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi. Adapun Alur distribusi dapat dilihat pada Lampiran 8.

Pemasaran produk pupuk urea PT Petrokimia Gresik ditangani oleh Departemen Distribusi wilayah I. Departemen Distribusi wilayah I bertanggung jawab atas terselenggaranya fungsi pendistribusian produk pupuk bersubsidi yaitu pupuk urea serta pengelolaan gudang pemasaran pupuk urea di wilayah Jawa dan Bali untuk menjamin tersedianya pupuk di seluruh wilayah Jawa dan Bali secara tepat (jenis, jumlah, mutu, dan waktu) dengan efektif dan biaya yang optimum serta pengelolaan pelabuhan agar bongkar muat bahan baku, produk, dan barang dagangan dapat dilakukan secara cepat dan efisien. Pemasaran pupuk PT Petrokimia ditangani oleh beberapa distributor perusahaan yang diantaranya yaitu, PT Pusri Palembang, PT Petani, PT Darma Niaga, PT Pandawa Jaya Makmur, PT Manggala Indah Makmur, dan Marmas Indonesia.

Pada wilayah I yaitu wilayah Jawa dan Bali menggunakan sistem Door to Door dengan alat transportasi yaitu truk dan kereta api. Pengiriman atau pendistribusian dengan truk yaitu dari gudang PT. Petrokimia Gresik lalu dikirim dengan truk sampai ke gudang penyangga yang ada disetiap

40

Page 40: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

kota atau kabupaten di daerah Jawa dan Bali. Setelah itu dari gudang penyangga diambil atau dikirim oleh distributor, dari distributor dikirim ke kios-kios yang ada dan yang terakhir para petani akan membeli dari kios tersebut. Sistem pengirimannya dengan menggunakan kereta api sama dengan menggunakan truk, hanya saja pengiriman dari perusahaan ke gudang penyangga menggunakan kereta api.

Pupuk urea yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik hanya memproduksi 1400 ton/hari untuk di setiap daerah. Pemasaran pada daerah di Jawa Timur yang tersebar hanya 10 kabupaten yang mendapatkan pupuk subsidi yaitu pupuk urea diantaranya adalah Bojonegoro, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Sidoarjo,dan Tuban.

Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan PT. Petrokimia Gresik yaitu promosi. Promosi merupakan faktor penting dalam pengenalan produk pada masyarakat luas. Kegiatan promosi dilakukan secara simultan dengan menggunakan berbagai media. Promosi dilakukan untuk meningkatkan market share dan brand image produk PT. Petrokimia Gresik melakukan berbagai bentuk kegiatan promosi antara lain :a. Demplot atau Demfarm

Kegiatan aplikasi produk di lapang dengan menunjukkan keunggulan produk kepada calon konsumen sehingga dapat menyaksikan sendiri keunggulan produk. Cara ini dengan melakukan kegiatan demontrasi penggunaan pupuk secara berimbang berbentuk paket kegiatan :

1. Temu Lapang 1 (farmer field day awal) sosialisasi aplikasi pemupukan.

2. Pendampingan petani dan pemantauan pertumbuhan tanaman.

3. Temu Lapang 2 (farmer field day akhir) pada saat panen

41

Page 41: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

b. Sosialisasi atau Kawalan TeknologiPenerapan teknologi aplikasi produk PT. Petrokimia

Gresik melalui kawalan dari petugas lapang PT. Petrokimia Gresik yang bertujuan agar konsumen memahami dan mengaplikasi dengan produk-produk yang digunakan. Kegiatan sosialisasi yaitu seperti :

1. Tata cara penggunaan pupuk2. Rekomendasi penggunaan pupuk3. Kebijakan perusahaan/pemerintah4. Pengetahuan tentang pupuk produk perusahaan

c. PameranPameran produk dan hasil penggunaan produk kepada

masyarakat dalam skala regional, nasional, dan internasional guna menigkatkan eksistensi perusahaan. Jenis pameran yang diikuti antara lain pameran pembangunan pertanian tingkat nasional dan daerah, pameran nasional dan internasional.d. Publikasi

Kegiatan publikasi produk untuk meningkatkan brand awareness melalui berbagai cara yaitu :

1. Penyebaran brosur dan booklet produk.2. Penerbitan tabloid bulanan “Sahabat Petani”.3. Pemasangan iklan di media cetak dan elektronik.4. Pemanfaatan media luar ruang untuk pemasangan

spanduk, umbul-umbul, dan banner.5. Layanan Customer Service

Untuk menampung kritik dan saran dari para pelanggan, PT. Petrokimia Gresik membuka layanan Customer Service yang tidak dikenakan biaya. Dengan nomor yang dapat dihubungi sebagai berikut 0800 1 636363 & 0800 1 888777.

a. Pembinaan Jaringan DistribusiKegiatan promosi dengan tujuan pengayaan dan penguatan pengetahuan tentang produk dan kebijakan distribusi pupuk dengan sasaran pihak-pihak pendukung pendistribusian produk seperti sales distributor, asisten petugas lapang, dan instansi pemerintah terkait (Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan). Oleh karena itu, dilakukan berbagai kegiatan seperti temu kios, temu petugas teknis, temu distributor, dan sarasehan kios dan petani.

42

Page 42: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

43

Page 43: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

V. Tugas KhususTata Letak Fasilitas Produksi Urea

Departemen Produksi I di PT Petrokimia Gresik

V.1 Tata Letak Fasilitas Pabrik UreaTata Letak fasilitas pabrik merupakan keseluruhan

bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi. Tata letak fasilitas produksi urea PT Petrokimia Gresik secara keseluruhan sudah cukup baik dalam membantu kelancaran proses produksi. PT Petrokimia yang mempunyai area produksi khususnya pada produksi urea sebesar 0,6 Ha telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga memperlancar proses produksi dan kendala yang mengakibatkan proses produksi terhambat dapat dikurangi dengan pengaturan fasilitas-fasilitas yang teratur serta efektif. Mesin dan peralatan yang digunakan oleh pabrik urea PT Petrokimia Gresik termasuk dalam kelompok mesin dengan dimensi yang besar dan karena proses produksi yang berlangsung secara kontinyu maka tata letak fasilitas produksi yang diterapkan pabrik urea harus memperhatikan urutan proses produksi. Tata letak fasilitas dimaksudkan sebagai sarana untuk perbaikan layout fasilitas, digunakan dalam penanganan bahan (material handling) dan untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, serta menentukan perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Tata letak fasilitas juga dirancang khusus untuk menciptakan kenyamanan, keselamatan kerja, dan juga memperlancar proses produksi sehingga diharapkaan akan meningkatkan fasilitas produksi. Tujuan pengaturan tata letak fasilitas produksi adalah pemanfaatan lebih besar atas ruangan, peralatan, arus informasi, bahan baku, dan kondisi kerja yang lebih aman.

Tata letak fasilitas produksi urea secara keseluruhan meliputi fasilitas kantor, fasilitas eksternal, dan fasilitas produksi. Fasilitas kantor terdiri dari ruang kabag ammonia, ruang administrasi ammonia, ruang dcs ammonia, ruang kasi ammonia, ruang dcs urea, ruang dcs service unit, ruang kasi service unit, ruang was shift, ruang operator, toilet, dan dapur. Fasilitas eksternal terdiri dari mobil, sepeda, pos satpam, jalan kecil, dan jalan besar. Fasilitas produksi terdiri dari instumentasi

44

Page 44: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

utama yaitu reactor, stripper, HP decomposer, LP decomposer, Vacuum Concentrator Upper, Vacuum Concetrator Lower, Final Concentrator, Final Separator, dan Prilling Tower. Kemudian Alat pendukung yaitu Heater, First ejector, second ejector, Ejector for FA-203, Ejector for EA-503, Ammonium Feed Pump, Carbamate Feed Pump, Urea Solution Pump, Urea Solution Sirculation Pump, Urea Solution Feed Pump, Molten Urea Pump, Water Pump for Prilling Tower, Carbamate Condenser I, Carbamet Condenser II, Urea Solution Heater, Surface Condenser for FA-203, Preheater for DA-501, Final Absolute Cooler, Scrubber, Washing Column, Urea Hydrolizer,Final Absorber, Urea Solution Tank, Flash separator, Process Condensate Tank. Untuk lebih jelasnya mengenai tata letak fasilitas produksi (mesin) pada produksi urea PT Petrokimia Gresik ditunjukkan pada Lampiran 9.

Menurut Wignjosoebroto (2003), tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan dicoba dengan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan bahan baku, penyimpanan bahan jadi (storage), personal pekerja dan sebagainya.

V.2 Jenis dan Tujuan Tata Letak Fasilitas Produksi

Pengaturan lay out di produksi urea PT Petrokimia Gresik didasarkan pada urutan proses produksi (Product Layout) yaitu pengaturan fasilitas pada mesin- mesin dan perlengkapan disusun berdasarkan garis aliran (flow line) proses produksi. Urutan Operasi yang diperlukan bagi produk yang dibuat sesuai urutan proses produksi dari bahan baku (raw material) sampai produk jadi.

Berdasarkan lampiran 9, maka dapat dikatakan bahwa tata letak fasilitas produksi yang terdapat di pabrik urea PT Petrokimia Gresik termasuk dalam tipe fixed layout product layout, karena pengaturan fasilitas/mesin produksi tersebut telah disusun pada suatu lokasi yang tetap dan tidak dapat dipindahkan, serta disesuaikan dengan urutan proses produksi, sehingga akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi

45

Page 45: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

proses produksi. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Wignosoebroto ( 2003 ), fixed layout adalah tipe tata letak fasilitas dimana semua komponen untuk proses produksi diletakkan pada lokasi yang tetap dan dalam satu kawasan yang dekat. Sedangkan product layout adalah tipe tata letak fasilitas dimana pengaturan fasilitas produksi disusun sesuai dengan urutan proses produksi.

Penggunaan tipe tata letak fasilitas fixed layout product layout akan berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi proses produksi. Semakin tepat penggunaan tipe tata letak fasilitas dengan proses produksi akan memberikan dampak pada efektifitas dan efisiensi proses produksi. Karena prusahaan tersebut menerapkan tipe tata letak fasilitas fixed layout product layout maka perusahaan dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam produksi.

Menurut Wignosoebroto ( 2003 ) Product Lay Out mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan :

a. Kelebihan :- Aliran Produksi material berlangsung lancar- Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif

singkat- Pengawasan proses produksi mudah dilaksanakan

b. Kekurangan : - Apabila mesin produksi hanya satu maka kerusakan

salah satu mesin akan dapat menghentikan aliran proses produksi secara total

- Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin baik dari segi jumlah maupun kegunaan mesinDalam aplikasinya, pabrik pembuatan pupuk urea di PT

Petrokimia Gresik ini menempatkan mesin dan peralatannya sesuai dengan luas area pabrik dan urutan prosesnya. Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dari segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi, aman, dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan performance. Tujuan tata letak fasilitas produksi urea PT Petrokimia Gresik berdasarkan aliran produksinya, yaitu :

Adanya aliran bahan baku yang tidak terputus-putus sehingga memperkecil jarak perpindahan bahan baku

46

Page 46: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Efisiensi terhadap waktu, tenaga, dan biaya. Mengoptimalkan luas yang ada Memudahkan pengawasan dalam proses operasi.

Perlunya susunan letak fasilitas produksi agar karyawan dapat bekerja dengan mudah dan baik dan memperlancar aliran proses produksi. Semua itu digunakan untuk mendapatkan efisiensi produksi dan efektifitas kerja yang semakin meningkat, sehingga produktivitas kerjanya akan terus meningkat. Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan suatu industri.

V.3 Pola Aliran BahanDalam pengaturan tata letak fasilitas, salah satu aspek

yang digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah pola aliran bahan selama proses. Pola aliran bahan merupakan pola aliran yang dipakai untuk pengaturan aliran bahan dalam proses produksi.Pola aliran bahan di produksi urea sudah menerapkan teori yang sesuai dengan teori bahan yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan terbatasnya luas ruang pabrik serta jumlah mesin dan alat yang digunakan. Produksi urea PT Petrokimia Gresik dibangun dengan memanfaatkan lahan minimum yang ada dalam area unit pabrik I (ammoniak, Urea, dan ZA). Penerapan pola aliran bahan pada produksi urea ini digolongkan dalam bentuk straight line karena pola aliran bahan dari setiap proses dilakukan berurutan. Proses produksi disusun berbelok-belok dan naik turun untuk meminimasi penggunaan ruang. Penggunaan pola aliran straight line oleh PT. Petrokimia disesuaikan dengan luas area produksi urea, berbagai macam alat produciont equipment yang digunakan serta ukuran mesin dan peralatan yang digunakan. Pertimbangan utama menggunakan aliran straight line adalah mempertimbangkan luas area produksi yang digunakan untuk proses produksi yang digunkan untuk proses produksi urea.

47

Page 47: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Gambar 3. Pola Aliran Bahan Straight Line PT Petrokimia Gresik

Aliran bahan disusun berurutan karena jarak perpindahan bahan relatif singkat dan jarak antar mesin yang pendek. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wignjosoebroto (2003) bahwa pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai bilamana produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponen – komponen atau beberapa macam production equipment. Pola aliran ini digunakan untuk memperoleh lintasan produksi yang singkat, relatif sederhana dan umum yang mencakup berbagai macam production equipment. Selain itu, pola aliran ini umum digunakan bilamana proses material handling dilaksanakan mekanis yaitu dengan menggunakan belt conveyor yang berguna mengalirkan urea pada unit bulk yang kemudian dilirkan ke unit bagging untuk dikemas. Dilihat dari pengamatan lapangan, pola aliran bahan terjadi hampir tidak ada delay mulai dari bahan baku (ammoniak dan CO2) masuk dari pipa ammoniak hingga menjadi produk (urea butriran).

V.4 Faktor Penyusun Tata Letak Fasilitas Produksi UreaDalam penyusunan tata letak yang baik, perlu diketahui

faktor-faktor yang harus dipertimbangkan PT Petrokimia Gresik mempertimbangkan beberapa faktor yang berpengaruh dalam penyusunan tata letak yang digunakan yaitu : Urutan dari proses produksi Kebutuhan ruangan peralatan dan mesin Maintenance Replacement Flexibilty Plan Climate

Bahan Baku utama dari pupuk urea CO2 (gas) dan Ammonia dimana keduanya berbentuk gas tidak memerlukan

48

Page 48: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

handling yang khusus karena perpindahan dari proses ke proses berikutnya menggunakan pipa. Urutan proses produksi dari awal hingga akhir disusun sedemikian mungkin sesuai urutan dalam menghasilkan produk. Kebutuhan ruangan untuk proses produksi harus disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki oleh pabrik sehingga penyusunan tata letak harus benar-benar memanfaatkan space yang ada. Penyusunan tata letak juga berdasarkan fleksibiltas penyusunan peralatan/mesin guna lebih mudah dalam hal perawatan maupun penggantian yang terbukti dengan adanya lahan disekitar area produksi untuk penggantian peralatan/mesin yang besar dan berat serta pemberian jarak antar stasiun untuk mempermudah kegiatan perawatan.

Faktor penyusunan tata letak di PT Petrokimia Gresik beberapa telah sesuai berdasarkan pertimbangan yang dikemukakan oleh Purnomo (2004). Untuk mendapatkan lokasi pabrik yang tepat, maka harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi pabrik. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun layout adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan2. Urutan produksinya3. Kebutuhan akan ruangan yang cukup luas4. Peralatan/mesin, apakan mesin-mesinnya berat, kalau

berat diperlukan luas lantai yang lebih kokoh.5. Maintenance dan replacement6. Adanya keseimbangan kapasitas (balance capacity)7. Minimum movement. Dengan gerak sedikit maka

biayanya akan lebih rendah8. Aliran dari bahan baku9. Employee area. Tempat kerja harus cukup luas sehingga

tidak mengganggu keselamatan dan kesehatan serta kelancaran produksi

10. Service area (WC, tempat ibadah) diatur dekat dengan tempat kerja

11. Waiting area. Tempat untuk menyimpan barang-barang sementara sambil menunggu proses selanjutnya

12. Plan climate. Udara pabrik harus diatur sesuai dengan keadaan produk dan pekerja.

49

Page 49: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

V.5 Operation Process Chart (OPC)Operation Process Chart atau peta proses operasi

merupakan diagram proses dan salah satu teknik yang paling berguna dalam produksi dan pengalisaan, yang artinya adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku meliputi proses operasi dan pemeriksaan. Pembuatan OPC ini merupakan tahap pertama dalam perencanaan pabrik. Dengan adanya peta proses operasi dapat dilihat apa saja yang dibutuhkan yakni dari bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan, proses proses pada masing-masing komponen mesin atau alat yang digunakan dalam operasi ,waktu yang dibutuhkan dalam proses, serta berat bahan yang dihasilkan.

Peta proses operasi digambarkan dengan bentuk lambang atau simbol yang telah dibakukan meliputi operasi, pemeriksaan, aktifitas gabungan, dan penyimpanan. Kegiatan operasi terjadi apabila benda atau bahan mengalami perubahan sifat, baik secara fisik maupun kimia. Kegiatan pemeriksaan dilakukan terhadap suatu objek agar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Aktivitas gabungan adalah pelaksanaan proses operasi dan pemeriksaan secara bersamaan. Sedangkan penyimpanan yaitu melakukan kegiatan menyimpan benda dalam waktu yang cukup lama. Untuk lebih jelasnya Operation Process Chart dapat dilihat pada Lampiran 10.

Menurut Wignjosoebroto (2003), Beberapa kegunaan sserta keuntungan dari peta proses operasi yakni menunjukan urutan pabrikasi dan perakitan tiap-tiap komponen, susunan lintasan produksi, urutan proses produksi dan peta rakitan sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap.

Berdasarkan Operation Process Chart pada produksi urea PT Petrokimia Gresik jumlah aktivitas operasi pada pembuatan urea dalam 1 kali proses yaitu sebanyak 1 aktivitas dengan waktu 15 menit, inspeksi dan operasi 4 aktivitas dengan waktu 77 menit, dan satu aktivitas penyimpanan dengan waktu 30 menit. Jumlah total aktivitas adalah 6 dengan waktu 122 menit. Tata letak proses produksi di PT Petrokimia sudah sesuai dengan peta proses operasi peroduksi urea. Penyusunan mesin

50

Page 50: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

dan peralatan yang digunakan berdasarkan urutan proses produksi yang digambarkan pada peta proses operasi.

V.6 Activity Relation Chart (ARC)ARC merupakan peta yang menggambarkan hubungan

kedekatan berdasarkan tingkat kepentingan antar kegiatan. PT Petrokimia memiliki beberapa fasilitas yang beberapa diantaranya memiliki hubungan kedekatan yang berbeda-beda. Keterkaitan antar kegiatan dapat dilihat pada peta Activity Relation Chart (ARC) pada Lampiran 11.

Sesuai yang dijelaskan oleh Purnomo (2004) bahwa peta hubungan fasilitas ini merupakan metode yang sederhana dengan menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya. Tata letak fasilitas produksi yang diterapkan di PT Petrokimia secara keseluruhan sudah cukup baik dalam menunjang kelancaran proses produksi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan: Material Handling Equipment (Peralatan Penanganan

Bahan)Penggunaan conveyor untuk pemindahan bahan

berbentuk gas dan pipa untuk bahan berbentuk cairan yang disesuaikan dengan kapasitas bahan yang akan dipindah. Konfigurasi bangunan yang digunakan dalam proses produksi dibuat lebih tinggi di beberapa titik untuk mempermudah dalam perpindahan material dengan pemanfaatan gaya gravitasi. Hal ini dimaksudkan agar bahan baku dapat mengalir dengan sendirinya ke proses pengolahan selanjutnya tanpa harus menggunakan peralatan penolong untuk mengalirkannya. Penggunaan gaya gravitasi dalam penanganan material selama proses dimaksudkan untuk meminimalisasi biaya pemindahan material. Capacity and Space requirement (Kapasitas dan

persyaratan luas ruang) Kapasitas produksi sudah mendekati target yang telah

ditetapkan. Produktivitas pekerja mencapai rate 100% dari target kapasitas produksi 104 %. Area produksi yang digunakan 0,6 Ha telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga memperlancar proses produksi dan kendala yang mengakibatkan proses produksi terhambat dapat dihilangkan.

51

Page 51: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

Terbukti tidak adanya backtracking (aliran balik) maupun bottleneck (penyumbatan aliran bahan karena tidak seimbangnya kemampuan mesin) pada area produksi. Environtment and aesthetics (Lingkungan hidup dan

estetika)Lingkungan area produksi mendukung kelancaran

proses produksi dikarenakan keputusan penggunaan bangunan yang terbuka untuk sirkulasi uap panas selama proses produksi dan mengurangi kebisingan sehingga memberikan kenyamanan bagi pekerja. Proses pengolahan urea identik dengan penggunaan uap panas untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan sehingga membutuhkan penanganan terhadap sirkulasi udara. Penggunaan ruangan untuk area produksi harus memperhatikan tingkat kebisingan dari penggunaan peralatan dan mesin. Flow of Information (Aliran informasi)

Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan yang harus difasilitasi oleh tata letak. Bangunan pabrik pada pengolahan teh hitam di PT Petrokimia Gresik tidak menggunakan sekat-sekat atau pemisah antar mesin dan peralatan karena aliran informasi proses produksi saling terhubung. Aliran informasi juga sudah cukup baik.

52

Page 52: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

53

Page 53: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

VI. PENUTUP

VI.1 KesimpulanPT. Petrokimia berada di wilayah Gresik, Jawa Timur

berkontribusi yang cukup besar pada kegiatan penyediaan pupuk nasional. PT Petrokimia Gresik ini memiliki pekerja langsung dan tidak langsung, kemudian untuk pekerja langsung ini dibagi lagi diantaranya, karyawan tetap, kontrak dan harian. Bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh PT Petrokimia memiliki struktur organisasi garis. Semua perlakuan atau penanganan bahan pada proses produksi harus dilakukan sesuai prosedur yang distandartkan oleh PT Petrokimia Gresik agar hasil produknya berkualitas. Selain itu, standart penanganan bahan ini diterapkan agar pekerja bekerja dengan baik dan benar serta tidak ada kecelakaan kerja. Untuk perlakuan mesin ke bahan pun harus dijaga kebersihan dan standart pekerjaannya agar dihasilkan produk yang berkualitas.PT Petrokimia memasarkan produknya untuk wilayah dosmetik dengan cara dipasarkan pada distributor. Sistem sanitasi yang diterapkan meliputi sanitasi pekerja, sanitasi mesin dan peralatan, sanitasi produk pupuk(Urea) Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dilakukan dengan cara Waste Water Treatment.Tata letak fasilitas produksi yang diterapkan di PT Petrokimia Gresik secara keseluruhan sudah cukup baik dalam menunjang kelancaran proses produksi. Tipe tata letak fasilitas produksi Urea PT Petrokimia Gresik digolongkan dalam tipe fixed layout product karena pengaturan fasilitas/mesin produksi tersebut telah disusun pada suatu lokasi yang tetap dan tidak dapat dipindahkan, serta disesuaikan dengan urutan proses produksi, sehingga akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi.

PT Petrokimia Gresik mempertimbangkan beberapa faktor yang berpengaruh dalam penyusunan tata letak yang digunakan yaitu dari segi produk yang dihasilkan, urutan proses produksi, plant climate, kebutuhan ruangan, peralatan/mesin, flexibility, maintenance dan replacement, area kerja serta service area. Pola aliran bahan yang digunakan Petrokimia Gresik dapat digolongkan dalam bentuk aliran bahan straight line (garis lurus). Penyusunan fasilitas produksi yang diterapkan

54

Page 54: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

sudah sesuai berdasarkan urutan proses produksi yang digambarkan pada peta proses operasi dan derajat kedekatan yang ditunjukkan pada peta hubungan aktivitas (ARC).

V.2 SaranSaran yang dapat diberikan sesuai kondisi lapangan

Petrokimia Gresik adalah untuk lebih memperhatikan kebersihan peralatan dan area produksi saat bekerja serta perawatan secara intensif pada mesin-mesin yang umurnya relatif lama. Selain itu, diperlukan penambahan peralatan material handling yang menghubungkan antar stasiun kerja.

55

Page 55: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, A. 2002. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi Baku Dua Edisi Empat. BPFE. Yogyakarta

Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Handoko, 2005. Manajemen Operasi dan Produksi. Bumi Aksara. Jakarta

Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta.

Kristanto, G. 2002. Pendayagunaan Industri Managemen. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Kusuma, Hendra. 2004. Manajemen Produksi. ANDI. Yogyakarta

Nasution, H. A. 2006. Manajemen Industri. Andi Offset, Yogyakarta.

Prasetya, H. dan F. Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Media Pressindo. Yogyakarta.

Rosmarkam, Afandhie & Widya, Nasih. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah

Sondang, P. 2003. Manajemen Produksi. Bumi Aksara. Jakarta

Umar, H. 2003. Business An Introduction. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wibowo, S. 2007. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil: Edisi Revisi. Penebar Swadaya.Jakarta. Hal: 39

Wignjosoebroto, S. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Guna Widya. Surabaya.

56

Page 56: 6 ) Bab i, II, III, IV, V, Vi, Dapus

57